Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERPAJAKAN

REALITA KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM


MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
(PBB)
KANTOR DESA NGRAHO
KECAMATAN GAYAM KABUPATEN BOJONEGORO

Disusun oleh : Sukandar


NIM : 21080694323

Dikumpulkan untuk Memenuhi Tugas Perpajakan


Dosen Pengampu : Dr. Dian Anita Nuswantara, SE.Ak, M.Si,BKP.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang. Oleh karena itu
menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam
pembangunan nasional sebagai peran serta masyarakat dalam membiayai kelangsungan
pembangunan. Sesuai dengan ketentuan pasal 23 ayat (2) undang-undang dasar
1945,berbunyi’’ segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang- undang”.
Ketentuan perpajakan yang merupakan landasan pemungutan pajak bumi dan bangunan di
tetapkan dengan undang-undang Nomor 12 tahun 1985, tentang pajak bumi dan bangunan
sebagaimana telah di ubah dengan undang-undang Nomor 12 tahun 1994. Undang –undang
ini merupakan landasan dalam pengenaan pajak sehubungan dengan hak atas bumi dan atau
perolehan manfaat atas bumi.

Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat dalam Kepatuhan Membayar Pajak Bumi


dan Bangunan di Desa Ngraho Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro. Melihat besarnya
manfaat pembayaran PBB terhadap penerimaan daerah, maka pemerintah daerah harus
benar-benar memperhatikan sektor ini agar penerimaan daerah menjadi maksimal. Namun
yang terjadi adalah masih didapati masyarakat yang tidak patuh dalam membayar pajak, hal
ini salah satunya disebabkan oleh ketidakpercayaan masyarakat terhadap administrasi dan
pengelolaan pajak, sehingga mengakibatkan masyarakat wajib pajak sering molor. Sebagian
dari masyarakat desa Ngraho berprofesi sebagai petani sehingga untuk membayar Pajak
Bumi dan Bangunan mereka harus menunggu hasil panen. Pengetahuan pajak juga
diperlukan, karena pengetahuan pajak merupakan dasar pemahaman tentang ketentuan dan
aturan-aturan pajak yang ditetapkan oleh Pemerintah. Masyarakat yang patuh dalam
membayar pajak dapat dipengaruhi oleh faktor kesadaran, sehingga masyarakat yang sadar
akan tanggung jawabnya dan mentaati peraturan secara lapang dada. Berikut beberapa
rincian pagu Pajak Bumi dan Bangunan PBB di Desa Ngraho :

1. Pada Tahun 2021 dengan Pagu PBB Rp. 106.268.146,- sejumlah 1.260 SPPT

2. Pada Tahun 2022 dengan Pagu PBB Rp. 110.733.191,- sejumlah 1.260 SPPT

Untuk Prosentase Ketagihan dan Ketepatan dalam Pembayaran PBB untuk Desa
Ngraho selama ini sudah baik,tepat waktu dan tidak pernah mengalami keterlambatan jatuh
tempo sesuai tanggal yang di tetapkan. Prosedur pembayaran PBB yang dilaksanakan saat ini
di Desa Ngraho adalah Perangkat Desa yang ditugasi membawahi Rayon melaksanakan
pemungutan pajak dengan bagian wilyah-wilayah tertentu kemudian salah satu perangkat ada
yang bertugas menjadi Ko’ordinator Pajak yang menyeterkon uangnya ke PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.

Maksimal batas Pembayaran PBB Tanggal 31 Agustus Berdasarkan Peraturan Menteri


Keuangan Nomor 78/PMK. 03/2016 besaran denda PBB sebesar 2% setiap bulannya jika
melewati batas tanggal yang sudah di tentukan.
Untuk meningkatkan dan memaksimalkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dari
tunggakan,maka perlu dilakukan pengelolaan secara efisien dan efektif sehingga wajib pajak
melunasi utang pajaknya. Berdasarkan uraian di atas,maka penulis mencoba membahas apa
penyebab permasalahan tersebut dan mencari solusinya serta memberikan saran yang berguna
dalam rangka memaksimalkan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan, maka penulis tertarik
untuk lebih jauh mengkaji :

”REALITA KEPATUHAN MASYARAKAT DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN


BANGUNAN (PBB) DI KANTOR DESA NGRAHO KECAMATAN GAYAM KABUPATEN
BOJONEGORO”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada Latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok
adalah bagaimana agar masyarakat tidak molor untuk pembayaran pajak PBB?

C. TUJUAN
Tujuan Penelitian adalah:
1. Menjadi masukan bagi Pemerintah Desa Ngraho kecamatan Gayam kabupaten
Bojonegoro tentang sistem penarikan pajak bumi dan bangunan yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembayaran pajak PBB.
BAB II
TEORI PAJAK

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara,


khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan yang merata,karena pajak merupakan
sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran
pembangunan. Sampai sekarang kesadaran masyarakat membayar pajak masih belum
mencapai tingkat sebagaimana yang diharapkan. Umumnya masyarakat masih cuek dan
kurang percaya terhadap keberadaan pajak karena masih merasa sama dengan upeti,
memberatkan, pembayarannya sering mengalami kesulitan, ketidak mengertian masyarakat
apa dan bagaimana pajak dan ribet menghitung dan melaporkannya. Namun masih ada
upaya yang dapat dilakukan sehingga masyarakat sadar sepenuhnya untuk membayar pajak
dan ini bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Ketika masyarakat memiliki kesadaran maka
membayar pajak akan dilakukan secara sukarela bukan keterpaksaan berikut solusi warga
supaya tertib bayar pajak :

1. Melakukan sosialisasi pentingnya membayar pajak.


Pemerintah Desa Ngraho mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat dengan
mengundang narasumber untuk menjelaskan bahwa membayar pajak itu sangat
penting.

2. Memudahkan cara pembayaran pajak.


Masyarakat bebas membayar pajak Kantor Pajak langsung, lewat online atau Bisa
dititipkan ke pihak Pemerintah Desa.

3. Mengingatkan wajib pajak terhadap pajak yang harus dibayar oleh masyarakat.
Mengingatkan kepada masyarakat bahwa sudah waktunya bayar pajak dengan
menyerahkan SPPT nya jika belum membayar bisa diingatkan kembali pada saat
mendekati jatuh tempo.

4. Melakukan penindakan terhadap pelanggar pajak.


Memberikan surat pelanggaran pada warga yang tidak mau membayar pajak dan
memberikan denda ketika pembayaran melewati tanggal jatuh tempo.
Ada beberapa faktor-faktor hambatan yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak antara
lain :

1. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajak akan meningkat bilamana
dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Meningkatnya pengetahuan
perpajakan masyarakat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal
akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak.
Karakteristik wajib pajak yang dicerminkan oleh kondisi budaya, sosial dan ekonomi
akan dominan membentuk perilaku wajib pajak yang tergambar dalam tingkat kesadaran
mereka dalam membayar pajak. Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif dan
kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban
membayar pajak sebagai wujud kegotong royongan nasional dalam menghimpun dana
untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional .

2. Pengetahuan Wajib Pajak

Konsep Pengetahuan pajak yaitu wajib pajak harus meliputi pengetahuan


mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengetahuan mengenai Sistem
Perpajakan di Indonesia dan pengetahuan mengenai fungsi perpajakan.Dalam penelitian
ini yang dimaksud pengetahuan pajak antara lain adalah sejauh mana wajib pajak
mengetahui fungsi PBB-P2 sebagai sebagai salah satu sumber pendapatan di Kota
Bojonegoro.

3. Kualitas Pelayanan

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik memiliki standar pelayanan yang


dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan termasuk
pelayanan perpajakan. Kualitas pelayanan perpajakan dalam pajak bumi dan bangunan
pedesaan berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan menjadi dua
bagian, yaitu:

a) Metode penyampaian SPPT Mekanisme penyerahan SPPT dari Dinas Pendapatan


dan Pengelolaan Aset Daerah yang disalurkan kepada kantor Desa sesuai domisili
Wajib Pajak, dari kantor kelurahan SPPT diserahkan kepada Perangkat Desa yang
kemudian oleh perangkat Desa disampaikan kepada Ketua untuk disampaikan
kepada wajib pajak.

b) Pelayanan pembayaran PBB-P2 Pelayanan pembayaran PBB-P2 disini adalah


mekanisme pembayaran yang dibuat sesederhana mungkin, wajib pajak hanya perlu
membawa sejumlah nominal pajak terutangnya beserta SPPT PBB-P2 jika membayar
di kelurahan, jika membayar di bank wajib pajak akan dibantu oleh petugas bank.
Selain itu fasilitas-fasilitas yang mendukung prosespembayaran yang meningkatkan
kenyamanan Wajib Pajak dalam membayar PBB-P2 harus lebih ditingkatkan
serta lokasi pembayaran yang cukup mudah di jangkau oleh Wajib Pajak yang ingin
membayar juga merupakan bagian dari pelayanan.
4. Tingkat Penghasilan

Tingkat Penghasilan akan mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar


pajak tepat pada waktunya. Kemampuan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajak
terkait erat dengan bersama penghasilan, maka salah satu hal yang di pertimbangkan
dalam pemungutan pajak adalah penghasilan.

5. Persepsi wajib pajak terhadap sanksi

Sanksi pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak,
karena fungsi sanksi adalah digunakan sebagai cara untuk mengatur sekelompok populasi
untuk memenuhi aturan yang ditentukan. Sanksi ditujukan kepada wajib pajak yang tidak
mematuhi aturan perpajakan atau melakukan pelanggaran berupa kecurangan terhadap
peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Dengan adanya sanksi berupa denda maupun
pidana yang cukup tinggi diharapkan wajib pajak lebih patuh terutama dalam hal
membayar PBB. Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan perpajakan. Sehingga apabila terjadi pelanggaran maka
wajib pajak dihukum dengan indikasi kebijakan perpajakan dan undang-undang
perpajakan.Dalam undang- undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi dikenakan tehadap wajib pajak yang
tidak memenuhi ketentuan peraturan perpajakan atau melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi administrasi berupa pembayaran kerugian
pada negara, dapat berupa bunga denda.
BAB III
METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan deskriptif. deskriptif adalah yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Oleh Karena itu melalui
penelitian deskriptif ini penulis akan memberikan gambaran mengenai sistem
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan-Perkotaan PBB dan efektivitas
penghitungan PBB-P2 di Desa Ngraho Kecamatan Gayam .
Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena bisa mengeksplorasi suatu
permasalahan atau isu, dimana dibutuhkan suatu pemahaman yang detail dan tidak
melakukan suatu pengujian menggunakan metode statistik.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi seluruh informasi yang diperoleh
dari wawancara dengan subjek penelitian yaitu Kepala Desa dan Kepala Dusun Desa
Ngraho, yang memberikan penjelasan/kata-kata terkait pemahaman terkait PBB -P2
yang ada di Kecamatan Gayam yang sifatnya deskriptif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sumber data sekunder. Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data secara langsung dari objek penelitian mengenai laporan
penerimaan PBB-P2 di Desa Ngraho Kecamatan Gayam.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

❖ Wawancara

Melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan Kepala Dusun maupun pihak
pemerintah desa yang menjadi petugas pemungut pajak terkait permasalahan
penelitian dimana wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan
bagaiamana tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan
bangunan ( PBB).
BAB IV
PEMBAHASAN

Minimnya Pendapatan (Wajib Pajak) dari status pekerjaan mereka yang rata-rata
sebagai petani, pendapatan petani yang hanya tergantung pada hasil pertanian untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tingkat
Pendidikan wajib pajak rata-rata hanya lulusan SD-SMP. Hal ini menyebabkan kurangnya
pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pajak.Kurangnya pengetahuan wajib pajak
juga,karena rendahnya tingkat pendidikan mereka.

Dari hasil penelitian, tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan
bangunan ( PBB) di Desa Ngraho Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro sampai tahun
ini sudah baik,tetapi masih banyak kendala antara lain:

1. Masih terdapat masyarakat yang tidak tahu cara perhitungan pajak terhutang.
2. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah, seharunya pemerintah melakukan
sosialalisasi pajak terhadap masyarakat missal 1 atau 2 bulan sekali di setiap
desa.Sosialisasi ini dilakukan agar tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat
meningkat setiap.
3. Minimnya pengetahuan terhadap pengelolaan dan realisasi pajak.

Hal ini menunjukan tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan
bangunan ( PBB) agar lebih baik lagi, akhirnya penerimaan PBB ini setiap tahunnya dapat
meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kepatuhan dalam Perpajakan merupakan salah satu faktor yang menentukan


keberhasilan pencapaian realisasi penerimaan pajak.Jika masyarakat patuh membayar
pajak dan tepat waktu,maka realisasi penerimaan pajak pun akan maksimal.Oleh karena
itu dibutuhkan tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak,agar penerimaan
pajak lebih maksimal setiap tahunnya.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang kami dipaparkan diatas dengan
judul “ Realita kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB)
di desa Ngraho kecamatan Gayam kabupaten Bojonegoro pada tahun 2022 dapat
dikatakan sudah baik. Maka peneliti memberikan saran agar dapat membantu pemerintah
desa untuk meningkatkan kembali tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.
Adapun saran-saran peneliti adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Daerah sebagai pegawai pajak menjadwalkan sosialisasi-sosialisasi pajak


disetiap desa.memberikan pemahaman kepada masyarakat agar membayar pajak tepat
pada waktunya.
2. Pengetahuan masyarakat dapat ditingkatkan dengan memberikan pengarahan kepada
masyarakat terhadap pentingnya pajak pembangunan, agar kepatuhan pajak
masyarakat pun meningkat.
3. Semua pemerintah desa yang ada di kecamatan Gayam memberikan syarat kepada
masyarakat yang ingin melakukan pelayanan di desa untuk melampirkan slip perlunasan
Pembayaran Pajak (STTS) dapat dijadikan peraturan pemerintah agar kepatuhan
masyarakat dan meningkat setiap tahunnya.
4. Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak yang tidak membayar pajak tepat waktu lebih
ditingkatkan,seperti wajib pajak yang membayar pajak melewati jatuh tempo di kenakan
denda 2,5% dari jumlah pajak terhutang yang dibayarkan. Agar masyarakat lebih patuh
dalam membayar pajak,untuk meningkatkan penerimaan pajak.

Anda mungkin juga menyukai