Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TUGAS AKHIR

EVALUASI SENSUS PAJAK NASIONAL

DI KPP PRATAMA MEDAN BARAT

LUKAS PERMANA TURNIP

111020000849/810201391

PROGRAM ON THE JOB TRAINING CPNS


KPP PRATAMA MEDAN BARAT
KANTOR WILAYAH DJP SUMATERA UTARA I
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN DAN PENILAIAN LAPORAN INDIVIDU

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………..... 1


1. Kondisi Ideal ………………………………………………………. 2

2. Kondisi Saat Ini ……………………………………………………. 3

B. Sasaran ………………………………………………………………. 3

PEMBAHASAN

A. Permasalahan ………………………………………………………. 4
B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama……………. 4

PENUTUP

Kesimpulan & Saran ………………………………………………………5


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Roda pembangunan nasional dapat terus bergerak dan perekonomian


negara dapat terus tumbuh karena adanya penerimaan negara. Semakin besar
penerimaan negara tentu akan semakin banyak fasilitas publik yang dapat
disediakan pemerintah. Penerimaan negara dapat ditingkatkan jika ada perluasan
basis pajak. Perluasan basis pajak tersebut dapat diwujudkan jika terdapat data yang
akurat mengenai potensi pajak. Itulah mengapa SPN sangat diperlukan agar
keadilan dan kesejahteraan rakyat terwujud melalui pengunaan uang pajak. SPN
diselenggarakan dalam rangka melaksanakan ketentuan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor Peraturan Menteri Keuangan No. 149/PMK.03/2011 tentang
Sensus Pajak Nasional dan SE-18/PJ/2012.

Untuk menyelenggarakan SPN , diperlukan beberapa dokumen yang harus


dipersiapkan, diantaranya adalah sebagai berikut .

Untuk subjek sensus Badan, antara lain :


1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), jika subjek sensus Badan
adalah PKP
3. Akte Pendirian
4. Nomor Pelanggan PLN
5. SPPT PBB
6. KTP/Paspor/KITAS Penanggung jawab/Pengurus

Untuk subjek sensus Orang Pribadi, antara lain :


1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
2. Surat Pengukuhan PKP, jika subyek sensus Orang Pribadi adalah PKP
3. KTP/Paspor/KITAS
4. Nomor Pelanggan PLN
5. SPPT PBB

Berikut ini adalah beberapa manfaat dari Sensus Pajak Nasional


1) Dengan adanya sensus, Wajib Pajak akan diingatkan untuk menyampaikan SPT
(Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh baik untuk Orang Pribadi atau Badan.
Penyampaian SPT (Surat Pemberitahuan) Tahunan PPh berarti juga harus
membayar pajak. Jadi, sensus akan meningkatkan penerimaan pajak.

1
2) Masing - masing Kantor Pelaksanaan Pajak dapat melakukan update dan
melengkapi profil Wajib Pajak. Dengan profil Wajib Pajak yang up to date,
lengkap, dan akurat, maka Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan dapat
melihat potensi dari Wajib Pajak dan terhadap Wajib Pajak yang berpotensi akan
“dikejar” sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam hal ini dapat berbentuk himbauan, pemeriksaan, sampai penyitaan.
3) Merupakan bagian dari upaya utuk menegakkan keadilan. Sesuai dengan fakta
bahwa yang masih belum bayar pajak pada saat ini masih banyak sekali.
Sedangkan masyarakat yang berpendapatan kecil sudah banyak yang
membayar pajak, yaitu melalui pemotongan PPh (Pajak Penghasilan) Pasal 21
oleh pemberi kerja.
4) Meningkatkan peran serta masyarakat Indonesia dalam hal ini Wajib Pajak dalam
mendukung kelangsungan pembangunan melalui pembayaran sehingga bangga
menjadi warga negara.
5) Melakukan program ekstensifikasi yaitu dengan menjaring Wajib Pajak yang
belum terdaftar (belum memiliki NPWP) dan objek pajak yang belum dipajaki.
6) Melakukan program intensifikasi yaitu dengan mengoptimalkan pengenaan pajak
atas Wajib Pajak atau objek pajak yang belum sepenuhnya mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka Sensus Pajak Nasional berfungsi untuk
meningkatkan penerimaan pajak, memutakhirkan data Wajib Pajak, menegakkan
keadilan, dan meningkatkan peran Wajib Pajak dalam mendukung kelangsungan
pembangunan.

1. Kondisi Ideal
a. Kantor Pelayanan Pajak Berkoordinasi dengan pihak ketiga
(Pemda,KetuaRT/RW,pengelola/manajemen gedung
perkantoran,perumahan / apartemen, perhimpunan, masyarakat)
b. Petugas SPN dengan didampingi oleh pihak ketiga menemui responden
dan menunjukkan Surat Tugas dan Identitas
c. Petugas SPN memberikan penjelasan kepada responden terkait SPN
d. Petugas SPN meminta kesediaan responden untuk membantu
memberikan data
e. Petugas SPN mengisi FIS (Formulir Isian Sensus) berdasarkan data yang
disampaikan oleh responden.

2
f. Setelah mengecek kelengkapan pengisian FIS dan ditandatangani oleh
responden, petugas SPN menempelkan stiker sensus.

2. Kondisi Saat ini

Pada saat akan dilakukan sensus, wajib pajak menolak ketika diminta mengisi
formulir isian sensus (FIS) dan bahkan ada beberapa Wajib Pajak yang tidak berada
di tempat, hal ni tentu saja akan mempersulit petugas sensus untuk melakukan
pendataan. Kemudian saat petugas sensus meminta kesediaan responden untuk
memberikan sejumlah data yang diperlukan¸beberapa responden memberi data yang
tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan beberapa melakukan penolakan
secara halus, seperti beralasan kalau identitas/data diri nya tertinggal dan saat
petugas sensus mendatangi lagi,wajib pajak beralasan lupa.

B. Sasaran
Sasaran dalam pembahasan laporan ini adalah untuk membandingkan tata
cara pelaksanaan Sensus Pajak Nasional seperti yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak Nasional dan
dalam SE-18/PJ/2012 untuk mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya yang terjadi
dilapangan, agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan apabila diadakan program
yang sama di tahun berikutnya.

3
PEMBAHASAN

A. Permasalahan

Direktorat Jenderal Pajak mengaku menemukan kendala dalam melakukan


pendataan terhadap wajib pajak. Hal ini dikarenakan para wajib pajak menolak ketika
diminta mengisi formulir isian sensus. Bahkan ada pula yang tidak berada di tempat
ketika di lakukan pendataan. Kendala ini disebabkan kurang optimalnya sosialisasi
mengenai Sensus Pajak Nasional. Kemudian pada saat mengisi Formulir Isian
Sensus, para wajib pajak mengisi data-data yang tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya, misalnya data-data tentang keuangan wajib pajak. Masalah berikutnya
adalah penolakan secara halus dari para wajib pajak untuk disensus, misalnya tidak
ada KTP atau rekening listrik, kemudian saat diminta untuk melengkapi identitas
tersebut dihari berikutnya, wajib pajak beralasan lupa.

B. Analisis Penyebab Timbulnya Permasalahan Utama

Karena data keuangan yang diisikan wajib pajak tidak sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, maka DJP mengalami kesulitan dalam melakukan
pendataan keuangan Wajib Pajak secara terperinci. Oleh sebab itu, maka diperlukan
sikap jujur dan terbuka dari wajib pajak agar data sensus menjadi lebih valid. DJP
juga menyatakan tidak dapat memberikan sanksi kepada WP yang tidak kooperatif
karena menolak untuk di sensus sehingga program ini dianggap kurang mampu
meningkatkan efek kepatuhan dari Wajib Pajak. Sensus Pajak Nasional juga kurang
dalam hal sosialisasi kepada masyarakat.

4
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan Sensus Pajak Nasional 2012 diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 149/PMK.03/2011 tentang Sensus Pajak Nasional dan SE-18/PJ/2012.
Kendala yang ditemui pada Sensus pajak Nasional 2012 adalah para calon wajib pajak
menolak ketika diminta mengisi formulir isian sensus. Bahkan ada pula yang tidak
berada ditempat ketika dilakukan pendataan, serta kesulitan yang dialami petugas
sensus dalam mendapatkan data keuangan wajib pajak secara valid. Kemudian masih
banyak wajib pajak yang belum sadar akan kewajiban perpajakannya , karena
kurangnya pengetahuan akan perpajakan, serta kurangnya sosialisasi mengenai
sensus pajak nasional oleh Direktorat Jenderal Pajak.

C. Solusi dan Saran

Untuk mengatasi penolakan Wajib Pajak, sebaiknya dilakukan hal berikut:


a. Sosialisasi perpajakan kepada Wajib Pajak secara berkala, setiap tiga bulan
sekali dengan pendekatan secara edukatif dan persuasif sehingga Wajib
Pajak patuh dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
b. Bekerja sama dengan aparat pemerintahan terendah yaitu Ketua RT untuk
mendekati masyarakat;
c. Di tingkat pusat, agar dilakukan kerjasama dengan Badan Pusat Statistik
untuk melakukan sensus;
d. Petugas-petugas Sensus pajak Nasional 2012 perlu dilakukan training yang
lebih intensif agar lebih matang lagi dalam menghadapi Wajib pajak yang
berbeda latar belakang.

Anda mungkin juga menyukai