Anda di halaman 1dari 14

PUPUK KOMPOS

(Laporan Praktikum Bioteknologi)

Dosen Pengampu:

Nurhaida Widiani, M.Biotech

Disusun Oleh:

Nia Dwi Utami (2011060110)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini.
Shalawat dan salam tidak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kita semua jalan kebenaran sehingga nantinya kita dapat dikumpulkan bersama
dengan golongan orang-orang yang beruntung.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata
sempurna, karena itu saya mengharapkan saran yang baik dari dosen maupun teman sekalian,
agar nantinya laporan praktikum ini bisa menjadi lebih baik lagi.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada yang
terhormat ibu Nurhaida Widiani, M. Biotech selaku dosen Mata Kuliah Bioteknologi yang
telah memberikan kepercayaan dengan memberikan tugas ini kepada saya, sehingga dapat
menambah wawasan kepada saya sebagai penulis laporan ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 5 Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum ...................................................................................................... 1

BAB II DASAR TEORI


2.1 Kompos ..................................................................................................................... 2
2.2 EM4 (Effective Microorganism-4)............................................................................. 2
2.3 Manfaat Kompos ....................................................................................................... 3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................................... 4
3.3 Cara Pembuatan ....................................................................................................... 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum ......................................................................................................... 6
4.2 Pembahasan .............................................................................................................. 6
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 9
5.2 Saran ......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena kurangnya


pengertian masyarakat terhadap akibat-akibat yang dapat ditimbulkan oleh sampah dan
kurangnya biaya untuk mengusahakan pembuangan sampah yang baik dan memenuhi
syarat. Factor lain yang menyebabkan permasalahan sampah di Indonesia semakin rumit
adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat yang tidak disertai dengan keelarasan
pengetahuan tentang persampahan dan juga partisipasi masyarakat yang kurang untuk
memelihara kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
Sampah organik seperti dedaunan yang berasal dari taman, jerami, rerumputan, dan
sisa-sisa sayur, buah, yang berasal dari aktivitas rumah tangga dan pasar (sampah domestik)
memang sering menimbulkan berbagai masalah. Baik itu masalah keindahan dan
kenyamanan maupun masalah kesehatan manusia, baik dalam lingkup individu, keluarga,
maupun masyarakat.Masalah-masalah seperti timbulnya bau tak sedap maupun berbagai
penyakit tentu membawa kerugian bagi manusia maupun lingkungan disekitarnya, baik
meteri maupun psikis. Melihat fakta tersebut, tentu perlu adanya suatu tindakan guna
meminimalkan dampak negatif yang timbul dan berupaya meningkatkan
semaksimalmungkin dampak positifnya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalkan dampak negatif yang
ditimbulkan sampah organik domestik adalah mengolah sampah tersebut menjadi kompos
secara konvensional dengan penambahan organik agen (serbuk gergaji) dan bakteri yang
berfungsi mendegradasi sampah-sampah organik dan manambah unsur hara dalam
kompos sehingga menghasilkan produk yang bernilai lebih, baik dari segi nilai ekonomi
yaitu memiliki suplemen bagi tanaman.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah:

Mahasiswa memahami proses fermentasi atau dekomposisi bahan organik dalam


pembuatan pupuk kompos.

1
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Kompos
Kompos merupakan dekomposisi bahan-bahan organic atau proses perombakan
senyawa yang kompleks menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan
mikroorganisme. Kompos adalah salah satu penutup tanah dan akar serta korektor tanah
alami yang terbaik. Kompos berfungsi dalam perbaikan struktur tanah, tekstur tanah, aerasi
dan peningkatan daya resap tanah terhadap air. Kompos dapat mengurangi kepadatan tanah
lempung dan membantu tanah berpasir untuk menahan air, selain itu kompos dapat
berfungsi sbagai stimulan untuk meningkatkan kesehatan akar tanaman. 1

Pupuk organik padat berupa pupuk kompos adalah bahan-bahan organik yang telah
mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme yang bekerja
didalamnya.Bahan-bahan organik tersebut seperti dedaunan, kotoran hewan, jerami padi,
dan lain-lain. Penggunaan kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan
manfaat yaitu menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah,
memperbaiki struktur dan tekstur tanah, dapat meningkatkan daya ikat tanah terhadap air,
memudahkan pertumbuhan akar tanamam, menyimpan air tanah lebih lama, mencegah
lapisan kering pada tanah dan mencegah beberapa penyakit akar, menghemat pemakaian
pupuk kimia atau pupuk buatan, bersifat multiguna karena bisa dimanfaatkan untuk bahan
dasar pupuk organik yang diperkaya dengan mineral, inokulum bakteri pengikat nitrogen2

2.2 EM4 (Effective Microorganism-4)

Perkembangan probiotik di Indonesia belum pesat, namun sudah mulai


dikembangkan dan salah satu probiotik yang telah mampu diproduksi dalam negeri berupa
media kultur berbentuk cairan yang dapat disimpan lama adalah EM4 (Effective
Microorganisms-4). EM4 mengandung 90% bakteri Lactobacillus sp. (bakteri penghasil
asam laktat) pelarut fosfat, bakteri fotosintetik, Streptomyces sp, jamur pengurai selulosa

1
Yuyun Bahtiar and others, ‘Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Sayuran Pada Kelompok Wanita Tani
Seroja Di Desa Bedahlawak Tembelang Jombang’, LOYALITAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5.1
(2022), 13–21.
2
Dewi Jumiarni, Rendi Zulni Eka Putri, and Nike Anggraini, ‘Penerapan Teknologi Kompos Takakura Bagi
Masyarakat Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang Bengkulu Tengah Sebagai Upaya Pemberdayaan
Masyarakat Sadar Lingkungan’, Dharma Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 18.1
(2020), 63–70 <https://doi.org/10.33369/dr.v18i1.11065>.

2
dan ragi. EM4 merupakan suatu tambahan untuk mengoptimalkan pemanfaatan zat-zat
makanan karena bakteri yang terdapat dalam EM4 dapat mencerna selulose, pati, gula,
protein, lemak3

2.3 Manfaat kompos

Kompos ibarat multi-vitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan


kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktifitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktifitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktifitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga
cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia,
misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Pada dasarnya kompos dapat meningkatkan kesuburan kimia dan fisik tanah yang
selanjutnya akan meningkatkan produksi tanaman. Pada tanaman hortikultura (buah-buahan,
tanaman hias, dan sayuran) atau tanaman yang sifatnya perishable ini hampir tidak mungkin
ditanam tanpa kompos. Demikian juga di bidang perkebunan, penggunaan kompos terbukti
dapat meningkatkan produksi tanaman. Di bidang kehutanan, tanaman akan tumbuh lebih baik
dengan kompos. Sementara itu, pada perikanan, umur pemeliharaan ikan berkurang dan pada
tambak, umur pemeliharaan 7 bulan menjadi 5-6 bulan.

Keunggulan kompos adalah kandungan unsur hara makro maupun mikronya yang
lengkap. Unsur hara makro yang terkandung dalam kompos antara lain N, P, K, Ca, Mg, dan
S, sedangkan kandungan unsur mikronya antara lain Fe, Mn, Zn, CI, Cu, Mo, Na dan B.4

3
Farida, Ali, Devi Putri, Utami, and Nur Aida Komala, ‘Pengaruh Penambahan EM4 Dan Larutan Gula Pada
Pupuk Kompos Dari Limbah Industri Crumb Rubber’, Jurnal Teknik Kimia, 24.2 (2018), 47–55
<http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JTK/article/view/191/148>.
4
Adi Budi Yulianto and others, ‘Buku Pedoman Pengolahan Sampah Terpadu : Konversi Sampah Pasar Menjadi
Kompos Berkualitas Tinggi’, Pengolahan Sampah Terpadu, 2009, 1–64.

3
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Limbah organik 1 kg
2. Dedak 50 gram
3. Gula pasir 2 gram dalam 10 ml air
4. Sekam/serbuk gergaji 100 – 200 gram
5. Cairan EM4
6. Air bersih secukupnya

3.2 Cara kerja


Adapun cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:

1. Campurkan dan aduk secara merata bahan-bahan sampah/limbah, dedak dan arang
sekam
2. Larutkan EM4 dan gula ke dalam ember berisi air yang telah disediakan dan aduk
secara merata
3. Siramkan larutan EM 4 sambil diaduk-aduk hingga campuran bahan organik basah
secara merata (bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan
dilepas adonan akan mekar/kadar air ± 30%)
4. Adonan tadi kita gundukan di atas lantai(kering)kemudian tutup dengan karung goni
atau karung beras selama 3-5 hari
5. Pada hari kedua dan ketiga kompos biasanya mengeluarkan panas yang cukup tinggi
lagi,sehingga setiap harinya harus dibolak balik dan.dibiarkan sampai 10 menit sampai
panasnya berkurang,kemudian gundukan ditutup kembali sperti semula
6. Pada hari ke-4 kompos telah matang, sehingga panas tidak tinggi lagi. Apabila dibuka
nampak ditumbuhi jamur berwarna putih dan bila dipegang terasa hangat. Kompos ini
sudah bisa digunakan tetapi belum hancur sehingga bentuk dan ukuran masih seperti
bahan baku. Untuk menjadikan kompos halus harus menunggu selama 21 hari. Selama
Proses penghancuran gundukan kompos diaduk setiap satu minggu sekali

4
7. Amati kualitas fisik dan kimia kompos yang terbentuk meliputi; tekstur, warna, pH, dan
suhu.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum yang telah dilakukan sebagai berikut:

No. Waktu Aroma Warna Tekstur


1. 19 Februari 2023 Segar Berwarna coklat Banyak
muda terdapat
potongan-
potongan
sayuran dan
kulit buah yang
masih utuh

2. 17 Maret 2023 Berbau yang Coklat tua Masih terlihat


ccukup menyengat serbuk gergaji
yang belum
hancur

3. 25 Mei 2023 Tidak berbau Hitam Seperti tanah

4.2 Pembahasan

Pembuatan pupuk kompos dilakukan pada tanggal 19 Februari 2023, pada awal
pengomposan, warna kompos masih berwarna coklat muda dengan adanya sayuran asli
dengan bau sayuran segar dan teksturnya masih utuh. Selama proses pengomposan,
terjadi perubahan terhadap sifat fisik kompos yaitu warna kompos berubah menjadi
kecoklatan dengan bau menyengat dan tekstur mulai hancur. Kemudian setelah kurang

6
lebih 3 bulan kompos menunjukan ciri-ciri kematangan secara fisik, yaitu kompos
berwarna hitam dengan bau dan tekstur seperti tanah.

Effective Microorganism 4 (EM4) merupakan bahan yang mengandung


beberapa mikroorganisme yang sangat bermanfaat dalam proses pengomposan.
Mikroorganisme yang terdapat dalam EM4 terdiri dari beberapa mikroba, seperti
mikroba lignolitik, selulolitik, proteulitik, nitrogen fiksasi non siliotik, Lubricus
(bakteri asam laktat) serta sedikit bakteri fotosintetis, Actinomycetes, Streptomyces sp.,
jamur fermentasi, dan ragi yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan
keragaman mikrobe tanah dan dapat memperbaiki kesehatan serta kualitas tanah. Pada
gilirannya juga akan memperbaiki pertumbuhan serta jumlah mutu hasil tanaman.

Peranan EM4 dalam pengomposan yaitu untuk menghilangkan bau pada limbah
dan mempercepat pengolahan limbah. Effective Microorganism (EM4) dapat
digunakan untuk memproses bahan limbah menjadi kompos dengan proses yang lebih
cepat dibandingkan dengan pengolahan limbah cecara tradisional. Limbah dari jenis
apapun yang mempunyai bau tidak enak sekalipun, jika diberi EM4 ini akan menjadi
netral atau hilang bau tidak sedapnya, bahkan bangkai hewan yang telah membusuk
dengan bau yang menyengat pun jika diberi cairan ini baunya juga akan hilang. Begitu
juga septik tank yang berisi kotoran manusia bila diberi EM4 ini, selain bau lenyap
kotoran itupun menjadi kompos.

Agen biologis yang terlibat dalam pembuatan pupuk kompos yaitu


mikroorganisme. Ada 5 mikroorganisme yang sangat berperan penting di dalamnya
yaitu Bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast),
Actinomycetes.

Proses pengomposan secara biologis dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif
dan tahap pematangan. Selama tahap awal proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang
mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik yang kemudian
akan digantikan oleh bakteri termofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat
dengan cepat, kemudian akan diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan
meningkat hingga mencapai 70°C. Suhu akan tetap tinggi selama fase pematangan.

Mikroba mesofilik kemudian tergantikan oleh mikroba termofilik, yaitu


mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat terjadi penguraian bahan organik yang
sangat aktif, mikroba-mikroba yang ada di dalam kompos akan menguraikan bahan

7
organik menjadi NH,, CO,, uap air dan panas melalui sistem metabolisme dengan
bantuan oksigen. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-
angsur mengalami penurunan hingga kembali mencapai suhu normal seperti tanah.
Rada fase ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan complek
liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun
biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30-50% dari bobot awal tergantung
kadar air awal.

8
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pupuk kompos mengalami perubahan setiap harinya dari awal pembuatan hingga
waktunya pemanenan
2. EM4 sangat berguna dalam pengomposan yaitu untuk menghilangkan bau pada limbah
dan mempercepat pengolahan limbah
3. Agen biologis yang terlibat dalam pembuatan pupuk kompos yaitu mikroorganisme.
Ada 5 mikroorganisme yang sangat berperan penting di dalamnya yaitu Bakteri
fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast), Actinomycetes.
4. Proses pengomposan secara biologis dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan
tahap pematangan.

5.2 Saran

Adapun saran saya dalam melaksanakan praktikum pembuatan pupuk kompos ini yaitu:

1. Dalam pencacahan bahan dasar kompos yaitu sampah sayur harus dipotong dengan
ukuran yang lebih kecil sehingga dapat memudahkan proses pengomposan dan
penguraiannya juga semakin mudah.
2. Perlunya memperhatikan lokasi penyimpanan kompos agar tidak mengganggu
lingkungan sekitar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Farida, Devi Putri, Utami, and Nur Aida Komala, ‘Pengaruh Penambahan EM4 Dan
Larutan Gula Pada Pupuk Kompos Dari Limbah Industri Crumb Rubber’, Jurnal Teknik
Kimia, 24.2 (2018), 47–55
<http://ejournal.ft.unsri.ac.id/index.php/JTK/article/view/191/148>
Bahtiar, Yuyun, Mahardina Putri, Teguh Laily, and Nurul Latifatul Aini, ‘Pembuatan Pupuk
Kompos Dari Limbah Sayuran Pada Kelompok Wanita Tani Seroja Di Desa Bedahlawak
Tembelang Jombang’, LOYALITAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5.1 (2022),
13–21
Jumiarni, Dewi, Rendi Zulni Eka Putri, and Nike Anggraini, ‘Penerapan Teknologi Kompos
Takakura Bagi Masyarakat Desa Tanjung Terdana Kecamatan Pondok Kubang Bengkulu
Tengah Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Sadar Lingkungan’, Dharma
Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 18.1 (2020), 63–70
<https://doi.org/10.33369/dr.v18i1.11065>
Yulianto, Adi Budi, Ahmad Ariesta, Dimas Purwo Anggoro, Heru Heryadi, Muhammad
Bahrudin, and Giono Santoso, ‘Buku Pedoman Pengolahan Sampah Terpadu : Konversi
Sampah Pasar Menjadi Kompos Berkualitas Tinggi’, Pengolahan Sampah Terpadu, 2009,
1–64

10
LAMPIRAN-

Dokumentasi

11

Anda mungkin juga menyukai