Anda di halaman 1dari 33

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN

KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA


DOSIS PUPUK NPK

LAPORAN

OLEH :
SARI
190301020
AGROTEKNOLOGI 1

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN A : PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA
DOSIS PUPUK NPK

LAPORAN

OLEH :
SARI
190301020
AGROTEKNOLOGI 1

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A : Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN A : PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
Judul Penelitian : Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kedelai
(Glycine max (L.) Merril) Terhadap Pemberian Beberapa
Dosis Pupuk NPK
Nama : Sari
NIM : 190301020
Program Studi : Agroteknologi
Kelas : AET-1

Diketahui Oleh: Diketahui Oleh:


Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(Muhammad Thoha Rhamadhan) (Agus Setiawan Syahputra)


NIM : 160301218 NIM : 160301153

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

(Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si.)


NIP. 196901102005022003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu

nya.

Adapun judul laporan ini adalah "Respon Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Terhadap Pemberian Beberapa

Dosis Pupuk NPK” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi

komponen penilaian di Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A : Padi, Jagung,

Kedelai, dan Ubi Kayu Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Penulis berterima kasih kepada Dr. Ir. Jonatan Ginting MS , dan Dr. Ir. Yaya

Hasanah M.Si. selaku Dosen Penanggungjawab Praktikum Budidaya Tanaman

Pangan A : Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu, serta Abang dan Kakak asisten

laboratorium yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi

pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan..................................................................................... 3
Kegunaan Penulisan................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman...................................................................................... 4
Syarat Tumbuh
Iklim............................................................................................... 7
Tanah............................................................................................. 7
Pupuk NPK.............................................................................................. 9
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum.................................................................. 11
Alat dan Bahan Praktikum........................................................................ 11
Prosedur Praktikum.................................................................................. 11

PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Media Tanam........................................................................... 13
Persiapan Benih........................................................................................ 13
Penanaman................................................................................................ 13
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan..................................................................................... 13
Penyiraman.................................................................................... 14
Penyulaman.................................................................................... 14
Penjarangan.................................................................................... 14
Penyiangan..................................................................................... 14
Pengendalian Hama dan Penyakit.................................................. 15
Peubah Amatan
Tinggi Tanaman............................................................................. 15
Jumlah Daun.................................................................................. 15
Diameter Batang............................................................................ 15
Jumlah Bunga................................................................................ 15

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil........................................................................................................ 17
Pembahasan............................................................................................. 20

ii
KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kedelai merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia setelah beras dan

jagung. Namun kendala budidaya kedelai ini berupa kekahatan unsur hara pada tanah

yang ditanami, sehingga kedelai yang ditanam mengalami kehampaan polong. Dalam

rangka meningkatkan ketahanan pangan di tingkat nasional khususnya ketersediaan

bahan pangan kedelai, diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan

produksinya dan tentunya harus diprogramkan secara teliti, terencana, berjangka

panjang dan tepat sasaran. Setiap tahun kedelai mengalami peningkatan permintaan.

Kesenjangan antara produksi kedelai dan permintaan kedelai di Indonesia selama

puluhan tahun telah memicu ketergantungan pada kedelai impor (Hasan et al., 2015).

Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia yang tinggi terhadap kacang kedelai,

berbanding terbalik dengan kemampuan produksi tanaman kedelai di Indonesia.

Dalam kurun waktu lima tahun (tahun 2010–2014) kebutuhan kedelai setiap tahunnya

± 2.300.000 ton biji kering. Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu

meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perbaikan pendapatan per

kapita. Namun perkembangan tanaman kedelai selama 10 tahun terakhir

menunjukkan penurunan yang cukup besar, lebih dari 50 % baik dalam luasan areal

maupun produksinya (Ditjen Tanaman Pangan, 2013).

Berdasarkan data BPS SUMUT 2015, produksi tanaman kedelai di Indonesia

pada tahun 2012 sebesar 843.153 ton, kemudian pada tahun 2013 produksi kedelai
2

sebesar 779.992 ton, produksi tersebut menurun sebesar 63.161 ton (7,49%).

Selanjutnya pada tahun 2014 produksi kedelai di Indonesia meningkat sebesar

175.005 ton (22,43%). Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan produksi kedelai

di Indonesia.

Ketidakstabilan produksi kedelai di Indonesia disebabkan oleh beberapa

faktor: (1) Adanya penurunan luas panen kedelai yang tidak diimbangi dengan

peningkatan produktivitas kedelai. (2) Penggunaan pupuk kimia yang secara terus-

menerus digunakan oleh para petani, menyebabkan terjadinya penurunan kesuburan

tanah. Pemberian pupuk anorganik yang berlebihan ketika melakuakan budidaya

tanaman, dapat menyebabkan tanah menjadi rusak, dikarenakan terjadinya perubahan

sifat fisik tanah, seperti terjadinya pemadatan tanah, perubahan struktur tanah,

menurunkan jumlah organisme tanah yang bermanfaat untuk mendekomposisi bahan

organik, serta terjadinya penurunan kandungan unsur hara di dalam

tanah (Triyono et al., 2013).

Dalam upaya peningkatan produksi tanaman kedelai, dapat ditempuh dengan

2 cara yaitu, melalui cara ekstensifikasi, dan intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi

pertanian merupakan cara peningkatan hasil dengan memperluas lahan pertanian,

sedangkan intensifikasi pertanian merupakan suatu cara untuk meningkatkan hasil

pertanian dengan cara pemanfaatan lahan dengan sebaik-baiknya, seperti

pemanfaatan teknologi secara tepat. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam

penerapan intensifikasi pertanian yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan organik.


3

Penggunaan bahan-bahan organik dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik

cair (Maria dan Sari, 2013).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat

mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.)

Merril) terhadap pemberian beberapa dosis pupuk npk.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan pada praktikum kali ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Budidaya

Tanaman Pangan A : Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan

informasi bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Kedelai tergolong dalam jenis tumbuhan berbiji tertutup, bijinya terdiri atas

dua keping biji, merupakan jenis tanaman polong-polongan. Kedelai dibagi menjadi

dua spesies, yaitu disebut kedelai putih (Glycine max) yang bijinya bisa berwarna

kuning, agak putih, atau hijau, dan kedelai hitam (Glycine soja) berbiji hitam.

Taksonomi tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

Divisi : Spermathophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo :

Polypetales, Famili : Leguminoseae, Sub Famili : Papilinoidae, Genus : Glycine,

Spesies : Glycine max L. (Tulus, 2011).

Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan

akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Perkembangan akar kedelai

sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik, kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan,

kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah Tanaman kedelai dapat

mengikat nitrogen (N2) di atmosfer melalui aktivitas bekteri pengikat nitrogen, yaitu

Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama

nodul atau bintil akar. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat

mengikat nitrogen dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah tanam, tergantung

kondisi lingkungan tanah dan suhu. Proses pembentukan bintil akar sebenarnya sudah

terjadi mulai umur 4-5 Hari Setelah Tanam (HST), yaitu sejak terbentuknya akar

tanaman. Pada saat itu, terjadi infeksi pada akar rambut yang merupakan titik awal

dari proses pembentukan bintil akar. Oleh karena itu, semakin banyak volume akar
5

yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan jumlah bintil akar atau nodul yang

terjadi (Adisarwanto, 2010).

Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe

determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan

atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate

ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai

berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk

batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai

berbunga (Adisarwanto, 2010).

Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga

varietas kedelai yang tidak bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila

penanaman dirapatkan dari 250.000 tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar.

Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun, apabila jumlah cabang banyak,

maka jumlah daun juga menjadi banyak dan fotositesis berjalan dengan

maksimal (Dwiputra et al., 2015).

Tanaman kedelai mempunyai 2 bentuk daun, yaitu bulat (oval) dan lancip

(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Tanaman

kedelai memiliki daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa

pertumbuhan. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya

bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu
6

bervariasi, tergantung varietas, tetapi biasanya antara 3-20

buah/mm2 (Suprapto, 2014).

Tanaman kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar

12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30°C), sebagian besar mulai berbunga pada

umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu. Tangkai bunga

umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga

pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung

kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai (Suprapto, 2014).

Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya

bunga pertama. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,

bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin

cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Hal ini kemudian diikuti oleh

perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak. Di

dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. (Suprapto, 2014).

Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9

gr/100 biji), sedang (10-13 gr/100 biji), dan besar (>13 gr/100 biji). Biji kedelai

terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). (Suprapto,

2004). Tanaman kedelai yang tinggi menyebabkan distribusi cahaya merata ke

seluruh tajuk sehingga potensi fotosintesis akan maksimum. Fotosintat yang mengisi

polong akan semakin banyak sehingga bobot biji per tanaman yang dihasilkan

semakin besar (Dwiputra et al., 2015).


7

Syarat Tumbuh Tanaman

Iklim

Untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal, tanaman kedelai

memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat

peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim.

Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun

selamapertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur varietas yang

ditanam (Hasya et al., 2013).

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah

yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30 °C. Bila suhu lingkungan sekitar

40 °C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah

polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Tanaman kedelai

sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari

karena kedelai termasuk tanaman “hari pendek”. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap

penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai. Namun demikian, pada umumnya

kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 ml selama masa pertumbuhan

kedelai. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada

pada stadia perkecambahan dan pembentukan polong (Hasya et al., 2013).

Tanah

Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah, namun

demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal,


8

kedelai harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat

berpasir. Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung

pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain. Faktor

lain yang mempengaruhi keberhasilan pertanaman kedelai yaitu kedalaman olah

tanah yang merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam

olah tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas

sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah

yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai

dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat

yang tinggi, pertumbuhan akar hanya mencapai kedalaman sekitar

3 m (Hasya et al., 2013).

Upaya program pengembangan kedelai bisa dilakukan dengan penanaman di

lahan kering masam dengan pH tanah 4,5 – 5,5 yang sebenarnya termasuk kondisi

lahan kategori kurang sesuai. Untuk mengatasi berbagai kendala, khususnya

kekurangan unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan menaikkan biaya produksi

sehingga harus dikompensasi dengan pencapaian produktivitas yang tinggi (> 2,0

ton/ha) (Hasya et al., 2013).

Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8-

7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5

pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Sehingga

pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi

nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Prihatman, 2010).
9

Pupuk NPK

Budidaya tanaman kedelai sangat membutuhkan unsur hara N, P dan K untuk

meningkatkan produksi pada tanaman kedelai. Oleh karena itu untuk memperoleh

pertumbuhan yang baik, maka unsur hara yang tersedia dalam tanah harus cukup dan

seimbang selama pertumbuhan tanaman (Ryan, 2012).

Pemupukan mempunyai dua tujuan, yaitu mengisi perbekalan zat makanan

tanaman yang cukup dan memperbaiki atau memelihara kondisi tanah. Pupuk

majemuk mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro maupun mikro). Pupuk

tersebut mempunyai nama dagang yang berbeda-beda, tergantung pada pabrik

pembuatnya. Pupuk yang ditujukan untuk komuditas bernilai ekonomi tinggi

umumnya mengandung banyak hara tanaman, terutama N,P,K (Siregar dan Marzuki,

2011).

Pupuk NPK (16:16:16) adalah pupuk dengan komposisi unsur hara yang

seimbang dan dapat larut secara perlahan-lahan sampai akhir pertumbuhan. Jumlah

kebutuhan pupuk untuk setiap daerah tidaklah sama tergantung pada varietas

tanaman, tipe lahan, agroklimat, dan teknologi usaha taninya. Oleh karena itu, harus

benar-benar memperhatikan anjuran pemupukan agar jaminan peningkatan produksi

per hektar dapat tercapai (Rukmi, 2012).

Novizan (2017), menyatakan jenis pupuk majemuk yang mengandung hara

makro berimbang yaitu NPK (16:16:16). Pupuk ini berbentuk padat mempunyai sifat

lambat larut sehingga diharapkan dapat mengurangi kehilangan hara melalui

pencucian, penguapan dan pengikatan menjadi senyawa yang tidak tersedia bagi
10

tanaman.Warnanya kebiru-biruan dengan butiran mengkilap seperti mutiara.

Pemanfaatan pupuk NPK (16:16:16) memberikan beberapa keuntungan, diantaranya

kandungan haranya lebih lengkap, pengaplikasiannya lebih efisien dari segi tenaga

kerja, sifatnya tidak terlalu higroskopis sehingga tahan disimpan dan tidak cepat

menggumpal. Pupuk ini baik digunakan sebagai pupuk awal maupun pupuk susulan

saat tanaman memasuki fase generatif.

Konsentrasi hara yang kurang menyebabkan proses pertumbuhan dan

perkembangan yang lambat dan secara visual menunjukkan gejala yang abnormal

dalam warna dan struktur. Uji NPK (16:16:16) dan berbagai mulsa pada berbagai

tanaman menunjukan hasil yang berbeda nyata. Jumlah buah pertanaman dan berat

buah pertanaman semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis pupuk NPK

yang diberikan pada berbagai jenis mulsa (Ariani, 2019).


BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di Dusun V Sumber Mulio, Desa

Puwobinangun, Kec. Sei Bingai, Kab. Langkatpada ketinggian 71 mdpl yang

dilaksanakan secara virtual menggunakan aplikasi Google Meet pada hari Rabu,

pukul 10:00 – 11:40 WIB sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag ukuran 5 kg

sebagai tempat media tanam, sprayer sebagai alat penyemprot tanaman, sendok teh

untuk takaran pupuk, penggaris untuk mengukur tinggi tanaman (cm), jangka sorong

untuk mengukur diameter batang (mm), Handphone untuk dokumentasi gambar

kegiatan, buku dan pulpen untuk mencatat data.

Adapun bahan yang digunakan dalam paraktikum ini adalah benih kedelai

bervarietas anjasmoro sebagai bahan amatan, air untuk menyiram tanaman, Pupuk

NPK sebagai nutrisi/unsur hara tanaman, dan tanah hitam/top soil yang sudah diayak

sebagai media tanam

Prosedur Praktikum

1. Dicari benih kedelai bervarietas anjasmoro.

2. Direndam benih kedelai selama kurang lebih 15 menit untuk memecahkan

dormansi dari benih kedelai.


12

3. Disaring dan diaduk homogen tanah hitam dan dimasukkan ke polybag

ukuran 5 kg dengan volume sampai setinggi 5 cm dari bibir polybag.

4. Dipindah tanamkan benih ke polybag ukuran 5 kg pada tanggal 03 Maret

2021.

5. Ditanam benih pada polybag yang telah diisi tanah yang sudah diayak.

6. Diberi label untuk mengetahui perlakuan yang diberi sesuai dengan dosis

pupuk pada komoditi.Disiram secara rutin 2 kali sehari pada pagi hari dan

sore hari.

7. Diukur beberapa parameter mulai dari 1 MST-10 MST

8. Diberi pupuk NPK Sesuai dengan perlakuan pada komoditi

9. Dilakukan penyiangan gulma dan penyiraman komoditi

10. Dilakukan pengambilan dokumentasi pada setiap MST.

11. Diinput data dan logbook

12. Dibuat laporan praktikum.


PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Media Tanam

Media Tanam merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan

dalam budidaya tanaman. Pada praktikum ini media tanam yang digunakan adalah

top soil yang dimasukkan ke dalam polybag dengan ukuran 5 kg.

Persiapan Benih

Benih yang digunakan pada budidaya tanaman kedelai yaitu varietas

Anjasmoro. Persiapan benih dilakukan dengan merendam benih selama kurang lebih

15 menit pada sebuah cap sebelum tanam dan benih yang dipilih untuk ditanam

adalah benih yang tenggelam.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan kedalaman 2

cm - 3 cm. Pada saat penanaman, benih yang dipakai yaitu benih yang terendam.

Penanaman benih dilakukan dengan menanam dua benih dalam polybag.

Pemeliharaan Tanaman

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan untuk menambah unsur hara pada tanah yang

dipergunakan tanaman untuk pertumbuhannya. Pemupukan dilakukan pada saat


14

tanaman sudah memasuki 2 MST dengan dosis yaitu perlakuan 1 : 0 gr NPK,

perlakuan 2 : 0,3 gr NPK, perlakuan 3 : 0,5 gr NPK yang diaplikasikan secara tugal.

Penyiraman

Penyiraman adalah salah satu kegiataan pemeliharaan untuk memenuhi

kebutuan air pada tanaman. Penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari pada pagi

dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan memperhatikan keadaan cuaca, apabila

terjadi hujan maka penyiraman tidak perlu dilakukan.

Penyulaman

Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati.

Waktu penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam. Bahan sulaman diambil

dari tanaman cadangan yang sama pertumbuhannya dengan tanaman yang ditanam

terpisah sebelumnya.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan dengan memilih 1 tanaman yang baik per lubang

tanamnya dan memotong tanaman yang lain dengan menggunakan gunting agar

ruang tumbuh tanaman menjadi lebih baik dan untuk memudahkan dalam

pengamatan. Penjarangan dilakukan setelah 1 MST.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan sesuai dengan kondisi gulma dilahan, dan penyiangan

pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Penyiangan dilakukan dengan
15

cara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh atau dengan

menggunakan tangan untuk gulma yang berada di media tanam.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dilakukan agar tanaman yang

dibudidayakan tidak terserang melewati ambang ekonomi oleh gangguan OPT.

Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan furadan yaitu dengan aplikasi

larikan yang berfungsi untuk mencegah datangnya semut saat benih akan

berkecambah.Selain itu juga dapat menggunakan aplikasi pestisida organik yang

lebih ramah lingkungan.

Peubah Amatan

Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman diukur dengan menggunakan penggaris mulai dari permukaan

tanah sampai ujung daun terpanjang dan diberi tanda yang berfungsi mencegah

berubahnya posisi titik pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap seminggu sekali

yang dimulai pada umur 1 MST sampai dengan 10 MST.

Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung per tanaman pada masing-masing perlakuan.

Pengamatan dimulai pada saat daun telah muncul dan pengamatan dilakukan

seminggu sekali. Daun kedelai terhitung 1 jika daun memiliki 3 helai atau triofoliate.
16

Diameter Batang

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong mulai dari

permukaan tanah sampai ujung daun terpanjang dan diberi tanda yang berfungsi

mencegah berubahnya posisi titik pengamatan. Pengamatan dilakukan setiap

seminggu sekali yang dimulai pada umur 1 MST sampai dengan 10 MST.

Jumlah Bunga

Jumlah bunga dihitung per tanaman pada masing-masing perlakuan. Pengamatan

dimulai pada saat bunga telah muncul di ketiak daun dan pengamatan dilakukan

seminggu sekali.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Data Persentase Perkencambahan
Komoditi : Kedelai (Glycine max (L.) Merril)
Tanggal Tanam : 10 Maret 2021
Jumlah yang ditanam :2x3=6
Jumlah yang Hidup :4
Jumlah benih yang tumbuh 4
% perkecambahan : x 100% = x 100 % =
Jumlah benih yang ditanam 6
67%.

Tinggi Tanaman
Data rataan tinggi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada beberapa

dosis pupuk NPK dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 1,2,3 dan 4 MST

pada beberapa dosis pupuk NPK

Tabel Tinggi Tanaman Perumpun


Mst Ke-
Perlakuan=Pupuk NPK Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
D0 = 0 gram D0 7,9 17,7 23,5 25,6 30,1 34,5 42,3 68,2 82,5 95.2
D1 = 2 gram D1 9,1 19,5 24,2 29,3 36,7 43,6 67 73,1 96,4 105.1
D2 = 4 gram D2 8,5 19,5 24,6 35 47 66,4 78,4 89,4 104,1 112.5
Total 25.5 56.7 72.3 89.9 113,8 144.5 187.7 230.7 283 312.8
18

Hasil yang diperoleh dari pengamatan 1-4 MST pada perlakuan D2 (dosis 150

kg/ha) menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, diikuti dengan perlakuan D1 (dosis 75

kg/ha) dan perlakuan D0 (dosis 0 kg/ha).

Jumlah Daun

Tabel 2. Jumlah daun kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 1,2,3 dan 4 MST pada

beberapa dosis pupuk NPK

Tabel Tinggi Tanaman Perumpun


Mst Ke-
Perlakuan=Pupuk NPK Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
D0 = 0 gram D0 7,9 17,7 23,5 25,6 30,1 34,5 42,3 68,2 82,5 95.2
D1 = 2 gram D1 9,1 19,5 24,2 29,3 36,7 43,6 67 73,1 96,4 105.1
D2 = 4 gram D2 8,5 19,5 24,6 35 47 66,4 78,4 89,4 104,1 112.5
Total 25.5 56.7 72.3 89.9 113,8 144.5 187.7 230.7 283 312.8

Hasil yang diperoleh dari pengamatan 1-4 MST pada perlakuan D1 (dosis 75

kg/ha) menghasilkan jumlah daun terbanyak, diikuti dengan perlakuan D2 (dosis 150

kg/ha) dan perlakuan D0 (dosis 0 kg/ha).


19

Diameter Batang

Tabel 3. Diameter batang kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 1,2,3 dan 4 MST

pada beberapa dosis pupuk NPK

Tabel Tinggi Tanaman Perumpun


Mst Ke-
Perlakuan=Pupuk NPK Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
D0 = 0 gram D0 7,9 17,7 23,5 25,6 30,1 34,5 42,3 68,2 82,5 95.2
D1 = 2 gram D1 9,1 19,5 24,2 29,3 36,7 43,6 67 73,1 96,4 105.1
D2 = 4 gram D2 8,5 19,5 24,6 35 47 66,4 78,4 89,4 104,1 112.5
Total 25.5 56.7 72.3 89.9 113,8 144.5 187.7 230.7 283 312.8

Hasil yang diperoleh dari pengamatan 1-4 MST pada perlakuan D1 (dosis 75

kg/ha) menghasilkan diameter batang terbesar, diikuti dengan perlakuan D2 (dosis

150 kg/ha) dan perlakuan D0 (dosis 0 kg/ha).

Jumlah Bunga

Tabel 4. Jumlah bunga kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 5,6,7,8,9 dan 10

MST pada beberapa dosis pupuk NPK

Tabel Tinggi Tanaman Perumpun


Mst Ke-
Perlakuan=Pupuk NPK Perlakuan 1 2 3 4 5 6 7
D0 = 0 gram D0 7,9 17,7 23,5 25,6 30,1 34,5 42,3
D1 = 2 gram D1 9,1 19,5 24,2 29,3 36,7 43,6 67
D2 = 4 gram D2 8,5 19,5 24,6 35 47 66,4 78,4
Total 25.5 56.7 72.3 89.9 113,8 144.5 187.7
20

Hasil yang diperoleh dari pengamatan 5-10 MST pada perlakuan D2 (dosis

150 kg/ha) menghasilkan diameter batang terbesar, diikuti dengan perlakuan D0

(dosis 0 kg/ha) dan perlakuan D1 (dosis 75 kg/ha).

Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, tinggi tanaman tertinggi terdapat pada

perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha. Tinggi

tanaman kedelai pada MST 4 ialah 46 dan tinggi tanaman terendah terdapat pada

perlakuan ke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha. Tinggi tanaman kedelai pada

MST 4 ialah 36, hal ini terjadi karena dosis pupuk yang tercukupi dan tidak dosis

pupuk yang tidak tercukupi sehingga terdapat perbedaan tinggi tanaman pada kedelai.

Hal ini sesuai dengan literatur Humphries dan Wheler, (2010) yang menyatakan

bahwa pertumbuhan tanaman batang terjadi dalam meristem interkalar dari ruas,

kemudian memanjang sebagai akibat meningkatnya jumlah sel dan terutama

meluasnya sel yang terjadi pada dasar ruas (interkalar). Meningkatnya jumlah sel dan

meluasnya sel sangat ditentukan oleh nutrisi terutama unsur nitrogen yang tersedia

bagi tanaman.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, jumlah daun terbanyak terdapat pada

perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha. Jumlah daun

kedelai pada MST 4 ialah 6 dan jumlah daun paling sedikit terdapat pada

perlakuanke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha. Jumlah daun kedelai

pada MST 4 ialah 5, hal ini terjadi karena ketersediaan


21

unsur hara NPK yang tercukupi sehingga bermanfaat bagi pembentukan klorofil. Hal

ini sesuai dengan literatur Marsono, (2016) yang menyatakan bahwa peran N adalah

mempercepat pertumbuhan vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman, besar batang

dan pembentukan daun.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, diameter batang terbesar terdapat

pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha. Besar

diameter batang pada MST 4 ialah 0,25 dan diameter batang terkecil terdapat pada

perlakuan ke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha. Besar diameter batang pada

MST 4 ialah 0,15, hal ini terjadi karena kestersediaan nitrogen terpenuhi sehingga

pertumbuhan tanaman kedelai baik. Hal ini sesuai dengan literatur Marsono, (2016)

yang menyatakan bahwa peran N adalah mempercepat pertumbuhan vegetatif

tanaman seperti tinggi tanaman, besar batang dan pembentukan daun.

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, jumlah bunga terbanyak terdapat

pada perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha. Jumlah

bunga kedelai pada MST 10 ialah 53 dan jumlah bunga paling sedikit terdapat pada

perlakuan ke-2 yaitu dengan dosis pupuk 75 kg/ha. Jumlah bunga kedelai pada MST

10 ialah 47, hal ini terjadi karena ketersediaan unsur K yang memenuhi kebutuhan

kedelai untuk merangsang pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan literatur Syarif,

(2010) yang menyatakan bahwa unsur K berperan dalam merangsang

pertumbuhan fase awal, dan sebagai aktivator dari berbagai enzim


22

esensiao dalam reaksi fotosintesis dan respirasi yang mempengaruhi proses

terbentuknya bunga.

Kekurangan unsur hara pada tanaman kedelai dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai. Unsur NPK berpengaruh dalam

segala aspek pertumbuhan tanaman seperti N berpengaruh terhadap tinggi tanaman

dan unsur hara K perpengaruh terhadap jumlah bunga. Hal ini sesuai dengan

literatur Ariani, (2019) yang menyatakan bahwa konsentrasi hara yang kurang

menyebabkan proses pertumbuhan dan perkembangan yang lambat dan secara

visual menunjukkan gejala yang abnormal dalam warna dan struktur.


KESIMPULAN

1. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan

penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha dan tinggi tanaman terendah terdapat pada

perlakuan ke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha.

2. Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan

penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha dan jumlah daun paling sedikit terdapat

pada perlakuanke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha.

3. Diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan

penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha dan jumlah daun paling sedikit terdapat

pada perlakuan ke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha.

4. Jumlah bunga terbanyak terdapat pada perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan

penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha dan jumlah bunga paling sedikit terdapat

pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan dosis pupuk 75 kg/ha.

5. Kekurangan unsur hara pada tanaman kedelai dapat mengganggu

pertumbuhan dan perkembangan tanaman kedelai.


DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2010. Budidaya Kedelai dengan Pemupukan yang Efektif dan


Pengoptimalan Peran Bintil Akar.Penebar Swadaya. Jakarta.
Ariani, E. 2019. Uji Pupuk NPK Mutiara 16:16:16 dan Berbagai Jenis Mulsa terhadap
Hasil Tanaman Kedelai. 8(1):5-9.

Badan Pusat Statistika.2015. Berita resmi statistik kebutuhan kedelai No. 20/03/ Th.
XVI.

Ditjen Tanaman Pangan. 2013. Pedoman Teknis Pengelolaan Tanaman


Kedelai.Direktorat Jendral Tanaman Pangan. Bogor.

Dwiputra A. H., Didik I., dan Eka T., S. 2015 Hubungan Komponen Hasil Dan Hasil
Tiga Belas Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr. Jurnal Vegetalika Vol.
4 No.3.

Hasan, N. 2015. Analysis of Soybean Production and Demand to Develop Strategic


Policy of Food Self Sufficiency: A System Dynamics Framework. Procedia
Computer Science, 72, pp. 605-612.

Hasya, Budi K, Muhammad Firdaus B.Y. dan Wahyu W. 2013.Budidaya Tanaman


Kedelai. Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Humphries, E. C. dan A. W. Wheler. 2010. Annu. Rev. Plant Physiol. Dalam


Fisiologi Tanaman Budidaya ed. Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L.
Mitchell. 1991. Ter-jemahan : Herawati Susilo. UI Press, Jakarta.

Maria, Vandalita M.R., dan Sari M.P. 2013. Pengaruh Pupuk Kompos Cair Kulit
Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Sebagai Penunjang
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurnal EduBio Tropika, Volume 1, Nomor
1. Kalimantan Timur. hlm 1-60.

Marsono, P. 2016. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisio-logis. Rajawali Press.


Jakarta.
Novizan. 2017. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Pp
116.

Prihatman, 2010. Kedelai (Glycine max L.). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ryan, J. 2012. Available Soil Nutrients and Fertilizer use in Relation to Crop
Production in Mediterranean Area. In K.R. Krishna, (Ed). Soil Fertility an
Crop Production. Science Publishers, Inc. Enfild, NH, USA.503 pp.
Rukmi.2012.Pengaruh Pemupukan Kalium dan Fosfat terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muria, Kudus.

Siregar, A. dan I. Marzuki. 2011. Efisiensi Pemupukan Urea terhadap Serapan


Ndan Peningkatan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa. L.). Jurnal
BudidayaPertanian.7(2):107-112.

Syarif, E.S. 2010. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Per-tanian. Pustaka Buana.
Bandung.

Suprapto. 2014. Bertanam Kedelai. UGM. Yogyakarta.

Triyono. A.,Purwanto.,Budiyono.2013. Efisiensi penggunaan pupuk N untuk


pengurangan kehilangan nitrat pada lahan pertanian. Prosiding seminar
nasional pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan. ISBN 978-602-
17001-1 -2:526-531.

Tulus, S. 2011. Uji Daya Hasil Beberapa Varitas Kedelai (Glycine Max (L.) Merill)
Berdaya Hasil Tinggi Pada Lahan Kering Di Manggoapi Manokwari.
Fakultas Pertanian Dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua.
Manokwari. 83 hlm.
LAMPIRAN

1. Perendaman benih

2. Penanaman
3. Perawatan tanaman

Anda mungkin juga menyukai