Oleh:
Kelompok 2:
Sustainable Development Goals (SDGs) atau dikenal dengan “Agenda 2030” merupakan visi
beda dan transformasional yang terdiri dari 17
indikator dan 169 target terintegrasi dan tidak terpisahkan (Miftahadi dkk, 2022). Komitmen
pemerintah dalam melaksanakan pembangunan berklenjutan diatur secara khusus dalam rencana
Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-20124 yang bertujuan untuk
memberikan akses pembangunan yang adil dan inklusif serta menjaga lingkungan hidup.
Pemerintah mendorong penerapan ekonomi hijau dalam industri keuangan. Di sektor perbankan,
Pemerintah melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Roadmap Keuangan
Berkelanjutan Tahun 2014 sebagai kerangka acuan bagi lembaga keuangan untuk berperan aktif
dan berkontribusi positif dalam proses pembangunan berkelanjutan. Peran perbankan sangat
esensial dalam menggerakkan perubahan industri dari praktik konvensional ke praktik
berkelanjutan.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merupakan salah satu bank yang berkomitmen menjalankan
prinsip keberlanjutan dalam mendukung keselarasan antara aspek bisnis dan ESG. BCA
menjalankan nilai keberlanjutan dengan berkomitmen pada kepatuhan peraturan Pemerintah,
konsisten berinovasi atas produk dan jasa pelayanan yang relevan dengan kebutuhan terkini,
yang selaras dengan proses ekonomi yang rendah karbon. Dari 17 pilar SDG's, BCA
menjalankan tiga Pilar Keberlanjutan BCA yaitu Perbankan Keberlanjutan, Budaya
Keberlanjutan dan Berkarya memberikan nilai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi Overall Sustainability Awareness pada Bank Central
Asia pada Tahun 2017 s.d. 2021;
2. Bagaimana implementasi Sustainability Intention pada Bank Central Asia pada
Tahun 2017 s.d. 2021;
3. Bagaimana implementasi Sustainability Integration pada Bank Central Asia pada
Tahun 2017 s.d. 2021;
4. Bagaimana implementasi Sustainability Implementation pada Bank Central Asia
pada Tahun 2017 s.d. 2021.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat Sustainability Awareness pada Bank Central Asia pada
Tahun 2017 s.d. 2021;
2. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan, efisiensi dan inovasi yang sudah diterapkan
pada Bank Central Asia pada Tahun 2017 s.d. 2021.
BAB II
Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis
Menurut Rodrigo Garcia Motta et al. (2021) Tahap pertama untuk menjadi sustainable
values, visi dan strategi (sustainability motivation) (B) menentukan inisiatif portofolio
& legal) dan kondisi internal (human capital, operations, innovation, & technology deployment),
serta kondisi strategi berjalan (stakeholders engagement). Analisis kondisi eksternal dan internal
akan memberikan pemahaman strategy gap dan management capability gap (Ansoff dan
McDonnel, 1990). Pada tahap ini, bank mengembangkan key performance indicator (KPI) untuk
meningkat efisiensi proses bisnis rutin dengan penurunan konsumsi energi, penggunaan kertas
dan optimalisasi teknologi informasi dan komunikasi (Weber dan Felmate, 2016). Selain itu bank
2017) serta mengidentifikasi isu tematik SDGs di mana ingin berkontribusi (GRI Standard; FSB,
2012).
merupakan awal di mana bank membuat kontrak sosial untuk merespon isu SDGs yang material
mengelola risiko dan membatasi penurunan dampak (real option) (Husted, 2005) dan mencapai
Sustainability Intention merupakan syarat yang perlu, namun bukan merupakan syarat
yang cukup. Sustainability initiative harus diikuti dengan penguatan komitmen TMT untuk
memobilisasi pegawai melalui dua komponen (C) Unit organization alignment dengan
memformulasikan risk governance framework (RGOV), serta meng- cascading KPI kepada unit
bisnis serta unit pendukung lintas fungsi organisasi, dan (D) mengembangkan mekanisme
eksekusi sustainability strategy (Eccles et al., 2012). Bank perlu mengembangkan strategic
strategy and decentralized operation). Level optimal sentralisasi dan desentralisasi akan
mendorong self-managed team, suatu kultur yang diharapkan dapat memperkuat proses bisnis
kunci, sales planning, resource capacity planning dan budgeting (Adlers dan Borys, 1996).
Struktur ini akan memobilisasi pegawai lintas fungsi organisasi berinovasi (Pavlou and El Sawy,
2011) untuk menemukan sustainability business case drivers (True Price, 2014). Kedua
diffusion of innovation theory bahwa kapabilitas organisasi akan meningkat dari “zero
level” ke “first order” jika TMT mampu mengintegrasikan, membuat tindakan kolektif dalam
reconfiguring capability) (Pavlou and El Sawy, 2011) dalam (Rodrigo Garcia Motta, et al
(2021) .
Sustainability Implementation
bisnis rutin untuk memberdayakan; (E) Stakeholders & risk management process, (F)
Operational dan strategic review meeting serta pelaporan progress kinerja (accountability &
communication) (Eccles et al., 2012). Formalisasi dapat berpengaruh positif terhadap kinerja
pada organisasi kecil, sebaliknya juga dapat menghambat komunikasi dan respon strategis. TMT
perlu mengoptimalkan formalisasi dan relasi sosial informal pada proses bisnis rutin (Adler and
determinan dari exploitative innovation, sedangkan relasi sosial informal merupakan determinan
exploitative & explorative innovation pada perbankan di Eropa (Jensen et al., 2006).
guidance, life cycle accounting - LCA technology untuk monetisasi risiko aspek sosial dan
lingkungan (True Price, 2014). Kedua komponen sustainability implementation sejalan dengan
dynamic
memerlukan koordinasi dan konsistensi melakukan scanning kondisi internal dan eksternal
(coordinating & scanning capability) (Pavlou and El Sawy, 2011). Komitmen TMT untuk
memobilisasi pegawai dapat diperkuat dengan dengan menyelaraskan insentif dan reward
(Wiliamson, 2002).
Dalam paradigm Modigliani dan Miller (1958) peluang investasi merupakan satu-
satunya driver investasi perusahaan. Keseluruhan net present value positive (NPV) harus dicapai.
Perusahaan berkemungkinan mendapatkan pembiayaan untuk semua proyek dengan NPV positif,
dan melanjutkan untuk berinvestasi hingga marginal benefit investasi sama dengan marginal cost
(Hayashi, 1982). Namun dalam praktiknya perusahaan menemui beberapa kendala yang
membatasi manajer untuk dapat membawa semua proyek dengan NPV positif (Hubbard, 1998).
menarik diri dari proyek dengan NPV positif, karena tingginya biaya perolehan modal (Biddle et
al., 2009). Asimetri informasi dan agency problem merupakan dua friksi yang menyebabkan
perolehan modal dalam pemilihan proyek (Meyer 1984). Ketika manajer memiliki informasi
privat bahwa saham perusahaan over-valued, mereka akan menerbitkan saham baru. Manajer
akan menolak discount price walaupun harus melepas peluang investasi. Oleh karena itu,
shareholders (Jansen dan Mekling, 1976). Investor mengantisipasi potensi ekspropriasi yang
meningkatkan biaya perolehan dana. Keinginan membangun kerajaan bisnis mendorong manajer
memanfaatkan arus kas bebas menyalurkan pembiayaan/investasi secara berlebihan, hal ini
terdukung di situasi tidak adanya monitoring shareholders (Jensen 1986). Bukti empiris
system dengan terdapatnya belief system, boundary system, diagnostic control system
serta interactive control system untuk mengatasi bounded rationality (Arjalies dan Mundy,
2014). Oleh karena itu penelitian ini memprediksi Sustainability Awareness akan meningkatkan
(Waddock dan Graves, 1997) karena adanya pertimbangan stakeholders dalam proses bisnis
rutin.
ANALISA TAHUN 2017
Dari ke 4 Sub item masing-masing mendapat 4 poin, ini Memberikan narasi yang
komprehensif (didukung data, table, metode, gambar, grafik dll) untuk pertanyaan yang
memiliki 1 sub-item.
Dampak terhadap ekonomi lokal dan ekonomi global (pont 2) yang memberikan narasi
singkat pada sub item tersebut.
Tindakan legal untuk anti-competitive behavior, dan praktik monopoli (point 1). Sub item
tersebut tidak mengungkapkan sama sekali. Namun 4 sub item Memberikan narasi yang
komprehensif (didukung data, table, metode, gambar, grafik. dll) untuk pertanyaan yang
memiliki 1 sub-item..
Kepatuhan dengan regulasi lingkungan (Point 3). dimana BCA mengungkapkan kalimat
Upaya meminimalkan risiko sosial dan lingkungan yang signifikan dan dalam rangka
kepatuhan telah dilakukan BCA melalui prinsip kehati-hatian dan ini di dukung
Peraturan OJK 51/POJK.03/2017 yang mengadopsi prinsip pembangunan berkelanjutan
yang mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, dimana BCA mematuhi
peraturan tersebut, namun ini tidak menyatakan secara luas dengan dukungan data
melainkan BCA menyatakan mematuhi lebih dari satu peraturan pada sub item tersebut.
3) Social Sustainability – Contribution to Community (3.44) dari 9 sub item dimana
Mendukung dan berpartisipasi bagi disabilitas dalam kehidupan sosial dan ekonominya
(Point 3). Ini Memberikan narasi lebih luas dengan dukungan data pada sub item
tersebut.
1) Board-level risk governance structure BANK BCA (Point 2) dari 3 sub item
dimana;
6) Cost – Sustainability cost management (Point 2,4) dari 3 sub item dimana ;
Biaya operasional yang dikeluarkan secara spesifik untuk investasi komunitas (Point
2) BCA menyediakan berbagai produk keuangan bagi UKM berupa kredit modal
kerja dan kredit investasi yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha untuk
mengembangkan usahanya.
Biaya yang berhubungan dengan riset dan pengembangan investasi komunitas (Point
2) Pada tahun 2017, untuk pertama kali BCA melakukan evaluasi pelaksanaan
program CSR dengan melibatkan konsultan eksternal yaitu Kiroyan Partners. Pada
sub item diatas memberikan narasi singkat untuk pertanyaan yang memiliki 1 sub-
item.
7) Efficiency - Energy Consumption & Savings (Point 2,86) dari 7 sub item dimana ;
8) Kebijakan organisasi terkait Hak Azasi Manusia - Human Right (Point 3.50)
dari 6 sub item dimana ;
9) Human Resource Development – HRD (Point 3,0) dari 9 sub item dimana ;
Penekanan intgritas, moralitas dan penegakan kode etik (Point 1). Memberikan
apresiasi atas upaya pegawai (Point 1) Memberikan penghargaan (reward) atas
kinerja (Point 1). Dimana bank tidak mengungkapkan sama sekali.
10) Revenue - Product Responsibility (Point 3,57) dari 7 sub item dimana ;
Memberikan apresiasi atas dukungan nasabah (Point 1). Dimana bank tidak
mengungkapkan sama sekali.
11) Innovation – Developing Sustainable Finance Point (2,67) dari 6 sub item dimana
;
Menggunakan teknologi informasi dalam penilaian risiko lingkungan, sosial dan tata
kelola (ESG Screening) dalam menyalurkan kredit (Point 1). Riset dan
pengembangan sustainable finance (Point 1). Dimana bank tidak mengungkapkan
sama sekali.
1) Stakeholders and Risk Management Process (SRMGT) ; Point 0,76 ( 9,9/13) yang
merupaka item dari :
a. Pada Evaluasi profil risiko dalam Apakah bank mengungkapkan bahwa manajemen
senior atau Komite Pemantau Risiko (board risk committee) mengevaluasi risiko
yang dihadapi perusahaan untuk keseluruhan profil risiko (Point 4). Ini memberikan
narasi yang komprehensif (didukung data, table, metode, gambar, grafik dll) untuk
pertanyaan yang memiliki 1 sub-item. Namun pada bagian Apakah evaluasi profil
risiko dilakukan secara teratur ? (Point 1) Bank BCA tidak mengungkapkan sama
sekali keseluruhan sub-item pertanyaan yang di identikasi. Dari hasil point kedua
sub item di atas akan di rata-ratakan sehigga mendapatkan nilai 2.5.
Sistem pelaporan risiko - Apakah bank mengungkapkan sistem pelaporan profil risiko
kepada Komite Pemantau Risiko (board risk committee) berisi informasi penting dan
rutin dilaporkan (Point 1). Dimana bank tidak mengungkapkan sama sekali
keseluruhan sub-item pertanyaan yang diidentikasi.
Fungsi kepatuhan hukum memberikan laporan terkait risiko kepatuhan (Point 1).
Bank BCA tidak mengungkapkan sama sekali keseluruhan sub-item pertanyaan
yang di identikasi. Dari hasil point kedua sub item di atas akan di rata-ratakan
sehingga mendapatkan nilai 1.
Anggota komite audit memiliki sertifikasi profesional internal auditor (Point 1).
Anggota komite audit memiliki skill terkait aktivitas risiko yang diukur dengan
sertfikat manajemen risiko? (Point 1). Bank BCA tidak mengungkapkan sama sekali
keseluruhan sub-item pertanyaan yang di identikasi. Dari hasil point ketiga sub item
di atas akan di rata-ratakan sehingga mendapatkan nilai 1.
Bank menggunakan risk scoring systems untuk menilai risiko kredit dan membuat
pemeringkatan (Point 4).
Bank memiliki sertifikasi manajemen kualitas yang di-update secara regular seperti ISO
31000; ISO 14001; ISO 9000 dan/atau standar lainnya (Point 4). Masing - masing sub
item diatas Memberikan narasi yang komprehensif (didukung data, table, metode,
gambar, grafik dll) untuk pertanyaan yang memiliki 1 sub-item. Dari hasil point sub item
di atas akan di rata-ratakan sehigga mendapatkan nilai 4.
Bank mengungkapkan besaran capaian kinerja penurunan konsumsi kertas (Point 4).
Bank mengungkapkan dampak ekonomi tidak langsung yang diciptakan melalui rantai
pasok pengadaan (supply chain & procurement system) (Point 2). yang memberikan
narasi singkat untuk pertanyaan yang memiliki 1 sub-item.
Bank mengungkapkan kasus korupsi, pelanggaran kode etik yang terkonfirmasi serta
tindakan yang diambil (Point 4).
Bank mengungkapkan kasus korupsi, pelanggaran kode etik yang terkonfirmasi serta
tindakan yang diambil (Point 4).
Dari hasil point sub item di atas akan di rata-ratakan sehigga mendapatkan nilai 3.5.
Keseimbangan (balance) – Pengungkapan hasil positif dan negatif untuk topik yang
material dalam format yang menunjukan tren – seperti tindakan (Point 4)
Masing - masing sub item diatas Memberikan narasi yang komprehensif (didukung data,
table, metode, gambar, grafik dll) untuk pertanyaan yang memiliki 1 sub-item.
Bank terdaftar pada Indeks Sri Kehati atau Sustainability Index lainnya.
Masing - masing sub item diatas mendapat Point 4 dimana Masing-masing Memberikan
narasi yang komprehensif (didukung data, table, metode, gambar, grafik dll) untuk
pertanyaan yang memiliki 1 sub-item. Dari hasil point sub item di atas akan di rata-
ratakan sehigga mendapatkan nilai 4.
Bank mengungkapkan bahwa data dan informasi keberlanjutan yang disajikan telah
melewati tahap verifikasi internal.(Point 1)
Bank mengungkapkan bahwa data dan informasi keberlanjutan yang disajikan telah
mendapatkan penjaminan dari lembaga eksternal independent (Point 1). Masing - masing
sub item diatas mendapat Point 1 dimana Masing-masing tidak mengungkapkan sama
sekali keseluruhan sub-item pertanyaan yang diidentikasi. Dari hasil point sub item di
atas akan di rata-ratakan sehigga mendapatkan point 1.
Analisa tahu 2018
1.Sustainability intention index tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,05% dari tahun
sebelumnya sebesar 3,75 menjadi 3, 80%.
- kenaikan ini terjadi karena pada tahun 2018 pengungkapan dampak terhadap ekonomi lokal,
mendukung insiatif pengembangan komunitas, mendukung dan berpartisipasi bagi disabilitas
dalam kehidupan social dan ekonomi, mendukung dan membiayai wirausaha pemula (start up)
dan kontribusi dalam pembiayaan UMKM dengan menggunakan tabel dan dibubuhkan target
pencapaian serta strategi BCA dalam rencana untuk kegiatan keberlanjutan dan dampaknya
secara global, sedangkan pada tahun 2017 laporan keberlanjutan hanya menyajikan penjelasan
beserta inisiatif BCA saja tidak menyajikan target pencapaian strateginya
2. Sustainability integration index tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,02% kenaikan
tersebut terjadi karena pengungkapan terakit Energy Consumption & Savings.
- Sustainability cost management pada tahun 2018 tidak dilampirkan tabel biaya yang
dikeluarkan untuk investasi teknologi dan pengembangan produk tetapi dijelaskan informasi
bahwa BCA aktif mengembangkan dan mendorong layanan digital banking yang inovatif.
- pada tahun 2018 bank BCA mengungkapkan laporan terkait penggunaan pengehematan energi
listrik, air, emisi. Berdasarkan data tersebut bahwa BCA Upaya untuk meminimalkan dampak
lingkungan juga diterapkan dengan mengintegrasikan prinsip pelestarian lingkungan pada solusi
perbankan serta BCA melakukan upaya efisiensi operasional di kantor-kantor bank
- pada aspek pengembangan sumberdaya manusia tahun 2018 Kompensasi dan kesejahteraan
pegawai dan Program pendidikan dan pelatihan keberlanjutan hanya menginformasikan program
tersebut tetapi tidak membubukan target pencapaiannya.
- pengungkapan sustainable finance di tahun 2018 terjadi kenaikan dimana penjelasan mengenai
penggunaan teknologi informasi dalam penilaian risiko lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG
Screening) tetapi tidak dijelaskan secara detail produk yang digunakan dalam menyalurkan
kredit, sedangkan dalam financial technology (fintech) dan e-commerce program tersebut
melanjutkan program sebelumnya sehingga pada tahun 2018 tidak disajikan laporan tersebut.
- pada tahun 2018 terjadi penurunan dari index penyajian atas Biaya modal yang dikeluarkan
untuk inovasi teknologi dan pengembangan produk dan layanan keberlanjutan tidak
menggunakan tabel dan target pencapian.
3. sustainability implementation tahun 2018 dari index fungsi laporan risiko kepatuhan
mengalami kenaikan sebesar 0,18% dari tahun sebelumnya sebesar 2,38 menjadi 2,57%. Dengan
memiliki nilai sub:
- pada tanggung jawab fungsi kepatuhan hukum, terjadi kenaikan ditahun 2018 di bandingkan
tahun sebelumnya pada fungsi kepatuhan hukum memberikan laporan terkait risiko kepatuhan
dengan menyajikan informasi beberapa komite terkait fungsi pokok.
- pada principle of reporting quality – data & information governance terjadi kenaikan ditahun
2018 karena menerbitkan laporan keberlanjutan hanya dalam 4 tahun secara berturut-turut
dibandingkan dengan tahun 2017 yang hanya menerbitkan laporan selama 3 tahun saja.
- pada index manajemen risiko reputasi dan relasi stakeholders pada tahun 2018 terjadi
penurunan dari tahun sebelumnya pada pengungkapan bahwa bank melakukan proses monitoring
pada perusahaan atau proyek pembiayaan berisiko tinggi dimana pada tahun 2017 menyajikan
keterangan terakit laporan proyek pembiayaan berisiko tinggi sedangkan pada tahun
2018program tersebut melanjutkan program sebelumnya sehingga tidak disajikan di laporan
tahun 2018.
Analisis tahun 2019
1. Sustainability intenstion index tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,0`1% dari
tahun sebelumnya sebesar 3,83% menjadi 3, 84%.
- Kenaikan ini terjadi karena pada tahun 2019 pengungkapan dampak terhadap
ekonomi global disajikan dengan menggunakan tabel yang didalamnya memuat
target pencapaian strategi BCA dalam rencana untuk kegiatan keberlanjutan dan
dampaknya secara global, sedangkan pada tahun 2018 laporan keberlanjutan
hanya menyajikan tabel beserta inisiatif BCA saja tidak menyajikan target
pencapaian dan stateginya.
- Selain itu, terjadi penurunan dari index penyajian atas kontribusi terhadap start-
up. Hal ini dikarenakan pada laporan tahun 2019 BCA tidak menyajikan
kontribusi terkait pendanaan start-up, sedangkan di tahun 2018 BCA menyajikan
keterangan terkait pendanaan start-up. Tidak disajikannya pengungkapan tersebut
tersebut bisa terjadi karena program tersebut direncanakan dan dibentuk pada
tahun 2018 dan di tahun 2019 program tersebut melanjutkan program
sebelumnya.
2. Sustainability integration index tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 0,17% dari
tahun sebelumnya sebesar 2,33% menjadi 2,50%. Kenaikan ini terjadi karena
terdapat kenaikan beberapa pengungkapan terkait dengan sustanability cost
management, energy consumption & saving, kebijakan organisasi terkait HAM,
HRD, dan inovasi – developing sustainable finance.
- Pada tahun 2019 terjadi peningkatan sebesar 0,29% untuk pengungkapan energy
consumption & saving. Hal ini karena di tahun 2019 BCA mengungkapkan
penggunaan energi listrik, air, emisi, dan limbah sampah plastik serta upaya
pengelolaannya. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa BCA membangun
budaya keberlanjutan dengan efisiensi penggunaan lisstrik, air bersih, dan kertas,
serta penggunaan panel surya.
- Komunikasi resiko
Pada tahun 2019 BCA hanya mengungkapkan terkait dengan struktur tata kelola
keberlanjutan saja, sedangkan pada tahun 2018 BCA mengungkapkan informasi
terkait dengan resiko melalu tabel fungsi pokok struktur tata kelola perusahaan. Di
dalam fungsi pokok ini terdapat informasi terkait dengan kegiatan komunikasi resiko
dari komite pemantau kepada manajemen senior.
Contohnya:
Pada tahun 2019, BCA tidak memberikan laporan terkait risiko kepatuhan, berbeda
dengan tahun 2018 dimana BCA mengungkapkan penerapan manajemen resiko dan
pengelolaan resikonya. Hal ini dikarenakan pada tahun 2019 BCA sudah masuk ke
dalam tahap implementasi manjemen resiko, sehingga pelaporannya dilakukan pada
laporan yang terpisah dengan laporan keberlanjutan.
Terjadi kenaikan pada pengungkapan RAKB kepada OJK di tahun 2019, hal ini
didukung oleh keterangan yang menunjukan bahwa sejak tahun 2018 BCA telah
membuat RAKB lima tahun (periode 2019 sampai dengan 2023). Selain itu pada
tahun 2019 dalam laporan keberlanjutannya BCA mengungkapkan prosedur terkait
dengan proses monitoring pada pembiayaan beresiko tinggi. Pengungkapan ini
berupa alur proses persetujuan kredit BCA.
Input analisis tahun 2020,
Tindakan legal untuk anti-competitive behavior, dan praktik monopoli berubah dari tahun
2019 belum ada bahasan terkait praktik monopoli dan kompetitif, di tahun 2020 sudah
disebutkan tetapi tidak di dukung tabel dan angka
Biaya yang berhubungan dengan riset dan pengembangan investasi komunitas, 2019
masih menyebutkan nominal untuk pengembangan riset, 2020 tidak ada bahasan
pengembangan riset karena kendala Covid 19
Biaya modal yang dikeluarkan untuk inovasi teknologi dan pengembangan produk dan
layanan keberlanjutan, tahun 2020 BCA menyebutkan nominal untuk inovasi teknologi
produk digitalisasi dalam pandemi covid
Riset dan pengembangan sustainable finance, berbeda poin penilaian dengan 2019, 2020
BCA tidak ada bahasan riset dan pengembangan selama covid 19
Fungsi kepatuhan hukum memberikan laporan terkait risiko kepatuhan, tahun 2020
mengungkapkan Tanggung jawab pengelola K5,terdapat singgungan materi terkait resiko
kepatuhan
Tunjangan untuk kelahiran dan cuti melahirkan, tahun 2020 ganti ke 2 dengan asumsi
bantuan lainnya masuk ke tunjangan kelahiran.
1) Sustainabilty Motivation
Berdasarkan hasil analisis atas kriteria pada Sub item Sustainability Motivation, PT Bank
Central Asia memperoleh nilai maksimal yaitu 4.00 karena pada Laporan Keberlanjutan
Tahun 2021, PT Bank Central Asia telah menyajikan seluruh informasi dengan memberikan
narasi yang komprehensif yang didukung oleh data, tabel dll untuk menerangkan setiap
kriteria.
Untuk mewujudkan komitmen keberlanjutan, PT Bank Central Asia telah menyusun visi,
misi dan tata nilai perusahaan. Pada Tahun 2021, PT Bank Central Asia telah
mengidentifikasi para pemangku kepentingan kunci, menetapkan topik utama kegiatan yang
melibatkan pemangku kepentingan dan menjelaskan bagaimana respon PT Bank Central Asia
atas hal tersebut. Pelibatan pemangku kepentingan dikelola secara kolektif oleh berbagai
unit, salah satunya oleh Divisi Sekretariat dan Komunikasi Perusahaan. PT Bank Central
Asia telah menyajikan aspek-aspek keberlanjutannya dan mengidentifikasi topik-topik
material yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, social organisasi yang dapat
mempengaruhi keputusan para pemangku kepentingan yang terdiri sembilan topik yang
menjadi prioritas dan dikelompokkan menjadi 3 tingkatan materialitas yaitu cukup penting
(akses dan keterjangkauan layanan, dan pelatihan dan pendidikan), penting (keselamatan dan
kesehatan kerja, tanggung jawab produk dan jasa, portofolio kredit, dan kinerja ekonomi) dan
sangat penting (Pelayanan Bank, anti Korupsi dan Keamanan Data dan Privasi Nasabah).
Laporan Keberlanjutan BCA Tahun 2021 telah menyajikan informasi mencakup aspek
material dan boundary yang mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang
signifikan. Informasi kinerja disajikan secara komparatif periode laporan 3 tahun terakhir
sehingga memudahkan pemangku kepentingan menilai kinerja organisasi dalam periode
laporan
2) Stakeholders Enggagement
Berdasarkan hasil analisis atas kriteria pada sub item Stakeholders Enggagement, , PT Bank
Central Asia memperoleh nilai 11,72 dengan rincian sebagai berikut,
a) Economic Sustainability
Berdasarkan hasil analisis atas kriteria pada sub item Economic Sustainability, PT Bank
Central Asia memperoleh nilai 3,83 karena BCA telah menyajikan informasi dengan
memberikan narasi yang komprehensif yang didukung oleh data, tabel dll pada 5 kriteria
dari 6 kriteria. PT Bank Central Asia telah menyajikan informasi dampak atas program-
progam yang telah dijalankan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu dalam upaya
pencagahan fraud BCA telah memiliki beberapa kebijakan dan peraturan mengenai
kontribusinya terhadap ekonomi nasional, pengembangan investasi infrastruktur,terkait anti
korupsi dan pengendalian gratifikasi. Setiap pekerja PT Bank Central Asia juga telah
mengikuti pelatihan anti fraud melalui e learning. PT Bank Central Asia memiliki unit antau
fraud untuk melakukan pemantauan (penyedartahuan, komunikasi dan penegakan anti
fraud). PT Bank Central Asia juga menyajikan informasi fraud yang terjadi dalam 3 tahun
terkahir dan proses penyelesaiannya. PT Bank Central Asia mempertahankan praktik
operasi yang adil dengan mematuhi undang-undang, peraturan, norma sosial, dan kode etik
agar membangun dan memelihara hubungan yang adil, menghilangkan konflik kepentingan
dengan pemasok atau pihak terkait lainnya, serta melakukan persaingan yang sehat dengan
mematuhi undang-undang anti-monopoli.
b) Environmental Sustainability
c) Social Sustainability
BCA telah menyajikan informasi pelibatan masyarakat lokal, asessment dampak dan
program pengembangan yang dilakukan yaitu Program pengembangan masyarakat
lokal berdasarkan kebutuhan masyarakat lokal melalui program pembinaan komunitas
UMKM dan Desa Wisata, program pendidikan berkualitas untuk generasi muda
melalui program belajar siswa SMK, program beasiswa dan program komunitas synergy
academy dalam rangka mendukung dan mengembangkan ekosistem startup di
Indonesia.
b. Sustainability Integration
Tahapan selanjutnya pada SCM model yaitu Sustainability Integration. Komponen yang ada
di sustainability intention menyatakan bahwa kapabilitas organisasi akan meningkat dari
“zero level” ke “first order” jika TMT mampu mengintegrasikan, membuat tindakan kolektif
dalam mengeksekusi strategi, memodifikasi produk, serta meningkatkan skala pasar (Anis,
2021). Berdasarkan analisis atas informasi yang disajikan oleh PT Bank Central Asia pada
Laporan Keberlanjutan sejak Tahun 2017 s.d. 2021, diketahui bahwa nilai tertinggi selama
kurun waktu lima tahun terakhir dicapai pada Tahun 2021 yaitu sebesar 2,71 dengan
penjelasan sebagai berikut.
BCA telah mempertimbangkan risiko keuangan, social dan lingkungan. Pada Laporan
Keberlanjutan Tahun 2021, BCA belum menyajikan informasi terkait kemampuan atau
kompetensi dari Board Risk Management Committee. Dewan Komisaris BCA terdiri dari
presiden komisaris, komisaris dan 3 komisaris independen. Sehingga atas kriteria tersebut dapat
disimpulkan bahwa dewan komisaris telah independen namun BCA belum menyajikan informasi
pengukuran tersebut dalam poin tersendiri.
BCA telah menyajikan informasi struktur tata kelola keberlanjutan yang teridir dari Direksi,
Direktur Lainnya, Direktur Perencanaan dan Keuangan dan Divisi Sekretariat dan Komunikasi
Untuk memastikan hal tersebut dibentuk unit kerja khusus yaitu Sub Divisi Environment
Sustainability Governance (ESG). Selain itu BCA telah mengungkapkan tanggung jawab CEO
dan anggota manajemen senior lainnya pada Laporan Keberlanjutan namun tidak disajikan
secara rinci dan hanya disajikan sebagai penanggungjawab pada program-program yang
dilaksanakan oleh BCA
Pemantauan atas implementasi Keuangan Berkelanjutan dilakukan setiap tiga bulan dan
dipaparkan dalam Analyst Meeting dengan memperhatikan capaian RAKB. Khusus untuk
pengelolaan kredit berwawasan LST, pengawasan dilakukan oleh Grup Corporate Banking,
Transaction & Finance, Divisi Bisnis Komersial & SME, Grup Analisa Risiko Kredit, di bawah
tanggung jawab Direktur Perbankan Korporasi, Direktur Perbankan Komersial & SME dan
Direktur Kredit & Hukum.
6) ESG Unit
BCA telah menyajikan informasi struktur tata kelola keberlanjutan yang teridir dari Direksi,
Direktur Lainnya, Direktur Perencanaan dan Keuangan dan Divisi Sekretariat dan Komunikasi
Persuahaan. Untuk memastikan hal tersebut dibentuk unit kerja khusus yaitu Sub Divisi
Environment Sustainability Governance (ESG).
BCA telah menyajikan informasi biaya terkait program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat secara komparatif. Namun Pada Tahun 2021, BCA tidak merealisasikan biaya yang
berhubungan dengan riset dan pengembangan komunitas.
BCA telah memiliki kebijakan Hak Asasi Manusia melalui SK DIR No 214/SK/DIR/2021.
Dalam kebijakan HAM, BCA menerapkan praktik non diskriminasi dan adanya kesetaraan
gender di tempat kerja. Dalam pengelolaan sumbder daya manusia adalah memberikan
kesempatan yang sama bagi pekerja tanpa memandang suku agama ras golongan dan gender.
Selain itu BCA juga melindungi seluruh pekerja, nasabah dan pemangku kepentingan lainnya
dengan memberikan lingkungan kerja yang layak dan aman. Selain itu BCA juga
memperhatikan kesejahteraan pekerja dengan memberikan remunerasi sebagai penghargaan dan
memberikan bonus ekstra berupa saham BCA. BCA memberikan hak cutimelahirkan kepada
pekerja perempuan selama 3 bulan, namun di dalam laporan keberlanjutan belum diungkapkan
ketentuan terkait besaran tunjangan yang diberikan kepada pekerja yang melakukan cuti
melahirkan. BCA hanya mengungkapkan beberapa jenis tunjangan yang diterima berdasarka
status ketenagakerjaan diantaranya tunjangan hari raya, tunjangan akhir tahun, tunjangan khusus
hari raya keagamaan, tunjangan jabatan dan bantuan lainnya. Sebagai bagian dari transparansi,
BCA menerapkan sistem pengaduan pelanggaran WBS untuk mendeteksi dan mencegah fraud.
Pencegahan Korupsi dan Fraud menjadi salah satu topik material karena merupakan pencegahan
kejahatan keuangan yang menjadi dasar kepercayaan bisnis suatu bank.
BCA memiliki Kebijakan Pengembangan Kompetensi Pekerja yaitu Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) 2019-2021 Bab XXIV Pengembangan Sumber Daya Manusia pasal 71. BCA berupaya
menciptakan sumber daya unggul dengan memberikan berbagai jenis pelatihan dan mendukung
pekerjanya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. BCA juga menanamkan
nilai ‘Fokus pada Nasabah, Integritas, Kerja Sama Tim, dan Berusaha Mencapai yang Terbaik’
guna menjaga sinergi internal perusahaan). BCA mengapresiasi pekerjanya dengan memberikan
remunerasi sesuai dengan kemampuan perusahaan dan ketentuan upah yang berlaku di
Indoensia. selain Gaji dan tunjangan, BCA juga memberikan bonus ekstra berupa saham BCA
untuk meningkatkan kepemilikan pekerja terhadap perusahaan. Namun data yang disajikan pada
laporan keberlanjutan belum secara rinci menyajikan data keuangan.
BCA memberikan pelayanan yang setara kepada seluruh nasabah setianya. Pelayanan ini
mempertimbangkan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi, konsultasi terkait solusi
perbankan, serta kepuasan nasabah. Guna mencapai service excellence, BCA memiliki
komitmen untuk melayani nasabah maupun klien lainnya sesuai standar SMART SOLUTIONS.
BCA juga menanamkan nilai ‘Fokus pada Nasabah, Integritas, Kerja Sama Tim, dan Berusaha
Mencapai yang Terbaik’ guna menjaga sinergi internal perusahaan. Dalam rangka menjalin
hubungan baik dan menjaga kepercayaan nasabah, BCA mengelola setiap keluhan yang
disampaikan nasabah namun BCA belum memberikan apresiasi atas dukungan nasabah
BCA merespons perkembangan ini dengan terus meningkatkan kemampuan layanan perbankan
berbasis digital. Transaksi digital ini tentu kami iringi dengan perlindungan data dan IT security
yang berlapis untuk mitigasi risiko kejahatan siber. BCA menyajikan informasi inovasi dan
pengembangan produk dan atau jasa keuangan yang diimplementasikan di Tahun 2021. Namun
BCA belum menyajikan informasi secara komprehensif terkait teknologi informasi dalam
penilaian risiko lingkungan, sosial dan tata kelola (ESG Screening). Sebagai salah satu bentuk
komitmen BCA dalam mendukung ekonomi digital, BCA membangun program Synergy
Accelerator untuk mengembangkan ekosistem start up di Indonesia.
c. Sustainability Implementation
Secara periodik, Satuan Kerja Manajemen Risiko memantau portofolio kredit, termasuk
memastikan diversifikasi yang sesuai dengan risk appetite Bank. Hasil pemantauan akan
disampaikan kepada Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko dan/atau Direktur masing-
masing unit bisnis. Dalam merespons risiko keberlanjutan, BCA melakukan stress test secara
rutin
untuk memastikan bahwa perusahaan memahami dinamika bisnis. Namun penyajian informasi
tersebut belum disajikan secara komprehensif dan informatif
Hasil pemantauan risiko disampaikan kepada Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko dan/atau
Direktur masing-masing unit bisnis. Namun tidak diungkapkan sistem pelaporan profil risiko
kepada Komite Pemantau Risiko
BCA tidak menyajikan informasi terkait fungsi kepatuhan independen dari satuan kerja
operasional. BCA belum mengungkapkan bagaimana mekanisme pelaporan terkait manajemen
risiko. BCA hanya mengungkapkan bahwa Fungsi Kepatuhan hukum Satuan Kerja Manajemen
Risiko yaitu memantau portofolio kredit, termasuk memastikan diversifikasi yang sesuai dengan
risk appetite Bank.
Pada Laporan Keberlanjutan Tahun 2021, BCA belum menyajikan informasi tentang Fungsi dan
tanggung jawab audit internal serta kriteria sertifikasi maupun skill yang harus dimiliki oleh
anggota komite audit,
PT Bank Central Asia telah menerapkan Sistem pemeringkat risiko debitur atau Internal Credit
Risk Rating/Scoring System. Internal Credit Risk Rating/Scoring System terdiri dari sebelas
kategori peringkat risiko mulai dari RR1 sampai dengan RR10, dan yang paling buruk (loss).
Selain itu BCA telah memiliki beberapa sertifikasi seperti Sistem Manajemen Mutu, Sistem
Manajemen Keamanan Informasi, Sistem Management System dll
PT Bank Central Asia belum menyajikan informasi terkait penerapan ISO 140001 tentang
Environmental management systems (EMS) dan belum mengungkapkan terkait IT Governance yang
digunakan. Namun PT Bank Central Asia telah mengembangkan Key Performance Indicator (KPI) terkait
keberlanjutan di setiap unit kerja dan KPI bersama bagi seluruh jajaran Direksi untuk mendukung
implementasi LST selaras dengan roadmap OJK. Dalam implementasi sustainability, PT Bank Central
Asia berpedoman pada GRIS Standard dan POJK Nomor 51/POJK.03/2017.
Kinerja ekonomi PT Bank Central Asia secara keseluruhan meningkat dibandingkan tahun lalu.
PT Bank Central Asia telah menyajikan capaian kinerja ekonomi berupa peningkatan praktik
operasional dan efiensi, kebijakan penurunan emisi, penurunan konsumsi kertas, pengembangan
sumber daya manusia, dan kinerja kepuasan nasabah serta peningkatan inovasi secara
komprehensif dan didukung dengan data, narasi, grafik dan tabel.
PT Bank Central Asia telah menyajikan informasi dengan memberikan narasi yang komprehensif
yang didukung oleh data, tabel dll pada 3 kriteria dari 4 kriteria yaitu pengungkapan dampak
tidak langsung yang diciptakan melalui pembiayaan lingkungan atau pengembangan komunitas,
pembiayaan infrastruktur dan pengungkapan kasus korupsi dan yang terjadi di perusahaan.
Namun PT Bank Central Asia belum menyajikan informasi yang komprehensif mengenai
dampak ekonomi tidak langsung yang diciptakan melalui rantai pasok pengadaan (supply chain
& procurement system).
PT Bank Central Asia telah menyajikan informasi yang memenuhi prinsip-prinsip kualitas
Laporan Keuangan yang terdiri dari akurasi (informasi yang disajikan cukup akurat dan
terperinci bagi para pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi),
keseimbangan (Laporan yang disajikan telah memberikan gambaran objective tentang kinerja
organisasi), kejelasan (informasi yang disajikan dalam Laporan Keberlanjutan Tahun 2021,
disajikan secara informatif dan dapat dipahami oleh para pemangku kepentingan),
keterbandingan (komparatif) keandalan (menyajikan informasi yang meyakinkan sehingga dapat
diuji) dan timeliness (disajikan selama 5 tahun berturut-turut sehingga dapat diakses oleh
pemangku kepentingan yang menggunakan laporan).
PT Bank Central Asia telah menyajikan informasi terkait penghargaan yang diperoleh selama
Tahun 2021 dengan memberikan narasasi yang komprehensif didukung dengan data, foto dll.
PT Bank Central Asia telah mengungkapkan bahwa data dan informasi yang disajikan pada
Laporan Keberlanjutan Tahun 2021 telah diperiksa oleh pihak internal dan diverifikasi oleh
pihak eksternal independen, yaitu melalui proses penjaminan (assurance). Pemeriksaan pihak
internal melibatkan tim ESG, seluruh kontributor data dan pejabat tertinggi dari fungsi terkait,
hingga mendapat persetujuan dari Direksi dan Dewan Komisaris. Pihak eksternal yang
melakukan verifikasi/assurance service adalah SR Asia