Anda di halaman 1dari 6

EPP. Vol. 10 No.1.

2013 : 52 - 57 52

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI TOMAT (Lycopersicum esculentum


Mill.) DI DESA BABULU DARAT KECAMATAN BABULU
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

(The Income and Marketing Analysis of the Tomato (Lycopersicum esculentum Mill.). In Babulu Darat Village
Babulu Subdistrict, of Penajam Paser Utara Regency)

Sri Wahyuni
Program Studi Agribisnis Universitas Mulawarman

ABSTRACT

The aims of this research were to calculate income of the tomato for a planting season, to know the
tomato marketing from the farmer to the trader and collector and know the marketing advantages gained
collector. This research was conducted from July to September 2013 in Babulu Darat Village Babulu
Subdistrict, Regency of Penajam Paser Utara. The research used census method and snow ball method for
sampling.
The result of this research indicate that the income amount of tomato in average of Rp. 61.579.939,58
mt¯¹respondent¯¹ha¯¹, and marketing of tomato that used in this research location was only till the local trader
of collector. The local trader of collector sold to big trader outside east Kalimantan like Banjarmasin city in
South Kalimantan. However, the limited of the time and cost caused the research could not finished the
distribution till the last consumer in South Kalimantan. The margin of marketing that obtained by collector is
about Rp.1,000.00 kg¯¹. Marketing advantages gained by collector of Rp.936.87 kg¯¹.

Keyword: income, tomato, planting season, marketing.


PENDAHULUAN pertumbuhan dan kesehatan. Tomat juga
mengandung zat pembangunan jaringan tubuh dan
Salah satu komoditi yang mempunyai zat yang menghasilkan energi untuk bergerak dan
potensi sebagai penyumbang pendapatan petani berfikir, antara lain karbohidrat, protein, lemak, dan
adalah Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum kalori.
Mill.). Sebagai bahan makanan, kandungan gizi Dalam buah tomat banyak terkandung zat-
buah tomat tergolong lengkap. Buah tomat sebagai zat yang berguna bagi tubuh manusia. Kandungan
salah satu komoditi yang mempunyai peluang gizi tomat yang ada di dalamnya antara lain
pemasaran yang cerah. Hal ini dapat dilihat dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin B1, B2, B3, C,
banyaknya buah tomat yang dimanfaatkan kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, serat, dan
masyarakat. Pemanfaatan buah tomat saat ini sudah air. Tomat mengandung karoten yang berfungsi
beragam selain dikonsumsi segar, buah tomat juga sebagai pembentuk provitamin A dan Lycoppen
sebagai penambah cita rasa dan kelezatan berbagai yang mampu mencegah kanker.
macam masakan, serta dimanfaatkan untuk industri Produksi tomat di Indonesia kian meningkat
(Wiryanata, 2002). dari ketahun. Jumlah produksi tomat sepanjang
Tomat merupakan satu dari sekian banyak tahun 1998-2005 telah meningkat dari 547.260 ton
jenis sayuran yang telah dikenal masyarakat. pertahun menjadi 647.020 ton per tahun. Dalam
Menurut andrew F. Smith dalam “The Tomato in periode yang sama, hanya terjadi dua kali
America”, tomat kemungkinan berasal dari daratan penurunan produksi, yakni tahun 2001 dengan
tinggi pantai barat Amerika Selatan. Setelah penurunan 109.401 ton dan tahun 2004 dengan
Spanyol menguasai Amerika Selatan, mereka penurunan 30.587 ton. Produksi tertinggi terjadi
menyebarkan tanaman tersebut ke koloni-koloni pada tahun 2003 sebesar 657.459 ton, sedangkan
mereka di Karibia. Selain itu, Filipina juga produksi terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar
menjadi titik awal penyebaran tomat di daerah 483.991 (Media, 2007).
lainnya di seluruh Benua Asia. Spanyol juga Permintaan pasar terhadap komoditas dari
membawa tomat ke Eropa. Tanaman ini tumbuh tahun ke tahun semakin meningkat namun, hingga
dengan mudah pada wilayah yang beriklim saat ini masih banyak kendala yang dialami para
mediteranian (Supriati dan Siregar, 2009). petani tomat, mulai dari masalah penerapan teknik
Tomat memiliki banyak manfaat. Rasa budidaya yang tepat, masalah hama dan penyakit
buahnya yang asam manis seakan memberikan pada tanaman tomat, hingga masalah pemasaran
kesegaran pada tubuh. Sebagai salah satu hasil panen (Media, 2007).
komoditas pertanian, tomat memiliki kandungan Desa Babulu Darat merupakan salah satu
vitamin dan mineral yang berguna untuk desa yang terletak di Kecamatan Babulu Kabupaten
Analisis Pendapatan dan Pemasaran Usahatani Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) 53
di Desa Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara
(Sri Wahyuni)

Penajam Paser Utara. Desa Babulu Darat memiliki orang atau kelompok lain yang memiliki
potensi lahan pertanian yang tinggi khususnya karakteristik serupa dan sebaliknya,
untuk pengembangan tanaman hortikultura. mengidentifikasikan yang lain. Ibarat bola salju
Sebagian besar penduduk Desa Babulu Darat yang menggelinding sehingga jika semakin lama
bermata pencaharian sebagai petani. Usahatani padi maka jumlah sampel semakin banyak (Sumarni dan
merupakan yang dominan diusahakan petani, Wahyuni, 2006).
namun ada pula jenis tanaman lain yang
diusahakan oleh petani tersebut yaitu tomat. Hasil Metode Analisis Data
yang diproduksi biasanya untuk dikonsumsi sendiri
sebagai bahan pangan dan ada pula yang dijual Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel,
dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan lalu dianalisis dan dibahas kemudian ditarik
keluarga. (PPL – Desa Babulu Darat, 2013). kesimpulan.
1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan yang
Waktu Dan Lokasi Penelitian diperoleh petani, dengan rumus :
I = TR – TC
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga Dimana :
bulan dari bulan Juli 2013 sampai dengan I = Pendapatan (Income)
September 2013 dengan lokasi penelitian di Desa TR = Total penerimaan (Total Revenue)
Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten TC = Total Biaya (Total Cost)
Penajam Paser Utara. a. Untuk mengetahui besarnya total
penerimaan yang diperoleh petani, dengan
Metode Pengambilan Data rumusan :
TR = Q x P
Data yang diperoleh dari penelitian ini Dimana :
adalah data primer dan data sekunder : TR = Total penerimaan (Total
1. Data primer yang diperoleh melalui pengamatan Revenue)
langsung kelapangan dan mengadakan Q = Total Produksi (Quantity)
wawancara dengan responden yaitu petani P = Harga (Price)
tomat dengan berpedoman pada daftar
pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun b. Untuk mengetahui besarnya total biaya
sesuai dengan tujuan penelitian. yang diperoleh petani, dengan rumusan :
2. Data sekunder diperoleh dari studi perpustakaan TC = TVC + TFC
dan pihak lainnya yang ada hubungannya Dimana :
dengan penelitian ini antara lain Dinas TC = Total Biaya (Total Cost)
Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara, TVC = Total biaya variabel (Total
Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Babulu, variable cost)
Badan Pusat Statistik (BPS). TFC = Total biaya tetap (Total fixed
cost)
Metode Pengambilan Sampel 2. Untuk mengetahui apakah menguntungkan
atau tidak, dengan rumus :
R/C = TR/TC
Pengambilan sampel responden petani
Dimana :
dilakukan di Desa Babulu Darat karena daratan
R = Penerimaan (Revenue)
desa ini sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan
C = Biaya (Cost)
pertanian sehingga penduduk desa ini bermata
TR = Total Penerimaan (Total Revenue)
pencaharian sebagai petani. Menurut Sugiono
TC = Total Biaya (Total Cost)
(2004), jika jumlah populasi kurang dari 30 orang,
3. Margin pemasaran adalah selisih antara harga
maka pengambilan sampel dilakukan secara
penjualan dan harga pembelian, dapat
sensus/sampel jenuh. Berdasarkan acuan di atas
dihitung dengan rumus :
maka metode pengambilan sampel yang digunakan
M = Hp – Hb
dalam penelitian ini dilakukan secara sensus
Dimana :
terhadap petani yang melakukan usahatani tomat di
M = Margin Pemasaran
Desa Babulu Darat sebanyak 20 orang.
Hp = Harga Penjualan
Sedangkan untuk pengambilan
Hb = Harga Pembelian
responden pedagang perantara pemasaran tomat
dilakukan dengan menggunakan metode snow ball
4. Untuk menghitung margin total, dengan
sampling (metode bola salju). Dalam teknik
rumus :
pengambilan sampel bola salju, peneliti memilih
Mt = M1 + M2 + M3 + ...Mn
satu kelompok atau satu orang, kemudian orang
Dimana :
atau kelompok digunakan untuk menempatkan
Mt = Margin Total
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 52 - 57 54

M1, ... Mn = Margin Pedagang berfungsi sebagai membrantas organisme penyebab


5. Keuntungan (Profit) adalah selisih antar bercak daun dan busuk daun, marshal berfungsi
margin pedagang dengan biaya total yang sebagai membrantas hama penggerek buah. Biaya
telah dikeluarkan pedagang, untuk pestisida yang dikeluarkan petani sebesar Rp.
menghitungnya digunakan rumus : 13.407.500,00 mt¯¹ dengan biaya rata-rata Rp.
= Mp – Bt 670.375,00 mt¯¹ responden¯¹. Pestisida yang
Dimana : digunakan adalah agrimec, bion M, score,
π = Keuntungan/profit metamidofos, actara, marshal, winder, samite,
Mp = Margin Pedagang antracol, bamex, dithane dan penalty. Rata-rata
Bt = Biaya Total harga masing-masing pestisida untuk usahatani
tomat yaitu agrimec Rp. 63.000 1¯¹, bion M Rp.
Hasil Analisis dan Pembahasan 110.000,00 1¯¹, score Rp. 49.000,00 1¯¹,
metamidofos Rp. 114.000 1¯¹, actara Rp. 18.750,00
Biaya produksi adalah biaya yang 1¯¹, marshal Rp. 69.375,00 1¯¹, winder Rp.
dikeluarkan petani untuk kegiatan usahatani tomat 40.000,00 1¯¹, samite Rp. 15.000 1¯¹, antracol Rp.
yang meliputi biaya sarana produksi, biaya tenaga 35.000,00 1¯¹, bamex Rp. 70.000,00 1¯¹, dithane
kerja, biaya penyusutan alat dan lain-lain. Rp. 71.250,00 1¯¹, penalty Rp. 15.000,00 1¯¹
(Lampiran 9).
Biaya Variabel (Variable Cost) 4. Biaya tenaga kerja
Biaya Variabel (Variable Cost) adalah biaya Biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan
yang dapat berpengaruh langsung terhadap tingkat lamanya hari kerja. Biaya tenaga kerja yang
produksi. Biaya variabel yang dikeluarkan dihitung dalam usahatani tomat di Desa Babulu
responden meliputi biaya bibit, pupuk, biaya Darat adalah biaya pengolahan lahan, pemasangan
pestisida, dan biaya tenaga kerja. mulsa, penanaman, pemasangan ajir, pemupukan,
perawatan, dan pemanenan. Biaya tenaga kerja
1. Biaya benih yang dikeluarkan petani tomat di Desa Babulu
Benih yang digunakan adalah varietas Darat sebesar Rp. 38.960.000,00 mt¯¹ dengan rata-
tantyna dari 20 responden. Biaya pembelian benih rata Rp. 1.948.000,00 mt¯¹ responden¯¹. Jumlah
dari 20 responden sebesar Rp. 16.900.000,00 mt¯¹ orang kerja pada usahatani tomat adalah sebesar
dengan rata-rata Rp. 845.000,00 mt¯¹ responden¯¹ 487,00 HOK dengan rata-rata 24,35 HOK
(Lampiran 6). responden¯¹. Jumlah hari kerja yang dihitung
2. Biaya pupuk adalah nilai dengan standar penuh tenaga kerja
Pupuk yang digunakan yaitu NPK mutiara, yang berlaku dilokasi penelitian. Upah yang
NPK Pelangi, NPK phonska yang berfungsi untuk berlaku untuk setiap kegiatan usahatani tomat
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan adalah Rp.80.000,00 hari¯¹, rincian penggunaan
khususnya batang, daun, akar dan menambah daya hari orang kerja dapat dilihat pada lampiran 10.
tahan tanaman terhadap penyakit, pupuk kandang
sebagai pupuk dasar yang berfungsi untuk Biaya Tetap (Fixed Cost)
kesuburan tanah, SP-36 berfungsi untuk Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang
mempercepat panen dan memperbesar prosentase tidak dapat berpengaruh langsung terhadap tingkat
terbentuknya bunga menjadi buah, Gandacil B produksi. Biaya tetap yang dikeluarkan responden
berfungsi mempercepat pertumbuhan daun dan yaitu biaya penyusustan alat.
buah. Biaya pembelian pupuk dari 20 responden Alat-alat yang digunakan dalam usahatani
sebesar Rp. 41.439.000,00 mt¯¹ dengan rata-rata tomat adalah cangkul, parang, arit, mulsa, ajir,
Rp. 2.071.950,00 mt¯¹ responden¯¹. Rata-rata sprayer, ember, rafia. Jumlah biaya penyusutan alat
harga masing-masing pupuk untuk usahatani tomat sebesar Rp.10.747.133,33 mt¯¹ dengan rata-rata
yaitu untuk Mutiara Rp. 9.500,00 kg¯¹, Phonska Rp.537.356,67 mt¯¹ responden¯¹ (Lampiran 11).
Rp. 1.375,00 kg¯¹, SP-36 Rp. 1.800,00 kg¯¹, pupuk
kandang Rp. 237,50 kg¯¹, Pelangi Rp. 2.700,00 Biaya Lain-lain
kg¯¹, Gandacil B Rp. 18.000,00 kg¯¹ (Lampiran 7 Biaya lain-lain mencakup biaya transportasi.
dan Lampiran 8). Biaya transportasi yang dikeluarkan responden
3. Biaya pestisida yaitu biaya bensin. Total biaya lain-lain yang
Pestisida yang digunakan adalah agrimec, dikeluarkan petani tomat adalah Rp.2.400.000,00
winder dan bamex yang berfungsi untuk mt¯¹ dengan rata-rata Rp.120.000,00 mt¯¹
membrantas hama thrip, bion M berfungsi untuk responden¯¹ (Lampiran 12).
membrantas hama antraknosa (patek), score dan Total biaya produksi yang dikeluarkan
penalty berfungsi untuk membrantas organisme petani tomat adalah sebesar Rp. 123.853.633,33
penyebab bercak kering pada daun dan batang, mt¯¹ dengan rata-rata Rp. 6.192.681,67 mt¯¹
metamidofos dan samite berfungsi sebagai reponden¯¹ (Lampiran 12).
membrantas hama tungau, actara dan dithane
Analisis Pendapatan dan Pemasaran Usahatani Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) 55
di Desa Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara
(Sri Wahyuni)

Produksi dan Penerimaan usahatani tomat tersebut rata-rata 3,82. Artinya


Produksi adalah hasil yang diperoleh petani setiap penambahan Rp. 1,00 biaya yang
tomat selama satu musim tanam. Produksi 20 dikeluarkan oleh petani akan menghasilkan
responden petani tomat di Desa Babulu Darat penerimaan sebesar Rp. 3,82. Nilai tersebut lebih
sebesar 79.000,00 kg mt¯¹ dengan produksi rata- besar dari 1, sehingga secara ekonomis usahatani
rata sebesar 3.950,00 kg mt¯¹ responden¯¹. Varietas tomat menguntungkan. Hasil penelitian ini
tomat yang berbeda akan membedakan jumlah hasil dikatakan efisien karena jumlah biaya produksi
produksi tomat yang dihasilkan. Penerimaan adalah usahatani tomat cukup rendah, salah satunya adalah
hasil kali antara jumlah produksi dengan harga jual biaya penyusutan alat dan harga jual dari tingkat
ditingkat petani, harga jual ditingkat petani per kg petani ke pedagang pengumpul cukup tinggi
Rp.6.000,00 kg¯¹ responden¯¹, harga jual ditingkat sehingga penerimaan yang diperoleh petani dapat
petani tersebut termasuk harga yang cukup tinggi dikatakan cukup besar maka dari itu nilai efisien
karena harga jual tertinggi mencapai sebesar yang dihasilkan cukup tinggi.
Rp.7.000,00 kg¯¹ responden¯¹ dan harga terendah
sebesar Rp.3.000,00 kg¯¹ responden¯¹. Penerimaan Pemasaran Tomat
petani tomat di Desa Babulu Darat sebesar Rp. Saluran pemasaran tomat
473.100.000,00 mt¯¹ dengan rata-rata Rp. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
23.655.000,00 mt¯¹ responden¯¹ (Lampiran 13). terhadap saluran pemasaran tomat di Desa Babulu
Darat diketahui bahwa dalam penyaluran
Pendapatan pemasaran tomat dari 20 responden terdapat 1
Pendapatan petani tomat di Desa Babulu orang pedagang pengumpul. Keseluruhan petani
Darat diperoleh dengan cara menghitung selisih menyalurkan hasil produksinya menggunakan jasa
penerimaan dengan pengeluaran. Besar pendapatan pedagang pengumpul. Hal ini dilakukan oleh petani
petani tomat di Desa Babulu Darat adalah Rp. karena jika petani tersebut mengantar sendiri ke
349.246.366,67 mt¯¹ dengan rata-rata pendapatan pasar maka mereka tidak mempunyai waktu yang
Rp.17.462.318,33 mt¯¹responden¯¹ (Lampiran 14). cukup untuk mengurusi lahan mereka dan
Untuk lebih jelasnya mengenai produksi, kemampuan mereka dalam memasarkan juga masih
penerimaan dan pendapatan usahatani tomat di kurang menyebabkan mereka akan rentan untuk
Desa Babulu Darat dapat dilihat pada tabel 9. dipermainkan di dalam pasar.
Saluran pemasaran tomat di Desa Babulu
Darat adalah saluran 4 tingkat yaitu dari petani
No Uraian Total (Rp mt¯¹)
Rata-rata Rata-rata (produsen) kepedagang pengumpul, kemudian
(Rp mt¯¹) (Rp mt¯¹ha¯¹) disalurkan ke pedagang besar luar daerah
(Banjarmasin) lalu disalurkan lagi ke pedagang
Biaya pengecer luar daerah (Banjarmasin), tetapi karena
1 Produksi 123.853.633,33 6.192.681,67 23.860.060,42
keterbatasan waktu dan biaya maka peneliti hanya
2 Penerimaan 473.100.000,00 23.655.000,00 85.440.000,00 meneliti saluran pemasaran tomat hingga sampai ke
3 Pendapatan 349.246.366,67 17.462.318,33 61.579.939,58 pedagang pengumpul di Desa Babulu Darat.
Berdasarkan saluran pemasaran tersebut maka
Dilihat dari jumlah pendapatan yang jumlah produksi tomat dari 20 petani responden
diterima oleh para petani cukup tinggi, namun sebesar 79.000,00 kg mt¯¹ dengan rata-rata
karena terbatasnya sarana dan prasarana 3.950,00 kg responden¯¹. Secara rinci kegiatan
infrastruktur seperti perbaikan jalan ke lokasi saluran pemasaran tomat dapat dilihat sebagai
pertanian, pembuatan kolam yang berfungsi berikut :
menampung air untuk penyiraman pada saat musim
kemarau dan lain sebagainya maka membuat Pedagang Pedagang Besar Pengecer
Petani
terkendalanya peningkatan produksi tomat. Pengumpul Lokal Luar Daerah Luar Daerah

R/C ratio
Untuk mengetahui apakah usahatani tomat Gambar 3. Saluran pemasaran tomat di Desa
di Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Babulu Darat (empat tingkat)
Kabupaten Penajam Paser Utara menguntungkan
atau tidak menguntungkan dilihat dari nilai efisien Biaya, Margin, dan Keuntungan
usahatani tomat . Nilai efisien usahatani tomat 1. Biaya Pemasaran
diketahui dengan R/C Ratio, yaitu membagi total Biaya pemasaran tomat adalah biaya yang
penerimaan (TR) dengan total biaya (TC). dikeluarkan dalam proses penyaluran tomat dari
. . , produsen sampai ke konsumen akhir. Biaya
R/C Ratio = = = 3,82
. . , pemasaran dihitung sampai produksi ke tangan
Dari hasil pengolahan dan perhitungan konsumen. Berdasarkan hasil penelitian proses
data, maka dapat diketahui bahwa dari nilai efisien tomat hanya sampai ke pedagang pengumpul lokal
EPP. Vol. 10 No.1. 2013 : 52 - 57 56

dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya yang pedagang besar luar daerah yaitu daerah
dimiliki oleh peneliti maka peneliti hanya meneliti Kalimantan Selatan. karena terbatasnya
sampai ke pedagang pengumpul lokal. Dari hasil waktu dan biaya yang menyebabkan
penelitian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh petani peneliti tidak menyelesaikan saluran
dan pedagang pengumpul tomat di Desa Babulu pemasaran hingga ke konsumen.
Darat meliputi biaya transportasi dan biaya 3. Margin yang diperoleh dari pedagang
pengemasan. pengumpul lokal sebesar Rp. 1.000,00
Pada tingkat pedagang pengumpul lokal kg¯¹. Keuntungan yang diperoleh dari
jumlah tomat yang dipasarkan sebanyak 16.000,00 pedagang pengumpul lokal sebesar Rp.
kg pemasaran¯¹, namun dalam penelitian ini 936,87 kg¯¹.
pedagang pengumpul lokal tidak memasarkan
keseluruhan hasil produksi tomat karena perbedaan
waktu petani dalam membudidayakan tomat. Biaya DAFTAR PUSTAKA
pemasaran yang dikeluarkan dari 1 responden yang
ada di Desa Babulu Darat meliputi biaya Abdullah, MF. 2005. Dasar-dasar Manajemen
transportasi dengan menggunakan kendaraan Keuangan. Universitas Muhammadiyah
bermotor dan biaya pengemasan. Biaya transportasi Malang. Malang.
pada petani tomat sebesar Rp. 200.000,000, biaya
pengemasan di keluarkan sebesar Rp. 810.000,00.
Total jumlah biaya pemasaran tomat sebesar Rp. Daniel, M. 2002. Pengantar ekonomi pertanian.
1.010.000,00. Secara rinci jumlah biaya pemasaran Bumi Aksara, Jakarta.
tomat pada pedagang pengumpul dapat dilihat pada
lampiran 16. Fitriani, Emi. 2012. Untung Berlipat Budidaya
2. Margin Pemasaran Tomat Di Berbagai Media Tanam. Cetakan
Berdasarkan hasil penelitian distribusi Pertama. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
margin hanya dapat diketahui sampai pada saluran
pemasaran pedagang pengumpul lokal
dikarenakan keterbatasan waktu dan biaya yang Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Jilid 1.
dimiliki oleh peneliti maka peneliti hanya meneliti Edisi Kesepuluh. Prenhalindo. Jakarta.
sampai ke pedagang pengumpul lokal. Pada
tingkat pedagang pengumpul lokal pemasaran Media. R.A. 2007. Panduan lengkap Budidaya
tomat memperoleh margin sebesar Rp. 1.000,00. Tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Secara rinci dapat dilihat pada lampiran 17.
3. Keuntungan Pemasaran Purwati, Etti & Khairunisa. 2008. Budidaya Tomat
Berdasarkan hasil penelitian keuntungan pemasaran Dataran Rendah. Cetakan III. Penebar
tomat hanya dapat diketahui sampai pada saluran Swadaya. Jakarta.
pemasaran pedagang pengumpul lokal dikarenakan
keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh
peneliti maka peneliti hanya meneliti sampai ke Samulson, P.A dan W.D. Nordhaus. 2003.
pedagang pengumpul lokal. Pada tingkat pedagang Ekonomi Mikro. Edisi kesepuluh.
pengumpul lokal pemasaran tomat keuntungan Prenhalindo. Jakarta.
yang diperoleh sebesar Rp. 936,87 kg¯¹.
Soekartawi. 2003. Teori ekonomi Produksi dengan
Kesimpulan pokok bahasan analisis fungsi cob-duuglass.
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai Soedarsono. 2004. Pengantar Ekonomi Mikro.
berikut: LP3ES. Jakarta.
1. Besarnya pendapatan usahatani tomat
sebesar Rp. 349.246.366,67 mt¯¹ dengan Sugiono, 2004. Metode Penelitian Administrasi.
rata-rata Rp. 17.462.318,33 mt¯¹ Alfabeta. Bandung.
responden¯¹, atau sebesar Rp.
1.231.598.791,68 mt¯¹ ha¯¹ dengan rata-
rata Rp.61.579.939,58 mt¯¹ ha¯¹ Sukirno, S 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi,
responden¯¹. Ed 3. Cetakan 17. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
2. Dalam penelitian ini saluran pemasaran
tomat hanya dapat diteliti hingga sampai
pedagang pengumpul lokal. Pedagang Sumarni, M dan Wahyuni, S. 2006. Metodelogi
pengumpul lokal kemudian menjual pada Penelitian Bisnis. Andi : Yogyakarta.
Analisis Pendapatan dan Pemasaran Usahatani Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) 57
di Desa Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara
(Sri Wahyuni)

Supriati. Y dan F.D. Siregar. 2009. Bertanam tomat


dalam pot dan polibag. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan teori, konsep


dan aplikasi. Edisi Pertama Cetakan Kedua,
Ekonisia. Jakarta.

Wiryanata, Bernardinus T. Wahyu. 2002. Bertanam


tomat. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai