)
DENGAN PEMBERIAN PUPUK NPK DAN BAHAN ORGANIK
LAPORAN
OLEH:
RICO FIKY PRANATA
210301005
AGRONOMI-1
LAPORAN
OLEH:
RICO FIKY PRANATA
210301005
AGRONOMI-1
Laporan sebagai salah satu Syarat untuk dapat Memenuhi Komponen Penilaian di
Laboratorium Tanaman Pangan II Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Diketahui Oleh:
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.
Pupuk NPK Mutiara 16-16-16” laporan sebagai salah satu komponen penilian
Sumatera Utara.
Prof.Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si., Dr. Nini Rahmawati SP., M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Tanaman Pangan II dan asisten laboratorium yang telah
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) sebagai salah satu sumber protein nabati,
sebagai bahan pangan, pakan, maupun industri. Kacang hijau merupakan jenis
tanaman ini relatif mudah, hama yang menyerang relatif sedikit, dan harganya
Kacang hijau (Vigna radiata L) merupakan salah satu bahan pangan yang
banyak dikomsumsi oleh masyarakat luas selain beras. Karena tergolong tinggi
yang cukup tinggi. Dengan teknik budidaya dan penanaman yang relative mudah
budidaya tanaman kacang hijau memiliki prospek yang baik untuk menjadi peluang
pada tahun 2021 produksi kacang hijau di Indonesia sebesar 211.176 ton mengalami
penurunan produksi jika dibandingkan pada tahun 2020 yaitu 222.629 Produktivitas
kacang hijau di Indonesia pada tahun 2020-2021 juga mengalami penurunan yaitu
dari 1,203 ton/ha menjadi 1,142 ton/ha (Laporan tahunan DJTP 2021). Sedangkan
untuk luas tanam kacang hijau di Indonesia pada tahun 2020- 2021 mengalami
peningkatan dari 187.819 ha menjadi 189.298 ha, tetapi mengalami penurunan luas
1
2
sistem pertanian yang sederhana dan kurang minatnya petani untuk menanam.
pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah. Saat ini terbatasnya lahan
(Chusnia, 2017).
seperti produksinya yang masih rendah serta lahan budidaya penanaman kacang
hijau yang masih terbatas, yang mana ketersediaan lahan yang mampu mendukung
ini dapat diatasi dengan cara mengoptimalkan lahan – lahan Marginal seperti tanah
ultisol yang memiliki sifat masam untuk kegiatan budidaya tanaman. Salah satu
tantangan untuk pengembangan kacang hijau di lahan yang miskin hara (ultisol)
produksi kacang hijau dalam negeri cenderung menurun. Dimana pada tahun 2021
produksi jika dibandingkan pada tahun 2020 yaitu 222.629 Produktivitas kacang
hijau di Indonesia pada tahun 2020-2021 juga mengalami penurunan yaitu dari
1,203 ton/ha menjadi 1,142 ton/ha (Laporan tahunan DJTP 2021). Sedangkan untuk
3
petani antara lain kurang tersedianya benih berkualitas dari varietas unggul,
tanaman mengalami kekeringan atau kelebihan air, teknik bercocok tanam belum
optimal, adanya gangguan hama, penyakit, dan gulma, serta kendala sosial ekonomi
memerlukan pemupukan. Ada dua jenis pupuk yang sering di gunakan yaitu pupuk
pada struktur tanah. Pupuk organik memiliki kelebihan yaitu melepaskan hara
memenuhi ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan tanaman. Dengan adanya
zat organik, zat anorganik, air dan udara (Redaksi Agromedia, 2019).
Tujuan Praktikum
pemberian pupuk organik dan pupuik NPK 16-16-16 terhadap pertumbuhan dan
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini sebagai salah satu komponen
Sumatera Utara.
TINJAUAN PUSTAKA
Divisio :Spermtophyta
Subdivisi :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Rosales
Genus : Vigna
(Somiangsih, 2018).
cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar. Sementara
Xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang kearah bawah
kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang
menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun
yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang
hijau tumbuh tegak dengan cabangnya menyebar kesemua arah (Kurniawan, 2015).
Bunga kacang hijau memiliki diameter sekitar 1-2 cm dan berada dalam
tandan ketiak, biasanya terdiri dari 5-25 kuntum bunga dengan panjang tandan
5
6
kehijauan atau kuning pucat. Bunga ini memiliki kemampuan penyerbukan sendiri
artinya bunga mekar setelah proses penyerbukan terjadi. Bunga ini bersifat
terjadi di malam hari, dan bunga mekar pada sore hari hingga layu di
(Ramadhan et al.,2022).
menggantung dengan bentuk silindris, panjangnya berkisar antara 6-15 cm, dan
pangkal cabang, dan jika tanaman tumbuh dengan baik, polong yang terbentuk
dapat menghasilkan biji-biji yang penuh. Polong berwarna hijau saat muda dan
berubah menjadi coklat atau hitam ketika sudah tua. Tiap polong biasanya memuat
10-15 biji. Proses pematangan polong biasanya membutuhkan waktu sekitar 60-80
hari setelah tanam. Biji kacang hijau memiliki ukuran yang lebih kecil
dan terlindungi oleh lapisan kulit. Warna bijinya umumnya hijau kusam atau hijau
mengkilap, walaupun ada beberapa yang berwarna kuning, coklat, atau hitam
tumbuh dari zigot, pertambahan itu bukan hanya dalam volume, tetapi juga dalam
bobot, jumlah sel, banyaknya protoplasma dan tingkat kerumitan. Tahapan dalam
7
spesies tumbuhan berbunga), namun itu semua merupakan hasil dari tiga peristiwa
yang sederhana pada tingkat sel. Yang pertama adalah Pembelahan Sel: satu sel
dewasa membelah menjadi dua sel yang terpisah , yang tidak selalu serupa satu
sama lain. Yang kedua adalah Pembesaran Sel : salah satu atau kedua sel anak
tersebut membesar volumenya. Peristiwa yang ketiga adalah Diferensiasi Sel: sel
cara tertentu. Berbagai macam cara sel membelah, membesar, dan terspesialisasi
telah menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan, dan banyak jenis
selama setahun atau semusim sedangkan pada tanaman tahunan fase ini dapat
Dengan demikian studi kedua fase ini penting dalam konservasi,penelitian dan
pengembangan jenis tumbuhan, termasuk tumbuhan obat. Dari sini akan dapat
yaitu fase vegetatif dan generatif Fase vegetatif terdiri dari : VE (kecambah),
ditandai dengan kotiledon baru muncul di atas tanah biasanya terjadi pada umur 0
pada umur 6 – 7 hst; V1(buku kesatu) ditandai dengan munculnya daun bertangkai
8
empat pada buku pertama dan telah berkembang penuh; V2 (buku kedua) ditandai
dengan daun bertangkai empat telah berkembang penuh pada buku kedua; V3 (buku
ketiga) ditandai dengan daun bertangkai empat telah berkembang penuh pada buku
ketiga; Vn (buku ke-n) ditandai dengan daun bertangkai empat telah berkembang
penuh pada buku ke-n.Fase V1-Vn biasanya terjadi pada umur 7-27 hst
(Muzaiyanah, 2023).
jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang
hingga buah masak. Kedua proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor
adanya satu bunga mekar pada ketiak daun,biasanya terjadi pada umur 27 – 32 hst;
ujung ginofor yang mulai membengkak, biasanya terjadi pada umur 40 – 45 hst; R4
(polong penuh) ditandai dengan kondisi polong yang mencapai ukuran maksimum
biji) ditandai dengan kondisi polong berkembang penuh dan bila disayat melintang
9
akan terlihat pertumbuhan kotiledon biji, biasanya terjadi pada umur 52 – 57 hst;
R6 (Biji penuh) ditandai dengan kondisi polong telah terisi biji dan dalam keadaan
segar biasanya terjadi pada umur 57 – 68 hst; R7 (Biji mulai masak) ditandai dengan
adanya satu polong yang telah memperlihatkan bintik-bintik hitam di bagian dalam
kulit polong, biasanya terjadi pada umur 68 – 75 hst; R8 (masak panen) ditandai
kulit polong, biasanya terjadi pada umur 85 – 100 hst dan R9 (Lewat masak)
ditandai dengan polong mulai membusuk, yang biasanya terjadi pada umur ≥ 100
hst. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi perubahan
mengetahui kestabilan laju perubahan fase yang diharapkan akan menjadi info
(Muzaiyanah, 2023).
Tanaman kacang hijau dapat tumbuh dengan baik dan produksinya tinggi
memerlukan curah hujan berkisar antara 21 600-2.400 mm/tahun atau curah hujan
selama musim tanam berkisar antara 50-200 mm/bulan. Curah hujan yang kurang,
bila tidak disertai dengan pengairan yang cukup pada fase perkecambahan dapat
menyebabkan benih gagal tumbuh, karena air merupakan kebutuhan benih yang
pertama untuk berkecambah. Demikian pula pada fase pembuahan dan pengisian
polong. Apabila tanaman tidak mendapatkan air yang cukup maka tanaman tidak
dapat membentuk polong. Curah hujan yang terlalu tinggi, juga akan menyebabkan
bibit yang baik. Pada tanah yang cukup lembab, perkecambahan benih dan
pertumbuhan bibit akan sangat bagus. Akan tetapi bila tanah terlalu lembab, maka
perkecambahan dan pertumbuhan bibit akan terhambat, bahkan bibit bisa mati.
Pada tanah yang kering, perkecambahan dan pertumbuhan bibit juga kurang bagus.
Karena tanah yang kering akar tidak bisa berkembang dengan baik dan tidak bisa
menyerap unsur hara dengan baik. Kelembaban yang sesuai untuk pertumbuhan
tanaman kacang hijau adalah 50%-80%. Dengan kondisi suhu udara 20-25O C dan
kelembaban udara yang cukup maka tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan
baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar. Sehingga dengan
demikian sumber energi tersedia cukup untuk proses pernafasan dan pertumbuhan
cahaya kurang dari 12 jam (short day plant). Ashari (2006) juga menyatakan bahwa
mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainasenya baik, serta mempunyai
kisaran pH 5,8 - 6,5. Untuk tanah yang ber-pH lebih rendah dari pada 5,8 perlu
tidak terlalu berat. Artinya, tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah
dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau.
Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau,
asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik (Nasution et al..2023).
dataran rendah, dataran medium, dan dataran tinggi). Namun, ketinggian tempat
yang paling cocok untuk penanaman kacang hijau di dataran rendah sampai
tanaman, produksi dan umur panen. Penanaman kacang hijau di dataran tinggi lebih
dari 750 m dpl umur panennya akan lebih panjang jika dibandingkan dengan yang
energi yang diterima di dataran tinggi lebih rendah dibandingkan di dataran rendah,
(Mardhiana et al.,2022).
Pupuk NPK
Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia hasil
industri atau pabrik pembuat pupuk. Kandungan haranya yang beragam dan
sebagai berikut (1) kandungan zat hara dalam pupuk anorganik dibuat secara tepat
anorganik mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah banyak (4) praktis dalam
12
transportasi dan menghemat ongkos angkut (5) beberapa jenis pupuk anorganik
dibutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup, khususnya unsur fosfor (P)
dankalium (K). kandungan unsur P dan K pada pupuk NPK cukup tinggi (16%),
diduga pemberian NPK dapat memenuhi kebutuhan hara P dan Kuntuk tanaman
kacang hijau sehingga pada saat panen dapat menghasilkan jumlah buah dan berat
buah yang lebih baik. Lingga mengemukakan bahwa pengaruh fosfor (P) dapat
nitrogen, fosfor dan kalium pada tanaman. Unsur hara nitrogen berfungsi
membentuk protein, lemak dan senyawa organik lainnya serta pembentukan hijau
daun. Unsur hara fosfor berfungsi untuk membantu asimilasi dan pernapasan,
bagi tanman, diantaranya unsur N, P, K dan Mg. Pengaturan Jarak Tanam dan Dosis
Pupuk Majemuk NPK pada Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata
L.) Varietas Vima 2, menunjukan bahwa pemberian dosis pupuk 250 kg/ha
13
memberikan hasil yang baik dan berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji kacang
unsur nitrogen, fosfor dan kalium dalam tanah pada saat fase vegetatif. Pupuk NPK
satu jenis pupuk NPK yang sering dijumpai ialah NPK mutiara. Hasil penelitian
Ramadhan (2022) menyatakan bahwa pemberian pupuk NPK mutiara 350 kg ha-1
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang primer, dan jumlah
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik seperti
tumbuhan dan hewani yang diproses melalui proses rekayasa seperti pengomposan.
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan
atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, baik yang
berbentuk cair, maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah untuk
memperbaiki kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, selain sebagai sumber unsur
hara bagi tanaman. Pupuk organik atau bahan organik merupakan sumber nitrogen
tanah yang utama, dan di dalam tanah pupuk organik akan dirombak
dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah
degradasi lahan. Pemberian pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah,
menguraikan bahan organik dalam tanah yang sebelumnya tidak tersedia menjadi
tersedia bagi tanaman. Perbaikan kualitas fisik, kimia, dan biologi tanah akan
Salah satu jenis pupuk organik adalah pupuk kandang. Pupuk organik
memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah, menyediakan unsur makro
(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan mikro (besi, seng, boron,
kobalt, dan molibdenium). Selain itu pupuk organik berfungsi untuk meningkatkan
daya menahan air, aktivitas mikrobiologi tanah, nilai kapasitas tukar kation dan
Pupuk kotoran sapi, limbah dari hewan ternak, berguna untuk meningkatkan
nutrisi, memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Kotoran sapi kaya serat seperti
selulosa, terbukti dari C/N rasio yang tinggi >40. Namun, kandungan tinggi
tanaman utama. Selain masalah C/N, penggunaan langsung pupuk kotoran sapi juga
terkait dengan kadar air tinggi, disebut petani sebagai "dingin". Pemakaian
langsung memerlukan lebih banyak tenaga dan pelepasan amoniak terus berlanjut.
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
17
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Alfandi. 2015. Kajian Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna
radiata L). Akibat Pemberian Pupuk P Dan Inokulasi Cendawan Mikoriza
arbuskula (CMA). Jurnal Agrijati 28(1) Hal 158-171.
Barus, W. A., & Khair, H. 2017. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Kacang Hijau (Vigna Radiata L.) Terhadap Pemberian Kompos Bunga
Jantan Kelapa Sawit dan Urin Kelinci. AGRIUM: Jurnal Ilmu
Pertanian, 21(1), 55-61.
Dirjen Tanaman Pangan. 2022. Laporan Tahunan 2021. Jakarta : Direktorat Jendral
Tanaman Pangan.
Edy, Tohari, Didik Indradewa, and Dja’far Shiddieq. 2016. “47E. Respon Tanaman
Jagung Tumpangsari Kacang Hijau Terhadap Perlakuan Parit Pada Lahan
Kering.” J. Agrotropika 16(1): 38–44.
Felania, C. 2017. Pengaruh ketersediaan air terhadap pertumbuhan kacang hijau
(Phaceolus radiatus). In Seminar Nasional Pendidikan Biologi (pp. 131-
138).
Jayati, Ria Dwi, and Ivoni Susanti. 2019. “Perbedaan Pertumbuhan Dan
Produktivitas Tanaman Sawi Pagoda Menggunakan Pupuk Organik Cair
Dari Eceng Gondok Dan Limbah Sayur.” Jurnal Biosilampari : Jurnal
Biologi 1(2): 73–77.
Ketut Mahardika, I . 2023. “Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Proses
Perkecambahan Kacang Hijau Pada Media Tanam Kapas.” Jurnal Ilmiah
Wahana Pendidikan 9(3): 312–16.
Khairunisa. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik, Anorganik dan
Kombinasinya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Hijau (Brassica
juncea). Skripsi. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kurniawan, R. M., Purnamawati, H., & E.K, Y. W. 2017. Respon Pertumbuhan dan
Produksi Kacang Tanah. Buletin Agrohorti, 5(3), 342–350.
Mardhiana, Dian, Abdul Hamid, and Ahmad Farhan. 2022. “Pengaruh Suhu Media
Tanam Terhadap Waktu Perkecambahan Kacang Hijau.” Jurnal Penelitian
dan Pembelajaran Fisika Indonesia 3(2): 1–4.
Muzaiyanah, S., & Purwaningrahayu, R. D. 2023. Pertumbuhan Vegetatif Kacang
Tanah Setelah Disimpan Empat Bulan. National Multidisciplinary
Sciences, 2(3), 292-298.
Naomi, A., Pertiwi, J., Permatasari, P. A., Dini, S. N., & Saefullah, A. 2018.
Keefektifan spektrum cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau
(Vigna Radiata). Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran
Fisika, 4(2).
Nasution, Depi Yanti, Nadya Wahyuni Hasibuan, Rusdiah Murni Nasution, and
Indayana Febriani Tanjung. 2023. “Pengaruh Media Tanam Terhadap
Pertumbuhuan Kacang Hijau (Vigna Radiata).” Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi 23(2): 1188.
Ramadhan, Arif, Dewi Ratna Nurhayati, and Saiful Bahri. 2022. “Pengaruh Pupuk
Npk Mutiara (16-16-16) Terhadap Pertumbuhan Beberapa Varietas Kacang
Hijau (Vigna Radiata L.).” Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian 18(1): 48.
Ratriyanto, Adi et al. 2019. “Pembuatan Pupuk Organik Dari Kotoran Ternak
Untuk Meningkatkan Produksi Pertanian.” SEMAR (Jurnal Ilmu
Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) 8(1): 9–13.
Suprapto dan I. B. Ariba. 2016. Pengaruh Residu Beberapa Jenis Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L)
Di Lahan Kering. http://www.bptp.jatimdenpan.go.id/templates/16. 12 mei
2016.
Tania, Devi, Siti Marwiyah, and Surjono Hadi Sutjahjo. 2023. “Keragaman
Karakter Agronomi Populasi M2 Kacang Hijau (Vigna Radiata L.
Wilczek).” Buletin Agrohorti 11(2): 175–84.
Waqfin, Mohammad Saat Ibnu, Viki Rahmatullah, Nada Fahril Imami, and
Mohammad Suud Wahyudi. 2022. “Pupuk Cair Pembuatan Mol Dan Pupuk
Organik Cair.” Jumat Pertanian: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1): 25–
28.
Widiyawati., T. Harjoso, dan T.T. Taufik. 2016. Aplikasi pupuk organik terhadap
hasil kacang hijau (Vigna radiata L.) di ultisol. Jurnal Kultivasi, 15(3).