Anda di halaman 1dari 9

[Type text] [Type text] [Type text]

ANALISIS FINANSIAL USAHA AGROINDUSTRI GULA AREN


(Suatu Kasus Di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua
Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku)

Ester D. Leatemia
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon

ABSTRAK

Pohon aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan pohon yang banyak menghasilkan
bahan-bahan industri yang sudah lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk dari tanaman ini
dapat dirnanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu produk pengolahan yang berasal dari
pohon aren yaitu air nira yang diolah menjadi gula aren (gula merah). Desa Tuhaha merupakan
salah satu desa di Kecamatan Saparua yang sebagian penduduknya bermata pencaharian tetap
sebagai pengusaha gula aren yang bersifat home industry.
Penelitian ini bertujuari untuk mengetahui keragaan pengolahan gula aren di Desa
Tuhaha, biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan gula aren untuk memperoleh
keuntungan kelayakan usaha dan titik impas (BEP = Break Event Point) yang dicapai oleh
pengusaha gula aren. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Penentuan
sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random samping) untuk pengusaha gula aren
sebesar 30 persen dari jumlah keseluruhan pengusaha (100 KK). Sehingga jumlah pengusaha
gula aren yang diambil sebagai sampel adalah 30 KK.
Hasil penelitian dapat diketahui bahwa Proses pembuatan gula aren masih bersifat
sederhana dan belum mempergunakan teknologi moderen. Rata-rata biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi gula aren adalah Rp. 84.577. Besamya penerimaan yang diperoleh
adalah Rp. 132.099, dengan rata-ratajumlah produksi gula aren 12,54 kg dan rata-rata harga jual
Rp. 10.555. Sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha adalah Rp. 47.521. Nilai R/C lebih
dari satu (1,63), ini berarti bahwa usaha gula aren layak untuk diusahakan. Nilai Break Even
Point (BEP) untuk produksi (7,52 kg.) dan penjualan gula aren (Rp. 78.738) lebih kecil bila
dibandingkan dengan rata-rata produksi dan penerimaan gula aren yang diterima oleh
pengusaha, sehingga usaha ini layak untuk diusahakan dan memperoleh keuntungan.

Kata Kunci: Analisis Penerimaan, Keuntungan, Break Event Point (BEP). Agroindustri

I. PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian haruslah dilakukan melalui pendekatan agribisnis secara
keseluruhan. Agribisnis yang didalamnya terdapat berbagai subsistem usaha yang saling
terkait, saling tergantung dan saling berpengaruh mulai dari subsistem hulu, usahatani dan
hilir serta jasa penunjang. Semua subsistem tersebut harus dikembangkan secara simultan,
serasi dan seimbang untuk menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai
tambah dan daya saing yang tinggi, baik di pasar domestik maupun pasar internasional.
Agroindustri merupakan salah satu subsistem agribisnis yang srategis, dimana dari
pengembangannya diharapakan terjadi peningkatan nilai tambah hasil pertanian melalui
pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi pengolahan. Agroindustri dapat
dipandang sebagai langkah awal menuju industrialisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan dan peningkatan kapasitas produksi berbagai pengolahan hasil pertanian.
Pohon aren atau enau (Arenga pinnata) merupakan pohon yang banyak menghasilkan
bahan-bahan .industri yang sudah lama dikenal. Hampir semua bagian atau produk dan

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1351


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Salah satu produk pengolahan
yang berasal dari pohon aren yaitu air nira yang diolah menjadi gula aren (gula merah).
Kabupaten Maluku Tengah merupakan salah satu daerah di Provinsi Maluku yang
memiliki potensi besar dalam pengembangan usaha gula aren. Kapasitas produksi gula aren
yang dihasilkan di Kabupaten Maluku Tengah adalah 848.252 kg/tahun. Kecamatan Saparua
merupakan penghasil gula aren terbesar di Kabupaten Maluku Tengah, dengan kapasitas
produksi per tahun adalah 504.900 kilogram. Desa Tuhaha merupakan salah satu desa di
Kecamatan Saparua yang sebagian penduduknya bermata pencaharian tetap sebagai
pengusaha gula aren yang bersifat home industry. Dalam memproduksi gula aren di Desa
Tuhaha, pengusaha masih mempergunakan teknologi yang sederhana. Produksi gula aren yang
dihasilkan dengan mempergunakan sumberdaya yang dimiliki oleh pengusaha untuk memperoleh
keuntungan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman pengolahan gula aren di
Desa Tuhaha, biaya-biaya yang dikelurkan dalam pembuatan gula aren untuk memperoleh
keuntungan, kelayakan usaha dan titik impas yang dicapai oleh pengusaha gula aren.

II. METODE PENELITIAN


Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Penentuan sampel dilakukan
secara acak sederhana (simple random samping) untuk pengusaha gula aren sebesar 30
persen dari jumlah keseluruhan pengusaha (100 KK). Sehingga jumlah pengusaha gula aren
yang diambil sebagai sampel adalah 30 KK.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer dikumpulkan dari pengusaha gula aren. Pengumpulan data primer melalui
wawancara mendalam (in-depth interview) dan pengamatan lang sung di lapangan (direct
observation). Data sekunder diperoleh dari literatur atau dokumen yang relevan, instansi-
instansi terkait dan kantor desa setempat.
Data yang diperoleh dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk
menghitung keuntungan dan kelayakan usaha gula aren, digunakan rumus sebagai berikut:

1. Untuk mengalisis biaya produksi digunakan rumus :


TC = TFC + TVC

Dimana : TC = Total biaya yang dikeluarkan (Rp)


TFC = Total biaya tetap (Rp)
TVC = Total biaya variabel (Rp)

2. Untuk menganalisis penerimaan digunakan rumus :


TR = Py.Y

Dimana : TR = Total penerimaan (Rp)


Py = Harga produk (Rp)
Y = Jumlah produksi (kg)

3. Untuk menganalisis keuntungan digunakan rumus :


π = TR - TC
Dimana : π = Keuntungan (Rp)
TR = Total penerimaan CRp)
TC = Total biaya (Rp)

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1352


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

Kriteria pengambilan keputusan :


1. Jika R/C > 1, maka usaha agroindustri gula aren layak untuk diusahakan.
2. Jika R/C < 1, maka usaha agroindustri gula aren tidak layak diusahakan.

Untuk mengetahui besamya titik impas pada usaha agroindustri gula aren di Desa
Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah digunakan analisis titik impas
(BEP = Break Event Point) sebagai berikut :

TFC
BEP (unit) =
Py−VC

TFC
BEP(Rp) = TVC
1−
S

Dimana : TFC = Total biaya tetap (Rp)


TVC = Total biaya variabel (Rp)
Py = Harga produk (Rp/kg)
VC = Biaya variabel/unit (Rp/kg)
S = Volume penjualan atau total penerimaan (Rp)

III. PEMBAHASAN
3.1. Keragaman Usaha Agroindustri Gula Aren
Usaha agroindustry gula aren di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten
Maluku Tengah merupakan usaha rumah tangga yang dikelola oleh keluarga. Banyaknya
keluarga yang mengusahakan gula aren di Desa Tuhaha dengan alasan usaha gula aren
sangat menguntungkan dan ketersediaan nira sebagai bahan baku pembuatan gula aren
mudah diperoleh.

3.1.1. Pengadaan Bahan Baku


Nira merupakan bahan baku utama untuk pembuatan gula aren. Pengusaha gula
aren memperoleh nira dengan cara menyadap sendiri, dimana pengusaha gula aren juga
merupakan petani. Penyadapan nira dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi hari
sampai dengan sore hari dan dari sore hari sampai dengan pagi hari.
Penyadapan nira dihasilkan dari penyadapan tongkol bunga jantan, bisa juga dari
bunga betina namun nira yang dihasilkan tidak memuaskan baik dari segi jumlah
maupun kualitas nira bila dibandingkan dengan bunga jantan. Sebelum dilakukan
penyadapan nira pada pohon enau, terlebih dahulu petani melakukan kegiatan persiapan
penyadapan seperti pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul tandan.
Pembersihan tongkol dilakukan dengan membersihkan ijuk atau gemutu yang ada di sekitar
tongkol dan membuang dua pelepah daun yang berada di atas dan di bawah tongkol
bunga. Setelah disekelilingi tongkol bersih, kemudian tongkol diayun-ayunkan dan dipukul
dengan tujuan untuk memperlancar keluamya nira melalui pembuluh kapiler (pembuluh
phloem). Pemukulan dan pengayunan tongkol dilakukan berulang- ulang selama tiga
sampai dengan empat minggu dengan selang waktu dua hari.

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1353


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

Untuk melihat apakah tongkol yang sudah dipukul dan diayun sudah atau belum
menghasilkan nira, maka tongkol ditoreh (dilukai) dengan mengunakan pisau. Jika
torehan belum mengeluarkan cairan maka tongkol tersebut kembali dipukul dan diayun lagi.
Bekas torehan pada tongkol ditutupi dengan kain lombar atau plastik untuk menghindari
serangga, air hujan dan kotoran-kotoran lain yang dapat mengurangi kualitas nira yang
dihasilkan. Jika torehan sudah mengeluarkan cairan maka sudah siap disadap niranya.
Nira ditampung dengan mempergunakan gen atau tabung bambu atau buah
kalabasa yang sebelumnya dibersihkan terlebih dahulu dan diberikan potongan kulit
pohon manggis dalam ukuran yang kecil. Pemberian potongan kulit pohon manggis
bertuj uan agar nira yang dihasilkan tidak masam dan tidak mempengaruhi wama gula aren.

3.1.2. Proses Pembuatan Gula Aren


Proses pembuatan gula aren biasanya tergantung dari jumlah nira yang dihasilkan.
Apabila jumlah nira yang dihasilkan banyak dalam sehari maka pengusaha dapat langsung
membuat gula aren, tetapi apabila nira yang diperoleh sedikit maka nira tersebut ditampung
dahulu sampai dua atau tiga hari barulah dibuat gula aren.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan gula aren sangat sederhana yaitu
tungku, wajan, serok, saringan yang terbuat dari anyaman bambu, tempurung kelapa, dan
lain-lain. Peralatan yang digunakan mudah diperoleh di pasar. Dalam pembuatan gula
aren tidak mempergunakan teknologi modern, sehingga gula aren yang dihasilkan memiliki
rasa dan ciri khas tersendiri.

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1354


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

Proses pembuatan gula aren dapat dilihat pada Gambar 1 berikut :

Pohon Aren atau Enau

Penyadapan Nira

Nira ditampung

Pemasakan nira selama 1 sampai 3 jam

Penyaringan nira pada saat dimasak


(nira mendidih)

Memasukan parutan / irisan daging kelapa atau kemiri pada


saat nira dimasak

Nira yang dimasak sudah kental (wajan diturunkan dari atas


tungku), kemudian diaduk sampai dingin

Nira kental dituangkan ke dalam cetakan (tempurung kelapa)


yang sebelumnya sudah dibasahi dengan air

Dibiarkan sampai nira kering dan padat selama 30 menit

Dikeluarkan dari cetakan sudah menjadi gula aren

Gula aren siap dikemas dengan menggunakan daun pisang


yang sudah kering

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1355


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa proses pembuatan gula aren


sangat.sederhana. Nira sebagai bahan baku pernbuatan gula aren disadap dari pohon aren
atau enau. Hasil pengumpulan nira selama satu hari ditampung dalam wajan untuk,
dipanaskan. Apabila nira yang dipanaskan menurut pengusaha gula aren masih sedikit,
maka pengusaha akan menunggu hasil sadapan nira hari berikutnya. Nira baru hasil
sadapan kemudian ditambahkan kedalam nira lama dan dimasak. Pemasakan nira diatas tungku
dengan panas yang merata selama satu sampai tiga jam, tergantung dari jumlah nira yang
dimasak. Pada saat pemasakan nira haruslah diaduk dengan menggunakan serok, Ketika
nira mendidih tampak kotoran-kotoran halus dan berbuih (busa) di permukaan nira,
untuk itu dilakukan penyaringan dengan mempergunakan saringan yang terbuat dari
anyaman bambu. Selanjutnya memasukan parutan atau irisan kelapa yang juga dapat diganti
dengan kemiri ke dalarn nira yang dimasak dengan tujuan untuk mempercepat proses
pengentalan. Pemasakan dihentikan pada saat nira telah kental. Wajan diturunkan dari atas
tungku, nira kental terus diaduk sampai nira mulai digin. Kemudian dituangkan ke dalam
cetakan (tempurung) yang sebelumnya sudah dibasahi dengan air. Pencetakan gula aren
memerlukan waktu 30 menit, dimana nira dibiarkan sampai kering dan padat. Gula aren
yang sudah siap kemudian dikemas dengan mernpergunakan daun pisang yang sudah
kering.

3.2. Analisis Biaya dan Keuntungan Usaha Agroindustri Gula Aren


3.2.1. Analisis Biaya Produksi
Seorang pengusaha dalam melakukan usahanya mengeluarkan berbagai biaya.
Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi disebut sebagai biaya produksi. Biaya
produksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel
(variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dihasilkan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya tergantung
dad jumlah produksi yang dihasilkan. Rata-rata jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satu kali
proses produksi gula aren dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-Rata Biaya yang Dikeluarkan dalam Proses Produksi Gula Aren di Desa
Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

Jenis Jumlah
Biaya Biaya
Rp %
A. Biaya Variabel
1. Tenaga Kerja 8.658 10,24
2. Kayu Bakar 5,694 6,73
Jumlah Biaya Variabel 14.352 16,97
B. Biaya Tetap
1. Sewa Pohon 27.877 32,96
2. Penyusutan Alat 18.022 21,31
3. Tali 3.722 4,40
4. Tempurung 3.160 3;74
5. Atap Walang 17.444 20,62
Jumlah Biaya Tetap 70.225 83,03
Total Biaya 84.577 100,00

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1356


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
satu kali proses produksi gula aren di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten
Maluku Tengah adalah Rp. 84.577, yang berasal dari biaya variabel Rp. 14.352 dan biaya
tetap Rp. 70.225. Jumlah biaya terbesar yang dikeluarkan dalam proses produksi adalah
biaya sewa pohon Rp. 27.877 (32,96 %). Dimana pengusaha gula aren juga merupakan
petani yang memiliki pohon enau atau aren, tetapi nira yang dihasilkan oleh pohon enau atau
aren milik mereka tidak mencukupi untuk menghasilkan gula aren sehingga mereka hams
menyewa lagi pohon arena Biaya yang dikeluarkan dalam jumlah kecil pada produksi gula
aren adalah biaya tempurung Rp. 3.160 (3,74 %). Tempurung kelapa sebagai alat
untuk mencetak gula aren biasanya dibeli oleh pengusaha apabila jumlahnya tidak
mencukupi. Ukuran tempurung kelapa yang digunakan oleh pengusaha untuk mencetak gula aren
(gula merah) sangatlah bervariasi.

3.2.2. Analisis Penerimaan


Penerimaan yang diperoleh pengusaha gula aren berasal dari jumlah produksi yang
dihasilkan dengan harga jual dari produk tersebut. Pengusaha di Desa Tuhaha Kecamatan
Saparua Kabupaten Maluku Tengah biasanya menjual gula aren pada saat hari pasar yaitu
hari Rabu dan hari Sabtu, tetapi ada juga pedagang yang langsung mengambil gula
aren dari rumah pengusaha untuk dijuaL Untuk meningkatkan penerimaan .maka
pengusaha biasanya menambah kapasitas produksi gula aren atau menaikan harga jual
gula aren. Untuk mengetahui jumlah produksi, harga jual dan penerimaan yang diperoleh
pengusaha gula aren maka dapat dilihat pada Tabe1 2.

Tabel 2. Rata-Rata Produksi, Harga Jual dan Penerirnaan Usaha Agroindustri Gula
Aren di Desa Tuhaha Kecamatan saparua Kabupaten Maluku Tengah.

URAIAN NILAI
1. Produksi (kg) 12,54
2. Harga J ual (Rp/kg) 10.555
3. Penerimaan (Rp) 132.099

Berdasarkan Tabel 2 dapat diIihat bahwa rata-rata jumlah produksi gula aren
ya:ng dihasilkan oleh pengusaha di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku
Tengah adalah 12,54 kg. Produksi gula aren yang dihasilkan tergantung dari banyaknya
nira yang diperoleh. Rata-rata harga jual gula aren adalah Rp. 10.555 dengan variasi
harga jual Rp 8.333 - Rp 13.333. Harga jual yang bervariasi tergantung dari besar kecilnya
gula aren yang dijual dan warna gula aren. Perbedaan harga jual juga disebabkan dari cara
memasarkan gula aren. Harga jual gula aren tinggi pada saat musim cengkeh, dirnana
dapat mencapai Rp. 23.333/kg. Rata-rata penerimaan yang diperoleh dari penjualan gula aren
adalah Rp 132.099. Penerimaan yang diperoleh bukanlah merupakan pendapatan bersih karena
belum dikurangi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan pada saat produksi gula aren.

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1357


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

3.2.3. Analisis Keuntungan


Keberhasilan suatu usaha pada akhirnya akan dinilai dengan besarnya keuntungan atau
pendapatan yang diperoleh. Keuntungan yang diperoleh didapat dari selisih penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Rata-rata keuntungan
yang diperoleh pengusaha gula aren dapat dilihat pada Tabel3.
Tabel 3. Rata-Rata Keuntungan Usaha Agroindustri Gula Aren di Desa Tuhaha
Kecarnatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

URAIAN NILAI
1. Keuntungan (Rp) 47.521
2. R/C Ratio 1,63

Berdasarkan Tabel 3 dapat diIihat bahwa rata-rata keuntungan yang diperoleh


pengusaha gula aren di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah adalah
Rp .: 47.521. Keuntungan yang diperoleh pengusaha gula aren merupakan pendapatan bersih
yang sudah dikurangi dengan biaya produksi dan penerimaan dari penjualan gula aren.
Rata-rata RIC yang diperoleh dalam mengusahakan gula aren adalah 1,63. R/C merupakan
perbandingan antara jumlah penerimaan dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam produksi
gula aren. Nilai R/C usaha agroindustri gula aren lebih besar dari satu maka layak untuk
diusahakan. Untuk itu diperlukan adanya usaha-usaha pengembangan agar dapat menjadi
usaha unggulan daerah.

3.2.4. Analisis Break Even Point (BEP)


Analisis Break Even Point (titik impas) adalah merupakan analisis yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat produksi dimana tidak ada keuntungan dan tidak ada kerugian.
Analisis Break Even Point menunjukkan hubungan penjualan, biaya dan keuntungan. Analisis
Break Even Point (titik impas) untuk usaha gula aren di Desa Tuhaha Kecamatan Saparua
Kabupaten Maluku Tengah dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Break Even Point (titik impas) pada Usaha Agroindustri Gula Aren di
Desa Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah.

URAIAN NILAI
1. BEP (kg) 7,52
2. BEP (Rp) 78.738

Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah produksi yang harus dihasilkan oleh
pengusaha gula aren agar impas atau tidak mengalami kerugian maupun keuntungan
adalah 7,52 kg. Rata-rata produksi gula aren yang dihasilkan oleh pengusaha dalam satu kali
produksi adalah 12,54 kg. Hal ini menunjukkan bahwa produksi gula aren yang dihasilkan
oIeh pengusaha di Desa Tuhaha di atas titik impas, sehingga layak untuk diusahakan.
Break Even Point (titik imp as) untuk penjualan gula aren adalah Rp. 78.738. Rata-rata
penerimaan yang diperoleh pengusaha gula aren adalah Rp. 132.099.
Hal ini menunjukkan bahwa ni1ai titik imp as untuk penjulan gula aren lebih kecil
bila dibandingkan dengan penerimaan, sehingga pengusaha memperoleh keuntungan dengan
mengusahakan gula aren.

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1358


Ester. D. Leatemia : 1351 - 1359 [Type text] ISSN : 1907-5324

Keuntungan yang didapat pengusaha apabila melakukan analisis keuangan adalah


pengusaha akan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah penerimaan yang
akan diperoleh, sehingga dapat melakukan perencanaan untuk pengunaan faktor- faktor
produksi dan keuntungan yang akan dicapai dalam usaha gula aren. Selain itu pengusaha
juga dapat melakukan pengembangan usaha Iebih lanjut.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan
1. Usaha agroindustri gula aren di Desa Tuhaha masih bersifat industri rumah
tangga (home industry) yang dikelola oleh keluarga. Proses pembuatan gula aren
masih bersifat sederhana dan belum mempergunakan teknologi modern.
2. Rata-rata biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi gula aren adalah
Rp. 84.577. Besamya penerimaan yang diperoleh adalah Rp. 132.099, dengan rata-rata
jumlah produksi gula aren 12,54 kg dan rata-rata harga jual Rp. 10.555. Sehingga
keuntungan yang diperoleh pengusaha adalah Rp. 47.521. Nilai R/C lebih dari satu
(1,63), ini berarti bahwa usaha gula aren layak untuk diusahakan.
3. Nilai Break Even Point (BEP) untuk produksi (7,52 kg.) dan penjualan gula aren (Rp.
78.738) lebih kecil bila dibandingkan dengan rata rata produksi dan penerimaan gula
aren yang diterima oleh pengusaha, sehingga usaha ini layak untuk diusahan dan
memperoleh keuntungan.

4.2. Saran
1. Perlu adanya standardisasi mutu gula aren yang dihasilkan oleh pengusaha di Desa
Tuhaha Kecamatan Saparua Kabupaten Maluku Tengah
2. Untuk pengembangan usaha agroindustri gula aren di Desa Tuhaha, perIu adanya
kerjasama berbagai pihak dalam hal pelatihan, penyuluhan dan pembimbingan dari
instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Hatta Sunanto, 1993. Aren, Budidaya dan Multigunanya. Penerbit Kanisius,


Yogyakarta

Muslimin Nasution, 2002. Pengembangan kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk


Agroindustri. IPB Press, Bogor.

Slamet Soeseno, 2000. Bertanam Aren. PT. Penebar Swadaya, Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Wasis, 1992. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Penerbit Alumni, Bandung.

Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3. No 1. Februari – April 2008 1359

Anda mungkin juga menyukai