Anda di halaman 1dari 28

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L.

)
DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK DAN BAHAN ORGANIK

LAPORAN

OLEH:
RICO FIKY PRANATA
210301005
AGRONOMI-1

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN II : SORGUM, LEGUM, UMBI-UMBIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)
DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK DAN BAHAN ORGANIK

LAPORAN

OLEH:
RICO FIKY PRANATA
210301005
AGRONOMI-1

Laporan sebagai salah satu Syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Tanaman Pangan II Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM TANAMAN PANGAN II : SORGUM, LEGUM, UMBI-UMBIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
Judul : Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Dan NPK
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Kacang Hijau ( Vigna radiata L.)
Nama : Rico Fiky Pranata
Nim : 210301005
Kelompok : 5
Kelas : Agronomi-1

Diketahui Oleh:
Dosen Penanggung Jawab Praktikum

(Dr. Ir. Jonatan Ginting M)


NIP : 195902011986011001

Diperiksa Oleh : Diperikssa Oleh :


Asisten Korektor 1 Asisten Korektor 2

(M. Rofiqul Firdaus Siregar) (Efendi Cordias Domini Gulo)


NIM : 200301152 NIM : 200301023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari laporan ini ” Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman

Kacang Hijau ( Vigna radiata L. ) Dengan Pemberian Pupuk Organik Dan

Pupuk NPK Mutiara 16-16-16” laporan sebagai salah satu komponen penilian

praktikum di Laboratorium Tanaman Pangan II : Gandum, Sorghum, Legum,

Umbi-Umbian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Jonatan Ginting M,

Prof.Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si., Dr. Nini Rahmawati SP., M.Si. selaku dosen

pengampu mata kuliah Tanaman Pangan II dan asisten laboratorium yang telah

membantu penyelesaian laporan ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam

membangun kesempurnaan jurnal ini.

Medan, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................................... 1
Tujuan Praktikum ................................................................................................ 3
Kegunaan Penulisan ............................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kacang Hijau (Vigna radiata L.) ............................................................. 5
Fase-fase Pertumbuhan Kacang Hijau ................................................................ 6
Syarat Tumbuh Kacang Hijau ............................................................................. 9
Pupuk NPK ........................................................................................................11
Pupuk Organik .................................................................................................. 13
BAHAN DAN METODE .................................................................................... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 17
KESIMPULAN.................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai salah satu sumber protein nabati,

merupakan komoditas strategis karena permintaannya cukup besar setiap tahun,

sebagai bahan pangan, pakan, maupun industri. Kacang hijau merupakan jenis

tanaman legum sehingga dapat bersimbiosis dengan rhizobium. Cara budidaya

tanaman ini relatif mudah, hama yang menyerang relatif sedikit, dan harganya

relatif stabil (Alfandi, 2015).

Kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan salah satu bahan pangan yang

banyak dikomsumsi oleh masyarakat luas selain beras. Karena tergolong tinggi

penggunaannya dalam masyarakat, maka kacang hijau memiliki tingkat kebutuhan

yang cukup tinggi. Dengan teknik budidaya dan penanaman yang relative mudah

budidaya tanaman kacang hijau memiliki prospek yang baik untuk menjadi peluang

usaha agrobisnis (Herman, 2019).

Produksi kacang hijau di Indonesia terus mengalami penurunan, dimana

pada tahun 2021 produksi kacang hijau di Indonesia sebesar 211.176 ton mengalami

penurunan produksi jika dibandingkan pada tahun 2020 yaitu 222.629 Produktivitas

kacang hijau di Indonesia pada tahun 2020-2021 juga mengalami penurunan yaitu

dari 1,203 ton/ha menjadi 1,142 ton/ha (Laporan tahunan DJTP 2021). Sedangkan

untuk luas tanam kacang hijau di Indonesia pada tahun 2020- 2021 mengalami

peningkatan dari 187.819 ha menjadi 189.298 ha, tetapi mengalami penurunan luas

panen dari 185.079 ha menjadi 183.729 ha.

1
2

Budidaya kacang hijau (Vigna radiata L) masih tergolong rendah karena

sistem pertanian yang sederhana dan kurang minatnya petani untuk menanam.

Kacang hijau di indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman

pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Saat ini terbatasnya lahan

pertanian membuat petani lebih memilih tanaman pangan yang lainnya

(Chusnia, 2017).

Budidaya tanaman kacang hijau di Indonesia mempunyai permasalahan

seperti produksinya yang masih rendah serta lahan budidaya penanaman kacang

hijau yang masih terbatas, yang mana ketersediaan lahan yang mampu mendukung

dan memberikan produktivitas yang maksimal. Karena adanya kemungkinan

tanaman kacang hijau kurang populer di bandingkan tanaman lain. Permasalahan

ini dapat diatasi dengan cara mengoptimalkan lahan – lahan Marginal seperti tanah

ultisol yang memiliki sifat masam untuk kegiatan budidaya tanaman. Salah satu

tantangan untuk pengembangan kacang hijau di lahan yang miskin hara (ultisol)

yaitu dengan memperbaiki kualitas lahan serta peningkatan produktivitas lahan

tersebut (Widiyawati dan Harjoso, 2016).

Bertambahnya jumlah penduduk dan semakin beragamnya jenis olahan

hasil kacang hijau menyebabkan tingkat konsumsi meningkat, namun demikian

produksi kacang hijau dalam negeri cenderung menurun. Dimana pada tahun 2021

produksi kacang hijau di Indonesia sebesar 211.176 ton mengalami penurunan

produksi jika dibandingkan pada tahun 2020 yaitu 222.629 Produktivitas kacang

hijau di Indonesia pada tahun 2020-2021 juga mengalami penurunan yaitu dari

1,203 ton/ha menjadi 1,142 ton/ha (Laporan tahunan DJTP 2021). Sedangkan untuk
3

luas tanam kacang hijau di Indonesia pada tahun 2020-2021 mengalami

peningkatan dari 187.819 ha menjadi 189.298 ha.

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya produksi kacang hijau di lahan

petani antara lain kurang tersedianya benih berkualitas dari varietas unggul,

tanaman mengalami kekeringan atau kelebihan air, teknik bercocok tanam belum

optimal, adanya gangguan hama, penyakit, dan gulma, serta kendala sosial ekonomi

(Sumarji, 2015 dalam Rahayu, 2017).

Untuk mendukung pertumbuhan dan hasil yang optimal, tanaman sangat

memerlukan pemupukan. Ada dua jenis pupuk yang sering di gunakan yaitu pupuk

anorganik (kimia) dan pupuk organik. Pupuk kimia mampu meningkatkan

produktivitas tanah dalam waktu yang singkat tetapi mengakibatkan kerusakan

pada struktur tanah. Pupuk organik memiliki kelebihan yaitu melepaskan hara

secara perlahan-lahan sehingga mempunyai efek residu dalam tanah dan

bermamfaat bagi tanaman berikutnya (Suprapto dan Aribi, 2016).

Pemupukan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk

memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman. Dengan adanya

pemupukan tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal. Untuk

menunjang kesuburan tanaman, tanah harus mengandung beberapa unsur seperti

zat organik, zat anorganik, air dan udara (Redaksi Agromedia, 2019).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pemberian pupuk organik dan pupuik NPK 16-16-16 terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman kacang hijau ( Vigna radiata L ).


4

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini sebagai salah satu komponen

penilaian praktikum di Laboratorium Tanaman Pangan II : Sorghum, Legum dan

umbi-umbian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA

Botani Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Adapun klasifikasi

botani kacang hijau sebagai berikut :

Divisio :Spermtophyta

Subdivisi :Angiospermae

Kelas :Dicotyledoneae

Ordo :Rosales

Keluarga : Leguminosae (Fabaceae)

Genus : Vigna

Species : Vigna radiata

(Somiangsih, 2018).

Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi

menjadi dua, yaitu Mesophytes dan Xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak

cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara

Xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang kearah bawah

(Purwono dan Hartono, 2015).

Batang kacang hijau berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya

kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang

menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun

yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang

hijau tumbuh tegak dengan cabangnya menyebar kesemua arah (Kurniawan, 2015).

Bunga kacang hijau memiliki diameter sekitar 1-2 cm dan berada dalam

tandan ketiak, biasanya terdiri dari 5-25 kuntum bunga dengan panjang tandan

5
6

mencapai 2-20 cm. Bentuknya menyerupai kupu-kupu dengan warna kuning

kehijauan atau kuning pucat. Bunga ini memiliki kemampuan penyerbukan sendiri

yang menghasilkan polong. Mereka termasuk dalam kategori cleistogamous,

artinya bunga mekar setelah proses penyerbukan terjadi. Bunga ini bersifat

hermaprodit atau berkelamin sempurna. Penyerbukan pada kacang hijau umumnya

terjadi di malam hari, dan bunga mekar pada sore hari hingga layu di

pagi hari, mengakibatkan kemungkinan penyerbukan silang yang rendah

(Ramadhan et al.,2022).

Buah kacang hijau memiliki bentuk polong yang menyebar dan

menggantung dengan bentuk silindris, panjangnya berkisar antara 6-15 cm, dan

seringkali memiliki bulu-bulu pendek. Polong-palong ini terbentuk di setiap

pangkal cabang, dan jika tanaman tumbuh dengan baik, polong yang terbentuk

dapat menghasilkan biji-biji yang penuh. Polong berwarna hijau saat muda dan

berubah menjadi coklat atau hitam ketika sudah tua. Tiap polong biasanya memuat

10-15 biji. Proses pematangan polong biasanya membutuhkan waktu sekitar 60-80

hari setelah tanam. Biji kacang hijau memiliki ukuran yang lebih kecil

dibandingkan biji-biji dari kacang-kacangan lainnya. Mereka memiliki dua bagian

dan terlindungi oleh lapisan kulit. Warna bijinya umumnya hijau kusam atau hijau

mengkilap, walaupun ada beberapa yang berwarna kuning, coklat, atau hitam

(Frastika et al., 2017).

Fase-fase Pertumbuhan Kacang Hijau

Pertumbuhan berarti pertambahan ukuran. Karena Organisme multisel

tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam

bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Tahapan dalam
7

pertumbuhan dan perkembangan sel : Berbagai ragam bentuk yang mengagumkan

dihasilkan dari proses pertumbuhan dan perkembangan (terdapat hampir 285.000

spesies tumbuhan berbunga), namun itu semua merupakan hasil dari tiga peristiwa

yang sederhana pada tingkat sel. Yang pertama adalah Pembelahan Sel: satu sel

dewasa membelah menjadi dua sel yang terpisah , yang tidak selalu serupa satu

sama lain. Yang kedua adalah Pembesaran Sel : salah satu atau kedua sel anak

tersebut membesar volumenya. Peristiwa yang ketiga adalah Diferensiasi Sel: sel

yang berangkai sudah mencapai volume akhirnya, menjadi terspesialisasi dengan

cara tertentu. Berbagai macam cara sel membelah, membesar, dan terspesialisasi

telah menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan, dan banyak jenis

tumbuhan (Felania, 2017).

Pada tanaman semusim, fase vegetatif dan generatif hanya berlangsung

selama setahun atau semusim sedangkan pada tanaman tahunan fase ini dapat

berlangsung sepanjang tahun atau bergantian secara periodik selama tahunan.

Dengan demikian studi kedua fase ini penting dalam konservasi,penelitian dan

pengembangan jenis tumbuhan, termasuk tumbuhan obat. Dari sini akan dapat

ditentukan masa tanam, pemeliharaan, pola tanam, karapatan populasi,

pengendalian jasad pengganggu dan masa panen secara

optimal (Naomi et al., 2018).

Pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah dibagi menjadi dua fase

yaitu fase vegetatif dan generatif Fase vegetatif terdiri dari : VE (kecambah),

ditandai dengan kotiledon baru muncul di atas tanah biasanya terjadi pada umur 0

– 6 hst; VK(Kotiledon terbuka) ditandai dengan kotiledon terbuka biasanya terjadi

pada umur 6 – 7 hst; V1(buku kesatu) ditandai dengan munculnya daun bertangkai
8

empat pada buku pertama dan telah berkembang penuh; V2 (buku kedua) ditandai

dengan daun bertangkai empat telah berkembang penuh pada buku kedua; V3 (buku

ketiga) ditandai dengan daun bertangkai empat telah berkembang penuh pada buku

ketiga; Vn (buku ke-n) ditandai dengan daun bertangkai empat telah berkembang

penuh pada buku ke-n.Fase V1-Vn biasanya terjadi pada umur 7-27 hst

(Muzaiyanah, 2023).

Pertumbuhan vegetatif dan generatif adalah proses penting dalam siklus

hidup setiap jenis tumbuhan. Pertumbuhan vegetatif adalah pertambahan volume,

jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang

dimulai dari terbentuknya daun pada proses perkecambahan hingga awal

terbentuknya organ generatif. Sedangkan pertumbuhan generatif adalah

pertumbuhan organ generatif yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga

hingga buah masak. Kedua proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor

genetik dan lingkungan, tempat tumbuh tanaman sehingga terdapat perbedaan

masa dan fase antar jenis, varietas dan lingkungan yang

berbeda (Solikin, 2018).

Adapun fase generatif terdiri dari: R1 (Mulai berbunga) ditandai dengan

adanya satu bunga mekar pada ketiak daun,biasanya terjadi pada umur 27 – 32 hst;

R2(Pembentukan ginofor) ditandai dengan Mulai terlihatnya ginofor yang biasanya

terjadi pada umur 32 – 49 hst; R3 (Pembentukan polong) ditandai dengan kondisi

ujung ginofor yang mulai membengkak, biasanya terjadi pada umur 40 – 45 hst; R4

(polong penuh) ditandai dengan kondisi polong yang mencapai ukuran maksimum

untuk pengisian biji, biasanya terbentuk pada umur 45 – 52 hst; R5(Pembentukan

biji) ditandai dengan kondisi polong berkembang penuh dan bila disayat melintang
9

akan terlihat pertumbuhan kotiledon biji, biasanya terjadi pada umur 52 – 57 hst;

R6 (Biji penuh) ditandai dengan kondisi polong telah terisi biji dan dalam keadaan

segar biasanya terjadi pada umur 57 – 68 hst; R7 (Biji mulai masak) ditandai dengan

adanya satu polong yang telah memperlihatkan bintik-bintik hitam di bagian dalam

kulit polong, biasanya terjadi pada umur 68 – 75 hst; R8 (masak panen) ditandai

dengan beberapa polong telah memperlihatkan bintik-bintik hitam dibagian dalam

kulit polong, biasanya terjadi pada umur 85 – 100 hst dan R9 (Lewat masak)

ditandai dengan polong mulai membusuk, yang biasanya terjadi pada umur ≥ 100

hst. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perubahan

lama pertumbuhan vegetatif setelah disimpan selama 4 bulan serta untuk

mengetahui kestabilan laju perubahan fase yang diharapkan akan menjadi info

dasar untuk pengembangan di bidang budi daya kacang tanah kedepan

(Muzaiyanah, 2023).

Syarat Tumbuh Kacang Hijau

Tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan baik dan produksinya tinggi

memerlukan curah hujan berkisar antara 21 600-2.400 mm/tahun atau curah hujan

selama musim tanam berkisar antara 50-200 mm/bulan. Curah hujan yang kurang,

bila tidak disertai dengan pengairan yang cukup pada fase perkecambahan dapat

menyebabkan benih gagal tumbuh, karena air merupakan kebutuhan benih yang

pertama untuk berkecambah. Demikian pula pada fase pembuahan dan pengisian

polong. Apabila tanaman tidak mendapatkan air yang cukup maka tanaman tidak

dapat membentuk polong. Curah hujan yang terlalu tinggi, juga akan menyebabkan

pertumbuhan tanaman terhambat, produksinya rendah, tanaman mudah rebah, dan

tanaman mudah terserang penyakit (Edy et al., 2016).


10

Kelembaban sangat berpengaruh untuk perkecambahan dan pertumbuhan

bibit yang baik. Pada tanah yang cukup lembab, perkecambahan benih dan

pertumbuhan bibit akan sangat bagus. Akan tetapi bila tanah terlalu lembab, maka

perkecambahan dan pertumbuhan bibit akan terhambat, bahkan bibit bisa mati.

Pada tanah yang kering, perkecambahan dan pertumbuhan bibit juga kurang bagus.

Karena tanah yang kering akar tidak bisa berkembang dengan baik dan tidak bisa

menyerap unsur hara dengan baik. Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan

tanaman kacang hijau adalah 50%-80%. Dengan kondisi suhu udara 20-25O C dan

kelembaban udara yang cukup maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan

baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar. Sehingga dengan

demikian sumber energi tersedia cukup untuk proses pernafasan dan pertumbuhan

tanaman, seperti pembentukan batang, cabang, daun, buah (polong), dan

pembentukan sel-sel baru lainnya (Tania et al.,2023).

Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk

proses fotosintesis. Fotosintesis tanaman dapat berjalan dengan baik apabila

tanaman mendapatkan penyinaran cahaya matahari yang cukup. Hal ini

dikarenakan tanaman kacang hijau merupakan tanaman C3 yang membutuhkan

cahaya kurang dari 12 jam (short day plant). Ashari (2006) juga menyatakan bahwa

tanaman C3 hanya memerlukan penyinaran selama maksimal 12 jam agar tanaman

tersebut dapat berbunga (Ketut Mahardika et al..2023).

Tanaman kacang hijau membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainasenya baik, serta mempunyai

kisaran pH 5,8 - 6,5. Untuk tanah yang ber-pH lebih rendah dari pada 5,8 perlu

dilakukan pengapuran (liming). Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang


11

tidak terlalu berat. Artinya, tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah

dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau.

Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau,

asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik (Nasution et al..2023).

Tanaman kacang hijau dapat ditanam di berbagai ketinggian tempat (

dataran rendah, dataran medium, dan dataran tinggi). Namun, ketinggian tempat

yang paling cocok untuk penanaman kacang hijau di dataran rendah sampai

ketinggian 500 m dpl. Ketinggian tempat berpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman, produksi dan umur panen. Penanaman kacang hijau di dataran tinggi lebih

dari 750 m dpl umur panennya akan lebih panjang jika dibandingkan dengan yang

ditanam di dataran rendah. Bertambah panjangnya umur panen tersebut karena

energi yang diterima di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan di dataran rendah,

sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lamban. Di samping itu, keadaaan suhu

yang kurang sesuai di dataran tinggi 25 juga merupakan faktor penghambat

pertumbuhan tanaman. Di samping itu, produktivitasnya pun juga lebih rendah

(Mardhiana et al.,2022).

Pupuk NPK

Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia hasil

industri atau pabrik pembuat pupuk. Kandungan haranya yang beragam dan

disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pupuk anorganik mempunyai keunggulan

sebagai berikut (1) kandungan zat hara dalam pupuk anorganik dibuat secara tepat

(2) pemberiannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman (3) pupuk

anorganik mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah banyak (4) praktis dalam
12

transportasi dan menghemat ongkos angkut (5) beberapa jenis pupuk anorganik

langsung dapat diaplikasikan sehingga menghemat waktu (Khairunisa, 2015).

Pada saat pertumbuhan dan perkembangan sampai tanaman menghasilkan

dibutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup, khususnya unsur fosfor (P)

dankalium (K). kandungan unsur P dan K pada pupuk NPK cukup tinggi (16%),

diduga pemberian NPK dapat memenuhi kebutuhan hara P dan Kuntuk tanaman

kacang hijau sehingga pada saat panen dapat menghasilkan jumlah buah dan berat

buah yang lebih baik. Lingga mengemukakan bahwa pengaruh fosfor (P) dapat

meningkatkan hasil tanaman, perbaikkan kualitas hasil dan mempercepat

pematangan, sedangkan kalium (K) berperan sebagai katalisator berbagai reaksi

enzimatik dan proses fisiologi lainnya sehingga secara keseluruhan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan kualitas hasil (Hertos, 2015).

Pupuk NPK merupakan sumber hara untuk memenuhi kebutuhan unsur

nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman. Unsur hara nitrogen berfungsi

merangsang pertumbuhan secara keseluruhan baik batang, cabang, maupun daun,

membentuk protein, lemak dan senyawa organik lainnya serta pembentukan hijau

daun. Unsur hara fosfor berfungsi untuk membantu asimilasi dan pernapasan,

merangsang pertumbuhan akar, dan bahan untuk pembentukan protein. Sedangkan

unsur hara kalium berfungsi memperkuat tubuh tanaman, membantu pembetukan

protein dan karbohidrat (Sitorus & Tyasmoro, 2019).

Penambahan pupuk majemuk dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara

bagi tanman, diantaranya unsur N, P, K dan Mg. Pengaturan Jarak Tanam dan Dosis

Pupuk Majemuk NPK pada Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata

L.) Varietas Vima 2, menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk 250 kg/ha
13

memberikan hasil yang baik dan berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kacang

hijau (Barus, 2017).

Perpanjangan atau pembelahan sel sangat ditentukan oleh ketersediaan

unsur nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah pada saat fase vegetatif. Pupuk NPK

membantu pertumbuhan tanaman sehingga berkembang secara maksimal. Salah

satu jenis pupuk NPK yang sering dijumpai ialah NPK mutiara. Hasil penelitian

Ramadhan (2022) menyatakan bahwa pemberian pupuk NPK mutiara 350 kg ha-1

berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang primer, dan jumlah

polong per tanaman.

Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik seperti

tumbuhan dan hewani yang diproses melalui proses rekayasa seperti pengomposan.

Kelebihan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk lainnya adalah memperbaiki

sifat tanah, memacu pertumbuhan tanaman, meningkatkan mikroorganisme yang

membantu pertumbuhan tanaman, mudah diserap oleh tanaman dan

menggemburkan tanah (Suwatanti and Widiyaningrum, 2017).

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan

atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang

berbentuk cair, maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah untuk

memperbaiki kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, selain sebagai sumber unsur

hara bagi tanaman. Pupuk organik atau bahan organik merupakan sumber nitrogen

tanah yang utama, dan di dalam tanah pupuk organik akan dirombak

oleh mikroorganisme menjadi humus, atau bahan organik tanah

(Jayati dan Susanti, 2019).


14

Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik

kualitas maupun kuantitasnya, mengurangi pencemaran lingkungan, dan

meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik

dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah

degradasi lahan. Pemberian pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah,

yaitu peningkatan kapasitas tanah menahan air, pengurangan kerapatan massa

tanah, peningkatan porositas total, memperbaiki stabilitas agregat tanah, dan

meningkatkan kandungan humus tanah. Kesuburan tanah secara biologi dapat

diartikan sebagai tersedianya mikroorganisme dalam tanah yang mampu

menguraikan bahan organik dalam tanah yang sebelumnya tidak tersedia menjadi

tersedia bagi tanaman. Perbaikan kualitas fisik, kimia, dan biologi tanah akan

meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, baik secara langsung maupun

tidak langsung (Waqfin et al., 2022).

Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Pupuk organik

memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro

(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,

kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk organik berfungsi untuk meningkatkan

daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan

memperbaiki struktur tanah. Pengaruh pemberian pupuk organik secara tidak

langsung memudahkan tanah untuk menyerap air (Riry et al., 2020).

Pupuk kotoran sapi, limbah dari hewan ternak, berguna untuk meningkatkan

nutrisi, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Kotoran sapi kaya serat seperti

selulosa, terbukti dari C/N rasio yang tinggi >40. Namun, kandungan tinggi

karbonnya menghambat penggunaannya langsung di pertanian karena mengurangi


15

pertumbuhan tanaman utama. Mikroba dekomposer menggunakan nitrogen untuk

mendekomposisi bahan organik, mengakibatkan kekurangan nitrogen pada

tanaman utama. Selain masalah C/N, penggunaan langsung pupuk kotoran sapi juga

terkait dengan kadar air tinggi, disebut petani sebagai "dingin". Pemakaian

langsung memerlukan lebih banyak tenaga dan pelepasan amoniak terus berlanjut.

Proses pengomposan diperlukan untuk menghasilkan kompos pupuk kotoran

sapi dengan rasio C/N di bawah 20, memaksimalkan manfaatnya

(Ratriyanto et al., 2019).


BAHAN DAN METODE

16
HASIL DAN PEMBAHASAN

17
KESIMPULAN

18
DAFTAR PUSTAKA

Alfandi. 2015. Kajian Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata L). Akibat Pemberian Pupuk P Dan Inokulasi Cendawan Mikoriza
arbuskula (CMA). Jurnal Agrijati 28(1) Hal 158-171.
Barus, W. A., & Khair, H. 2017. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Terhadap Pemberian Kompos Bunga
Jantan Kelapa Sawit dan Urin Kelinci. AGRIUM: Jurnal Ilmu
Pertanian, 21(1), 55-61.

Chusnia, W. 2017. Kajian Aplikasi Pupuk Hayati dalam Meningkatkan


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) pada
Polibag. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi. Universitas Airlangga.
Surabaya.

Dirjen Tanaman Pangan. 2022. Laporan Tahunan 2021. Jakarta : Direktorat Jendral
Tanaman Pangan.

Edy, Tohari, Didik Indradewa, and Dja’far Shiddieq. 2016. “47E. Respon Tanaman
Jagung Tumpangsari Kacang Hijau Terhadap Perlakuan Parit Pada Lahan
Kering.” J. Agrotropika 16(1): 38–44.
Felania, C. 2017. Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan kacang hijau
(Phaceolus radiatus). In Seminar Nasional Pendidikan Biologi (pp. 131-
138).

Frastika, Dian, Ramadhanil Pitopang, and I Nengah Suwastika. 2017. “Uji


Efektivitas Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena Odorata.” Natural
Science: Journal of Science and Technology 6(3): 225–38.

Herman. 2019. Mung Bean-Vigna Radiata. Universitity Of Arkansas, Arkansas,


United States Of America.
Hertos, M., 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayamdan
PupukNPK Mutiara Yaramila Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
TanamanTerung (Solanum melongena L.) pada Tanah Berpasir.
Palangkaraya: Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan
Kehutanan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Jayati, Ria Dwi, and Ivoni Susanti. 2019. “Perbedaan Pertumbuhan Dan
Produktivitas Tanaman Sawi Pagoda Menggunakan Pupuk Organik Cair
Dari Eceng Gondok Dan Limbah Sayur.” Jurnal Biosilampari : Jurnal
Biologi 1(2): 73–77.
Ketut Mahardika, I . 2023. “Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Proses
Perkecambahan Kacang Hijau Pada Media Tanam Kapas.” Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan 9(3): 312–16.
Khairunisa. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik, Anorganik dan
Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica
juncea). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Kurniawan, R. M., Purnamawati, H., & E.K, Y. W. 2017. Respon Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Tanah. Buletin Agrohorti, 5(3), 342–350.

Mardhiana, Dian, Abdul Hamid, and Ahmad Farhan. 2022. “Pengaruh Suhu Media
Tanam Terhadap Waktu Perkecambahan Kacang Hijau.” Jurnal Penelitian
dan Pembelajaran Fisika Indonesia 3(2): 1–4.
Muzaiyanah, S., & Purwaningrahayu, R. D. 2023. Pertumbuhan Vegetatif Kacang
Tanah Setelah Disimpan Empat Bulan. National Multidisciplinary
Sciences, 2(3), 292-298.

Naomi, A., Pertiwi, J., Permatasari, P. A., Dini, S. N., & Saefullah, A. 2018.
Keefektifan spektrum cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
(Vigna Radiata). Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran
Fisika, 4(2).

Nasution, Depi Yanti, Nadya Wahyuni Hasibuan, Rusdiah Murni Nasution, and
Indayana Febriani Tanjung. 2023. “Pengaruh Media Tanam Terhadap
Pertumbuhuan Kacang Hijau (Vigna Radiata).” Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi 23(2): 1188.

Purwono, M. S., Hartono, R., 2015, Kacang Hijau, Swadaya, Jakarta.

Ramadhan, A., 2022. “Pengaruh Pupuk NPK Mutiara (16-16-16) terhadap


Pertumbuhan beberapa Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata L.)”. Jurnal
Ilmiah Pertanian 18, no. 1

Ramadhan, Arif, Dewi Ratna Nurhayati, and Saiful Bahri. 2022. “Pengaruh Pupuk
Npk Mutiara (16-16-16) Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.).” Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian 18(1): 48.

Ratriyanto, Adi et al. 2019. “Pembuatan Pupuk Organik Dari Kotoran Ternak
Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian.” SEMAR (Jurnal Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) 8(1): 9–13.

Redaksi Agromedia. 2019. Petunjuk Pemupukan. Agromedia Pustaka. Jakarta.


Riry, Johan, Charles Silahooy, Vilma L Tanasale, and Marlita H Makaruku. 2020.
“Pengaruh Dosis Pupuk NPK Phonska Dan Pupuk Kotoran Sapi Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Vigna Radiata L.).” Jurnal
Budidaya Pertanian 16(2): 167–72.
Sitorus, M. P. H., & Tyasmoro, S. Y. 2019. Pengaruh Pupuk NPK dan Pupuk
Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis
(Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman.
Solikin, S. 2018. Pertumbuhan vegetatif dan generatif Stachytarpeta jamaicensis
(L.) Vahl. In Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science,
Enviromental, and Learning (Vol. 10, No. 1).

Somianingsih, M. G. 2018. Pengaruh Penyinaran Gelombang Elektromagnetik


terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurusan Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Pamulang. Faktor Exacta, 11(3), 235-
239.

Sumarji. 2015. Laporan kegiatan penyuluhan teknik budidaya tanaman kacang


hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek). Disampaikan pada Kegiatan Penyuluhan
Petani di Desa Betet, Kecamatan Ngronggot Nganjuk. Universitas Islam
Kadiri, Kediri.

Suprapto dan I. B. Ariba. 2016. Pengaruh Residu Beberapa Jenis Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L)
Di Lahan Kering. http://www.bptp.jatimdenpan.go.id/templates/16. 12 mei
2016.

Suwatanti, Eps, and P Widiyaningrum. 2017. “Pemanfaatan MOL Limbah Sayur


Pada Proses Pembuatan Kompos.” Jurnal MIPA 40(1): 1–6.

Tania, Devi, Siti Marwiyah, and Surjono Hadi Sutjahjo. 2023. “Keragaman
Karakter Agronomi Populasi M2 Kacang Hijau (Vigna Radiata L.
Wilczek).” Buletin Agrohorti 11(2): 175–84.

Waqfin, Mohammad Saat Ibnu, Viki Rahmatullah, Nada Fahril Imami, and
Mohammad Suud Wahyudi. 2022. “Pupuk Cair Pembuatan Mol Dan Pupuk
Organik Cair.” Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1): 25–
28.

Widiyawati., T. Harjoso, dan T.T. Taufik. 2016. Aplikasi pupuk organik terhadap
hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) di ultisol. Jurnal Kultivasi, 15(3).

Anda mungkin juga menyukai