Anda di halaman 1dari 24

SIANOBAKTERI (Blue Green Algae)

SUMBER PUPUK HAYATI UNTUK


PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN
Disampaikan dalam Bimtek Online Balittanah Seri 8
Kamis, 26 Agustus 2020

Oleh :
Jati Purwani

BALAI PENELITIAN TANAH


Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
KEMENTERIAN PERTANIAN
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Sianobakteri (Blue Green Algae)
3. Pemanfaatan sianobakteri
4. Sianobakteri dan Keberlanjutan Pertanian

5. Pengaruh sianobakteri terhadap hasil tanaman dan


efisiensi pupuk

6. Produksi massal pupuk hayati sianobakteri


Pendahuluan
• Peningkatan populasi penduduk berimplikasi • Pertanian adalah untuk meningkatkan produksi
terhadap penyediaan bahan pangan. Target pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan
ini memberikan tekanan yang sangat besar penduduk saat ini dan masa depan dalam
pada sektor pertanian untuk mencapai sumber daya terbatas yang tersedia, tanpa
ketahanan pangan. memperburuk kualitas lingkungan (Singh dan
• Keterbatasan lahan dan populasi penduduk Strong, 2016),
yang terus bertambah, maka untuk • Praktik pertanian juga dapat memenuhi
meningkatkan kesuburan tanah dan kebutuhan pangan yang terus meningkat tanpa
produktivitas pertanian dengan bantuan alat merusak kualitas lingkungan (Mason, 2003).
manajemen ramah lingkungan yang lebih
baik, menjanjikan ketahanan pangan yang
sukses.
• Praktek pertanian saat ini menyebabkan Pupuk hayati (inokulan mikroba) berkontribusi
masalah lingkungan, kemerosotan pada kesuburan tanah dan produksi energi
kesuburan tanah, lingkungan yang tercemar. hijau berkelanjutan, meningkatkan kesuburan
dan produktivitas tanaman, ramah lingkungan.
Lanjutan Pendahuluan

Filosofi saat ini pertanian berkelanjutan • Cyanobacteria berfotosintesis, memfiksasi


termasuk pertanian ramah lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah dan
• berbiaya rendah dengan bantuan meningkatkan produksi tanaman sekitar, pupuk
mikroorganisme asli. hayati yang ramah lingkungan
• Petani bekerja dengan proses alami untuk
• Cyanobacteria telah dilaporkan memiliki efek
melestarikan sumber daya seperti tanah dan menguntungkan pada beberapa tanaman :
air, sambil meminimalkan biayaproduksi
pertanian dan timbulnya limbah yang padi, barley, oat, tomat, lobak, kapas,
mempengaruhi kualitas lingkungan. tebu, jagung, cabai, dan selada.
• Praktik pengelolaan tersebut akan membuat
• Pemanfaatan BGA untuk meningkatkan hasil
agroekosistem lebih tangguh, mengatur diri tanaman di Indonesia belum banyak
sendiri dan juga menjaga produktivitas dan dimanfaatkan,
profitabilitas.
Sianobakteria (Blue Green Algae):

- Cyanobacteria memfiksasi N atmosfer


- Memiliki klorofil, berfotosintesis, menghasilkan oksigen. punyakemampuan
untuk memanfaatkan CO2, air, dan nutrisi untuk mengubah energi
mataharimenjadi biomassa, sehingga mengurangi pemanasan globak Gunnera
dengan mengurangi gas CO2
- Ditemukan di berbagai lingkungan termasuk air tawar, lautan, tanah, dan
Azolla batuan gundul, bentuk sel individu, koloni, atau filamen. Meskipun
cyanobacteria bersifat mikroskopis,mereka dapat terlihat ketika mereka
ada dalam bentuk koloni, seperti kerak.
- Sianobakteri dapat berkontribusi sekitar 20–30 kg N/ha serta bahan
organik ke tanah, (Issa et al., 2014).
- Cina, Vietnam, India, telah memanfaatkan cyanobacteria dalam budidaya
padisebagai alternatif pupuk nitrogen (Venkataraman, 1972;Lumpkin dan
Plucknett, 1982).
PEMANFAATAN SIANOBAKTERI

• Sianobakteria pengikat nitrogen (Nostoc linkia,


Anabaena variabilis, Aulosira fertilisima, Calothrix
sp., Tolypothrix sp., dan Scytonema) (cahaya, nutrient, CO2, H2O)
• Anabaena dan Nostoc menambat N 20–60 kg/ha
nitrogen atmosfer., dan juga memperkaya tanah
dengan bahan organik
• Peran utama sianobakteri Nutraceutical Bioremediasi
1. Tanah berpori dan menghasilkan zat perekat.
2. Ekskresi fito hormon (auxin, giberelin, dll.), Cyanobacteria
vitamin, asam amino
3. Meningkatkan kapasitas menahan air tanah
Bioenergi
melalui karakteristiknya struktur jeli
4. Peningkatan biomassa tanah setelah kematian dan Biofertilizer
dekomposisi
5. Penurunan salinitas tanah Kesuburan
6. Kontrol pertumbuhan gulma tanah
7. Ketersediaan fosfat tanah melalui ekskresiasam
organik aggregat porositas
8. Penyerapan logam berat yang efisien pada
permukaan mikroba (bioremediasi) Deepali et al.2020
Jenis sianobakteri pengikat nitrogen
Bentuk Anggota
Unicelluler Aphanothece, Chroococcidiopsis,
Dermocapsa, Synechococcus, Gloeocapsa
(Gloeothece) ∗ , Myxosarcina, Pleurocapsa∗ ,
Xenococcus
Filamentous heterocystous Anabaena∗ , Anabaenopsis, Aulosira,
Calothrix∗ , Camptylonema, Chlorogloea,
Chlorogloeopsis, Cylindrospermum,
Fischerella∗ , Gloeotrichia, Hapalosiphon,
Heterosista sianobakteri dalam Mastigocladus, Nodularia, Nostoc∗ ,
rangkaian Nostochopsis, Rivularia, Scytonema∗ ,
(Sumber : David C Bossard. 2001) Scytonematopsis, Stigonema, Tolypothrix,
Westiella, Westiellopsis
Filamentous non heterocystous Lyngbya, Microcoleus chthonoplastes,
Myxosarcina, Oscillatoria, Plectonema
boryanum, Pseudanabaena, Schizothrix,
Trichodesmium
PUPUK HAYATI

Pupuk hayati adalah produk biologi aktif terdiri


atas mikroba yang telah teridentifikasi sampai
minimal tingkat genus dan berfungsi memfasilitasi
penyediaan hara secara langsung atau tidak
langsung, meningkatkan efisiensi pemupukan,
kesuburan dan kesehatan tanah
(Kepmentan 1/2019)

BAKTERI, AKTINOMISET, FUNGI


SIANOBAKTERI DAN KEBERKELANJUTAN PERTANIAN

 Cyanobacteria berkontribusi signifikan terhadap  Strain cyanobacteria yang asli dan beradaptasi dengan lokal kondisi iklim
biogeokimia siklus karbon, nitrogen dan oksigen, memiliki kapasitas untuk bertahan hidup di tanah basah.
 Kemampuan mengikat nitrogen dari  Biomassa cyanobacteria terdiri dari eksopolisakarida (EPS).
cyanobacteria membantu keberhasilan
EPS zat perekat pada partikel tanah (agregasi tanah),
pertumbuhan dan kelangsungan hidup mereka di
akumulasi bahan organic dan peningkatan kapasitas menahan air
habitat di mana tidak ada atau sedikit nitrogen
lapisan atas tanah
tersedia. Sifat cyanobacteria ini menjadikannya Peningkatan kelembaban tanah dan kandungan organik dapat
penting secara agronomis dan ekonomis sebagai mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan rizobakteri pemacu
pupuk hayati pertumbuhan tanaman (PGPR)
 Beberapa cyanobacteria diketahui membentuk pertumbuhan cyanobacteria secara positif mengubah sifat kimia dan
symbiosis asosiasi, dan kemampuan ini dapat fisik tanah, dan PGPR bersama dengan cyanobacteria penghasil EPS
dimanfaatkan dalam mengembangkan dapat berkontribusi pada peningkatan dan reklamasi tanah tidak subur
konsorsium mikroorganisme untuk aplikasi (Flaibani et al., 1989; Verrecchia dkk., 1995; Zulpa dkk., 2003; Paulus
mereka di bioremediasi tanah atau sistem dan Nair, 2008).
perairan yang terkena dampak
 Sianobakteri dapat dimanfaatkan untuk pengembangan praktik
 Strain cyanobacteria yang asli dan beradaptasi
pertanian berkelanjutan secara ramah lingkungan
dengan local kondisi iklim memiliki kapasitas
untuk bertahan hidup di tanah basah.
SIKLUS KARBON DAN NITROGEN
Pengaruh sianobakteri terhadap hasil tanaman
dan efisiensi pupuk
Potensi agronomi BGA dipenanaman padi diakui pada tahun 1938
 Sianobakteri menghemat penggunaan pupuk kimia
 Roger dan Kulasooriya (1980) mengungkapkan
hingga 30% (Venkataraman, 1972 , 1981 ; Nayak dkk. ,
rata-rata peningkatan hasil padi sebesar 14%
2004 ), 50% N (Arora dkk. (1989)
dibandingkan kontrol yang setara dengan
 Dalam ekosistem padi, penambatan N oleh penerapan 25–30 kg N ha 1 sebagai pupuk hayati
sianobakteri pada plot bebas N rata-rata 27 kg N ha -  Hasil padi meningkat 15–23 % diinokulasi
1, apabila ditambah urea di plot bebas N kadarnya sianobakteria. (Singh and Singh. 1987 )
menurun menjadi 8 kg N ha-1 (Roger dan Ladha, 1992  Hasil gabah meningkat 20.9%, Jerami 18.1% (BGA
; Carreres et al., 1996)
10kg/ha)(Paudel et al. 2012)
 Watanabe dan Cholitkul (1979) telah • Sianobakteri meningkatkan hasil, panjang
menjelaskanmetode yang berbeda untuk estimasi
tunas/akar, dan berat kering tanaman
lapangan nitrogen biologis tetap dan melaporkan
gandum (Spiller dan Gunasekaran, 1990;
penambahan 18–45 kg N ha/ha1
Obreht et al., 1993; Karthikeyan dkk., 2009).

.
• Sebagai agen penting dalam stabilisasi permukaan tanah (Bailey et al., 1973)
• Melalui produksi polisakarida ekstraseluler, yang merupakan agen utama pembentukan dan stabilisasi agregat,
(Molope et al., 1985; Burns dan Davies, 1986).
• Polisakarida dalam agregasi tanah mungkin merupakan akibat langsung dari pengikatan partikel tanah menjadi
agregat mikro (Cheshire et al., 1983, 1984)

Kemampuan sianobakteri dalam meningkatkan hara N dalam larutan dan produksi hormon
tumbuh IAA dan GA
Perlakuan Kandungan N Peningkatan Kandungan
dalam larutan kandungan N hormon (ppm)
(ppm) (%) IAA GA
Kontrol 32,86 - - -
Nostoc sp isolat KL2 41,76 27,08 2,606 2,383
Chlorogloea sp isolate C8.1 37,89 15,31 3,930 2,892
Hasil padi pada beberapa dosis pupuk N pada kondisi tanah salin

Treatments Dosis N Bobot Jerami Hasil padi Total bakteri Evolusi CO2 Keterangan
(%) (ton/ha) (ton/ha) (103CFU/g) (mg CO2/g
tanah)

100 9,09 7,47 13 150,12 Serpihan


Tanpa sianobakteri basis
75 7,37 6,51 12 144,45
sianobakteri inokulum tanah ,
50 5,45 4,62 9 132,25
aplikasi 30 HST 7
75 9,72 7,84 18 185,36 kg/ha
Sianobakteri
50 6,23 6,29 15 165,78
Sumber : Abbas HH et al. 2015
Rata-rata pertumbuhan dan komponen hasil padi

Perlakuan Tinggi Jumlah Bobot


tanaman anakan Jerami • Sianobakteri
(cm) (t ha-1)
berpenagruh nyata
8 MST 8 MST
terhadap bobot
Cyanobacteria formula jerami
Control (S0) 84.65 18.09 8.12 a
• Bobot Jerami
Pseudanabaena sp.+Chlorogloea sp.
17.93 10.21 bc tertinggi dicapai pada
(S1) 85.25
Pseudanabaena sp+Nostoc sp (S2) 86.63 18.30 11.16 c perlakuan
Chlorogloea sp + Nostoc sp (S3) 85.04 17.82 9.75 b Pseudanabaena
Dose of N (Urea) sp+Nostoc sp (S2)
0% N (N0) 81,21 a 16.43 a 8.41 a
50% N (N1) 86,18 b 17.93 b 9.57 b (11.16 t ha-1)
75% N (N2) 85,79 b 18.07 b 10.91c
37.49%
100% N (N3) 88,39 c 19.28 c 10.36 bc
CV (%) 5,90 12.31 22.54
Interaction effect of cyanobateria and N fertilizer dose to
the grain yield of rice Inpari 32 variety • Application of Cyanobacteria
S1 dan S2
Dose of N Cyanobacteria
Average N (Urea) hemat 25 -50%,
(Urea) S0 S1 S2 S3
Hasil padi meningkat 11,47%
......... grain yield (t ha-1) ............
• Sianobakteri S1, S2 and S3
0%N (N0) 6.86 a 6.39 a 6.57 a 6.71 a 6.63
Memaximalkan hasil padi pada
pemupukan 100% N fertilizer,
50% N (N1) 6.82 a 7.81 b 7.74 b 7.09 a 7.37
Hasil teringgi 8,40 t ha-1
75% N (N2) 7.39 a 7.89 b 8.16 b 7.30 a 7.68

100% N (N3) 7.32 a 7.98 b 8.08 b 8.40 b 7.94

Average 7.09 7.37 7.64 7.94 7.41

Pseudanabaena sp.+Chlorogloea sp. (S1), Pseudanabaena sp.+Nostoc sp.


(S2), Chlorogloea sp. + Nostoc sp. (S3)
Rata-rata serapan N, P, K pada jerami padi
Varietas Inpari 32

N P K
Perlakuan
Cyanobacteria S1, S2 and S3 ………….kg ha-1………….
mempunyai pengaruh
berbeda terhadap serapan N,
P and K Cyanobacteria
Control (S0) 143.89 a 12.79 a 131.83 a
Serapan NPK tertingigi : Pseudanabaena sp. +Chlorogloea sp. (S1) 190.63 bc 15.73 b 163.21 b
Pseudanabaena sp.+Nostoc
sp. (S2) Pseudanabaena sp.+Nostoc sp. (S2) 206.82 c 17.24 c 177.17 c
Chlorogloea sp. + Nostoc sp. (S3) 181.36 b 15.21 b 152.72 b
Peningkatan serapan NPK
oleh Pseudanabaena Dose of N (Urea)
sp.+Nostoc sp. (S2) 0%N (N0) 106.57 a 13.78 a 146.64 a
dibanding control 50% N (N1) 214.96 bc 15.12 a 154.65 a
N (43,73%) 75% N (N2) 242.34 c 15.78 b 179.17 c
P (34,80%) 100% N (N3) 168.39 b 18.19 c 166.99 b
K (34,40%) CV (%) 14.16 13.11 12.16
Produksi massal pupuk hayati sianobakteri

• Parameter abiotik kritis


Cahaya, pH, suhu, air, karbon dioksida, dan suplemen nutrisi (C, N, P, S, K, Fe, dll.) menentukan keberhasilan
pertumbuhan

PRODUKSI MASSAL

Budidaya sistem Budidaya sistem


terbuka, sinar tertutup,
matahari cahaya buatan
Budidaya sistem
tertutup, sinar
matahari
Budidaya Sistem Terbuka • Sinar matahari alami adalah sumber energi.
• Budidaya dilakukan pada kolam terbuka dangkal

• Kelebihan :
Radiasi matahari tidak dikenakan biaya

• Kekurangan :
Kontaminasi oleh alga, grazers dan mikroorganisme
lainnya tidak dapat dicegah sehingga mengganggu
produktivitas bersih

Teknologi produksi pupuk hayati alga terbuka untuk produksi


di tingkat petani tidak populer di kalangankomunitas
pertanian.
- sifat produksi udara terbuka dapat diproduksi untuk
hanya dalam waktu terbatas dalam setahun
- tingkat kontaminasi yang tinggi, lambat, kepadatan
INOKULAN populasi yang rendah, membutuhkan inoculum yang
banyak
Budidaya Sistem Tertutup menggunakan sinar matahari

• Radiasi matahari merupakan sumber energi


• Bahan induk transparan seperti plastik atau kaca digunakan untuk membuat
bejana yang ditempatkan di luar ruangan dalam cahaya alami untuk
penerangan

Keuntungan:
• Membantu mencegah kontaminasi pada predator
• Memberikan rasio permukaan terhadap volume yang lebih tinggi dan
kepadatan sel yang diperolehseringkali lebih tinggi dari pada sistem
terbuka.

Kekurangan:•
• Biaya sistem ini meningkat secara signifikan dengan penerapan bahan
transparan.
Produksi algae to produce fuel, oil and • Penghapusan oksigen yang dihasilkan oleh fotosintesis dan pemeliharaan
protein (Wageningen, Belanda) suhu optimal adalah faktor lain yang perlu diamati dalam sistem tertutup.
Budidaya Sistem Tertutup menggunakan
cahaya buatan

• Sumber cahaya - lampu


• Bahan induk transparan seperti plastik atau kaca digunakan untuk membuat
bejana yang ditempatkan di dalam ruangan dengan menggunakan cahaya
buatan
Instalasi of oil produksi algae
China Pavilion Expo site in Shanghai,
China, 20 April 2010.
Keuntungan:
• Membantu mencegah kontaminasi pada predator
• Memberikan rasio permukaan terhadap volume yang lebih tinggi dan kepadatan sel
yang diperolehseringkali lebih tinggi dari pada sistem terbuka.

Kekurangan:•
• Biaya sistem ini meningkat secara signifikan dengan penerapan bahan transparan
dan pencahayaan buatan.
• Penghapusan oksigen yang dihasilkan oleh fotosintesis dan pemeliharaan suhu
optimal adalah faktor lain yang perlu diamati dalam sistem tertutup
PROSES PRODUKSI
Strain yang efisien dikembangkan atau dipilih di laboratorium,
dipelihara dan diperbanyak pada media buatan yang kaya nutrisi
sebelum diinokulasikan ke benih atau tanah. Di dalam tanah harus
bertahan hidup dan berkembang biak untuk bersaing
memperebutkan tempat infeksi pada akar

Carrier inokulan :
• tidak toksik, memperpanjang
• daya serap air yang baik, dan
• bebas bahan pembentuk gumpalan, mempertahankan
• mudah disterilkan, murah, mudah didapat pertumbuhan
• mempunyai daya buffer yang baik, mikroorganisme
yang dibawanya.

Pengepakan, penyimpanan dan pemeliharaan adalah aspek lain


dari produksi pupuk hayati. Saat memproduksi pupuk hayati,
standar yang ditetapkan harus dipenuhi
INOKULAN
INOKULAN

Anda mungkin juga menyukai