Anda di halaman 1dari 5

ISSN: 2252-3979

http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/lenterabio

Penambahan Bakteri Pseudomonas aeruginosa


pada Media Tanam untuk Pertumbuhan Tanaman Aglaonema

The Effect of Pseudomonas aeruginosa


in Media on the Growth of Aglaonema

Mochammad Adi Try*, Yuni Sri Rahayu, Yuliani


Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
*e-mail: forza_team@yahoo.com

ABSTRAK
Lumpur Lapindo sulit untuk digunakan sebagai media tanam ditinjau dari karakter fisik, kimia dan biologi
sehingga diperlukan adanya perbaikan struktur maupun tekstur lumpur Lapindo yang belum banyak dimanfaatkan
masyarakat, salah satunya adalah yang digunakan sebagai media tanam dengan campuran tanah regosol. Lumpur
Lapindo memiliki kandungan unsur hara dan mikroorganisme tanah yang rendah sehingga diperlukan penambahan
bahan organik tanah (pupuk blotong) serta mikroorganisme tanah (Pseudomonas aeruginosa). Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian P. aeruginosa dengan berbagai konsentrasi yang ditambahkan pupuk
blotong terhadap pertumbuhan tanaman Aglaonema dan kadar fosfat (P) pada media tanam lumpur Lapindo.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan, yaitu konsentrasi P.
aeruginosa (0, 106, 108, 1010 cfu/ml) dengan 6 kali ulangan. Parameter pertumbuhan yang diukur meliputi tinggi, berat
basah, dan kadar fosfat pada media tanaman Aglaonema. Data pertumbuhan tanaman dianalisis menggunakan
ANAVA dilanjutkan dengan Uji Duncan, sedangkan data kadar P dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan pemberian P. aeruginosa dengan berbagai konsentrasi yang ditambahkan pupuk blotong
mempengaruhi pertumbuhan tanaman Aglaonema. Hasil pertumbuhan dan kadar P terbaik pada tanaman
Aglaonema dihasilkan pada konsentrasi 1010 cfu/ml. Hal ini dibuktikan dengan tinggi tanaman sebesar 29,23 cm;
berat basah sebesar 83,94 g dan kadar P pada media tanam sebesar 12,431 mgkg-1.

Kata Kunci: Lumpur Lapindo; Pseudomonas aeruginosa; pupuk blotong; pertumbuhan dan kadar P pada media tanam

ABSTRACT
The Lapindo mud is difficult to be used as agricultural land in terms of physical, chemichal and biological constrains.
Thus, it is necessary to improve the quality of Lumpur Lapindo when it will be used as a plant media. One of them is by mixing
the regosol soil. The Lapindo mud contains of low nutrients and low soil microorganisms that required the addition of soil
organic matter (blotong compost) and soil microorganisms (Pseudomonas aeruginosa). The purpose of this study was to
determine the effect of P. aeruginosa with various concentrations by adding the blotong compost to Lapindo mud on the growth
of Aglaonema plant and Phosphate level (P) in the Lapindo mud as a growth media. This study used a randomized block design
with one treatment factor, the concentration of P. aeruginosa (0, 106, 108, 1010 cfu/ml) with 6 repetitions. The growth parameters
were measured includes the plant hight, plant fresh weight, and phosphate level. The plant growth data were analyzed using
ANOVA continued by Duncan test. While P-levels data were analyzed descriptively. The results showed that the concentration
of P. aeruginosa affected on plant growth. The concentration at 1010 cfu/ml of P. aeruginosa was the optimum concentration for
the plant growth and P-levels in the plant. This can be evidenced by the results with high parameters of the plants 29.23 cm;
plant fresh weight 83.94 g; and level of P 12.431 mgkg-1.

Key words: Mud Lapindo; Pseudomonas aeruginosa; blotong compost; plant growth; Phospat, Aglaonema
.

PENDAHULUAN (Bisri, 2007). Dalam keadaan kering, lumpur


Lumpur lapindo sulit untuk digunakan lapindo kurang dapat menyerap air karena
sebagai lahan pertanian karena ditinjau dari bentuknya yang semakin memadat keras
karakter fisik (struktur, tekstur, porositas dan sehingga akan memiliki porositas yang lebih kecil,
kadar air kapasitas lapang), kimia (struktur sedangkan bila dalam keadaan basah lumpur
lumpur lapindo yang mengandung banyak air lapindo dapat menyerap air karena bentuknya
dan aerasi yang kurang serta kandungan unsur yang tidak mengendap atau lunak (Bisri, 2007).
hara yang rendah) maupun biologi (minimnya Kurang baiknya struktur fisik dari lumpur
mikroorganisme tanah) kurang menguntungkan tersebut maka perlu adanya rehabilitasi tanah dari
40 LenteraBio Vol. 3 No. 1, Januari 2014: 39–43
 

lumpur Sidoarjo tersebut agar dapat BAHAN DAN METODE


dikembalikan kepada fungsi ekologis serta Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
produksinya, dengan menambahkan bahan sampai November 2013. Sasaran penelitian adalah
organik ke dalam lumpur untuk meningkatkan tanaman Aglaonema yang diperoleh dari Desa
unsur hara. Mirayanti (2010) berusaha untuk Gunung Sari, Kecamatan Bumiaji, Batu Malang.
memperbaiki struktur fisik dan kimia lumpur Bakteri Pseudomonas aeruginosa diperoleh dari
Lapindo agar bisa ditanami, yaitu dengan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Pertanian
menggunakan blotong dan pasir. Hasil perbaikan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,
fisik berakibat pada perbaikan kimiawi, sedangkan Pupuk blotong diperoleh dari pabrik
penambahan blotong dan pasir yang sama dalam gula (PG) Kediri.
lumpur Lapindo menunjukkan hasil bahwa: Alat dan bahan yang digunakan dalam
unsur N-total sebesar 0,20% (rendah), unsur P- penelitian meliputi termometer tanah, soil tester,
tersedia sebesar 11,71 mg/kg (rendah), unsur K- timbangan digital, meteran, cetok, pot plastik
tersedia sebesar 3,39 mg/100 g (sangat rendah). dengan diameter 30 cm (5 kg), bakteri
Salah satu alternatif untuk mengatasi Pseudomonas aeruginosa, lumpur Lapindo, pasir,
rendahnya kandungan fosfat tersedia dalam tanah pupuk blotong, tanaman Aglaonema.
adalah dengan memanfaatkan kelompok Prosedur kerja meliputi tahap persiapan,
mikroorganisme tanah, diantaranya bakteri tahap pelaksanaan dan tahap pengamatan. Tahap
pelarut fosfat yang dapat melarutkan fosfat tidak persiapan meliputi pengambilan lumpur Lapindo
tersedia menjadi bentuk tersedia sehingga dapat lalu dikeringanginkan selama 1-5 hari, dan
diserap oleh tanaman (Ginting dkk., 2008). Selain ditimbang sebanyak 500 g, selanjutnya
itu, menurut Zakiyah (2011) pemberian bakteri P. ditambahkan tanah regosol, pasir, dan blotong
aeruginosa pada lumpur Lapindo yang masing-masing sebanyak 500 g, dilanjutkan
ditambahkan blotong dan pasir secara signifikan dengan perbanyakan bakteri (Pseudomonas
meningkatkan hara fosfor. Pemanfaatan bakteri aeruginosa) pada media ekstrak kentang gula
pelarut fosfat, diharapkan dapat meningkatkan (EKG) dan kaldu nutrien cair (KNC).
kandungan fosfat tersedia pada lahan di Porong Tahap pelaksanaan meliputi penambahan
dan memperbaiki sifat kimia tanah sehingga bakteri dengan konsentrasi 0, 106, 108, 1010 cfu/mL
dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. pada setiap pot dan didiamkan selama 7 hari,
Permintaan akan tanaman hias kian dilanjutkan dengan penanaman Aglaonema.
meningkat pesat yang berdampak terhadap Tahap pengamatan pertumbuhan tanaman
peningkatan kegiatan produksi di sentra produksi Aglaonema yang diukur meliputi tinggi dan berat
tanaman hias. Kegiatan produksi tersebut perlu basah tanaman pada usia 30 hari setelah tanam
terus didorong agar memberi kontribusi lebih (HST). Tahap akhir penelitian adalah mengambil
besar terhadap perekonomian nasional. Saat ini sampel media tanam untuk diuji kadar P-nya.
Aglaonema menjadi salah satu tanaman yang Sebanyak dan sampel media tanam diuji kadar P-
populer. Aglaonema meskipun tanpa bunga, nya pada media tanaman dengan menggunakan
diminati banyak masyarakat yang menyukai metode Olsen. Data pertumbuhan yang diperoleh
tanaman hias, harga Aglaonema bervariasi, mulai dianalisis menggunakan Analisis Varian
dari ribuan hingga ratusan ribu dan dalam kurun (ANAVA) taraf uji 5%. Bila pengaruh perlakuan
waktu lima tahun terakhir, permintaan akan beda nyata dilanjutkan uji Duncan pada taraf
tanaman Aglaonema meningkat pesat (Purwanto, signifikansi 5%. Untuk data kadar P pada media
2006). Mengingat Aglaonema tidak memerlukan tanam dianalisis secara deskriptif.
media tanam yang spesifik dan kadar toleransi
terhadap suhu lingkungan tinggi maka
Aglaonema mudah dibudidayakan, oleh karena HASIL
itu media tanam lumpur Lapindo dengan Hasil penelitian tentang penambahan bakteri
pemberian blotong dan pasir dapat digunakan Pseudomonas aeruginosa media tanam untuk
sebagai alternatif media tanam. pertumbuhan tanaman Aglaonema menunjukkan
Penelitian ini bertujuan untuk bahwa perlakuan pemberian P. aeruginosa dengan
mendeskripsikan pengaruh pemberian bakteri konsentrasi 0 cfu/ml, 106 cfu/ml, 108 cfu/ml, dan
Pseudomonas aeruginosa dalam berbagai 1010 cfu/ml memengaruhi pertumbuhan tanaman
konsentrasi pada media tanam lumpur Lapindo Aglaonema. Parameter pertumbuhan yang diukur
yang ditambahkan blotong dan pasir terhadap meliputi tinggi, berat basah, dan kadar P pada
pertumbuhan tanaman Aglaonema dan kadar media tanam tanaman Aglaonema sebagaimana
hara P pada media tanam lumpur Lapindo. Tabel 1.
Try dkk.: Penambahan bakteri (Pseudomonas Aeruginosa) pada media tanam 41
 

Tabel 1. Rerata pertumbuhan dan kadar P pada media tanam tanaman Aglaonema usia ke-30 HST

Konsentrasi bakteri Rerata Selisih Pertumbuhan Tanaman ±SD Kadar P pada Media
P. aeruginosa (cfu/ml) Tanam (mgkg-1)
Tinggi (cm) Berat Basah (gram)
0 3,75 ± 3,45a 15,75 ± 9,71a 12,102

106 13,07 ± 4,37b 36,05 ± 6,59ab 12,138

108 22,20 ± 6,32c 44,96 ± 5,64b 12,245


10 10 29,24 ± 4,18 d 83,94 ± 8,32c 12,432
Keterangan: notasi a, b, c, dan d menunjukkan adanya beda nyata pada setiap perlakuan dengan
taraf signifikasi 0,05

Gambar 1. Histogram rerata pertumbuhan tanaman Aglaonema usia 30 HST; P0 = Pemberian Pseudomonas aeruginosa
dengan konsentrasi 0 cfu/ml; P1 = Pemberian Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi 106 cfu/ml; P2 = Pemberian
Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi 108cfu/ml; P3 = Pemberian Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi
1010 cfu/ml.

Pemberian bakteri dengan konsetrasi 1010 Perlakuan pemberian bakteri Pseudomonas


cfu/ml berpengaruh lebih besar terhadap tinggi, aeruginosa dengan berbagai konsentrasi
berat basah, dan kadar P pada media tanam memengaruhi pertumbuhan tanaman Aglaonema
tanaman Aglaonema dibandingkan dengan yang meliputi tinggi dan berat basah. Semakin
konsetrasi lainnya (Tabel 1). Hal tersebut besar konsentrasi bakteri P. aeruginosa, maka
diketahui dari rerata selisih tinggi sebesar 29,24 semakin besar pula pertumbuhan tanaman
cm, berat basah sebesar 83,94 gram dan rerata Aglaonema. Konsentrasi 1010 cfu/ml memiliki
kadar P pada media tanam 12,432 mgkg-1. Selain pengaruh paling besar (Gambar 1).
itu, hasil dari uji Duncan menunjukkan bahwa
konsentrasi 1010 cfu/ml berpengaruh lebih nyata
dibandingkan dengan konsentrasi lain PEMBAHASAN
sebagaimana notasi huruf yang terdapat di Berdasarkan hasil analisis data dapat
belakang angka, sedangkan pada konsentrasi 0 diketahui bahwa perlakuan pemberian
cfu/ml rerata pertumbuhan dan kadar P pada Pseudomonas aeruginosa dengan konsentrasi 0
media tanam terendah yang meliputi tinggi cfu/ml, 106 cfu/ml, 108 cfu/ml, dan 1010 cfu/ml
sebesar 3,75 cm, berat basah sebesar 15,75 gram mempengaruhi pertumbuhan tinggi dan berat
dan kadar P pada media tanam sebesar 12,012 basah tanaman Aglaonema secara signifikan
mgkg-1. Data tersebut dapat dilihat pada Gambar sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1. Pada
1.
42 LenteraBio Vol. 3 No. 1, Januari 2014: 39–43
 

perlakuan dengan konsentrasi 1010 cfu/ml 2003), di antaranya dapat meningkatkan


memiliki pengaruh paling besar dibandingkan kemampuan menahan air tanah dan
perlakuan dengan konsentrasi lain. Hal ini meningkatkan ketersediaan karbon sebagai
dikarenakan konsentrasi bakteri yang diberikan sumber energi bagi populasi mikrobia. Dalam
lebih besar sehingga jumlahnya semakin banyak penelitian ini selain bakteri pelarut fosfat juga
dan menyebabkan proses penyerapan unsur- terdapat mikroorganisme endogen yang
unsur hara dan pelarutan P yang terikat dalam membantu proses dekomposisi blotong sehingga
media tanam lumpur Lapindo lebih cepat memberikan tambahan unsur hara pada media
dibandingkan dengan konsentrasi lainnya tanam, keberadaan unsur hara dapat digunakan
sehingga menyebabkan pertumbuhan tinggi, untuk pertumbuhan tanaman
pertambahan berat basah lebih optimal. Kadar P media tanam Aglaonema pada Tabel
Pengaruh pemberian blotong terhadap sifat 1 menunjukkan bahwa rerata kadar P tertinggi
fisika tanah adalah peningkatan porositas, dengan terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi 1010
demikian akan meningkatkan pori yang dapat cfu/ml, yakni sebesar 12.432 mgkg-1 dan rerata
terisi udara dan menurunkan pori yang terisi air, kadar P terendah terdapat pada perlakuan kontrol
artinya akan terjadi perbaikan aerasi untuk tanah sebesar 12.102 mgkg-1. Nilai kadar P menunjukkan
lempung berat. Aerasi tanah sering terkait dengan adanya peningkatan seiring dengan
pernapasan mikroorganisme dalam tanah dan bertambahnya konsentrasi bakteri (P. aeruginosa)
akar tanaman, karena aerasi terkait dengan O2 yang diberikan sehingga proses penyerapan
dalam tanah. Dengan demikian kondisi tersebut unsur hara P oleh tanaman Aglaonema semakin
akan memengaruhi populasi mikrobia dalam meningkat, dengan adanya peningkatan asam-
tanah (Atmojo, 2003). Blotong yang asam organik hasil sekresi bakteri tersebut akan
terdekomposisi akan menjadi senyawa organik diikuti dengan penurunan nilai pH sehingga
sederhana dan menghasilkan hara sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan P yang
langsung dimanfaatkan oleh tanaman untuk terikat oleh Ca. Unsur hara fosfor (P) berperan
pertumbuhan. Hasil mineralisasi bahan organik penting dalam proses metabolisme tumbuhan, di
terombak merupakan anion/kation hara tersedia antaranya berperan dalam proses pembelahan sel,
bagi tanaman dan mikrobia (Hanafiah, 2005). pembentukan akar halus dan rambut akar,
Pseudomonas aeruginosa termasuk salah satu pembentukan bunga, buah dan biji serta
bakteri pelarut fosfat yang dapat melarutkan memperkuat daya tahan terhadap penyakit
fosfat tidak tersedia menjadi bentuk tersedia (Soepardi, 1983). Selain itu unsur hara P
sehingga dapat diserap oleh tanaman. Bakteri merupakan unsur pembangun asam nukleat yang
pelarut fosfat bersifat menguntungkan karena dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
mensekresi asam organik seperti asam formiat, meliputi bertambahnya ukuran, volume, berat
asetat, propionat, laktat, glikolat, glioksilat, basah dan jumlah sel (Salisbury dan Ross, 1995).
fumarat, tartat, ketobutirat, suksinat dan sitrat Tumbuhan menyerap fosfat dalam senyawa
(Rao, 2007). Asam-asam organik ini dapat organik dan anorganik pada bentuk teroksidasi,
membentuk khelat organik (kompleks stabil) fosfor anorganik terdapat di dalam cairan sel
dengan kation Al, Fe atau Ca yang mengikat P sebagai komponen sistem penyanggah tanaman,
sehingga ion fosfat menjadi bebas dari ikatannya sedangkan fosfor organik dapat berupa fosfolipid
dan tersedia bagi tanaman (Rao, 2007). Menurut yang berperan dalam mengatur permeabilitas
Farvel 1988 dalam Baharuddin dan Kuswinanti. membran sel dan pengangkutan ion, gula fosfat
(2005), Pseudomonas aeruginosa yang hidup di yang berperan pada proses metabolisme tanaman,
daerah perakaran tanaman dapat berperan nukleoprotein yang merupakan komponen utama
sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat DNA dan RNA inti sel, ATP dan ADP yang
nitrogen, dan menghasilkan zat pengatur tumbuh berperan dalam metabolisme energi (Salisbury
bagi tanaman. Bakteri ini juga menghasilkan dan Ross, 1995).
fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya Adanya interaksi yang terjadi akibat
IAA untuk merangsang pertumbuhan dan pemberian bakteri (P. aeruginosa) dan pupuk
pemanjangan batang pada tanaman. blotong memberikan dampak positif bagi
Adanya penambahan mikroorganisme dan pertumbuhan tanaman Aglaonema, yakni dengan
pupuk blotong sebagai tambahan bahan organik meningkatnya pelarutan P oleh bakteri P.
tanah diharapkan mampu memperbaiki sifat fisik aeruginosa sehingga mempermudah proses
(warna, tekstur dan struktur tanah), kimia (pH penyerapan unsur-unsur hara oleh tanaman.
dan kandungan unsur-unsur hara) dan biologi Besarnya penyerapan mineral dan unsur hara
tanah (mikroorganisme tanah) (Hardjowigeno, dapat digunakan untuk proses metabolisme
Try dkk.: Penambahan bakteri (Pseudomonas Aeruginosa) pada media tanam 43
 

tanaman yang dapat memacu pertumbuhan content/uploads/2012/01/33-Bahar-


secara optimal. Hal ini ditunjukkan dengan Prosiding1.pdf. Diunduh tanggal 15 Juli 2013.
semakin bertambahnya tinggi dan berat basah Bisri H, 2007. Dampak Lingkungan
tanaman Aglaonema serta kadar P media tanam. http;//www.idpetroleumwatch.org/dampak
SIMPULAN lingkungan.pdf Diunduh tanggal 23 Juli
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat 2013.
disimpulkan bahwa pemberian bakteri Ginting RCB, R Saraswati dan E Husen, 2008.
Pseudomonas aeruginosa dengan berbagai Mikroorganisme Pelarut Fosfat.
konsentrasi (0 cfu/ ml, 10 cfu/ml, 108 cfu/ml, dan
6 http://balittanah.litbang.deptan.go.id/doku
1010 cfu/ml) yang ditambahkan pasir dan blotong mentasi/buku/pupuk/pupuk7.pdf.
memengaruhi pertumbuhan tanaman yang Diunduh tanggal 26 Juli 2013.
meliputi tinggi dan berat basah serta kadar P pada Hanafiah KA, 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
media tanam. Semakin tinggi konsentrasi bakteri Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
yang diberikan, maka semakin tinggi besar kadar Hardjowigeno S, 2003. Ilmu Tanah. Jakarta:
P pada media tanam dan meningkatkan Akademika Pressindo.
pertumbuhan paling optimal. Mirayanti JD, 2010. Pemanfaatan Limbah Blotong
dan Pasir untuk Memperbaiki Struktur Fisik
DAFTAR PUSTAKA dan Kimia Lumpur Lapindo. Skripsi.
Atmojo W, 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Surabaya: Universitas negeri Surabaya. Tidak
Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. dipublikasikan.
Pidato pengukuhan Guru Besar Ilmu Purwanto AW, 2006. Aglaonema, Pesona Kecantikan
Kesuburan tanah Fakultas Pertanian Sang Ratu Daun. Kanisius. Yogyakarta
Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Sebelas Rao S, 2007. Mikroorganisme Tanah dan
Maret University press. Pertumbuhan Tanaman. Jakarta Universitas
Baharuddin N dan Kuswinanti T, 2005. Pengaruh Indonesia Press.
Pemberian Pseudomonas fluorescens dan Salisbury FB dan Ross CW, 1995. Fisiologi
“Effective Microorganism 4“ dalam Menekan Tumbuhan. Bandung: ITB
Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia Soepardi G, 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor: IPB
solanacearum) Pada Tanaman Cabai (Capsicum Zakiyah L, 2011. Peranan Pseudomonas aeruginosa
annum L.). Prosiding Seminar Ilmiah dan dalam Meningkatkan Kadar Hara Fosfor
Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Pada Lumpur Lapindo Sidoarjo yang
Sul-Sel. UNHAS. http://www.peipfi- Ditambahkan Blotong dan Pasir. Skripsi tidak
komdasulsel.org/wp- dipublikasikan. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai