Anda di halaman 1dari 6

Judul : Pengendalian Hama Tanaman Belum Menghasilkan

Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)


di Kebun Aek Nabara PT.Supra Matra Abadi
Labuhan Batu, Sumatera Utara
Pemrasaran / NIM : Darmansyah Harahap / J3T118006
Pembahas / NIM : Redho Ramanata / J3T118045
Hari / Tanggal : Jum’at / 15 Januari 2021
Waktu : 15:30 – 16:10 WIB
Ruangan : Zoom Meeting
Dosen Pembimbing : Muhammad Iqbal Nurulhaq, SP, M.Si.

Menyetujui :

Muhammad Iqbal Nurulhaq, SP, M.Si.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang


mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia.
Kelapa sawit juga salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting
sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Indonesia merupakan
negara produsen dan eksportir kelapa sawit terbesar dunia. Selain peluang ekspor
yang semakin terbuka, pasar minyak sawit dan minyak inti sawit di dalam negeri
masih cukup besar. Pasar potensial yang akan menyerap pemasaran minyak sawit
Cruide palm oil (CPO) dan minyak inti sawit Palm kernel oil (PKO) yaitu industri
minyak goreng, lemak khusus (cocoa butter substitute), margarine. oleochemical,
dan sabun mandi (BPS 2016).
Produksi kelapa sawit Indonesia di tahun 2015 tercatat sebesar 31.28 juta
ton. Produksi tersebut berasal dari 11.3 juta hektar luas areal perkebunan kelapa
sawit. Sebesar 50.77% diantaranya diusahakan oleh Perusahaan Besar Swasta
(PBS), 37.45% diusahakan oleh perkebunan rakyat (PR) dan sisanya diusahakan
oleh perkebunan besar milik negara (PBN). Sentra produksi minyak sawit
Indonesia berdasarkan data rata-rata tahun 2012-2016 terutama berasal dari enam
provinsi yang memberikan kontribusi sebesar 73.69% terhadap total produksi
minyak sawit Indonesia. Provinsi Riau dan Sumatera Utara merupakan provinsi
sentra produksi Cruide palm oil (CPO) terbesar di Indonesia dengan kontribusi
masing-masing sebesar 23.75% dan 16.24%. Peringkat berikutnya berturut-turut
adalah Provinsi Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Jambi dan Kalimantan
Barat berkontribusi masing-masing sebesar 10.96%, 9.76%, 6.39%, dan 6.60%
(Kementerian Pertanian 2016).
Perkembangan produksi minyak sawit Cruide palm oil (CPO) dari tahun
2013 sampai dengan 2016 selalu mengalami peningkatan per tahun. Pada tahun
2013 sampai 2015, produksi minyak kelapa sawit mengalami kenaikan antara
5.67% sampai dengan 7.70%. Kemudian pada tahun 2016, produksi minyak
kelapa sawit mengalami peningkatan tajam sebesar 53.28% dari tahun 2015. Pada
tahun 2013 produksi minyak sawit (CPO) sebesar 17.77 juta ton, meningkat
menjadi 31.49 juta ton pada tahun 2016 atau terjadi peningkatan 77.18%.
Sementara tahun 2017 diperkirakan produksi minyak sawit (CPO) akan
meningkat menjadi 34.47 juta ton atau sebesar 9.46 persen (Badan Pusat Statistik
2017).
Hama dan penyakit merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan dalam budidaya tanaman kelapa sawit. Hama dan penyakit
menimbulkan penurunan produksi bahkan kematian tanaman. Hama dan penyakit
dapat menyerang tanaman kelapa sawit mulai dari pembibitan hingga tanaman
menghasilkan. Sebagian besar hama yang menyerang tanaman kelapa sawit
tergolongan serangga (insekta) dan sebagian dari golongan mamalia, sedangkan
penyakit yang menyerang kelapa sawit disebabkan oleh mikroorganisme jamur,
bakteri, dan virus (Fauzi et al. 2008).
Pengendalian hama merupakan kegiatan pemeliharaan dalam budidaya
tanaman kelapa sawit. Adapun pengendalian hama yang dilakukan yaitu secara
mekanis, kimia, biologi, dan hayati. Tujuan dilakukannya pengendalian
hama untuk meminimalisir serangan hama yang dapat menimbulkan kerugian
ekonomi dan merugikan perusahaan serta mencegah penurunan produksi dan
produktivitas tanaman kelapa sawit.

1.2. Tujuan

Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) secara umum bertujuan untuk


memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja di bidang budidaya
tanaman kelapa sawit secara keseluruhan pada perkebunan besar dalam skala luas.
Adapun tujuan khusus dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu mampu
menerapkan teknik budidaya kelapa sawit dengan baik dan benar, terutama pada
aspek pengendalian hama dan mulai dari pencegahan, pengendalian dan
pemanfaatan musuh alami yang harus dibasmi pada kelapa sawit sehingga
menghasilkan produksi yang tinggi serta produktivitas maksimal.
2. METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Supra Matra


Abadi, Aek Nabara. Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama 12
minggu, mulai tanggal 13 Januari sampai 12 April 2020.

2.2. Metode Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang akan dilaksanakan dalam 3


tahap, yaitu:sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama 4 minggu,
pendamping mandor besar selama 4 minggu, dan pendamping asisten afdeling
selama 4 minggu.
Tahap pertama selama 4 minggu sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL)
dengan mengikuti serangkaian kegiatan teknis di kebun seperti kegiatan
pembibitan dan kegiatan pemeliharaan yang meliputi: pengendalian hama,
pemupukan, dan pengendalian gulma. Kegiatan diawasi oleh mandor-mandor dan
asisten pada seluruh kegiatan tersebut. Kemudian membuat jurnal harian pada
setiap kegiatan yang dilakukan.
Tahap kedua selama 4 minggu sebagai pendamping mandor dengan
kegiatan merencanakan kegiatan kerja, mengikuti apel pagi untuk memberikan
arahan kepada Karyawan Harian Lepas (KHL), dan merencanakan jumlah pekerja
yang dibutuhkan. Selanjutnya membuat laporan pada buku kegiatan sebagai
pendamping mandor.
Tahap ketiga selama 4 minggu sebagai pendamping asisten dengan kegiatan
merencanakan semua kegiatan di afdeling, mengorganisasikan setiap pekerjaan
dan sumber daya manusia, memberi dukungan kepada pekerja agar berhasil
mencapai target, melakukan pengawasan terhadap mandor besar, dan membuat
jadwal apel pagi. Kemudian membuat laporan pada buku kegiatan sebagai
pendamping asisten. Uraian kegiatan selama Praktik Kerja Lapang (PKL)
selengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran 1)

2.3. Metode Pengumpulan Data dan Informasi

Metode pengumpulan data terdiri atas dua bagian yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah informasi yang diperoleh secara langsung melalui
observasi lapangan dan kegiatan di kebun. Data primer berupa hasil sensus
tanaman yang telah diamati di setiap lokasi pengamatan. Selain itu juga data
primer berupa hasil diskusi dengan karyawan harian, mandor, dan asisten kebun.
Data primer yang diamati mengenai pengendalian hama meliputi:
1. Sensus Hama
Sensus hama merupakan kegiatan yang di lakukan untuk mengetahui luas
serangan, tingkat serangan, jenis hama, populasi hama, tingkat perkembangan
hama beserta musuh alaminya. Sensus hama dilakukan dengan cara
mengidentifikasi hama yang menyerang, melakukan pengamatan langsung di
lapangan dan memperhatikan pengamatan atau perhitungan mengenai ambang
batasnya. Adapun rumus untuk menghitung luas serangan hama yaitu:

n
K= X 100 %
N

Keterangan: K = Luas serangan


n = Jumlah tanaman yang terserang
N = Jumlah tanaman yang diamati

2. Pengamatan intensitas serangan


Pengamatan intensitas serangan dilakukan pada tahapan budidaya tanaman
belum menghasilkan kelapa sawit. Kegiatan dilakukan setelah adanya sensus
hama. Kemudian digolongkan menjadi dua jenis yaitu serangan ringan atau berat.
Jika serangan >5% maka tergolong serangan berat sedangkan jika serangan <5%
maka serangan tergolong serangan ringan. Adapun rumus yang digunakan untuk
menghitung intensitas serangan yaitu:
n
I = X 100 %
N

Keterangan: I = Intensitas serangan (%)


n = Jumlah tanaman yang terserang
N = Jumlah tanaman yang diamati

3. Pengendalian Hama
Pengendalian hama dilakukan setelah sensus, pengamatan gejala serangan,
serta pengamatan intensitas serangan. Pengendalian hama dilakukan dengan cara
mekanis, kimia, biologi, dan hayati. Upaya yang dilakukan jika serangan 0-2%
maka belum dilakukan pengendalian, dan jika serangan sudah diatas 2% maka
mulai dilakukan pengendalian. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui tindakan
pencegahan serta pengendalian yang efektif untuk digunakan.

4. Pengamatan lingkungan
Pengamatan lingkungan dilakukan dengan mengamati keadaan sekitar
tanaman. Adapun parameter yang diukur yaitu :suhu, kelembapan, serta intensitas
cahaya matahari. Alat yang digunakan dalam pengamatan yang akan dilakukan
antara lain thermohygrometer dan luxmeter. Tujuan dilakukan pengamatan untuk
mengetahui pengaruh lingkungan terhadap intensitas serangan hama pada
tanaman belum menghasilkan kelapa sawit.
Data sekunder merupakan informasi yang didapatkan dari hasil wawancara
ataupun meminta berkas yang dibutuhkan secara langsung. Data sekunder
diperoleh dari arsip kantor induk kebun berupa keadaan umum, letak geografis,
keadaan tanah, iklim, luas areal konsesi, struktur organisasi, peta kebun, produksi,
dan produktivitas tanaman.

2.4. Analisis Data dan Informasi

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan konsep ilmiah dan
perhitungan matematis sehingga diperoleh informasi dengan hasil yang akurat
melalui gambar, table dan grafik. Data hasil yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan SOP yang berlaku Kebun Aek Nabara PT Supra Matra
Abadi Labuhan Batu, Sumatera Utara.

2.5. Pelaporan

Pelaporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan pada 13


Januari sampai 13 April 2020 berupa: jurnal harian, laporan mingguan dan
bulanan, serta Tugas Akhir (TA). Selama kegiatan, penulis membuat laporan
dalam bentuk jurnal harian, laporan mingguan, serta laporan bulanan sebagai
Karyawan Harian Lepas (KHL) (Lampiran 2) , pendamping mandor (Lampiran 3),
pendamping asisten (Lampiran 4), dan penulis menyusun tugas akhir untuk
diseminarkan, diujikan, dan diserahkan kepada Sekolah Vokasi Institut Pertanian
Bogor sebagai persyaratan menyelesaikan studi untuk mendapat gelar Ahli
Madya.
3. DAFTAR PUSTAKA

[BPS] Badan Pusat Statistik 2016. Statistik Kelapa Sawit Indonesia

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Kelapa Sawit Indonesia . [internet]. [diunduh
2020 Desember 16]. Tersedia di:
http://https://www.bps.go.id/publication/download.html

[Kementan] Kementerian Pertanian. 2016. Luas Areal dan Produksi Kelapa Sawit (Minyak
Sawit), Menurut Pusat Data dan Sumber Informasi Pertanian [internet]. [diunduh
2020 Oktober 3]. Tersedia di:
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/167005-[_Konten_]-Konten
%20D1891.pdf

Fauzi Y, Widyastuti YE, Satyawibawa I, Hartono R. 2008. Kelapa Sawit: Budidaya


Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya

Anda mungkin juga menyukai