Anda di halaman 1dari 12

Agrotekma, 4 (1) Desember 2019 ISSN 2548-7841 (Print) ISSN 2614-011X (Online)

DOI: 10.31289/agr.v4i1.2949
Agrotekma
Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/agrotekma

Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri untuk


Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum
bicolor L.)

Seed Biomatriconditioning with Rhizobacteria to Improve Growth and


Yield of Sorghum (Sorghum bicolor L.)

Fitrianti Handayani1, Gusti Ayu Kade Sutariati2, dan Abdul Madiki3


Program Studi Agronomi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Haluoleo Kendari

Diterima: 04-10-2019; Disetujui: 27-11-2019; Dipublish: 31-12-2019

*Coresponding Email: fitriantihandayani@ymail.com


Abstrak
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengkondisian biomatrik benih dengan rhizobacteria untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil sorgum (Sorghum bicolor L.). Percobaan dilakukan di Lapangan Fakultas
Pertanian Peternakan, Universitas Haluoleo dari Agustus hingga November 2010. Percobaan disusun berdasarkan
rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 kondisi biomatrik benih dengan perawatan rhizobakteria, yaitu:
tanpa biomatrik benih kondisi M0), biomatriconditioning benih dengan Bacillus sp. CKD061 + arang sekam padi
(M1), biomatriconditioning benih dengan Bacillus sp. CKD061 + bubuk bata merah (M2), biomatriconditioning
benih dengan Pseudomonas fluorescens PG01 + arang sekam padi (M3), dan biomatriconditioning benih dengan
Pseudomonas fluorescens PG01 + bubuk bata merah (M4). Setiap perlakuan diulang 3 kali, oleh karena itu, secara
keseluruhan ada 15 unit percobaan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam dan diikuti
dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan benih dengan kondisi
biomatrik menggunakan rhizobacteria berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan dan hasil
tanaman sorgum. Benih biomatriconditioning dengan sp. Bacillus CKD061 + bubuk bata merah adalah pengobatan
yang paling efektif dalam meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, berat kering tanaman bombass, berat biji-bijian,
dan berat biji sorgum 1000 biji.
Kata kunci: biomatriconditioning, rhizobacteria, sorgum

Abstract
The experiment was aimed to know the effect of seed biomatriconditioning with rhizobacteria to improve growth and
yield of sorghum (Sorghum bicolor L.). The experiment was conducted in the Field of Animal Husbandry Agriculture
Faculty, Haluoleo University from August up to November 2010. The experiment was arranged based on randomized
completely design (CRD) which consisted of 5 seed biomatriconditioning with rhizobacteria treatments, namely:
without seed biomatriconditioning (M0), seed biomatriconditioning with Bacillus sp. CKD061 + rice hulls charcoal
(M1), seed biomatriconditioning with Bacillus sp. CKD061 + red brick powder (M2), seed biomatriconditioning with
Pseudomonas fluorescens PG01 + rice hulls charcoal (M3), and seed biomatriconditioning with Pseudomonas
fluorescens PG01 + red brick powder (M4). Every treatment was replicated 3 times, therefore, overall there were 15
experimental units. Data obtained were analized using analysis of variance and followed with Duncan’s Multiple
Range Test. The result showed that seed treatment with biomatriconditioning using rhizobacteria gave significant
effect in improving growth and yield of sorghum. Seed biomatriconditioning with sp. Bacillus CKD061 + red brick
powder was the most effective treatment in increasing plant height, leaf area, dry weight of plant bomass, grain
weight, and 1000 seed weight of sorghum.
Key words: biomatriconditioning, rhizobacteria, sorghum

How to Cite: Handayani, F. Sutariati, K, A, G. & Madiki, A. (2019). Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri
untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor L.). Agrotekma: Jurnal
Agroteknologi dan Ilmu Pertanian. 4 (1): 52-63

52
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 4 (1) Desember 2019: 52-63

PENDAHULUAN tinggi mencapai 0,40%−3,60% (Rooney &


Tanaman sorgum (Sorgum bicolor L.) Sullines, 1977). Sorgum juga merupakan
merupakan salah satu jenis tanaman tanaman penghasil pakan hijauan sekitar
serealia yang mempunyai potensi besar 15−20 ton ha-1 tahun-1 (Anonim, 1996) dan
untuk dikembangkan di Indonesia karena pada kondisi optimum dapat mencapai
mempunyai daerah adaptasi yang luas 30−45 ton ha-1 tahun-1 (Wardhani, 1996).
khususnya pada daerah-daerah marginal Rata-rata produktivitas sorgum di
dan kering di Indonesia.. Keunggulan Malang, Jawa Timur masih di bawah 1 ton
sorgum terletak pada daya adaptasi ha-1 sangat jauh dari potensi hasil yaitu
agroekologi yang luas, tahan terhadap sekitar 2 ton ha-1 hingga 4 ton ha-1 yang
kekeringan dan genangan air, dapat disebabkan oleh pengaruh iklim yang
berproduksi pada lahan marginal, kering, kondisi tanah yang kurang subur,
produksi tinggi, perlu input lebih sedikit penggunaan varietas lokal yang hasilnya
serta lebih tahan terhadap hama dan rendah, pemupukan minimal dan
penyakit dibanding tanaman pangan lain. penanaman secara tumpang sari (Beti et
Biji sorgum dapat digunakan sebagai al., 1990).
bahan pangan serta bahan baku industri Benih bermutu merupakan salah
pakan dan pangan seperti industri gula, satu faktor yang memegang peranan
monosodium glutamate (MSG), asam penting dalam budidaya tanaman sorgum.
amino, dan industri minuman (Fanindi et Suplai benih untuk musim tanam
al., 2005). berikutnya mengharuskan terjadinya
Menurut Beti et al. (1990), Direktorat proses penyimpanan benih. Apabila
Jenderal Tanaman Pangan dan penyimpanan tidak ditangani dengan baik,
Hortikultura (1996) dan Direktorat maka benih akan mudah mengalami
Jenderal Perkebunan (1996), sorgum kemunduran sehingga mutunya menjadi
merupakan komoditas sumber rendah.
karbohidrat yang cukup potensial karena Salah satu usaha untuk meningkatkan
kandungan karbohidratnya cukup tinggi, produksi sorgum adalah melalui
sekitar 73 g dalam 100 g biji sorgum. penggunaan conditioning benih.
Namun, masalah utama penggunaan biji Conditioning dapat dilakukan dengan
sorgum sebagai bahan pangan maupun perlakuan matriconditioning (Resman,
pakan adalah kandungan tanin yang cukup 2002). Matriconditioning adalah

53
Fitrianti Handayani, Gusti Ayu Kade Sutariati, & Abdul Madiki, Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri

conditioning dengan menggunakan media atau bibit saja (Copeland & MC Donald,
padatan lembap seperti serbuk arang 1995).
sekam, serbuk gergaji, serbuk bata merah Hasil penelitian Sutariati et al.
yang mempunyai daya pegang air yang (2010), menunjukkan bahwa rizobakteri
tinggi. Perlakuan matriconditioning dapat indigenus Sulawesi Tenggara dari
meningkatkan potensi tumbuh benih, hal kelompok Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.
ini sesuai dengan pendapat Khan (1992), yang diisolasi dari pertanaman cabai dan
bahwa tujuan conditioning adalah untuk tomat sehat, dapat menghasilkan hormon
meningkatkan potensi pertumbuhan pada tumbuh IAA (dengan kisaran 25 ppm–375
benih. ppm), dimana Bacillus sp. CKD061
Perlakuan matriconditioning dapat menghasilkan 346,97 ppm lebih tinggi
diintegrasikan dengan agensia biologi yang dibandingkan dengan isolat dari Jawa
dikenal dengan biomatriconditioning. Barat yang hanya mampu menghasilkan
Biomatriconditioning menggunakan 100 ppm.
rizobakteri yakni kelompok bakteri yang Penelitian ini bertujuan untuk
hidup dan berkembang di daerah rizosfer mengetahui pengaruh perlakuan
tanaman. Rizobakteri dapat menghasilkan biomatriconditioning benih dengan
hormon pertumbuhan IAA dan giberelin, rizobakteri terhadap pertumbuhan dan
osmoprotektan yang mampu hasil tanaman sorgum dan sekaligus
meningkatkan ketahanan tanaman sebagai bahan informasi dan acuan
terhadap cekaman kekeringan dan mampu teknologi untuk penelitian selanjutnya
memfiksasi N2 dari udara. Kelompok ini terutama yang berhubungan dengan
diketahui dapat merangsang pertumbuhan biomatriconditioning benih yang
tanaman sehingga produksi tanaman diintegrasikan dengan agensia hayati
dapat meningkat (Khaerul, 2004; Sutariati, untuk meningkatkan pertumbuhan dan
2006). Berbagai isolat dari Bacillus spp. hasil tanaman sorgum.
dan Pseudomonas spp. diketahui berfungsi
sebagai pemacu pertumbuhan tanaman. METODE PENELITIAN
Selain itu, perlakuan dengan kelompok WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan
bakteri ini juga mempunyai potensi untuk
Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
melindungi tanaman selama siklus
Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara.
hidupnya, bukan hanya pada stadia benih
Penelitian berlangsung selama tiga bulan

54
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 4 (1) Desember 2019: 52-63

yakni mulai Agustus 2010 sampai dengan sehingga secara keseluruhan terdapat 15
November 2010. unit percobaan.
Media yang digunakan untuk perbanyakan
BAHAN DAN ALAT
bakteri yaitu TSA dan King’s B. Media TSA
Bahan-bahan yang digunakan dalam
dibuat dari campuran agar 20 g dan TSB
penelitian ini adalah benih sorgum
30 g. Sedangkan untuk pembuatan media
varietas Numbu (Lampiran 3), serbuk
King’s B terdiri dari campuran agar 20 g,
arang sekam (SAS), bata merah (BM),
protease peptone 20 g, glycerol 15 ml,
aquades, pupuk kandang, isolat bakteri
K2HPO4 2,5 g, dan MgSO4.7H2O 6 g.
indigenus Pseudomonas fluorescens PG01
Campuran bahan untuk pembuatan media
dan Bacillus sp. CKD061 (rizobakteri
TSA dan King’s B dilarutkan dalam
koleksi Dr. Gusti Ayu K. Sutariati), agar,
aquades 1000 ml dan direbus sampai
tissue, spiritus, aluminium foil, label,
mendidih selama ± 20 menit. Campuran
alkohol 70%, protease pepton, glycerol,
bahan yang telah mendidih dimasukkan ke
K2HPO4, MgSO4.7H2O, Trypthic Soy Broth
dalam Erlenmeyer dan disterilkan dengan
(TSB). Alat-alat yang digunakan dalam
menggunakan autoclave (T 121o C, p 1 atm,
penelitian ini adalah pacul, parang,
t 20 menit). Setelah itu, campuran bahan
gembor, oven, timbangan analitik, jarum
tersebut dituang dalam cawan petri
ose, cawan petri, lampu Bunsen, hand
setebal 0,5 cm secara aseptik dalam
potters, autoclave, laminar air flow cabinet,
laminar air flow cabinet kemudian
termometer, gelas ukur, dan alat tulis
didinginkan dan siap digunakan. Isolat
menulis.
Bacillus sp. CKD061 ditumbuhkan dalam
METODE
Rancangan penelitian yang media TSA sedangkan Pseudomonas
digunakan adalah Rancangan Acak fluorescens PG01 dalam media King’s B
Kelompok (RAK) faktor tunggal yang padat dan diinkubasi selama 48 jam.
terdiri atas 5 (lima) perlakuan, yaitu : M0 = Koloni bakteri yang tumbuh disuspensikan
Kontrol, M1 = Bacillus sp. CKD061 + dalam aquades steril hingga mencapai
Serbuk Arang Sekam (SAS), M2 = Bacillus kerapatan populasi 109 cfu/ml, kemudian
sp. CKD061 + Bata Merah (BM), M3 = P. dicampur dengan serbuk arang sekam atau
fluorescens PG01 + SAS, dan M4 = P. serbuk bata merah. Selanjutnya benih
fluorescens PG01 + BM. Keseluruhan dimasukkan ke dalam campuran media
perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali, padatan lembap serbuk arang sekam atau

55
Fitrianti Handayani, Gusti Ayu Kade Sutariati, & Abdul Madiki, Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri

serbuk bata merah yang telah pertama dengan cara menggemburkan


mengandung suspensi bakteri. Proses tanah di sekitar tanaman sorgum,
pelembapan benih (seed kemudian membumbun tanah tersebut
biomatriconditioning) dilakukan selama ± pada pangkal batang tanaman sorgum
6 jam. Performa proses sehingga membentuk guludan yang
biomatriconditioning benih dengan bertujuan untuk memperkokoh batang
rizobakteri dapat dilihat pada Lampiran tanaman agar tidak mudah rebah dan
27. Setelah perlakuan, benih kembali merangsang terbentuknya akar-akar baru
dikering-anginkan dalam laminar air flow pada pangkal batang tanaman sorgum.
cabinet. Penyiapan lahan dilakukan dengan PENGAMATAN
Pengamatan parameter tanaman
membersihkan areal lahan, rumput dan
meliputi tinggi tanaman, diameter batang,
semak belukar. Lahan diolah dengan
jumlah daun, luas daun, bobot kering
traktor sebanyak tiga kali sehingga kondisi
berangkasan, panjang malai, bobot malai,
tanah gembur dan siap ditanami kemudian
dan bobot 1000 biji. Data hasil
dibuat bedengan dengan ukuran 200 cm x
pengamatan dianalisis menggunakan
400 cm. Jarak tanam yang digunakan 70
metode sidik ragam (uji – F). Hasil analisis
cm x 40 cm. Tiap lubang ditanam 3 butir
yang menunjukkan F hitung lebih besar
dengan kedalaman kurang lebih 5 cm.
dari F Tabel dilanjutkan dengan Uji Jarak
Pemeliharaan tanaman sorgum meliputi
Berganda Duncan pada taraf kepercayaan
penyulaman, pengairan, penyiangan, dan
95% untuk mendapatkan tingkat
pembumbunan. Penyulaman dilakukan
perbedaan antar perlakuan. Analisis data
maksimum hingga tanaman berumur 7
menggunakan program SAS.
hari setelah tanam (hst), dengan cara
mengganti bibit yang mati atau busuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengairan, pada saat sebelum tanam
HASIL
sampai fase pengisian biji membutuhkan 1. Tinggi Tanaman
air cukup banyak, pengairan dilakukan Tabel 1. Pengaruh biomatriconditioning benih
dengan rizobakteri terhadap rata- rata tinggi
secara rutin, setiap hari jika tidak ada
Rata-Rata Tinggi Tanaman (cm)
Perlakuan
hujan, untuk menjaga kelembapan air 4 MST 6 MST 8 MST 10 MST
M0 = (kontrol) 36,60c 82,90c 171,81c 217,72d
tanah. Penyiangan pertama dilakukan M1 = Bacillus sp. CKD061 + SAS 57,46ab 131,49ab 221,27a 244,63b
M2 = Bacillus sp. CKD061 + BM 60,89a 138,71a 225,78a 259,17a
pada umur 21 hst dan penyiangan kedua M3 = P. fluorescens PG01 + SAS 57,49ab 138,60a 225,24a 258,83a
M4 = P. fluorescens PG01 + BM 52,22b 121,59b 200,94b 231,39c
pada umur 45 hst. Pembumbunan
tanaman sorgum umur 4, 6, 8 dan 10 mst
dilakukan bersamaan dengan penyiangan Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf
yang sama, tidak berbeda nyata pada UJBD

56
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 4 (1) Desember 2019: 52-63

α=0,05. sp. CKD061 + SAS (M1), sedangkan pada


perlakuan lainnya memperlihatkan
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-
perbedaaan yang nyata. Tetapi, pada umur
rata tinggi tanaman pada umur 4, 6, 8 dan
10 mst memperlihatkan bahwa perlakuan
10 MST tertinggi diperoleh pada perlakuan
Bacillus sp. CKD061 + BM (M2) berbeda
Bacillus sp. CKD061 + BM (M2) yang
nyata dengan perlakuan Bacillus sp.
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P.
CKD061 + SAS (M1).
fluorescens PG01 + SAS (M3) dan Bacillus
2. Luas Daun
Tabel 2. Pengaruh biomatriconditioning benih dengan rizobakteri terhadap rata- rata luas daun tanaman
sorgum umur 4, 6, 8 dan 10 mst
Rata-Rata Luas Daun (cm2)
Perlakuan
4 MST 6 MST 8 MST 10 MST
M0 = (kontrol) 33,79d 172,27d 327,71d 272,97c
M1 = Bacillus sp. CKD061 + SAS 112,24a 356,27b 468,50b 388,51a
M2 = Bacillus sp. CKD061 + BM 116,70a 383,55a 499,15a 351,95b
M3 = P. fluorescens PG01 + SAS 103,36b 366,72b 453,81b 285,97c
M4 = P. fluorescens PG01 + BM 68,40c 283,07c 391,39c 271,84c
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada UJBD α=0,05.

Tabel 2 menunjukkan bahwa rata- Bacillus sp. CKD061 + SAS (M1) pada umur
rata luas daun pada umur 4, 6, 8 dan 10 4mst dan 10 mst, sedangkan pada
mst tertinggi diperoleh pada perlakuan perlakuan lainnya memperlihatkan
Bacillus sp. CKD061 + BM (M2) yang perbedaaan yang nyata dan juga kontrol.
berbeda tidak nyata dengan perlakuan 3. Bobot Kering Berangkasan Tanaman

Tabel 3. Pengaruh biomatriconditioning benih dengan rizobakteri terhadap bobot kering berangkasan
tanaman sorgum umur 4, 6, 8 dan 10 mst
Rata-Rata Bobot Kering Berangkasan (g)
Biomatriconditioning Benih
4 mst 6 mst 8 mst 10 mst
M0 = (kontrol) 1,29c 4,74d 29,76d 111,63d
M1 = Bacillus sp. CKD061 + SAS 7,78b 13,36c 155,41b 189,27b
M2 = Bacillus sp. CKD061 + BM 10,67a 18,62a 190,20a 226,73a
M3 = P. fluorescens PG01 + SAS 9,85a 16,85b 167,18b 197,67b
M4 = P. fluorescens PG01 + BM 7,20b 12,87c 133,79c 138,58c
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama, tidak berbeda nyata pada UJBD α=0,05.

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata- berbeda nyata dengan perlakuan lainnya


rata bobot kering berangkasan tanaman dan kontrol. Tabel 3 menunjukkan bahwa
sorgum pada umur 4, 6, 8 dan 10 mst rata-rata bobot kering berangkasan
tertinggi diperoleh pada perlakuan tanaman sorgum pada umur 4, 6, 8 dan 10
Bacillus sp. CKD061 + BM (M2) yang mst tertinggi diperoleh
57
Fitrianti Handayani, Gusti Ayu Kade Sutariati, & Abdul Madiki, Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri

pada perlakuan Bacillus sp. CKD061 + BM CKD061 + BM (M2) yang memperlihatkan


(M2) yang berbeda nyata dengan perbedaan yang tidak nyata dengan
perlakuan lainnya dan kontrol. perlakuan P. fluorescens PG01 + SAS (M3),
4. Bobot Malai namun berbeda nyata dengan perlakuan
Tabel 4. Pengaruh biomatriconditioning benih
dengan rizobakteri terhadap bobot malai tanaman Bacillus sp. CKD061 + SAS (M1), perlakuan
sorgum
P. fluorescens PG01 + BM (M4), Bacillus sp.
Rata-Rata
Biomatriconditioning Benih Bobot Malai
CKD061 + BM (M2), dan kontrol.
(g)
M0 = (kontrol) 114,16d
M1 = Bacillus sp. CKD061 + SAS 315,12ab
M2 = Bacillus sp. CKD061 + BM 341,20a
PEMBAHASAN
M3 = P. fluorescens PG01 + SAS 255,94b Pemanfaatan rizobakteri sebagai
M4 = P. fluorescens PG01 + BM 188,70c
Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf pemacu pertumbuhan tanaman atau
yang sama, tidak berbeda nyata pada UJBD
α=0,05. popular disebut plant growth promoting
Tabel 4. menunjukkan bahwa bobot rhizobacteria (PGPR) untuk meningkatkan
malai tanaman sorgum tertinggi diperoleh pertumbuhan tanaman merupakan metode
pada perlakuan Bacillus sp. CKD061 + BM baru dalam bidang pertanian. Rizobakteri
(M2) yang memperlihatkan perbedaan pemacu tumbuh tanaman merupakan
yang tidak nyata pada perlakuan Bacillus kelompok bakteri menguntungkan yang
sp. CKD061 + SAS (M1), sedangkan pada secara agresif mengolonisasi rizosfer yang
perlakuan lainnya memperlihatkan dapat memberikan keuntungan bagi
perbedaan yang nyata termasuk kontrol pertumbuhan tanaman. Penggunaan
(M0). rizobakteri ini efektif sebagai agensia
5. Bobot 1000 Biji pengendali hayati serta dapat
Tabel 5. Pengaruh biomatriconditioning benih
dengan rizobakteri terhadap bobot 1000 biji memobilisasi unsur hara dalam tanah
tanaman sorgum
serta mensintesis hormon pemacu tumbuh
Rata-Rata
Biomatriconditioning Benih
Bobot 1000 Biji (g) tanaman (Ashrafuzzaman et al., 2009).

M0 = (kontrol) 30,86c
Akram et al. (2008) dan Emmanuel et al.
M1 = Bacillus sp. CKD061 + SAS 34,85b
M2 = Bacillus sp. CKD061 + BM 36,56a
(2007) menambahkan bahwa PGPR dapat
M3 = P. fluorescens PG01 + SAS 35,07ab
M4 = P. fluorescens PG01 + BM 34,49b
memfiksasi nitrogen dan mengaktifkan

Keterangan :Angka-angka yang diikuti oleh huruf mekanisme ketahanan tanaman terhadap
yang sama, tidak berbeda nyata pada UJBD α=0,05. penyakit. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata hasil yang diperoleh
Tabel 5 menunjukkan bahwa bobot
dengan pemberian rizobakteri dapat
1000 biji tanaman sorgum tertinggi
meningkatkan pertumbuhan dan hasil
diperoleh pada perlakuan Bacillus sp.
tanaman sorgum. Hal ini dapat dilihat

58
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 4 (1) Desember 2019: 52-63

melalui peningkatan pertumbuhan lainnya dan juga kontrol. Walaupun pada


vegetatif tanaman seperti tinggi tanaman, awal pengamatan (4 mst) belum terlalu
jumlah daun, luas daun dan diameter nampak pengaruh perlakuan
batang serta peningkatan hasil tanaman biomatriconditioning Bacillus sp. CKD061 +
sorgum. BM (M2) terhadap tinggi tanaman sorgum,
Perlakuan biomatriconditioning namun pada pengamatan berikutnya
Bacillus sp. CKD061 + BM (M2) secara peran rizobakteri sebagai pemacu
kontinuitas memberikan respon yang lebih pertumbuhan tanaman mulai nampak
baik dibandingkan dengan perlakuan secara nyata. Pada umur 6 mst sampai 10
lainnya dan kontrol pada pertumbuhan mst, perlakuan biomatriconditioning
tanaman. Hal ini diduga karena Bacillus sp. Bacillus sp. CKD061 + serbuk bata merah
CKD061 dapat memproduksi hormon nyata meningkatkan tinggi tanaman
tumbuh IAA. Menurut Sutariati et al. sorgum dibandingkan dengan tanpa
(2010) Bacillus sp. CKD061 mampu perlakuan rizobakteri sebagai kontrol. Hal
memproduksi IAA dengan konsentrasi ini tentu disebabkan oleh penggunaan
346,97 ppm. IAA merupakan bentuk aktif rizobakteri sebagai pemacu pertumbuhan
dari hormon auksin yang dijumpai pada tanaman yang diketahui mampu
tanaman dan berperan dalam menghasilkan hormon tumbuh seperti IAA,
meningkatkan perkembangan sel, memacu yang berperan penting bagi tanaman.
pertumbuhan dan meningkatkan aktivitas Seperti telah diketahui, hormon tumbuh
enzim (Arshad dan Frankenberger, 1993). ini berperan dalam merangsang
Sedangkan serbuk bata merah sebagai pembentukan akar baru, memacu
media matriconditioning berfungsi pertumbuhan tanaman, berpengaruh pada
meningkatkan potensi perkecambahan pemanjangan batang (Santoso & Nursandi,
benih dan perbaikan pertumbuhan awal 2004), dan juga dengan penggunaan media
tanaman. matriconditioning serbuk bata merah yang
Hasil pengamatan menunjukkan merupakan salah satu media padatan yang
bahwa perlakuan biomatriconditioning memiliki kemampuan daya serap air tinggi
Bacillus sp. CKD061 + serbuk bata merah untuk mengoptimalkan pertumbuhan awal
lebih mampu meningkatkan tinggi tanaman (Hartanto, 2009), sehingga
tanaman sorgum pada umur 4, 6, 8 dan 10 fungsi keduanya terakumulasi pada
mst dibandingkan dengan perlakuan peningkatan tinggi tanaman sorgum.

59
Fitrianti Handayani, Gusti Ayu Kade Sutariati, & Abdul Madiki, Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri

Pada pengamatan luas daun tanaman atau bobot malai sorgum. Bobot buah atau
sorgum umur 4, 6 dan 8 mst, luas daun bobot malai dan bobot 1000 butir sorgum
tertinggi diperoleh pada perlakuan Bacillus tertinggi diperoleh pada perlakuan
sp. CKD061 + serbuk bata merah kecuali biomatriconditioning Bacillus sp. CKD061 +
pada umur 10 mst luas daun tertinggi serbuk bata merah. Pengaruh rizobakteri
diperoleh pada perlakuan Bacillus sp. terhadap hasil tanaman sorgum
CKD061 + serbuk arang sekam. Sama merupakan akumulasi dari perannya
halnya dengan peubah sebelumnya, pada dalam memperbaiki pertumbuhan
peubah luas daun tanaman sorgum, efek vegetatif tanaman. Hal ini sejalan dengan
rizobakteri baru nampak secara nyata beberapa hasil penelitian yang
pada pengamatan 6, 8 dan 10 mst. Pada menunjukkan bahwa rizobakteri pemacu
pengamatan 6, 8 dan 10 mst dapat dilihat tumbuh tanaman dapat memperbaiki
bahwa pengaruh perlakuan benih dengan pertumbuhan yang akan terakumulasi
rizobakteri pada tanaman mampu secara dalam bentuk peningkatan hasil tanaman
nyata meningkatkan luas daun tanaman (Luz, 2001).
sorgum dibandingkan dengan kontrol. Selain berperan memacu
Perlakuan benih dengan rizobakteri yang pertumbuhan tanaman, Bacillus sp. juga
memberikan pengaruh lebih baik adalah mampu meningkatkan ketersediaan unsur
perlakuan biomatriconditioning Bacillus sp. hara dengan kemampuannya dalam
CKD061 + serbuk bata merah dan memfiksasi N dan melarutkan P, sehingga
biomatriconditioning Bacillus sp. CKD061 + ketersediaan hara dalam tanah meningkat
serbuk arang sekam. Hal ini disebabkan yang berimplikasi pada peningkatan
rizobakteri Bacillus sp. diketahui mampu produksi dan kualitas buah yang
menghasilkan hormon seperti IAA, dihasilkan. Penggunaan rizobakteri pelarut
sitokinin dan giberelin yang merupakan fosfat yang dapat mensubstitusi sebagian
hormon tumbuh yang berpengaruh pada atau seluruh kebutuhan tanaman akan
pertumbuhan tanaman (Thakuria et al., unsur P dapat memberikan hasil positif
2004). terhadap pertumbuhan tanaman. Hara
Hasil penelitian ini juga menunjukkan fosfat sangat diperlukan dalam proses
bahwa perlakuan biomatriconditioning metabolisme tanaman antara lain untuk
dengan rizobakteri mampu meningkatkan merangsang pertumbuhan tanaman,
hasil tanaman sorgum. Hal ini dapat dilihat perkembangan akar, pertumbuhan buah,
pada bobot 1000 butir dan bobot buah memperbaiki kualitas serta memperkuat

60
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 4 (1) Desember 2019: 52-63

daya tahan terhadap serangan hama dan pada bakteri Pseudomonas sehubungan
penyakit. Pelarutan fosfat ini disebabkan dengan kemampuannya mengkolonisasi di
oleh bakteri yang menghasilkan enzim sekitar daerah akar dengan cepat.
fosfatase yang dapat memutuskan fosfat Sedangkan serbuk arang sekam
yang terikat oleh senyawa-senyawa mengandung silika yang mampu menekan
organik misalnya fosfolipid dan glikolipid patogen, menghilangkan dormansi
yang menyediakan unsur hara menjadi sehingga mampu mempercepat
bentuk yang tersedia sehingga perkecambahan benih.
ketersediaan unsur P tanaman tercukupi Kemampuan rizobakteri untuk
(Joner et al., 2000). Sedangkan meningkatkan ketersediaan unsur hara
kemampuan melekatkan P dari senyawa P dari bentuk tidak tersedia menjadi
yang terikat oleh gibsid disebabkan karena tersedia bagi tanaman dan kemampuan
kemampuan rizobakteri untuk menghasilkan IAA menunjukkan bahwa
menghasilkan asam organik. isolat tersebut memiliki potensi sebagai
Hasil penelitian juga menunjukkan agensia pemacu pertumbuhan tanaman
adanya pengaruh perlakuan sehingga dapat diformulasi sebagai
biomatriconditioning P. fluorescens PG01 + biofertilizer.
serbuk arang sekam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum. SIMPULAN
Hal ini disebabkan P. fluorescens PG01 Berdasarkan hasil penelitian dan
sebagai rizobakteri pemacu pertumbuhan pembahasan maka dapat disimpulkan
tanaman mampu meningkatkan sebagai berikut:
pertumbuhan tanaman dalam dua kategori 1. Perlakuan biomatriconditioning benih
yaitu (i) sebagai pemacu atau perangsang dengan rizobakteri dapat
pertumbuhan dengan mensintesis dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil
mengatur konsentrasi berbagai zat tanaman sorgum yang diindikasikan
pengatur tumbuh seperti asam indol asetat oleh peubah tinggi tanaman, diameter
(IAA), giberelin, sitokinin dan etilen pada batang, jumlah daun, luas daun, bobot
lingkungan akar, (ii) mampu menambat N2 kering berangkasan tanaman, panjang
dari udara secara simbiosis (Kloepper, malai, bobot malai, dan bobot 1000
1993). Hal ini sejalan dengan pendapat biji.
Fravel (1988) bahwa sebutan rizobakteri

61
Fitrianti Handayani, Gusti Ayu Kade Sutariati, & Abdul Madiki, Biomatriconditioning Benih dengan Rizobakteri

2. Perlakuan biomatriconditioning benih Direktorat Jenderal Perkebunan. 1996. Sorgum


Manis Komoditi Harapan di Propinsi
dengan rizobakteri Bacillus sp. Kawasan Timur Indonesia. Risalah
Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk
CKD061 + serbuk bata merah Pengembangan Agroindustri, 17−18 Januari
1995. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman
memberikan pengaruh yang lebih baik Kacangkacangan dan Umbi-umbian No.4-
terhadap pertumbuhan dan hasil 1996: 6−12.
Copeland LO & Donald MC. 1995. Principles of Seed
tanaman sorgum. Science and Technology. Third Edition. New
York: Chapmond & Hall.
3. Dalam upaya untuk meningkatkan Emmanuel, J., O. MARC, A. Akram, and T. Philippe.
2007. PGPR-induced systemic resistance:
pertumbuhan dan hasil tanaman activity of amphiphilic elicitors and
structural analogues on different plant
sorgum maka dianjurkan untuk species. IOBC/wprs Bulletin 30: 123-126.
menggunakan biomatriconditioning Fanindi, A,S. Yuhaeni dan H. Wahyu. 2005.
Pertumbuhan dan produktivitas tanaman
benih menggunakan serbuk bata sorgum (Sorgum bicolor L.) dan Sorgum
sudanense P. yang mendapatkan kombinasi
merah yang diintegrasikan dengan pemupukan N, P, K dan Ca. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan
rizobakteri Bacillus sp. CKD061. Veteriner. 872-878.
Fravel, D.R. 1988. Role of Antibiosis in the
Biocontrol of Plant Diseases. Annu. Rev.
DAFTAR PUSTAKA Phytopathology. 26:75-91.
Hartanto, Yudha. 2009. Ragam Media Tanam.
Akram, A., M. Ongena, F. Duby, J. Dommes and P. http://www.bluefame.com/lofiversion/inde
Thonart. 2008. Systemic resistance and x.php/t220301.html
lipoxygenase-related defence response Joner, E.J., I.M. Aarle and M. Vosatka. 2000.
induced in tomato by Pseudomonas putida Phosphatase Activity of Extraradical
strain BTP1. BMC Plant Biology 8. Arbuscular Mychoriza hyphae: A review.
http://www.biomedcentral.com/1471- Plant Soil 226:190-210.
2229/8/113 [ 20 Pebruari 2010]. Khan, A.A. 1992. Pre-plant Physiological Seed
Anonim. 1996. Rumusan Simposium Produksi Conditioning. P. 131-181. In J. Janick (ed).
Tanaman Sorgum untuk Pengembangan Horticultural Review. Willey and Sons. Inc.
Agroindustri. Risalah Simposium Prospek New York.
Tanaman Sorgum untuk Pengembangan Khaerul, U. 2004. Makalah Falsafah Sains. Program
Agroindustri, 17−18 Januari 1995. Edisi Pasca Sarjana/S3. IPB. Bogor. (17 Juli 2007).
Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang- Kloepper, J. W. 1993. Plant Growth-Promoting
kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1996, 6 Rhizobacteria as Biologicalcontrol Agents. P.
hlm. 255-274. In F. Blaine Metting, Jr. (Ed.). Soil
Ashrafuzzaman, M., F. A. Hossen, M. R. Ismail, Md. A. Microbiology Ecology, Applications in
Hoque, M. Z. Islam, S. M. Shahidullah, dan S. Agricultural and Environmental
Meon. 2009. Efficiency of Plant Growth- Management. Marcel Dekker, Inc., New York.
Promoting Rhizobacteria (PGPR) for the Luz, W.C. 2001. Evaluation of Plant Growth-
Enhancement of Rice Growth. African Promoting Rhizobacteria in Graminocolous
Journal of Biotechnology. 8 (7):1247-1252. Crops in Brazil.
Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990. Sorgum. http://www.scielo.br/scielo.php?scripti=sciarttex&
Monografi No. 5. Balai Penelitian Tanaman pid=SOI.
Pangan, Malang. Resman. 2002. Viabilitas Benih yang Diberi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Perlakuan Matriconditioning. Fakultas
Hortikultura. 1996. Prospek Sorgum sebagai Pertanian Universitas Haluoleo. Kendari.
Bahan Pangan dan Industri Pangan. Risalah Rooney, L.W. and R.D. Sullines. 1977. The Structure
Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk of Sorghum and Its Relation to Processing
Pengembangan Agroindustri, 17−18 Januari and Nutritional Value. Cereal Quality
1995. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman Laboratory, Texas University, USA. p.
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4– 91−109.
1996 : 2−5

62
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 4 (1) Desember 2019: 52-63

Santoso, U dan Nursandi. 2004. Kultur Jaringan.


Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Sutariati, G.A.K. 2006. Peningkatan Performansi
Benih Cabai (Capsicum anuum L.) dengan
Perlakuan Invigorasi Benih. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
http://tumoutou.net/702_05123/gusti_ayu_
ks.htm. [4-11-2007].
Sutariati, G.A.K & A. Wahab, 2010. Isolasi dan Uji
Kemampuan Rizobakteri Indigenus sebagai
Agensia Pengendali Hayati Penyakit pada
Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.).
Jurnal Hortikultura. 20(1):86-95.
Thakuria, D., Talukdar, N.C. Goswami, C. Hazarika,
S., Boro, R.C., Khan, M.R. 2004.
Characterization and Screening of Bacteria
from Rhizophere of Rice Grow in Acidic Soils
of Assam. Current Sci 86:987-985.
Wardhani, N.K. 1996. Sorghum vulgare sudanense
sebagai Alternatif Penyediaan Hijauan
Pakan. Risalah Simposium Prospek Tanaman
Sorgum untuk Pengembangan Agroindustri,
17−18 Januari 1995. Edisi Khusus Balai
Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian No. 4-1996: 327−332.

63

Anda mungkin juga menyukai