Anda di halaman 1dari 4

Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Padi pada Tanah

Salin-Sodik Melalui Aplikasi Amandemen Gipsum dan


Amandemen Biochar Sekam Padi-Kotoran Sapi serta
Melalui Biopriming Benih dengan Pseudomonas
Aeruginosa dan Azotobacter chroococcum

SKRIPSI SARJANA

Disusun oleh:
Imelda Magdalena
11218008

Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. Robert Manurung M. Eng

PROGRAM STUDI REKAYASA HAYATI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
Peningkatan Pertumbuhan Tanaman Padi pada Tanah Salin-Sodik Melalui
Aplikasi Amandemen Gipsum dan Amandemen Biochar Sekam Padi-
Kotoran Sapi serta Melalui Biopriming Benih dengan Pseudomonas
Aeruginosa dan Azotobacter chroococcum.

Disusun untuk memenuhi ketentuan yang berlaku dalam menempuh studi tingkat
sarjana di Program Studi Rekayasa Hayati - Institut Teknologi Bandung

Imelda Magdalena
11218008

Bandung, 20 Juni 2022


Telah diperiksa dan disetujui oleh:
Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Robert


Manurung, M. Eng
NIP. 195412031979031003

Mengetahui,
a.n. Dekan SITH-ITB
Ketua Program Studi S1 Rekayasa Hayati

Dr. Muhammad Yusuf Abduh


NIP. 198307252010121003
ABSTRAK
Dunia diperkirakan akan menghadapi krisis pangan akibat penurunan
produktivitas pertanian seiring dengan peningkatan populasi. Hal yang paling
berpengaruh terhadap penurunan produktivitas ini adalah kualitas tanah yang
memburuk akibat perubahan iklim. Salinitas dan sodisitas merupakan salah satu
faktor penting terhadap penurunan kualitas tanah. Kondisi ini akan mengakibatkan
penurunan sifat fisikokimia tanah sehingga membatasi penyerapan air serta nutrisi
dan menghambat pertumbuhan tanaman. Meskipun penurunan kadar garam dapat
dicapai dengan proses leaching, metode ini membutuhkan jumlah air yang besar
dan menyebabkan pelindian nutrisi penting yang berada dalam tanah. Penggunaan
amandemen tanah dilaporkan dapat membantu proses leaching menjadi efisien
dan memasok unsur hara penting yang dapat meregulasi pertumbuhan.
Pendekatan lain yang dapat digunakan adalah inokulasi bakteri rizosfer (PGPR)
pada benih tanaman untuk meningkatkan resistensi terhadap salinitas dan memicu
pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati karakteristik
tanah yang terpapar cekaman garam sesudah proses reklamasi dengan
menggunakan variasi amandemen organik, amandemen anorganik, dan inokulasi
benih dengan konsorsium PGPR serta pengaruh variasi perlakuan tersebut
terhadap peningkatan pertumbuhan serta perolehan tanaman padi. Penelitian
dimulai dengan menyiram tanah alluvial clay dengan larutan garam 3,5% untuk
menghasilkan kondisi salin-sodik. Tanah tersebut kemudian diberikan variasi
amandemen; campuran kotoran sapi-biochar (BK), gipsum 100% (G100), gipsum
80% (G80), gipsum 40% (G40), gipsum 20% (G20), gipsum 10% (G10) dari total
stoikiometri kebutuhan gipsum, dan tanpa amandemen sebagai kontrol (K).
Setelah penambahan amandemen diiringi dengan proses leaching selama 40 hari
dan kemudian karakteristik fisikokimia tanah selama proses leaching dianalisis
sebelum tanah dengan semua variasi perlakuan digunakan sebagai media tumbuh
tanaman padi. Pengaruh biopriming benih melalui inokulasi PGPR (P) terhadap
karakteristik fisikokimia tanah dan pertumbuhan padi dilakukan menggunakan
tanah tanpa penambahan amandemen. PGPR yang digunakan untuk biopriming
pada penelitian ini berupa konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Azotobacter
chroococcum. Pengamatan pertumbuhan tanaman berlangsung selama 112 hari
sampai waktu panen pada tanah variasi BK, G100, G80, G40, G20, G10, P, dan
K. Penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan amandemen berpengaruh
nyata terhadap penurunan garam terlarut selama proses leaching. Variasi G100
memberikan pengaruh yang baik terhadap karakteristik kimia tanah seperti
penurunan EC (1,44 dS/m), penurunan Na+ (2,04 meq/100g), penurunan pH
menjadi 5,6, penurunan ESP (4,34%), dan penurunan SAR (0,13). Karakteristik
fisik yang paling baik diperoleh dari variasi BK yang menunjukkan penurunan
densitas (0,865 g/cm3) dan peningkatan kapasitas retensi air (85%) hingga nilai
yang ideal. Hasil pertumbuhan dan perolehan hasil yang paling baik ditunjukkan
oleh variasi P, dengan pertambahan tinggi (74,5 ± 6,9 cm), jumlah tiller (30 ±
4/tanaman), panjang akar (17,4 ± 3,6 cm), jumlah daun (70 ± 11/tanaman), nilai
klorofil (2,49 ± 0,18 mg/g), berat biomassa (61,77 ± 0,19 g), dan berat perolehan
(4,01 ± 0,2 g) dibandingkan variasi lain.
Kata kunci: Tanah salin-sodik, Amandemen organik, Gipsum, PGPR, Tanaman
padi
ABSTRACT
Due to crop depletion and increase in population, the world is reported to
be facing a food crisis today. The most significant factor influencing this trend is
the deterioration of soil quality as a result of soil salinity and sodicity. This
situation will cause the soil's physicochemical qualities to deteriorate, restricting
water and nutrient absorption and impeding plant growth. Although leaching can
help reduce salt concentration, this method consumes a lot of water and can
leached off important soil material. Soil amendments are reported to aid in the
efficient leaching process and provide nutrients that can regulate plant growth.
Another approach is to increase salt tolerance in plant by injecting plant growth
promoting rhizobacteria (PGPR) into seedlings. The purpose of this study is to
examine the characteristics of salt-induced soil after reclamation using various
amendments such as organic amendments, inorganic amendments, and seed
inoculation with the PGPR consortium, as well as the effect on the increase in
rice plant growth and yield. The experiment began by watering the alluvial clay
soil with a 3.5 % salt solution to create saline-sodic soil. The salt-induced soil is
then amended with cow dung-biochar (BK), 100% gypsum (G100), 80% gypsum
(G80), 40% gypsum (G40), 20% gypsum (G20), 10% gypsum (G10) of the
stoichiometry gypsum required, and without such additions as control (K). The
addition of these amendments is followed by a 40-day leaching period, after
which the physicochemical properties of soil are examined before these soils were
used as growing medium for the rice plant. The biopriming approach was used to
inoculate rice seedlings with PGPR. The impact of biopriming on
physicochemical of the soil as well as on rice plant growth is investigated using
the soil with no addition of the amendments (P). A combination of Pseudomonas
aeruginosa and Azotobacter chroococcum was employed in this investigation as
PGPR. Rice plant growth was monitored for 112 days till harvest. The addition of
the amendments gives a prominent influence on the decrease of salinity,
according to this study. The G100 variant shows a significant impact on the soil's
chemical features, including a 75% reduction in EC, a 77% decrease in Na +, a
55% increase in Ca2+, reduction of pH value to 5.6, a 93% decrease in ESP, and
a 94% decrease in ESP. Variant BK shows greatest physical properties of soil,
with a lower density (0.865 g/cm3) and a higher water retention capacity (85%)
than the optimal value. The variant P produced the greatest outcomes in terms of
rice plant growth and yield. In comparison to other variants, this variation
produced the highest output of height (74,5 ± 6,9 cm), tiller number (30 ±
4/plant), root length (17,4 ± 3,6), number of leaves (70 ± 11/plant), chlorophyll
value (2,49 ± 0,18 mg/g), biomass weight (61,77 ± 0,19 g), and yield (4,0 1± 0,2
g).

Keywords: Saline-sodic soil, Organic amendment, Gypsum, PGPR, Rice plant

Anda mungkin juga menyukai