Anda di halaman 1dari 2

a) Apabila dilihat dari fungsi perpajakan bagi kehidupan bernegara terlihat bahwa pajak merupakan

hal yang sangat penting, selain itu juga pajak diatur tersendiri oleh tatacara hukum perpajakan,
menurut kelompok 1 apakah praktek penyelenggaraan perpajakn di indonesia telah sesuai dengan
undang-undang? Apabila sudah sesuai mohon dijelaskan.

b) Apabila dilihat dari fungsi perpajakan bagi kehidupan bernegara terlihat bahwa pajak merupakan
hal yang sangat penting, selain itu juga pajak diatur tersendiri oleh tatacara hukum perpajakan,
menurut kelompok 1 berdasarkan hal tersebut, menurut kelompok anda apakah wajib pajak di
Indonesia sekarang ini sudah patuh terhadap ketentuan perpajakan mengingat fungsi pajak sangat
penting?

Jawaban:
Rasio kepatuhan Formal wajib pajak per akhir Desember 2021 dalam melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan menyentuh angka 84%. Menurut Humas DJP Nailmaldrin Noor
Jumlah tersebut sudah mencapai target pelaporan SPT tahunan yang ditetapkan sebelumnya.

Berdasarkan data Ditjen Pajak (DP), per 31 Desember 2021 tercatat pelaporan SPT Tahun 2020
mencapai 15,97 Juta dari 19 juta wajib pajak yang wajib melaporkan SPT.
Rinciannya sebagaii berikut:
1. SPT Tahunan wajib pajak badan yang dilaporkan sebanyak 1.01 juta SPT.
2. SPT Tahunan wajib pajak orang pribadi yang dilaporkan sebanyak 14,77 juta.

Apabila dibandingkan denga tahun 2020 atau 2019 SPT Tahunan yang dilaporkan oleh wajib pajak
ada sebanyak 13,3 juta. Rasio kepatuhannya menyentuh 71,10% dari 16,6 juta wajib pajak yang
wajib melaporkan SPT serta membayar pajak.

Berdasarkan dari data yang telah saya paparkan, apabila melihat dari tren perpajakan tahun 2021
wajib pajak di Indonesia sudah mendekati patuh terhadap ketentuan perpajakan. Hal ini karena
84% wajib pajak telah melaporkan SPT nya. Yang berarti kesadaran wajib pajak akan pentingnya
membayar pajak jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, meningkatnya angka kepatuhan wajib pajak ini juga tidak terlepas dari upaya pemerintah
dalam meningkatkan tingkat kepatuhan, upaya2 diataranya:
1. mengadakan kegiatan edukasi dan peningkatan pelayanan perpajakan kepada wajib pajak
2. Meningkatkan ekstensifikasi serta pengawasan guna memperluas wajib pajak yang bisa
dijangkau
3. Perluasan kanal pembayaran wajib pajak oleh DJP agar wajib pajak lebih mudah dalam
mengakses aplikasi dan membayar pajak
4. Optimalisasi pengumpulan dan pemanfaatan data internal dan juga eksternal
5. Penegakkan hukum oleh DJP untuk mendorong kepatuhan wajib pajak
6. DJP mengadakan program PPS atau tax amnesty jilid 2
c) Kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan praktek perpajakan di Indonesia?
1. Wajib pajak
1) Kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan tugas dan kewajiban perpajakan
2) Banyak WP yang tidak melaporkan pajak dari penghasilan laiinya
3) Pelaporan pajak oleh WP yang terlalu mepet dengan batas waktu pelaporan pajak, sehingga
menyebabkan sistem DJP menjadi traffic dan Pajak yang dilapor ada kemungkinan menjadi
telat lapor yang akhirnya akan menimbulkan sanksi administratif.
4) Kurangnya pengetahuan WP mengenai ketentuan tatacara perpajakan.
5) Kurangnya penyuluhan terkait dengan teknik pemungutan pajak, hal ini dikarenakan
terdapat beberapa pajak yang perhitungannya rumit dan membutuhkan pengsin formulir
yang rumit juga.
6) Seringnya terjadi trouble dalam pelaporan SPT
7) Kurangnya penyuluhan dari DJP terkait dengan peraturan perpajakan baru, sehingga
banyak terjadi kesalahan formal dalam pelaporan perpajakan.

2. DJP/Pemerintah
1) Adanya penghindaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang menyebabkan kerugian
bagi kas negara karena dapat mempengaruhi keseimbangan antara anggaran dan
konsekuansi2 lainnya seperti kenaikan tarif pajak, keadaan inflasi dll.

Anda mungkin juga menyukai