Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322226364

Efek Sterilisasi dan Komposisi Media Produksi Inokulan Fungi Mikoriza


Arbuskula terhadap Kolonisasi Akar, Panjang Akar dan Bobot Kering Akar
Sorgum

Article  in  Jurnal Agro · July 2017


DOI: 10.15575/1205

CITATIONS READS

2 5,770

4 authors, including:

Anne Nurbaity Pujawati Suryatmana


Universitas Padjadjaran Universitas Padjadjaran
42 PUBLICATIONS   105 CITATIONS    75 PUBLICATIONS   149 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Production of Arbuscular Mycorrhiza Inoculant using Hydroponic Systems View project

Enhancement of Plant Seedlings by Magnetic Field View project

All content following this page was uploaded by Anne Nurbaity on 01 October 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

EFEK STERILISASI DAN KOMPOSISI MEDIA PRODUKSI INOKULAN


FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA TERHADAP KOLONISASI AKAR, PANJANG AKAR
DAN BOBOT KERING AKAR SORGUM

EFFECT OF STERILIZATION AND MEDIUM COMPOSITION FOR MYCORRHIZAL FUNGI


ON ROOT COLONISATION, LENGTH AND WEIGHT OF SORGHUM ROOT

Tarra Martiani Dewi, Anne Nurbaity, Pudjawati Suryatmana, Emma Trinurani Sofyan

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan


Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor 45363

Korespondensi : a.nurbaity@unpad.ac.id

Diterima 26 Februari 2017 / Disetujui 29 Juli 2017

ABSTRAK

Pengujian kualitas inokulan mikoriza yang berkualitas antara lain dapat dilakukan melalui
optimasi metode sterilisasi dan komposisi media. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh sterilisasi dan komposisi media terhadap derajat infeksi akar, panjang akar, dan
bobot kering akar sorgum telah dilakukan di rumah kaca. Percobaan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok pola faktorial terdiri atas perlakuan faktor pertama berupa sterilisasi media
yang terdiri atas empat taraf, yaitu: tanpa sterilisasi (kontrol); autoklaf; NaOCl 10%; dan
iradiasi gamma Co-60, serta faktor kedua adalah komposisi media tanam yang terdiri atas tiga
taraf yaitu: 100% zeolit; 75% zeolit + 25% arang sekam; dan 50% zeolit + 50% arang sekam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan sterilisasi dan
komposisi media tanam terhadap peningkatan kolonisasi akar, panjang akar, dan bobot akar
sorgum. Teknik sterilisasi media berpengaruh terhadap kolonisasi akar, panjang akar dan
bobot akar sorgum. Teknik sterilisasi dengan autoklaf dan iradiasi tidak berbeda nyata dengan
kontroldalam meningkatkan kolonisasi akar, panjang akar dan bobot akar sorgum, namun
iradiasi Gamma cenderung memperlihatkan hasil terbaik. Perlakuan komposisi media zeolit
dan arang sekam secara umum tidak memberikan perbedaan yang nyata, sehingga produksi
inokulan FMA dapat menggunakan berbagai komposisi sesuai dengan ketersediaan bahannya.

Kata kunci : arang sekam, mikoriza arbuskula, sorgum, sterilisasi iradiasi, zeolit

ABSTRACT

Quality of biofertilizer such as arbuscular myorrhizal fungi could be improved through the
selection of appropriate sterilization and composition of the medium. The objective of the
experiment was to determine the effect of sterilization and carrier composition on root
colonisation, root length and weight of sorghum root. A green house experiment was
conducted in randomized block design. The factors were: 1. methods of sterilization (ie.
control; autoclave; NaOCl 10%; Co-60 gamma irradiation), and 2. composition of the carrier of
mycorrhiza (100% zeolite; 75% zeolite + 25% rice charcoal; 50% zeolite + 50% rice charcoal).

24
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

Results showed that there was no interaction effect of sterilization and composition of carrier
on root colonisation, root length and weight of sorghum root. However, different technique of
sterilisation gave differences on root colonisation, root length and weight of sorghum root.
Sterilization using NaOCl 10% was not recommended. Gamma Co-60 irradiation sterilization
did not have difference with control and autoclave, however there was tendency that
irradiation technique gave better results to all parameters measured.

Key words: arbuscular mycorrhiza, irradiation sterilisation, rice husk, sorghum, zeolite

PENDAHULUAN adalah Glomus, Gigaspora, Acaulospora dan


Scutellospora (Brundrett et al., 1996).
Berbagai kerugian akibat kegiatan Pemilihan isolat FMA yang benar-benar
pertanian intensif dengan input tinggi kompatibel dengan tanaman yang dibudi-
menyebabkan menurunnya kualitas dayakan perlu dilakukan karena setiap jenis
kesuburan tanah dan degradasi lahan, FMA memiliki kemampuan yang berbeda-
sehingga pengelolaan lahan pertanian saat beda dalam membantu meningkatkan
ini harus lebih berorientasi kepada pertumbuhan tanaman (Tian et al., 2004).
pertanian yang berkelanjutan. Upaya Salah satu hambatan belum meluasnya
perbaikan yang dapat ditempuh untuk penggunaan teknologi FMA di masyarakat
mengatasi masalah tersebut yaitu melalui petani Indonesia adalah masih terbatasnya
introduksi teknologi yang bersifat ramah ketersediaan inokulan FMA yang diproduksi
lingkungan dan ekonomis. Salah satunya dalam skala besar secara komersial
adalah dengan memanfaatkan potensi (Nurbaity et al., 2009). Ketersediaan
sumberdaya hayati setempat, melalui inokulan FMA harus diikuti dengan kualitas
pengembangan mikroba tanah yang dapat inokulan yang diukur berdasarkan jumlah
membantu meningkatkan kualitas tanah spora, persen infeksi akar, panjang akar,
yang berasal dari golongan fungi dan bakteri serta bobot akar tanaman inang, untuk itu
sebagai pupuk hayati. faktor penting dalam proses produksi FMA,
Pupuk hayati merupakan inokulan antara lain tanaman inang, media tanam,
berbahan aktif organisme hidup yang dan nutrisi (Ijdo et al., 2010). Sterilisasi
berfungsi untuk menambah hara tertentu media tumbuh dalam produksi FMA
atau memfasilitasi tersedianya hara dalam bertujuan untuk meminimalkan gangguan
tanah bagi tanaman (Simanungkalit, 2006). oleh mikroorganisme yang tidak di-
Salah satu mikroorganisme yang dimanfa- kehendaki (kontaminan), agar tidak
atkan sebagai pupuk hayati yang telah mengalami kerusakan yang dapat mem-
diketahui mampu meningkatkan produk- pengaruhi kualitas inokulan. Sterilisasi
tivitas pertumbuhan tanaman yaitu Fungi media dapat dilakukan dengan tiga cara
Mikoriza Arbuskula (FMA). Menurut Rao yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
(1994) FMA dapat membantu penyediaan Pada penelitian ini teknik sterilisasi media
hara, terutama fosfat bagi tanaman melalui tumbuh dalam produksi FMA dilakukan
kolonisasi akar tanpa menimbulkan nekrosis secara fisik dan mekanik yaitu melalui
seperti halnya terjadi pada infeksi jamur teknik sterilisasi media menggunakan
pathogen. Jenis FMA yang umum dijumpai Iradiasi Sinar Gamma Co-60, autoklaf,

25
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

penambahan larutan NaOCl 10%, dan merupakan mineral yang mampu


pencucian media dengan air kran. memperbaiki produktivitas tanah dan
Sinar Gamma termasuk gelombang tanaman karena bersifat basa, sehingga
elektromagnetik yang diperoleh dari dapat menetralkan tanah yang bersifat
peluruhan zat radioaktif yang dipancarkan asam, mengurangi daya fiksasi P oleh koloid
dari atom dengan kecepatan tinggi karena tanah dan meningkatkan KTK serta aktivitas
adanya kelebihan energi. Radioaktivitasnya mikroorganisme dalam tanah (Departemen
tidak terpengaruh oleh suhu, kelembaban, Pertanian, 2001). Penggunaan arang sekam
tekanan dan lain-lain tetapi terpengaruhi sebagai media tumbuh inokulan FMA masih
oleh keadaan inti-inti isotopnya. Autoklaf belum banyak dilakukan, padahal sumber
merupakan pressure cooker yang sangat bahan media arang sekam padi dapat
efektif me-matikan mikroba karena pada diperoleh dalam jumlah besar, ringan,
suhu 121°C dapat melepaskan 686 kalori g-1 bersifat porus, homogen dan murah
uap air. Sterilisasi media autoklaf dilakukan (Prematuri dan Faiqoh, 1999). Beberapa
dengan cara memanfaatkan uap air panas. hasil penelitian diketahui bahwa bahan
Mekanisme kerusakan oleh panas ini organik mendukung perkembangan
ditandai dengan rusaknya produksi rantai- propagul FMA (St. John et al., 1983;
tunggal DNA akibat tekanan tinggi yang Nurbaity et al., 2009).
menyebabkan penetrasi uap air ke dalam Tanaman inang yang biasa digunakan
sel-sel mikroba menjadi optimal sehingga untuk perbanyakan FMA adalah sorgum
langsung mematikan mikroba. karena sistem perakarannya yang baik
Sodium hypoklorit (NaOCl) seringkali untuk pembentukan mikoriza (Gunawan,
digunakan sebagai bahan pemutih atau 1999; Prematuri dan Faiqoh, 1999). Sorgum
desinfektan. Senyawa ini sangat efektif toleran terhadap kekeringan, dapat tumbuh
membunuh bakteri dan virus. Senyawa hampir di setiap jenis tanah, serta mem-
NaOCl mampu membersihkan mikro- bentuk akar-akar sekunder dua kali lebih
organisme yang terbawa dalam bahan banyak dibandingkan dengan tanaman lain,
tanaman, menghilangkan pertikel-partikel berakar dalam dan fibrous sehingga lebih
tanah, debu dan lain-lain (Santoso dan efektif dalam menyerap hara dan air
Nursandi, 2003). (Departemen Pertanian, 1990).
Komposisi media tumbuh dalam Berdasarkan uraian di atas telah
produksi FMA dapat berupa tanah, pasir, diketahui manfaat dari FMA, namun
expanded clay (agregat liat), gambut dan informasi tentang metode sterilisasi dan
zeolit (Simanungkalit, 2003). Bahan media komposisi media terbaik sebagai alternatif
(carrier) dapat diperoleh dalam jumlah dalam proses produksi inokulan FMA masih
besar, ringan, bersifat porus, homogen dan terbatas. Dengan demikian pada penelitian
murah (Prematuri dan Faiqoh, 1999). Pada ini efek sterilisasi dan komposisi media
pene-litian ini komposisi media tumbuh dengan pemanfaatan FMA diharapkan
produksi FMA menggunakkan zeolit dan dapat ber-pengaruh terhadap peningkatan
arang sekam. Zeolit baik digunakan sebagai persentase infeksi akar, panjang akar, serta
media tanam karena bersifat stabil dan bobot akar tanaman sorgum untuk
tidak mudah berubah atau rusak karena menghasilkan inokulan FMA yang unggul
siraman air (Bertham, 2003). Zeolit dan berkualitas.

26
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

METODE PENELITIAN menunggu proses inkubasi dilakukan proses


pengecambahan benih sorgum meng-
Percobaan ini dilaksanakan di Rumah gunakan baki kecambah bermedia zeolit.
Kaca Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Setiap pot ditanami 2 bibit tanaman
Universitas Padjadjaran, Laboratorium sorgum. Pemupukan dilakukan dengan
Biologi Tanah Departemen Ilmu Tanah memberikan larutan Hyponex merah (25-5-
Fakultas Pertanian, serta Pusat Aplikasi 20) dengan dosis 5 g 10 L-1 sebanyak 70 ml
Tenaga Nuklir Batan untuk perlakuan per pot dan diulang setiap dua kali
iradiasi sinar gamma. Percobaan seminggu selama 2,5 bulan (Prematuri dan
menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faiqoh, 1999). Pemupukan dan penyiraman
(RAK) pola faktorial yang terdiri atas dua dihentikan dan dilakukan pengeringan
faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama (stressing) selama dua minggu sebelum
adalah sterilisasi media (S) yang terdiri atas dilakukan pemanenan untuk merangsang
: kontrol (s0), autoklaf 121oC selama 30 pertumbuhan spora. Pengamatan kolonisasi
menit (s1), direndam NaOCl 10% selama 5 akar diamati pada 6 dan 10 minggu setelah
menit (s2) , dan iradiasi gamma Co-60 (s3). tanam (MST), pengamatan panjang akar
Faktor kedua adalah komposisi media dan bobot akar kering sorgum diamati 10
tumbuh (K) yang terdiri atas : 100% zeolit MST. Pemanenan dilakukan pada fase
(kontrol, k0), 75% zeolit + 25% Arang sekam vegetatif akhir yaitu pada umur tanaman
(3:1 v/v) (k1), dan 50% zeolit + 50% arang 10 MST. Panen dilakukan dengan cara
sekam (1:1 v/v) (k2). membongkar tanaman inang lalu men-
Bahan penelitian ini terdiri atas media campur dan mengaduk media tanam,
zeolit, arang sekam padi yang ditimbang kemudian memotong akar tanaman
sesuai dengan perlakuan untuk dimasukkan sekitar 1 cm menggunakan gunting, lalu
ke dalam pot, benih sorgum 0,25 kg varietas men-campurkan potongan akar tersebut
Grain Sorgum B-100 yang direndam dalam dengan media pembawa zeolit dan arang
larutan klorok 2% selama 10 menit hingga sekam kemudian dikemas dalam kantong
terkelupas kulit arinya dan dibilas hingga plastik. Setelah itu, dilakukan pengujian
bersih dengan air, pupuk NPK Hyponex kualitas inokulan FMA dengan cara
merah (25-5-20), KOH 10%, HCl 1%, larutan menganalisis kolonisasi akar (metode
asam fuchsin, NaOCl 10% yang digunakan Brundrett et al., 1986), panjang akar, dan
untuk sterilisasi media, air, inokulan FMA bobot akar kering sorgum di Laboratorium
campuran yang terdiri atas Glomus sp., Biologi Tanah. Analisis statistik meng-
Acaulospora sp., dan Gigaspora decipien gunakan software SPSS 12 dan uji lanjut
dengan kepadatan spora 300 spora per 50 menggunakan uji Duncan.
g. Alat yang digunakan pada percobaan ini
terdiri atas: pot plastik kapasitas 750 g,
autoklaf, mikroskop binokuler dan peralatan HASIL DAN PEMBAHASAN
laboratorium lainnya.
Inokulasi FMA diaplikasikan dengan cara Persentase Kolonisasi Akar
memasukan 70 g per pot inokulan FMA ke Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak
dalam media tanam di pot sesuai perlakuan, terjadi interaksi antara sterilisasi dan
lalu diinkubasikan selama 1 minggu. Selama komposisi media terhadap peningkatan

27
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

persentase kolonisasi akar yang diukur pada pasca sterilisasi menggunakan autoklaf
10 minggu setelah tanam, namun, terdapat pada zeolit viabilitas spora G. margarita
pengaruh mandiri sterilisasi media terhadap tertinggi sebesar 46,95%, sedangkan pada
persentase kolonisasi akar (Tabel 1). penyimpa-nan 3 bulan pasca sterilisasi pada
radiasi dosis 10 kGy pada zeolit viabilitas
Tabel 1. Pengaruh Jenis Sterilisasi Media spora G. margarita tertinggi sebesar
dan Komposisi Media terhadap 45,81%.
Kolonisasi Akar Perlakuan sterilisasi dengan NaOCl 10%
Kolonisasi
berpengaruh nyata terhadap penurunan
Perlakuan Akar
10 MST persentase kolonisasi akar, sehingga
--%-- menghasilkan persentase kolonisasi akar
Sterilisasi (S) paling rendah dibandingkan dengan per-
kontrol 38,05 b
lakuan media lainnya, diduga oleh adanya
autoklaf 38,05 b
NaOCl 10% 30,43 a unsur toksik seperti chloride (Cl). Unsur Cl
Iradiasi Gamma Co-60 46,06 b dapat menyebabkan proses kolonisasi dan
Komposisi Media (K) perkembangan hifa menjadi terhambat
zeolit 100% 37,97
zeolit 75% + arang sekam 25% 38,69
(Juniper dan Abbott, 2004).
zeolit 50% + arang sekam 50% 41,29 Perlakuan berbagai komposisi media
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf idak berpengaruh nyata terhadap
yang sama tidak berbeda nyata persentase kolonisasi akar, hal ini
menurut Uji Lanjut Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
menunjukkan bahwa masing-masing
komposisi media zeolit dan arang sekam
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 memiliki kemampuan yang sama dalam
terlihat bahwa perlakuan sterilisasi dan meningkatkan persentase kolonisasi akar.
komposisi media produksi FMA me- Hasil penelitian Prafithriasari dan Nurbaity
nunjukkan adanya pengaruh mandiri dari (2010) menunjukkan bahwa penggunaan
efek sterilisasi. Hasil analisis persentase media arang sekam dan zeolit dengan
kolonisasi akar menunjukkan bahwa perbandingan 1:3 merupakan komposisi
perlakuan sterilisasi kontrol dan meng- yang baik untuk produksi FMA, walaupun
gunakan autoklaf menghasilkan persentase dari hasil penelitian ini komposisi tersebut
kolonisasi akar masing-masing sebanyak memberi respon yang tidak berbeda dengan
38,05%, sedangkan sterilisasi menggunakan komposisi lainnya.
iradiasi gamma Co-60 menghasilkan per-
sentase kolonisasi akar sebanyak 46,06%. Bobot Kering dan Panjang Akar
Ketiga perlakuan tersebut berbeda nyata Penghitungan bobot kering akar sorgum
dengan perlakuan sterilisasi menggunakan dilakukan pada saat tanaman berumur 10
NaOCl 10% yang menghasilkan persentase MST, dimana bagian tanaman yang
kolonisasi akar yang tergolong kategori dianalisis ialah akar yang telah mengalami
sedang, yaitu sebesar 30,43%. Penelitian pengeringan akibat perlakuan stressing.
Nurrobifahmi et al. (2017) menunjukkan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
bahwa sterilisasi autoklaf, radiasi sinar tidak terjadi interaksi antara sterilisasi dan
gamma mampu mensterilkan bahan pem- komposisi media terhadap bobot akar
bawa di zeolit. Pada penyimpanan 1 bulan sorgum, namun terjadi pengaruh mandiri

28
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

sterilisasi terhadap bobot akar sorgum permukaan akar menjadi lebih besar,
(Tabel 2). sehingga bobot akar yang dihasilkan lebih
tinggi.
Tabel 2. Pengaruh Teknik Sterilisasi dan Pada parameter panjang akar sorgum,
Komposisi Media terhadap hasil analisis ragam menunjukkan tidak
Bobot Kering Akar Sorgum terjadinya interaksi antara sterilisasi dan
Bobot Kering komposisi media terhadap panjang akar
Perlakuan
Akar Sorgum
sorgum, namun secara mandiri perlakuan
--g per pot--
Sterilisasi (S) teknik sterilisasi yang berbeda ber-
kontrol 6,07 b pengaruh nyata terhadap panjang akar
autoklaf 6,90 b sorgum (Tabel 3). Perlakuan sterilisasi
NaOCl 10% 4,17 a menggunakan autoklaf dan kontrol meng-
Iradiasi Gamma Co-60 7,07 b hasilkan panjang akar masing-masing
Komposisi Media (K) sebanyak 15,47 (meter per tanaman) dan
zeolit 100 % 5,87 a
15,45 (meter per tanaman) tidak berbeda
zeolit 75 % + arang 6,05 a
sekam 25 % nyata dengan sterilisasi menggunakan
zeolit 50 % + arang 6,04 a iradiasi gamma Co-60 menghasilkan
sekam 50 % panjang akar 18,43 (meter per tanaman),
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf namun berbeda nyata dengan perlakuan
yang sama tidak berbeda nyata
sterilisasi NaOCl 10% menghasilkan panjang
menurut Uji Lanjut Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%. akar 9,26 (meter per tanaman).

Data pada Tabel 2 menunjukkan adanya Tabel 3. Pengaruh Jenis Sterilisasi dan
pengaruh mandiri dari efek sterilisasi. Komposisi Media terhadap
Perlakuan kontrol dan sterilisasi meng- Panjang Akar Sorgum pada 10
gunakan autoklaf menghasilkan bobot akar MST
Perlakuan Panjang Akar
masing-masing sebanyak 6,90 g per pot dan --m per
6,07 g per pot, dan tidak berbeda nyata tanaman--
dengan sterilisasi menggunakan iradiasi Sterilisasi (S)
gamma Co-60 menghasilkan bobot akar kontrol 15,47 b
autoklaf 15,45 b
7,07 g per pot, namun berbeda nyata NaOCl 10% 9,26 a
dengan perlakuan sterilisasi NaOCl 10% Iradiasi Gamma Co-60 18,43 b
menghasilkan bobot akar 4,17 g per pot. Komposisi Media (K)
Perlakuan sterilisasi media dengan zeolit 100 % 14,03 a
zeolit 75 % + arang sekam 25 % 15,17 a
pemberian NaOCl 10% menghasilkan bobot zeolit 50 % + arang sekam 50 % 14,76 a
akar paling rendah diduga oleh adanya Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang sama
unsur toksik yang terkandung dalam media tidak berbeda nyata menurut Uji Lanjut Jarak
Berganda Duncan pada taraf 5%.
yang menyebabkan proses kolonisasi dan
perkembangan hifa menjadi terhambat, Seperti halnya bobot akar, perlakuan
yang menyebabkan ketersediaan hara sterilisasi media dengan pemberian NaOCl
rendah. Smith dan Read (1997) menyatakan 10% menghasilkan panjang akar paling
bahwa adanya kolonisasi mikoriza yang rendah. Juniper dan Abbott (2004)
meningkat menyebabkan luas dan volume menyatakan bahwa adanya toksisitas ion

29
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

seperti Cl dapat merusak jaringan akar DAFTAR PUSTAKA


tanaman khususnya dan dapat meng-
hambat pertumbuhan tanaman pada Bertham, YH. 2003. Teknik Pemurnian
Biakan Monoxonic CMA dengan Metode
umumnya.
Cawan Petri dan Tabung Reaksi. Jurnal
Hasil analisis panjang akar menunjukkan Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. 5:18-26.
bahwa perlakuan sterilisasi dengan iradiasi
gamma Co-60 cenderung lebih tinggi Brundrett, MN, B. Bougher, TG Dell and N.
dibandingkan dengan perlakuan sterilisasi Malayczuk. 1996. Working with
Mycorrhizas in Forestry and Agriculture.
media lainnya, sejalan dengan hasil
ACIAR Monograph 32. Australian Centre
penelitian Nurrobifahmi et al. (2017) bahwa for International Agricultural Research,
sterilisasi iradiasi gamma mampu memati- Canberra.
kan mikroba lebih tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan kemampuan FMA dalam Departemen Pertanian. 1990. Teknologi
Budidaya Sorgum. Balai Informasi
mengkolonisasi akar inangnya menjadi lebih
Pertanian Provinsi Irian Jaya, Jayapura.
tinggi, yang pada akhirnya berpengaruh
terhadap peningkatan panjang akar Departemen Pertanian. 2001. Zeolit untuk
tanaman inang mikoriza. Kemampuan FMA Pertanian. Lembar Informasi Pertanian
dalam mengkolonisasi akar yang rendah No. 15 Seri : Tanaman Pangan/2001/djs
Agdex : 530. Jawa Barat, Bandung.
dapat menyebabkan penyerapan hara yang
rendah, sehingga akan berpengaruh ter- Gunawan, AW. 1999. Teknik Pembuatan
hadap pertumbuhan tanaman sorgum. Kultur Cendawan Mikoriza Arbuskula.
Makalah Workshop Mikoriza “Aplikasi
Cendawan Mikoriza pada Tanaman
Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan”.
SIMPULAN
Asosiasi Mikoriza Indonesia, Bogor.

Berdasarkan hasil penelitian dapat Ijdo, M., Cranenbrouck, S., and Declerck, S.
disimpulkan bahwa teknik sterilisasi ber- 2010. Methods for Large-Scale
pengaruh terhadap peningkatan kolonisasi Production of AM Fungi Past, Present,
and Future. Mycorriza. DOI
akar, panjang akar, dan bobot akar sorgum.
10.1007/s00572-010-0337-z.
Jenis sterilisasi media menggunakan NaOCl
selalu menghasilkan nilai terendah pada Juniper, S., and L. Abbott. 1993. Vesicular-
semua parameter yang diamati. Metode Arbuscular Mycorrhizas and Soil Salinity.
sterilisasi dengan penggunaan air kran Mycorrhiza 4:45-57.
(kontrol) tidak berbeda nyata dengan . 2004. A change in
autoklaf dan Iradiasi Gamma Co-60 dalam the concentration of NaCl in soil alters
meningkatkan kolonisasi akar, panjang akar the rate of hyphal extension of some
dan bobot akar sorgum. Perlakuan arbuscular mycorrhizal fungi. Canadian J.
komposisi media zeolit dan arang sekam Botany 82:1235-1242.
secara umum tidak memberikan perbedaan Nurbaity, A., D. Herdiyantoro, dan O.
yang nyata, sehingga produksi inokulan Mulyani. 2009. Pemanfaatan Jerami dan
FMA dapat menggunakan berbagai Arang Sekam Sebagai Bahan Pembawa
komposisi sesuai dengan ketersediaan Inokulan Mikoriza Arbuskula. Jurnal
bahannya. Biologi Vol. XIII No.1.

30
Jurnal Agro Vol. IV, No. 1, 2017

Nurrobifahmi, I. Anas, Y. Setiadi, Ishak. Simanungkalit, RDM. 2003. Teknologi


2017. Pengaruh Metode Sterilisasi Cendawan Mikoriza Arbuskuler :
Iradiasi Sinar Gamma Co60 terhadap Produksi Inokulan dan Pengawasan
Bahan Pembawa dan Viabilitas Spora Mutunya. Makalah Seminar Mikoriza.
Gigaspora margarita. Jurnal Tanah dan AMI, Bandung. 16 September 2003.
Iklim (Indonesian Soil and Climate
Journal), Vol 41, No 1. . 2006. Cendawan Mikoriza
Arbuskula. Balai Besar Penelitian dan
Prafithriasari, M. dan A. Nurbaity. 2010. Pengembangan Sumberdaya Lahan dan
Media Zeolit-Arang Sekam dan Pertanian. Bogor. ISBN 978-979-9474-57-
Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan 5. 159-190.
Sorgum. Jurnal Agrikultura Vol 1 no. 1.
Smith, SE, and DJ, Read. 1997. Mycorrhizal
Prematuri, R dan N. Faiqoh. 1999. Produksi symbiosis. Academic Press. London.
Inokulum Cendawan Mikoriza Arbuskula.
Bogor: Laboratorium Bioteknologi Hutan, St. John, TV, DC Coleman and CPP Reid.
PAU Bioteknologi IPB, Bogor. 1983. Association of Vesicular Arbuscular
Mycorrhizal Hyphae with Soil Organic
Rao, NS. 1994. Mikroorganisme Tanah dan Particles. Ecology. 64: 957-959.
Pertumbuhan Tanaman. Terjemahan H.
Susilo. Universitas Indonesia Press, Tian, CY, Feng G, Li XL, and. Zhang, FS. 2004.
Jakarta. Different Effects of Arbuscular
Mycorrhizal Fungal Isolates from Saline
Santoso, U dan Nursandi, F. 2003. Kultur or Non-Saline Soil on Salinity Tolerance
Jaringan Tanaman. Universitas of Plants. Applied Soil Ecology 26:143-
Muhammadiyah Malang, Malang. 148.

31

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai