Anda di halaman 1dari 13

Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

Switching Behavior pada Konsumen


Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

Amrina Yulfajar
Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Rofiaty
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstract: This study used qualitative method with phenomonlogy apparoach, to have a deep insight of
switching behavior of beauty cliniq consumer. The phonemena is describe as the pattern of first swithing
behavior of first decision of beauty cliniq and then switch into another beauty cliniq. The informant of this
study are collected by using snowball sampling method. Collecting data in this study through in-depth
interview process to each informant. Data analysis was done by coding. In the next phase, the researcher
makes the descriptive data from interviews with informants to obtain the switching berhavior patterns of
beauty clinic consumer according to the categories that have been found.Based on the data analysis, its
found there are two themes why consumers choose the beauty clinic for the first time, there are Reference
Group Influence and Availability of Doctor. When Switching to another beauty clinic, found four themes,
there are, Reference Group Influence, Convenience, Service, and Core Services Failure. At the end of the
study, there were no relationships between demographic data informants with the results of the study.

Keywords: switching behavior, phenomonolgy, in-depth interview, beauty cliniq

Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi, untuk menggali lebih dalam tentang
perilaku perpindahan pada konsumen klinik kecantikan. Fenomena ini disajikan dengan mendeskripsikan pola
perpindahan konsumen pada saat pertama kali memilih klinik kecantikan lalu kemudian berpindah klinik
kecantikan.Informan pada penelitian ini didapatkan dengan menggunakan metode snowball sampling.
Pengumpulan data pada penelitian ini melalui proses wawancara mendalam kepada setiap informan. Analisis
data dilakukan dengan cara pengkodingan. Pada tahap selanjutnya, peneliti membuat data deskriptif dari hasil
wawancara dengan informan untuk mendapatkan pola perpindahan perilaku konsumen klinik kecantikan sesuai
dengan kategori yang telah ditemukan. Berdasarkan analisis data penelitian, ditemukan bahwa ada dua tema
yang menjadi alasan konsumen pada saat pertama kali memilih klinik kecantikan, antara lain Pengaruh Kelompok
Referensi dan Ketersediaan Dokter. Pada saat melakukan perpindahan klinik kecantikan, ditemukan empat
tema antara lain, Pengaruh Kelompok Referensi, Kenyamanan, Pelayanan, dan Kegagalan Pemberian Jasa Inti.
Pada akhir dari penelitian ini, tidak ditemukan adanya hubungan antara data demografis informan dengan hasil
penelitian.

Kata Kunci: perilaku perpindahan, fenomenologi, wawancara mendalam, klinik kecantikan

Perilaku berpindah konsumen merupakan suatu ben- evaluasi setelah menggunakan produk yang dikon-
tuk perilaku lebih lanjut konsumen sebagai hasil sumsi. Pada kenyataan sehari-hari, setiap individu atau
konsumen dihadapkan pada keputusan untuk memilih
Alamat Korespondensi: terhadap berbagai alternatif penawaran merek produk
Amrina Yulfajar, Pascasarjana FEB - UB Jl. MT Haryono atau jasa yang tersedia di pasar. Asumsi dasar tentang
165 Malang pemilihan adalah bahwa pembeli akan memilih merek
yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011


41 ISSN: 1693-5241 41
Amrina Yulfajar, Rofiaty

(Guiltinan dan Paul, 1987). Konsumen akan melaku- Manfaat Penelitian


kan evaluasi selama menggunakan jasa klinik kecan-
Manfaat teoritis
tikan, ketika hasil evaluasi menunjukkan bahwa klinik
kecantikan tersebut dirasa sudah tidak memberikan • Sebagai sumbangan perluasan wawasan di bi-
sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dang perilaku konsumen dengan topik khusus
konsumen, maka konsumen akan terdorong untuk perilaku perpindahan konsumen dengan obyek
melakukan perpindahan klinik kecantikan. klinik kecantikan.
Beberapa klinik kecantikan yang ada sekarang • Sebagai acuan perbandingan dengan penelitian
menawarkan berbagai macam fasilitas yang menarik terdahulu dan referensi bagi penelitian selanjutnya
bagi para konsumennya, tidak hanya kompetensi dok- mengenai perilaku perpindahan konsumen pada
ter kulit yang ada pada klinik kecantikan tersebut yang klinik kecantikan.
menjadi pertimbangan bagi konsumennya, tapi juga
kecanggihan alat, harga yang lebih sesuai, pelayanan Manfaat Praktis
oleh frontliner dan beauty therapist, ruang tunggu • Sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi
yang nyaman dan lain sebagainya (Ismail, 2012). Le- dari para konsumen klinik kecantikan mengenai
bih lanjut Ina (2011) menyatakan bahwa pertimbangan pemilihan klinik kecantikan dan penyebab konsu-
konsumen dalam memilih klinik kecantikan saat ini men melakukan perpindahan.
tergolong unik, karena pasien yang datang pada klinik • Sebagai sumber informasi bagi para pelaku bisnis
kecantikan tempat prakteknya terdapat fasilitas mem- yang memiliki bisnis kecantikan atau akan menja-
bership atau menawarkan diskon yang menarik untuk di pelaku bisnis dalam bidang tersebut untuk me-
beberapa treatment tertentu. ngetahui bagaimana kecenderungan konsumen
Dalam kesempatan ini peneliti, ingin menggali klinik kecantikan dalam memutuskan perawatan
lebih dalam alasan konsumen klinik kecantikan mela- di klinik kecantikan dan hal penting apa saja yang
kukan perpindahan dan pertimbangan apa yang dilaku- dijadikan pertimbangan bagi mereka pada saat
kan dalam memilih klinik kecantikan. Penelitian dilaku- melakukan perpindahan klinik kecantikan.
kan di Kota Surabaya. Pemilihan ini didasarkan bahwa
Surabaya merupakan kota bisnis dengan berbagai akti- Perilaku Konsumen
vitas yang berlangsung. Di dalamnya berlangsung
segala aktivitas, serta tersedia segala fasilitas yang Pengertian perilaku konsumen menurut Solomon
mendukung. Secara geografis, Surabaya memang te- (2007) adalah proses pembelajaran yang melibatkan
lah diciptakan sebagai Kota Perdagangan dan ber- individu atau kelompok ketika memilih, membeli,
kembang menjadi kota dagang Internasional. Begitu menggunakan, atau membuang produk, jasa, gagasan,
juga dengan perkembangan bisnis klinik kecantikan atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
yang semakin tinggi di kota ini dengan menyediakan keinginan. Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk
pilihan ragam klinik kecantikan dan harga yang berva- (2007), perilaku konsumen didefinisikan sebagai peri-
riatif. Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa laku yang menunjukkan konsumen dalam mencari,
peneliti mengambil judul Switching Behavior Pada membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan mem-
Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya. buang produk dan jasa yang diharapkan akan meme-
nuhi kebutuhan.
Tujuan Penelitian Assael (1998) mengembangkan suatu model peri-
laku keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh tiga
• Untuk menggali lebih dalam alasan konsumen hal, antara lain, konsumen sebagai individu, lingkung-
saat pertama kali memilih perawatan di klinik an, dan stimulus pemasaran. Pengembangan model
kecantikan. tersebut menekankan adanya hubungan diantara tiga
• Untuk mengetahui alasan konsumen kemudian hal tersebut.
berpindah klinik kecantikan.

42 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 1 | MARET 2014
Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

Perilaku Pembelian Konsumen Niat Berperilaku dan Perilaku Beralih


Tiap individu memiliki perilaku pembelian yang Konsumen akan memiliki niat sebelum berperilaku
berbeda-beda, karena tiap individu juga memiliki moti- atau dalam konteks ini adalah sebelum berpindah me-
vasi yang berbeda yang mendorong tiap individu rek. Niat dapat mendorong konsumen untuk mela-
untuk memenuhi kebutuhan. Perilaku pembelian kon- kukan perilaku yang diinginkan, salah satunya niat kon-
sumen dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, sumen dapat mendorong konsumen untuk berpindah
dan faktor pribadi (Kotler dan Keller, 2006). merek. Menurut Peter dan Olson (2000), bahwa setiap
perilaku seseorang ditentukan oleh adanya niat ke-
Model Pengambilan Keputusan Konsumen inginan untuk melakukan sesuatu. Niat berperilaku
Menurut Schiffman dan Kanuk (2007) dalam dari seseorang menunjukkan seberapa besar kemung-
studinya mengenai perilaku konsumen menyatakan kinan ditampilkan perilaku tertentu tersebut. Jika niat
bahwa cara individu dalam mengambil suatu kepu- seseorang kuat terhadap suau tujuan tertentu, maka
tusan dengan cara memanfaat sumber daya yang orang tersebut akan berusaha lebih serius untuk men-
dimiliki guna membeli barang atau jasa yang berhu- capai tujuan tersebut. Tetapi, jika niat seseorang le-
bungan dengan konsumsi. Hal ini mencakup tentang mah atas suatu tujuan, maka usaha yang dilakukan
apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, dan tidak akan serius, bahkan bisa jadi orang tersebut akan
seberapa sering mereka menggunakannya. Perilaku membatalkan usaha tersebut.
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengeva- Penelitian Sebelumnya
luasi, dan bertindak pasca mengkonsumsi barang, jasa, Zhang, et al. (2012) meneliti tentang perilaku ber-
ataupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebu- pindah pada penyedia layanan blog. Pendekatan yang
tuhan ataupun keinginan konsumen. digunakan adalah push effect, pull effect dan
mooring effect untuk mengidentifikasi bagaimana
Bauran Pemasaran pengguna internet berpindah layanan. Penelitian ini
Menurut Kotler (2003), bauran pemasaran (mar- menggunakan alat identifikasi push-pull-mooring
keting mix) adalah bagian dari marketing tools suatu karena menganggap bahwa dengan pendekatan itu,
perusahaan yang digunakan untuk mengejar tujuan maka peneliti dapat menemukan faktor-faktor penye-
pemasaran dalam target pasarnya. Bauran integrasi bab pengguna internet berpindah layanan blog.
pemasaran ini merupakan alat pemasaran taktis yang Penelitian berikutnya adalah penelitian Keaveney
dapat dikendalikan dan saling dipadukan oleh perusa- (1995) yang meneliti tentang perpindahan konsumen
haan guna memperoleh respon yang diinginkan pasar. pada perusahaan jasa. Penelitian ini menemukan bah-
Kotler (2003) mengklasifikasikan bauran pemasaran wa harga menjadi alasan utama konsumen berpindah
ke dalam empat kategori yang disebut 4P pemasaran: layanan, dan selanjutnya adalah ketidaknyamanan dan
• Product. kegagalan pelayanan.
• Price. Srinuan, et al. (2011) dalam penelitiannya me-
• Place. ngenai perilaku berpindah konsumen pada pasar ope-
rator telepon seluler di Thailand. Penelitian ini mene-
• Promotion.
Sedangkan bauran pemasaran untuk jasa menu- mukan bahwa perusahaan operator yang kecil lebih
sering mengalami perpindahan konsumen ke perusa-
rut Lupiyoadi (2001), mencakup 7P, di mana bauran
pemasaran 4P, ditambah 3P berikutnya yaitu: haan operator yang besar.
• People. Penelitian Shin dan Kim (2007) juga meneliti
tentang perpindahan konsumen pada pasar hand-
• Process.
• Physical Evidence. phone di Korea dengan memperkenalkan metode
MNP (Mobile Number Portability) yakni usaha

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 43


Amrina Yulfajar, Rofiaty

mempertahankan konsumen yang sudah ada agar tidak dan faktor dominannya hanya tingkat pendapatan dan
mengganti nomor teleponnya. Akan tetapi ditemukan pendidikan formal.
bahwa MNP belum signifikan berkontribusi dalam Hadiyan (2005), meneliti faktor-faktor yang mem-
menghilangkan hambatan berpindah yang lazim pada pengaruhi perilaku perpindahan merek pada penyedia
persepsi konsumen. jasa salon kecantikan di Surakarta. Pada penelitian
Ranganathan, et al. (2006) meneliti tentang peri- ini disarankan untuk para penyedia jasa salon kecan-
laku berpindah pada penyedia jasa layanan hand- tikan agar menyediakan angket, komunikasi langsung
phone dengan menganalisa dua variabel yakni hu- dengan pelanggan dan menyediakan kotak kritik dan
bungan kedekatan (pengguna layanan, durasi pema- saran untuk konsumen mengenai jasa inti yang diberi-
kaian, dan layanan bundling) dan pengguna penyedia kan.
layanan (usia dan jenis kelamin). Penelitian ini menun- Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Setiyaningrum
jukkan bahwa tingkat penggunaan yang cukup besar (2007) yang meneliti pengaruh ketidakpuasan konsu-
dan layanan bundling dapat mempengaruhi perilaku men dan variety seeking terhadap keputusan perpin-
berpindah, sedangkan jenis kelamin dan usia tidak dahan merek pada produk kosmetika. Hasil penelitian
memiliki hubungan kecenderungan untuk berpindah ini menemukan bahwa ketidakpuasan konsumen dan
layanan. variety seeking berpengaruh secara signifikan terha-
Penelitian Gerrard dan Cunningham (2004) ten- dap keputusan perpindahan merek untuk keempat
tang perilaku berpindah konsumen pada pasar bank produk kosmetika yang diteliti.
Asia. Penelitian ini menggunakan pengembangan Penelitian yang dibahas oleh peneliti adalah untuk
model berpindah Keaveney (1995). Hasil dari peneli- memahami bagaimana proses pengambilan keputusan
tian ini menemukan bahwa alasan utama nasabah konsumen dalam pemilihan klinik kecantikan dan alas-
berpindah adalah kegagalan layanan kemudian disusul an mengapa konsumen berpindah klinik kecantikan.
karena harga, kesulitan, kesengajaan, promosi, repu- Obyek klinik kecantikan ini termasuk di dalamnya
tasi, dan rekomendasi. adalah produk dan jasa perawatan yang ditawarkan
Penelitian lain yang juga berhubungan dengan pada klinik kecantikan. Penelitian ini menggunakan
penelitian ini adalah sebuah penelitian pada Inter- metode penelitian kualitatif.
national Journal of Management yang ditulis oleh
Lin, et al. (2005). Penelitian tersebut membagi konsu- METODE
men wanita ke dalam tiga kelompok yaitu, satisfied Penelitian ini memerlukan wawancara untuk
switchers, dissatisfied switchers, dan stayers. membantu proses pengumpulan data. Informan pada
Penelitian lain, dilakukan oleh Permatasari (2011), penelitian ini dipilih berdasarkan validitas penelitian.
yang menjelaskan pemahaman mengenai proses Teknik pemilihan sampel menggunakan teknik non-
pengambilan keputusan konsumen dalam pemilihan probability sampling dengan metode snowball sam-
klinik kecantikan. Penelitian ini memaparkan adanya pling yang telah menggunakan syarat obyektif dalam
perbedaan keputusan antara klinik kecantikan yang menentukan sampel dan akan terus bertambah secara
dipilih saat pertama kali dengan klinik kecantikan berantai dari informan yang telah didapatkan sebelum-
selanjutnya. Lebih lanjut juga dijelaskan mengenai nya (Sugiyono, 2007). Kriteria sampling yang dipilih
harapan konsumen dengan perpindahan klinik kecan-
mengharuskan informan mengalami fenomena yang
tikan yang dilakukannya, mereka mendapatkan kecan- dibahas pada penelitian ini (Creswell, 1998). Karakte-
tikan yang lebih dari sebelumnya. ristik pemilihan informan pada penelitian ini adalah
Tanjaya dan Wijaya (2009) menganalisa faktor
sebagai berikut:
yang mempengaruhi alokasi dana kecantikan wanita • Informan merupakan konsumen klinik kecan-
karir di Surabaya dengan studi kasus pada wanita
tikan.
karir yang sekaligus anggota klinik kecantikan yang • Klinik kecantikan yang dipilih konsumen berada
ada di Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah bah- di area Kota Surabaya.
wa tidak semua variabel memiliki keterkaitan dengan
• Usia  18 tahun.
dana yang dialokasikan untuk kebutuhan kecantikan

44 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 1 | MARET 2014
Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

Sumber: Data diolah, 2013

• Telah menggunakan produk dan jasa perawatan • Pernah melakukan perpindahan klinik kecantikan.
dari klinik kecantikan selama lebih dari satu • Bersedia mengisi form kesediaan untuk wawan-
tahun. cara dengan peneliti.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 45


Amrina Yulfajar, Rofiaty

• Bersedia melakukan wawancara pada waktu dan • Membuat uraian deskriptif.


tempat yang telah disepakati bersama dan selama • Membuat analisis interpretasi data.
proses wawancara berlangsung, informan berse- • Melakukan perbandingan antar subyek pene-
dia untuk direkam hasil wawancaranya agar pe- litian.
neliti tidak kehilangan bagian penting dari wawan- Uji keabsahan data yang dilakukan dalam pene-
cara tersebut. litian ini meliputi uji credibility, tranferability,
Pengumpulan data pada penelitian ini melalui dependability, dan confirmability. Agar data dalam
proses wawancara dengan metode in-depth inter- penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan
view (wawancara mendalam) dengan sejumlah sebagai penelitian ilmiah, maka perlu dilakukan uji
informan. Malhotra (2007) mendefinisikan in-depth keabsahan data.
interview sebagai wawancara personal, langsung, dan
tidak terstruktur. Setiap informan digali agar meng- HASIL
ungkap motivasi, kepercayaan, sikap dan perasaan
Proses Menemukan Calon Informan
dasar pada topik yang diajukan oleh pewawancara.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawan- Penelitian ini melibatkan sejumlah informan yang
cara sebanyak dua kali. Pada wawancara pertama, jumlahnya tidak bisa diketahui, hal ini karena pengum-
peneliti akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pulan data suatu penelitian kualitatif mempunyai tujuan
penelitian yang dikaitkan dengan tujuan penelitian. tercapainya kualitas data yang memadai, sehingga
Untuk mendapatkan tingkat kedalaman yang diingin- sampai dengan informan yang keberapa data telah
kan, wawancara kedua dilakukan peneliti untuk me- dalam keadaan ”tidak berkualitas” lagi dalam arti su-
mastikan bahwa apa yang telah disampaikan informan dah mencapai titik jenuh karena informan tersebut
pada wawancara pertama telah sesuai dan dilakukan sudah tidak lagi memberi informasi baru, artinya infor-
penambahan/pengurangan apabila terdapat peru- man tersebut ”ceritanya” sama saja dengan informan-
bahan dari apa yang telah disampaikan informan pada informan sebelumnya (Hamidi, 2004:76).
saat wawancara pertama. Wawancara ketiga bersifat Pada akhirnya peneliti membuat janji untuk wa-
optional, apabila dalam dua kali wawancara masih wancara kepada semua calon informan dan meminta
terdapat ketidakjelasan atau hal-hal yang perlu diklari- persetujuan tertulis beserta tandatangannya sebagai
fikasi oleh peneliti kepada informan. bukti bahwa informan-informan tersebut telah setuju
Bogdan dan Biklen (1998) menyarankan teknik dan memahami apa yang menjadi topik penelitian ini
koding analisis data kualitatif untuk mencari dan me-
ngolah berbagai data yang bersumber dari wawan- Analisis Data Penelitian
cara, pengamatan lapangan, dan kajian dokumen Berdasarkan teori yang telah dikemukakan
(pustaka) untuk menghasilkan suatu laporan temuan Poerwandari (2007), penelitian ini menggunakan tek-
penelitian. Senada dengan hal tersebut, Poerwandari nik koding dalam menemukan tema-tema Pengkate-
(2007) menyatakan bahwa koding dimaksudkan untuk gorian tema ini terbagi lagi menjadi dua kategori, yakni
mengorganisasi dan mensistematisasi data secara alasan konsumen memilih klinik kecantikan dan alasan
lengkap dan mendetail sehingga data dapat memun- konsumen berpindah klinik kecantikan. Pengkate-
culkan gambaran tentang topik yang dipelajari. Dengan gorian ini memberikan gambaran fenomena keputusan
demikian pada gilirannya peneliti akan menemukan pembelian konsumen pada saat pertama kali memilih
makna dari data yang dikumpulkan. Untuk itu, kecantikan dan perbedaannya pada pemilihan klinik
langkah-langkah yang diambil dalam proses analisis kecantikan selanjutnya. Lalu pada tahapan berikutnya
data pada penelitian ini adalah: peneliti menyajikan uraian deskriptif untuk setiap
• Membuat verbatim atau transkrip data dari hasil informan yang dikaitkan dengan tema-tema yang
wawancara. sesuai tentang perilaku perpindahan konsumen klinik
• Membuat koding pada transkrip data. kecantikan.
• Menyusun kategori berdasarkan kode-kode yang Berdasarkan pengkategorian tersebut dihasilkan
telah diberikan. sub tema pada penelitian ini, yakni, Pengaruh Kelompok

46 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 1 | MARET 2014
Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

Tabel 1. Resume Tema-tema yang Dihasilkan dari Alasan Konsumen Saat Pertama Kali Memilih Klinik Kecantikan
dan Alasan Perpindahannya

Sumber: Data diolah, 2013

Referensi, Harga, Kenyamanan (Lokasi, Ruangan), informan tersebut sudah tidak lagi memberi informasi
Ketersediaan Dokter, Citra Merek, Kualitas Produk baru, artinya informan tersebut ”ceritanya” sama saja
dan Iklan sebagai tema mengenai alasan-alasan kon- dengan informan-informan sebelumnya.
sumen pada saat pertama kali memilih klinik kecan-
tikan. Lalu sub tema Pengaruh Kelompok Referensi, Pola Perbandingan Perilaku Keputusan
Kenyamanan (Lokasi, Ruangan), Ketersediaan Dok- Konsumen
ter, Harga, Pelayanan, Kegagalan Pemberian Jasa
Informan pertama memiliki pola perilaku perpin-
Inti, dan Keinginan Mencari Variasi (Variety Seeking)
dahan yang berbeda dibandingkan dengan keputusan
sebagai alasan-alasan mengapa konsumen berpindah
awal saat memilih klinik kecantikan. Pada saat awal
klinik kecantikan. Pada tabel 4.1 menggambarkan
memilih klinik kecantikan, alasan yang mempenga-
tema-tema penelitian yang mencerminkan alasan kon-
ruhinya adalah Pengaruh Kelompok Referensi,
sumen pada saat pertama kali memilih klinik kecan-
Ketersediaan Dokter dan Iklan. Namun pada kepu-
tikan dan kemudian melakukan perpindahan klinik
tusan selanjutnya, pada saat melakukan perpindahan
kecantikan.
klinik kecantikan, alasan yang mempengaruhinya
Setelah dilakukan dua kali wawancara, peneliti
adalah Pengaruh Kelompok Referensi, Kenyamanan,
mengerucutkan jumlah informan yang akan dibahas
Harga, dan Pelayanan.
pada sub bab selanjutnya. Pertimbangan ini dilakukan
Informan kedua juga memiliki pola perpindahan
karena tampak bahwa alasan-alasan yang dikemuka-
yang berbeda dibandingkan keputusannya saat perta-
kan kedua informan tersebut sama seperti alasan-
ma kali memilih klinik kecantikan. Disebutkan bahwa
alasan pada informan sebelumnya. Kembali pada apa
alasan awal saat memutuskan melakukan perawatan
yang diungkankan Hamidi (2004) pada awal bab ini,
di klinik kecantikan disebabkan Pengaruh Kelompok
bahwa pengumpulan data suatu penelitian kualitatif
Referensi dan Ketersediaan Dokter. Berubah lagi
mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang me-
pada saat melakukan perpindahan klinik kecantikan,
madai, sehingga sampai dengan informan yang kebe-
informan kedua ini menambahkan dua alasan menge-
rapa data telah dalam keadaan ”tidak berkualitas”
nai Kenyamanan, Pelayanan dan Kegagalan Pem-
lagi dalam arti sudah mencapai titik jenuh karena
berian Jasa Inti.
TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 47
Amrina Yulfajar, Rofiaty

Informan ketiga menunjukkan pola perilaku yang lain pengaruh kelompok referensi, kenyamanan, pela-
juga berbeda pada saat pertama kali memutuskan yanan, dan kegagalan pemberian jasa inti.
perawatan di klinik kecantikan dan saat melakukan
perpindahan. Informan ketiga ini menyebutkan bahwa Alasan Konsumen Saat Pertama Kali Memilih
Pengaruh Kelompok Referensi, Harga, Ketersediaan Perawatan di Klinik Kecantikan
Dokter, Citra Merek (Brand Image), dan Kualitas
Pembahasan hasil penelitian mengenai alasan
Produk menjadi alasan-alasan awal saat perawatan
konsumen pada saat pertama kali memutuskan untuk
di klinik kecantikan, namun terjadi perubahan pada
melakukan perawatan di klinik kecantikan diperoleh
saat berpindah. Telah disebutkan bahwa, rasa nyaman
dua tema utama, yakni Pengaruh Kelompok Referensi
atau Kenyamanan dan Pelayanan yang didapatkan
dan Ketersediaan Dokter. Pembahasan mengenai
menjadi alasan yang penting pada saat melakukan
tema tersebut dibahas lebih rinci sebagai berikut.
perawatan di Klinik Kecantikan.
Informan keempat meyebutkan bahwa Pengaruh
Kelompok Referensi menjadi satu-satunya alasan
Pengaruh Kelompok Referensi
mengapa dia memilih klinik kecantikan sebagai tempat Semua konsumen klinik kecantikan yang menjadi
perawatan. Namun setelah itu, terjadi pergeseran informan pada penelitian ini menyatakan bahwa pada
keinginan sehingga yang menjadikan alasannya untuk saat pertama kali melakukan perawatan di klinik
berpindah klinik kecantikan adalah Kenyamanan, kecantikan, mereka mendapatkan referensi dari orang
Kegagalan Pemberian Jasa Inti dan adanya Keinginan terdekat, seperti teman, saudara, pacar, orang tua,
Mencari Variasi (Variety Seeking). dan orang terdekat lainnya. Meskipun memiliki perma-
Informan terakhir, yakni informan kelima menya- salahan kulit wajah yang berbeda-beda pada saat me-
takan bahwa alasannya melakukan perawatan di klinik milih klinik kecantikan, kecenderungan untuk meminta
kecantikan pada saat pertama kali adalah disebabkan pendapat dari orang terdekat menjadi pertimbangan
alasan bahwa Ketersediaan Dokter dan Citra Merek yang dianggap perlu untuk mengambil keputusan.
(Brand Image). Namun mengalami perubahan ketika Seperti yang diungkapkan Kotler (2006) yang
yang bersangkutan memutuskan berpindah klinik ke- menjelaskan bahwa keluarga, organisasi, ataupun
cantikan. Alasan-alasan yang disebutkan saat berpin- kelompok-kelompok baik dalam unit kecil maupun
dah antara lain, Pengaruh Kelompok Referensi, Ke- besar dapat memberikan pengaruh bagi seseorang
nyamanan, Harga, Kegagalan Pemberian Jasa Inti, dalam pemilihan produk dan keputusan pembelian.
dan Keinginan Mencari Variasi. Proposisi yang dibentuk dari tema ini adalah:
P1 : Pengaruh kelompok referensi (reference
group) menentukan pola pikir konsumen pa-
PEMBAHASAN da saat pertama kali memilih klinik kecan-
Relevansi Hasil Penelitian dengan Literatur tikan.
dan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan pengkategorian pada bab sebelum- Ketersediaan Dokter
nya dihasilkan beberapa tema utama yang didapatkan Konsumen klinik kecantikan yang menjadi infor-
dari analisis hasil wawancara dari para informan. Te- man pada penelitian ini memiliki kecenderungan untuk
ma utama ini merupakan tema-tema yang mendomi- memilih klinik kecantikan yang menyediakan seorang
nasi dari seluruh alasan informan. Sehingga pada bab dokter kulit untuk berkonsultasi segala permasalahan
ini, peneliti memangkas beberapa tema yang muncul kulit yang sedang dialaminya. Konsumen membutuhkan
kurang dari sebagian jawaban informan. Tema terakhir perasaan aman dalam memakai produk dan jasa yang
yang dihasilkan pada saat konsumen pertama kali ditawarkan oleh klinik kecantikan apabila klinik terse-
memilih perawatan di klinik kecantikan adalah penga- but sudah memiliki dokter yang benar-benar ahli di
ruh kelompok referensi dan ketersediaan dokter. bidangnya (Nurjanah, 2012). Lebih lanjut dikatakan
Sedangkan pada saat melakukan perpindahan klinik bahwa dokter yang berkompeten telah memiliki surat
kecantikan, tema-tema dominan yang muncul antara ijin praktik dan legalitas lainnya yang sah, sehingga

48 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 1 | MARET 2014
Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

konsumen percaya bahwa klinik kecantikannya tidak Kenyamanan menjadi faktor penentu seseorang
merugikan baik dalam hal keuangan dan bahkan meru- ketika melakukan perpindahan klinik kecantikan. Pada
sak wajah ataupun bahkan membahayakan kese- penelitian yang dilakukan Keaveney (1995) menyebut-
hatan. kan alasan kenyamanan sebagai alasan berpindahnya
Proposisi yang dibentuk dari tema ini adalah konsumen, seperti lokasi yang terjangkau, kenyaman-
sebagai berikut: an ruang dan waktu menunggu untuk dilayani. Lokasi
P2 : Ketersediaan dokter menyebabkan konsumen dan ruangan yang strategis diharapkan semakin mem-
lebih tertarik melakukan perawatan di klinik permudah konsumen untuk menerima layanan dari
kecantikan penyedia jasa, dan apabila sebaliknya, konsumen akan
memutuskan mencari penyedia jasa yang lainnya.
Alasan Konsumen Melakukan Perpindahan Proposisi yang dibentuk pada tema ini adalah:
Klinik Kecantikan P4 : Kenyamanan pada lokasi dan ruangan klinik
kecantikan menjadikan konsumen klinik ke-
Pengaruh Kelompok Referensi cantikan di kota Surabaya menjadi loyal dan
Sesuai dengan Lin, et al. (2003) menyatakan hal sebaliknya ketidaknyamanan menjadikan
yang sama ketika sedang meneliti perilaku perpin- konsumen untuk berpindah klinik kecantikan.
dahan pada produk tabir surya pada konsumen di Tai-
pei, bahwa faktor yang mempengaruhi perpindahan- Pelayanan
nya adalah adanya kelompok referensi. Permatasari
Klinik kecantikan, yang tidak hanya menjual kos-
(2011) menyimpulkan bahwa faktor penentu ketika
metika estetika, namun juga jasa layanan kecantikan
memilih klinik kecantikan adanya rasa emosional
seperti facial. Pada bisnis klinik kecantikan, pela-
seorang wanita ketika orang terdekat mengajak untuk
yanan merupakan hal yang paling diperhatikan, apabila
mencoba-coba dari satu klinik kecantikan ke klinik
konsumen merasa kecewa dengan sikap dokter,
kecantikan yang lain. Penelitian Permatasari lebih
beauty theraphist, ataupun layanan dari para front-
mengarah pada keputusan emosional yang diambil
liner, maka hal tersebut menjadikan penilaian dan
seorang wanita pada saat memilih klinik kecantikan,
membuat konsumen berpikir ulang untuk meneruskan
sedangkan arah pada penelitian ini tidak hanya konsu-
menggunakan jasa klinik kecantikan tersebut. Pada
men klinik kecantikan yang berjenis kelamin wanita
tema perpindahan klinik kecantikan, tampak bahwa
saja, namun juga laki-laki. Proposisi pada tema ini
alasan pelayanan yang mengecewakan dan pelayanan
adalah:
yang lebih baik pada klinik kecantikan selanjutnya
P3 : Pengaruh kelompok referensi menyebabkan
menjadi pertimbangan yang mendominasi jawaban
terjadinya perilaku perpindahan pada konsu-
dari para informan penelitian ini
men klinik kecantikan di Surabaya
Pada umumnya, penelitian terdahulu yang terkait
mengenai pelayanan yang mempengaruhi keputusan
Kenyamanan berpindah konsumen adalah yang terjadi pada peru-
Penelitian terdahulu yang dilakukan seorang arsi- sahaan perbankan ataupun perusahaan penyedia kartu
tek lulusan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya layanan seluler. Namun demikian, beberapa faktor
Malang mengenai perancangan interior pada klinik yang disebutkan pada penelitian terdahulu ternyata
kecantikan memang disesuaikan dengan aktifitas dan berkaitan juga pada penelitian dengan sektor industri
fungsi pada tiap ruang tunggu, sehingga pengunjung klinik kecantikan. Gerrard dan Cunningham (2004)
mendapatkan kesan hangat dan santai dan bisa menerima menyatakan bahwa faktor utama pada perilaku ber-
kondisi yang ada disana (Nanda, 2008). Penelitian pindah nasabah pada Bank Asia adalah buruknya fak-
tersebut menunjukkan bahwa klinik kecantikan me- tor layanan yang diterima nasabah. Pada industri klinik
mang secara sengaja menciptakan kenyamanan pada kecantikan, pelayanan yang dimaksud adalah bagai-
desain ruangan klinik kecantikannya agar konsumen mana para tenaga medis yang ada di klinik kecantikan
dapat merasakan suasana nyaman, hangat dan bersa- dapat melayani konsumen dengan baik, ramah, dan
habat ketika sedang melakukan perawatan kecantikan. tidak menyinggung perasaan konsumen.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 49


Amrina Yulfajar, Rofiaty

Berdasarkan temuan tersebut dengan dikaitkan


pada tema penelitian ini, maka dapat ditarik proposisi,
yaitu:
P5 : Pelayanan menjadi penentu perilaku berpindah
konsumen klinik kecantikan di Kota Surabaya

Kegagalan Pemberian Jasa Inti


Gambar 1. Alasan Konsumen Saat Pertama Kali Memilih
Dengan melakukan perawatan sekaligus penggu- Perwatan di Klinik Kecantikan
naan kosmetik dari klinik kecantikan, konsumen me- Sumber: Data diolah, 2013
miliki ekspektasi bahwa klinik kecantikan ini dapat
mengatasi permasalahan yang terjadi pada kulit wajah Berdasarkan hasil penelitian ini, alasan konsumen
mereka. Apabila konsumen merasa bahwa perawatan pada saat pertama kali memilih klinik kecantikan,
yang dilakukannya tidak berhasil memenuhi harapan, antara lain dikarenakan ketersediaan dokter dan ada-
maka pada saat itulah mereka memutuskan untuk nya pengaruh kelompok referensi. Konsumen
berpindah klinik kecantikan yang lain. Selanjutnya, konsep kedua yang dihasilkan adalah
Hadiyan (2005) pada penelitiannya mengenai mengapa konsumen pada akhirnya memutuskan ber-
perpindahan merek pada jasa salon kecantikan di pindah layanan klinik kecantikan. Pada konsep kedua
Kota Surakarta mengatakan bahwa ketika penyedia ini ternyata terdapat perilaku yang berbeda bila diban-
jasa salon gagal dalam memberikan pelayanannya dingkan dengan pada saat konsumen pertama kali
pada konsumen, maka konsumen cenderung berpindah memutuskan untuk perawatan di klinik kecantikan.
pada penyedia jasa salon yang lainnya. Perbedaannya Konsep kedua dapat digambarkan sebagai berikut:
dengan penelitian ini adalah, lebih fokus pada klinik
kecantikan yang berbasis dokter. Apabila konsumen
kecewa dengan hasil yang di dapatkan, misal kondisi
kulit wajah yang masih sama atau lebih parah dari
kondisi sebelumnya, maka konsumen akan mencari
klinik kecantikan lain yang mempu menyelesaikan
permasalahan kulit wajah konsumen tersebut. Berda-
sarkan analisis tersebut, dapat ditarik proposisi berikut:
P6 : Kegagalan pemberian jasa inti dapat menye-
babkan perpindahan konsumen Klinik Kecan-
tikan di Kota Surabaya

Konsep yang dihasilkan Gambar 2. Mengapa Konsumen Berpindah Klinik


Kecantikan
Penelitian dibagi atas dua konsep utama, yakni Sumber: Data diolah, 2013
alasan konsumen pada saat pertama kali memilih klinik
Pada konsep yang kedua mengenai alasan konsu-
kecantikan dan mengapa konsumen berpindah klinik
men berpindah klinik kecantikan, terdapat perbedaan
kecantikan. Kedua konsep utama tersebut dapat me-
dengan alasan keputusan konsumen pada saat perta-
munculkan pola perbandingan keputusan konsumen
ma kali. Pada saat pertama kali menentukan klinik
pada saat pertama kali memutuskan untuk melakukan
kecantikan, konsumen hanya memilih klinik kecan-
perawatan di klinik kecantikan, lalu alasan kemudian
tikan yang berbasis dokter. Dengan ketersediaan
melakukan perpindahan klinik kecantikan.
dokter pada klinik kecantikan, konsumen memiliki
Konsep pertama mengenai alasan konsumen pa-
kepercayaan yang lebih atas kosmetika dan treatment
da saat pertama kali memilih perawatan di klinik
yang digunakannya. Selain itu, pengaruh dari orang
kecantikan digambarkan sebagai berikut:
terdekat juga memberikan referensi tersendiri bagi
konsumen untuk memutuskan klinik kecantikan mana

50 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 1 | MARET 2014
Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

yang dipilih. Berbeda dengan keputusan selanjutnya, Keterbatasan Penelitian


yang mana konsumen setelah menggunakan klinik
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
kecantikan lalu berpindah pada klinik kecantikan yang
dengan tema perpindahan klinik kecantikan pada
lain. Beberapa tema yang muncul sebagai alasan kon-
konsumen di Surabaya, tidak memandang gender, bisa
sumen pada saat berpindah klinik kecantikan antara
laki-laki maupun perempuan. Namun yang terjadi di
lain adanya pengaruh kelompok referensi, kenya-
lapangan adalah, peneliti kesulitan dalam menemukan
manan, pelayanan, dan kegagalan pemberian jasa inti.
informan berjenis kelamin laki-laki. Meski sudah ada
Melihat dua perbandingan alasan konsumen,
yang mereferensikan, namun yang bersangkutan me-
peneliti menganalisis jauh lebih dalam mengenai feno-
nyatakan keberatan dengan alasan merasa canggung
mena yang terjadi. Dari banyaknya klinik kecantikan
dan aneh apabila memberikan informasi mengenai
yang ada di Kota Surabaya, fasilitas yang disediakan
pengalamannya perawatan di klinik kecantikan serta
di klinik tersebut, dan beberapa hal yang menjadi
menganggap bahwa selayaknya yang memberikan in-
keputusan konsumen, maka peneliti menyimpulkan
formasi hanya perempuan saja. Padahal, pada kenya-
bahwa terjadi persaingan atau kompetisi yang begitu
taannya, konsumen klinik kecantikan tidak hanya pe-
ketat pada bisnis klinik kecantikan yang ada di Kota
rempuan saja, namun juga laki-laki, bahkan beberapa
Surabaya. Tingginya tingkat perpindahan klinik kecan-
klinik kecantikan sudah menyediakan tempat khusus
tikan di Kota Surabaya diakibatkan tingginya per- bagi laki-laki.
saingan pada setiap klinik kecantikan tersebut. Seperti Oleh karena hal tersebut, penelitian ini tidak bisa
yang sudah disinggung pada bab sebelumnya, Srinivasan dilakukan generalisasi terhadap informan dengan jenis
(1996) menyatakan bahwa situasi persaingan yang kelamin laki-laki. Meskipun pada tujuan awal peneli-
tinggi menyebabkan kecenderungan konsumen ber- tian ini, peneliti mengharapkan adanya informan laki-
pindah juga tinggi, sedangkan situasi persaingan yang laki yang bersedia untuk diwawancara.
rendah menyebabkan kecenderungan konsumen ber- Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
pindah juga rendah. Fenomena yang telah disebutkan lebih mengarah pada tercapainya kualitas data, se-
di atas dapat digambarkan sebagai berikut: hingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasi
pada karakter informan yang berbeda dengan pene-
litian berikutnya. Hasil penelitian ini hanya mencakup
pada informan yang memiliki karakter sejenis. Sehing-
ga pada penelitian berikutnya generalisasi tidak dapat
dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab hasil pembahasan
data secara kualitatif, maka penelitian ini memberikan
beberapa kesimpulan antara lain:
• Penelitian ini dibagi pada dua konsep utama yakni
alasan konsumen pada saat pertama kali memilih
klinik kecantikan dan alasan konsumen melaku-
kan perpindahan klinik kecantikan.
• Pada konsep pertama, alasan konsumen pada
saat pertama kali memilih klinik kecantikan
menghasilkan dua tema, yakni Pengaruh Kelom-
pok Referensi dan Ketersediaan Dokter.
Gambar 3. Perilaku Perpindahan pada Konsumen Klinik • Pada konsep kedua mengenai alasan konsumen
Kecantikan di Kota Surabaya melakukan perpindahan klinik kecantikan,
Sumber: Data diolah, 2013

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 51


Amrina Yulfajar, Rofiaty

didapatkan empat tema, antara lain Pengaruh • Pada saat pertama kali memilih klinik kecantikan,
Kelompok Referensi, Kenyamanan Pelayanan, konsumen dipengaruhi oleh orang terdekat dan
dan Kegagalan Pemberian Jasa Inti. ketersediaan dokter yang ada pada klinik terse-
• Bila dikaitkan dengan data demografi informan, but. Oleh karena itu harus dipastikan bahwa dok-
penelitian ini tidak mencerminkan kecenderungan ter harus selalu ada dan ada dokter pengganti
pada usia, tingkat pendidikan, profesi, dan peng- apabila dokter jaga yang bertugas sedang absen.
hasilan konsumen dalam menentukan klinik • Pada saat melakukan perpindahan klinik kecan-
kecantikan pada saat pertama kali dan pada saat tikan, alasan pengaruh dari orang terdekat, kenya-
konsumen melakukan perpindahan. manan, pelayanan, dan kegagalan pemberian jasa
inti adalah penyebab berpindahnya layanan klinik
Saran Penelitian kecantikan. Utamanya adalah dalam hal kenya-
manan, para penyedia jasa klinik kecantikan diha-
Saran bagi Penelitian Selanjutnya
rapkan meningkatkan sisi kenyamanan bagi kon-
Berikut adalah saran yang bisa peneliti berikan sumen agar dapat memberikan kesan dan nilai
guna penelitian selanjutnya: lebih bagi konsumen sekaligus pengunjung yang
• Penelitian selanjutnya dapat memperluas konsep hanya sekedar survey ke klinik kecantikan terse-
dengan menemukan informan berjenis kelamin but.
laki-laki agar dapat memberikan gambaran me- • Perlunya kotak saran dan kritik pada klinik kecan-
nyeluruh tentang perilaku perpindahan pada kon- tikan. Namun tidak hanya itu, dapat disediakan
sumen klinik kecantikan. nomor pengaduan dan alamat email dimana
• Penelitian mendatang dapat meneliti penyebab konsumen dapat melakukan komplain pada klinik
perpindahan klinik kecantikan secara lebih spe- kecantikan tersebut apabila mengalami kejadian
sifik pada produk tertentu atau pada jenis pera- yang kurang berkenan dan pihak manajemen
watan tertentu. klinik kecantikan hendaknya tanggap dan mem-
• Penelitian berikutnya dapat dilakukan di kota- berikan respon cepat atas adanya pengaduan
kota lain seluruh Indonesia dengan kategori kota- tersebut.
kota kecil ataupun kota besar selain Kota Sura- • Para pelaku bisnis di industri klinik kecantikan
baya untuk mendapatkan gambaran yang jelas hendaknya terus melakukan inovasi dan selalu
mengenai perbandingan di setiap kota tersebut. siap dalam menghadapi persaingan pada industri
• Penelitian selanjutnya dapat melakukan perilaku klinik kecantikan dengan tetap memperhatikan
perpindahan merek pada obyek lain yang sedang kualitas produk dan layanan yang diberikan.
menjadi fenomena di masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Saran bagi Para Pelaku Bisnis
Assael, H. 1998. Consumer Behaviour and Marketing
Selain dapat memberikan manfaat bagi penelitian Action. 8th Edition. Massachusetts: Kent Publishing
selanjutnya, penelitian ini juga dapat memberikan wa- Company.
wasan bagi para pelaku bisnis khususnya pada bisnis Bogdan, Robert, C., dan Sari, K.B. 1998. Qualitative Re-
klinik kecantikan. Beberapa saran yang peneliti dapat search in Education: An Introduction to Theory and
bagikan antara lain: Methods. 3rd ed. Allyn and Bacon.
Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research De-
• Penelitian ini memberikan gambaran mengenai
sign: Choosing Among Five Tradition. London: Sage
apa yang menjadi ketertarikan konsumen pada Publication.
klinik kecantikan, sehingga para pelaku bisnis da- Gerrard, P., dan Cunningham, J.B. 2004. Consumer Switch-
pat mereview kembali pelayanan yang telah dibe- ing Behavior in The Asian Banking Market. The
rikan agar tercapai kepuasan konsumen secara Journal of Service Marketing. Vol 18 No. 3 pp 215–
menyeluruh. 213. Emerald Group Publishing Limited.

52 JURNAL APLIKASI
Nama Orang
MANAJEMEN | VOLUME 12 | NOMOR 1 | MARET 2014
Switching Behavior pada Konsumen Klinik Kecantikan di Kota Surabaya

Guiltinan, Joseph, P., dan Paul, Gordon, W. 1987. Market- Klinik Kecantikan, Tesis, Program Ma-gister
ing Management: Strategic and Programs. 6th Edi- Manajemen Universitas Airlangga Surabaya
tion. New York: McGraw Hill International Edition. Peter, J.P., dan Jerry, C.O. 2000. Consumer Behaviour:
Hadiyan, R. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mem- Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jilid
pengaruhi Perilaku Perpindahan Merek pada 1. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Penyedia Jasa Salon Kecantikan di Surakarta. Poerwandari, E.K. 2007. Pendekatan Kualitatif untuk
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3
Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Prak- Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
tis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Ranganathan, C., et al. 2006. Switching Behavior of Mo-
Malang: UMM Press. bile Users: do Users Relational Investements and
Ina. 2011. Beauty Line Skin Care. Pustaka Magazine. Edisi Demographics Matter? European Journal of Infor-
Januari Vol.2. mation Systems. Operational Research Society Ltd.
Ismail, M. 2012. Klinik Kecantikan dan Perawatan Kulit. Schiffman, L.G., dan L.L. Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen.
Majalah Fit edisi Januari 2012 h.45. Terjemahan. Jakarta: Indeks.
Keaveney. 1995. Customer Switching Behavior in Service Setiyaningrum, A. 2007. Pengaruh Ketidakpuasan
Industries: An Exploratory Study. Journal of Mar- Konsumen dan Variety Seeking terhadap Keputusan
keting Vol 59, 71–82. ProQuest. Perpindahan Merek. Jurnal Telaah Manajemen
Kotler, P. 2003. Marketing Management. NewJersey: (TEMA), volume 2 No.2, Universitas Kristen Atmajaya
Prentice-Hall, Inc. (UNIKA), Yogyakarta.
Kotler, P., dan K.L. Keller. 2006. Marketing Management. Shin, D.H., dan Kim, W.Y. 2007. Mobile Number Portabil-
12th Edition. New Jersey: Pearson Education. ity on Customer Switching Behavior: in the Case of
Lin, C.T., dan Su-Man Wang, Huei-Ying Hsieh. 2005. The the Korean Mobile Market. Emerald Publishing Lim-
Brand Switching Behaviour of Taipei Female Con- ited Vol 9 No. 4 pp 38–54.
sumers When Purchasing UV Skincare Products. In- Solomon, M.R. 2007. Consumer Behaviour: Buying, Hav-
ternational Journal of Management, Vol. 20, No. 4. ing, and Being. 7th Edition. New Jersey: Pearson
Lupiyoadi, R. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa: Teori Prentice Hall.
dan Praktik. 1st Edition. Jakarta: Salemba Empat. Srinivasan, M. 1996. New Insight Into Switching Beha-
Malhotra, Naresh, K. 2007. Marketing Research: An Ap- viour. Marketing Research: A Magazine of Manage-
plied Orientation. 5th Edition. Upper Saddle River: ment and Applications, Vol. 8, No. 1
Prentice Hall. Srinuan, P., Annafari, M.T., dan Bohlin, E. 2011. An analy-
Nanda, I.D. 2008. Penerapan unsur dan Prinsip Desain sis of Switching Behavior in the Thai Cellular Market.
Interior pada Ruang Pelayanan Klinik Kecantikan Emerald Group Publishing Limited, ISSN 1463-6697.
di Malang. Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur VOL. 13 NO. 4 2011, pp. 61-74,
Universitas Brawijaya Malang. Sugiyono. 2007. ”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Nurjanah. 2011. Memilih Klinik Kecantikan. pakarkulit. com/ dan R&D”. Bandung: Alfabeta.
tag/klinik-kecantikan/ Tanggal akses 10 Februari 2012. Tanjaya, L., dan Wijaya, S.D. 2009. Analisa Faktor yang
Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mempengaruhi Alokasi Dana Kecantikan Wanita
Brawijaya (PPS FEB UB). 2011. Buku Panduan Tesis Karir di Surabaya: Studi Kasus pada Wanita Karir
dan Disertasi. Malang. Anggota Klinik Kecantikan Surabaya. Bachelor
Permatasari, L. 2011. Pemahaman terhadap Proses Thesis, Petra Christian University.
Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Pemilihan Zhang, et al. 2012. Online Service Switching Behavior: The
Case of Blog Service Providers. Journal of Electronic
Commerse Research, Vol 13 No 3.

TERAKREDITASI SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 ISSN: 1693-5241 53

Anda mungkin juga menyukai