Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu masih menggunakan alat tradisional secara
turun temurun yang usianya sudah cukup tua. Pengolahan gula aren terbagi menjadi 2 tahap
pemasakan dan pengemasan dimana dari segi biaya pengrajin mendapat untung rata-rata
Rp.900.661 dengan R/C ratio 1,25 dapat dikatakan bahwa agroindustri gula aren untung dan
pengolah gula aren di Dusun Kalatin, sebesar Rp. 3.310.000/hari. Dari jumlah penerimaan yang
diperoleh seluruh pengolah gula aren dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.411.902
maka, diperoleh keuntungan oleh 18 orang pengolah yaitu Rp. 898.098/hari jika tidak dihitung
biaya bahan baku, maka setiap pengolah memperoleh keuntungan Rp. 49.898. Namun, jika
dihitung biaya bahan baku maka kerugian yang dialami oleh seluruh pengolah gula aren yaitu
sebesar Rp. – 2.903.902/hari dengan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp. 6.213.902 dan setiap
pengolah mengalami kerugian sebesar Rp. - 161.327/hari. Bila biaya untuk bahan baku dan upah
tenaga kerja dalam keluarga tidak diperhitungkan maka pengolahan gula aren di Dusun Kalatin
menguntungkan secara ekonomi dan layak diusahakan ditunjukkan oleh nilai R/C = 1,37.
yang diperoleh pengrajin gula aren di Desa Tulo’a yaitu sebesar Rp. 1.395.684/bulan atau Rp.
16.748.208/tahun. Dengan nilai R/C Ratio sebesar 2,12. Berdasarkan kriteria nilai R/C Ratio
lebih dari satu berarti dapat dikatakan usaha pengrajin gula aren di Desa Tulo’a menguntungkan
biaya yang dikeluarkan oleh petani aren di Kota Tomohon selama satu bulan produksi adalah Rp
2.196.815,- dan biaya yang dikeluarkan selama satu tahun produksi sebesar Rp 26.361.780,-.
Dari total biaya tersebut diperoleh penerimaan per bulan sebesar Rp 4.123.600,- dan rata-rata
penerimaan per tahun sebesar Rp 49.483.200,-. Berdasarkan biaya dan penerimaan tersebut,
diperoleh pendapatan sebesar Rp 1.926.785,- per bulan dan pendapatan per tahunnya sebesar Rp
23.121.420,-. Nilai R/C ratio diperoleh > 1, sehingga usahatani aren dinilai layak untuk
diusahakan.
Hasil Penelitian yang dilakukan Septiawan (2017), menunjukkan : (1) Besarnya biaya
produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh perajin gula aren yang berada di Desa Sidamulih
sebesar Rp 156.396 (2) Besarnya penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin gula aren adalah
sebesar Rp 175.568 dan besarnya pendapatan yang diperoleh perajin gula aren adalah sebesar Rp
19.172 dalam satu kali proses produksi, dan (3) Besarnya R/C pada agroindustri gula aren
menunjukkan bahwa para perajin tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan sebab
terbukti memberikan keuntungan kepada perajin. R/C pada agroindustri gula aren tersebut
sebesar 1,15 menunjukkan bahwa setiap Rp 1,- biaya yang dikeluarkan pada agroindustri
tersebut akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,15 sehingga pendapatan yang diperoleh sebesar
Rp 0,15.
Penelitian Putra (2020), menunjukkan bahwa nilai tambah produk gula aren di Desa
Gunung Kembang, Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan sebesar Rp. 2.700/kg
dengan rasio nilai tambah 41%. Marjin yang didapatkan dalam pengolahan gula aren adalah Rp.
3.600/kg.
Hasil Penelitian yang dilakukan Prasetiyo (2018), menunjukkan bahwa (1) Pengolahan nira
kelapa menjadi gula merah yang dilakukan oleh agroindustri di Dusun Karangrejo, Desa
Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar memberikan nilai tambah yang tinggi sebesar
76,01% atau Rp705,90 dari setiap 1 liter nira kelapa menjadi 0,12 kg gula merah. Distribusi nilai
tambahnya adalah 76,01% untuk nilai tambah, 21,42% untuk bahan baku nira kelapa, dan 2,56%
untuk input lain. (2) Biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh agroindustri gula merah di Dusun
Karangrejo, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar setiap bulannya adalah
Rp2.797.699,76, dengan jumlah produksi gula merah sebanyak 420 kg per bulan dan mampu
sebesar Rp560.089,71. (3) Nilai R/C Ratio pada agroindustri gula merah di Dusun Karangrejo,
Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar sebesar 1,2 sehingga agroindustri ini
Penelitian yang dilakukan Hadwa (2017), menunjukkan bahwa (1) Besarnya biaya
agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu
kali proses produksi adalah sebesar Rp 41.905,53; besarnya penerimaan agroindustri gula semut
di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi
adalah sebesar Rp 60.000,00; besarnya pendapatan agroindustri gula semut di Desa Sidamulih
Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis dalam satu kali proses produksi adalah sebesar Rp
18.094,00, dan besarnya R/C agroindustri gula semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican
Kabupaten Ciamis adalah sebesar 1,43. (2) Besarnya nilai tambah agroindustri gula semut di
Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis adalah sebesar Rp 1.327,94 per
kilogram.
Hasil Penelitian Irma (2015), menunjukkan bahwa (1). Pendapatan rata-rata usaha
33.542,61/proses produksi atau sebesar Rp 440.427,58/bulan, (2). Nilai tambah pada kegiatan
usaha agroindustri gula aren adalah Rp 1.156,10/liter bahan baku dan rasio nilai tambah adalah
35,97 persen, (3). Pada Pemasaran poduk gula aren produsen menggunakan dua saluran
Produsen – Pedagang Pengecer – Konsumen dengan total margin pemasaran yang di dapat tiap
Penelitian yang dilakukan Puji Ajita Lestari (2019), menunjukkan bahwa pendapatan atas
biaya tunai sebesar Rp2.976.013,89 dan pendapatan atas biaya total sebesar Rp529.747,40
Agroindustri gula kelapa menguntungkan dengan R/C >1 yaitu R/C atas biaya tunai sebesar 3,66
dan R/C atas biaya total 1,15 dan layak diusahakan karena memiliki nilai tambah positif yaitu