Efficiency Anallyisi Of Sate Bulayak In Lembuak Village, Narmada Sub District, West
Lombok Regency
ROHAENI
Alamat : Narmada
No Hp : 087863881551
ABSTRAK
To improve the livestock sub-sector in the national economy, the government has sought to
continue to promote the development of livestock industry in Indonesia by providing various
facilities and support and creating a climate that encourages the growth and development of
livestock industry in Indonesia. Along with the development of livestock industry, also
developed a variety of processed products of livestock production. Processing livestock products
can be done with simple equipment and various advanced equipment. Some examples of
processed products produced by farms are processed abon (chicken meat, beef), jerky, various
traditional foods such as sate Madura, sate pusut, sate bulayak, etc.
so the purpose of this research is (1). To know the income of sate bulayak business in
Lembuak Village, Narmada Sub District, Lombok Barat Regency, (2). To Know Efficiency of
sate bulayak business in Lembuak Village, Narmada Sub-district, West Lombok Regency and
(3). To find out the problems faced by the effort of sate bulayak in Lembuak Village, Narmada
Sub District, West Lombok Regency. The results of the research show that (1). Production cost
at sate bulayak business in Lembuak village, Narmada sub-district is Rp 455,642 per production
process which consist of variable cost of sate bulayak business Rp. 454,099 per production
process, and fixed cost of Rp. 1,543 per production process. (2). Revenues earned on sate
bulayak business in the village of Lembuak District Narmada Rp 182.347 per production process
and monthly income of Rp. 4.923.369, (3). The effort of sate bulayak in Lembuak Village of
Narmada District is efficient with R / C Ratio value obtained from this business is 1,4 (R / C> 1).
(4). Problems in business satay bulayak, among others, the marketing of sate business such as
lonely consumers and tend to increase the price of raw materials into complaints of traders sate
bulayak.
Keywords: Business Analysis
3
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriftif, yaitu suatu metode dalam meneliti
kelompok manusia atau objek , suatu kondisi, sistem pemikiran atau suatu kelas pariwisata
pada masyarakat sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskriftif , gambaran atau lukisan
secara sistematis , faktual dan akurat mengenai fakta-fakta , sifat-sifat serta hubungan antara
phenomena yang diselidiki. (Nazir,2009).unit analisisadalah pedagang sate bulayak di Desa
Lembuak Kecamatan Narmada.Penelitianinidilakukan di Desa Lembuak Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat yang ditentukan secara Purposive Sampling atas dasar pertimbangan
bahwa di desa tersebut merupakan pedagang yang paling banyak.Penentuan jumlah responden
dalam penelitian ini dilakukan dengan caraQuota Samplingsebanyak 30 responden.
4
Pengumpulan responden dengan cara Accidental Samplingyaitu teknik dimana seseorang
tersebut diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut berada di tempat dimana
seorang peneliti menemukan orang tersebut dengan syarat sampel yang akan diambil tersebut
adalah pedagang/usaha sate bulayak.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis dengan cara sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tingkat pendapatan usaha sate bulayak digunakan analisis biaya dan
pendapatan (Soekartawi, 2005).
I=TR-TC
Keterangan:
I = Pendapatan
TR = Total Penerimaan
2. TC = Total BiayaEfisiensi usaha sate bulayak, diukur dengan menghitung perbandingan
antara rata-rata penerimaan dengan rata-rata biaya, dengan rumus Revunue cost ratio (R/C
Ratio) berikut (tim penulis PS,2007);
R/C =TR/TC
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Total Revenue)
TC = Total pengeluaran (Total Cost)
Kriteria keputusan :
Jika R/C ≥ 1,maka usaha tersebut dikatakan efisien
Jika R/C < 1, maka usaha tersebut dikatakan tidak efisien.
3. Masalah
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam usaha sate bulayak, dilakukan secara
deskriftif yaitu dengan inventarisasi terhadap masalah yang timbul, baik dari dalam diri
pedagang maupun dari luar.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa bahan baku pembuatan sate bulayak yang
paling banyak di lokasi penelitian adalah dari daging ayam, hal ini sesuai dengan permintaan
5
konsumen, selain itu para pedagang bisa memperoleh keuntungan yang lebih banyak di
bandingkan dengan bahan baku dari daging sapi dan jeroan, Sehingga di peroleh keuntungan
yang lebih banyak. Keberlanjutan usaha sate bulayak sangat bergantung pada ketersediaan dan
harga bahan baku itu sendiri.Dalam usaha sate bulayak terjadi mobilitas usaha karena para
pedagang sudah memiliki lokasi berjualan masing-masing.
4.4.1. Umur Responden
Kondisi umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan fisik
seseorang dalam melakukan aktifitasnya dalam kehidupan sehari hari.Selain itu, kematangan
psikologis yaitu tingkat rasionalis dalam mengambil suatu keputusan untuk memilih alternative
yang terbaik juga dapat dipengaruhi oleh umur.
6
Berdasarkan Tabel 4.3. Kisaran Umur Responden
No. Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 < 15 0 0
2 15 – 64 30 100
3 >64 0 0
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.3. Kisaran umur responden pedagang sate bulayak adalah 15-65
tahun yaitu sebanyak 30 orang dengan persentase 100%. Menurut Simanjuntak (1985)
menyatakan bahwa golongan umur produktif berkisar antara 15-65 tahun, secara fisik maupun
mental pedagang memiliki kemampuan untuk berusaha dalam menghasilkan barang dan jasa.
Semakin tinggi umur seseorang, diasumsikan memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak
dalam berinteraksi, sehingga dalam menilai suatu inovasi seseorang akan lebih rasional pada
pengalaman hidupnya.
Proses pembuatan sate bulayak. Pertama-tama di lakukan persiapan bahan baku dan
bahan penolong serta alat-alat yang akan digunakan. Bahan baku meliputi : daging sapi, daging
ayam, usus sapi, (sesuai selera) bumbu, kelapa, jeruk limau, gula, kecap, sedangkan bahan
penolong antara lain :arang, tusuk sate, dan bahan bakar. Alat-alat yang di gunakan adalah
pisau, panci, wajan, sendok,pengaduk dan talenan
Selanjutnya tahap pembuatan sate adalah sebagai berikut :
a) Kelapa yang sudah di kupas kulinya lalu di cuci kemudian di parut setelah selesai di paru
lalu di tambahkan air secukupnya kemudian ambil sarinya (air santannya jangan terlalu
jernih dan encer) tujuannya agar menghasilkan santan yang lebih pekat untuk menjaga
keaslian rasa yang gurih.
b) Bumbu yang sudah siap saji kemudian di goring sampai mengeluarkan aroma,lalu
tuangkan santan yang sudah siap pakai, lalu di aduk rata sampai santan tersebut mulai
mengental (sesuai yang diinginkan pedagang
c) Setelah beberapa menit kemudian santan di biarkan dingin, kemudian setelah santan
dingin lalu di pindahkan ke wadah baru yang bersih dan kering, tujuannya agar bumbu
yang sudah jadi tersebut lebih tahan lama dan tidak cepat basi.
d) Bahan baku atau daging yang sudah disiapkan kemudian daging tersebut dipotong-
potong (sesuai keinginan).
e) Setelah daging selesai dipotong kemudian daging tersebut ditusuk.
f) Selanjutnya daging yang sudah ditusuk sudah siap dibakar namun sebelum dibakar
terlebih dahulu sate diolesi bumbu, tujuannya agar bumbu lebih meresap.
g) Setelah sate selesai dibakar, lalu ditaruh di piring dan dituangkan bumbu dan irisan cabai
biar menggugah selera.
h) Selanjutnya pembuatan bulayaknya ini, dimana bulayak ini memegang peran yang
penting dalam hal ini. Cara Pembuatan hamper sama dengan lontong pada umumnya tapi
menggunakan daun enau sebagai pembungkusnya, setelah siap, kemudian
i) Sate Bulayak siap disajikan.
7
4.6. Produksi dan Penerimaan Usaha Sate Bulayak
Produksi adalah hasil total yang diperoleh pedagang selama satu kali proses produksi
dinyatakan dalam porsi. Penerimaan yaitu hasil kali antara jumlah produksi sate bulayak dengan
harga per porsi dalam satuan rupiah. Untuk mengetahui secara rinci rata-rata produksi, harga,
dan penerimaan usaha sate bulayak di Desa Lembuak Kecamatan Narmada disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.9.Rata-rata Produksi, Harga dan Penerimaan Usaha Sate Bulayak di Desa
Lembuak Kecamatan Narmada.
Untuk mengetahui pendapatan bersih usaha sate bulayak di desa Lembuak Kecamatan
Narmada dapat di luha pada tabel berikut:
Table 4.10.Pendapatan Bersih Usaha Sate Bulayak Di Desa Lembuak Kecamatan
Narmada.
1 Penerimaan 637.989
2 Biaya Produksi 455.642
3 Pendapatan 182.347
Sumber : Data Primer Diolah
Dari tabel 4.10 diketahui rata-rata pendapatan bersih usaha sate bulayak sebesar Rp
182.347 per proses produksi. dengan penerimaan sebesar Rp 637.989 per proses produksi. Dan
biaya produksi sebesar Rp 455.642 per proses produksi.
Efisiensi usaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan pedagang
memperoleh barang dengan biaya serendah-rendahnya untuk menghasilkan keuntungan yang
setinggi-tingginya. Untuk mengetahui kelayakan usaha sate bulayak ini lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11.Efisiensi Usaha Sate Bulayak Di Desa Lembuak Kecamatan Narmada.
8
No Uraian Nilai (Rp/PP)
1 Penerimaan 637.989
2 Total Biaya 455.642
3 R/C 1,4
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4.11. diperoleh hasil perhitungan perbandingan antara penerimaan
dengan total biaya produksi pada usaha sate bulayak di Desa Lembuak Kecamatan Narmada
sebesar 1,4 (R/C > 1). Nilai R/C= 1,4 berarti setiap 1 (satu) rupiah biaya produksi yang
dikeluarkan padausaha sate bulayak di Desa Lembuak Kecamatan Narmada dapat memberikan
penerimaan sebesar 1,4 rupiah. Nilai R/C = 1,4> 1, maka usaha sate bulayak di Desa Lembuak
Kecamatan
Narmada secara financial efisien untuk dikembangkan.
Berdasarkan hasil penelitian, masalah yang dihadapi responden ada pada pemasaran
seperti sepinya konsumen pada hari-hari tertentu seperti hari kerja sehingga sate tidak habis
terjual. Masalah harga bahan baku yang cendrung naik akan berpengaruh pada produksi. Dan
masalah yang kedua cuaca, jika hari hujan pedagang tidak berjualan di karenakan kondisi dan
tetmpat yang tidak mendukung
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
9
Berdasarkan hasil penelitian dan terbatas pada permasalahan yang timbul dalam penelitian
ini, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Agar para pengusaha memperhitungkan atau memperkirakan berapa porsi yang akan laku
sehingga menghindarkan dari kerusakan pada bulayak dan sate yang diproduksi.
2. Karena kenaikan harga yang melonjak cara mencegahnya yaitu dengan cara
mengantisipasi dan mengecilkan ukuran sate atau mengurangi jumlah bulayaknya dan
3. meningkatkan harga jual per proses produksi.
DAFTAR PUSTAKA