Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL

“Pengaruh Konsentrasi Nutrisi AB Mix Terhadap Pertumbuhan Tanaman


Sawi Caisim (Brassica Juncea L) Menggunakan Teknik Budidaya
Hidroponik Sistem Wick”

Nama : Alfina Damayanti


Nim : 201510101067
Lokasi Praktikum : Jl. Mh. Ikhsan no 3, Dusun Ajung Wetan, Desa
Ajung, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember

PROGRAM STUDI AGRONOMI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Sawi caisin merupakan salah satu jenis sayuran yang memiliki nilai
ekonomis tinggi karena banyak digunakan pada berbagai macam olehan
makanan terutama pada pedagang mie ayam. Pengalihan lahan pertanian
untuk pembangunan sektor industri mengakibatkan produktivitas sawi
caisin terus menurun pada setiap tahunnya. Sehingga masyarakat mulai
beralih ke budidaya tanaman secara hidroponik sebagai solusi keterbatasan
lahan pertanian. Hidroponik merupakan teknik menumbuhkan tanaman
dengan menambahkan larutan nutrisi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman tanpa menggunakan media tanah. Selain
menggunakan media air, hidroponik juga dapat dibudidayakan
menggunakan media substrat seperti pasir, kerikil, sabut kelapa, sekam,
arang sekam, rockwool dan sebagainya. (Pohan and Oktoyournal 2019)
Teknik budidaya hidroponik memiliki beberapa jenis diantaranya
Ebb and Flow / Flood and Drain System, Nutrient Film Technique (NFT),
Water Culture, Drip System, Aeroponics, dan Wick System. Saya
menggunakan teknik hidroponik dengan sistem wick karena proses
pembuatannya sederhana. Sistem wick merupakan teknik hidroponik yang
menggunakan sistem sumbu dengan prinsip kapilaritas air yang mana
larutan nutrisi akan mengalir menuju perakaran tanaman melalui kapilaritas
sumbu. Selain itu teknik hidroponik dengan sistem wick lebih
menguntungkan karena perawatannya mudah dan tidak perlu melakukan
penyiraman. Namun hidroponik sistem Wick juga memiliki kekurangan
yaitu nutrisi yang diberikan pada tanaman mudah mengendap karena tidak
adanya sirkulasi air dan mengakibatkan tanaman kekurangan pasokan
oksigen apabila aerasi tidak dilakukan secara rutin. (Putra, Siregar, and
Utami 2019)
Pada teknik budidaya hidroponik media tanam dan nutrisi
merupakan faktor yang penting agar pertumbuhan tanaman menjadi lebih
optimal. Media tanam memiliki fungsi sebagai tempat melekatnya akar,
penyokong bagi tanaman, dan perantara larutan nutrisi.(Warjoto,
Mulyawan, and Barus 2017) Jenis media tanam yang umum digunakan
dalam pertanian hidroponik adalah rockwool yang memiliki perbandingan
komposisi air dan udara yang ideal. Nutrisi yang digunakan harus sesuai
dengan tanaman yang ditanam. Oleh karena itu, diperlukan adanya
perlakuan konsentrasi nutrisi AB mix yang berbeda untuk melihat
perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun dari awal tanam
dengan teknik hidroponik sistem wick.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan
adalah:
a. Bagaimana cara budidaya sawi caisin dengan menggunakan teknik
budidaya hidroponik sistem wick ?
b. Berapa konsentrasi nutrisi AB mix yang paling efektif untuk
pertumbuhan sawi caisin ?
c. Bagaimana respon pertumbuhan tanaman sawi caisin terhadap
perbedaan pemberian konsentrasi nutrisi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui cara budidaya sawi caisin dengan menggunakan
teknik hidroponik sistem wick
b. Untuk mengetahui jumlah konsentrasi nutrisi AB mix yang efektif
untuk pertumbuhan sawi caisin
c. Untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman sawi caisin
terhadap perbedaan pemberian konsentrasi nutrisi
1.4 Manfaat
Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi tentang
konsentasi nutrisi AB mix yang efektif untuk pertumbuhan tanaman sawi
caisin dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik sistem wick.
BAB 2. Tinjauan Pustaka

2.1 Sawi Caisim (Brassica Juncea L)


Sawi caisin merupakan tanaman sayuran dengan iklim sub-tropis, namun
mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Sawi caisin dapat tumbuh
dengan baik pada tempat yang panas maupun tempat yang dingin. Umur panen
sawi caisin cukup pendek yaitu pada umur 40-50 hari setelah tanam. Sawi caisin
memiliki bentuk daun yang memanjang, tipis dan berwarna hijau. Sawi caisin
memiliki rasa yang renyah dan segar dengan sedikit rasa pahit. (Simarmata
2021) Biasanya sawi caisin oleh pedagang mie atau bakso sehingga permintaan
masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan jenis sawi lainnya. Sawi caisin
memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga dapat memperbaiki dan
melancarkan pencernaan serta memperbaiki fungsi kerja ginjal dan sebagai
pembersih darah. Kandungan zat gizi dalam sawi caisin beragam yaitu : dalam
setiap 100 g basah terdapat 2.3 g protein, 0.3 g lemak, 4.0 g karbohidrat, 220.0
mg Ca, 38.0 mg P, 2.9 mg Fe, 1.940 mg vitamin A, 0.09 mg vitamin B, dan 102
mg vitamin C.(Siregar 2017)
2.2 Nutrisi AB Mix
Nutrisi AB Mix merupakan larutan yang terbuat dari bahan kimia dan
berfungsi sebagai nutrisi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Nutrisi AB mix diberikan melalui media tanam. Nutrisi AB mix dibagi menjadi
dua bagian yaitu : nutrisi A yang berisi unsur hara makro dan nutrisi B berisi
unsur hara mikro yang dikombinasikan sedemikian rupa sebagai nutrisi. Nutrisi
A-B Mix memiliki takaran yang berbeda-beda menyesuaikan dengan jenis
tanaman yang ditanam, karena konsentrasi nutrisi AB mix yang digunakan
untuk tuap tanaman berbeda-beda sehingga membutuhkan penelitian lebih
lanjut.
2.3 Hidroponik Sistem Wick
Istilah hidroponik berasal dari bahasa latin dengan menggabungkan 2 suku
kata yaitu “Hidro” yang berarti air dan “ponos” yang berarti kerja. W.F.Gericke
dari University of California adalah oreng pertama yang mulai memperkenalkan
istilah hidroponik pada awal tahun 1930- an melalui buku pertamanya yang
membahas tentang budidaya tanpa tanah dengan judul “The Complete Guide to
Soilless Gardening”. Hidroponik merupakan salah satu solusi pertanian masa
depan karena dapat dibudidayakan di lahan yang terbatas, selain itu juga dapat
dibudidayakan sepanjang tahun karena tidak mengenal musim. Pemeliharaan
tanaman hidroponik tergolong mudah karena tempat budidayanya relatif bersih,
media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan, serangan hama
dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan produktivitasnya lebih
tinggi. (Sukasana, Karnata, And Irawan 2019)
Sistem hidroponik memiliki banyak jenis salah satunya yaitu sistem wick
yang merupakan sistem hidroponik dengan struktur yang paling sederhana.
Sistem Wick pada umumnya dikenal dengan hidroponik sistem sumbu karena
sistem ini hanya menggunakan sumbu sebagai alat untuk menyerap nutrisi.
Prinsip kerja sistem wick menggunakan prinsip kapilaritas air, yang mana air
akan naik atau turun melalui celah atau pembuluh sempit akibat adanya gaya
adhesi atau kohesi. Keunggulan dari Hidroponik sistem wick yaitu portabel dan
mudah dirakit karena dapat menggunakan wadah apa saja yang bisa
menampung air misalnya : botol plastik bekas atau baskom, tidak membutuhkan
banyak biaya karena tidak membutuhkan listrik untuk perawatannya, dan dapat
digunakan di lahan yang sempit dan terbatas. Kekurangan dari Hidroponik
sistem wick yaitu : karena sistem wick tidak menggunakan sirkulasi air
mengakibatkan nutrisi untuk tanaman akan lebih mudah mengendap, selain itu
juga dapat mengakibatkan tanaman kekurangan pasokan oksigen apabila tidak
dilakukan aerasi secara rutin. (Yama and Kartiko 2020)
2.4 Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah Respon pertumbuhan tanaman sawi
caisin terhadap perbedaan konsentrasi nutrisi AB mix pada teknik hidroponik
sistem wick.
Ho : Tidak terdapat pengaruh perbedaan konsentrasi nutrisi AB mix terhadap
pertumbuhan tanaman sawi caisin pada teknik hidroponik sistem wick.
H1 : Terdapat perbedaan pengaruh konsentrasi nutrisi AB mix terhadap
pertumbuhan tanaman sawi caisin pada teknik hidroponik sistem wick.
BAB 3. Metodologi Penelitian

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dimulai pada tanggal 05 April 2022
sampai 24 Mei 2022 di Jl. Mh. Ikhsan no 3, Dusun Ajung Wetan, Desa
Ajung, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah baskom air, TDS
meter, styrofoam, netpot, kain flanel, cutter, penggaris, kamera, dan
alat tulis.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah benih tanaman
sawi caisin, rockwol, air, nutrisi AB mix dengan konsentrasi 400, 600,
800 dan 1000 ppm.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Desain Instalasi

Sawi Caisin

Netpot
Sterofoam

Kain Flanel

Air dan Nutrisi


Wadah

Netpot

Sterofoam
3.3.2 Rancangan Percobaan
Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Langsung
(RAL) faktor tunggal. Perlakuan yang digunakan yaitu 3 konsentrasi
nutrisi AB mix dengan menggunakan 5x ulangan. Percobaan ini
menggunakan 3 wadah yang berbeda dengan konsentrasi 400, 600,
dan 800 ppm. Setiap wadah terdapat 5 sampel tanaman dengan
perlakuan yang berbeda, sehingga tanaman yang digunakan dalam
pengamatan ini berjumlah 15 tanaman. Berikut merupakan denah plot
percobaan yang digunakan :

,,,,,,,,,,,, P1 P2
(400 ppm) (600 ppm)

P3
(800 ppm)

3.4 Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Prosedur penelitian untuk menguji efektivitas perbedaan konsentrasi
nutrisi AB mix terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun sawi caisin
(Brassica Juncea L.) dalam hidroponik sistem wick mulai dari proses
pembibitan, pemindahan dan pengamatan.
3.5.1 Persiapan Media Tanam dan Pembibitan
1. Menyiapkan rockwol sebagai media tanam
2. Memotong rockwol dengan ukuran 3x3 cm kemudian dibasahi
dengan menggunakan air
3. Memberi lubang pada rockwol menggunakan tusuk gigi dengan
kedalaman 1cm
4. Memasukkan benih sawi yang telah disiapkan satu-persatu pada
lubang tanam yang telah dibuat
5. Meletakkan media pembibitan di tempat yang lembab dan
terhindar dari paparan sinar matahari langsung kurang lebih selama
kurang lebih 2 hari.
6. Setelah muncul tunas, bibit kemudian diletakkan di tempat yang
terkena sinar matahari pagi selama 7 hari setelah tanam.
7. Setelah bibit tanaman sawi tumbuh daun, bibit kemudian
dimasukkan kedalam sistem yang telah disiapkan.
3.5.2 Pemindahan dan Pemberian Larutan Nutrisi
1. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk membuat
hidroponik dengan sistem wick
2. Memasang sumbu flanel kedalam netpot
3. Memasukkan bibit sawi caisin kedalan netpot
4. Memasukkan nutrisi AB mix kedalam box yang digunakan
sebanyak setengah box
5. Menyiapkan styrofoam yang sudah dilubangi dengan cutter
sebagai tempat untuk menyanggah netpot agar tidak masuk terlalu
tenggelam kedalam box yang berisi nutrisi
6. Mengelompokkan bibit sesuai dengan konsentrasinya
7. Menempatkan box hidroponik di tempat yang teduh dan tidak
terkena hujan
8. Melakukan Agitasi atau proses pengadukan setiap pagi untuk
meratakan konsentrasi zat hara didalam box.
3.5.3 Pemeliharaan dan Pengamatan
Tanaman dan box nutrisi diperiksa setiap tiga hari sekali untuk
menghindari adanya kekurangan nutrisi atau hama pengganggu.
Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun
dan berat basah tanaman setelah dipanen. Pengamatan dilakukan
setiap minggu dengan mencatat jumlah daun dan tinggi tanaman.
Jumlah daun diukur dengan menghitung banyaknya helai daun yang
telah membuka sempurna dan tinggi tanaman diukur dari dasar media
tanam atau netpot hingga ke bagian tanaman tertinggi. Pengukuran
dilakukan 2 minggu setelah penanaman dengan dan pengukuran
selanjutnya dilakukan setiap minggu hingga panen.
3.5.4 Pemanenan
Proses pemanenan tanaman sawi caisin dapat dilakukan setelah
tanaman berumur kurang lebih 30-40 hari setelah tanam. Ciri-ciri
tanaman yang sudah siap panen dapat dilihat dari daunnya yang sudah
melebar dan berwarna hijau segar. Pemanenan dapat dilakukan
dengan mencabut seluruh tanaman beserta akarnya. Setelah dipanen
tanaman sebaiknya disimpan pada tempat yang teduh agar kondisi
tanaman tetap segar
Daftar Pustaka

Pohan, Sanas Asrafia, and Oktoyournal Oktoyournal. 2019. “Pengaruh


Konsentrasi Nutrisi A-B Mix Terhadap Pertumbuhan Caisim Secara
Hidroponik (Drip System).” Lumbung 18(1): 20–32.

Putra, Yudha Andriansyah, Gustina Siregar, and Sri Utami. 2019. “Peningkatan
Pendapatan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Pekarangan Dengan Tekhnik
Budidaya Hidroponik.” 1(1): 122–27.

Simarmata, Yulia Ananda. 2021. UJI EFEKTIVITAS BERBAGAI MEDIA TANAM


TERHADAP PERTUMBUHAN SAWI HIJAU ( Brassica Rapa L.) DALAM
HIDROPONIK SISTEM WICK.

Siregar, Ir Maimunah. 2017. “RESPON PEMBERIAN NUTRISI ABMIX PADA


SISTEM TANAM HIDROPONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN SAWI ( Brassica Juncea ).” 2: 18–24.

SUKASANA, I WAYAN, I NENGAH KARNATA, and BUDI IRAWAN. 2019.


“Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Pakcoy (Brassica Juncearapal.)
Dengan Mengatur Dosis Nutrisi Ab Mix Agrifarm Dan Umur Bibit Secara
Hidroponik Sistem Nft.” Ganec Swara 13(2): 212.

Warjoto, Renna Eliana, Joshua Mulyawan, and Tati Barus. 2017. “Pengaruh
Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan Bayam ( Amaranthus Sp .)
Dan Selada ( Lactuca Sativa ) The Effect of Hydroponic Growing Media on
Spinach ( Amaranthus Sp .) and Lettuce ( Lactuca Sativa ) Growth.” 20(2):
118–25.

Yama, Danie Indra, and Hendro Kartiko. 2020. “PERTUMBUHAN DAN


KANDUNGAN KLOROFIL PAKCOY ( Brassica Rappa L ) PADA
BEBERAPA KONSENTRASI AB MIX.” Jurnal Teknologi 12(1): 21–30.

Anda mungkin juga menyukai