Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

Judul Proposal:
“Pengaruh Pemberian Konsentrasi AB MIX terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi Pahit (Brassica juncea),
secara Hidroponik(Sistem Sumbu)”

Nama Mahasiswa : Ahmad Rizki Adlani


NIM 211510101061
Lokasi Praktikum : Medan, Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER

2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hidroponik merupakan salah satu sistem budidaya tanaman yang saat ini sedang
digemari oleh masyarakat, keterbatasan lahan menjadi faktor pendukung masyarakat untuk
beralih dari sistem budidaya secara konvensional menjadi sistem hidroponik.. Hidroponik
merupakan sistem budidaya tanaman yang menggunakan media tanam seperti batuan atau
sabut kelapa yang diberi larutan campuran nutrisi (Swastika et al.2018). Penerapan sistem
budidaya hidroponik yang tidak menggunakan media tanam tanah menjadi daya tarik sendiri
untuk diterapkan, terutama di areal perkotaan.
Teknik budidaya hidroponik memiliki beberapa sistem, salah satu sistem budidaya
hidroponik yaitu sistem sumbu atau wick. Sistem sumbu merupakan sistem pasif dalam
hidroponik, karena akar tidak bersentuhan langsung dengan air. Pemberian nutrisi pada sistem
sumbu disalurkan dengan media atau bantuan berupa sumbu (Susilawati 2019). Prinsip kerja
sistem sumbu yaitu menggunakan sumbu sebagai penyambung antara air nutrisi pada wadah
penampung air dengan akar tanaman. Sistem sumbu sangat cocok dilakukan untuk pemula,
hal ini dikarenakan pengeluaran biaya yang tergolong murah, pembuatannya yang mudah,
tidak bergantung pada listrik, bentuknya yang lebih sederhana dan mudah untuk dipindahkan.
Sistem sumbu juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu hanya cocok untuk jenis tanaman
yang tidak memerlukan banyak air dan tidak cocok digunakan dalam skala besar. Media
tanam yang digunakan pada sistem sumbu yaitu rockwool. Rockwool merupakan kumpulan
serat yang berlubang, rockwool mampu menampung komposisi air dan udara lebih banyak
dibandingkan media tanam lainnya.
Salah satu tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik yaitu sawi pahit (Brassica
juncea), sawi pahit merupakan salah satu komoditas tanaman hortikultura dari jenis sayur
sayuran yang dimanfaaatkan daun – daun yang masih muda. Daun sawi pahit memiliki
manfaat dan kegunaan dalam kehidupan masyarakat sehari – hari (Matanari, 2018). Teknik
budidaya sawi pahit yang tidak terlalu sulit menjadikan tanaman ini sangat digemari oleh
masyarakat, mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen dan pengolahan pasca panen.
Dalam budidaya tanaman yang faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman baik
atau tidak yaitu pemberian nutrisi pada tanaman. Ketepatan pemberian nutrisi pada sistem
budidaya hidroponik, nantinya akan menentukan hasil panen dari tanaman itu sendiri. Nutrisi
pada sistem hidroponik menggunakan konsep formulasi AB MIX, formulasi ini mengandung
dua jenis pekatan yaitu pekatan A dan pekatan B. Kedua pekatan ini nantinya akan
dicampurkan dengan air dan dijadikan sumber nutrisi. AB MIX terbagi atas dua jenis yaitu
AB MIX untuk sayuran daun dan sayuran buah, yang memiliki kandungan berbeda. AB MIX
yang digunakan untuk tanaman sawi pahit yaitu AB MIX untuk sayuran daun. (Swastika et
al.2018).
Menurut Susilawati (2019) Tanaman sawi pahit membutuhkan kadar AB MIX yang
dilarutkan dengan air antara 840 – 1680 PPM dan kadar pH air antara 6 – 6,5.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang pengaruh pemberian konsentrasi AB
MIX terhadap pertumbuhan sawi pahit secara hidroponik (sistem sumbu) di atas maka bisa
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
• Apa yang disebut dengan hidroponik?
• Apa yang dimaksud dengan sistem sumbu pada hidroponik?
• Kelebihan dan kekurangan dari sistem sumbu?
• Apa pengaruh AB MIX terhadap pertumbuhan sawi pahit?
• Berapa PPM kandungan AB MIX yang sesuai untuk pertumbuhan sawi pahit?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya penelitian tersebut sebagai berikut :
• Menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang sistem hidroponik
• Mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem sumbu pada hidroponik beserta
kelebihan dan kekurangannya.
• Mengetahui pengeruh AB MIX pada pertumbuhan sawi pahit dengan sistem
hidroponik
• Mengetahui konsentrasi AB MIX yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi pahit

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian yaitu, mengetahui konsentrasi kadar
nutrisi AB MIX yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi secara hidroponik (sistem
sumbu).

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sawi Pahit (Brassica juncea)


Sawi Pahit (Brassica juncea) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang
dibudidayakan di iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim
tropis. Sawi pada umumnya banyak ditanam pada dataran rendah, namun dapat pula di
dataran tinggi. Sawi tergolong tanaman yang toleran terhadp suhu tinggi (Ibrahim dan
Tanaiyo 2018). Sawi pahit juga mengandung beberapa jenis nutrisi yang sangat baik untuk
tubuh, yaitu vitamin B1, B2, B6, C, E dan senyawa anti kanker. Pengolahan pasca panen
yang sangat
mudah menjadikan daya tarik sendiri bagi tanaman ini (Puji 2021).
Menurut Badan Pusat Statistik (2020) Produksi sawi pahit terus meningkat, tercatat pada
tahun 2018 produksi sawi pahit sebesar 635.990 ton, tahun 2019 sebesar 652 727 ton dan
pada tahun 2020 mencapai 667.473 ton. Produksi yang meningkat disebabkan karena
konsumsi yang tinggi oleh masyarakat.

2.2 Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System)


Teknik budidaya hidroponik menjadi salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan
pangan bagi kalangan rumah tangga perkotaan yang minim lahan. Penerapan yang sangat
sederhana, tanaman lebih higienis dan tidak menggunakan bahan pestisida menjadi salasan
utama bagi masyarakat.
Salah satu sistem budidaya hidroponik yang sangat sederhana yaitu sistem sumbu (wick),
dinamakan sistem sumbu karena dalam pemberian nutrisi menggunakan bantuan sumbu,
biasanya sumbu yang digunakan yaitu kain flannel atau jenis bahan lainnya yang mudah
menyerap air. Salah satu kelebihan utama dari sistem ini yaitu tanaman mendapatkan suplai
air dan nutrisi secara terus menerus, oleh karena itu pengaturan nutrisi pada sistem ini harus
sangat diperhatikan (Yustikarini 2019).
2.3 Larutan Nutrisi Hidroponik
Dikarenakan tidak menggunakan media tanah, maka sumber nutrisi utama pada sistem
hidroponik yaitu menggunakan larutan nutrisi. Larutan nutrisi hidroponik adalah campuran
garam , air dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan disuplai secara
langsung menuju akar melalui sistem hidroponik (Roihan 2020).
Larutan Nutrisi Hidroponik dapat dibuat atau dibeli secara langung di toko pertanian,
salah satu jenis larutan nutrisi hidroponik yang sangat popular yaitu larutan yang
menggunakan konsep formulasi AB MIX. Formulasi ini menggabungkan dua pekatan yaitu
pekatan A dan B, yang masing - masing memiliki kandungan berbeda.
Menurut Sastro dan Rokhmah (2016) bahan – bahan yang dibutuhkan dalam membuat
larutan AB MIX yaitu:
 Komposisi pekatan A yaitu ,kalsium nitrat (1176 gr), kalium nitrat (616 gr) dan Fe
EDTA (38 gram)
 Komposisi pekatan B yaitu, kalium dihidro fosfat (335 gr), ammonium sulfat (122 gr),
kalium sulfat (36 gr), magnesium sulfat (790), cupri sulfat (0,4 gr), zinc sulfat (1,5 gr),
asam borat (4 gr), mangan sulfat (8 gr) dan ammonium hepta molibdat (0,1 gr)
Campuran dari bahan kimia tersebut nantinya akan dilarutkan menjadi larutan AB MIX,
yang akan dijadikan nutrisi untuk tanaman dalam budidaya hidroponik. Kadar nutrisi yang
dibutuhkan untuk setiap jenis tanaman berbeda – beda, maka dari itu harus adanya
pengukuran larutan nutrisi yang dilakukan untuk memulai budidaya hidroponik. Kadar
nutrisi dalam larutan dapat diukur dengan alat TDS (Total Dissolved Solids) dengan satuan
PPM (Parts Per Millions). Kadar nutrisi yang dibutuhkan sawi pahit antara 840 – 1680
PPM.
Hipotesis :
1. Pemberian nutrisi AB MIX merupakan faktor utama dalam pertumbuhan tanaman
2. Perbedaan kadar nutrisi AB MIX, akan menentukan pertumbuhan tanaman

III. METODOLOGI

3.1 Desain Instalasi Hidroponik

Tanaman Rockwool Netpot

Penompang Netpot

Sumbu

Wadah Nutrisi

Larutan Nutrisi
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu, wadah nutrisi, netpot, kain flannel,
penompang netpot, gelas ukur, rockwool, Tray semai ,TDS meter, cutter, tusuk gigi dan
suntikan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu, air, larutan AB MIX dan benih sawi
pahit

3.3 Rancangan Percobaan


Rancangan percobaan yang digunakan yaitu RAL (Rancangan Acak Lengkap).
Rancangan ini merupakan rancangan dimana perlakuan diberikan pada satuan - satuan
percobaan secara acak tanpa ada pembatasan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu 3 taraf perlakuan (ABC), perlakuan A yaitu 900 ppm, perlakuan B yaitu 1200 PPM
dan perlakuan C yaitu 1500 PPM dengan 6 ulangan. Nantinya terdapat 3 buah sistem sumbu
hidroponik yang setiap sistemnya diberikan larutan nutrisi yang berbeda – beda antara lain
900 PPM, 1200 PPM dan 1500 PPM, dalam satu sistem terdapat 6 tanaman dengan begitu
total tanaman yaitu 18 tanaman. Adapun plot percobaan sebagai berikut :

A1 B2 C3 A3 B1 C1

C2 A4 B4 C5 A2 B5

A6 C4 B6 A5 B3 C6

3.4 Metode dan Prosedur Pelaksanaan


Persemaian
• Rockwool dipotong dadu dengan ukuran 2 cm x 2 cm dan diletakkan di dalam
tray semai
• Rockwool yang sudah diletakkan didalam tray semai, selanjutnya dilubangi
menggunakan tusuk gigi
• Letakkan benih sawi pahit pada lubang rockwool menggunakan tusuk gigi yang
ujungnya sudah dibasai dengan air, satu lubang diberi satu benih
• Basahi rockwool menggunakan air biasa, hingga rockwool menjadi lembab
• Jagalah kelembapan pada rockwool hingga benih sudah dapat diletakkan pada
sistem hidroponik
Persiapan Nutrisi
Larutan nutrisi yang digunakan yaitu, 900 PPM, 1200 PPM, 1500 PPM . Kepekatan
nutrisi dibuat dengan mengkalibrasi larutan AB MIX dalam 1 liter air, perhitungan
kalibrasi sebagai berikut:
Hasil kalibrasi : 1 ml larutan A + 1 ml larutan B, dilarutakan dalam 1 liter air = 300
PPM
 Perlakuan A (900 PPM)
3 ml larutan A + 3 ml larutan B dilarutkan dalam 1 liter air = 900 PPM
 Perlakuan B (1200 PPM)
4 ml larutan A + 4 ml larutan B dilarutkan dalam 1 liter air = 1200 PPM
 Perlakuan C (1500 PPM)
5 ml larutan A + 5 ml larutan B dilarutkan dalam 1 liter air = 1500 PPM
Pindah Tanam
Proses pindah tanam dari persemaian menuju netpot penanaman dilakukan apabila
tanaman sudah muncul 4 – 5 daun muda atau ± 3 minggu (Swastika et al.2018).
Pemeliharaan
Pemeliharaan dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan pengecekkan pH
air, kepekatan larutan, dan ketersediaan larutan. Penyulaman dilakukan pada umur
tanaman 15 HST (Hari Setelah Tanam), penyulaman dilakukan apabila terdapat
tanaman yang gagal tumbuh

Panen
Pemanenan pada tanaman sawi pahit dilakukan setelah 28 (HST), dengan memetik
pangkal batang tanaman sawi pahit.

3.5 Parameter Pengamatan


Dalam kegiatan penelitian, parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
daun dan berat basah panen. Adapun waktu pengamatan parameter yaitu 0 HST, 7
HST, 14 HST, 21 HST dan 28 HST.
IV. DAFTAR PUSTAKA
[BPS]Badan Pusat Statistik .2020. Produksi Tanaman Sayuran di
https://www.bps.go.id/indicator/55/61/1/produksi-tanaman-sayuran.html , diakses pada
13 Maret 2022 pukul 16.00 WIB
Matanari, Rejeki P.2018. Produksi tiga jenis tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang diberi
perlakuan berbagai pupuk organic [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara
Puji, Aprinda. 2021. Kupas Tuntas Jenis Sawi Sekaligus Nutrisi dan Manfaatnya di
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/manfaat-nutrisi-jenis-sawi/ , diakses pada 13
Maret 2022 pukul 10.30 WIB
Roihan, Ajib. 2020. Apa yang dimaksud nutrisi hidroponik? di
https://hidroponikstore.com/apa-yang-dimaksud-larutan-nutrisi-hidroponik/ , diakses
pada 12 Maret 2022 pukul 11.00 WIB
Sastro Y dan Rokhmah N.A, 2016. Hidroponik Sayuran di Perkotaaan, Seri Pertanian
Perkotaan, BPTP DKI Jakarta, Kementerian Pertanian
Susilawati. 2019. Dasar – Dasar Bertanam Secara Hidroponik, Palembang (ID) : Percetakan
Universitas Sriwijaya
Swastika S, Ade Y, Yogo S. 2018. Budidaya Sayuran Hidroponik (Bertanam Tanpa Media
Tanah). BPTP Riau, Kementerian Pertanian
Yustikarni D. 2019. Hidroponik Sistem Wick di
http://cybex.pertanian.go.id/artikel/63860/hidroponik-sistem-wick/ , diakses pada 13
Maret 2022 pukul 17.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai