Dosen Pengampu:
Oleh:
pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan
2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah). Kemudian dalam Undang-
Undang Nomor 01 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pusat dan
Daerah mengatakan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
yang selanjutnya disingkat PBB-P2 adalah Pajak atas bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan / atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan.
tentang Pedoman Penilaian Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan
menjelaskan PBB-P2 adalah Pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan
1
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
di Kabupaten Bengkulu Selatan masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan dari
650 wajib pajak, hanya 74.71% masyarakat yang membayar Pajak Bumi dan
kesadaran membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-
P2).
1. Kekuatan yang dimiliki ditemukan adanya kerjasama yang baik antara petugas
pajak dan RT, adanya surat tugas pembagian Bill Pajak, dan ekonomi
kurang, objek dan subjek pajak berbeda tempat, Bill pajak baru diserahkan
masyarakat.
b). Sarana dan peralatan pendukung ditemukan belum adanya alat transportasi
pendukung dan belum adanya loket tersendiri, c). Dana atau anggaran
ditemukan hanya ada uang transport satu kali jalan, belum adanya insentif bagi
petugas penerima pajak, dan tidak ada biaya sortir, d). Berbagai prosedur
ditemukan dan aturan yang diperlukan dan belum adanya regulasi yang kuat
bagi petugas PBB-P2 dan tidak adanya sanksi yang tegas bagi wajib pajak.
3. Koleksi data penilaian yang telah ditentukan ditemukan data objek PBB-P2
belum akurat , masih ada objek pajak yang belum terdata / DPPKAD masih
2
menggunakan data lama, dan pemutakhiran data dilakukan lima tahun sekali
nilai pajak.
PBB-P2 perdesaan sudah mencapai target 100 persen dan b). Melihat
tujuan PBB-P2 Perkotaan belum sesuai harapan dan pencapai tujuan PBB-P2
3
PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN (PBB-P2) DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH
tahun terakhir berkisar rata rata sebesar 8.26%. Rasio yang rendah rerlihat pada
tahun 2020 dan 2021, hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid 19, sehingga
P2. Ini menunjukkan bahwa kontribusi PBB P2 pada PAD Kabupaten Bengkulu
Tengah dalam 12 tahun masih tergolong rendah dan belum maksimal dikarenakan
masih banyak masyarakat dan perusahaan yang tidak patuh dalam membayar
pajak dan masih banyak Wajib Pajak yang memiliki piutang PBB P2 di
6. Data Wajib Pajak dan Objek Pajak tidak update dan tidak akurat
Pedesaan dan Perkotaan (PBB P2) dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah
4
(PAD) Kabupaten Bengkulu Tengah pada perlawanan pasif ada dua faktor
Desa
bentuk-bentuk tindakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ditujukan untuk
menghindari memabayar pajak atau berusaha agar pajak yang dibayar lebih ringan
atau lebih kecil dari semestinya. Keadaan tersebut tentu berpengaruh pada
5
PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN
PERKOTAAN (PBB-P2) DI KOTA BENGKULU
memberikan yang potensial kepada Kota Bengkulu. Hal ini di tunjukkan dari
realisasi penerimaan PBB-P2 pada tahun 2015 yang mencapai 55,1% atau setara
dengan Rp. 6.611.182.419 yang mengalami peningkatan 2,2% atau setara Rp.
722.988.756 pada tahun 2016, kemudian pada tahun 2016 realisasi penerimaan
PBB-P2 mengalami penurunan sebesar 3,1% yakni 54,2% atau setara dengan Rp.
orang pada bulan januari kemudian naik menjadi 381 pada bulan februari, dari
bulan februari sampai dengan bulan maret terjadi peningkatan sebesar 162 dengan
jumlah 534 dan kembali naik pada bulan april sebesar 554 orang yang ditotalkan
dalam 4 bulan mencapai 1681 berkas pelayanan Objek Pajak Baru yang masuk.
sangat baik. Untuk memperoleh agar target dapat tercapai tentu pelayanan kepada
wajib pajak juga sangat berpengaruh karena kalau pelayanannya baik tentu
masyarakat yang belum mendaftarkan objek pajak barunya pun akan terdorong
untuk mendaftarkan objek pajak nya dan target dapat tercapai. Besar
Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bengkulu belum mencapai target sesuai dengan yang
6
ditentukan, disebabkan karena kondisi objektif pelayanan pemungutan Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kota Bengkulu masih
Pajak Baru Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Kota
Pendapatan Daerah Kota Bengkulu itu tidak terlepas dari peranan para pegawai
yang melayani masyarakat wajib pajak dengan baik dan sehingga wajib pajak
tidak banyak memiliki keluhan tentang pelayanan lagi, hal ini dikarenakan:
sudah disusun dan ditetapkan yaitu 6 hari kerja. Akan tetapi dalam
ditentukan.
3. Pihak pegawai pelayanan pada Badan Pendapatan Daerah Kota Bengkulu telah
Walaupun pun masih ada kekeliruan yang tejadi pada pengetikan data wajib
7
4. Sarana dan Prasarana penyelenggaraan pelayanan Pendaftaran Objek Pajak
Baru PBB-P2 sudah cukup memenuhi kriteria yang terdapat dalam prinsip
Daerah Kota Bengkulu dan wajib pajak bahwa memang untuk lokasi Badan
Pendapatan Daerah Kota Bengkulu ini terbilang jauh dari pusat kota walaupun
ini memang sudah ada peraturan yang mengaturnya yang mau tidak mau harus
Baru PBB-P2 kepada wajib pajak ini sudah diupayakan semaksimal mungkin
pelayanan publik, Hanya saja masih perlu adanya peningkatan karena ada
tanggapan wajib pajak yang masih merasa kurang puas dengan pelayanan yang
diterima.
penerimaan PBB-P2 dalam setiap tahun tidak sesuai dengan Surat Pemberitahuan
8
petugas PBB-P2 yang kurang, saran dan prasarana pendukung petugas PBB-P2
serta wajib pajak saat di kunjungi tidak berada di tempat, serta nilai pajak yang
antara lain:
2. Untuk hambatan kurangnya petugas penagih pajak dan dana untuk opersional
dan hambatan sarana pendukung yang sangat minim, perlu menambah Petugas
operasional dan dana operasional bagi Petugas Pajak. Dengan jumlah Petugas
diharapkan para petugas pajak dapat bekerja lebih maksimal dan professional.
3. Untuk hambatan masyarakat merasa tidak adil dan hambatan data wajib pajak
tidak update dan tidak akurat, perlunya melakukan pemutakhiran dan validasi
data Objek Pajak dan Wajib Pajak dengan melibatkan perangkat desa atau
Rukun Warga (RT) dalam pemutakhiran dan validasi data agar nilai pajak
akibat nilai pajaknya sama, padahal bangunan rumahnya ada yang besar dan
9
4. Untuk hambatan partisipari masyarakat masih rendah, hambatan memanipulasi
data Objek Pajak, perlu menyusun dan menerapkan sanksi hukum yang lebih
memanipulasi data dan bagi oknum wajib pajak yang tidak taat pajak.
1. Perlu adanya tindakan dan upaya yang terkait dengan penerapan sanksi hukum
yang tegas baik sanksi hukum maupun sanksi administratif bagi wajib pajak
3. Perlu adanya peningkatan sarana mobilitas khususnya Motor Dinas dinas agar
4. Perlu dilakukannya pemuktahiran data objek pajak, baik perubahan objek pajak
10