LAPORAN
OLEH :
SARI
190301020
AGROTEKNOLOGI 1
LAPORAN
OLEH :
SARI
190301020
AGROTEKNOLOGI 1
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan A : Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktu
nya.
Dosis Pupuk NPK” yang merupakan salah satu syarat untuk dapat memenuhi
Kedelai, dan Ubi Kayu Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
Penulis berterima kasih kepada Dr. Ir. Jonatan Ginting MS , dan Dr. Ir. Yaya
Pangan A : Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu, serta Abang dan Kakak asisten
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga laporan ini bermanfaat bagi
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan..................................................................................... 3
Kegunaan Penulisan................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman...................................................................................... 4
Syarat Tumbuh
Iklim............................................................................................... 7
Tanah............................................................................................. 7
Pupuk NPK.............................................................................................. 9
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum.................................................................. 11
Alat dan Bahan Praktikum........................................................................ 11
Prosedur Praktikum.................................................................................. 11
PELAKSANAAN PERCOBAAN
Persiapan Media Tanam........................................................................... 13
Persiapan Benih........................................................................................ 13
Penanaman................................................................................................ 13
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan..................................................................................... 13
Penyiraman.................................................................................... 14
Penyulaman.................................................................................... 14
Penjarangan.................................................................................... 14
Penyiangan..................................................................................... 14
Pengendalian Hama dan Penyakit.................................................. 15
Peubah Amatan
Tinggi Tanaman............................................................................. 15
Jumlah Daun.................................................................................. 15
Diameter Batang............................................................................ 15
Jumlah Bunga................................................................................ 15
ii
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kedelai merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia setelah beras dan
jagung. Namun kendala budidaya kedelai ini berupa kekahatan unsur hara pada tanah
yang ditanami, sehingga kedelai yang ditanam mengalami kehampaan polong. Dalam
panjang dan tepat sasaran. Setiap tahun kedelai mengalami peningkatan permintaan.
puluhan tahun telah memicu ketergantungan pada kedelai impor (Hasan et al., 2015).
Dalam kurun waktu lima tahun (tahun 2010–2014) kebutuhan kedelai setiap tahunnya
± 2.300.000 ton biji kering. Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu
menunjukkan penurunan yang cukup besar, lebih dari 50 % baik dalam luasan areal
pada tahun 2012 sebesar 843.153 ton, kemudian pada tahun 2013 produksi kedelai
2
sebesar 779.992 ton, produksi tersebut menurun sebesar 63.161 ton (7,49%).
175.005 ton (22,43%). Hal ini menunjukkan adanya ketidakstabilan produksi kedelai
di Indonesia.
faktor: (1) Adanya penurunan luas panen kedelai yang tidak diimbangi dengan
peningkatan produktivitas kedelai. (2) Penggunaan pupuk kimia yang secara terus-
sifat fisik tanah, seperti terjadinya pemadatan tanah, perubahan struktur tanah,
pemanfaatan teknologi secara tepat. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai (Glycine max (L.)
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan pada praktikum kali ini adalah sebagai salah satu
Tanaman Pangan A : Padi, Jagung, Kedelai, dan Ubi Kayu Program Studi
Botani Tanaman
Kedelai tergolong dalam jenis tumbuhan berbiji tertutup, bijinya terdiri atas
dua keping biji, merupakan jenis tanaman polong-polongan. Kedelai dibagi menjadi
dua spesies, yaitu disebut kedelai putih (Glycine max) yang bijinya bisa berwarna
kuning, agak putih, atau hijau, dan kedelai hitam (Glycine soja) berbiji hitam.
Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan
akar sekunder (serabut) yang tumbuh dari akar tunggang. Perkembangan akar kedelai
sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik, kimia tanah, jenis tanah, cara pengolahan lahan,
kecukupan unsur hara, serta ketersediaan air di dalam tanah Tanaman kedelai dapat
mengikat nitrogen (N2) di atmosfer melalui aktivitas bekteri pengikat nitrogen, yaitu
Rhizobium japonicum. Bakteri ini terbentuk di dalam akar tanaman yang diberi nama
nodul atau bintil akar. Nodul atau bintil akar tanaman kedelai umumnya dapat
mengikat nitrogen dari udara pada umur 10 – 12 hari setelah tanam, tergantung
kondisi lingkungan tanah dan suhu. Proses pembentukan bintil akar sebenarnya sudah
terjadi mulai umur 4-5 Hari Setelah Tanam (HST), yaitu sejak terbentuknya akar
tanaman. Pada saat itu, terjadi infeksi pada akar rambut yang merupakan titik awal
dari proses pembentukan bintil akar. Oleh karena itu, semakin banyak volume akar
5
yang terbentuk, semakin besar pula kemungkinan jumlah bintil akar atau nodul yang
atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate
ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai
batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai
Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga
varietas kedelai yang tidak bercabang. Jumlah batang bisa menjadi sedikit bila
Cabang tanaman merupakan tempat tumbuhnya daun, apabila jumlah cabang banyak,
maka jumlah daun juga menjadi banyak dan fotositesis berjalan dengan
Tanaman kedelai mempunyai 2 bentuk daun, yaitu bulat (oval) dan lancip
(lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Tanaman
kedelai memiliki daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa
pertumbuhan. Umumnya, daun mempunyai bulu dengan warna cerah dan jumlahnya
bervariasi. Panjang bulu bisa mencapai 1 mm dan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu
6
12 jam dan suhu udara yang tinggi (>30°C), sebagian besar mulai berbunga pada
umur antara 5-7 minggu. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu. Tangkai bunga
umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama rasim. Jumlah bunga
pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-25 bunga, tergantung
Polong kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah munculnya
bunga pertama. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,
bahkan ratusan. Kecepatan pembentukan polong dan pembesaran biji akan semakin
cepat setelah proses pembentukan bunga berhenti. Hal ini kemudian diikuti oleh
perubahan warna polong, dari hijau menjadi kuning kecoklatan pada saat masak. Di
dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. (Suprapto, 2014).
Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9
gr/100 biji), sedang (10-13 gr/100 biji), dan besar (>13 gr/100 biji). Biji kedelai
terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). (Suprapto,
seluruh tajuk sehingga potensi fotosintesis akan maksimum. Fotosintat yang mengisi
polong akan semakin banyak sehingga bobot biji per tanaman yang dihasilkan
Iklim
memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal pula. Tanaman kedelai sangat
peka terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim.
Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah
yang optimal dalam proses perkecambahan yaitu 30 °C. Bila suhu lingkungan sekitar
40 °C pada masa tanaman berbunga, bunga tersebut akan rontok sehingga jumlah
polong dan biji kedelai yang terbentuk juga menjadi berkurang. Tanaman kedelai
sangat peka terhadap perubahan panjang hari atau lama penyinaran sinar matahari
bahwa naungan yang tidak melebihi 30% tidak banyak berpengaruh negatif terhadap
penerimaan sinar matahari oleh tanaman kedelai. Namun demikian, pada umumnya
kebutuhan air pada tanaman kedelai berkisar 350 – 450 ml selama masa pertumbuhan
kedelai. Kondisi kekeringan menjadi sangat kritis pada saat tanaman kedelai berada
Tanah
kedelai harus ditanam pada jenis tanah berstruktur lempung berpasir atau liat
berpasir. Hal ini tidak hanya terkait dengan ketersediaan air untuk mendukung
pertumbuhan, tetapi juga terkait dengan faktor lingkungan tumbuh yang lain. Faktor
tanah yang merupakan media pendukung pertumbuhan akar. Artinya, semakin dalam
olah tanahnya maka akan tersedia ruang untuk pertumbuhan akar yang lebih bebas
sehingga akar tunggang yang terbentuk semakin kokoh dan dalam. Pada jenis tanah
yang bertekstur remah dengan kedalaman olah lebih dari 50 cm, akar tanaman kedelai
dapat tumbuh mencapai kedalaman 5 m. Sementara pada jenis tanah dengan kadar liat
lahan kering masam dengan pH tanah 4,5 – 5,5 yang sebenarnya termasuk kondisi
kekurangan unsur hara di tanah tersebut, tentunya akan menaikkan biaya produksi
sehingga harus dikompensasi dengan pencapaian produktivitas yang tinggi (> 2,0
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH 5,8-
7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5
pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi
nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik (Prihatman, 2010).
9
Pupuk NPK
meningkatkan produksi pada tanaman kedelai. Oleh karena itu untuk memperoleh
pertumbuhan yang baik, maka unsur hara yang tersedia dalam tanah harus cukup dan
tanaman yang cukup dan memperbaiki atau memelihara kondisi tanah. Pupuk
majemuk mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro maupun mikro). Pupuk
umumnya mengandung banyak hara tanaman, terutama N,P,K (Siregar dan Marzuki,
2011).
Pupuk NPK (16:16:16) adalah pupuk dengan komposisi unsur hara yang
seimbang dan dapat larut secara perlahan-lahan sampai akhir pertumbuhan. Jumlah
kebutuhan pupuk untuk setiap daerah tidaklah sama tergantung pada varietas
tanaman, tipe lahan, agroklimat, dan teknologi usaha taninya. Oleh karena itu, harus
makro berimbang yaitu NPK (16:16:16). Pupuk ini berbentuk padat mempunyai sifat
pencucian, penguapan dan pengikatan menjadi senyawa yang tidak tersedia bagi
10
kandungan haranya lebih lengkap, pengaplikasiannya lebih efisien dari segi tenaga
kerja, sifatnya tidak terlalu higroskopis sehingga tahan disimpan dan tidak cepat
menggumpal. Pupuk ini baik digunakan sebagai pupuk awal maupun pupuk susulan
perkembangan yang lambat dan secara visual menunjukkan gejala yang abnormal
dalam warna dan struktur. Uji NPK (16:16:16) dan berbagai mulsa pada berbagai
tanaman menunjukan hasil yang berbeda nyata. Jumlah buah pertanaman dan berat
buah pertanaman semakin meningkat dengan semakin tingginya dosis pupuk NPK
dilaksanakan secara virtual menggunakan aplikasi Google Meet pada hari Rabu,
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah polybag ukuran 5 kg
sebagai tempat media tanam, sprayer sebagai alat penyemprot tanaman, sendok teh
untuk takaran pupuk, penggaris untuk mengukur tinggi tanaman (cm), jangka sorong
Adapun bahan yang digunakan dalam paraktikum ini adalah benih kedelai
bervarietas anjasmoro sebagai bahan amatan, air untuk menyiram tanaman, Pupuk
NPK sebagai nutrisi/unsur hara tanaman, dan tanah hitam/top soil yang sudah diayak
Prosedur Praktikum
2021.
5. Ditanam benih pada polybag yang telah diisi tanah yang sudah diayak.
6. Diberi label untuk mengetahui perlakuan yang diberi sesuai dengan dosis
pupuk pada komoditi.Disiram secara rutin 2 kali sehari pada pagi hari dan
sore hari.
dalam budidaya tanaman. Pada praktikum ini media tanam yang digunakan adalah
Persiapan Benih
Anjasmoro. Persiapan benih dilakukan dengan merendam benih selama kurang lebih
15 menit pada sebuah cap sebelum tanam dan benih yang dipilih untuk ditanam
Penanaman
cm - 3 cm. Pada saat penanaman, benih yang dipakai yaitu benih yang terendam.
Pemeliharaan Tanaman
Pemupukan
Pemupukan adalah kegiatan untuk menambah unsur hara pada tanah yang
perlakuan 2 : 0,3 gr NPK, perlakuan 3 : 0,5 gr NPK yang diaplikasikan secara tugal.
Penyiraman
kebutuan air pada tanaman. Penyiraman sebaiknya dilakukan setiap hari pada pagi
dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan memperhatikan keadaan cuaca, apabila
Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh atau mati.
Waktu penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam. Bahan sulaman diambil
dari tanaman cadangan yang sama pertumbuhannya dengan tanaman yang ditanam
terpisah sebelumnya.
Penjarangan
tanamnya dan memotong tanaman yang lain dengan menggunakan gunting agar
ruang tumbuh tanaman menjadi lebih baik dan untuk memudahkan dalam
Penyiangan
pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 MST. Penyiangan dilakukan dengan
15
cara manual yaitu dengan mencabut seluruh gulma yang tumbuh atau dengan
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman dilakukan agar tanaman yang
larikan yang berfungsi untuk mencegah datangnya semut saat benih akan
Peubah Amatan
Tinggi Tanaman
tanah sampai ujung daun terpanjang dan diberi tanda yang berfungsi mencegah
Jumlah Daun
Pengamatan dimulai pada saat daun telah muncul dan pengamatan dilakukan
seminggu sekali. Daun kedelai terhitung 1 jika daun memiliki 3 helai atau triofoliate.
16
Diameter Batang
permukaan tanah sampai ujung daun terpanjang dan diberi tanda yang berfungsi
seminggu sekali yang dimulai pada umur 1 MST sampai dengan 10 MST.
Jumlah Bunga
dimulai pada saat bunga telah muncul di ketiak daun dan pengamatan dilakukan
seminggu sekali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Data Persentase Perkencambahan
Komoditi : Kedelai (Glycine max (L.) Merril)
Tanggal Tanam : 10 Maret 2021
Jumlah yang ditanam :2x3=6
Jumlah yang Hidup :4
Jumlah benih yang tumbuh 4
% perkecambahan : x 100% = x 100 % =
Jumlah benih yang ditanam 6
67%.
Tinggi Tanaman
Data rataan tinggi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) pada beberapa
Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 1,2,3 dan 4 MST
Hasil yang diperoleh dari pengamatan 1-4 MST pada perlakuan D2 (dosis 150
Jumlah Daun
Tabel 2. Jumlah daun kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 1,2,3 dan 4 MST pada
Hasil yang diperoleh dari pengamatan 1-4 MST pada perlakuan D1 (dosis 75
kg/ha) menghasilkan jumlah daun terbanyak, diikuti dengan perlakuan D2 (dosis 150
Diameter Batang
Tabel 3. Diameter batang kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 1,2,3 dan 4 MST
Hasil yang diperoleh dari pengamatan 1-4 MST pada perlakuan D1 (dosis 75
Jumlah Bunga
Tabel 4. Jumlah bunga kedelai (Glycine max (L.) Merril) umur 5,6,7,8,9 dan 10
Hasil yang diperoleh dari pengamatan 5-10 MST pada perlakuan D2 (dosis
Pembahasan
perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha. Tinggi
tanaman kedelai pada MST 4 ialah 46 dan tinggi tanaman terendah terdapat pada
perlakuan ke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha. Tinggi tanaman kedelai pada
MST 4 ialah 36, hal ini terjadi karena dosis pupuk yang tercukupi dan tidak dosis
pupuk yang tidak tercukupi sehingga terdapat perbedaan tinggi tanaman pada kedelai.
Hal ini sesuai dengan literatur Humphries dan Wheler, (2010) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan tanaman batang terjadi dalam meristem interkalar dari ruas,
meluasnya sel yang terjadi pada dasar ruas (interkalar). Meningkatnya jumlah sel dan
meluasnya sel sangat ditentukan oleh nutrisi terutama unsur nitrogen yang tersedia
bagi tanaman.
perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha. Jumlah daun
kedelai pada MST 4 ialah 6 dan jumlah daun paling sedikit terdapat pada
perlakuanke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha. Jumlah daun kedelai
unsur hara NPK yang tercukupi sehingga bermanfaat bagi pembentukan klorofil. Hal
ini sesuai dengan literatur Marsono, (2016) yang menyatakan bahwa peran N adalah
pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha. Besar
diameter batang pada MST 4 ialah 0,25 dan diameter batang terkecil terdapat pada
perlakuan ke-1 (D0) yaitu dengan dosis pupuk 0 kg/ha. Besar diameter batang pada
MST 4 ialah 0,15, hal ini terjadi karena kestersediaan nitrogen terpenuhi sehingga
pertumbuhan tanaman kedelai baik. Hal ini sesuai dengan literatur Marsono, (2016)
pada perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha. Jumlah
bunga kedelai pada MST 10 ialah 53 dan jumlah bunga paling sedikit terdapat pada
perlakuan ke-2 yaitu dengan dosis pupuk 75 kg/ha. Jumlah bunga kedelai pada MST
10 ialah 47, hal ini terjadi karena ketersediaan unsur K yang memenuhi kebutuhan
kedelai untuk merangsang pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan literatur Syarif,
terbentuknya bunga.
dan unsur hara K perpengaruh terhadap jumlah bunga. Hal ini sesuai dengan
literatur Ariani, (2019) yang menyatakan bahwa konsentrasi hara yang kurang
1. Tinggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan
penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha dan tinggi tanaman terendah terdapat pada
2. Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan
penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha dan jumlah daun paling sedikit terdapat
3. Diameter batang terbesar terdapat pada perlakuan ke-2 (D1) yaitu dengan
penggunaan dosis pupuk 75 kg/ha dan jumlah daun paling sedikit terdapat
4. Jumlah bunga terbanyak terdapat pada perlakuan ke-3 (D2) yaitu dengan
penggunaan dosis pupuk 150 kg/ha dan jumlah bunga paling sedikit terdapat
Badan Pusat Statistika.2015. Berita resmi statistik kebutuhan kedelai No. 20/03/ Th.
XVI.
Dwiputra A. H., Didik I., dan Eka T., S. 2015 Hubungan Komponen Hasil Dan Hasil
Tiga Belas Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr. Jurnal Vegetalika Vol.
4 No.3.
Maria, Vandalita M.R., dan Sari M.P. 2013. Pengaruh Pupuk Kompos Cair Kulit
Pisang Kepok (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Sebagai Penunjang
Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Jurnal EduBio Tropika, Volume 1, Nomor
1. Kalimantan Timur. hlm 1-60.
Prihatman, 2010. Kedelai (Glycine max L.). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ryan, J. 2012. Available Soil Nutrients and Fertilizer use in Relation to Crop
Production in Mediterranean Area. In K.R. Krishna, (Ed). Soil Fertility an
Crop Production. Science Publishers, Inc. Enfild, NH, USA.503 pp.
Rukmi.2012.Pengaruh Pemupukan Kalium dan Fosfat terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Kedelai. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Muria, Kudus.
Syarif, E.S. 2010. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Per-tanian. Pustaka Buana.
Bandung.
Tulus, S. 2011. Uji Daya Hasil Beberapa Varitas Kedelai (Glycine Max (L.) Merill)
Berdaya Hasil Tinggi Pada Lahan Kering Di Manggoapi Manokwari.
Fakultas Pertanian Dan Teknologi Pertanian Universitas Negeri Papua.
Manokwari. 83 hlm.
LAMPIRAN
1. Perendaman benih
2. Penanaman
3. Perawatan tanaman