Anda di halaman 1dari 14

Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No.

2 Desember 2020

PENERAPAN PRAKTIK GREEN BANKING PADA BANK


BUMN DI INDONESIA
Pipit Rosita Andarsari1, Yovhan Firdiansyah2
1
Dosen Akuntansi Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang
LLDIKTI Wilayah 7
Email : 1pipit.ra@asia.ac.id , 2yovhanfirdiansyah@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan inisiasi praktik green banking
pada bank BUMN di Indonesia tahun 2017- 2019 dengan mengidentifikasi isu-isu
pelaporan dan tingkat pengungkapan green banking serta merumuskan kategori
pelaporan dan indikator kegiatannya. Analisis isi dilakukan terhadap aktivitas
praktik green banking yang dapat dilihat pada laporan tahunan dan laporan
keberlanjutan bank BUMN periode 2017-2019. Hasil penelitian mengungkapkan
trend pengungkapan praktik green banking bank BUMN semakin meningkat
dalam kurun waktu 3 tahun terakhir . Indikator kegiatan green banking pada
bank BUMN dapat dikelompokkan dalam kategori pelaporan yang meliputi green
product, green operational, green customer, dan green policy.
Kata kunci: Bank BUMN, Green Banking

ABSTRACT
This study aims to describe the initiation of green banking practices at state-
owned banks on 2017-2019 by identifying reporting issues and the level of green
banking disclosure as well as formulating the reporting categorized and
indicators of its activities. Content analysis is carried out on information related
to green banking activities report in the annual report and sustainability report of
BUMN banks for the period 2017-2019. The research findings that green banking
practice disclosure have been increasing over the past 3 years. Indicators of
green banking activities in state-owned banks can be grouped into several
reporting categorized namely, green products, green operations, green customers
and green policies.

Keywords: State-owned Bank, Green Banking

PENDAHULUAN
Dewasa ini dampak polusi dan pencemaran lingkungan semakin
membahayakan. Krisis kesehatan global semakin meningkat ,dimana terdapat
sekitar 7 juta orang kehilangan nyawa per tahun berdasarkan data World Health
Organization (WHO). Kesadaran akan perbaikan dan pengelolaan lingkungan
233
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

hidup yang lebih baik tampaknya telah menjadi kesadaran bersama. Slogan
kembali ke alam mulai didengungkan dimana-mana, tak terkecuali pada industri
perbankan di Indonesia. Istilah green banking sudah sering terdengar dalam
beberapa tahun terakhir. Green banking is an effort to make industries grow green
and in the process restore the natural environment with a view to ensuring green
safety and sustainable ecological balance (Bhardwaj & Malhotra, 2013). United
Nations Environmental Program (UNEP, 2014) defines green economy/ green
banking as “one that results in improved human well-being and social equity,
while significantly reducing environmental risks and ecological scarcities”.

Konsep green banking telah mempengaruhi sektor perbankan di Indonesia


saat ini, terutama sejak Bank Indonesia (BI) mewajibkan seluruh perbankan di
Indonesia untuk menerapkan praktik green banking dalam bisnisnya. Hal ini
dianggap penting terkait dengan Undang-undang No 32 Tahun 2009, tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengharuskan semua
aktivitas ekonomi untuk patuh mendorong kelestarian lingkungan dengan
pemberian sanksi baik pidana bagi pelakunya hingga pencabutan izin lingkungan.
Jika hal ini tidak segera diterapkan terutama dalam sektor perbankan, akan
berpotensi meningkatkan resiko hukum, resiko kredit dan reputasi bank.

Muhamat dan Nizam (2010) menyatakan bahwa Perbankan yang beretika


dalam menjalankan bisnisnya secara bertahap mendapatkan perhatian dan
pengakuan dari para deposan dan investor yang tidak hanya mencari tempat untuk
menyimpan dan menginvestasikan uang mereka secara aman, akan tetapi juga
tempat dimana uang mereka disalurkan untuk aktivitas produktif yang bebas dari
segala elemen yang menyumbang kemerosotan terhadap standar hidup dan aspek
lingkungan. Hal kedua yang menjadi concern BI bahwa sektor perbankan perlu
memberi dukungan terhadap pembiayaan sektor pertanian dan energi yang ramah
lingkungan karena kedua hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi
seluruh bangsa Indonesia. Dengan adanya dukungan tersebut diharapkan negara

234
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

kita akan mampu melakukan swasembada pangan dan energi serta berkontribusi
dalam permasalahan dunia seperti penurunan efek rumah kaca yang telah menjadi
komitmen Indonesia kepada dunia internasional.

Penerapan green banking merupakan salah satu upaya merubah paradigma


lama pembangunan nasional dari greedy economy menjadi green economy dimana
greedy economy dilihat dari nilai gross domestic product yang mangakibatkan
adanya eksploitasi terhadap sumber daya alam sedangkan green economy
merupakan pertumbuhan ekonomi yang tetap memperhatikan 3P (people, profit
dan planet). Konsep 3P merupakan upaya pembangunan berkelanjutan.

Operasional perbankan pada dasarnya tidak memberikan jejak lingkungan


yang besar (environmental footprint), karena bergerak di bidang jasa. Dampak
yang terlihat pada umumnya sebatas penggunaan kertas, penggunaan energi listrik
dan air berlebih, serta sampah. Akan tetapi, sektor ini merupakan sumber utama
pembiayaan dari berbagai sektor industri seperti, kertas ,batu bara, kimia, pulp
and paper, makanan dan minuman dsb. Dengan pemberian kredit untuk
membiayai aktivitas produksi seperti diatas sedikit banyak berdampak pada
penurunan kualitas lingkungan. Penelitian tentang praktik green banking di
Bangladesh menemukan bahwa sektor perbankan merupakan salah satu sumber
utama pembiayaan industri kertas, baja, kimia, semen, energi, tekstil dsb yang
merupakan sumber emisi karbon paling tinggi (Nazamul Hoque, 2019). Green
banking signifikan mendorong praktik perbankan yang ramah lingkungan dan
mengurangi emisi karbon serta mempromosikan tanggung jawab sosial perbankan
dimana bank penting mempertimbangkan aspek lingkungan sebelum memutuskan
membiayai proyek ramah lingkungan dan memiliki implikasi lingkungan di masa
depan (Bihari, 2011)

LANDASAN TEORI
Regulasi Perbankan Hijau Di Indonesia
235
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

Dasar hukum untuk melihat praktik perbankan hijau di Indonesia dapat


dilihat Pasal 67 UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH), yang menyatakan bahwa "Setiap orang
berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta
mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup”. Selanjutnya
pada pasal 68 menyatakan bahwa Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau
kegiatan berkewajiban (a) Memberikan informasi yang terkait dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu; (b) Menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan (c) Mentaati
ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup.

Bank Indonesia juga telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia (PBI)


No. 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Dalam pasal 11
ayat 1 point e PBI yang menyatakan penilaian terhadap prospek usaha
termasuk upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara
lingkungan hidup. Peraturan Bank Indonesia tersebut telah diatur pelaksanaannya
dengan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI) No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli
2013 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum menyatakan bahwa
“Dalam rangka penyaluran dana, Bank harus memperhatikan jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL sebagaimana ditetapkan
dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL”.

Dengan adanya regulasi yang mengatur tentang praktik perbankan hijau


diharapkan bank-bank yang beroperasi di seluruh Indonesia segera mengadopsi
dan mengimplementasikan praktik perbankan hujau yang saat ini sedang menjadi
isu global dalam upaya mendorong inklusi keuangan berkelanjutan. Terdapat 8
perbankan dengan aset terbesar di Indonesia menyatakan komitmen terhadap
Inisiasi praktik green banking yaitu dengan pemberian kredit ramah lingkungan.
Delapan (8) bank tersebut adalah Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, Bank
Muamalat, BRI Syariah, BJB dan bank Artha Graha Internasional. Komitmen
tersebut dituangkan dalam penandatanganan green banking pilot project oleh
delapan bank tersebut.

236
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan mengidentifikasi inisiasi
praktik green banking pada Bank BUMN di Indonesia pada tahun 2017-2019.
Analisis data dilakukan dengan evaluasi terhadap konten pelaksanaan praktik
green banking pada laporan tahunan dan laporan keberlanjutan bank pada tahun
penelitian, selanjutnya mengidentifikasi poin-poin implementasi bank
berwawasan lingkungan dengan merujuk pada 16 indikator model green banking
yang dirumuskan oleh Shaumya & Arulrajah (2016) yaitu pelatihan dan
pendidikan tentang kesadaran lingkungan, evaluasi kinerja lingkungan, sistem
penghargaan berbasis lingkungan, penghematan penggunaan kertas (paperless),
penggunaan peralatan hemat energi, pengelolaan limbah/daur ulang, bank ramah
lingkungan, green loan, proyek hijau (green project), fasilitas green enterprise,
evaluasi kredit berbasis green, pengelolaan kantor cabang (green branch),
kebijakan berbasis lingkungan, kemitraan berbasis lingkungan (green
partnership), perencanaan strategis berbasis lingkungan (green strategic
planning), green procurement.

Dengan menggunakan skala dikotomi, nilai 1 akan diberikan jika terdapat


indikator pelaporan green banking, dan 0 jika sebaliknya. Merujuk pendekatan
yang dilakukan Ullah & Rahman (2015) serta Masud, et. al. (2017),
pengungkapan green banking pada masing-masing bank dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:

GBD = ∑𝑑𝑖

I=1

Keterangan:

GBD = Pengungkapan Green Banking bank i tahun t

237
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

di = 1 jika melaporkan, dan 0 jika sebaliknya

n = jumlah pengungkapan indikator Green Banking yang diharapkan

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa laporan tahunan dan
laporan keberlanjutan bank tahun 2017 , 2018 dan 2019 pada Bank BUMN di
Indonesia yaitu BNI, BTN, Bank Mandiri dan BRI. Penggunaan periode
penelitian selama 3 tahun terakhir diharapkan mampu menggambarkan praktik
penerapan green banking sejak ditandatanginya kesepakatan pelaksanaan green
banking di Indonesia antara OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan KLH
(Kementerian Lingkungan Hidup) tahun 2014 lalu dan kecenderungan luas
pengungkapan praktik green banking dari tahun ke tahun.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Didalam sistem pasar keuangan yang semakin modern intervensi
pemerintah semakin dikurangi dan institusi keuangan memiliki peran yang sangat
penting dalam mendorong pembangunan yang tidak lagi berorientasi pada profit
semata, tetapi juga lebih memperhatikan keseimbangan antara pembangunan dan
perlindungan lingkungan hidup dari kerusakan yang akhirnya akan merugikan
masyarakat secara umum. Deklarasi collevecchio yang merupakan inisiatif dari
kelompok organisasi non pemerintah yang memiliki perhatian terhadap
keterlibatan bank di proyek-proyek yang mengandung resiko terhadap
lingkungan, masyarakat dan hak asasi manusia mendorong institusi keuangan
untuk berkomitmen terhadap terhadap beberapa hal yaitu komitmen pada
keberlanjutan, komitmen untuk tidak merusak, komitmen untuk
bertanggungjawab, komitmen atas akuntabilitas, komitmen akan transparansi, dan
komitmen akan tata kelola dan pasar yang berkelanjutan (Prakarsa Responsi Bank
Indonesia, Juli 2014).

Keuangan berkelanjutan didefinisikan sebagai dukungan menyeluruh dari


industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang dihasilkan dari
keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup. Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) juga telah mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 51 /POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi
Lembaga Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik. Pada Pasal 2 dari POJK
238
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

tersebut mengatur lembaga jasa keuangan (LJK), emiten, dan perusahaan publik
wajib menerapkan keuangan berkelanjutan dalam seluruh kegiatan usahanya.
Choudhury et al. (2013) menyatakan bahwa bank-bank harus go green dan
memainkan peran pro aktif menjaga lingkungan untuk perbaikan fungsional dan
mengubah kebiasaan nasabah bertransaksi dalam bisnis perbankan. Penggunaan
teknologi lingkungan yang tepat dan penerapan sistem manajemen yang baik,
tidak hanya berguna bagi lingkungan, tetapi juga bermanfaat bagi efisiensi
operasional bank itu sendiri. Tujuan dan manfaat green banking memiliki dampak
positif terhadap lingkungan, terutama pada aspek keamanan dan biaya (Javelin,
2009). Bank BUMN diharapkan telah menerapkan praktik green banking dalam
kegiatan operasionalnya dan dapat menjadi role model bagi lembaga keuangan
lainnya khususnya di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data informasi pada
annual & sustainability report Bank BUMN di Indonesia tahun 2017, 2018 dan
2019.

Tabel 1. Isu-isu Pelaporan Praktik Green Banking pada Bank BUMN Tahun
2017-2019

No Isu pelaporan 2017 2018 2019


∑ % ∑ % ∑ %

1. Pelatihan dan pendidikan


kesadaran lingkungan 2 3.13 2 3.13 4 6.25
2. Evaluasi kinerja lingkungan 4 6.25 4 6.25 4 6.25
3. Sistem penghargaan berbasis
lingkungan 2 3.13 1 1.56 4 6.25
4. Penghematan penggunaan
kertas (paperless) 4 6.25 4 6.25 4 6.25
5. Penggunaan peralatan hemat
energi 4 6.25 4 6.25 4 6.25
6. Pengelolaan limbah/daur ulang 4 6.25 4 6.25 4 6.25

7. Bank ramah lingkungan 4 6.25 4 6.25 4 6.25


8. Green loan 4 6.25 4 6.25 4 6.25
9. Pembiayaan proyek hijau (green 4 6.25 4 6.25 4 6.25
project)
10. Fasilitas green enterprise 4 6.25 4 6.25 4 6.25
11. Evaluasi kredit berbasis 4 6.25 4 6.25 4 6.25
12. lingkungan
Pengelolaan kantor cabang hijau 4 6.25 4 6.25 4 6.25
13. (green branch)
Kebijakan berbasis lingkungan 3 4.69 4 6.25 4 6.25
14. (green policy)
Kemitraan berbasis lingkungan 4 6.25 3 4.69 4 6.25
(green partnership)
15.
Perencanaan strategis berbasis 4 6.25 4 6.25 4 6.25
239
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

16. lingkungan 4 6.25 4 6.25 4 6.25


Green Procurement

14.75 92.2 14.5 90.63 16 100


Rerata
Sumber : Berbagai Sumber,Diolah

Isu-Isu Pelaporan Praktik Green Banking pada Annual Report &


Sustainability Report Bank BUMN 2017 s/d 2019

Penelitian ini mengidentifikasi dan mendeskripsikan isu-isu green banking


yang dilaporkan oleh bank BUMN dalam laporan tahunan dan lapora n
keberlanjutan bank menggunakan indikator model green banking yang
dikembangkan oleh Shaumya & Arulrajah (2016). Pada Tabel 1 dapat dilihat
bahwa dalam 3 tahun periode penelitian 2017-2019 menunjukkan praktik green
banking telah dilaksanakan oleh sebagian besar Bank BUMN. Pada akhir 2019
Bank BUMN hampir melaksanakan praktik green banking secara keseluruhan.
Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan telah mematuhi benar peraturan yang
harus dilaksanakan terkait kewajiban pelaksanaan green banking pada seluruh
kegiatan operasional bank. Pada tahun 2017 jumlah aktivitas green banking
yang dilaporkan sebanyak 14.75 atau sebesar 92,2% tahun 2018 hampir sama
yaitu 14.5 atau 90,63% dan setelah itu meningkat menjadi 16 atau 100% dari
indikator pelaksanaan praktik green banking.
Hal ini sejalan dengan kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Bank
Indonesia (BI) untuk mendorong fungsi intermediasi dan keuangan inklusif
sejalan dengan tren global di mana telah memasukkan aspek perlindungan
lingkungan hidup. Perbankan memerlukan arah dan kebijakan yang jelas dan
aturan yang memadai sehingga perbankan mampu mendukung pembangunan
yang berkelanjutan. Perbankan harus tegas dan selektif dalam penyaluran
kreditnya atau memegang teguh konsep green loan dalam memberikan bantuan
keuangan, khususnya kepada pihak-pihak kreditur yang terbukti dalam kegiatan
bisnis atau usahanya berdampak cukup besar terhadap kerusakan lingkungan.
Bank wajib memasukkan klausa mengenai kemungkinan terjadinya permasalahan
lingkungan hidup yang dapat berakibat terjadinya penghentian penyaluran kredit,
termasuk kemungkinan untuk banker’s clause yang merupakan salah satu
klausula yang tercantum di dalam polis asuransi yang secara tegas dinyatakan
bahwa Pihak Bank sebagai penerima ganti kerugian atas peristiwa yang terjadi
atas objek pertanggungan sebagaimana yang sudah disebutkan dalam perjanjian
240
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

asuransi tersebut.. Perbankan diharuskan terus memantau risiko lingkungan hidup


dari usaha yang dibiayai kreditnya. Tetapi implementasi green banking harus
didahului dulu dengan praktik green industry karena bank merupakan salah satu
pelaku industri. Sebab itu, sertifikasi green industry harus dipertegas, mengingat
hidup bank juga tergantung dari industri, agar tidak merugi maupun bangrut.
Bank Indonesia berharap praktik green banking pada bank BUMN akan
menjadi motivasi bagi perbankan lain untuk menjalani komitmen yang sama
karena konsep baru tentang green banking semestinya tidak hanya mengurangi
biaya dari aktivitas bank tetapi juga membantu keberlanjutan lingkungan (Gupta,
2015). Konsep green banking juga memberikan kontribusi positif dalam upaya
penguatan kebijakan fiskal dan moneter yang antara lain tercermin dari
menurunnya beban impor minyak dan produk pertanian karena terjadi
peningkatan pasokan energi domestik dari sumber-sumber energi terbarukan,
peningkatan efisiensi penggunaan energi oleh industri, dan peningkatan produk
pertanian organik yang didukung oleh perbankan nasional. Pada sisi lain, langkah
ini menjadi kontribusi perbankan dalam mendukung komitmen pemerintah
memperbaiki posisi Indonesia sebagai paru- paru dunia dengan menurunkan
emisi gas rumah kaca.
Tabel 2. Kategori Pelaporan dan Indikator Praktik Green Banking Bank
Domain Pelaporan Indikator kegiatan
Green Product Digital banking dengan memanfaatkan teknologi
informasi, seperti email dan berbagai aplikasi
terkini, e-billing, pembiayaan proyek ramah
lingkungan (green project), penggunaan teknologi
informasi digital untuk pengenalan produk dan
layanan bank, persyaratan dokumen AMDAL dalam
pemberian kredit (green financing)
Green Operational Paperless, Green office/green building,
memaksimalkan ruang terbuka hijau, efisiensi
konsumsi energi listrik, air, bahan bakar,
mengurangi dan mengolah volume limbah, gerakan
menabung dengan sampah, penyediaan infrastruktur
pendukung kegiatan operasional untuk penghematan
energi, inisiasi mitigasi emisi gas rumah kaca
Green Customer Edukasi nasabah untuk melakukan transaksi secara
online melalui internet banking, phone banking dan
sms banking, pemanfaatan digital teknologi dalam
241
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

pemberian layanan kepada nasabah secara online,


penanganan dan penyelesaian keluhan/pengaduan
nasabah secara responsif dengan pemanfaatan digital
banking.
Green Policy Komitmen dan kebijakan perbankan ramah
lingkungan, Kebijakan pelatihan dan pendidikan
yang berkaitan dengan konservasi lingkungan bagi
karyawan dan masyarakat, Prakarsa dan keterlibatan
bank untuk mendorong dan melatih karyawannya
mengenai gerakan hijau, himbauan, maklumat dan
peraturan perusahaan dalam rangka meminimalisir
dampak operasional perusahaan terhadap lingkungan
hidup, Kebijakan penyaluran dana bina lingkungan
dan program kemitraan pada aktivitas yang berkaitan
dengan lingkungan (green partnership),
Pertimbangan aspek lingkungan dalam perencanaan
strategik dan pembuatan keputusan bisnis (green
strategic planning)
Sumber : Berbagai Sumber,Diolah
Kategori Pelaporan dan Indikator Kegiatan Green Banking
Berdasarkan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan bank BUMN
dilakukan pengelompokan/kategorisasi pelaporan praktik green banking beserta
indikator kegiatannya seperti disajikan pada Tabel 2. Pengelompokan didasarkan
pada 4 hal yaitu : green product, green operational, green customer dan green
policy. Green product menurut Kasali (2005) memberikan definisi dari produk
hijau (green product) sebagai ilustrasi dari barang atau produk yang dihasilkan
oleh produsen yang terkait dengan rasa aman dan tidak menimbulkan dampak
bagi kesehatan manusia serta tidak berpotensi merusak lingkungan hidup. Di
samping itu, produk bersih juga dikaitkan dengan penggunaan bahan baku yang
senantiasa memperhatikan generasi mendatang, produk bersih juga bertujuan
untuk mengurangi sampah (waste) baik dari prosesnya maupun dari daur hidup
produk tersebut.
Green operational berkaitan dengan upaya bank untuk menjadikan
kegiatan operasional bank menjadi lebih baik dari waktu ke waktu dengan
kesadaran terhadap lingkungan yang semakin meningkat sebagai bank ramah
lingkungan (environmentally-friendly). Green customer Menurut Mills (2012)
merupakan perilaku konsumen yang dalam setiap tindakan konsumsinya
242
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

menerapkan wawasan ramah lingkungan. Green consumer disini diartikan


sebagai pemberian layanan terbaik kepada nasabah dengan tetap memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan termasuk memberikan kredit kepada nasabah
yang dalam bisnisnya tidak menimbulkan dampak kerusakan lingkungan (green
loan). Green policy merupakan kebijakan yang diambil perusahaan dengan
berpihak pada pelestarian lingkungan atau kebijakan bank yang ditujukan untuk
mengurangi dampak kerusakan lingkungan atas bisnis perbankan yang dijalankan
seperti penyaluran dana bina lingkungan dan program kemitraan (green
partnership) pada aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan, perbankan ramah
lingkungan serta pelatihan dan pendidikan yang berkaitan dengan konservasi
lingkungan bagi karyawan perbankan melalui gerakan hijau.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui inisiasi praktik green banking
pada Bank BUMN di Indonesia pada tahun 2017 s/d 2019 dengan
mengidentifikasi isu-isu pelaporan pada laporan tahunan dan laporan
keberlanjutan bank, mengidentifikasi dan mengkuantifikasi tingkat
pengungkapan praktik green banking serta mengelompokkan pelaporan dan
indikator kegiatannya.
2. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh Bank BUMN telah
melaksanakan praktik green banking dan melaporkannya dalam laporan
tahunan dan laporan keberlanjutan Bank selama 3 tahun berturut-turut yaitu
tahun 2017, 2018 dan 2019. Bahkan di tahun 2019 praktik green banking
benar-benar telah dilaksanakan 100% oleh Bank BUMN tersebut. Pelaporan
dan indikator kegiatan green banking dapat dikelompokkan dalam kategori
green product, green operational, green customer dan green policy yang
mengarah pada upaya perbankan untuk mensinergikan bisnis keuangan
dengan risiko lingkungan dan sosial.

243
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

IMPLIKASI PENELITIAN
Adapun implikasi dari penelitian ini antara lain :
1. Hasil penelitian secara praktis akan memperbaiki kinerja Bank dengan melihat
praktik penerapan green banking sebagai salah satu usaha untuk
mempertahankan keberlanjutaan usaha perusahan. Dalam aspek kebijakan,
penelitian ini mendukung pentingnya regulasi bagi lembaga keuangan bank
untuk berpraktik secara lebih etis yang mengarah pada bank berwawasan
lingkungan. Regulasi diperlukan sebagai pedoman teknis bagi perbankan
untuk mengimplementasikan green banking, sehingga akan memudahkan bagi
otoritas untuk mengawasi dan mengevaluasi kepatuhan (compliance) bank-
bank dalam implementasi praktik green banking dari tahun ke tahun.
2. Penelitian ini juga memberikan dukungan terhadap teori stakeholder yang
menyatakan bahwa Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah
entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus
memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan
suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder kepada perusahaan tersebut. Semakin powerful stakeholder, maka
semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan sosial
dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholdernya
(Handoko, 2014).

DAFTAR PUSTAKA
Bihari, S.C. 2011. Green banking-towards socially responsible banking in India.
International Journal of Business Insights & Transformation, 4 (1), 82-87.
Choudhury, T.T., Salim, Md., Al Bashir, Md.M., & Saha,P. 2013. Influence of
Stakeholders in Developing Green Banking Products in Bangladesh.
Journal ofFinance and Accounting, 4(7): 67-77.

244
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

Fatihudin, D., Jusni & Mochklas, M. 2018. How Measuring Financial


Performance. International Journal of Civil Engineering and Technology
(IJCIET), 9(6): 553–557
Gupta, J. 2015. Role of green banking in environment sustainability: A study of
selected commercial banks in Himachal Pradesh. International Journal
of Multidisciplinary Research and Development, 2 (8), 349-353
Javelin. 2009. Consumers Think Green, But Don’t Actthat Way. Credit Union
Journal. January 5.
Kasali, Rhenald. 2005. Sembilan Fenomena Bisnis, Manajemen student society
MSS, FEUI Official Site.
Masud, Md.A.K., Bae, S.M., & Kim, J.D. 2017. Analysis of Environmental
Accounting and Reporting Practices of Listed Banking Companies in
Bangladesh. Sustainability 9, 1717. doi : 10.3390/su 9101717
www.mdpi.com/journal/ sustainability
Mills, Rebecca M. Ag. (2012). What It Means to Go Green: Reduce, Reuse,
Repurpose, and Recycle. Logan, Utah State University
Mochklas, M., & Wibowo, T.S. (2018). Dasar-Dasar Manajemen Membangun
Organisasi. Surabaya: TS. Publisher
Muhamat dan Nizam . 2010. The Development of Ethical Banking Concept
Amongst the Malaysian Islamic Banks. iCAST 2010, The Gurney Hotel
Resort & Residences Penang, February 24-25.
Oktaviani, M., & Mochklas, M. (2019). Free Cash Flow, Size, and Earning
Management. 1st Borobudur International Symposium on Humanities,
Economics and Social Sciences (BIS-HESS 2019, Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, volume 436
Perkumpulan Prakarsa Responsi Bank Indonesia. 2014. Mengawal Green Banking
Di Indonesia Dalam Kerangka Pembangunan berkelanjutan.
Sembiring, M.J., Fatihudin, D., Mochklas, M., & Holisin, I. (2020). Banking
Employee Performance During Pandemic Covid-19: Remuneration And

245
Jurnal EKSEKUTIF Volume 17 No. 2 Desember 2020

Motivation. Journal of Xi'an University of Architecture & Technology,


12(7): 64-71.
Shaumya, K. & Arulrajah, A.A. 2016. Measuring Green Banking Practices:
Evidence from Sri Lanka. 13th International Conference on
Business Management 2016. SSRN: https://ssrn.com/abstract=2909735 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.2909735
Teoriti. Jurnal JIBEKA,Vol.8 No.2, hlm.74.
Ullah, M.H., & Rahman, M.A. 2015. Corporate social responsibility reporting
practices in banking companies in Bangladesh: Impact of regulatory
change. Journal of Financial Reporting & Accounting,13 (2), 200–225
Yunus Handoko. 2014. Implementasi Social and Environmental Disclosure dalam
Perspektif

246

Anda mungkin juga menyukai