Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Indobiosains. Vol x No.

x Edisi x 2020
http://univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/biosains

PENGARUH PUPUK HAYATI DAN ANORGANIK TERHADAP


POPULASI Azotobacter TERHADAP BUDIDAYA PAKCOY
NUTRIENT FILM TECHNIQUE
Ansirih

Program Studi Biologi, Fakultas Tadris IPA Biologi


IAIN Syekh Nurjati Cirebon

e-mail: ansirijunti@gmail.com

ABSTRACT

Hydroponics as NFT (Nutrient Film Technique) system is one of the mechanism


planting with additional water until 3 mm from roots. In hydroponic system, the
anorganic biofertilizer that contained in the media is a major nutrition for plant.
Hydroponic system depends on anorganic material as nutrients supply. The use of
biofertilizer was expected to reduce the dosage of anorganic fertilizer that applied in
hydroponic system. The aims of the research were to find the best combination dosage
of biofertilizer and anorganic biofertilizer on the population of Azotobacter, and yield
of pakcoy (Brassica rapa L.). The experiment used randomized block design (RBD)
which consisted of four combination that is anorganic fertilizer (100%, 75%, and
50%) + 100% biofertilizer 150 mL. The result showed that the combination of 100%
biofertilizer and 50% anorganic fertilizer can reduce the use of anorganic fertilizer up
to 50%, and can increase the population of Azotobacter, and yield of pakcoy
(Brassica rapa L.).

Keywords: Azotobacter, biofertilizer, hidroponic, Pakcoy

ABSTRAK
Sistem hidroponik NFT (Nutrient Film Technique) salah satu sistem penanaman
dengan mekanisme pemberian air yang dapat merendam akar tanaman setinggi 3 mm.
Pada sistem hidroponik, kandungan pupuk anorganik yang terdapat pada media
merupakan penyedia unsur hara utama bagi tanaman. Penggunaan pupuk hayati
diharapkan dapat mengurangi dosis pupuk anorganik yang diaplikasikan pada sistem
hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosisterbaik kombinasi pupuk
hayati dan pupuk anorganik dalam meningkatkan populasi Azotobacter dan hasil
tanaman pakcoy pada hidroponik sistem NFT. Percobaan ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari kombinasi empat perlakuan yaitu
pupuk anorganik (100%, 75%, dan 50%) + 100% pupuk hayati (150 mL). Penelitian
ini menunjukkan bahwa dengan pemberian kombinasi 100% pupuk hayati dan 50%
pupuk kombinasi 100% pupuk hayati dan 50% pupuk anorganik sebesar 50%, serta
terdapat peningkatan populasi Azotobacter, dan hasil tanaman pakcoy (Brassica rapa
L.).

Kata Kunci: sistematik penulisan, artikel, penelitian

PENDAHULUAN

E IISN: 2655-9137 1
Jurnal Indobiosains. Vol x No. x Edisi x 2020
http://univpgri-palembang.ac.id/e_jurnal/index.php/biosains

Hidroponik merupakan salah satu adalah tanaman sawi. Sayuran berdaun


sistem pertanian masa depan karena dapat hijau ini termasuk tanaman yang tahan
diusahakan di berbagai tempat, baik di terhadap air hujan, dan dapat dipanen
desa, di kota, di lahan terbuka, atau di sepanjang tahun karena tidak tergantung
atas apartemen sekalipun. Luas tanah dengan musim. Masa panen pun terbilang
yang sempit, kondisi tanah kritis, hama cukup pendek, karena setelah 40 hari
dan penyakit yang tak terkendali, ditanam sawi sudah dapat dipanen. Di
keterbatasan jumlah air irigasi, musim samping kemudahan dalam proses
yang tidak menentu, dan mutu yang tidak budidaya, sayur sawi juga banyak
seragam bisa ditanggulangi dengan dijadikan sebagai peluang bisnis karena
sistem hidroponik. Hidroponik dapat peminatnya yang cukup banyak.
diusahakan sepanjang tahun tanpa Permintaan pasarnya juga cukup stabil,
mengenal musim. Oleh karena itu, harga sehingga resiko kerugian sangat kecil.
jual panennya tidak khawatir akan jatuh. (Lingga, 2011).
Pemeliharaan tanaman hidroponik pun
Sayuran sangat penting
lebih mudah karena tempat budidayanya
dikonsumsi untuk kesehatan masyarakat.
relatif bersih, media tanamnya steril,
Hal ini disebabkan nilai gizi pada sayuran
tanaman terlindung dari terpaan hujan,
sangat tinggi karena merupakan
serangan hama dan penyakit relatif kecil,
sumber vitamin, mineral, protein nabati,
serta tanaman lebih sehat dan
dan serat. Salah satu jenis sayuran yang
produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).
banyak dibudidayakan di Indonesia
NFT merupakan model budidaya adalah pakcoy. Tanaman pakcoy
hidroponik dengan meletakkan akar (Brassica rapa L.) mengandung serat,
tanaman pada lapisan air yang dangkal. vitamin A, B, B2, B6, dan C, kalsium,
Air tersebut tersirkulasi dan mengandung fosfor, tembaga, magnesium, zat besi,
nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. dan protein. Sayuran pakcoy memiliki
Perakaran bisa berkembang di dalam manfaat untuk mencegah kanker,
larutan nutrisi. Karena di sekeliling hipertensi, dan penyakit jantung
perakaran terdapat selapis larutan nutrisi, sehingga membantu kesehatan pada
maka sistem ini dikenal dengan nama sistem pencernaan dan mencegah anemia
nutrient film technique (NFT). Salah satu bagi ibu hamil (Tania et al., 2012).
jenis sayur yang mudah dibudidayakan

E IISN: 2655-9137 1
Banyaknya permintaan sayuran pupuk anorganik sebagai nutrisi
khususnya pakcoy tidak diimbangi hidroponik, namun dapat digantikan
dengan produksi yang dihasilkan. Lahan menjadi pupuk tambahan untuk
pertanian produktif semakin sempit dan mengurangi penggunaan pupuk
jumlah penduduk semakin meningkat anorganik (Bastian et al., 2013).
menjadi permasalahan utama sehingga
Pupuk hayati merupakan pupuk
perlu ada media tanam yang dapat
yang ramah lingkungan dengan
menggantikan atau meminimalisasi
menyediakan nutrisi bagi tanaman secara
penggunaan tanah sebagai media tanam.
terus-menerus serta dapat berperan ganda
Salah satu solusinya melalui sistem
dengan memproduksi fitohormon yang
hidroponik, yang merupakan cara
bermanfaat bagi tanaman. Penambahan
budidaya budidaya tanaman tanpa
pupuk hayati diharapkan dapat
menggunakan media tanah melainkan
mensubtitusi pupuk anorganik sehingga
menggunakan air sebagai medianya. Pada
penggunaan pupuk anorganik dapat
sistem ini, unsur hara mineral yang
dikurangi. Pupuk hayati mengandung
dibutuhkan bagi tanaman berasal dari
inokulan mikroba (baik tunggal maupun
larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air
konsorsium) di dalamnya seperti
(Istiqomah, 2006).
Azotobacter, Azospirillium, bakteri
Sistem hidroponik memiliki pelarut fosfat, dan bakteri endofitik.
kelemahan yaitu penggunaan nutrisi
Bakteri Azotobacter sp. mampu
hanya menggunakan pupuk anorganik
mengubah nitrogen dalam atmosfer
yang meninggalkan efek residu bagi
menjadi amonia melalui proses
tanaman sehingga dalam penggunaannya
pengikatan nitrogen dimana amonia yang
tidak ramah lingkungan dan berdampak
dihasilkan diubah menjadi protein yang
pada kesehatan manusia. Penambahan
dibutuhkan oleh tanaman (Hamastuti,
pupuk hayati yang merupakan inokulan
2012). Melalui kemampuannya
berbahan aktif mikroorganisme hidup
memfiksasi N, Azotobacter sp.
dapat menjadi solusi dalam mengurangi
menyediakan hara bagi tanaman sehingga
penggunaan pupuk anorganik. Pengaruh
kandungan N dalam tanaman dapat
komposisi pupuk terhadap pertumbuhan
meningkat. Berdasarkan uraian di atas
tanaman selada menunjukkan bahwa
maka diperlukan kajian mengenai dosis
pupuk hayati tidak dapat menggantikan
yang tepat untuk pemberian hayati dan

E IISN: 2655-9137 2
anorgani serta pengaruhnya terhadap kandungan nitrogen, dan hasil tanaman
populasi bakteri Azotobacter sp., pakcoy pada hidroponik sistem NFT.

literatur atau sumber-sumber bacaan


lainnya yang berkaitan dengan masalah
BAHAN DAN METODE yang diteliti. Data yang diperoleh adalah
data sekunder, yang digunakan untuk
Meode Penelitian ini dilakukan membandingkan hasil penelitia-
dengan cara pengumpulan data dan penelitian, sehingga dapat ditarik
seleksi data yang digunakan dalam kesimpulan logis dari penelitian yang
review artikel ini adalah studi literature telah ada.
atau studi kepustakaan dengan cara
membaca dan mempelajari literature- BAHAN
Metode penelitian dilakukan 300 mL larutan A, 300 mL larutan B, dan
secara eksperimental dengan 15 L air (C). Perlakuan 50% nutrisi
menggunakan Rancangan Acak anorganik berisi 200 mL larutan A, 200
Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 mL larutan B, dan 15 L air (D). Pada
perlakuan yaitu kontrol 100% pupuk perlakuan B, C, dan D masing- masing
anorganik , kombinasi 100% pupuk ditambahkan 150 mL pupuk hayati.
anorganik + pupuk hayati , 75% pupuk Kombinasi larutan tersebut diberikan
anorganik + pupuk hayati, dan 50% sampai tanaman pakcoy siap dipanen.
pupuk anorganik + pupuk hayati, setiap
perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Persemaian pakcoy dilakukan di
Sehingga total perlakuan unit percobaan Laboratorium Kultur Terkendali dengan
sebanyak 12 buah. Pembuatan nutrisi menggunakan media rockwool. Tanaman
dilakukan dengan membuat larutan induk pakcoy umur 14 hari setelah semai yang
yaitu larutan A terdiri dari Ca(NO3)2 – telah memiliki daun baru dipindahkan ke
H2O 1000 g, NH4NO3 350 g, instalasi hidroponik NFT. Pada umur
KNO3 350 g yang dilarutkan dalam 20 L tanaman 4 minggu setelah tanam pakcoy
air. Larutan B terdiri dari KH2PO4 350 sudah mulai dapat dipanen. Bobot basah
g, MgSO4 .7H2O 800 g, Fe(SO)4 1,25 g, tanaman kemudian ditimbang lalu
MnSO4 1,25 g, H3BO3 1,25 g, CuSO4 dikeringkan pada oven dengan suhu 70oC
1,25 g, ZnSO4 1,25 g, dan Mo 1,25 g selama dua hari untuk analisis kandungan
yang dilarutkan dalam 20 L air. N tanaman. Analisis kandungan N dalam
Penambahan pupuk hayati pada tanaman dilakukan di laboratorium
perlakuan sebanyak 150 mL. kesuburan tanah. Populasi Azotobacter
sp. diambil dari larutan nutrisi kemudian
Jumlah kombinasi perlakuan pada dianalisis di Laboratorium Biologi Tanah.
penelitian ini adalah empat perlakuan. Data hasil pengamatan dianalisis secara
Setiap tong berisi 15 L larutan nutrisi A statistik menggunakan program SPSS 21.
dan B yang sudah dihomogenkan dengan Pengujian pengaruh factor perlakuan
air. Perlakuan 100% nutrisi anorganik dilakukan dengan uji F pada taraf nyata
yang berisi 400 mL larutan A, 400 mL 5%. Jika terdapat pengaruh yagn nyata
larutan B, dan 15 L air (A dan B). maka dilakukan uji lanjut jarak berganda
Perlakuan 75% nutrisi anorganik berisi Duncan pada taraf nyata 5%.

E IISN: 2655-9137 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman Tinggi tanaman rata tinggi tanaman perlakuan tersebut


yang paling rendah dengan rata-rata pada saat panen (4 MST) yaitu 18,57 cm.
16,13 cm diperoleh dari perlakuan A Pada percobaan ini pemberian pupuk
(kontrol) dan tanaman yang paling tinggi hayati mampu membantu meningkatkan
dengan rata-rata 18,57 cm. diperoleh dari pertumbuhan tanaman. Menurut
tanaman dengan kombinasi 50% pupuk Wilujeng, et al. (2017) menyatakan
anorganik + pupuk hayati. Kombinasi bahwa aktivitas berbagai mikroorganisme
pupuk anorganik cair dan pupuk hayati di dalam pupuk hayati menghasilkan
yang paling baik pada parameter tinggi hormon-hormon pertumbuhan seperti
tanaman terdapat pada perlakuan 50% auksin, giberelin, dan sitokinin yang
pupuk anorganik + pupuk hayati. Rata- dapat memacu pertumbuhan tanaman.

Keterangan: A = 100% pupuk anorganik; B = 100% pupuk anorganik + pupuk hayati; C = 75%
pupuk anorganik + pupuk hayati; D = 50% pupuk anorganik + pupuk hayati.

Populasi Azotobacter sp.

Hasil analisis jumlah populasi anorganik dan pupuk hayati dapat


Azotobacter sp. pada inokulan pupuk meningkatkan populasi Azotobacter sp.
hayati yaitu 1,1 x 105 CFU g-1. Populasi sampai tiga kali. Hasil analisis statistik
Azotobacter sp. setelah dilakukan menunjukkan seluruh perlakuan
aplikasi kombinasi pupuk hayati cair kombinasi pupuk anorganik dan pupuk
dengan larutan anorganik mengalami hayati berbeda nyata dengan perlakuan
peningkatan menjadi 3,1 x 105 kontrol. Perlakuan terbaik pada perlakuan
CFU g-1 pada perlakuan 50% pupuk 50% pupuk anorganik + pupuk hayati
anorganik + pupuk hayati. Hal ini berarti dengan jumlah populasi Azotobacter sp.
bahwa kombinasi perlakuan pupuk tertinggi yang berbeda nyata

E IISN: 2655-9137 2
dibandingkan perlakuan kombinasi lainnya.

Tabel 1 Pengaruh Kombinasi Pupuk Hayati dan Pupuk Anorganik terhadap Populasi Azotobacter
sp.

Perlakuan Populasi Azotobacter sp. 105 CFU mL-1

A = 100% Pupuk Anorganik 0,43 a

B = 100% Pupuk Anorganik + Pupuk Hayati 1,50 b

C = 75% Pupuk Anorganik + Pupuk Hayati 2,13 c

D = 50% Pupuk Anorganik + Pupuk Hayati 3,10 d

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
jarak berganda Duncan pada taraf 5%

Peningkatan rata-rata jumlah konsentrasi larutan 50% pupuk anorganik


populasi Azotobacter sp. dipengaruhi dan pupuk hayati memberikan hasil rata-
oleh lingkungan tumbuh media. Menurut rata populasi Azotobacter tertinggi
Munawar (2011) kondisi lingkungan dibandingkan perlakuan dengan
tumbuh seperti pH dan temperatur yang konsentrasi larutan 100% pupuk
mendukung akan meningkatkan jumlah anorganik dan pupuk hayati. Nilai pH
populasi Azotobacter sp. Kombinasi larutan nutrisi pada perlakuan kombinasi
larutan nutrisi dengan konsentrasi tinggi 50% pupuk anorganik + pupuk hayati
menunjukkan hasil populasi Azotobacter memenuhi kondisi tumbuh optimal
sp. terendah. Perlakuan dengan Azotobacter sp. pada kisaran pH 6 – 7.

Tabel 2 Pengaruh Kombinasi Pupuk Hayati dan Pupuk Anorganik terhadap Hasil
Tanaman Pakcoy

A = 100% Pupuk Anorganik 35,97 a

B = 100% Pupuk Anorganik + Pupuk 66,01 c

C = 75% Pupuk Anorganik + Pupuk Hayati 44, 32 b

D = 50% Pupuk Anorganik + Pupuk Hayati 73, 50 d

E IISN: 2655-9137 2
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak
berganda Duncan pada taraf 5%.

Hasil Tanaman Pakcoy

Hasil analisis statistik memperlihatkan perlakuan kombinasi 50% pupuk


bahwa perlakuan kontrol berbeda nyata anorganik + pupuk hayati dipengaruhi
dengan perlakuan lainnya. Pada semua oleh parameter pertumbuhan tanaman,
perlakuan yang telah diaplikasikan, yaitu tinggi tanaman dan jumlah daun.
didapatkan hasil bahwa perlakuan Perlakuan kombinasi 50% pupuk
kombinasi 50% pupuk anorganik + pupuk anorganik + pupuk hayati memiliki
hayati merupakan perlakuan terbaik yang pertumbuhan yang optimal dibandingkan
berpengaruh terhadap rata-rata berat dengan perlakuan lainnya, sehingga
basah pakcoy yaitu sebesar 73,50 g. memberikan hasil bobot basah tanaman
Penelitian ini menunjukkan bahwa tertinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat
perlakuan dengan kombinasi 50% pupuk Djunaedi (2009) yang menyatakan bahwa
anorganik + pupuk hayati merupakan produksi suatu tanaman biasanya
perlakuan yang paling baik bagi tanaman dipengaruhi oleh pertumbuhan
untuk menyerap unsur hara dengan vegetatifnya. Jika pertumbuhan
memanfaatkan aktivitas bakteri vegetatifnya baik, maka produksinya
Azotobacter sp. di dalam pupuk hayati akan baik pula.
dalam menyediakan Rata-rata hasil bobot
basah tanaman yang tinggi pada

Pada penelitian ini juga anorganik + pupuk hayati. Novian (2005)


didapatkan hasil bahwa pertumbuhan menyatakan bahwa larutan dengan
tanaman pakcoy dalam sistem hidroponik konsentrasi pupuk anorganik yang tinggi
NFT kurang optimal pada konsentrasi menyebabkan unsur hara tidak dapat
pupuk anorganik yang tinggi, sehingga diserap, melainkan cairan dalam sel
mengasilkan bobot basah yang lebih tanaman justru akan keluar dari akar
rendah pada perlakuan 100% pupuk (terjadi plasmolisis pada jaringan akar).
anorganik + pupuk hayati dan 75% pupuk

Jumiati (2009) juga menyatakan bisa tumbuh dan berkembang secara


bahwa kepekatan larutan nutrisi dapat maksimal jika kekurangan nutrisi dan
mempengaruhi metabolisme dalam tubuh unsur hara yang ada dalam larutan,
tanaman seperti kecepatan fotosintesis, sehingga produktivitas akan rendah.
aktivitas enzim, dan penyerapan ion-ion Penambahan pupuk hayati ke dalam
dalam larutan oleh akar tanaman. Akan larutan nutrisi mampu meningkatkan
tetapi, tanaman pakcoy juga tidak akan hasil tanaman pakcoy. Hal ini terlihat dari

E IISN: 2655-9137 2
rata-rata bobot basah tajuk tanaman pada sebagai biostimulan. Fungsi Azotobacter
perlakuan kontrol tanpa pupuk hayati sp. sebagai biostimulan yaitu dapat
berbeda nyata dibandingkan dengan memproduksi fitohormon, seperti auksin
perlakuan kombinasi 100%, 75%, 50% (dengan senyawa aktif IAA), giberelin,
pupuk anorganik dengan pupuk hayati. dan sitokinin (Hindersah et al., 2004).
Mikroba yang terkandung di dalam Hal ini sejalan dengan penelitian
pupuk hayati terutama bakteri penambat Simanungkalit et al. (2006) yang
N, Azotobacter sp. berperan dalam menyatakan bahwa, Azotobacter sp.
membantu menyediakan unsur hara bagi merupakan bakteri penambat N2 yang
tanaman. Banyaknya populasi mampu menghasilkan substansi zat
Azotobacter sp. berpengaruh terhadap pemacu tumbuh giberelin, sitokinin,
hasil tanaman pakcoy karena Azotobacter auksin, dan IAA, sehingga
sp. dapat menyediakan nitrogen untuk pemanfaataannya dapat memacu
tanaman dalam bentuk ammonium pertumbuhan akar tanaman.
(NH4+) melalui mekanisme fiksasi
nitrogen (Hardjowigeno, 2010).

Peran Azotobacter sp. yang


terkandung dalam pupuk hayati selain
sebagai pemfiksasi N juga berfungsi

KESIMPULAN
sistem NFT. Dosis perlakuan tersebut
Hasil penelitian menunjukkan
mampu mengurangi penggunaan pupuk
bahwa kombinasi dosis terbaik
anorganik hingga 50%. Pada penelitian
didapatkan pada perlakuan 50% Pupuk
selanjutnya dapat menggunakan
Anorganik + Pupuk Hayati yang dapat
pengurangan dosis pupuk anorganik
meningkatkan populasi Azotobacter sp.,
hingga 25% dengan menggunakan
kandungan N tanaman, dan dan hasil
varietas pakcoy yang berbeda.
tanaman pakcoy (Brassica rapa L.) pada

UCAPAN TERIMA KASIH

E IISN: 2655-9137 2
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Universitas Padjadjaran yang telah
mendanai penelitian ini melalui Skansa Penelitian Prioritas Universitas Padjadjaran.

DAFTAR PUSTAKA

Hamastuti, H., Dwi, E., Juliastuti, S. ., & Fakultas Sains dan Teknologi,
Hendrianie, N. (2012). Peran Universitas Airlangga, Surabaya.
Mikroorganisme Azotobacter
chroococcum, Pseudomonas fluorescens, Jones, J. B., Wolf, B. & Mills, H. A.
dan Aspergillus niger pada Pembuatan (1991). Plant analysis handbook a
Kompos Limbah Sludge Industri practical sampling, preparation,
Pengolahan Susu. Jurnal Teknik Pomits, analysis, ang interpretation guide. USA:
1(1), 1–5. Micro-Macro Publishing, Inc..

Hardjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah. Jones, J. B. (2001). Plant analysis


Jakarta: Akademika Pressindo handbook. A pratical sampling,
preparation, analysis and interpretation
Haryanto, (2006). Teknik budidaya guide. Athens: University of Georgia.
sayuran pakcoy (sawi mangkok). Jakarta:
Penebar Swadaya Jumiati, E. (2009). Pengaruh berbagai
Hindersah, R., Sulaksana, D. A. & D. konsentrasi EM4 pada fermentasi pupuk
Herdiyanto. (2014). Perubahan Kadar N anorganik terhadap pertumbuhan dan
Tersedia dan Populasi Azotobacter di hasil tanaman bawang merah (Amarathus
Rizosfer sorgum (Sorgum bicolor L.) tricolor L.) secara hidroponik. Skripsi.
yang Ditanam di Dua Ordo Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sebels
Dengan Inokulasi Azotobacter sp. Jurnal Maret.
Ilmu Budidaya Tanaman. Ilmu Budidaya
Tanaman, 3(1): 1-17. Lines R. & Kelly. (2005). Defend the
rhizosphere and root against pathogenic
Jaya, D. (2015). Pengaruh variasi microorganisms. Journal Soil Biology
konsentrasi biofertilizer dan bokashi Basic: 117-152.
terhadap pertumbuhan dan produksi
bawang merah (Allium cepa L. var. Biru Mansyur, A. N., Triyono, S., & Tusi, A.
lancor), Skripsi. Departemen Biologi, (2014). Pengaruh Naungan Terhadap

E IISN: 2655-9137 2
Pertumbuhan Sawi (Brassica Juncea L.) Simanungkalit, R. Saraswati, D. M. R
Pada Sistem Hidroponik Dft (Deep Flow Hastuti, R. D. & Husen, E. (2006).
Technique). Teknik Pertanian Lampung, Bakteri penambat nitrogen. Bogor: Balai
3(2), 103–110. Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian.
Munawar, A. (2011). Kesuburan tanah
dan nutrisi tanaman. Bogor: Institut Sutiyoso, Y. (2003). Meramu pupuk
Pertanian Bogor Pres hidroponik : tanaman sayuran, tanaman
buah, tanaman bunga. Jakarta: Penebar
Permatasari, H. (2001). Mempelajari Swadaya
kinerja sistem irigasi para pada budidaya
tanaman pakcoy (Brassica chinensis L.) Suwahyono, U. (2011). Petunjuk praktis
secara hidroponik media arang sekam. penggunaan pupuk organik secara efektif
Jurnal Jurusan Teknik Pertanian. Institut dan efisien. Jakarta: Penebar Swadaya.
Pertanian Bogor, 1(1): 134-143.
Purnomo, S. A. E., Supriyanto, A., & Tania, N., Astina, & Budi, S. (2012).
Purnobasuki, H. (n.d.). Terhadap Pengaruh pemberian pupuk hayati
Produktivitas Tanaman Pakcoy Pada terhadap pertumbuhan dan hasil jagung
Sistem Hidroponik NFT ( Nutrient Film semi pada tanah podsolik merah kuning.
Technique ). Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 1(1),
10–15. Untung, O. (2000). Hidroponik
Siregar, J. (2006). Pengujian Beberapa sayuran sistem NFT (Nutrient Film
Nutrisi Hidroponik Pada Selada (Lactuca Tecnique). Jakarta:Penebar Swadaya.
sativa L.) Dengan Teknologi Hidroponik
Sistem Terapung (THST) Termodifikasi. Widiastuti, H., Siswanto & Suharyanto.
4(1): 65-72. (2010). Karakteristik dan seleksi
beberapa isolate Azotobacter sp. untuk
Setyorini, D., Rasti, S., & Kosman, E. meningkatkan perkecambahan benih dan
(2006). Kompos, pupuk organik dan pertumbuhan tanaman. Buletin Plasma
pupuk hayati. Jurnal Balai Besar Litbang Nutfah. Balai Penelitian Bioteknologi
Sumber Daya Pertanian. 11-40. Perkebunan Indonesia, 16(2): 160-167

E IISN: 2655-9137 2
Widyati, E. (2013). Memahami interaksi Wilujeng, S. & Agustini, V.. (2017).
tanaman – mikroba. Tekno Hutan Studi Awal Kultur Biji Sowang
Tanaman. Jurnal Hutan Tanaman. 6(1): (Xanthostemon novaguineense Valet.)
13-20. Secara In-vitro, Jurnal Biodjati, 2(1), 64-
71.

E IISN: 2655-9137 3

Anda mungkin juga menyukai