(Studi Kasus Pada Petani Jamur Tiram Putih Di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara)
(Emnat Fermansyah)
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHA JAMUR TIRAM PUTIH (Pleuratus
astreatus sp) (STUDI KASUS PADA PETANI JAMUR TIRAM PUTIH DI KELURAHAN LEMPAKE
KECAMATAN SAMARINDA UTARA)
(Analysis production expense and effort earning Jamur Tiram Putih (pleuratus astreatus sp) at Kelurahan
Lempake Kecamatan Samarinda Utara)
Emnat Ferhamsyah
Program Studi Agribisnis Universitas Mulawarman
ABSTRACT
The objective of the experiment for count: (1) effort production expense Jamur Tiram Putih, and (2) big earning
get from effort Jamur Tiram Putih at kelurahan lempake. This experiment was held in Kelurahan Lempake Kecamatan
Samarinda Utara from March until June 2010. The experiment design used was Purposive Sampling method. The data was
taken with observation and interview to respondent cultivate Jamur Tiram Putih one farmer. The data analysis total
production expense, amount acceptance, and the earning result is: Production expense in release by farmer of Jamur Tiram
Putih Rp. 2.377.416,67, the acceptance Rp 8.070.00,00, and to profit Rp 5.692.583,33.
Penyuluhan Pertanian Lempake, dan serta sumber- tiram tersebut. Jumlah bag log yang dimiliki petani
sumber lain yang mendukung penelitian ini. sebagai media tumbuh jamur tiram putih sebanyak
1000 bag log dan setiap bag log dapat dipanen
Metode Pengambilan Sampel beberapa kali selama 1-6 bulan. Setiap baglog rata-
rata menghasilkan jamur tiram putih sebanyak 2-3
Pengambilan sampel dilakukan di Kelurahan ons. Hasil penelitian menunjukan dari 1000 bag log
Lempake Kecamatan Samarinda Utara Kota selama 1-6 bulan menghasilkan sebanyak 269 kg
Samarinda yaitu pada petani yang jamur tiram putih dengan tingkat produksi pada
membudidayakan Jamur Tiram Putih, dengan bulan 1 sebesar 60 kg, bulan ke 2 sebesar 56
menggunakan metode Purposive sampling. Kg,bulan ke 3 sebesar 48 Kg, bulan ke 4 sebesar 40
Teknik pengambilan sampel ini berorientasi Kg, bulan ke 5 sebesar 35 Kg, sedangkan untuk
kepada pemilihan sampel dimana populasi dan bulan ke 6 sebesar 30 Kg, adapun sebap penurunan
tujuan yang spesifik dari objek penelitian. hasil produksi yang setiap bulan menurun hal ini
Menurut Zuriah, 2005, sampel yang akan dipilih bisa disebapkan beberapa faktor-faktor antara lain
perlu diketahui terlebih dahulu karakteristiknya adalah:
sehingga sampel yang dipilih releven dengan 1. Faktor serangan hama atau jamur lain baik
tujuan dan masalah penelitian. pada saat penumbuhan dan masuk pada saat
penanaman bibit jamur dilakukan
Metode Analisis Data 2. Faktor sterilisasi yang belum mencapai masa
6-7 jam dan suhu optimum 80-90o C yang bisa
Data yang diperoleh disajikan dalam menyebapkan belum matinya mikroba yang
bentuk tabel, kemudian dianalisis, dibahas, dan ada didalam media tumbuh jamur tersebut
ditarik kesimpulan. 3. Pengaturan suhu yang kurang tepat
Adapun untuk menghitung total biaya menyebapkan bagl log yang ada dikumbung
produksi, menurut Sadono (2006), ditentukan tidak dapat berkembang dengan baik
dengan menggunakan rumus : 4. produksi dibatasi dengan berlakunya Hukum
Pertambahan Hasil yang Semakin Menurun
(The Law of Deminishing Returns) yang
dikemukakan oleh Bruce R (1994). Menurut
TC = TFC + TVC Bruce, yang dimana\kenaikan hasil akan
Keterangan : mengalami titik optimum produksi yang paling
TC = Total Cost (Biaya Total) tingi setelah itu akan terus mengalami
TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap) penurunan hasil produksi.
TVC = Total Variable ( Total Biaya Variabel) Harga jual jamur tiram putih adalah Rp.
Jumlah penerimaan dapat dihitung 30.000/kg-1 dan proses penjualan jamur tiram putih
dengan menggunakan rumus Sadono (2006) : terjadi di dua saluran yaitu: Nol tingkat antara
TR = P . Q petani dengan pengecer dan Satu tingkat antara
Keterangan : petani jamur dengan pedagang sayuran keliling
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) dan di lanjutkan konsumen. Mengenai harga jual
P = Price (Harga) jamur tiram putih secara rinci dapat dilihat pada
Q = Quantity (Jumlah Produksi) Lampiran 2.
Pendapatan usaha dapat dihitung
dengan menggunakan rumus (Boediono, 2002) :
I = TR – TC
Keterangan : 5.4.2. Biaya produksi
I = Income (Pendapatan) Biaya produksi adalah nilai dari semua
TR = Total Revenue (Total penerimaan). faktor-faktor produksi yang digunakan dalam
TC = Total Cost (Total biaya). kegiatan usaha jamur tiram putih terdiri atas 2
bagian yaitu , biaya variabel cost dan biaya tetap
. 5.4.2.1. Biaya variabel ( Variabel Cost )
Biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani
meliputi biaya sarana produksi yang meliputi :
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Biaya bibit
Biaya bibit yang dikeluarkan oleh petani
Produksi adalah biaya bibit untuk jenis jamur tiram putih
Produksi jamur tiram adalah semua kegiatan yang di peroleh petani dari Balai pengkajian
yang dilakukan oleh petani jamur tiram putih di Teknologi Pertanian . Jumlah bibit jamur tiram
Desa Giri Rejo Kelurahan Lempake Kecamatan putih yang digunakan petani untuk 1000 bag-log
Samarinda Utara kota Samarinda untuk adalah sebanyak 33 botol. Harga bibit jamur
menghasilkan dan menambah nilai guna dari jamur tersebut yaitu Rp.10.000 botol-1, sehingga total
Analisis Biaya Produksi Dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram Putih (Pleuratus Astreatus Sp) 11
(Studi Kasus Pada Petani Jamur Tiram Putih Di Kelurahan Lempake Kecamatan Samarinda Utara)
(Emnat Fermansyah)
biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk jumlah biaya minyak tanah yang dikeluarkan
pembelian bibit jamur tiram putih sebanyak Rp adalah sebesar Rp. 50.000,00 (Lampiran 3).
330.000,00 (Lampiran 3). 10. Biaya kayu bakar
2. Biaya serbuk kayu Jumlah pemakaian kayu bakar untuk untuk
Serbuk kayu yang digunakan petani jamur 1000 bag-log adalah sebanyak 50 kg, dengan harga
tiram putih berasal dari jenis kayu sengon, Jumlah pembelian kayu bakar adalah Rp. 1.500,00 kg-1,
serbuk kayu yang digunakan petani untuk 1000 maka jumlah biaya kayu bakar yang dikeluarkan
bag-log adalah sebanyak 23 kg. dengan harga Rp. sebesar Rp. 75.000,00 (Lampiran 3).
2.000,00/kg-1, sehinga total biaya yang dikeluarkan 11. Biaya lain-lain
oleh petani untuk pembelian serbuk kayu sebesar Jumlah biaya lain-lain yang dikeluarkan
Rp. 46.000,00 produksi-1 (Lampiran 3). petani untuk 1000 bag-log yaitu meliputi biaya
3. Biaya bekatul karung dan biaya angkut. Jumlah biaya lain-lain
Jumlah bekatul yang digunakan petani yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 115.000,00
untuk 1000 bag-log adalah sebanyak adalah 30 Kg- (lampiran 4).
1
. dengan harga Rp. 2.500,00/kg- sehinga total
biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk
pembelian bekatul sebesar Rp. 75.000,00 produksi-6 5.4.2.2. Biaya tetap (Fixed cost)
(Lampiran 3). Biaya tetap yang dikeluarkan petani meliputi
4. Biaya kapur biaya penyusutan kumbung, biaya penyusutan alat
Kapur yang digunakan oleh petani umumnya dan biaya penyusutan tenaga kerja.
adalah kapur pertanian/dolomit. Jumlah biaya 1. Biaya penyusutan kumbung
kapur yang digunakan petani untuk 1000 bag-log Biaya penyusutan kumbung dihitung dalam
adalah sebanyak adalah 30 Kg-1 dengan harga Rp. satu kali produksi. Harga pembuatan kumbung
2.500,00/kg- sehinga total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 7.000.000,00 unit-1. Jumlah biaya
oleh petani untuk pembelian kapur sebesar Rp. penyusutan kumbung yang dikeluarkan adalah
75.000,00 produksi-6 (Lampiran 3). sebesar 500.000,00 produksi-1 (Lampiran 5).
5. Biaya plastik 2. Biaya penyusutan alat
Plastik yang digunakan adalah jenis plastik Biaya penyusutan alat yang dikeluarkan
polipropilen (PP) dengan ukuran 18x30 cm plastik adalah penyusutan alat-alat budidaya jamur tiram
yang digunakan untuk 1000 bag log adalah putih seperti sekop, ember, drum, tungku
sebanyak adalah 3 Rol dengan harga Rp. pembakaran, lampu alkohol, alat pres, sprayer,
57.000,00/ Rol sehingga total biaya yang selang, keranjang, timbangan dan arco yang tidak
dikeluarkan oleh petani untuk pembelian plastik habis dalam satu kali proses produksi . Jumlah
sebesar Rp. 171.000,00 /produksi (Lampiran 3). biaya penyusutan alat yang dikeluarkan adalah
6. Biaya ring sebesar Rp. 152.916.67 produksi -1 (Lampiran 5).
Ring yang digunakan oleh petani terbuat dari 3. Biaya tenaga kerja
potongan pipa paralon. Ring yang digunakan petani Biaya tenaga kerja yang diperhitungkan
untuk 1000 bag log adalah sebanyak adalah 4 m adalah untuk jenis kegiatan budidaya jamur tiram
dengan harga paralon adalah Rp. 21.000,00.unit-1. putih seperti pengayakan, pencampuran,
sehinga total biaya yang dikeluarkan oleh petani pembungkusan, sterilisasi, inokulasi, dan
untuk pembelian pipa paralon sebesar Rp. pemeliharaan. Jumlah biaya tenaga kerja yang
84.000,00 unit-6 (Lampiran 3). dikeluarkan adalah sebesar Rp.671.500,00
7. Biaya karet gelang produksi-1(Lampiran 6).
Jumlah pemakaian karet gelang yang Berdasarkan pembagian biaya produksi
digunakan untuk 1000 bag log adalah sebanyak yaitu biaya variabel dan biaya tetap seperti telah
adalah 4ons-1, dengan harga karet gelang adalah dikemukakan diatas, maka total biaya produksi
Rp. 4.500,00.ons-1. Jadi jumlah biaya karet gelang pada usaha jamur tiram putih adalah sebesar Rp.
yang dikeluarkan sebesar Rp. 18.000,00 (Lampiran 2,377.416,67 produksi-1 (Lampiran 8).
3).
8. Alkohol
Jumlah pemakaian alkohol yang di gunakan 5.4.3 Pendapatan
oleh petani jamur tiram untuk 1000 bag-log adalah Pendapatan adalah selisih antara penerimaan
sebanyak 1 botol-1, dengan harga 14.000,00 per dengan biaya produksi. Penerimaan yang
botol. Jadi jumlah biaya alkohol yang dikeluarkan didapatkan petani adalah sebesar Rp.
petani sebesar Rp. 14.000,00 per botol-1 (Lampiran 8.070.000,00 sehingga Pendapatan yang diperoleh
3). adalah Rp. 5.692.583,33 (Lampiran 8).
9. Biaya minyak tanah Jika pendapatan yang di peroleh di bagi dengan
Jumlah minyak tanah yang dikeluarkan umur produksi, maka rata-rata pendapatan perbulan
petani untuk untuk 1000 bag-log adalah sebanyak adalah sebesar Rp. 948.763,89 pendapatan ini
5 liter, dengan harga Rp. 10.000,00 per/liter. Jadi masih dibawah upah minimum regional
EPP. Vol. 9 No.1. 2012 : 9 – 12 12
Kalimantan Timur yang besarnya adalah Badan Pusat Statistik. 2012. Tana Tidung Dalam
Rp.1.002.000 /bulan karena itu, jika usaha jamur Angka. Badan Pusat Statistik Tana Tidung
tiram putih ini dijadikan sebagai usaha pokok
maka usaha itu belum bisa di jadikan sebagai usaha Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
pokok atau sebagai sumber pendapatan utama, Lingkungan Hidup Kabupaten Tana Tidung.
tetapi jika usaha tersebut dijadikan sebagai usaha 2013. Penyusunan Pemetaan Desa Rawan
sampingan maka dapat menjadi sumber pendapatan Pangan di Kabupaten Tana Tidung.Tana
tambahan keluarga . Tidung
5.5. Kendala-kendala yang di hadapi petani Laporan Akhir Pembuatan Databese Pertanian dan
Umumnya kendala-kendala yang di hadapi petani Pemetaan Potensi Peternakan Kabupaten
jamur tiram putih seperti: Bulungan. 2006. Dinas Pertanian
1. Penggunaan alat produksi yang masih Kabupaten Bulungan. Bulungan
sederhana, seperti pengunaan alat perebusan
yang hanya menggunakan drum bekas yang Munir, R. dan Budiarto. 1973. Population Theory.
disusun dua, untuk mengatur kelembaban suhu Bina Aksara, Jakarta
kumbung yang hanya mengunakan hand
sprayer, pada saat melakukan penanaman bibit Nurmala, T. 1998. Serealia Sumber Karbohirat
atau inokulasi yang hanya mengunakan Utama. Rineka Cipta, Jakarta
sterilisasi lampu alkohol
2. Serangan hama ulat yang banyak ketika suhu Prapnomo, Y. 2001. Pengolahan Jagung Sebagai
kumbung terlalu dingin Industri Kecil. Angkasa, Bandung
3. Keterbatasan modal dikarenakan biaya
produksi dan sarana produksi jamur tiram Rosyidi, S. 2009. Pengantar Teori Ekonomi:
putih memerlukan modal yang cukup besar Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
dan Makro. Rajawali Pers, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA