x Edisi x 2020
http://univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/biosains
e-mail: ansirijunti@gmail.com
ABSTRACT
ABSTRAK
Sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) salah satu sistem penanaman
dengan mekanisme pemberian air yang dapat merendam akar tanaman setinggi 3 mm.
Pada sistem hidroponik, kandungan pupuk anorganik yang terdapat pada media
merupakan penyedia unsur hara utama bagi tanaman. Penggunaan pupuk hayati
diharapkan dapat mengurangi dosis pupuk anorganik yang diaplikasikan pada sistem
hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosisterbaik kombinasi pupuk
hayati dan pupuk anorganik dalam meningkatkan populasi Azotobacter dan hasil
tanaman pakcoy pada hidroponik sistem NFT. Percobaan ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari kombinasi empat perlakuan yaitu
pupuk anorganik (100%, 75%, dan 50%) + 100% pupuk hayati (150 mL). Penelitian
ini menunjukkan bahwa dengan pemberian kombinasi 100% pupuk hayati dan 50%
pupuk kombinasi 100% pupuk hayati dan 50% pupuk anorganik sebesar 50%, serta
terdapat peningkatan populasi Azotobacter, dan hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa
L.).
PENDAHULUAN
E IISN: 2655-9137 1
Jurnal Indobiosains. Vol x No. x Edisi x 2020
http://univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/biosains
E IISN: 2655-9137 1
Banyaknya permintaan sayuran pupuk anorganik sebagai nutrisi
khususnya pakcoy tidak diimbangi hidroponik, namun dapat digantikan
dengan produksi yang dihasilkan. Lahan menjadi pupuk tambahan untuk
pertanian produktif semakin sempit dan mengurangi penggunaan pupuk
jumlah penduduk semakin meningkat anorganik (Bastian et al., 2013).
menjadi permasalahan utama sehingga
Pupuk hayati merupakan pupuk
perlu ada media tanam yang dapat
yang ramah lingkungan dengan
menggantikan atau meminimalisasi
menyediakan nutrisi bagi tanaman secara
penggunaan tanah sebagai media tanam.
terus-menerus serta dapat berperan ganda
Salah satu solusinya melalui sistem
dengan memproduksi fitohormon yang
hidroponik, yang merupakan cara
bermanfaat bagi tanaman. Penambahan
budidaya budidaya tanaman tanpa
pupuk hayati diharapkan dapat
menggunakan media tanah melainkan
mensubtitusi pupuk anorganik sehingga
menggunakan air sebagai medianya. Pada
penggunaan pupuk anorganik dapat
sistem ini, unsur hara mineral yang
dikurangi. Pupuk hayati mengandung
dibutuhkan bagi tanaman berasal dari
inokulan mikroba (baik tunggal maupun
larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air
konsorsium) di dalamnya seperti
(Istiqomah, 2006).
Azotobacter, Azospirillium, bakteri
Sistem hidroponik memiliki pelarut fosfat, dan bakteri endofitik.
kelemahan yaitu penggunaan nutrisi
Bakteri Azotobacter sp. mampu
hanya menggunakan pupuk anorganik
mengubah nitrogen dalam atmosfer
yang meninggalkan efek residu bagi
menjadi amonia melalui proses
tanaman sehingga dalam penggunaannya
pengikatan nitrogen dimana amonia yang
tidak ramah lingkungan dan berdampak
dihasilkan diubah menjadi protein yang
pada kesehatan manusia. Penambahan
dibutuhkan oleh tanaman (Hamastuti,
pupuk hayati yang merupakan inokulan
2012). Melalui kemampuannya
berbahan aktif mikroorganisme hidup
memfiksasi N, Azotobacter sp.
dapat menjadi solusi dalam mengurangi
menyediakan hara bagi tanaman sehingga
penggunaan pupuk anorganik. Pengaruh
kandungan N dalam tanaman dapat
komposisi pupuk terhadap pertumbuhan
meningkat. Berdasarkan uraian di atas
tanaman selada menunjukkan bahwa
maka diperlukan kajian mengenai dosis
pupuk hayati tidak dapat menggantikan
yang tepat untuk pemberian hayati dan
E IISN: 2655-9137 2
anorgani serta pengaruhnya terhadap kandungan nitrogen, dan hasil tanaman
populasi bakteri Azotobacter sp., pakcoy pada hidroponik sistem NFT.
E IISN: 2655-9137 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterangan: A = 100% pupuk anorganik; B = 100% pupuk anorganik + pupuk hayati; C = 75%
pupuk anorganik + pupuk hayati; D = 50% pupuk anorganik + pupuk hayati.
E IISN: 2655-9137 2
dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya.
Tabel 1 Pengaruh Kombinasi Pupuk Hayati dan Pupuk Anorganik terhadap Populasi Azotobacter
sp.
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
jarak berganda Duncan pada taraf 5%
Tabel 2 Pengaruh Kombinasi Pupuk Hayati dan Pupuk Anorganik terhadap Hasil
Tanaman Pakcoy
E IISN: 2655-9137 2
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak
berganda Duncan pada taraf 5%.
E IISN: 2655-9137 2
rata-rata bobot basah tajuk tanaman pada sebagai biostimulan. Fungsi Azotobacter
perlakuan kontrol tanpa pupuk hayati sp. sebagai biostimulan yaitu dapat
berbeda nyata dibandingkan dengan memproduksi fitohormon, seperti auksin
perlakuan kombinasi 100%, 75%, 50% (dengan senyawa aktif IAA), giberelin,
pupuk anorganik dengan pupuk hayati. dan sitokinin (Hindersah et al., 2004).
Mikroba yang terkandung di dalam Hal ini sejalan dengan penelitian
pupuk hayati terutama bakteri penambat Simanungkalit et al. (2006) yang
N, Azotobacter sp. berperan dalam menyatakan bahwa, Azotobacter sp.
membantu menyediakan unsur hara bagi merupakan bakteri penambat N2 yang
tanaman. Banyaknya populasi mampu menghasilkan substansi zat
Azotobacter sp. berpengaruh terhadap pemacu tumbuh giberelin, sitokinin,
hasil tanaman pakcoy karena Azotobacter auksin, dan IAA, sehingga
sp. dapat menyediakan nitrogen untuk pemanfaataannya dapat memacu
tanaman dalam bentuk ammonium pertumbuhan akar tanaman.
(NH4+) melalui mekanisme fiksasi
nitrogen (Hardjowigeno, 2010).
KESIMPULAN
sistem NFT. Dosis perlakuan tersebut
Hasil penelitian menunjukkan
mampu mengurangi penggunaan pupuk
bahwa kombinasi dosis terbaik
anorganik hingga 50%. Pada penelitian
didapatkan pada perlakuan 50% Pupuk
selanjutnya dapat menggunakan
Anorganik + Pupuk Hayati yang dapat
pengurangan dosis pupuk anorganik
meningkatkan populasi Azotobacter sp.,
hingga 25% dengan menggunakan
kandungan N tanaman, dan dan hasil
varietas pakcoy yang berbeda.
tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) pada
E IISN: 2655-9137 2
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Universitas Padjadjaran yang telah
mendanai penelitian ini melalui Skansa Penelitian Prioritas Universitas Padjadjaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamastuti, H., Dwi, E., Juliastuti, S. ., & Fakultas Sains dan Teknologi,
Hendrianie, N. (2012). Peran Universitas Airlangga, Surabaya.
Mikroorganisme Azotobacter
chroococcum, Pseudomonas fluorescens, Jones, J. B., Wolf, B. & Mills, H. A.
dan Aspergillus niger pada Pembuatan (1991). Plant analysis handbook a
Kompos Limbah Sludge Industri practical sampling, preparation,
Pengolahan Susu. Jurnal Teknik Pomits, analysis, ang interpretation guide. USA:
1(1), 1–5. Micro-Macro Publishing, Inc..
E IISN: 2655-9137 2
Pertumbuhan Sawi (Brassica Juncea L.) Simanungkalit, R. Saraswati, D. M. R
Pada Sistem Hidroponik Dft (Deep Flow Hastuti, R. D. & Husen, E. (2006).
Technique). Teknik Pertanian Lampung, Bakteri penambat nitrogen. Bogor: Balai
3(2), 103–110. Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian.
Munawar, A. (2011). Kesuburan tanah
dan nutrisi tanaman. Bogor: Institut Sutiyoso, Y. (2003). Meramu pupuk
Pertanian Bogor Pres hidroponik : tanaman sayuran, tanaman
buah, tanaman bunga. Jakarta: Penebar
Permatasari, H. (2001). Mempelajari Swadaya
kinerja sistem irigasi para pada budidaya
tanaman pakcoy (Brassica chinensis L.) Suwahyono, U. (2011). Petunjuk praktis
secara hidroponik media arang sekam. penggunaan pupuk organik secara efektif
Jurnal Jurusan Teknik Pertanian. Institut dan efisien. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pertanian Bogor, 1(1): 134-143.
Purnomo, S. A. E., Supriyanto, A., & Tania, N., Astina, & Budi, S. (2012).
Purnobasuki, H. (n.d.). Terhadap Pengaruh pemberian pupuk hayati
Produktivitas Tanaman Pakcoy Pada terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
Sistem Hidroponik NFT ( Nutrient Film semi pada tanah podsolik merah kuning.
Technique ). Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1(1),
10–15. Untung, O. (2000). Hidroponik
Siregar, J. (2006). Pengujian Beberapa sayuran sistem NFT (Nutrient Film
Nutrisi Hidroponik Pada Selada (Lactuca Tecnique). Jakarta:Penebar Swadaya.
sativa L.) Dengan Teknologi Hidroponik
Sistem Terapung (THST) Termodifikasi. Widiastuti, H., Siswanto & Suharyanto.
4(1): 65-72. (2010). Karakteristik dan seleksi
beberapa isolate Azotobacter sp. untuk
Setyorini, D., Rasti, S., & Kosman, E. meningkatkan perkecambahan benih dan
(2006). Kompos, pupuk organik dan pertumbuhan tanaman. Buletin Plasma
pupuk hayati. Jurnal Balai Besar Litbang Nutfah. Balai Penelitian Bioteknologi
Sumber Daya Pertanian. 11-40. Perkebunan Indonesia, 16(2): 160-167
E IISN: 2655-9137 2
Widyati, E. (2013). Memahami interaksi Wilujeng, S. & Agustini, V.. (2017).
tanaman – mikroba. Tekno Hutan Studi Awal Kultur Biji Sowang
Tanaman. Jurnal Hutan Tanaman. 6(1): (Xanthostemon novaguineense Valet.)
13-20. Secara In-vitro, Jurnal Biodjati, 2(1), 64-
71.
E IISN: 2655-9137 3