Anda di halaman 1dari 5

UJI BAKTERI BIOFERTILIZER SEBAGAI PEMBUATAN PUPUK HAYATI

(BIOFERTILIZER BACTERIA TEST AS BIAL FERTILIZER FERTILIZER)

Fachrurriza Wahyu Darsono1


201510200311102
1
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang (University of Muhammadiyah
Malang), Jl Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK
Penggunaan pupuk buatan secara terus-menerus dapat menyebabkan pencemaran sumber-sumber air yang
berarti penurunan kualitas lingkungan. Pupuk buatan yang digunakan selama ini adalah menyebabkan rusaknya
struktur tanah akibat pemakaian pupuk buatan yang terus menerus sehingga perkembangan akar tanaman
menjadi tidak sempurna. Hal ini juga akan memberi dampak terhadap produksi tanaman yang diusahakan pada
tanah yang biasa diberikan pupuk buatan. Begitu juga dari efek sarana produksi terhadap lingkungan telah
banyak dirasakan oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk buatan yang terus menerus menyebabkan
ketergantungan dan lahan mereka menjadi lebih sukar untuk diolah. Oleh sebab itu perlu di cari suatu alternatif
yang dapat menghemat atau mengurangi penggunaan pupuk buatan. Percobaan biofertilizer ini bertujuan untuk
menghitung laju pertumbuhan bakteri dengan melihat nilai absorbansi sebagai acuan dalam pembuatan pupuk
hayati. Percobaan biofertilizer ini dilakukan di Laboratorium Agroteknologi Universitas Muhammadiyah
Malang, pada hari Jum’at, 24 Maret 2017 Rata-rata bakteri pada uji hormon IAA(Indole Acetic Acid) dapat
menghasilkan hormon IAA. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai absorbansi awal ke nilai absorbansi
akhir.Rata-rata bakteri pada uji fiksasi nitrogen dapat memfiksasi nitrogen. Hal ini terlihat dari laju
pertumbuhan bakteri.
Kata kunci : Bakteri,pupuk hayati, absorbansi

ABSTRACT
Continuous use of artificial fertilizers can lead to pollution of water sources which implies a deterioration in the
quality of the environment. Artificial fertilizer used so far is causing the destruction of the soil structure due to
the use of artificial fertilizer continuously so that the development of plant roots to be imperfect. This will also
have an impact on the production of crops cultivated on the soil usually given artificial fertilizers. Similarly, the
effects of production facilities on the environment have been felt by many farmers, the continued use of
artificial fertilizers causes their dependence and land to become more difficult to cultivate. Therefore it is
necessary to find an alternative that can save or reduce the use of artificial fertilizers. This biofertilizer
experiment aims to calculate the rate of bacterial growth by looking at the absorbance value as a reference in the
manufacture of biological fertilizers. The biofertilizer experiment was conducted at the Agrotechnology
Laboratory of University of Muhammadiyah Malang on Friday, March 24, 2017 The average of bacteria in IAA
(Indole Acetic Acid) hormone test can produce IAA hormone. This can be seen from the increase of the initial
absorbance value to the final absorbance value. The average bacteria in the nitrogen fixation test can fix
nitrogen. This can be seen from the growth rate of bacteria.
Keywords: Bacteria, biological fertilizer, absorbance

PENDAHULUAN juga akan memberi dampak terhadap


produksi tanaman yang diusahakan pada
Penggunaan pupuk buatan secara tanah yang biasa diberikan pupuk buatan.
terus-menerus dapat menyebabkan Begitu juga dari efek sarana produksi
pencemaran sumber-sumber air yang berarti terhadap lingkungan telah banyak dirasakan
penurunan kualitas lingkungan. Pupuk oleh masyarakat petani, penggunaan pupuk
buatan yang digunakan selama ini adalah buatan yang terus menerus menyebabkan
menyebabkan rusaknya struktur tanah ketergantungan dan lahan mereka menjadi
akibat pemakaian pupuk buatan yang terus lebih sukar untuk diolah. Oleh sebab itu
menerus sehingga perkembangan akar perlu di cari suatu alternatif yang dapat
tanaman menjadi tidak sempurna. Hal ini
menghemat atau mengurangi penggunaan Percobaan biofertilizer ini bertujuan
pupuk buatan. untuk menghitung laju pertumbuhan bakteri
dengan melihat nilai absorbansi sebagai
Umumnya teknologi biofertilizer acuan dalam pembuatan pupuk hayati.
atau pupuk hayati dikembangkan dari
bakteri atau jamur yang hidup di daerah
perakaran (rhizosfer).Rhizorhizobakteri
adalah bakteri yang hidup di daerah BAHAN DAN METODE
perakaran (rhizosfer ) dan berperan penting Tempat dan waktu percobaan
dalam pertumbuhan tanaman. Pada
dasarnya rhizobakteri dapat dibedakan Percobaan biofertilizer ini dilakukan di
menjadi dua golongan yaitu Laboratorium Agroteknologi Universitas
(1)rhizorhizobakteri yang memacu Muhammadiyah Malang, pada hari Jum’at,
pertumbuhan tanaman(PGPR : plant 24 Maret 2017
growth - promoting rhizobacteria ) dan (2)
Bahan dan Alat
rhizorhizobakteri yang merugikan tanaman
(DRB : deleterious rhizobacteria ). PGPR Bahan yang digunakan dalam
dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan percobaan ini adalah spirtus,tanah residu
tanaman melalui: produksi hormon pestisida, growmore merah,growmore
pertumbuhan kemampuan fiksasi N untuk hijau,NaCl,glukosa,KH2PO4,KOH,MgSO4,
peningkatan penyediaan N tanah, penghasil FeSO4,Triptofan,reagen salkowski,
osmolit sebagai osmoprotektan pada aquades,alkohol. Sedangkan alat yang
kondisi cekaman kekeringan dan penghasil digunakan dalam percobaan ini adalah alat
senyawa tertentu yang dapat tulis,alat dokumentasi,autoklaf,timbangan
membunuh patogen tanaman (Kloepper, analitik,plastik wrap,karet gelang,tabung
1993). reaksi + rak,shaker,pipet ukur,kertas
label,bunsen,kompor + tabung gas,beaker
Istilah pupuk hayati digunakan
glass,spatula.
sebagai nama kolektif untuk semua
kelompok fungsional mikroba tanah yang Pelaksanaan percobaan
dapat berfungsi sebagai penyedia hara
dalam tanah, sehingga dapat tersedia bagi Adapun cara kerja dari percobaan
tanaman. Pemakaian istilah ini relatif baru uji tahan kekeringan adalah sebagai berikut
dibandingkan dengan saat penggunaan : pertama, menyiapkan alat dan bahan
salah satu jenis pupuk hayati komersial percobaan. Kedua,menyalakan UV LAF
pertama di dunia yaitu selama 60 menit. Ketiga, menimbang tanah
inokulan Rhizobiumyang sudah lebih dari dari residu pestisida sebanyak 1 gram.
100 tahun yang lalu. Pupuk hayati dalam Keempat,memasukkan tanah ke dalam 9 ml
buku ini dapat didefinisikan sebagai NaCl pada tabung reaksi.
inokulan berbahan aktif organisme hidup Kelima,menghomogenkan larutan. Keenam,
yang berfungsi untuk menambat hara menyeterilkan ujung pipet ukur dengan
tertentu atau memfasilitasi tersedianya hara pemanasan pada bunsen. Ketujuh,
dalam tanah bagi tanaman. mengambil 1ml larutan tersebut dan
memindahkannya ke dalam tabung reaksi
(IAA dan M63). Kedelapan, spektrofotometer pada panjang gelombang
menghomogenkan larutan dalam tabung 600 nm (OD2). Kelima belas, mengambil
reaksi. Kesembilan, mengambil sedikit 1ml inokulan dan memasukkannya pada
sampel pada tabung reaksi IAA serta M63 tabung sentrifuse. Keenam belas, menutup
secara bergantian dan memasukkannya ke tabung sentrifuse. Ketujuh belas,
dalam kuvet. Kesepuluh, memasukkan mensentrifuse 4000 rpm selama 15 menit.
kuvet berisi sampel ke dalam Kedelapan belas, mengambil supernatan
spektrofotometer. Kesebelas, membaca 500 μl dan memasukkannya pada otodoks.
nilai absorbansi pertumbuhan 0 jam pada Kesembilan belas, mengambil reagen
panjang gelombang 600nm (OD1). Kedua salkowski 500 μl dan memasukkannya pada
belas, menutup ujung tabung reaksi IAA otodoks. Kedua puluh, menghomogenkan
dan M63 dengan menggunakan alumunium larutan pada otodoks. Setelah itu,
foil yang kemudian membungkusny dengan membandingkan warna larutan dengan
plastik wrap. Ketiga belas, melakukan spektrofotometer pada panjang gelombang
inkubasi inokulum pada shaker selama 24 420nm (OD3). Terakhir, menghitung
jam. Keempat belas, menghitung nilai pertumbuhan bakteri.
absorbansi pada 24 jam dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1 Hasil pengamatan absorbansi pada uji hormon IAA

Sampel OD Pertumbuhan Bakteri (600 nm)


OD IAA (420 nm) IAA (ppm)
(Kelompok) Awal Akhir
1 0,092 0,689 0,013
2 0,002 0,777 0,128
3 0,009 0,892 0,153
4 0,082 0,807 0,221 1,628
Grafik pengamatan uji hormon IAA
5
4.5
4
3.5
Hasil Absorbansi

3
2.5
2 Series 1
1.5
1
0.5
0
1 2 3 4
sampel ke-

Grafik 1. Pengamatan Uji Hormon IAA (Indole Acetic Acid)

Tabel 2. Hasil pengamatan absorbansi pada uji fiksasi nitrogen

Sampel OD pertumbuhan bakteri fiksasi nitrogen (600 nm)


Laju pertumbuhan
(Kelompok) Awal (0 jam) Akhir (24 Jam)
1 0,389 0,544 0,155
2 0,525 0,700 0,175
3 0,036 0,714 0,678
4 0,403 0,627 0,224
Keterangan: Pada uji Fiksasi N dengan media M63,OD1 didapatkan dari 0 jam dan OD2 dihasikan
dari 24 jam (setelah di shaker) Perhitungan laju pertumbuhan menggunakan rumus
OD2-OD1

Grafik Pengamatan Fiksasi N


0.8
0.7
0.6
Hasil Absornbansi

0.5
0.4
OD 1 (0 jam)
0.3
HASIL DAN PEMBAHASAN OD 2 (24 jam)
0.2
0.1
0
1 2 3 4
Sampel ke-
Pembahasan tinggi pada nilai absorbansi 0 jam adalah
milik kelompok dua. Sedangkan yang
Pupuk mikrobiologis atau paling rendah adalah milik kelompok tiga.
biofertilizer atau pupuk hayati adalah pupuk Nilai absorbansi setelah 24 jam yang paling
yang mengandung mikroorganisme hidup tinggi adalah milik kelompok tiga.
yang ketika diterapkan pada benih, Sedangkan yang paling rendah adalah milik
permukaan tanaman, atau tanah, akan kelompok satu.
mendiami rizosfer atau bagian dalam dari
tanaman dan mendorong pertumbuhan KESIMPULAN
dengan meningkatkan pasokan nutrisi
utama dari tanaman (Vessey,2013). Adapun kesimpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil percobaan yang
1. Rata-rata bakteri pada uji hormon
telah dilakukan, pada grafik uji IAA yang
IAA(Indole Acetic Acid) dapat
paling tinggi adalah miik kelompok empat.
menghasilkan hormon IAA. Hal ini
Sedangkan nilai absorbansi pada uji terlihat dari meningkatnya nilai
hormon IAA yang paling rendah absorbansi awal ke nilai absorbansi
berdasarkan grafik adalah sampel milik akhir.
kelompok dua. Berdasarkan tabel 2. Rata-rata bakteri pada uji fiksasi
pengamatan uji hormon IAA, bakteri pada nitrogen dapat memfiksasi nitrogen.
sampel masing-masing kelompok Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan
menghasilkan hormon IAA. Karena pada bakteri
tabel dapat diketahui bahwa nilai
absorbansi awal ke nilai absorbansi akhir
mengalami kenaikan. DAFTAR PUSTAKA

Percobaan hasil uji fiksasi Nitrogen, Hairiah, K., 2002. Pertanian Organik Suatu
pada tabel pengamatan uji fiksasi nitrogen Harapan atau Tantangan. Jurusan
laju pertumbuhan paling tinggi adalah milik tanah, Fakultas Pertanian
kelompok tiga yaitu 0,678. Hal ini Universitas Brawijaya Malang.
menunjukkan bahwa bakteri mampu
Rao, N.S.S. 1994. Soil Microorganism and
memfiksasi atau menghasilkan nitrogen.
Plant Growth. Oxford and IBM
Sedangkan laju pertumbuhan bakteri paling
Publishing Co. (Terjemahan H.
rendah adalah sampel milik kelompok satu
Susilo. Mikroorganisme Tanah
yaitu 0,155. Begitupun pada grafik hasil
dan Pertumbuhan Tanaman.
pengamatan uji fiksasi nitrogen yang paling
Universitas Indonesia Press)

Anda mungkin juga menyukai