Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal Nasional

JUDUL : ANALISIS FINANSIAL PENERAPAN KONSEP


GREEN SUPPLY CHAIN
JURNAL : GREEN SUPPLY CHAIN
VOLUME & HALAMAN : VOL.16 NO.1 HAL. 1-5
TAHUN : 2016
PENULIS : I.B SURYANINGRAT, & YUSROLANA
REVIEWER : AKBAR RASYID PERMADI
TANGGAL : 7 DESEMBER 2019

Tujuan : Desa Sidomulyo termasuk desa perkebunan dimana mayoritas


penduduknya adalah petani kopi. Jadi Tanaman kopi mempunyai peran penting
pada bidang pengembangan ekonomi yang mampu menunjang kesejahteraan bagi
para penduduk.
Teori mendukung : Di kabupaten Jember, dikenal Desa Sidomulyo, Kecamatan
Silo yang merupakan salah satu produsen biji kopi, yang memiliki potensi cukup
besar sebagai pengembangan kopi rakyat, Yang Berdasarkan Dinas Perkebunan
(2012) mencapai 58,99%
Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo
Kabupaten Jember sebagai desa binaan Universitas Jember sekaligus laboratorium
lapang untuk kegiatan pembelajaran. Bagian awal penelitian dilakukan dengan
identifikasi masalah melaui observasi lapang. Konsep keberlajuatan kopi rakyat
dilandasi dengan 2 faktor, yaitu analisis secara ekonomi dan analisis lingkungan.
Hasil: Pada tahun 2010 Sidomulyo telah memiliki kerjasama dengan PT Indokom
Citra Persada. Dimana hasil pengolahan kopi semi basah dipasarkan oleh PT
Indokom Citra Persada. Pengolahan kopi di Sidomulyo telah menetapkan 90
anggota kelompok tani yang hasil panennya diolah di unit pengolahan ini.
Anggota kelompok tani tersebut tersebar di 5 dusun yaitu Dusun Curahmani,
Dusun Krajan, Dusun Garahan kidul, Dusun Curah Damar, Dusun Gunung
gumitir dan Dusun Sidodadi. Pengolahann ini diberi nama pabrik ―Ketakasi―
yang diketuai oleh perseorangan dan diolah oleh beberapa pengurus.
Kesimpulan & saran : Desa Sidomulyo terletak di Kecamatan Silo Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Desa Sidomulyo berada di area yang dikelilingi oleh
pegunungan atau perbukitan, sehingga dilihat dari potensi alamnya,. Desa
Sidomulyo merupakan salah satu produsen kopi di kecamatan Silo yang telah
memiliki lembaga penunjang Koperasi Buah Ketakasi yang berperan penting pada
keberadaan petani kopi. Adanya pengolahan kopi ini dapat menjamin dan
menunjang kesejahteraan sebagian besar kehidupan masyarakat Desa Sidomulyo.
Unit ini menjadi sentra pengolahan sekaligus pendapatan para petani kopi.
Suryaningrat (2016a) mengatakan dalam hal pembangunan ekonomi, industri
pengolahan buah (produk pertanian) berkontribusi cukup signifikan terhadap
pekerjaan dan penghasilan. Hal ini sesuai dengan kondisi nyata yang ada di Desa
sidomulyo bahwa keberlanjutan pengolahan kopi memberikan kesempatan pada
setiap petani untuk tetap bekerja.
Review Jurnal Internasional

JUDUL : MENGANALISISMODEL PERSEDIAAN


INVENTARIS 4 LAPIS RANTAI PASOK RAMAH
LINGKUNGAN UNTUK MENYEMPURNAKAN
PRODUK RAMAH LINGKUNGAN DALAM
TAHAP KEJELASAN TAHAP 2
JURNAL : GREEN SUPPLY CHAIN
VOLUME & HALAMAN : VOL.19 NO.5 HAL.1-19
TAHUN : 2019
PENULIS : SUBRATA PANJA & SYAMAR KUMAL MODAL
REVIEWER : AKBAR RASYID PERMADI
TANGGAL : 7 DESEMBER 2019

Tujuan : GSCM berfokus pada aliran bahan, aliran informasi, dan aliran berbagai layanan
dari pemasok melalui produsen atau penyedia logistik ke pelanggan akhir dengan
mengingat konteks kelestarian lingkungan. Sebagai contoh, perusahaan manufaktur
peralatan terkemuka di India, seperti Godrej bertujuan untuk memastikan pengurangan
25% dalam konsumsi energi dalam proyek (Good & Greenvision,2020) mereka dengan
mengaplikasikan rantai pasokan ramah lingkungan.
Teori mendukung : Produksi produk ramah lingkungan memainkan peran penting dalam
pengembangan GSCM, karena untuk memanfaatkan berbagai keuntungan GSCM,
produksi produk ramah lingkungan harus diperbesar. Jamali dan RastiBarzoki (2018)
menggambarkan "produk ramah lingkungan adalah yang memiliki efek negatif lebih
sedikit pada kesehatan manusia dan lingkungan"
Metode : Diproduksi dengan cara yang lebih konservatif energi dan produk-produk
dikirim ke pasar tanpa pengemasan. Kemudian, tingkat peningkatan produksi produk
ramah lingkungan adalah meningkatkan kerentanan pelanggan terhadap produk-produk
tersebut dan sebagai akibatnya total permintaan pelanggan meningkat. Oleh karena itu,
banyak perusahaan produksi yang telah berkonsentrasi pada produksi produk ramah
lingkungan dan mengirimkan produk-produk tersebut kepada pelanggan melalui
pengecernya.
Hasil : kekuatan setiap siklus akan dihasilkan dan menghasilkan produk hijau dalam
siklus yang sama panjang dan mengirimkan produk-produk ini kepada pelanggan dalam
siklus dengan panjang yang sama. (i) jumlah siklus bisnis yang optimal (ii) jumlah siklus
pengisian bahan baku yang optimal dan (iii) tingkat kehijauan produk yang optimal

Kesimpulan : Untuk pertama kalinya mempertimbangkan persediaan produksi yang


tidak sempurna dengan model ramah lingkungan dengan efek ramah lingkungan
jika menggunakan banyak bahan baku, tetapi juga karena harga lebih tinggi, yang
tergantung kuantitas yang di generalisasi telah terstruktur dan dipasok olah rantai
pasok tersebut dan mempertimbangkan rantai pasok ramah lingkungan, dimana
pemasok mengirim bahan baku ke satu produsen dan produsen mengirim produk
kepada peritel. Setelah itu merekan menjual produknya kepelanggan.

Saran : Dengan mempertimbangkan diskusi yang telah dibahas, dalam studi kami, kami
harus mengatasi beberapa kekurangan sebelumnya dalam pembentukan model persediaan
dan mengikuti kontribusi yang telah dibuat

Anda mungkin juga menyukai