TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap orang. Oleh karena itu
menempatkan perpajakan sebagai salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan dalam
pembangunan nasional sebagai peran serta masyarakat dalam membiayai kelangsungan
pembangunan. Sesuai dengan ketentuan pasal 23 ayat (2) undang-undang dasar
1945,berbunyi’’ segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang- undang”.
Ketentuan perpajakan yang merupakan landasan pemungutan pajak bumi dan bangunan di
tetapkan dengan undang-undang Nomor 12 tahun 1985, tentang pajak bumi dan bangunan
sebagaimana telah di ubah dengan undang-undang Nomor 12 tahun 1994. Undang –undang
ini merupakan landasan dalam pengenaan pajak sehubungan dengan hak atas bumi dan atau
perolehan manfaat atas bumi.
1. Pada Tahun 2021 dengan Pagu PBB Rp. 106.268.146,- sejumlah 1.260 SPPT
2. Pada Tahun 2022 dengan Pagu PBB Rp. 110.733.191,- sejumlah 1.260 SPPT
Untuk Prosentase Ketagihan dan Ketepatan dalam Pembayaran PBB untuk Desa
Ngraho selama ini sudah baik,tepat waktu dan tidak pernah mengalami keterlambatan jatuh
tempo sesuai tanggal yang di tetapkan. Prosedur pembayaran PBB yang dilaksanakan saat ini
di Desa Ngraho adalah Perangkat Desa yang ditugasi membawahi Rayon melaksanakan
pemungutan pajak dengan bagian wilyah-wilayah tertentu kemudian salah satu perangkat ada
yang bertugas menjadi Ko’ordinator Pajak yang menyeterkon uangnya ke PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada Latar belakang di atas maka yang menjadi masalah pokok
adalah bagaimana agar masyarakat tidak molor untuk pembayaran pajak PBB?
C. TUJUAN
Tujuan Penelitian adalah:
1. Menjadi masukan bagi Pemerintah Desa Ngraho kecamatan Gayam kabupaten
Bojonegoro tentang sistem penarikan pajak bumi dan bangunan yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembayaran pajak PBB.
BAB II
TEORI PAJAK
3. Mengingatkan wajib pajak terhadap pajak yang harus dibayar oleh masyarakat.
Mengingatkan kepada masyarakat bahwa sudah waktunya bayar pajak dengan
menyerahkan SPPT nya jika belum membayar bisa diingatkan kembali pada saat
mendekati jatuh tempo.
Kesadaran wajib pajak dalam membayar kewajiban pajak akan meningkat bilamana
dalam masyarakat muncul persepsi positif terhadap pajak. Meningkatnya pengetahuan
perpajakan masyarakat melalui pendidikan perpajakan baik formal maupun non formal
akan berdampak positif terhadap kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak.
Karakteristik wajib pajak yang dicerminkan oleh kondisi budaya, sosial dan ekonomi
akan dominan membentuk perilaku wajib pajak yang tergambar dalam tingkat kesadaran
mereka dalam membayar pajak. Penyuluhan pajak yang dilakukan secara intensif dan
kontinyu akan dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak tentang kewajiban
membayar pajak sebagai wujud kegotong royongan nasional dalam menghimpun dana
untuk kepentingan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional .
3. Kualitas Pelayanan
Sanksi pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak,
karena fungsi sanksi adalah digunakan sebagai cara untuk mengatur sekelompok populasi
untuk memenuhi aturan yang ditentukan. Sanksi ditujukan kepada wajib pajak yang tidak
mematuhi aturan perpajakan atau melakukan pelanggaran berupa kecurangan terhadap
peraturan perpajakan yang berlaku saat ini. Dengan adanya sanksi berupa denda maupun
pidana yang cukup tinggi diharapkan wajib pajak lebih patuh terutama dalam hal
membayar PBB. Sanksi perpajakan terjadi karena terdapat pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan perpajakan. Sehingga apabila terjadi pelanggaran maka
wajib pajak dihukum dengan indikasi kebijakan perpajakan dan undang-undang
perpajakan.Dalam undang- undang perpajakan dikenal dua macam sanksi, yaitu sanksi
administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi dikenakan tehadap wajib pajak yang
tidak memenuhi ketentuan peraturan perpajakan atau melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perpajakan yang berlaku, sanksi administrasi berupa pembayaran kerugian
pada negara, dapat berupa bunga denda.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan deskriptif. deskriptif adalah yang
digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Oleh Karena itu melalui
penelitian deskriptif ini penulis akan memberikan gambaran mengenai sistem
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan-Perkotaan PBB dan efektivitas
penghitungan PBB-P2 di Desa Ngraho Kecamatan Gayam .
Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena bisa mengeksplorasi suatu
permasalahan atau isu, dimana dibutuhkan suatu pemahaman yang detail dan tidak
melakukan suatu pengujian menggunakan metode statistik.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi seluruh informasi yang diperoleh
dari wawancara dengan subjek penelitian yaitu Kepala Desa dan Kepala Dusun Desa
Ngraho, yang memberikan penjelasan/kata-kata terkait pemahaman terkait PBB -P2
yang ada di Kecamatan Gayam yang sifatnya deskriptif. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sumber data sekunder. Dalam penelitian ini peneliti
mengumpulkan data secara langsung dari objek penelitian mengenai laporan
penerimaan PBB-P2 di Desa Ngraho Kecamatan Gayam.
❖ Wawancara
Melakukan wawancara dengan Kepala Desa dan Kepala Dusun maupun pihak
pemerintah desa yang menjadi petugas pemungut pajak terkait permasalahan
penelitian dimana wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh pengetahuan
bagaiamana tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan
bangunan ( PBB).
BAB IV
PEMBAHASAN
Minimnya Pendapatan (Wajib Pajak) dari status pekerjaan mereka yang rata-rata
sebagai petani, pendapatan petani yang hanya tergantung pada hasil pertanian untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.Berdasarkan hasil penelitian di lapangan tingkat
Pendidikan wajib pajak rata-rata hanya lulusan SD-SMP. Hal ini menyebabkan kurangnya
pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pajak.Kurangnya pengetahuan wajib pajak
juga,karena rendahnya tingkat pendidikan mereka.
Dari hasil penelitian, tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan
bangunan ( PBB) di Desa Ngraho Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro sampai tahun
ini sudah baik,tetapi masih banyak kendala antara lain:
1. Masih terdapat masyarakat yang tidak tahu cara perhitungan pajak terhutang.
2. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah, seharunya pemerintah melakukan
sosialalisasi pajak terhadap masyarakat missal 1 atau 2 bulan sekali di setiap
desa.Sosialisasi ini dilakukan agar tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat
meningkat setiap.
3. Minimnya pengetahuan terhadap pengelolaan dan realisasi pajak.
Hal ini menunjukan tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak bumi dan
bangunan ( PBB) agar lebih baik lagi, akhirnya penerimaan PBB ini setiap tahunnya dapat
meningkat.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang kami dipaparkan diatas dengan
judul “ Realita kepatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB)
di desa Ngraho kecamatan Gayam kabupaten Bojonegoro pada tahun 2022 dapat
dikatakan sudah baik. Maka peneliti memberikan saran agar dapat membantu pemerintah
desa untuk meningkatkan kembali tingkat kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak.
Adapun saran-saran peneliti adalah sebagai berikut :