Anda di halaman 1dari 10

Jurnal INTEKNA, Volume 16, No.

2, November 2016: 101-200 ISSN 1412-5609 (Print)


ISSN 2443-1060 (Online)

PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY


BERDASARKAN GLOBAL REPORTING INITIATIVE
(GRI-G4) PADA PERBANKAN INDONESIA

Widya Ais Sahla 1)Siti Sophiah Rothbatul Aliyah 2)


(1)Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin
(2)Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin
Ringkasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengungkapan CSR pada perbankan
Indonesia berdasarkan pedoman GRI G-4 (163 item). Objek penelitian ini yaitu empat Bank
yang terdiri dari Bank BRI, Bank BNI, Bank Danamon dan Bank Permata. Data diambil dari
official website berupa laporan keberlanjutan (sustainability reporting) yang termuat dalam
laporan tahunan (annual reporting) tahun 2015. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis isi dengan membandingkan pengungkapan CSR berdasarkan GRI G-4 dan
memberikan skor pada masing-masing pengungkapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
skor CSR tertinggi adalah Bank BRI 143 (88%) jika diungkapkan dengan kriteria 1 dan (44%)
jika diungkapkan sempurna dengan kriteria 2. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
pada keempat Bank, kategori ekonomi lebih banyak diungkapkan, pelatihan dan pendidikan
juga menjadi perhatian besar, sedangkan kategori lingkungan pengungkapannya sangat jauh
dari cukup mengingat industri perbankan yang tidak terlibat langsung dengan alam dalam
operasionalnya.

Kata kunci: CSR, GRI-G4, laporan keberlanjutan, Bank BRI, Bank BNI, Bank Danamon,
Bank Permata.

1. PENDAHULUAN tidak ada jaminan bahwa perusahaan bisa


menjalankan usahanya dalam jangka panjang.
Keberadaan dan keberlanjutan suatu Demikian pula pada dunia perbankan,
perusahaan tidak bisa dipisahkan dari dimana Bank merupakan lembaga keuangan
masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya, yang berlandaskan kepercayaan dari
ada hubungan timbal balik antara perusahaan masyarakat dan dihadapkan pada banyak
dengan masyarakat, karena saat ini kondisi risiko. Atas dasar kepercayaan dan risiko
keuangan saja tidak cukup untuk menjamin tersebut Bank harus dapat mengelola
nilai perusahaan tumbuh secara keduanya dengan baik dan dituntut untuk
berkelanjutan. transparan dalam hal penyampaian laporan
Keberlanjutan perusahaan hanya akan keuangannya. Kemampuan bank untuk
terjamin apabila perusahaan memperhatikan memiliki kinerja keuangan dan tata kelola
dimensi sosial dan lingkungan hidup. Konsep perusahaan yang baik menjadi hal yang
pembangunan berkelanjutan menjelaskan penting karena akan menjadi bahan
bahwa perusahaan adalah alat bagi manusia pertimbangan para investor yang ingin
untuk menjamin tujuan bersama dalam tiga menginvestasikan dananya ke bank tersebut
ranah, yaitu (1) keadilan intra dan antar yang tercermin melalui nilai perusahaan
generasi dalam dimensi ekonomi; (2) sosial (Asrarsani; 2013). Dengan demikian, praktik
dan (3) lingkungan. Apabila terdapat kondisi tata kelola menjadi sangat penting dengan
tidak seimbang terhadap tiga ranah tersebut semakin meningkatnya risiko yang dihadapi
maka hampir bisa dipastikan akan bank.
menghasilkan konflik. Konflik antara Konsep Corporate Social Responsibility
perusahaan dan masyarakat luas yang yang selanjutnya disebut CSRkemudian
mendambakan keadilan dalam tiga ranah itu menjelaskan apa saja bentuk-bentuk tanggung
dipastikan akan membuat perusahaan dalam jawab yang harus diemban oleh perusahaan
kondisi yang berisiko. Dalam kondisi demikian, dalam menjaga keseimbangan tiga ranah di
atas, sementara teori stakeholder menjelaskan

130
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200
ISSN 2443-1060 (Online)

kepada siapa saja perusahaan harus sebuah tren global, membuat industri
bertanggung jawab. perbankan saat ini juga telah menyebutkan
Pelaporan CSR telah dikembangkan atas aspek pertanggungjawaban sosial dalam
dasar pendekatan TBL (Triple Bottom Line), laporan tahunannya.
yang merupakan referensi paling relevan yang Pertanggungjawaban sosial dalam
dikembangkan oleh Elkington (1997). TBL industri perbankan saat ini lebih kepada
memberikan pandangan bahwa sebuah prinsip kepedulian perbankan terhadap
perusahaan yang ingin berkelanjutan harus berbagai hal kehidupan, baik masyarakat,
memperhatikan “3P”. Selain mengejar maupun Negara yang berupa kepedulian
keuntungan (profit), perusahaan juga mesti terhadap perekonomian, kehidupan rakyat
memperhatikan dan terlibat pada pemenuhan banyak, masalah lingkungan, dan
kesejahteraan masyarakat (people) dan turut kependudukan. Pada undang-undang No.10
berkontribusi aktif dalam menjaga kelestarian tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-
lingkungan (planet). Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan,
Pelaporan tentang CSR perusahaan yang pengaturan Corporate Social Responsibility
semula bersifat sukarela (voluntary) menjadi (CSR) dilihat dari pengertian bank dalam pasal
bersifat wajib (mandatory) dengan 1 butir 2: ‘‘Bank adalah badan usaha yang
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 40 menghimpun dana masyarakat dalam bentuk
Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. simpanan dan menyalurkannya kepada
Dalam pasal 74 dijelaskan bahwa perseroan masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-
yang menjalankan kegiatan usahanya di bentuk lainnya dalam rangka peningkatan
bidang dan/atau berkaitan dengan sumber taraf hidup rakyat banyak’’.
daya alam, wajib melaksanakan tanggung Dari pengertian tersebut, dapat dilihat
jawab sosial dan lingkungan, apabila tidak bahwa perbankan juga memiliki kewajiban
melaksanakan kewajiban tersebut akan tanggung jawab sosial pada masyarakat hal ini
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan dapat dilihat pada kalimat ‘‘..dalam rangka
peraturan perundang-undangan. Peraturan peningkatan taraf hidup rakyat banyak’’.
lain yang mewajibkan CSR yaitu Undang- Prinsip pertanggungjawaban sosial juga
Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang disebutkan pada prinsip etika perbankan,
Penanaman Modal, baik penanaman modal disana disebutkan bahwa
dalam negeri maupun penanaman modal pertanggungjawaban lebih diarahkan pada
asing. Pada pasal 15 (b) dinyatakan bahwa pemerintah, nasabah, pemilik ataupun
setiap penanam modal memiliki kewajiban masyarakat dalam hal melaksanakan
melaksanakan tanggung jawab sosial operasional perbankan. Selain itu tantangan
perusahaan, apabila tidak melaksanakan untuk menjaga citra perusahaan dikalangan
kewajiban tersebut dikenai sanksi yang diatur masyarakat dengan mempublikasikan
dalam pasal 34, yaitu sanksi administratif dan pelaporan CSR juga menjadi alasan kenapa
sanksi lainnya. (Fauziah dan Yudho: 2013) perbankan di Indonesia melakukan kegiatan
Pengungkapan CSR oleh perusahaan tanggung jawab sosial.
pada umumnya berpedoman pada Global Di Indonesia hanya beberapa perbankan
Reporting Intiative (GRI). Menurut GRI yang menyajikan laporan berkelanjutannya
terdapat 9 (sembilan) aspek dampak yang dengan menggunakan pedoman Global
ditimbulkan perusahaan terhadap lingkungan Reporting Intiative (GRI) G-4. Pada dasarnya
yaitu aspek bahan baku (material), aspek bentuk pelaporan kegiatan CSR tidak harus
energi, aspek air, aspek keanekaragaman berpedoman pada GRI G-4 tersebut. Diantara
hayati, aspek emisi, pencemaran dan limbah, perbankan di Indonesia yang menyajikan
aspek produk dan jasa, aspek kepatuhan, laporan berkelanjutan dengan berpedoman
aspek transport dan aspek lingkungan pada GRI G-4 adalah Bank BRI, Bank BNI,
menyeluruh. Selain dampak lingkungan, Bank Danamon dan Bank Permata yang juga
dalam GRI juga terdapat dampak ekonomi merupakan sampel dalam penelitian ini.
yang berhubungan dengan kepentingan Penelitian mengenai pengungkapan CSR
stakeholder dan dampak sosial yang dengan menggunakan pedoman GRI telah
mencakup ketenagakerjaan dan hak asasi digunakan secara luas oleh beberapa peneliti
manusia. (Sembiring, 2005;Anggraini, 2006; Febrina
Praktik pengungkapan CSR telah banyak dan Suaryana, 2011). Berbagai penelitian
diterapkan oleh perusahaan go public di tersebut melakukan pengungkapan CSR pada
Indonesia. Walaupun secara umum praktik industri manufaktur di Indonesia dengan
CSR lebih banyak dilakukan oleh perusahaan menggunakan pedoman GRI (78 item).
tambang dan manufaktur, tetapi seiring Pengungkapan CSR berdasarkan
dengan praktik CSR yang sudah menjadi pedoman GRI pada industri perbankan juga

131
Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

telah dilakukan oleh penelitian sebelumnya. aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam
Trisnawati (2011) melakukan analisis bidang keuangan, sehingga berbicara
pengungkapan CSR pada 27 bank mengenai bank tidak terlepas dari masalah
konvensional di Indonesia. Hasil penelitiannya keuangan. Fungsi bank pada umumnya:
menunjukkan bahwa hanya terdapat 2 (dua) a. Menerima berbagai bentuk simpanan dari
bank yang tidak mengungkapkan CSR. Fitria masyarakat.
(2010), melakukan penelitian terhadap 3 bank b. Memberi kredit, baik bersumber dari dana
konvensional dan 3 bank syariah. Hasil yang diterima dari masyarakat maupun
penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan berdasarkan atas kemampuannya untuk
CSR bank konvensional lebih baik menciptakan tenaga beli baru.
dibandingkan bank syariah.Abdullah (2013) c. Memberikan jasa-jasa lalu lintas
melakukan penelitian pada 7 (tujuh) Bank pembayaran dan peredaran uang.
konvensional di Indonesia berdasarkan GRI
(121 item). Hasil penelitiannya menyebutkan Corporate Social Responsibility (CSR)
bahwa setiap bank melakukan kegiatan CSR CSR merupakan suatu komitmen
dan lebih terfokus pada aspek pendidikan dan berkelanjutan oleh perusahaan untuk
sosial yang mana lebih tertuju kepada bertindak etis dan memberikan kontribusi
masyarakat dan lingkungan. kepada pengembangan ekonomi dari
Berdasarkan uraian yang telah komunitas setempat ataupun masyarakat luas,
dipaparkan di atas, maka penelitian ini akan bersamaan dengan peningkatan taraf hidup
menganalisis pengungkapan CSR pekerja beserta keluarganya (Wibisono, 2007).
berdasarkan GRI-G4pada perbankan di Sedangkan menurut Untung (2008) CSR
Indonesia yang diwakili oleh Bank BRI, Bank adalah komitmen perusahaan atau dunia
BNI, Bank Danamon dan Bank Permata. bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
2. TINJAUAN PUSTAKA dengan memperhatikan tanggung jawab sosial
perusahaan dan menitikberatkan pada
Bank keseimbangan antara perhatian terhadap
Ada beberapa definisi bank yang aspek ekonomis, sosial, dan
dikemukakan sesuai dengan tahap lingkungan.Dalam UU Republik Indonesia
perkembangan bank. Untuk memberikan No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
definisi yang tepat memerlukan penjabaran, Bab I pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa
karena definisi tentang bank dapat dilihat dari tanggung jawab sosial dan lingkungan adalah
berbagai sudut pandang. Berikut ini dapat komitmen Perseroan untuk berperan serta
dikemukakan beberapa pendapat tentang dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan
pengertian bank, yaitu: guna meningkatkan kualitas kehidupan dan
a. Bank adalah lembaga keuangan yang lingkungan yang bermanfaat, baik bagi
kegiatan utamanya menerima simpanan Perseroan sendiri, komunitas setempat,
giro, tabungan dan deposito. Kemudian maupun masyarakat pada umumnya.Teori
bank juga dikenal sebagai tempat untuk yang mendasari CSR:
meminjam uang (kredit) bagi masyarakat a. Teori Pemangku kepentingan
yang membutuhkannya. Di samping itu, (Stakeholder)
bank juga dikenal sebagai tempat untuk Tanggung jawab sosial perusahaan
menukar uang, memindahkan uang atau merupakan salah satu dari beberapa
menerima segala macam bentuk tanggung jawab perusahaan kepada para
pembayaran dan setoran seperti pemangku kepentingan (Stakeholder).
pembayaran listrik, telepon, air, pajak, Yang dimaksud dengan pemangku
uang kuliah, dan pembayaran lainnya. kepentingan dalam hal ini adalah orang
Kasmir (2012:24) atau kelompok yang dapat mempengaruhi
b. Bank adalah badan usaha yang atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan,
menghimpun dana dari masyarakat dalam kebijakan, maupun operasi perusahaan.
bentuk simpanan dan menyalurkannya Ismail Solihin (2008:2).
kepada masyarakat dalam bentuk kredit b. Teori Legitimasi
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam Menurut Ulman (1985) dalam Zanjabil
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (2015) teori legitimasi memfokuskan
banyak. (Undang-Undang Nomor 10 kepada interaksi perusahaan dengan
Tahun 1998 Tentang Perbankan). masyarakat di sekitarnya. Legitimasi
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan penting didapatkan oleh perusahaan
bahwa bank merupakan perusahaan yang sebagai pengakuan dari masyarakat
bergerak dalam bidang keuangan, artinya terhadap eksistensi perusahaan tersebut.

132
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200
ISSN 2443-1060 (Online)

Hal ini penting mengingat pengakuan hingga pada 22 Mei 2013 GRI-G4 diresmikan
masyarakat merupakan kunci dari di Amsterdam.
keberlangsungan perusahaan. Global Reporting Initiative (GRI) G-4
Teori legitimasi lebih condong untuk menerbitkan kerangka kerja pelaporan
memikirkan tentang hak publik secara keberlanjutan yang saat ini telah digunakan
umum, tidak hanya untuk investor. Apabila oleh lebihdari 1.500 perusahaan di 60 negara,
perusahaan gagalmemenuhi harapan dan secara de-facto telah menjadi standar
masyarakat maka perusahaan akan dunia untuk pelaporan. Global Reporting
mendapatkan sanksi yang telah ditentukan Initiative (GRI) G-4 Guidelines mengajukan
masyarakat seperti pembatasan hukum prinsip dan indikator untuk mengukur
perusahaan atas operasi perusahaan, kinerjaekonomi, lingkungan, dan sosial
pembatasan atas sumber daya yang telah perusahaan, juga standar isi laporan
diberikan, dan pengurangan permintaan keberlanjutan.
akan produk yang akan dihasilkan. Adapun untuk misi Global Reporting
Dengan terjadinya hal tersebut maka Initiative (GRI) G-4 adalah mengembangkan
perusahaan akan mendapatkan kendala dan menyebarkan pedoman pelaporan
yang besar. Jika keadaan ini terus keberlanjutan keseluruh dunia. Perusahaan
berlanjut maka perusahaan dapat dapat menggunakan pedoman ini secara
mengalami kerugian yang besar. Oleh sukarela untuk melaporkan dimensi ekonomi,
karena itu perusahaan harus bisa lingkungan, dan sosial darisemua kegiataan
beradaptasi dengan perubahan harapan perusahaan, juga produk dan layanan mereka.
dari masyarakat. Dampak yang ditimbukan oleh operasi
perusahaan, menurut Global Reporting
Global Reporting Initiative (GRI) G-4 Initiative (GRI) G-4 antara lain:
Global Reporting Initiative (GRI) adalah a. Dampak Ekonomi
pelaporan, pengungkapan standar yang Global Reporting Initiative (GRI) G-4
berindikator tanggung jawab sosial yang mendefinisikandampak ekonomi langsung
diemban oleh perusahaan untuk sebagai perubahan potensi produktifdari
menciptakan/memberikan manfaat pelaporan kegiatan ekonomi yang dapat
kepada para Stakeholder perusahaan. mempengaruhi kesejahteraankomunitas
Pedoman ini di desain untuk digunakan oleh atau para pemangku kepentingan dan
organisasi baik ukuran, sektor, atau prospekpembangunan dalam jangka
lokasinya.Pedoman ini juga menyediakan panjang. Sedangkan yang
referensi internasional untuk semua pihak dimaksuddengan dampak ekonomi tidak
yang terlibat dengan pengungkapan langsung adalah konsekuensitambahan
pendekatan tata kelola sertakinerja dan yang muncul sebagai akibat pengaruh
dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dan langsung transaksikeuangan dan aliran
organisasi. uang antara organisasi dan para
Pedoman ini berguna untuk menyiapkan pemangkukepentingannya.
berbagai jenis dokumen yang memerlukan b. Dampak Lingkungan
pengungkapan tersebut. Pedoman ini Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
dikembangkanmelalui proses yang melibatkan operasi perusahaanterhadap lingkungan
pemangku kepentingan global dariperwakilan yang dinyatakan dalam 9 aspek, yaitu: (1)
dari bisnis, tenaga kerja, masyarakat sipil, dan aspek bahan baku atau material; (2) aspek
pasar keuangan, serta auditor dan pakar di energi; (3) aspek air; (4) aspek
berbagai bidang, dan melalui dialogerat keanekaragaman hayati; (5) aspek emisi;
bersama regulator dan lembaga pemerintah di (6) aspek produk dan jasa; (7) aspek
beberapa negara. GRI G-4 (2013:5 diakses kepatuhan; (8) aspek transpor; dan (9)
pada tanggal 17 Desember 2015). aspek lingkungan menyeluruh.
The Global Reporting Initiative (GRI) c. Dampak Sosial
adalah jejaring mandiri besar yang terdiri dari GRI G-4 membagi dampak sosial kedalam
beragam pemangku kepentingan, 4 kategori, yaknihak asasi manusia
dandiluncurkan pada tahun 1997 sebagai (human rights) tenaga kerja (labor),
proyek bersama antara sebuah LSM Amerika, masyarakat(Society), serta tanggung
yaitu Coalition for Environmentally jawab produk (product responsibility).
ResponsibleEconomics (CERES) dan badan
PBB The United Nations EnvironmentProgram 3. METODE PENELITIAN
(UNEP). GRI menjadi lembaga mandiri pada Sampel yang digunakan dalam penelitian
tahun 2002. SriUrip (2014:87).Seiring dengan ini adalah Bank BRI, Bank BNI, Bank
perjalanannya, GRI terus disempurnakan Danamon dan Bank Permata. Alasan

133
Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

pemilihan sampel adalah karena keempat pengungkapan sempurna, maka


bank tersebut telah melaporkan kegiatan CSR persentasenya hanya sebesar 44%. Nilai ini
berdasarkan pedoman GRI-G4 pada laporan masih jauh dari angka sempurna yaitu 326.
keberlanjutannya (sustainability report) tahun Nilai ini hanya dapat memenuhi nilai minimal
2015 dan telah mempublikasikan laporan jika semua item diungkapkan dengan tidak
tahunannya (annual report) pada official sempurna atau terbatas, posisi kedua
website-nya. Data yang digunakan dalam ditempati oleh Bank BNI sebesar 122 (75%)
penelitian ini adalah laporan tahunan (annual dan (37%) dan nilai untuk Bank Danamon
report) tahun 2015 masing-masing bank yang sebesar 99 (61%) dan (30%), terakhir Bank
menjadi sampel penelitian. Permata 96 (59%) dan (29%). Hasil
Teknik analisis data dilakukan dengan perbandingan ini memperlihatkan bahwa jika
analisi isi yaitu dengan memberikan skor untuk kita hanya melihat nilai terbesar dan terkecil,
setiap item GRI G-4 yang diungkapkan. maka dapat terlihat bahwa pengungkapan
Metode skor ini telah banyak digunakan dalam Laporan Berkelanjutan atau Sustainability
penelitian-penelitian sebelumnya, misalnya Reporting bank BRI lebih baik dibandingkan
yang dilakukan oleh Fitria dan Hartati (2010). dengan ketiga bank yang lain. Kemudian
Adapun kriteria penilaian yang dilakukan untuk lebih mempertajam analisa, maka akan
menggunakan skordari 0-2, dimana: dibandingkan besaran skor setiap kategori
a. Nilai 0 diberikan jika sama sekali tidak ada pada GRI G-4.
pengungkapan terkait item tersebut.
b. Nilai 1 diberikan jika ada pengungkapan Masukkan tabel 3 disini
namun tidak sempurna.
c. Nilai 2 diberikan jika pengungkapan Pengungkapan Standar Umum
dilakukan dengan sangat baik. Pengungkapan Standar Umum berlaku
Secara total keseluruhan kategori dan untuk semua organisasi yang menyiapkan
sub kategori GRI G-4 adalah 163 item. Apabila laporan keberlanjutan. Organisasi harus
kategori dan sub kategori diungkapkan secara mengidentifikasi Pengungkapan Standar
sempurna atau penuh, maka nilai maksimal Umum yang wajib untuk dilaporkan.
yang dapat dicapai adalah 326. Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi
tujuh bagian: Strategi dan Analisis, Profil
4. HASIL PENELITIAN Organisasi, Aspek Material dan Boundary
Hasil perhitungan skor pengungkapan Teridentifikasi, Hubungan dengan Pemangku
CSR pada keempat sampel berdasarkan GRI Kepentingan, Profil Laporan, Tata Kelola,
G-4 dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: serta Etika dan Integritas.
Dari tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa
Masukkan tabel 1 disini tidak ada satu bagian pun dari pengungkapan
standar umum yang terlewatkan oleh keempat
Tabel diatas menunjukkan bahwa dalam bank sampel. Bahkan, pada Bank BRI
seluruh kategori pengungkapan standar memperoleh skor sempurna yaitu 2,00 pada
umum, pengungkapan standar khusus dan kategori Etika dan Integritas. Begitu juga pada
suplemen sektor keuangan dan jasa, Bank Bank BNI, Bank Danamon dan Bank Permata
BRI lebih banyak mengungkapkan terlihat dari yang memperoleh skor sempurna pada
total skor yang didapat yaitu 143, diikuti oleh kategori Hubungan Pemangku Kepentingan.
Bank BNI mendapat skor 122, Bank Danamon Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
mendapat skor 99 serta Bank Permata pengungkapan standar umum sangat baik
mendapat skor 96. Kemudian tabel 2 di bawah pada seluruh sampel.
ini akan menunjukkan seberapa besar
pengungkapan CSR oleh keempat Bank Pengungkapan Standar Khusus
sampel tersebut.
Kategori Ekonomi
Masukkan tabel 2 disini Dimensi keberlanjutan ekonomi berkaitan
dengan dampak organisasi terhadap keadaan
Dari tabel 2 tersebut terlihat bahwa nilai ekonomi bagi pemangku kepentingannya, dan
tertinggi diperoleh Bank BRI, yaitu sebesar terhadap sistem ekonomi di tingkat lokal,
143 (88%) dan (44%). Artinya Bank BRI telah nasional, dan global. Kategori ekonomi
melakukan pengungkapan CSR berdasarkan menggambarkan arus modal di antara
pedoman GRI G-4 tahun 2015 sebesar 88% pemangku kepentingan yang berbeda, dan
dengan kriteria nilai 1 yaitu pengungkapan dampak ekonomi utama dari organisasi di
namun tidak sempurna. Sedangkan jika seluruh lapisan masyarakat.
menggunakan kriteria nilai 2 yaitu

134
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200
ISSN 2443-1060 (Online)

Tabel 3 di atas menunjukan bahwa Bank berurutan yaitu 2,00; 1,33; 1,33 dan 1,67
BRI lebih banyak mengungkapkan kategori dimana Bank BRI mendapat skor sempurna.
ekonomi daripada Bank BNI, Bank Danamon Kemudian kesehatan dan keselamatan kerja
dan Bank Permata. Pengungkapan pada juga mendapat perhatian dari keempat Bank
kategoriekonomi telah cukup baik karena walaupun diungkapkan dengan sederhana.
hampir semua itemnya telah diungkapkan Aspek lain yang turut diungkapkan yaitu
walaupun skor item tiap bank bukanlah skor Operasional Perusahaan dan Pengembangan
yang maksimal. Namun pada kategoriPraktik Masyarakat Lokal yang termasuk dalam
Pengadaan yaitu persentase anggaran kategori Masyarakat Lokal, komunikasi dan
pengadaan yang digunakan di lokasi operasi pelatihan mengenai kebijakan dan prosedur
tidak satu pun dari keempat Bank tersebut Anti-Korupsi, indeks kepuasan konsumen
mengungkapkannya. yang termasuk kategori tanggung jawab atas
produk, dan lain sebagainya.
Kategori Lingkungan
Dimensi keberlanjutan lingkungan Suplemen Sektor Jasa Keuangan (Financial
berkaitan dengan dampak organisasi pada Services Sector Supplement /FSSS)
sistem alam yang hidup dan tidak hidup, Portofolio Suplemen Sektor Jasa
termasuk tanah, udara, air, dan ekosistem. Keuangan ini didasarkan pada GRI Sektor
Kategori Lingkungan meliputi dampak yang Jasa Keuangan Tambahan. Tambahan Sektor
terkait dengan input (seperti energi dan air) ini dikeluarkan pada tahun 2008 dan
dan output (seperti emisi, efluen dan limbah). dikembangkan berdasarkan Pedoman GRI-
Termasuk juga keanekaragaman hayati, G3. Isi Portofolio Suplemen Sektor Jasa
transportasi, dan dampak yang berkaitan Keuangan sekarang disajikan dalam format
dengan produk dan jasa, serta kepatuhan dan baru, re-organisasi dan efisien untuk
biaya lingkungan. memfasilitasi penggunaannya dalam
Pada kategorilingkungan ini, kombinasi bersama dengan pedoman GRI-G4.
pengungkapan pada Bank BRI, Bank BNI, Suplemen sektor jasa keuangan harus
Bank Danamon maupun Bank Permata tidak digunakan oleh semua organisasi di sektor
terlalu banyak. Pada beberapa bagian, jasa keuangan yang ingin mempersiapkan
keempat bank justru mendapat skor 0 artinya pedoman GRI-G4 dan portofolio suplemen
tidak mengungkapkan sama sekali, misalnya sektor jasa keuangan.
pada kategorikepatuhan, transportasi, Tabel diatas menunjukkan bahwa Bank
asesmen pemasok atas lingkungan, BRI dan Bank BNImempunyai skor tertinggi
mekanisme pengaduan jika terjadi masalah daripada Bank Danamon dan Bank Permata
lingkungan dan kategorilain-lain. Sedangkan dengan total skor 1,14. Tetapi skor sub
untuk kategoribahan, air, energi, emisi, efluen kategori yang mendapat nilai 2 Bank BRI
dan limbah hanya diungkapkan oleh sebagian berbeda dengan Bank BNI, untuk Bank BRI
Bank dengan skor minimal. sub kategorinya adalah kebijakanberkaitan
Pada kategorilingkungan ini juga dapat aspek lingkungan dan sosial, kompetensi staf
disimpulkan bahwa pada industri perbankan terkait kebijakanlingkungan dan sosial,
kategorilingkungan tidak mendapat porsi persentase kredit berdasarkan bidang usaha,
perhatian yang cukup. Hal ini dapat dijelaskan nilaimoneter untuk manfaat sosial, nilai
karena industri perbankan dalam moneter untuk manfaat lingkungan,portofolio
operasionalnya tidak terlibat langsung dengan pelaporan organisasi terkait lingkungan dan
lingkungan, berbeda dengan industri sosial, titik akses dibagian rendah penduduk
pertambangan yang langsung bersinggungan atau secara ekonomi merugikan daerah
dengan alam. berdasarkan jenis, inisiatif untuk meningkatkan
akses ke jasa keuangan untuk orang kurang
Kategori Sosial beruntung. Adapun sub kategori Bank BNI
Dimensi keberlanjutan sosial membahas yang mendapat skor 2 adalahprosedur menilai
dampak yang dimiliki organisasi terhadap dan menyaring risiko lingkungan dan sosial,
sistem sosial di mana organisasi tersebut prosesmemantau klien sesuai dengan
beroperasi. KategoriSosial berisi sub-kategori: persyaratan lingkungan dan sosial,
(1) Praktik Ketenagakerjaan dan Kenyamanan persentasekredit berdasarkan bidang usaha,
Bekerja; (2) Hak Asasi Manusia; (3) nilai moneter untuk manfaat sosial,
Masyarakat dan (4) Tanggung Jawab atas nilaimoneter untuk manfaat lingkungan, titik
Produk. akses di bagian rendah pendudukatau secara
Secara keseluruhan, aspekpelatihan dan ekonomi merugikan daerah berdasarkan jenis,
pendidikan menempati urutan pertama pada inisiatif untukmeningkatkan akses ke jasa
keempat Bank. Skor masing-masing secara keuangan untuk orang kurang beruntung,

135
Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

daninisiatif untuk meningkatkan literasi melihat nilai terbesar dan terkecil, maka
keuangan berdasakan tipe penerima manfaat. dapat terlihat bahwa pengungkapan
Laporan Berkelanjutan atau Sustainability
Reporting bank BRI lebih baik
5. SIMPULAN dibandingkan dengan ketiga bank yang
Berdasarkan hasil penelitian yang lain.
dilakukan peneliti pada empat Bank yang d. Pada pengungkapan standar khusus,
menjadi sampel yaitu Bank BRI, Bank BNI, kategoriekonomi menempati urutan
Bank Danamon dan Bank Permata mengenai pertama pada keempat bank, diikuti
pengungkapan CSR pada laporan kategorisosial dan terakhir
berkelanjutan (Sustainability Reporting) tahun kategorilingkungan. Pada
2015 dengan didasari pada pedoman GRI- kategoriekonomi, hampir pada seluruh
G4maka dapat ditarik simpulan sebagai kategori diungkapkan dengan baik oleh
berikut: keempat Bank. Pada kategori sosial,
a. Pengungkapan Laporan Berkelanjutan pelatihan dan pendidikan menjadi
atau Sustainability Reporting dengan perhatian utama keempat Bank.
pedoman Global Reporting Intiative (GRI)- Sedangkan pada kategorilingkungan,
G4 terdiri dari: (1) Pengungkapan standar pengungkapannya sangat jauh dari cukup
umum terdiri dari strategi dan analisis, mengingat industri perbankan yang tidak
profil organisasi, aspek material dan terlibat langsung dengan alam dalam
boundary teridentifikasi, hubungan dengan kesehariannya.
pemangku kepentingan, profil laporan, tata
kelola serta etika dan integritas; (2) 6. KETERBATASAN DAN SARAN
Pengungkapan standar khusus terdiri dari
pengungkapan pendekatan manajemen Adapun keterbatasan dan saran dalam
dan indikator. Indikator ini terdiri dari penelitian ini yaitu:
kategori ekonomi, kategori lingkungan dan
kategori sosial dan (3) Suplemen Sektor a. Penelitian ini hanya mengambil empat
Jasa Keuangan (Financial Services Sector Bank sebagai sampel. Penelitian
Supplement/FSSS) berikutnya diharapkan dapat mengambil
b. Perolehan skor total seluruh kategori yang sampel yang lebih banyak dalam rangka
didapat keempat Bank sampel sebagai generalisasi hasil penelitian yang lebih
berikut: (1) Bank BRI mendapat skor baik.
tertinggi yaitu 143; (2) bank BNI b. Penelitian ini merupakan penelitian cross
menempati posisi kedua dengan skor 122; sectional yaitu hanya tahun 2015 sehingga
(3) Bank Danamon pada posisi ketiga tidak mampu menangkap perubahan-
dengan skor 99 dan (4) Bank Permata perubahan terutama yang berpengaruh
pada posisi keemat dengan skor 96. pada evaluasi pengungkapan di tahun
c. Berdasarkan perhitungan persentase berikutnya. Penelitian berikutnya
pengungkapan, Bank BRI menempati diharapkan menggunakan data time series
posisi pertama baik untuk kriteria nilai 1 agar dapat dinilai juga bagaimana
(88%) maupun nilai 2 (44%). Posisi kedua perkembangan pengungkapan CSR dari
ditempati oleh Bank BNI sebesar 75% dan tahun ke tahun.
37%, nilai untuk Bank Danamon sebesar
61% dan 30%, terakhir Bank Permata
59% dan 29%. Hasil perbandingan ini .
memperlihatkan bahwa jika kita hanya

136
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200
ISSN 2443-1060 (Online)

LAMPIRAN

Tabel 1. Cheklist tiap item pertanyaan berdasarkan GRI-G4

SKOR
NO KATEGORI
BRI BNI DNM PRMT
Pengungkapan Standar Umum
1 Strategi dan Analisis 3 2 2 1
2 Profil Organisasi 24 25 24 20
3 Aspek Material dan Boundary 12 14 11 10
Teridentifikasi
4 Hubungan Pemangku Kepentingan 6 8 8 8
5 Profil Laporan 9 11 11 11
6 Tata Kelola 8 2 2 2
7 Etika dan Integritas 6 2 2 2
Pengungkapan Standar Khusus
8 Ekonomi 13 10 5 4
9 Lingkungan 12 7 6 11
10 Sosial 34 25 18 18
Suplemen Sektor Keuangan dan Jasa 16 16 10 9
Total 143 122 99 96
Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 2. Skor GRI G-4 dan Persentase Pengungkapan

BRI BNI DNM PRMT


TOTAL SKOR GRI-G4 143 122 99 96
NILAI SEMPURNA JIKA SEMUA DIUNGKAPKAN 163 163 163 163
NILAI SEMPURNA (x2) 326 326 326 326
PERSENTASE (%) 88% 75% 61% 59%
PERSENTASE SEMPURNA (%) 44% 37% 30% 29%

Sumber: Data diolah (2016)

Tabel 3. Perbandingan tiap Kategori Berdasarkan GRI G-4

SKOR
NO KATEGORI
BRI BNI DNM PRMT
Pengungkapan Standar Umum
1 Strategi dan Analisis 1,50 1,00 1,00 0,50
2 Profil Organisasi 1,71 1,79 1,71 1,43
3 Aspek Material dan Boundary Teridentifikasi 1,71 2,00 1,57 1,43
4 Hubungan Pemangku Kepentingan 1,50 2,00 2,00 2,00
5 Profil Laporan 1,50 1,83 1,83 1,83
6 Tata Kelola 0,36 0,09 0,09 0,09
7 Etika dan Integritas 2,00 0,67 0,67 0,67
Pengungkapan Standar Khusus
8 Ekonomi
Kinerja Ekonomi 1,75 1,00 0,25 0,00
Keberadaan di Pasar 1,00 1,00 1,00 0,00
Dampak Ekonomi Tidak Langsung 2,00 2,00 1,00 2,00
Praktik Pengadaan 0,00 0,00 0,00 0,00

137
Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200 ISSN 1412-5609 (Print)
ISSN 2443-1060 (Online)

9 Lingkungan
Bahan 1,00 0,00 0,00 0,00
Energi 1,20 0,60 0,00 0,80
Air 0,00 0,00 0,00 0,67
Keanekaragaman Hayati 0,00 0,50 0,00 0,25
Emisi 0,00 0,00 0,57 0,29
Efluen dan Limbah 0,00 0,00 0,40 0,00
Produk dan Jasa 1,00 0,00 0,00 1,00
Kepatuhan 0,00 0,00 0,00 0,00
Transportasi 0,00 0,00 0,00 0,00
Lain-lain 0,00 0,00 0,00 0,00
Asesmen Pemasok atas Lingkungan 0,00 0,00 0,00 0,00
Mekanisme Pengaduan Masalah Lingkungan 0,00 0,00 0,00 0,00
10 Sosial
Kepegawaian 1,33 0,00 0,33 0,33
Hubungan Industrial 0,00 0,00 0,00 0,00
Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1,00 0,50 0,50 1,00
Pelatihan dan Pendidikan 2,00 1,33 1,33 1,67
Keberagaman dan Kesetaraan Peluang 0,00 0,00 0,00 0,00
Kesetaraan Remunerasi Perempuan dan Laki-
0,00 0,00 0,00 0,00
laki
Asesmen Pemasok atas Praktik
0,00 1,00 0,50 0,00
Ketenagakerjaan
Mekanisme Pengaduan Masalah
0,00 0,00 0,00 0,00
Ketenagakerjaan
Hak Asasi Manusia
Investasi 0,00 0,00 0,00 0,00
Non-Diskriminasi 1,00 2,00 0,00 1,00
Kebebasan Berserikat dan Perjanjian Kerja
0,00 0,00 0,00 0,00
Bersama
Pekerja Anak 0,00 0,00 0,00 0,00
Pekerja Paksa 0,00 0,00 0,00 0,00
Praktik Pengamanan 0,00 0,00 0,00 0,00
Hak Adat 0,00 0,00 0,00 0,00
Asesmen 0,00 0,00 0,00 0,00
Asesmen Pemasok atas HAM 0,00 1,00 1,00 0,00
Mekanisme Pengaduan Masalah HAM 0,00 0,00 0,00 0,00
Masyarakat
Masyarakat Lokal 1,00 1,00 1,00 1,00
Anti-Korupsi 1,67 1,00 1,33 0,67
Kebijakan Publik 0,00 0,00 0,00 0,00
Anti Persaingan 0,00 0,00 0,00 0,00
Kepatuhan 0,00 0,00 0,00 0,00
Asesmen Pemasok atas Dampak
0,00 0,00 0,00 0,00
Masyarakat
Mekanisme Pengaduan Dampak terhadap
0,00 0,00 0,00 0,00
Masyarakat
Tanggung Jawab atas Produk

138
ISSN 1412-5609 (Print) Jurnal INTEKNA, Volume 16, No. 2, November 2016: 101-200
ISSN 2443-1060 (Online)

Kesehatan dan Keselamatan Pelanggan 0,00 0,00 0,00 0,00


Pelabelan Produk dan Jasa 1,33 0,67 1,00 0,33
Komunikasi Pemasaran 0,00 0,00 0,00 0,00
Privasi Pelanggan 2,00 0,00 0,00 0,00
Kepatuhan 0,00 2,00 0,00 2,00
Suplemen Sektor Keuangan dan Jasa
Portofolio Produk 1,14 1,14 0,71 0,64
Sumber: Data diolah (2016)

Sosial Reporting Indeks: Studi Empiris


DAFTAR PUSTAKA pada Perusahaan Perbankan.
Simposium Nasional Akuntansi XIII
Abdullah, Y. 2013. Pengungkapan Corporate Purwokerto.
Social Responsibility (CSR) pada Bank
Konvensioal Indonesia. Skripsi. GRI-G4 Pedoman Laporan Keberlanjutan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Version 4.0
Solo.
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan
Anggraini. 2006. Pengungkapan Informasi Lainnya. Jakarta: PT Raja
Sosial dan Faktor-Faktor yang GrafindoPersada.
Mempengaruhi Pengungkapan
Informasi Sosial dalam Laporan Sembiring Eddy Rismanda. 2005. Karakteristik
Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Dan Pengungkapan
Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris
di Bursa Efek Jakarta) Pada Perusahaan Yang Tercatat Di
Bursa Efek Jakarta. Simposium
Annual Report Bank BRI Tahun 2015 Nasional Akuntansi XIII Solo.

Annual Report Bank BNI Tahun 2015 Solihin, I. 2008. Corporate Social
Responsibility. Jakarta: Salemba
Annual Report Bank Danamon Tahun 2015 Empat.

Annual Report Bank Permata Tahun 2015 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
40 Tahun 2012 tentang Perseroan
Asrarsani, Andi Mursyid. 2013. Pengaruh Terbatas.
Karakteristik Perusahaan terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pengungkapan CSR pada Perusahaan 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Indonesia. Skripsi. Universitas tentang Perbankan.
Hasanuddin. Makassar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Fauziah, K dan Yudho J, Prabowo. 2013. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman
Analisis Pengungkapan Tanggung Modal.
Jawab Sosial Perbankan Syariah di Untung, Hedrik Budi, 2008. Corporate Social
Indonesia Berdasarkan Islamic Social Responsibilty. Jakarta: Sinar Grafika.
Reporting Indeks. Jurnal Dinamika Urip Sri. 2014. Strategi CSR Tanggung Jawab
Akuntansi Vol. 5 No.1 PP.12-20 Sosial Perusahaan. Tanggerang:
Febrina dan I G N Agung Suaryana. 2011. Lentera Hati.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep
Kebijakan Pengungkapan dan Aplikasi Corporate Social
Tanggungjawab Sosial Dan Lingkungan Responsibility. Gresik. Fascho
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Publishing.
Efek Indonesia. Simposium Nasional Zanjabil, Aviciena. 2015. Faktor-Faktor yang
Akuntansi XIV Aceh. Mempengaruhi Pengungkapan CSR
Fitria, Dwi Hartati. 2010. Islam dan tanggung (Corporate Social Responsibility) pada
Jawab Sosial: Studi Perbandingan Perbankan Syariah di Indonesia. Skripsi.
Pengungkapan Berdasarkan Global Universitas Diponegoro. Semarang
Reporting Initiative Indeks dan Islamic

139

Anda mungkin juga menyukai