MUHAMMAD SHOHAIRI
B1D 016 182
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
MANAJEMEN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK SAPI DI SENTRAL
PETERNAKAN RAKYAT WANASBA LOMBOK TIMUR
MUHAMMAD SHOHAIRI
B1D016182
MENGETAHUI : MENYETUJUI :
Ketua, Pembimbing,
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-NYA kepada penulis sehingga pelaksanaan dan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Lapang yang berjudul “ Manajemen pengolahan Limbah Ternak
Sapi Di Sentral Peternakan Rakyat (SPR) Ridho Ilahi, Wanasaba, Lombok Timur”
dapat terselesaikan.
1. Dr. Ir. Maskur, M.Si selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
2. Dr. Ir. M. Ashari, M.Si selaku Ketua Program Studi Fakultas Peternakan
Universitas Mataram.
3. Ir. Harjono M.Si selaku ketua Labolatorium hijauan makanan ternak.
4. Ir. Mastur MSi selaku dosen pembimbing.
5. Bapak Tarmizi S.Pt selaku manajer di Sentral Peternakan Rakyat (SPR).
6. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan doa dalam segala aktivitas
yang dilakukan.
7. Rekan-rekan PKL dari SMK PP Mataram, terima kasih atas kerja sama selama
kegiatan PKL berlangsung.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang nantinya dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan penyempurnaan dari Laporan
Praktik Kerja Lapang ini. Semoga laporan ini berguna, bermanfaat bagi
pembaca dan berbagai pihak yang membutuhkan.
Penulis,
DAFTAR ISI
iii
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................3
1.2 Tujuan dan Kegunaan pkl.........................................................................3
BAB II KEGIATAN PKL.....................................................................................4
2.1 Gambaran Umum.....................................................................................4
2.2 Hasil Kegiatan PKL..................................................................................7
2.3 Manfaat Kegiatan PKL.............................................................................21
BAB III PERMASALAHAN DAN SOLUSI.......................................................22
3.1 Permasalahan............................................................................................22
3.2 Solusi........................................................................................................22
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN....................................................................23
4.1 Simpulan...................................................................................................23
4.2 Saran.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
Halaman
Gambar 1. SPR Ridho Ilahi...................................................................................4
Gambar 2. Denah SPR Ridho Ilahi........................................................................4
Gambar 3. Peta lokasi SPR Ridho Ilahi.................................................................5
Gambar 4. proses pengumpulan kotoran ternak sapi.............................................8
Gambar 5. Proses pembalikan kompos.................................................................11
Gambar 6. proses pengayaan pupuk kompos........................................................12
Gambar 7. Proses pengemasan pupuk kompos.....................................................13
Gambar 8. Penggunaan biogas untuk memasak....................................................14
Gambar 9. Pengumpulan feses..............................................................................15
Gambar 10. Memasukkan feses ke inlet................................................................16
Gambar 11. Proses pengadukan............................................................................16
Gambar 12. Kran biodigester................................................................................17
Gambar 13. Pemanfaat slurry................................................................................18
Gambar 14. Proses pembuatan silase jerami jagung.............................................21
Gambar 15. Prose pembuatan amoniasi jerami padi.............................................21
DAFTAR TABEL
v
Halaman
Tabel 1. Bahan-bahan kompos..............................................................................7
Tabel 2. Pengamatan tekstur kompos....................................................................11
Tabel 3. Komposisi biogas....................................................................................13
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Limbah ternak memiliki dua potensi yang bertolak belakang, yaitu potensi
yang merugikan dan potensi yang menguntungkan bagi manusia dan
lingkungan. Potensi yang menguntungkan dari limbah ternak adalah dapat
memberi manfaat bagi masyarakat, peternak maupun lingkungan jika dikelola
dengan baik, yaitu menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan
limbah, mengurangi volume limbah dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dari pada bahan asalnya, mengurangi polusi udara dan meningkatkan
kesuburan tanah. Limbah ternak khususnya sapi potong mengandung bahan
organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses
penguraian (dekomposisi) dan dampak penggunaan pupuk hasil olahan
limbah ternak dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak secara baik dapat mewujudkan
suatu konsep peternakan yang ramah lingkungan.
1
Peternakan seperti feses, urin beserta sisa pakan ternak sapi akan selalu
ada dalam suatu lokasi peternakan. Seekor ternak sapi akan menghasilkan
limbah feses sebanyak 6 kg/hari/ekor. Jika dalam suatu peternakan terdapat
10 ekor sapi, maka ini akan menghasilkan 60 kg feses yang dapat mecemari
lingkungan. Namun sebenarnya, limbah peternakan seperti feses, urin beserta
sisa pakan ternak sapi merupakan salah satu sumber bahan yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas dan pupuk kompos.
Masyarakat pedesaan terutama para peternak sapi telah menggunakan
teknologi biogas sebagai pemenuhan kebutuhan bahan bakar sehari-hari.
Pengguna biogas hanya peternak sapi karena mereka mudah untuk
mendapatkan sumber atau bahan pembuat biogas. Model tabung pembuat
biogas sangat besar dan terpasang pada instalasi pembuatan biogas di dekat
sumber bahan baku utamanya (kandang hewan ternak). Bentuk tabung
digester memerlukan tempat yang luas, sehingga tidak dapat dipindahkan
karena ukurannya besar dan berat. Selain itu model tabung digester yang ada
saat ini tidak cukup efektif karena jika kotoran sapi yang sudah di degradasi
oleh bakteri sudah penuh maka dilakukan pengurasan digester. Oleh karena itu
diperlukan model digester khusus untuk mengolah kotoran sapi secara
kontinyu.
Pada prinsipnya, pembuatan Biogas sangat sederhana, hanya dengan
memasukkan substrat (kotoran ternak) ke dalam digester yang anaerob. Dalam
waktu tertentu Biogas akan terbentuk yang selanjutnya dapat digunakan
sebagai sumber energi, misalnya untuk kompor gas atau penerangan.
Penggunaan biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian
dengan mendaur ulang kotoran ternak untuk memproduksi Biogas dan
diperoleh hasil samping (by-product) berupa pupuk organik.
Sebagaimana kita ketahui, Gas metan termasuk gas rumah kaca
(greenhouse gas), bersama dengan gas CO2 memberikan efek rumah kaca
yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas
metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian
masalah global.
2
Potensi kotoran sapi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan Biogas
sebenarnya cukup besar, namun belum semua peternak memanfaatkannya.
Bahkan selama ini telah menimbulkan masalah pencemaran dan kesehatan
lingkungan. Umumnya para peternak membuang kotoran sapi tersebut ke
sungai atau langsung menjualnya ke pengepul dengan harga sangat murah.
Padahal dari kotoran sapi saja dapat diperoleh produk-produk sampingan (by-
product) yang cukup banyak. Sebagai contoh pupuk organik cair yang
diperoleh dari urine mengandung auksin cukup tinggi sehingga baik untuk
pupuk sumber zat tumbuh.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat ketertarikan dalam melakukan
praktik kerja lapang tentang manajemen pengolahan limbah ternak sapi di
sentral peternakan rakyat (SPR) Ridho Ilahi, Wanasaba, Lombok Timur.
3
BAB II
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
4
dan beriri jarak. Jumlah anggota sentra peternakan rakyat (SPR) adalah 612
orang dengan total jumlah ternak sebanyak 1705 ekor.
5
Adapun struktur organisasi yang ada di kelompok ternak Ridho Ilahi
sebagai berikut :
ANGGOTA
6
a. Berdirinya perusahaan kolektif peternakan berbadan hokum milik
peternak yang dikelola secara professional.
b. Sebagai pusat pengembangan sapi potong berbasis IPTEK di nusa
tenggara barat.
c. Peningkatan penghasilan peternak.
Bahan-bahan Jumlah
Sapi/Feses sapi 10 ton
Dekomposer 10 Liter
Air Secukupnya
7
Kotoran sapi memilki peranan yang sangat besar sebagai nutrisi
yang lengkap, sekam berfungsi sebagai makanan dari
mikroorganisme dalam pembuatan kompos. Sementara air beperan
dalam mempercepat proses pematangan pupuk dengan kelembaban
yang cukup. Aktivator pada proses pengomposan yang digunakan
ialah dekomposer dari LIPI. Dekomposer fungsinya untuk
mempercepat proses penguraian senyawa-senyawa organik dan
mempercepat pematangan kompos.
b. Proses pengomposan
Setelah cukup, feses dibawa ke tempat pembuatan kompos.
Proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-
mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Proses pengomposan merupakan proses biodegradasi bahan organik
menjadi kompos dimana proses dekomposisi atau penguraian
dilakukan oleh bakteri, yeast dan jamur. Sehingga akan
mempercepat proses dekomposisi bahan-bahan limbah organik
menjadi pupuk organik yang siap dimanfaatkan oleh tanaman
dilakukan proses penguraian secara artifisial. Kotoran ternak sapi
dapat dijadikan bahan utama pembuatan kompos karena memiliki
kandungan nitrogen, potassium dan materi serat yang tinggi
(Kaharudin, 2008).
8
Pengomposan di kelompok SPR Ridho Ilahi menggunakan proses
aerobik dimana proses aerobik menurut Isroi, 2008 adalah proses
pengomposan menggunakan mikroba yang membutuhkan oksigen
dalam proses dekomposisi bahan organik (Isroi, 2008).
Mikroorganisme merupakan faktor terpenting dalam proses
pembuatan kompos anaerob maupun aerob karena mikroorganisme
ini yang merombak bahan organik menjadi kompos (Yuniwati,
2012).
Proses pengomposan ini membutuhkan waktu 21 hari dengan 3
kali pembalikan menggunakan alat seperti cangkul dan sekop.
Pembalikan kompos yang bertujuan untuk menambah suplai oksigen
dan meningkatkan homogenitas bahan. Pencampuran bahan kompos
menggunakan alat berat seperti yang ada di gambar nomor 5, dengan
memakai alat tersebut pencampuran kompos jadi lebih mudah dan
efisien. Dimana dahulu kelompok Ridho Ilahi masih menggunakan
alat sederhana seperti cangkul, sekop, untuk pembalikan dan kurang
efisien. Waktu yang digunakan lebih lama, tenaga yang digunakan
banyak terkuras, sementara dengan memakai alat berat untuk
pencampuran bahan kompos dapat memudahkan peternak.
9
matang membutuhkan waktu hampir sebulan. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Isroi, 2008) yang menyatakan lama waktu pengomposan
tergantung pada karakteristik bahan yang dikomposakan, metode
pengomposan yang dipergunakan dan dengan atau tanpa
penambahan aktivator pengomposan. Secara alami pengomposan
akan berlangsung dalam waktu beberapa minggu sampai 1 tahun
hingga kompos benar-benar matang. Hasil pengukuran tekstur dan
warna selama 21 hari dapat dilihat di Tabel 2.
10
Tabel 2. Pengamatan tekstur dan warna pada proses pengomposan
11
c. Pengayakan
d. Pengemasan
Setelah pupuk diayak dan struktur kompos menjadi lembut,
kemudian kompos dikemas di dalam karung berisi 50 kg dan siap di
jual ke konsumen. Selain dijual keluar, kompos juga di gunakan
untuk pertanian milik anggota kelompok ternak di SPR sendiri.
12
(Gambar 7. Proses pengemasan pupuk kompos)
2) Biogas
Biogas adalah gas yang dapat dihasilkan dari fermentasi feces
(kotoran) ternak, misalnya sapi, kerbau, babi, kambing, ayam dan lain-
lain dalam suatu ruangan yang disebut digester. Komponen utama
biogas adalah gas methan, disamping gas-gas lain.
spesifikasi keterangan
Biogas adalah gas yang dapat dibakar atau sumber energi yang
merupakan campuran berbagai gas, dengan gas methana dan gas
karbon dioksida merupakan campuran yang dominan (Simamora,
2006).
Biogas berasal dari kata bios yang artinya hidup, sedangkan gas
adalah sesuatu yang keluar dari tungku atau dari perapian atau lubang
yang dihasilkan oleh makhluk hidup melalui proses tertentu. Proses
yang dimaksud adalah proses fermentasi bahan-bahan organik oleh
bakteri anaerob atau bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara.
Biogas mempunyai sifat mudah terbakar, sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah atau LPG
untuk memasak dan untuk penerangan.
13
Biogas di sentral peternakan rakyat (SPR), menggunakan jenis
Digester permanen yang terbuat dari bahan seperti batu bata dan
semen. Kelebihan digester permanen ini adalah bahan tahan lama
(bisa lebih dari 20 tahun, kokoh, kuat, tahan cuaca, mudah
dioperasikan, perawatan mudah dibandingkan tipe lainnya dan lebih
efisien. Namun kekurangannya adalah tidak dapat dipindah-
pindahkan, pembangunannya harus teliti (tidak boleh ada lubang
sebesar satu jarum pun), biaya kontruksi mahal. Ukuran digesternya
yaitu berdiameter 2 meter dan panjang 2 meter. Penyaluran gas
melalui pipa berukuran 2 inch. Jarak instalasi biogas dengan dapur
yaitu 20 meter.
14
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pembuatan Biogas di SPR Ridho
Ilahi adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Feses
Pengumpulan feses dari dalam kandang dilakukan pada pagi dan
sore hari. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan alat seperti
ember, skop dan cangkul yang telah tersedia dikandang. Cara untuk
menggumpulkan feses yaitu dengan menggaruk feses yang tercecer
pada semua sisi kandang dan menyatukan pada satu tempat pada
bagian samping kandang dan memasukkan feses ke saluran biogas.
15
(Gambar 10. Inlet tempat pengadukan feses)
3. Pengadukan
Pengadukan campuran dari feses sapi dengan air dilakukan
setiap hari dalam bak digester. Hal ini dimaksudkan agar
pembentukan gas tidak menurun akibat terbentuknya kerak di
permukaan cairan.
4. Penampungan Gas
16
kemudian dapat dimanfaatkan menjadi biogas untuk keperluan
memasak.
17
B. Hasil kegiatan penunjang
1. Pemberian pakan
Jenis makanan ternak yang diberikan di SPR ridho ilahi terdiri atas :
a) Complet feed
Complet feed adalah pakan lengkap yang mempunyai
kandungan nutrisi yang terpenuhi untuk ternak. Complet feed
menutupi kekurangan zat-zat makanan yang terdapat dalam hijauan.
Jenis makanan ini diberikan ke ternak dalam bentuk tepung dan
merupakan langsung di produksi oleh SPR Ridho Ilahi.
b) Hijauan
Pakan hijauan adalah semua bahan pakan yang berasal dari
tanaman dalam bentuk daun-daunan. Pakan yang termasuk
kelompok hijauan ini adalah bangsa rumput (Graminae), leguminosa
dan sebagainya (AAK,1985).
Hijauan yang diberikan di kelompok ternak Ridho Ilahi terdiri
atas rumput gajah, legume dan jerami jagung.
2. Pembuatan pakan Complet feed
Secara umum complete feed adalah suatu teknologi formulasi pakan
yang mencampur semua bahan pakan yang terdiri dari hijauan (limbah
pertanian) dan konsentrat yang dicampur menjadi satu tanpa atau hanya
dengan sedikit tambahan rumput segar. Pakan komplit adalah ransum
berimbang yang telah lengkap untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
ternak, baik untuk pertumbuhan, perawatan jaringan maupun produksi
(Pamuji, 2012).
Pembuatan pakan complet feed di kelompok ternak Ridho Ilahi
yaitu dengan bahan yang mudah,murah dan memiliki nilai nutrisi
tinggi. Bahan Pakan complet feed terdiri dari tepung lamtoro, tepung
turi, dedak, premix dan garam. Pembuatannya dengan cara
mencampurkan seluruh bahan secara homogen, setelah itu dikemas
kedalam karung dan disimpan ditempat penyimpanan pakan yang ada di
SPR Ridho Ilahi.
18
3. Pembuatan pakan Silase jerami jagung
19
(Gambar 14. Proses pembuatan pakan silase jerami jagung)
20
Adapun manfaat kegiatan PKL yang telah dilaksanakan di SPR Ridho Ilahi
yaitu :
Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan wawasan mengenai usaha
peternakan.
Memaksimalkan potensi mahasiswa.
Peternak di SPR Ridho Ilahi dapat menerapkan materi sistem beternak
yang telah di berikan oleh mahasiswa PKL.
Membina hubungan baik antara kampus dengan peternak yang ada di
SPR Ridho Ilahi.
BAB III
4.1 Permasalahan
4.2 Pemecahan
21
a. Biogas yang di miliki belum sepenuhnya dimaksimalkan penggunaanya,
seperti untuk penerangan di kandang, gudang, dan kantor. Dengan
pemberian pengetahuan ke peternak tentang penggunaan biogas sebagai
penerangan dapat menghemat biaya energi listrik yang digunakan saat ini.
b. Solusi yang dapat digunakan sebagai strategi pemasaran produk pupuk
organik di SPR Ridho Ilahi ialah dengan cara mempromosikan produk
olahan pupuk organik dari SPR Ridho Ilahi, tujuan dari promosi adalah
untuk memperkenalkan barang hasil produksi, dengan tujuan konsumen
dapat membeli hasil produksinya. Sesuai dengan pendapat
(Hermawan,2012) Promosi penjualan merupakan aktivitas pemasaran
yang mengusulkan nilai tambah dari suatu produk dalam jangka waktu
tertentu guna mendorong pembelian konsumen, efektivitas penjualan, atau
mendorong upaya yang dilakukan oleh tenaga penjual.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
22
c. Permasalahan utama dari peternak di SPR Ridho Ilahi ialah sulitnya
pemasaran pada pupuk organik.
d. Kegiatan penunjang lainnya yaitu pemberian pakan, pembuatan pakan
complet feed, pembuatan pakan silase jerami jagung dan pembuatan
pakan amoniasi jerami padi.
5.2 Saran
Adapaun saran yang dapat disampaikan dari hasil kegiatan PKL yaitu
dalam melakukan setiap aktivitas kerja hendaknya mahasiswa PKL lebih
memperhatikan prosedur kerja yang ada dan melaksanakan kegiatan dengan
penuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1986. Hijauan Makanan Ternak potong Kerja dan perah Cetakan ke -2.
Yogyakarta : Penerbit kanisius.
Http://kuduskab.go.id/p/79/biogas?
fbclid=IwAR1wxZBznl_4te71tliJF5sJajM2VHGrj331yHn_CvnlOFXetQx
Ppiutvqw.
23
Isroi, 2008. Kompos. Bogor: Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan
Indonesia.
24