Anda di halaman 1dari 33

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU DENGAN

PEMBERIAN PUPUK NPK DAN BAHAN ORGANIK

LAPORAN

OLEH:

NADZRA ERVINA LUBIS


210301052
AGRONOMI-1

LABORATORIUM BUDIDAYATANAMAN PANGANB: GANDUM, SORGUM, LEGUM & UMBI-UMBIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU DENGAN
PEMBERIAN PUPUK NPK DAN BAHAN ORGANIK

LAPORAN

OLEH:

NADZRA ERVINA LUBIS


210301052
AGRONOMI-1

Laporan Sebagai Salah Satu Syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan B: Gandum, Sorgum dan Umbi-Umbian
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM BUDIDAYATANAMAN PANGANB: GANDUM, SORGUM, LEGUM & UMBI-UMBIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Judul Praktikum : Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau Dengan
Pemberian Pupuk NPK dan Bahan Organik
Nama : Nadzra Ervina Lubis
Nim : 210301052
Kelas : Agronomi-1

Diketahui Oleh

Dosen Penanggung Jawab

(Prof. Dr. Ir. Yaya Hasanah M. Si.)

NIP. 196901102005022003

Diperiksa Oleh Diperiksa Oleh :

Asisten Korektor I Asisten Korektor II

(M. Rofiqul Firdaus Siregar) (Efendi Cordias Domini Gulo)

NIM. 200301152 NIM. 200301023


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat

Rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper ini pada waktunya.

Adapun judul dari paper ini adalah “Pertumbuhan dan Produksi

Kacang Hijau Dengan Pemberian Pupuk NPK dan Bahan Organik” yang

merupakan salah satu syarat untuk melengkapi komponen penilaian pada

Praktikum Budidaya Tanaman Pangan B: Gandum, Sorgum dan Umbi-Umbian

Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

mata kuliah yaitu, Dr. Ir Jonatan Ginting, MS., Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si.,

Dr. Nini Rahmawati SP., M.Si., serta kepada abang dan kakak asisten

Laboratorium Budidaya Tanaman Pangan B: Gandum, Sorgum, Legum dan

Umbi-Umbian yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa

yang akan datang.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................1
Tujuan Percobaan .........................................................................................3
Kegunaan Penulisan ....................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) .....................................4
Syarat Tumbuh .............................................................................................6
Iklim .................................................................................................6
Tanah ................................................................................................7
Fase-Fase Pertumbuhan Kacang Hijau……………………………………7
Pupuk NPK...................................................................................................8
Kompos……………………………………………………………………8

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum ...................................................................11
Alat dan Bahan ...........................................................................................11
Prosedur Praktikum ....................................................................................11

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil ...........................................................................................................13
Pembahasan ................................................................................................22

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ................................................................................................28
Saran...........................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

No Judul Hal
Tabel 1 Hari Berkecambah Tanaman Kacang Hijau (HST)
Tabel 2 Sidik Ragam Hari Berkecambah Tanaman Kacang Hijau
Tabel 3 Tinggi Tanaman Kacang Hijau (cm)
Tabel 4 Sidik Ragam Tinggi Tanaman Kacang Hijau
Tabel 5 Jumlah Cabang Primer Tanaman Kacang Hijau
Sidik Ragam Jumlah Cabang Primer Tanaman Kacang
Tabel 6
Hijau
Tabel 7 Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau (helai)
Tabel 8 Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Kacang Hijau
Tabel 9 Jumlah Polong Tanaman Kacang Hijau
Tabel 10 Sidik Ragam Jumlah Polong Tanaman Kacang Hijau
Tabel 11 Hari Berbunga Tanaman Kacang Hijau (HST)
Tabel 12 Sidik Ragam Hari Berbunga Tanaman Kacang Hijau
Tabel 13 Jumlah Biji/Polong Tanaman Kacang Hijau (biji)
Sidik Ragam Jumlah Biji/Polong Tanaman Kacang
Tabel 14
Hijau
Tabel 15 Jumlah Biji / Tanaman Kacang Hijau (biji)
Tabel 16 Sidik Ragam Jumlah Biji / Tanaman Kacang Hijau
Tabel 17 Bobot Biji / Tanaman Kacang Hijau (gram)
Tabel 18 Sidik Ragam Bobot Biji / Tanaman Kacang Hijau
Tabel 19 Nilai Indeks Panen Tanaman Kacang Hijau
Tabel 20 Sidik Ragam Nilai Indeks Panen Tanaman Kacang Hijau
Tabel 21 Produksi Per Hektar Tanaman Kacang Hijau
Sidik Ragam Produksi Per Hektar Tanaman Kacang
Tabel 22
Hijau

i
DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal
Lampiran 1 Persiapan Lahan
Lampiran 2 Pembuatan Plot Tanaman
Lampiran 3 Pencampuran Pupuk Kandang
Lampiran 4 Perendaman Biji
Lampiran 5 Penanaman
Lampiran 6 Pemupukan NPK
Lampiran 7 Penyiraman
Lampiran 8 Penyiangan Gulma
Lampiran 9 Pemasangan Plang
Lampiran 10 Pengamatan Tinggi Tanaman
Lampiran 11 Pengamatan Jumlah Daun
Lampiran 12 Pengamatan Jumlah Cabang Primer
Lampiran 13 Pemanenan
Lampiran 14 Penimbangan Bobot Biji

i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein

nabati. Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan ketiga

setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau mengandung asam amino cukup

tinggi dan beberapa vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yakni asam

amino, tryptofan dan lysin. Dalam 100 gram biji kacang hijau mengandung

tryptofan 96 mg, lysine 197 mg, asam amino glutamat 297 mg juga mengandung

beberapa vitamin seperti vitamin B1, B2, B3, B5, B12, D, E dan vitamin K. Atas

dasar indikator tersebut maka mengonsumsi kacang hijau sangat baik untuk

menjaga kesehatan jantung dan mengurangi gangguan kesehatan orang yang

mengonsumsi lemak tinggi (Yusuf, 2015).

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan sumber protein

nabati. Kandungan protein kacang hijau sebesar 22% menempati urutan ketiga

setelah kedelai dan kacang tanah. Kacang hijau berumur genjah (55-65 hari),

tahan kekeringan, variasi jenis penyakit relatif sedikit, dapat ditanam pada lahan

kurang subur dan harga jual relatif tinggi serta

stabil (Purwono dan Hartono, 2015).

Produksi kacang hijau di Indonesia mengalami penurunan dari 341.342

ton/tahun menjadi 271.463 ton/tahun (tahun 2011 dibanding 2015). Berbagai

faktor menyebabkan penurunan produksi kacang hijau, antara lain kesuburan

tanah rendah, alih fungsi lahan, faktor iklim tidak mendukung, dan praktik

budidaya tidak tepat (BPS, 2015).

Pupuk merupakan sumber nutrisi bagi tanaman sehingga dapat

digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pada tingkat kesuburan dan


2

dapat mensuplai kebutuhan hara bagi tanaman kacang hijau. Ada berbagai

jenis pupuk yang beredar di pasaran, akan tetapi pemilihan jenis pupuk

yang tepat baik jenisnya, dosisnya dan waktu aplikasinya sangat mempengaruhi

pertumbuhan dan produksi tanaman (Hadisuwito, 2015).

Pemupukan yang sesuai dengan unsur hara tanah dapat meningkatkan

kesuburan kimiawi tanah sehingga sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pemupukan

bisa dilakukan dengan pemberian pupuk buatan dan pupuk alam atau pupuk

organik. Selanjutnya dikatakan bahwa Pemupukan yang sesuai dengan unsur hara

tanah dapat meningkatkan kesuburan kimiawi tanah sehingga sesuai dengan

kebutuhan tanaman. Pemupukan bisa dilakukan dengan pemberian pupuk buatan

dan pupuk alami atau pupuk organik. Pupuk buatan dapat dibagi kedalam pupuk

tunggal dan pupuk majemuk. Pada waktu ini pupuk-pupuk majemuk lengkap yang

ditawarkan mempunyai jumlah kadar total yang jauh lebih tinggi, yaitu antara 30-

60% (Nurbaetun et al., 2015).

Pupuk majemuk NPK merupakan pupuk campuran yang mengandung

lebih dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P,

dan K Dengan satu kali pemberian pupuk majemuk dapat mencakup beberapa

unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan pupuk

tunggal. Salah satu jenis pupuk majemuk NPK adalah pupuk

NPK (Jufri dan Rosijidi, 2015).

Keuntungan menggunakan pupuk NPK adalah granular, lebih mudah

digunakan. Setiap pupuk "NPK" mengandung 3 jenis nutrisi utama N, P, K

diperkaya dengan nutrisi dari belerang dan mudah larut dalam air, sehingga cepat

diserap oleh akar tanaman. Manfaat lainnya antara lain mempercepat


3

pertumbuhan tanaman, membuat batang tanaman kuat, meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap hama, penyakit dan kekeringan, meningkatkan

ketahanan tanaman dan meningkatkan ukuran buah, umbi dan

biji (Suwandi dan Sulistyono, 2015).

Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan

dan produksi kacang hijau dengan pemberian pupuk NPK dan bahan organik.

Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat memenuhi komponen penilaian pada praktikum Laboratorium Budidaya

Tanaman Pangan B: Gandum, Sorgum, Legum, dan Umbi-Umbian Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan

informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Tanaman kacang hijau merupakan tumbuhan yang termasuk suku polong-

polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari- hari

sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia

menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah

kedelai dan kacang tanah. Kandungan proteinnya yang tinggi membuat biji

kacang hijau dapat digunakan sebagai sumber alternatif untuk memenuhi

kebutuhan protein selain protein hewani (Bimasri, 2015).

Klasifikasi tanaman kacang hijau adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas :

Dicotyledoneae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae Genus : Vigna Species :

Vigna radiata L. (Atika, 2018).

Akar tanaman kacang hijau merupakan akar tunggang yang panjangnya

sekitar 15-20 cm. Karena tanaman kacang hijau ada di keluarga Leguminosae

(polong-polongan) maka di akarnya dapat ditemukan bintil – bintil akar (nodula)

yang berfungsi mengikat nitrogen. Sehingga bisa menyuburkan tanah. Akar

cabang pada tanaman kacang hijau banyak yang menyebar di dekat permukaan

tanah (mesophytes) ada pula yang pertumbuhan akar cabangnya memanjang ke

dalam tanah (xerophytes) (Fitriani, 2015).

Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat

bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping

pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu.Warna batang dan cabangnya ada

yang hijau dan ada yang cokelat muda. Bentuk batang bulat, berbulu dan berbuku

– buku. Setiap.buku batang menghasilkan .satu tangkai daun, kecuali pada daun
5

pertama, yakni sepasang daun yang saling berhadapan dan masing-masing daun

berupa daun tunggal (Bimasri, 2015).

Daun kacang hijau tumbuh majemuk (banyak), terdiri dari tiga helai anak

daun pada setiap tangkai. Helaian daun berbentuk oval dengan bagian ujung

lancip. serta berwarna hijau muda dan hijau tua, letak daun terselip. Tangkai daun

lebih panjang dari.daunnya sendiri (Atika, 2018).

Pembentukan bunga pada tanaman kacang hijau dimulai pada minggu ke-

5. Pembentukan bunga adalah proses menuju pertumbuhan generatif, bunga

kacang hijau muncul di ujung percabangan pada umur 30 hari setelah tanam.

Bunga kacang hijau berbentuk seperti kupu-kupu berwarna kuning pucat atau

kehijauan tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat

menyerbuk sendiri. Bunganya termasuk jenis hemaprodit atau berkelamin

sempurna. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingg pada pagi harinya

bunga akan mekar dan pada sore harinya sudah layu (Herman, 2015).

Kacang hijau mempunyai buah yang berbentuk polong. Panjangnya sekitar

5-16 cm. Setiap polong berisi.10-15 biji. Berbentuk bulat silindris atau pipih

dengan ujung agak.runcing atau tumpul. Pada saat polong masih muda berwarna

hijau, setelah polong menua warnanya akan berubah menjadi kecoklatan atau

kehitaman. (Atika, 2018).

Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang hijau lebih kecil

dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kacang kedelai, yaitu bobotnya hanya

sekitar 0,5-0,8 mg. kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat kecambah

atau taoge. Tipe perkecambahan biji kacang hijau adalah epigeal dan termasuk biji

dikotil yaitu biji berkeping dua (Fahlefi, 2019).


6

Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki

suasana panas selama hidupnya, tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah

hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan indikator

didaerah sentra produsen tersebut keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang

hijau adalah daerah yang bersuhu 250C-270C dengan kelembaban udara 50-80%,

curah hujan antar 50-200 mm/bulan dan cukup untuk mendapat sinar matahari

(tempat terbuka). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau.

Tanaman ini cocok ditanaman pada musim kering (kemarau) yang rataan curah

hujannya rendah (Fahlefi, 2019).

Kacang Hijau merupakan tanaman tropis yang cocok pada suasana panas

selama hidupnya. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian

500 meter di atas permukaan laut. Daerah Jawa, tanaman ini banyak ditanam di

daerah Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Mojosari, Jombang, Pekalongan,

Banyumas, Jepara, Cirebon, Subang dan Banten. Selain di Jawa, tanaman

ini juga ditanam di Madura, Sulawesi, Nusa Tenggara dan

Maluku (Marzuki dan Soeprapto, 2015).

Tanaman kacang hijau termasuk tanaman golongan C3. Artinya, tanaman

ini tidak menghendaki radiasi dan suhu yang terlalu tinggi. Fotosintesis tanaman

kacang hijau akan mencapai maksimum pada sekitar pukul 10.00. Radiasi yang

terlalu terik tidak diinginkan oleh tanaman kacang hijau. Panjang hari yang

diperlukan minimum 10 jam/hari (Purwono dan Hartono, 2015).

Kelembaban dibutuhkan oleh tanaman agar tubuhnya tidak cepat kering

karena penguapan. Kelembaban yang dibutuhkan tiap tanaman berbeda-beda


7

tergantung pada jenisnya. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman kacang

hijau yaitu 50 – 80 %. Keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau

adalah daerah yang bersuhu 25–27 ºC (Sunghening et al., 2015).

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh baik dan produksinya akan tinggi

memerlukan curah hujan berkisar antara 600-2.400 mm/tahun atau 50-200

mm/bulan. Jika curah hujan terlalu tinggi tanaman kacang hijau akan mudah

rebah, terserang penyakit dan terserang hama. Keadaan iklim yang ideal untuk

tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 25-270C dengan kelembaban

udara 65-75% (Kementrian Pertanian, 2016).

Tanah
Tanah yang menunjang kesuburan tanaman adalah tanah yang

mengandung zat organik, anorganik, air, dan udara dalam keadaan cukup dan

tersedia sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Zat organik merupakan zat yang

terbentuk dari hasil pelapukan atau pembusukan sisa-sisa tanaman dan hewan.

Biasanya zat organik terdapat pada lapisan tanah paling atas (top soil) hingga

kedalaman + 15 cm dan berwarna kehitaman. Sedangkan zat anorganik ialah zat

yang berasal dari hancuran bebatuan dan mineral, biasanya tersebar pada lapisan

tanah bawah pada kedalaman lebih dari 15 cm. Tanah dikatakan subur apabila

mengandung bahan-bahan tersebut dengan komposisi 45% bahan organik, 5% zat

anorganik, 25% air dan 25% udara (Rina, 2015).

Kacang hijau dapat tumbuh baik pada tanah dengan tekstur liat

berlempung yang mengandung banyak bahan organik, aerasi dan drainase yang

baik. Struktur tanah gembur dengan tingkat kemasaman pH 5,0-7,0. Jika pH

kurang dari 5,0 atau lebih dari 7,0 pertumbuhan kacang hijau akan kerdil,

menguning dan polong yang terbentuk kecil (Ridwan, 2017).


8

Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah tanah liat

berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.

Struktur tanah gembur dengan tingkat kemasaman pH 5,8-6,7. pH tanah yang

lebih rendah dan lebih tinggi akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

tanaman kacang hijau (Fahlefi, 2019).

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh hampir pada semua jenis tanah yang

banyak mengandung bahan organik, dengan drainase yang baik. Namun demikian,

tanah yang paling cocok bagi tanaman kacang hijau ialah tanah liat berlempung

atau tanah lempung, misalnya Podsolik Merah Kuning (PMK) dan latosol.

Keasaman (pH) tanah yang dikehendaki berkisar antara

5,8 – 6,5 (Fachruddin, 2015).

Tanah gembur, merupakan jenis tanah yang paling baik bagi tanaman

karena memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan unsur hara, air dan

udara serta sesuai bagi kehidupan mikroorganisme. Tanah liat, tidak sesuai bagi

tanaman karena partikel-partikel tanah terlalu rapat sehingga sirkulasi air dan

udara tidak berlangsung lancar dan perakaran tanaman juga sulit menembusnya.

Tanah pasir, juga kurang baik bagi tanaman karena partikel-partikel tanah terlalu

berongga sehingga sulit untuk menyimpan air dan unsur hara (Salmiah, 2015).

Fase Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.)


Pertumbuhan kacang hijau terbagi atas dua fase yaitu fase pertumbuhan

vegetatif dan generatif. Fase pertumbuhan vegetatif terdiri atas tiga fase yaitu fase

perkecambahan, perkembangan kotiledon, dan munculnya daun. fase vegetatif

dihitung semenjak tanaman muncul dari dalam tanah hingga awal pembungaan.

Fase pertumbuhan generatif terdiri dari empat fase yaitu fase mulai berbunga, fase
9

mulai berpolong, fase mulai berbiji dan fase matang

penuh (Maimunah dan Bambang, 2018).

Stadia perkecambahan dicirikan dengan adanya kotiledon, sedangkan

penandaan stadia pertumbuhan vegetatif dihitung dari jumlah buku yang terbentuk

pada batang utama. Stadia vegetatif umumnya dimulai pada buku ketiga. Fase

pertumbuhan vegetatif diawali dengan fase perkecambahan. Fase perkecambahan

terjadi saat umur 3 sampai 7 hari setelah tanam. Kotiledon telah terangkat di atas

permukaan tanah. Fase perkembangan kotiledon terjadi saat umur 7 sampai 15

hari setelah tanam. Kotiledon telah berkembang sempurna. Fase munculnya daun

ialah fase akhir dari pertumbuhan vegetatif. Fase ini terjadi bersamaan dengan

berkembangnya kotiledon secara sempurna. Fase ini terdiri dari beberapa tahap

yaitu munculnya trifolial pertama hingga trifolial keenam. Umur maksimal

tanaman saat fase ini berlangsung ialah antara 22 sampai 30 hari setelah

tanam (Purwono dan Hartono, 2018).

Fase pertumbuhan reproduktif (generatif) dihitung sejak tanaman kacang

hijau mulai berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji, dan

pemasakan biji. Pada fase ini tanaman memerlukan unsur P dan K dalam jumlah

yang lebih banyak. Fase pembungaan berlangsung mulai umur 30 hari setelah

tanam. Pembungaan dimulai dari percabangan ketiga hingga keenam. Pada fase

selanjutnya tanaman mulai dapat melakukan fiksasi nitrogen (N2). Kemampuan

memfiksasi N2 akan bertambah seiring dengan bertambahnya umur tanaman,

tetapi maksimal hanya sampai akhir masa berbunga atau mulai pembentukan biji.

Fase pertumbuhan selanjutnya ialah fase pembentukan polong. Fase

pembentukan polong berlangsung saat umur 40 hari setelah tanam. Polong mulai
10

terbentuk pada satu dari empat percabangan paling atas. Pembentukan polong

akan terjadi pada batang utama yang daunnya telah berkembang sempurna.

Setelah pembentukan polong, tanaman kacang hijau memasuki fase pembentukan

biji. Fase pembentukan biji mulai berlangsung saat umur 40 sampai 45 hari

setelah tanam. Fiksasi nitrogen mencapai puncaknya. Apabila terjadi pengguguran

daun pada fase ini, hasil panen dapat menurun hingga 75%. Hal ini dikarena

cekaman kekeringan pada fase polong (Purwono dan Hartono, 2018).

Fase pemasakan terdiri atas fase pengisian polong dan pemasakan biji.

Fase ini berlangsung secara bersamaan dengan menguningnya daun secara cepat.

Trifolial ketiga sampai keenam juga mengalami pengguguran. Sedangkan fase

pemasakan biji terjadi ketika penambahan berat kering tanaman telah terhenti.

Selain daun, polong juga mulai menguning. Biji yang telah masak fisiologis rata-

rata memiliki kelembaban 60% dan telah berisi bagian-bagian penting dari

tanaman selanjutnya. Tanaman kacang hijau dikatakan siap panen apabila

polongnya telah mencapai kemasakan 95%. Polong yang telah masak sempurna

memerlukan waktu pengeringan lebih lanjut selama 5 sampai 10 hari. Hal ini

untuk mengurangi kadar air dari tanaman menjadi

13% (Purwono dan Hartono, 2018).

Pupuk NPK
Unsur N, P, dan K merupakan faktor penting dan harus tersedia bagi

tanaman karena berfungsi sebagai proses metabolisme dan biokimia sel tanaman.

Nitrogen digunakan sebagai pembangun asam nukleat, protein, bioenzim, dan

klorofil. Fosfor digunakan sebagai pembangun asam nukleat, fosforlipid,

bioenzim, protein, senyawa metabolic yang merupakan bagian dari ATP penting

dalam transfer energy. Kalium digunakan sebagai pengatur keseimbangan ion-ion


11

sel yang berfungsi dalam mengatur berbagai mekanisme metabolik seperti

fotosintesis. Untuk itu, dengan pemberian dosis pupuk N, P dan K akan

memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman (Firmansyah et al., 2017).

Pupuk majemuk NPK merupakan pupuk campuran yang mengandung

lebih dari satu macam unsur hara tanaman (makro maupun mikro) terutama N, P,

dan K Dengan satu kali pemberian pupuk majemuk dapat mencakup beberapa

unsur sehingga lebih efisien dalam penggunaan bila dibandingkan dengan pupuk

tunggal. Salah satu jenis pupuk majemuk NPK adalah pupuk

NPK (Jufri dan Rosjid, 2015).

Pupuk majemuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang dapat

digunakan sangat efisien dalam meningkatkan ketersediaan unsur hahra makro

(N,P, dan K) menggantikan pupuk tunggal seperti Urea, SP-36, dan KCl yang

kadang-kadang susah diperoleh di pasaran dan sangat mahal. Pupuk NPK

Phonska (15:15:15) merupakan salah satu produk pupuk NPK yang telah beredar

di pasaran dengan kandungan nitrogen (N) 15%, fosfor (P2O5) 15%, kalium (K2O)

15%, sulfur (S) 10% dan kadar air maksimal 2%. Pupuk majemuk ini hampir

seluruhnya larut dalam air, sehingga unsur hara yang dikandungnya

dapat segera diserap dan digunakan oleh tanaman dengan

efektif (Pirngadi dan Abdurrachman 2015).

Pupuk majemuk banyak dipilih petani karena lebih praktis dan dapat

memenuhi kandungan hara makro tanaman. Pupuk NPK merupakan pupuk 11

NPK kompleks yang mengandung 3 unsur hara utama yaitu nitrogen (N), fosfat

(P), kalium (K) dan belerang (S). Nitrogen (N) = 15%, Fosfat (P2O5) = 15%,
12

Kalium (K2O) = 15% dan Sulfur (S) = 10%. Keuntungan menggunakan pupuk

phonska adalah granular, lebih mudah digunakan (Kasanopa dan Sumihar, 2018).

Keuntungan menggunakan pupuk NPK adalah granular, lebih mudah

digunakan. Setiap pupuk "NPK" mengandung 3 jenis nutrisi utama N, P, K

diperkaya dengan nutrisi dari belerang dan mudah larut dalam air, sehingga cepat

diserap oleh akar tanaman. Manfaat lainnya antara lain mempercepat

pertumbuhan tanaman, membuat batang tanaman kuat, meningkatkan ketahanan

tanaman terhadap hama, penyakit dan kekeringan, meningkatkan ketahanan

tanaman dan meningkatkan ukuran buah, umbi dan

biji (Suwandi dan Sulistyono, 2015).

Kompos
Masih rendahnya produksi dan produktivitas yang dicapai petani dalam

pengembangan budidaya kacang hijau disebabkan oleh teknik budidaya yang

belum optimal, pemupukan dan persediaan air kurang memadai, adanya serangan

hama dan penyakit, serta adanya gangguan gulma yang merupakan persaing bagi

kacang hijau (Fitrina, 2015).

Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

pertumbuhan tanaman untuk menentukan keberhasilan produksi tanaman.

Pemupukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara dalam jumlah

yang cukup dan seimbang dengan harapan dapat menunjang pertumbuhan

vegetatif dan generatif tanaman yang mengarah pada produksi yang tinggi dan

bermutu baik (Latuamury, 2015).

Penggunaan pupuk organik seperti kotoran ternak (pupuk kandang)

merupakan salah satu alternatif untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesuburan tanah. Pupuk kandang juga dapat mengurangi penggunaan pupuk


13

buatan yang harganya relatif mahal dan terkadang sulit diperoleh. Pupuk organik

mengandung unsur nitrogen, asam fosfat, kalium dan hampir semua unsur hara

makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman serta berperan dalam memelihara

keseimbangan hara dalam tanah. (Lingga dan Marsono, 2015).

Penambahan bahan organik seperti kotoran ayam dapat meningkatkan

aktivitas mikroorganisme tanah sehingga aktivitas perombakan bahan organik

meningkat dan hasil akhirnya melepaskan unsur hara yang tersedia dapat diserap

tanaman. Peranan pupuk kandang kotoran ayam sangat penting dalam

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Berdasarkan penelitian

Latuamury (2015), pemberian pupuk kandang kotoran ayam sebanyak 14 ton/ha

menghasilkan produksi biji 1,64 ton/ha kacang hijau.

Usaha lain yang dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman kacang

hijau adalah dengan penggunaan mulsa. Mulsa adalah bahan yang dipakai pada

permukaan tanah dan berfungsi untuk menghindari kehilangan air melalui

penguapan dan menekan pertumbuhan gulma. Mulsa dapat berupa sisa tanaman

yang masih basah atau kering dan mulsa yang berasal dari bahan sintetis seperti

mulsa plastik. Hasil penelitian Trisnaningsihet et al., (2015), pemberian mulsa

jerami padi pada tanaman kedelai menghasilkan produksi biji 1,55 ton/ha.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Praktikum
Adapun praktikum dilaksanakan di Lahan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan pada hari Senin, 2 Oktober 2023 s/d selesai pukul 14.20-

16.10 WIB pada ketinggian ± 2,5-37,5 mdpl.

Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cangkul sebagai

alat untuk mengolah tanah, wadah perendaman sebagai tempat untuk merendam

benih, pacak digunakan untuk membuat plot tanaman, gembor/handsprayer

sebagai alat untuk menyiram tanaman, meteran/penggaris sebagai alat ukur tinggi

tanaman, buku data sebagai alat untuk tempat data dituliskan, buku logbook

sebagai alat untuk tempat dokumentasi kegiatan pengamatan dan perawatan, dan

pena sebagai alat untuk menulis data.

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih Kacang

Hijau (Vigna radiata L.) varietas Vima 1 sebagai objek yang diteliti, Pupuk

Kandang untuk dicampur kedalam plot tanaman, pupuk NPK untuk mensuplai

hara bagi tanaman dan air untuk menyiram tanaman.

Prosedur Praktikum
 Disiapkan lahan dengan ukuran 3 x 16 meter.

 Disiapkan benih Kacang hijau (Vigna radiata L.) kemudian direndam

selama 15 menit

 Disiapkan pupuk kandang kemudian dicampur dengan top soil dengan

perbandingan 4 : 1

 Dibuat lubang tanam sedalam 5 cm sebanyak 2 buah kemudian ditanam

dengan jarak 20 x 40 cm
15

 Dilakukan replanting dari tanaman cadangan kedalam plot apabila ada

tanaman yang tidak tumbuh

 Dilakukan perawatan tanaman dengan menyiram, mencabut gulma

disekitar tanaman dan melakukan pengendalian hama penyakit dengan

menyemprotkan dithane sebanyak 3 gram/liter dan decis sebanyak 1

ml/liter pada masing-masing polibag

 Dilakukan pemupukan pertama dan kedua dengan dosis 3 gram per

polybag (2 tanaman) dengan pupuk NPK dengan pemupukan sistem

larikan

 Disiapkan plang untuk tanaman Kacang hijau (Vigna radiata L.) dan

dipasang didepan plot tanaman

 Dilakukan pendataan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) kemudian

dimasukkan ke buku data dan logbook setiap minggunya

Peubah Amatan
Hari Berkecambah (HST)
Pengamatan hari berkecambah dimulai pada saat awal tanam dengan

memperhatikan pada hari ke berapa tanaman muncul plumula atau radikula.

Tinggi Tanaman (cm)


Pengukuran tinggi tanaman menggunakan meteran, dilakukan dari pangkal

batang sampai titik tumbuh. Waktu pengukuran dimulai umur tanaman 2 minggu

setelah tanam sampai memasuki masa generatif yang ditandai dengan keluarnya

bunga. Pengamatan dilakukan pada umur 2-4 MST.

Jumlah Cabang Primer


Pengamatan jumlah cabang primer dimulai pada saat cabang primer
muncul sampai dengan panen dengan interval 1 minggu sekali. Cabang primer
yang muncul akan dihitung dan dicatat jumlahnya.
16

Jumlah Daun (helai)


Jumlah daun dihitung mulai tanaman berumur 2 MST sampai memasuki

masa generatif yang ditandai dengan keluarnya bunga dengan interval 1 minggu.

Jumlah daun dihitung dengan menghitung jumlah daun secara keseluruhan.

Jumlah Polong
Pengamatan jumlah polong per tanaman dilakukan dengan menghitung

semua polong yang berisi per tanaman setiap polibag. Pengamatan ini dilakukan

saat panen dengan satuan polong. Pengamatan ini dilakukan pada umur 57, 60 dan

63 HST.

Hari Berbunga (HST)


Pengamatan waktu muncul bunga dilakukan dengan menghitung umur

tanaman pada saat tanaman memasuki stadia reproduktif yaitu membukanya

bunga pertama kali pada salah satu buku utama.

Jumlah Biji per Polong (biji)


Jumlah biji per polong dihitung dengan cara menghitung setiap biji yang

ada pada polong tanaman pada saat pemanenan.

Jumlah Biji per Tanaman (biji)


Jumlah biji per tanaman dihitung dengan cara menghitung setiap biji yang

ada pada tanaman pada saat pemanenan.

Bobot Biji per Tanaman (gram)


Penghitungan bobot biji dilakukan dengan mengumpulkan seluruh biji dari

masing-masing tanaman dan ditimbang dengan timbangan analitik.

Indeks Panen
Indeks panen merupakan rasio persentase antara hasil ekonomi dan total

hasil biologi yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

HI = sy / (sy + py)
17

Produksi per Hektar


Produksi dihitung dari hasil panen per polibag, kemudian dikonversikan ke

luas lahan dalam satuan hektar. Produksi per polibag diperoleh dengan

menghitung seluruh tanaman pada media percobaan. Produksi per hektar dapat

diketahui dengan cara mengkonversikan bobot biji kering per polibag, yaitu :

P = k x (luas per ha / luas panen)


18

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil

Pembahasan
19

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

Adhadiyanto 2015. Uji Pupuk Sulfur Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Merah (Allium ascalonicum L.). Skripsi. Universitas Trunojoyo Madura.
Atika, R. 2018. Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang
Hijau (Vigna radiata L.) dengan Pemberian Giberelin di Lahan Salin.
Skripsi. program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian.Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Badan Pusat Statistik, [BPS]. 2015. Produksi Kacang Hijau Menurut Provinsi
(ton), 1993- 2015. Retrieved September 8, 2018, from
https://www.bps.go.id/dynamictable/2015/09/ 09/877/produksi-kacang-
hijau-menurutprovinsi-ton-1993-2015.html
Deden. 2015. Pengaruh Jarak Tanam dan Aplikasi Pupuk NPK terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L.Merril)
Varietas Kaba.Jurnal Agrikultura.Vol 26 (2): 90-98.ISSN 0853-2885
Fachruddin, L. 2012. Budidaya Kacang-kacangan Yogyakarta.118 hal.
Fahlefi, R. 2019. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kacang
Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Pemberian POC Kulit Pisang dan
PupukTSP. Skripsi. http://repository.umsu.ac.id. (Diakses, Desember
2022).
Firmansyah, I., Syakir, M., & Lukman, L. 2017. Pengaruh Kombinasi Dosis
Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terung
(Solanum melongena L .), 27(1), 69–78
Fitriani, A, 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Limbah Organik terhadap
Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.).
Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Bengkulu.
Hadisuwito, S. 2015. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia. Jakarta.
Herman, D., & Roslim, D. I. 2015. Karakteristik Ggronomi Delapan Galur
Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Kampar Generasi
Kedua. Prosiding SEMIRATA, 4(1). 154 – 165
Hidayat, N. 2018. Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah
(Arachis hypogea L.) Varietas Lokal Madura Pada Berbagai Jarak
Tanam dan Pupuk Fosfor. Agrovivor, 1(1), 55–64.
Johan R, Charles S, Vilma L. T., dan Marlita H. M. 2020. Pengaruh Dosis Pupuk
NPK Phonska dan Pupuk Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.).Jurnal Budidaya
Pertanian.Vol 16(2) : 167-172.
21

Jufri, A dan M. Rosjidi. 2015. Pengaruh Zeolit dalam Pupuk terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah di Kabupaten Badung Provinsi
Bali. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 14(3): 161-166.
Jumini, J., Nurhayati, dan Murzani. 2015. Efek kombinasi dosis pupuk N, P, K
dan cara pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis
Banda Aceh. Jurnal Floratek 6: 165-170.
Kasanopa, Sumihar. 2018. Pengaruh Kompos Serasah Jagung Dan
NPK 15:15:15 Terhadap Pertumbuhan Serta Produksi Tanaman Kacang
Hijau (Phaseolus radiatus L.). (Skripsi). Fakultas Pertanian: Universitas
Islam Riau.
Kementerian Pertanian. 2016. Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang
Tanah dan Kacang Hijau Tahun Anggaran 2016. Hal : 46.
Kementrian Pertanian. 2016. Petunjuk Teknis Pengelolaan Produksi Kacang
Tanah dan Kacang Hijau. Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan. (www.tanaman pangan.pertanian.go.id) (Diakses
tanggal 18 November 2023).
Miranti, I. 2018. Pengaruh limbah cair tahu dan NPK 15:15:15 terhadap
pertumbuhan serta produksi tanaman bunga kol
(Brassica olearacea var. botrytis L) (Skripsi). Fakultas Pertanian:
Universitas Islam Riau. Pekanbaru.
Nurbaetun, I., M. Surahman dan A. Ernawati. 2015. Pengaruh dosis pupuk NPK
dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan produksi Kacang
Hijau (Phaseolus radiatus L.). Agrohorti 5(1):17-26. DOI:
10.29244/agrob. v5i1.15885.
Pirngadi, S. dan S. Abdurrachman. 2015. Pengaruh Pupuk Majemuk NPK (15-15-
15) Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Sawah.Jurnal Agrivigor 4:
188-197.
Pranata, Ayub S. 2015. Meningkatkan Hasil Panen Dengan Pupuk Organik.
Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Purwono dan R. Hartono, 2015. Teknik Budidaya Kacang Hijau. Depok.
Ridwan. 2017. Pengaruh Jenis Arang sebagai Media Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
Skripsi. Jurusan Pendidikan IPA-Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Rina, D. 2015. Pengaruh Kondisi Tanah Bagi Tanaman.
http://kaltim.litbang.pertanian.go.id. (Diakses, 18 November 2023).
Salmiah, C, 2015. Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis Pupuk NPK terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang
22

Hijau (Phaseolus radiatus L.). Program Studi Agroteknologi. Fakultas


Pertanian. Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat.
Sarif, E.S. 2015. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka
Buana, Bandung.
Sudarmi, R. Nugraheni, S.N. Catur Rini, H. Yos Wahyu dan A. Setyarini. 2015.
Kajian dosis pupuk NPK terhadap hasil dan analisis usaha tani cabe
rawit Rama (Capsicum frutensence). Jurnal Widyatama 22(1): 1-9.
Sunghening, W., Tohari dan D, Shiddieq. 2015. Pengaruh mulsa organik terhadap
pertumbuhan dan hasil tiga varietas kacang hijau (Vigna radiata L.
Wilczek) di lahan pasir pantai bugel, kulon progo. Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Suwandi dan Sulistyono, A. 2015. Kajian Dosis Pupuk Phonska Pada Dua
Varietas Semangka Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Buah Semangka.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Hal : 53-57.
Suyono, DA. 2018. Pupuk dan Pemupukan. Unpad Press. Bandung.
Yusuf. 2015. Pemanfaatan Kacang Hijau sebagai Pangan Fungsional Mendukung
Diversivikasi Pangan di Nusa Tenggara Timur. Peneliti Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian NTT.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Persiapan Lahan

Lampiran 2. Pembuatan Plot Tanaman

Lampiran 3. Pencampuran Pupuk Kandang

Lampiran 4. Perendaman Biji


24

Lampiran 5. Penanaman

Lampiran 6. Pemupukan NPK

Lampiran 7. Penyiraman

Lampiran 8. Penyiangan Gulma


25

Lampiran 9. Pemasangan Plang

Lampiran 10. Pengamatan Tinggi Tanaman

Lampiran 11. Pengamatan Jumlah Daun

Lampiran 12. Pengamatan Jumlah Cabang Primer


26

Lampiran 13. Pemanenan


Lampiran 14. Penimbangan Bobot Biji

Anda mungkin juga menyukai