111020000849/810201391
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
B. Sasaran ………………………………………………………………. 3
PEMBAHASAN
A. Permasalahan ………………………………………………………. 4
B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama……………. 4
PENUTUP
A. Latar Belakang
1
2) Masing - masing Kantor Pelaksanaan Pajak dapat melakukan update dan
melengkapi profil Wajib Pajak. Dengan profil Wajib Pajak yang up to date,
lengkap, dan akurat, maka Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dapat
melihat potensi dari Wajib Pajak dan terhadap Wajib Pajak yang berpotensi akan
“dikejar” sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal ini dapat berbentuk himbauan, pemeriksaan, sampai penyitaan.
3) Merupakan bagian dari upaya utuk menegakkan keadilan. Sesuai dengan fakta
bahwa yang masih belum bayar pajak pada saat ini masih banyak sekali.
Sedangkan masyarakat yang berpendapatan kecil sudah banyak yang
membayar pajak, yaitu melalui pemotongan PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 21
oleh pemberi kerja.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat Indonesia dalam hal ini Wajib Pajak dalam
mendukung kelangsungan pembangunan melalui pembayaran sehingga bangga
menjadi warga negara.
5) Melakukan program ekstensifikasi yaitu dengan menjaring Wajib Pajak yang
belum terdaftar (belum memiliki NPWP) dan objek pajak yang belum dipajaki.
6) Melakukan program intensifikasi yaitu dengan mengoptimalkan pengenaan pajak
atas Wajib Pajak atau objek pajak yang belum sepenuhnya mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka Sensus Pajak Nasional berfungsi untuk
meningkatkan penerimaan pajak, memutakhirkan data Wajib Pajak, menegakkan
keadilan, dan meningkatkan peran Wajib Pajak dalam mendukung kelangsungan
pembangunan.
1. Kondisi Ideal
a. Kantor Pelayanan Pajak Berkoordinasi dengan pihak ketiga
(Pemda,KetuaRT/RW,pengelola/manajemen gedung
perkantoran,perumahan / apartemen, perhimpunan, masyarakat)
b. Petugas SPN dengan didampingi oleh pihak ketiga menemui responden
dan menunjukkan Surat Tugas dan Identitas
c. Petugas SPN memberikan penjelasan kepada responden terkait SPN
d. Petugas SPN meminta kesediaan responden untuk membantu
memberikan data
e. Petugas SPN mengisi FIS (Formulir Isian Sensus) berdasarkan data yang
disampaikan oleh responden.
2
f. Setelah mengecek kelengkapan pengisian FIS dan ditandatangani oleh
responden, petugas SPN menempelkan stiker sensus.
Pada saat akan dilakukan sensus, wajib pajak menolak ketika diminta mengisi
formulir isian sensus (FIS) dan bahkan ada beberapa Wajib Pajak yang tidak berada
di tempat, hal ni tentu saja akan mempersulit petugas sensus untuk melakukan
pendataan. Kemudian saat petugas sensus meminta kesediaan responden untuk
memberikan sejumlah data yang diperlukan¸beberapa responden memberi data yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan beberapa melakukan penolakan
secara halus, seperti beralasan kalau identitas/data diri nya tertinggal dan saat
petugas sensus mendatangi lagi,wajib pajak beralasan lupa.
B. Sasaran
Sasaran dalam pembahasan laporan ini adalah untuk membandingkan tata
cara pelaksanaan Sensus Pajak Nasional seperti yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak Nasional dan
dalam SE-18/PJ/2012 untuk mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya yang terjadi
dilapangan, agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan apabila diadakan program
yang sama di tahun berikutnya.
3
PEMBAHASAN
A. Permasalahan
Karena data keuangan yang diisikan wajib pajak tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, maka DJP mengalami kesulitan dalam melakukan
pendataan keuangan Wajib Pajak secara terperinci. Oleh sebab itu, maka diperlukan
sikap jujur dan terbuka dari wajib pajak agar data sensus menjadi lebih valid. DJP
juga menyatakan tidak dapat memberikan sanksi kepada WP yang tidak kooperatif
karena menolak untuk di sensus sehingga program ini dianggap kurang mampu
meningkatkan efek kepatuhan dari Wajib Pajak. Sensus Pajak Nasional juga kurang
dalam hal sosialisasi kepada masyarakat.
4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan Sensus Pajak Nasional 2012 diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak Nasional dan SE-18/PJ/2012.
Kendala yang ditemui pada Sensus pajak Nasional 2012 adalah para calon wajib pajak
menolak ketika diminta mengisi formulir isian sensus. Bahkan ada pula yang tidak
berada ditempat ketika dilakukan pendataan, serta kesulitan yang dialami petugas
sensus dalam mendapatkan data keuangan wajib pajak secara valid. Kemudian masih
banyak wajib pajak yang belum sadar akan kewajiban perpajakannya , karena
kurangnya pengetahuan akan perpajakan, serta kurangnya sosialisasi mengenai
sensus pajak nasional oleh Direktorat Jenderal Pajak.