Anda di halaman 1dari 81

EFFEKTIFITAS E- FILLING DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN

DAERAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (STUDI


PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS SUB SEKTOR
PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH TAHUN 2020-2022)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat


MemperolehGelarSarjanaEkonomi (S.E)

ARIF RAHMAN
NIM.182119381

PROGRAM STUDI AKUNTANSISYARI’AH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
BENGKALIS
2023 M/1444 H

0
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Seiring dengan bergulirnya era otonomi daerah, kepala daerah diberikan

kewenangan yang luas untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Kewenangan

tersebut mencakup seluruh kewenangan dibidang pemerintahan, kecuali

kewenangan dibidang tertentu yang ditangani oleh pemerintah pusat.

Konsekuensi adanya pelimpahan kewenangan yang luas dalam mengatur dan

mengurus rumah tangga daerah, diharapkan daerah mampu meningkatkan

pelayanan kepada masyarakat disamping bertanggung jawab atas pelaksanaan

pembangunan di daerah sesuai dengan tujuan desentralisasi.1

Proses desentralisasi pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintah pusat

terhadap pemerintah daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi

daerah memberikan konsekuensi pemerintah daerah dapat menyelenggarakan

pemerintahannya sendiri. Proses desentralisasi tersebut didukung dengan

pemberlakuan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah. Otonomi daerah merupakan pemberdayaerah dalampengambilan

keputuserah yang lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang dimiliki

dengan potensi dan kepentingan daerah itu sendiri. Salah satu tolak ukur untuk

melihat kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan

1
Syofiarti, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah(PAD)
dalam rangka meningkatkan OtonomiDaerah. (Jakarta: Salemba Empat, 2013), Jurnal Online,
Fakultas Ekonomi Brawijaya, Vol 2 ISSN 121, h.89

1
2

mengukur seberapa besar kemampuan keuangan suatu daerah untuk

menyelenggarakan otonomi daerah.Sumber keuangan tersebut salah satunya

berasal dari PendapatanAsli Daerah.2

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar didapatkan dari sektor pajak

daerah dan retribusi daerah. Dimana bahwa pajak daerah adalah pemungutan

pemerintah daerah dimana pelaksanaannya dilakukan oleh Dinas Pendapatan

Daerah terhadap orang/badan berdasarkan peraturan perundangan-undangan

yang berlaku guna pembiayaan rumah tangga daerahnya.3

Dalam pemungutan pajak pada masyarakat, maka pemerintah menunjuk

instansi pada setiap Daerah, instansi yang ditunjuk sebagaimana yang dimaksud

yaitu Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Pada era otonomi daerah

yang secara resmi diberlakukan di Indonesia sejak 01 Januari 2001 Pemerintah

menghendaki Daerah untuk berkreasi dalam mencari sumber penerimaannya

yang dapat membiayai pengeluaran Pemerintah Daerah dalam rangka

menyelenggarakan Pemerintahan dan Pembangunan. Pemerintah Pusat dan

Daerah menetapkan Pajak sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah dalam daerah

itu sendiri.

Untuk mengatur tentang pemungutan Pajak Daerah, Pemerintah bersama

dengan DPR telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang

pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang kemudian disempurnakan dengan

2
Noviati Putri Wardhani, Pengaruh Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan
Daerah, (Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional, (VETERAN) Jawa Timur, 2010), Jurnal
Online,Vol 3 ISSN 110.232, h.1
3
Ibid
3

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000. Pendapatan Daerah pada hakikatnya

diperoleh melalui mekanisme pajak dan retribusi atau pungutan lainnya yang

dibebankan pada seluruh masyarakat. Keadilan atau kewajaran dalam perpajakan

terkait dengan prinsip kewajaran horizontal dan kewajaran vertikal. Prinsip dari

kewajaran horizontal menekankan pada persyaratan bahwa masyarakat dalam

posisi yang sama dan harus diperlakukan sama.

Selain itu Selain itu, beberapa fenomena yang terjadi di Bapenda

Kabupaten Bengkalis, ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya adalah

terjadinya penurunan pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis. Berdasarkan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bengkalis,

Provinsi Riau, tahun 2022 menurun sebesar Rp. 805 miliar menjadi Rp. 3,7

triliun dibanding dengan tahun 2021 sebesar Rp. 4,506 triliun.

Negara menggunakan penerimaan pajak untuk menopang pembiayaan

pembangunan. Penerimaan pajak diharapkan terus meningkat agar pembangunan

Negara dapat berjalan dengan baik. Peningkatan penerimaan pajak tercapai jika

peningkatan jumlah wajib pajak terjadi. Usaha memaksimalkan penerimaan

pajak tidak dapat hanya menglkan peran dari Direktorat Jenderal Pajak maupun

petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu

sendiri.4

Sumber utama bagi Indonesia untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) adalah pajak. Lebih dari 70% sumber pendapatan negara

adalah dari pajak, sisanya dari kepabeanan dan cukai, penerimaan bukan pajak

4
Supramono, Perpajakan Indonesia, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2010), h.65
4

dan hibah, dengan kata lain pajak merupakan primadona sumber penerimaan

Negara Indonesia.

Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam hal

ini Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya untuk

memaksimalkan penerimaan pajak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah

melalui reformasi peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dengan

diberlakukannya Self Assesment System.Self Assessment System mengharuskan

Wajib Pajak untuk mendaftar, menghitung, membayar serta melaporkan sendiri

jumlah pajak terutang yang menjadi kewajiban mereka. Self Assessment

System menuntut adanya perubahan sikap (kesadaran) warga masyarakat Wajib

Pajak untuk membayar pajak secara sukarela (voluntary compliance). Kepatuhan

memenuhi kewajiban pajak secara sukarela merupakan tulang punggung dari Self

Assessment System.

Salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan

pajak adalah kepatuhan Wajib Pajak (tax compliance). Kepatuhan wajib pajak

yaitu bagaimana sikap dari seorang Wajib Pajak yang mau dan melaksanakan

kewajiban perpajakan yang ada. Kepatuhan Wajib Pajak diketahui dapat

meningkatkan pendapatan negara.5

Bila ingin memaksimalkan penerimaan pajak, maka pemerintah harus

berupaya agar wajib pajak semakin sadar bahwa peranan pajak sangatlah penting

bagi tercapainya pembangunan nasional. Pelayanan yang diberikan oleh fiskus

juga penting mengingat Wajib Pajak membutuhkan kenyamanan dalam

5
Djoko Muljono, Akuntansi Pajak, (Yogyakarta : 2006, Andi Yogyakarta), h. 34
5

membayar pajak.

Di era teknologi yang semakin maju, khususnya di bidang elektronik,

memberikan dampak positif bagi perkantoran yang membutuhkan layanan cepat,

tepat dan praktis. Ini mendorong reformasi untuk Direktorat Jenderal Pajak di

bawah naungan Departemen Keuangan untuk memperbarui aplikasi perpajakan.

Salah satu bentuk pembaruan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah melalui

sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Mengingat pentingnya penerimaan pajak bagi negara, pemerintah

melakukan reformasi perpajakan berupa penyempurnaan terhadap kebijakan

perpajakan dan sistem administrasi perpajakan sehingga potensi penerimaan

pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal dengan menjunjung asas

keadilan sosial serta memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak.Dengan

adanya teknologi informasi, memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan

sistem administrasi pajak yang bertujuan untuk memudahkan Wajib Pajak yang

memiliki pengetahuan terbatas dalam pelaporan perpajakan.

Oleh karena itu, Direktorat Jenderal Pajak melakukan modernisasi sistem

administrasi perpajakan guna meningkatkan kualitas pelayanan perpajakan

terhadap Wajib Pajak yaitu dengan dikembangkannya pelaporan pajak terutang

berbasis e-system seperti e-registration, e-spt,e-filing dan e-filling yang

diharapkan dapat meningkatkan mekanisme kontrol dan pelaporan yang lebih

efektif.6

Tujuan di perbaharuinya e-system perpajakan ini dibuat dengan harapan

6
Djoko Muljono, Akuntansi Pajak, (Yogyakarta : 2006, Andi Yogyakarta), h. 34
6

dapat mempermudah wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Seperti e-registration yang mempermudah pendaftaran NPWP dan pengukuhan

pengusaha kena pajak untuk berkonsultasi mengenai pajak melalui online, e-SPT

dengan penyampaian SPT dengan program yang telah disediakan oleh Direktorat

Jendral Pajak, e-filing dan e-payment yang berguna untuk melaporkan surat

pemberitahuan serta pembayaran pajak secara elektronik. Serta tujuan lainya

adalah untuk menghemat waktu, mudah, akurat dan tanpa kertas sehingga

menghasilkan pelayanan secara efisien dan efektif.

Penggunaan e-system ini dikatakan efektif apabila dapat memberikan

kemudahan bagi wajib pajak dalam sarana penyampaian, perhitungan, dan

pembayaran pajak.Sistem pajak online membuat dampak yang efektif pada

ekonomi karena meningkatkan pendapatan negara serta meningkatnya kepatuhan

pajak oleh Wajib Pajak. Ini karena kenyamanan, penghematan waktu, efektivitas

biaya dari Direktorat Jenderal Pajak dan Wajib Pajak. Dengan diterapkannya

pelaporan berbasis e-system ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan

perpajakan, meningkatkan mekanisme kontrol serta membuat pelaporan menjadi

lebih efektif dan efisien.7

Berdasarkan beberapa masalah pada latar belakang diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Effektifitas E- Filling Dalam

Peningkatan Pendapatan Daerah Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam

(Studi Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis Sub Sektor Pajak Dan

Retribusi Daerah Tahun 2020-2022)”.

7
Djoko Muljono, Akuntansi Pajak, (Yogyakarta : 2006, Andi Yogyakarta), h. 36
7

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi

permasalahan, yaitu:

a. Pemungutan pajak dan retribusi Kabupaten Bengkalis masih belum

maksimal karena tingkat kesadaran masyarakat yang masih kurang.

b. Masihter dapat hambatan dalam pemungutan pajak dan retribusidi

Kabupaten Bengkalis.

c. Belum maksimalnya sanksi terhadap objek pajak yang tidak membayar

pajak dan retribusi.

2. BatasanMasalah

Untuk lebih terarah dan tercapai tujuan penelitian ini, makaperlu untuk

penulis memberi batasan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitianini

yaitu effektifitas e- filling dalam peningkatan pendapatan daerah ditinjau dari

perspektif ekonomi Islam tahun 2020-2022. Ukuran efektifitas e- filling di

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan perbandingan sebagai

berikut:8

Efektivitas = Ouput Aktual/Output Target  1

3. RumusanMasalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut :

8
Noviati Putri Wardhani, Pengaruh Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan
Daerah, (Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional, (VETERAN) Jawa Timur, 2010), Jurnal
Online,Vol 3 ISSN 110.232, h.12
8

a. Apakah penerimaan pajak dan retribusi menggunakan e-filling efektif

dalam meningkatkan Pendapatan Daerahefektif di Kabupaten Bengkalis?

b. Bagaimana perspektif ekonomi Islam terhadap penerimaan pajak dan

retribusi menggunakan e-filling?

C. Alasan Pemilihan Judul

Adapun alasan pemilihan judul di dalam penelitian ini adalah:

1. Rendahnya penerimaan pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Bengkalis

dapat diatasi dengan meningkatkan layanan pembayaran pajak secara online.

2. Pajak secara eksplisit tidak ada di dalam Al-Qur`an tetapi secara implisit

terdapat anjuran untuk mentaati ketentuan pemimpin.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui efektifitas penerimaan pajak dan retribusi dalam

meningkatkan Pendapatan Daerahefektif di Kabupaten Bengkalis.

2. Untuk mengetahui perspektif ekonomi Islam terhadap penerimaan pajak dan

retribusi menggunakan e-filling.

Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagipenulis, untuk menambah wawasan berfikir dan ilmu pengetahuan.

2. Bagi instansi, dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan

masukan yang bermanfaat bagi Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

Bengkalis.

3. Bagi penelitilain, sebagai bahan acuan dan referensi lebih lanjut bagi pihak

lain yang melakukan penelitian berikutnya dengan pembahasan yang sama.


9

E. Penegasan Istilah

Berdasarkan judul penelitian, maka dapat didefinisikan beberapa istilah

yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu :

1. Pajak dan retribusi adalah sumber pendapatan daerah yang utama untuk

kegiatan pembangunan.

2. Pendapatan Asli daerah Kabupaten Bengkalis adalah pendapatan yang

diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.
BAB II

LSAN TEORI

A. Kajian Teoritis

1. Konsep Pajak dan Retribusi

Pajak dan retribusi daerah merupakan bagian pendapat yang strategis bagi

daerah untuk biaya penyelenggaraan pemerintahan. Dalam upaya mengelola

urusan pemerintahan daerah yang lahir sebagai konsekuensi otonomi, daerah

harus mampu mengumpulkan uang sebagai instrumen pembiayaan. Berdasarkan

undang-undang pemerintah daerah, diatur pembagian urusan yang sifatnya wajib

dan urusan yang sifatnya pilihan yang harus diselenggarakan oleh

pemerintah daerah.9

Didalam sistem perpajakan diIndonesia, ada dua kelompok pajak terkait

dengan lembaga yang berwenang memungut pajak, yaitu pajak pusat dan pajak

daerah. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang –

undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.10

Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang dilakukan oleh

orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,

9
Himawan Estu Bagijo, Pajak Dan Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan Daerah
(Studi Kasus Di Kabupaten/ Kota Dan Pemerintah Propinsi Di Jawa Timur, Balitbangda Bidang
Hukum dan Konstitusi Propinsi Jawa Timur
10
Mardiasmo, Perpajakan, (Penerbit C.V Andi Offset, Edisi Revisi tahun 2009) h.1.

10
11

yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku

dan pembangunan daerah. Pajak daerah merupakan salah satu pendapatan asli

daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan

pemerintah dan pembangunan daerah, untuk meningkatkan dan memeratakan

kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan

otonomi, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Meskipun beberapa jenis pajak daerah sudah ditetapkan dalam Undang-undang

No 34 Tahun 2000. Daerah kabupaten/kota diberi peluang dalam menggali

potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak selain yang

telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai

dengan aspirasi masyarakat.11

2. Dasar Hukum Pajak dan Retribusi

a. Lsan Al-Qur`an

Di dalam Al-Qur`an surat An-Nisa ayat 29, dijelaskan bahwa :12

 
  
 
   
    
   
    

Artinya :

11
Mardiasmo, Perpajakan, Edisi Terbaru 2016 (Penerbit C.V Andi Offset, Edisi Revisi tahun
2016) h.14
12
Department Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Semarang : PT. Toha, 2010) h. 12
12

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Ayat di atas menjelaskan bahawa larangan memakan harta sesama di

jalan yang batil, karena di dalam pajak terdapat hak sesama yang harus

diberikan dan diberdayakan untuk orang lain. Surat an-Nisa ayat 29 tersebut

merupakan larangan tegas mengenai memakan harta orang lain atau hartanya

sendiri dengan jalan bathil. Memakan harta sendiri dengan jalan batil adalah

membelanjakan hartanya pada jalan maksiat. Memakan harta orang lain dengan

cara batil ada berbagai caranya, seperti pendapat Suddi, memakannya dengan

jalan riba, judi, menipu, menganiaya. Termasuk juga dalam jalan yang batal ini

segala jual beli yang dilarang syara’.13

b. Hadist

ْ ‫ ِإنَّهُ الَ يَ ِح ُّل َما ُل‬، ‫ أَالَ الَ ت َ ْظ ِل ُموا‬، ‫ أَالَ الَ ت َ ْظ ِل ُموا‬، ‫أَالَ الَ ت َ ْظ ِل ُموا‬
َّ‫ام ِر ٍئ ِإال‬
ُُ ‫س ِم ْنه‬ ٍ ‫ب َن ْف‬ ِ ‫ِب ِطي‬

“Janganlah kalian berbuat zhalim (beliau mengucapkannya tiga kali,


pent). Sesungguhnya tidak halal harta seseorang muslim kecuali dengan
kerelaan dari pemiliknya.” (HR. Imam Ahmad V/72 no.20714, dan di-
shahih-kan oleh Al-Albani dalam Shahih wa Dha’if Jami’ush
Shagir no.7662, dan dalam Irwa’al Ghalil no.1761 dan 1459)14
Islam telah mengatur bagaimana caranya seorang muslim dapat

memanfaatkan harta yang dimilikinya itu agar berguna bagi kehidupan dunia

13
Taufiq, Memakan Harta Secara Batil (Perspektif Surat An-Nisa: 29 Dan At-Taubah: 34),
Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe
14
Mardiasmo, Perpajakan, (Penerbit C.V ANDI OFFSET, Edisi Revisi tahun 2009)
13

dan akhirat. Belumlah lengkap jika harta itu hanya dinikmati untuk kepentingan

duniawi dan sama sekali tidak berpengaruh pada kehidupan akhirat, keduanya

harus mendapat porsi yang seimbang. Islam memng harta sebagai jalan yang

mempermudah manusia untuk menuju kesejahteraan.

3. Pajak Menurut Perspektif Islam

Pajak menurut syariah, secara etimologi pajak berasal dari bahasa arab

disebut dengan istilah dharibah, yang artinya mewajibkan, menetapkan,

menentukan, memukul, menerangkan atau membebankan. Secara bahasa maupun

tradisi, dharibah dalam penggunaannya memang mempunyai banyak artinamun

para ulama memakai dharibah untuk menyebut harta yang dipungut sebagai

kewajiban. Hal ini tampak jelas dalam ungkapan bahwa jizyah dan kharaj

dipungut secara dharibah, yakni secara wajib. Bahkan sebagian ulama menyebut

kharaj merupakan dharibah. Jadi, dharibah adalah harta yang dipungut secara

wajib oleh negara untuk untuk selain jizyah dan kharaj, sekalipun keduanya

secara awam bisa dikategorikan dharibah.15 Ada tiga ulama yang memberikan

definsi tentang pajak, yaitu:16

1. Yusuf Qardhawi berpendapatpajak adalah kewajiban yang ditetapkan

terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan

ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali dari negara, dan hasilnyauntuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum disatu pihak dan untuk

15
Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.27-28.
16
Ibid, h. 28
14

merealisasikan sebagian tujuan ekonomi, sosial, politik dan tujuan-tujuan

yang ingin dicapai oleh negara.

2. Qazi Inayah berpendapatpajak adalah kewajiban untuk membayar tunai yang

ditentukan oleh pemerintah atau pejabat berwenang yang bersifat mengikat

tanpa adanya imbalan tertentu. Ketentuan pemerintah ini sesuai dengan

ketentuan si pemilik harta dan dialokasikan untuk mencukupi kebutuhan

pangan secara umum dan untuk memenuhi tuntutan politik keuangan bagi

pemerintah.

3. Abdul Qadim Zallum berpendapatpajak adalah harta yang diwajibkan Allah

SWT kepada kaum muslim untuk membiayai berbagai kebutuhan dan pos-

pospengeluaran yang memang diwajibkan atas mereka, pada kondisi baitul

mal tidakada uang/harta.17

Mengenai hukum pajak dalam Islam, ada dua pngan yang bisa muncul.

Pngan pertama yakni menyetujui kebolehan dari adanya pajak sedangkan pngan

kedua yakni yang memng bahwa penarikan pajak merupakan suatu tindakan

kezhaliman dan hal tersebut merupakan haram.

Pajak ialah suatu hal yang diperbolehkan. Pendapat ini diambil dengan

menganggap bahwa pajak ialah sebagai ibadah tambahan setelah adanya zakat.

Pajak ini bahkan bisa jadi menjadi wajib karena sebagai bentuk ketaatan

kepada waliyyul amri dimana amri tersebut disini ialah pemerintah. Rasulullah

SAW pernah menerangkan kepada para sahabatnya

17
Ibid h.31-32.
15

Radhiyallahu ‘anhum bahwa akan datang di akhir zaman para pemimpin yang
zhalim. Kemudian beliau ditanya tentang sikap kaum muslimin: “Bolehkah
melawan/memberontak?” Lalu Rasulullah SAW menjawab “Tidak boleh!
Selagi mereka masih menjalankan shalat”.18
Selain itu juga dijelaskan pada surat An-Nisa ayat 59 :19

 
  
 
   
   
  
  
 
  
  
 
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Pada ayat tersebut bisa ditarik makna bahwa ketaatan tersebut juga

memiliki batas yakni pada hal yang bersifat ma’ruf saja, bukan pada hal yang

tidak ma’ruf. Hal lain yang menjadi pertimbanganakan pngan ini ialah bahwa

pajak tersebut alangkah baiknya dibayarkan sesuai dengan hukumnya

dikarenakan pajak tersebut pun pada akhirnya akan dinikmati masyarakat dalam

bentuk layanan-layanan yang diberikan oleh negara.

18
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Sari Agung 2002), h.157
19
Departemen Agama RI, Al—Qur`an dan Terjemahan, (Semarang : PT. Toha 2010) h. 31
16

Dasar diharamkannya pajak oleh sebagian ulama didasarkan pemikiran

bahwa pajak berbeda dari zakat. Zakat pada intinya adalah kewajiban yang

melekat pada dirinya sebagai seorang muslim sebagaimana rukun Islam lainnya

yang diwajibkan oleh Allah SWT, sedangkan konsep pajak dalam Islam

menyatakan bahwa pajak hanya dapat dikenakan pada kelebihan harta bukan

pada penghasilan. Negara tidak dapat mengenakan pajak langsung seperti pajak

penjualan pada barang dan jasa juga pajak dalam bentuk biaya peradilan, biaya

petisi, penjualan atau pendaftaran tanah, bangunan, atau jenis pajak lain selain

yang syari’ah.

Selama pajak tersebut masih berjalan sesuai dengan asas keadilan adalah

hal yang sah-sah saja bagi kita untuk membayar pajak sesuai dengan ketentuan

yang berlaku. Tanpa adanya pajak, maka pemerintahan pun tidak akan bisa

berjalan dengan semestinya dan tentunya hal itu juga akan berimbas kepada kita

sebagai masyarakat. Jikalau ada perilaku korupsi dalam pajak, itu merupakan

sesuatu yang akan ditanggung oleh pribadi yang melakukannya dan tentunya ia

akan berhadapan dengan Yang Maha Kuasa di akhirat kelak.20

Retribusi yakni pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau izin

tertentu yang khusus disediakan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

pribadi atau badan. Dalam suatu perjanjian tentang pungutan retribusi terdapat

beberapa pihak yakni pihak pertama adalah orang yang membayar retribusi dan

pihak kedua orang yang menerima retribusi. Perjanjian kedua belah pihak dapat

20
http://http://www.pajak.go.id/content/article/pajak-menurut-syariah Diakses pada tanggal 23
juni 2016
17

dilihat dari adanya karcis pungutan retribusi, hak ini dianggap sebagai bukti

adanya perjanjian atas pungutan retribusi.

Dalam islam seorang atau lebih yang telah melakukan akad (perjanjian)

dengan yang lain, maka kedua belah pihak atau kebih harus melaksanakan

sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Perjanjian tersebut bisa melalui

perbuatan sesuai dengan apa yang diperjanjikan. Perjanjian tersebut bisa

melalui perbuatan atau ucapan sesuai dengan urf (adat) sekitar.21

Hal ini terdapat dalam firman Allah Swt dalam surat Al-Maidah ayat 1

yang berbunyi:22








Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu
binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya.

4. Konsep Pendapatan Asli Daerah (PAD)

a. Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan semua penerimaan yang

diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilahnya sendiri yang dipungut

21
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Sari Agung 2002), h.156.
22
Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahan, (Semarang : PT. Toha 2010) h.45
18

berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.23 Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat

penting, karena melalui sektor ini dapat dilihat sejauh mana suatu daerah

dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah.

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mutlak harus dilakukan

oleh Pemerintah Daerah agar mampu untuk membiayai kebutuhannya sendiri,

sehingga ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat

semakin berkurang dan pada akhirnya daerah dapat mandiri.

b. Sumber Pendapatan Asli Daerah

Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan

keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada bab V (lima)

nomor 1 (satu) disebutkan bahwa pendapatan asli daerah bersumber dari:24

1). Pajak Daerah

Menurut UU No 28 tahun 2009 Pajak Daerah, yang selanjutnya

disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh

orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-

Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.25

Berdasarkan UU nomor 28 tahun 2009 pajak kabupaten/kota dibagi

menjadi beberapa sebagai berikut, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

23
Halim Abdul. Akuntansi Keuangan Daerah. (Jakarta: Salemba Empat, 2004) h.32
24
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
25
UU nomor 28 tahun 2009 pajak Kabupaten/Kota
19

Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan

Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Yang dipungut

secara elektronik , Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan

Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

2) Retribusi Daerah

Pemerintah pusat kembali mengeluarkan regulasi tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah, melalui Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009.26

Dengan UU ini dicabut UU Nomor 18 Tahun 1997, sebagaimana sudah

diubah dengan UU Nomor 34 Tahun 2000. Berlakunya UU pajak dan retribusi

daerah yang baru di satu sisi memberikan keuntungan daerah dengan adanya

sumber-sumber pendapatan baru, namun disisi lain ada beberapa sumber

pendapatan asli daerah yang harus dihapus karena tidak boleh lagi dipungut

oleh daerah, terutama berasal dari retribusi daerah. Menurut UU Nomor 28

Tahun 2009 secara keseluruhan terdapat 30 jenis retribusi yang dapat dipungut

oleh daerah yang dikelompokkan ke dalam 3 golongan retribusi, yaitu

retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.

3) Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan

Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan

penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang

26
Ibid
20

dipisahkan. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 mengklasifikasikan jenis

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dirinci menurut menurut

objek pendapatan yang mencakup bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik daerah/BUMD, bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik negara/BUMN dan bagian laba atas penyertaan modal pada

perusahaan milik swasta maupun kelompok masyarakat.27

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 menjelaskan Pendapatan Asli

Daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang

tidak termasuk dalam jenis pajak dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan. Pendapatan ini juga merupakan penerimaan daerah yang berasal

dari lain-lain milik pemerintah daerah.28 Undang-undang nomor 33 tahun

2004 mengklasifikasikan yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yang

sah meliputi:

a) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.

b) Jasa giro.

c) Pendapatan bunga.

d) Keuntungan adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

e) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan,

pengadaaan barang ataupun jasa oleh pemerintah.

B. Penelitian yang Relevan

27
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah
28
Ibid,
21

Penelitian yang relevan berguna untuk memberi gambaran dan penjelasan

kerangka berfikir dalam pembahasan ini. Disamping itu juga bertujuan untuk

mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Maka dalam penelitian ini penulis

mencantumkan hasil peneliti yang terdahulu yang relevan, yaitu:

1. Retn Kreshna Wardan dalam penelitiannya tentang Kontribusi Retribusi

Pemakain Kekayaan Daerah Dibandingkan Dengan Retribusi Rumah

Potong Hewan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta, di

dalam tulisannya penulis melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui besarnya kontribusi retribusi pemkaian kekayaan daerah

dibandingkan dengan retribusi rumah potong hewan terhadap pendapatan

asli daerah kota Surakarta, untuk mengetahui faktor-faktor yang

menyebabkan kesenjangan penerimaan yang cukup signifikan antara

retribusi pemkaian kekayaan daerah dengan retribusi rumah potong hewan,

dan untuk mengetahui hambatan/ kendala apa saja yang dihadapi dalam

rangka lebih meningkatkan penerimaan retribusi pemakaian kekayaan daerah

dan retribusi rumah potong hewan.29

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hafshah Muhardiana dengan judul

penelitian Kontribusi Pajak dan retribusi Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Di Tinjau Dari

29
Retn Kreshna Wardan, kontribusi Retribusi Pemakaian kekayaan Daerah Dibandingkan
Dengan Retribusi Rumah potong Hewan Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta,2010
diakses pada tanggal 14 maret 2017 melalui
https://www.gooogle.com/search?q=retribusi+pemakain+kekayaan+daerah&ie=utf8&oe=utf-8
22

Ekonomi Islam.30 Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa

kontribusi pajak sarang burung dalam meningkatkan Pendapatan Daerah

Kabupaten Kepulauan Meranti sudah berjalan cukup baik dan sudah sesuai

dengan syariat Islam. dilihat dari petugas pemungutan pajak dan retribusi

telah bekerja sesuai dengan str yang telah di tetapkan. Akan tetapi masalah

wajib pajak sarang burung kurang bekerjasama dengan petugas dan

kesadaran membayar pajak yang masih rendah.Dari hasil penelitian ada

beberapa hal yang perlu di perbaiki diantaranya adalah pemisahan petugas

bagian penagihan maupun penetapan meskipun mempunyai kasi yang

berbeda di perlukan pengawasan terhadap pengusaha- pengusaha sarang

burung tersebut secara rutin agar dapat memaksimalkan pajak.

3. Penelitian lainnya dilakukan oleh Ah Maulana Fahrudin, dengan judul

penelitianAnalisis Pelaksanaan Pemungutan Pajak dan retribusi di

Kabupaten Gresik.31 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

pemungutan pajak dan retribusi di Kabupaten Gresik sudah ada sejak tahun

2000, dengan dasar hukum Peraturan Bupati Kabupaten Gresik No 33 Tahun

2000. Pemungutan pajak dan retribusi di Kabupaten Gresik berhenti di tahun

2013, karena produksi yang dipungut secara elektronik di Kabupaten Gresik

sudah berkurang. Tarif pajak dan retribusi di Kabupaten Gresik berbeda

dengan peraturan yang ada. Pada peraturan yang baru yaitu Peraturan Daerah
30
Hafisah Mahardiana, Kontribusi Pajak Sarang Burung Walet Dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti di Tinjau Dari Ekonomi Islam, Jurusan
Ekonomi Islam Fakultas Syari’ah Dan Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau 2011
31
Fahrudin, Ah Maulana , Analisis Pelaksanaan Pemungutan Pajak Sarang Burung Walet di
Kabupaten GresikSarjana thesis, Universitas Brawijaya, 2017
23

Kabupaten Gresik No 2 Tahun 2011 tertulis tarif pajak dan retribusi sebesar

10%, akan tetapi tarif yang berlaku hanya sebesar 5%. Sosialisasi tentang

pajak dan retribusi sudah tidak dilakukan lagi terakhir pada tahun 2003-2004

pada saat yang dipungut secara elektronik di Kabupaten Gresik masih

berjaya. Pemerintah daerah Kabupaten Gresik tidak menetapkan sanksi

terhadap wajib pajak yang tidak mendaftar dan melaporkan pendapatan

penerimaan usaha yang dipungut secara elektronik .

4. Penelitian lainnya dilaksanakan oleh Faisal Rahman Nurbani Dengan

Judul Penelitian Analisis Potensi Pajak dan retribusi di Wilayah

Kabupaten Gresik.32 Hasil wawancara dengan informan kunci

menghasilkan kesimpulan bahwa memang pengusahaan yang dipungut

secara elektronik di Kabupaten Gresik sudah tidak berpotensi, dan juga

dari pihak fiskus yaitu DPPKAD Kabupaten Gresik tidak lagi menarget

pajak dan retribusi ini karena biaya yang dikeluarkan tidak sebanding

dengan pendapatan pajak yang diterima. Sedangkan terkait tidak ada

adanya penghapusan perda dikarenakan pemerintah daerah Kabupaten

Gresik beranggapan bahwa suatu saat pengusahaan sarang brung walet

di Kabupaten Gresik akan bergairah kembali sehingga pemerintah

daerah Kabupaten Gresik dapat sewaktu-waktu memungut kembali.

C. Konsep Operasional

32
Faisal Rahman Nurbani, Analisis Potensi Pajak Sarang Burung Walet di Wilayah Kabupaten Gresik.
Jurusan S1-Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya tahun 2016
24

Berdasarkan judul penelitian di atas, makadapat didefinisikan beberapa

variabel didalam penelitianini terdiri Pajak dan retribusi serta Pendapatan Asli

Daerah. Berikut konsep operasional masing-masing variable tersebut:


25

Tabel1.1
Konsep Operasional
Variabel Sub Variabel Indikator
Pajak dan Pendapatan pajak atas Besarnya penerimaan pajak dan
retribusi kepemilikan usaha yang retribusi di Kabupaten Bengkalis
dihitung berdasarkan selama tahun 2020-202233
peraturan daerah dan
undang-undang yang
berlaku.
Pendapatan Pendapatan yang a. Pajak Daerah
Asli Daerah diperoleh daerah yang b. Retribusi Daerah
dipungut berdasarkan c. Hasil pengelolaan kekayaan milik
peraturan daerah sesuai daerah yang dipisahkan
dengan peraturan d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
perundang-undangan.34 yang sah35

33
UU No 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah , Penjelasan Pasal 1, h.1

34
Ibid,h.2
35
Ibid, h.3
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan

kualitatif. Di dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang

penerimaan pajak secara online dan pendapatan daerah kabupaten Bengkalis

tahun 2020-2022.

B. Waktu dan Lokasi Penlitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

Bengkalis. Waktu penelitian pada bulan Februari-April tahun 2023.

C. SubjekdanObjekPenelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berkenaan dengan siapa dan dari mana data

diperoleh serta dimana data itu melekat.36 Berdasarkan pengertian tersebut,

subjek penelitian adalah sesuatu yang diteliti baik orang, benda, ataupun

lembaga (organisasi). Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan

dikenal kesimpulan hasil penelitian. Subjek di dalam penelitian ini adalah

Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis.

2. Objek Penelitian

Didalam subjek penelitian terdapat objek penelitian.Objek adalah

sekumpulan benda atau orang yang dijadikan topik dalam pembahasan

36
Sugiyono, Statistik Penelitian, (Jakarta : PT. Grafindo, 2010) h. 121

25
26

tertentu.37 Objek dapat juga dikatakan sebagai sesuatu yang dijadikan

pembahasan. Berdasarkan pengertian tersebut, objek penelitian adalah sifat

keadaan dari suatu benda, orang atau yang menjadi pusat perhatian dan

sasaran penelitian.Objek penelitian di dalam penelitian ini adalah pajak dan

retribusi serta pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkalis.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data di dalam penelitian ini bersifat deskriptip kualitatif. Data

deskriptif kualitatif yang dimaksud adalah data Pajak dan retribusi serta

Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis tahun 2020-2022.

2. Sumber Data

Sumber data di dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder.

Data Primer merupakan data yang di peroleh atau di kumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada, baik berupa

data kuantitatif maupun data kuantitatif.Misalnya wawancara, laporan

keuangan perusahaan, dan dokumentasi.Data Sekunder merupakan data

primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data

dan pihak lain.Misalnya: kepustakaan, publikasi pemerintah dan lain

sebagainya.

37
Rahman, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Trimedia, 2005 ) h. 48
27

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan:

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiataan penelaahan terhadap dokumen

pribadi, resmi kelembagaan, referensi atau peraturan.38 Dokumentasi

dilakukan dalam mengumpulkan bukti fisik telah melaksanakan

pengumpulan data dari hasil penelitian di Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Bengkalis.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengkaji tentang

pendapatan daerah, retirbusi dan prinsip pajak dan retribusi dalam Islam.

F. Teknik Analisa Data

Teknikanalisa data di dalampenelitianinimenggunakan metode deskriptif

kualitatif yaitu metode menggambarkan hasil penelitian dengan menelaah data

yang diperoleh dari perusahaan kemudian dibandingkan dengan berbagai teori

yang mendukung masalah penelitiaan.Dari hasil perbandingan tersebut diambil

kesimpulan dan dilanjutkan dengan mengemukakan beberapa saran yang berguna

bagi lokasi penelitian.Analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang

terjadi secara bersamaan yaitu:39

38
Ibid, h. 77
39
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif UntuK Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2010) h.
213-216
28

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatianpada penyederhanaan, pengabstrakan, dantransformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data

dilakukan selama penelitian berlangsung, setelah peneliti di lapangan,

sampai laporan tersusun. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data

dengan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,

mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan mengorganisasi

data sehingga kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi. Data

kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasi dengan

berbagaicara, seleksi, ringkasan, penggolongan, dan bahkan kedalam

angka-angka.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data.

Data dan informasi yang sudah diperoleh di lapangan dimasukkan kedalam

suatumatriks, penyajian data dapat meliputi berbagai jenis matriks, grafik,

jaringan, dan bagan.

3. VerifikasidanKesimpulan

Begitu matriks terisi, makakesimpulan awal dapat dilakukan.

Sekumpulaninformasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.Penarikan kesimpulanhanyalah

sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, prinsip pokok teknik


29

analisanya ialah mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul

menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.40

40
Sofyan Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,2010) h. 213
BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Kantor Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten


Bengkalis

Berdirinya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis adalah

karena adanya Undang-Undang No. 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan

Kabupaten Bengkalis di Provinsi Riau dan Peraturan Daerah No. 18 Tahun

2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

Bengkalis.41

Mekanisme pengalihan diatur oleh peraturan bersama menteri keuangan

(MENKEU) dan menteri dalam negeri (MENDRAGRI) No

213/PMK.07/2010 dan 58 tahun 2010 tentang Tahun PengalihanPBB menjadi

Pajak Daerah, yang mengatur tentang tahapan pengalihan pajak bumi dan

bagunan,yang bertanggung jawab dalam pengalihan PBB ini ialah kepala

daerah, jika di provinsi oleh gubenur,dan jika di Kabupaten/kota yaitu bupati

atau walikota, untuk di Kabupaten Bengkalis tanggal di mulai proses

pengalihan PBB ini terhitung tanggal 15 Maret 2013 sebelum tahun

pengalihan, dan terselenggara di Kabupaten Bengkalis pada tanggal 1 Januari

2018.42

41
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
42
Ibid,

30
31

Dalam pengalihan ini, Pemkab Bengkalis mengadakan training atau

pelatihan untuk pegawai yang akan di tugaskan untuk memungut Pajak di KPP

pratama Bengkalis, dengan jumlah pegawai sebanyak 35 orang.43

2. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Badan pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis

sebagai institusi yang meningkatkan pengelolaan penerimaan daerah

yang optimal dan profesional serta di dukung peran aktif masyarakat.44

b. Misi

1) Meningkatkan system dan prosedur administrasi perpajakan

yang tertib.

2) Meningkatkankoordinasi dengan stakeholder instansi laindan

masyarakat.

3) Meningkatkan profesionalismedan kemampuanaparatur pengelolaan

penerimaan daerah.

4) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat /wajib

pajak.45

3. Tugas Pokok dan Fungsi

Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis

mempunyai unit kerja masing-masing adalah:46

43
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
44
Ibid,
45
Ibid,
46
Ibid,
32

a. Kepala UPT

Kepala UPT Mempunyai tugas:47

1) Memimpin dan melaksanakan tugas pokok dan fungsi UPT Badan

Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis.

2) Memimpin dan membina bawahan nya dalam rangka pelaksanaan

tugas dan pencapaian tujuan organisasi.

3) Melakukan pembinaan terhadap unit pelaksana teknis (UPT)

4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai

dengan bidang-bidang tersebut.

b. Bagian Sub Tata Usaha

Bagian sub tata usaha mempunyai tugas yang bervariasi seperti

urusan pegawai (cuti, kenaikan pangkat, perjalanan Badan). Serta

memperhatikan urusan rumah tangga perlengkapan atau keperluan kantor

juga menyangkut keuangan seperti halnya pembayaran gaji, honor,

tunjangan serta pembelian kebutuhan lainnya.

c. Bagian penetapan dan pelayanan.

Bidang penetapan dan pelayanan mempunyai tugas pokok

dalam melayani dan menyikapi wajib pajak serta mengkoordinasi

tugas-tugas yang akan dijalankan oleh masing-masing bagian. Dan

juga sebagai penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan.

47
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
33

d. Bagian pengolahan data dan informasi

Bidang pengolahan data dan informasi mempunyai tugas yang

mencangkup dari keseluruhan dalam instansi.Pengolahan data dan sistem

aplikasi SISMIOP yang digunakan dalam instansi harus benar- benar

terarah dengan baik, begitu juga dengan kebutuhan informasi yang baru

dan informasi yang dibutuhkan harus tersebar diseluruh lingkungan kantor.

e. Bagian pendataan dan penilaian

Bidang pendataan dan penilaian mempunyai tugas mendata setiap

data yang masuk, terutama dalam pendataan wajib pajak, setelah semua

terdata dan mengalami proses demi proses,akan dilanjutkan dengan

penilaian guna untuk menghindari kesalahan data.

Berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2020 tentang

pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Bengkalis, dapat dijelaskan susunan Organisasi Badan Bendapatan Daerah

Kabupaten Bengkalis sebagai berikut :48

1) Bidang Anggaran dan Informasi Keuangan Daerah.

2) Bidang Perbendaharaan.

3) Bidang Akuntansi dan Bina Keuangan.

4) Bidang Pendataan dan Pelayanan Pajak Daerah

5) Bidang Penagihan, Keberatan dan Banding

6) Bidang Aset.

48
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
34

A. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan, koordinasi ,pembinaan dan perencanaan serta evaluasi pelaporan

keuangan, umum dan kepegawaian. dan membawahi 3 (tiga) Sub Bagian,

yaitu:49

1. Sub Bagian Program

Sub bagian program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rencana program dan kegiatan, pendataan, evaluasi dan

pelaporan.Sub Bagian program mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka persiapan bahan perencanaan

program kegiatan Sub Bagian Program.

b. penyiapan bahan dan mengkoordinasi kan perencanaan program kegiatan

Badan.

c. penyusunan rencana kegiatan dan program kerja tahunan, jangka

menengah dan jangka panjang Badan.

d. pelaksanaan pemantauan, pengawasan dan evaluasi program kegiatan.

e. pengkoordinasian penyusunan bahan Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

(LKPJ) Bupati, dan Laporan Kinerja.dan

f. pelaksanaan tugas lain di bidang Program yang diberikan oleh atasan

49
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
35

2. Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan

administrasi dan pengelolaan keuangan badan. Sub bagian keuangan

mempunyai fungsi:50

a. Pelaksanaan koordinator dalam rangka persiapan bahan perencanaan

program kegiatan Sub Bagian Keuangan.

b. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana anggaran Badan.

c. Pelaksanaan pembukuan, verifikasi, dan pembinaan bendaharawan.

d. Pelaksanaan penyelesaian administrasi gaji pegawai.

e. pengadministrasian penerimaan, penyetoran dan pelaporan pajak

f. penyusunan dan penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan.dan

g. Pelaksanaan tugas lain di bidang keuangan yang diberikan oleh atasan.

3. Sub Bagian umum dan Kepegawaian

Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas membantu

Sekretaris Badan dalam melaksanakan pelayanan administrasi kepegawaian

lingkup Badan. Sub bagian umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program dan rencana kerja sub bagian umum dan

kepegawaian.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian umum dan

kepegawaian.

c. Penyiapan dan memfasilitasi urusan hukum yang berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan badan.

50
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
36

d. Pelaksanaan tata naskah Badan, humas dan protokol, kearsipan,

kepustakaan, surat-menyurat, dan alat tulis unit kerja.

e. Pengelolaan kebersihan, ketertiban dan keamanan ruang kerja serta

lingkungan kerja badan.

f. Penyimpanan, pendistribusian danpengelolaan aset badan .

g. Pelaksanaan administrasi perjalanan Badan bagi pejabat dan staf di

lingkungan badan.

h. Penyiapan perlengkapan rapat dan pelayanan tamu.

i. Penghimpunan, penelahaan dan pendokumentasian peraturan perundang-

undangan di bidang kepegawaian.

j. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan pegawai.

k. Pelaksanaan administrasi kepegawaian.

l. Penyiapan dan pengevaluasi SOP sesuai bidang tugasnya.

m. penginventarisasian, pengindentifikasian dan penyiapan bahan

pemecahan permasalahan sesuai bidang tugasnya.

n. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.

o. pemberian saran dan/atau pertimbangan kepada atasan mengenai langkah

atau tindakan yang diambil sesuai bidang tugasnya.

p. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas

pokoknya.51

51
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
37

B. Bidang Anggaran dan Informasi Keuangan Daerah

Bidang Anggaran dan Informasi Keuangan Daerah mempunyai tugas

mengkoordinasi kan, memfasilitasi penyusunan APBD dan Perubahan APBD,

melakukan pembinaan dan evaluasi rancangan anggaran kabupaten. Dalam

melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Anggaran dan Informasi Keuangan

Daerah mempunyai fungsi:52

1) Perencanaan program kegiatan bidang anggaran dan informasi keuangan

daerah.

2) Penyusunan kebijakan dan pedoman penyusunan dan pelaksanaan APBD.

3) Pelaksanaan Koordinasi rancangan APBD dan rancangan perubahan

APBD.

4) Penyiapan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Perubahan

Pelaksanaan Anggaran (DPPA).

5) Pelaksanaan fasilitasi tugas TAPD.

6) Pelaksanaan fasilitasi evaluasi RAPBD dan Rancangan Perubahan APBD.

7) Pelaksanaan sebagian fungsi kuasa BUD, meliputi manajemen anggaran

kas, penerbitan rancangan surat penyediaan dana (SPD) dan

penatausahaan data rekonsiliasi penggajian pegawai dan penerbitan surat

keterangan pemberhentian pembayaran (SKPP).

8) Pelaksanaan koordinasi pendapatan khusus dana transfer.

9) Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi Sistem Informasi Keuangan

Daerah. dan

52
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
38

10) Pelaksanaan tugas lain dibidang anggaran dan pembinaan keuangan

daerah yang diberikan oleh atasan.

Bidang Anggaran dan Informasi Keuangan Daerah membawahi 3 Sub

Bidang yaitu:53

1. Sub bidang Penyusunan Anggaran dan Dana Transfer

Sub bidang penyusunan anggaran dan dana transfer mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang penyusunan anggaran dan dana

transfer. Sub bidang penyusunan anggaran dan dana transfer mempunyai

fungsi :

a. Penyiapan bahan program penyusunan anggaran dan dana transfer.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis penyusunan anggaran dan

dana transfer.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi penyusunan

anggaran dan dana transfer.

d. Penyiapan dan fasilitasi tugas TAPD.

e. Penyiapan dan fasilitasi evaluasi rancangan APBD dan rancangan

perubahan APBD.

f. Pelaksanaan koordinasi pendapatan khusus dana transfer. dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub bidang Pelaksanaan Anggaran.

Sub bidang pelaksanaan anggaran mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan pada sub bidang pelaksanaan anggaran.

53
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
39

sub bidang pelaksanaan anggaran mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan program pelaksanaan anggaran.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis pelaksanaan anggaran.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi pelaksanaan

anggaran.

d. Pelaksanaan sebagian fungsi kuasa BUD, meliputi manajemen anggaran

kas dan penerbitan rancangan surat penyediaan dana (SPD).

e. Penyiapan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Dokumen

Perubahan Pelaksanaan Anggaran (DPPA). dan

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

3. Sub bidang Informasi Keuangan Daerah

Sub bidang Informasi keuangan daerah mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang informasi keuangan daerah. Sub

bidang informasi keuangan daerah mempunyai fungsi:54

a. Penyiapan bahan program informasi keuangan daerah.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis informasi keuangan daerah.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi informasi

keuangan daerah.

d. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi sistem informasi keuangan daerah.

e. Pengumpulan, pengolahan dan penyiapan informasi keuangan daerah.

54
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
40

f. Penyiapan perencanaan pelaksanaan pemeliharaan basis data, sistem

aplikasi, piranti lunak dan piranti penunjang penyelenggaraan sistem

informasi keuangan daerah.

g. Pelaksanaan sebagian fungsi kuasa BUD, meliputi penatausahaan data

rekonsiliasi penggajian pegawai dan penerbitan surat keterangan

pemberhentian pembayaran (SKPP). dan

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

C. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan penerimaan, pengeluaran, verifikasi, pelaporan dan belanja PPKD.

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud diatas Bidang

Perbendaharaan mempunyai fungsi:

1) Penyusunan program dan rencana kerja Bidang Perbendaharaan.

2) Perumusan, pelaksanaan dan pengendalian kebijakan teknis bidang

perbendaharaan.

3) Pelaksanaan dan pengendalian penerimaan, penyimpanan dan

pembayaran atas beban rekening kas umum daerah.

4) pelaksanaan penataan administrasi pengeluaran anggaran.

5) Menyiapkan bahan penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan

Ganti Rugi (TPTGR) dalam pelaksanaan anggaran.

6) Menyelenggarakan rekonsiliasi Dana Bagi Hasil (DBH).

7) Pelaksanaan tugas lain dibidang anggaran dan pembinaan keuangan

daerah yang diberikan oleh Kepala Badan.


41

Bidang Perbendaharaan membawahi 3 (tiga) sub bidang yaitu:55

1. Sub bidang penerimaan dan pengeluaran

Sub bidang penerimaan dan pengeluaran mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang penerimaan dan pengeluaran. Sub

bidang penerimaan dan pengeluaran mempunyai fungsi :

a. Penyusunan program dan rencana kerja bidang penerimaan dan

pengeluaran.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang penerimaan dan

pengeluaran.

c. Pelaksanaan pembayaran gaji.

d. Pelaksanaan pengujian SPM belanja.

e. Pemrosesan penerbitan SP2D belanja.

f. Pelaksanaan pengendalian penerimaan dan pengeluaran dana APBD /

APBDP.

g. Pelaksanaan pemotongan, penyetoran dan pelaporan Iuran Wajib Pegawai

(IWP), PPh Pasal 21 gaji PNS, Tabungan Perumahan (Taperum), Jaminan

Kematian (JKM) dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

h. Penyimpanan uang daerah atas nama kas umum daerah.

i. Pelaksanaan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan

Investasi daerah.

j. Melakukan koordinasi Dana Bagi Hasil (DBH).

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

55
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
42

2. Sub Bidang Verifikasi dan Pelaporan

Sub bidang Verifikasi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang verifikasi dan pelaporan. Sub

bidang verifikasi dan pelaporan mempunyai fungsi:56

a. Penyusunan rencana kerja sub bidang penerimaan dan pengeluaran.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis verifikasi dan pelaporan.

c. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka perencanaan teknis dan

pelaksanaan program dan kegiatan verifikasi dan pelaporan.

d. Pelaksanaan penelitian bukti kas penerimaan dan pengeluaran dari kas

daerah.

e. Pelaksanaan penatausahaan dokumen SP2D belanja.

f. Menyiapkan dan membuat laporan BUD.

g. Memverifikasi dan mengesahkan pendapatan dan belanja BLUD.

h. Penyiapan bahan penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan

Ganti Rugi (TPTGR) dalam pelaksanaan anggaran.

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

3. Sub Bidang Belanja PPKD

Sub bidang belanja PPKD mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan pada sub bidang Belanja PPKD. Sub bidang belanja PPKD

mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja sub bidang penerimaan dan pengeluaran.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis sub bidang belanja PPKD.

56
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
43

c. Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka perencanaan teknis dan

pelaksanaan program dan kegiatan di sub bidang belanja PPKD.

d. Pelaksanaan pembinaan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

berkaitan dengan belanja PPKD.

e. Penyiapan bahan penerbitan SPM pencairan dana belanja PPKD.

f. Pelaksanaan pengendalian pencairan dana belanja PPKD.

g. Pelaksanaan penatausahaan dokumen SP2D belanja PPKD.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

D. Bidang Akuntansi dan Bina Keuangan

Bidang akuntansi dan pelaporan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada penatausahaan keuangan, akuntansi dan

pembukuan dan bina keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok

sebagaimana dimaksud diatas, bidang akuntansi dan bina keuangan

mempunyai fungsi:57

1. Penyusunan program dan rencana kerja bidang akuntansi dan bina

keuangan.

2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang akuntansi dan bina

keuangan.

3. Penyelenggaraan pembinaan administrasi pengelolaan keuangan daerah.

4. Penyelenggaraan penatausahaan pendapatan, belanja dan pembiayaan

secara sistematis dan kronologis sesuai SAP.

5. Pelaksanaan konsolidasi laporan keuangan OPD dan BLUD.

57
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
44

6. Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

7. Penyiapan dokumen evaluasi pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.

8. Penyelenggaraan penatausahaan keuangan selain kas.

9. Penyusunan laporan realisasi APBD bulanan, triwulanan dan semesteran.

10. Pelaksanaan tugas lain dibidang anggaran dan pembinaan keuangan

daerah yang diberikan oleh Kepala Badan.

Bidang akuntansi dan bina keuangan membawahi 3 (tiga) Sub bidang

yaitu:58

1. Sub Bidang Penatausahaan Keuangan

Sub bidang penatausahaan keuangan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang penatausahaan keuangan. Sub

bidang penatausahaan keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan program penatausahaan keuangan.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis penatausahaan keuangan.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi penatausahaan

keuangan.

d. Pelaksanaan penatausahaan pendapatan, belanja dan pembiayaan secara

sistematis dan kronologis sesuai SAP.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

58
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
45

2. Sub Bidang Akuntansi dan Pembukuan

Sub bidang akuntansi dan pembukuan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang akuntansi dan pembukuan. Sub

bidang akuntansi dan pembukuan mempunyai fungsi:59

a. Penyiapan bahan program akuntansi dan pembukuan.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis akuntansi dan pembukuan.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi akuntansi dan

pembukuan.

d. Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.

e. Penyiapan dokumen evaluasi pertanggung jawaban pelaksanaan APBD.

f. Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi APBD bulanan, triwulanan

dan semesteran.

g. Penyiapan konsolidasi laporan keuangan OPD dan BLUD. dan

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

3. Sub Bidang Bina Keuangan

Sub bidang bina keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan

urusan pada bina keuangan. Sub bidang bina keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan program bina keuangan.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis bina keuangan.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi bina keuangan.

d. Penyelenggaraan pembinaan administrasi pengelolaan keuangan daerah.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

59
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
46

E. Bidang Pendataan dan Pelayanan Pajak Daerah mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pendataan, pengawasan, verifikasi,

penetapan,pelayanan dan pelaporan pajak daerah. Dalam melaksanakan tugas

pokok sebagaimana dimaksud diatas bidang pendataan dan pelayanan pajak

daerah mempunyai fungsi:60

a. Penyusunan program dan rencana kerja bidang pendataan dan pelayanan

pajak daerah.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang pendataan dan

pelayanan pajak daerah.

c. Penyelenggaraansosialisasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi serta

pengkoordinasi an pendaftaran, penetapan, pendataan dan pelayanan

pajak daerah.

d. Penyelenggaraan koordinasi dan evaluasi pengelolaan pendapatan asli

daerah.

e. Pelaksanaan tugas lain di bidang pendataan dan pelayanan pajak daerah

yang diberikan oleh atasan.

Bidang pendataan dan penetapan membawahi 3 (tiga) sub bidang

yaitu:

1. Sub Bidang Pendataan dan Pengawasan

Sub bidang pendataan dan pengawasan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang pendataan dan pengawasan. Sub

bidang pendataan dan pengawasan mempunyai fungsi :

60
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
47

a. Penyiapan bahan programpendataan dan pengawasan pajak daerah.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis pendataan dan pengawasan

pajak daerah.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi pendataan dan

pengawasan pajak daerah.

d. Melakukan pendataan, evaluasi dan pengawasan terhadap pajak

daerah.dan

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

2. Sub Bidang Verifikasi dan Penetapan

Sub bidang verifikasi dan penetapan mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang verifikasi dan penetapan. Sub

bidang verifikasi dan penetapan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan program verifikasi dan penetapan pajak daerah.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis verifikasi dan penetapan pajak

daerah.

c. Penyiapan bahan pembinaan dan melakukan koordinasi verifikasi dan

penetapan pajak daerah.

d. Pelaksanaan survey, verifikasi, penilaian dan penetapan subjek dan objek

pajak daerah.dan

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang


48

3. Sub Bidang Pelayanan dan Pelaporan PAD

Sub bidang pelayanan dan pelaporan PAD mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang pelayanan dan pelaporan PAD.

Sub bidang pelayanan dan pelaporan PAD mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan program pelayanan dan pelaporan PAD.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis pelayanan dan pelaporan

PAD.

c. Penyiapan bahan sosialisasi, pembinaan dan melakukan koordinasi

pelayanan dan penyiapan pelaporan PAD.

d. Penyajian informasi data objek dan subjek pajak daerah.

e. Penyiapan penyelenggaraan koordinasi dan evaluasi pengelolaan

pendapatan asli daerah.

f. Penyelenggaraan pelayanan pembayaran pajak daerah.

g. Penyiapan sistem informasi pengolahan data pajak daerah.

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

F. Bidang Penagihan, Keberatan dan Banding

Bidang penagihan, keberatan dan banding mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan penagihan, keberatan dan banding atas pajak

daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, bidang

penagihan, keberatan dan banding mempunyai fungsi:61

1. Penyusunan program dan rencana kerja bidang penagihan, keberatan dan

banding pajak daerah.

61
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
49

2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis bidang penagihan,

keberatan dan banding pajak daerah.

3. Penyelenggaraan pembinaan, monitoring, evaluasi serta pengkoordinasi

an dan pelaksanaan penagihan, keberatan dan banding pajak daerah.

4. Pelaksanaan penyisihan piutang dan penyelesaian administrasi piutang.

5. Penyelenggaraan dan pengkoordinasi an penagihan, piutang,

pengurangan/keringanan, keberatan dan banding, pengendalian

operasional, pemeriksaan dan penindakan di bidang pajak daerah.dan

6. Pelaksanaan tugas lain di bidang penagihan, keberatan dan banding yang

diberikan oleh Kepala Badan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidang penagihan, keberatan dan

banding membawahi 3 (tiga ) sub bidang yaitu:62

1. Sub Bidang Penagihan PBB dan BPHTB

Sub bidang penagihan PBB dan BPHTB mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang penagihan PBB dan BPHTB. Sub

bidang penagihan PBB dan BPHTB mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja sub bidang penagihan PBB dan BPHTB.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis sub bidang penagihan PBB

dan BPHTB.

c. Pelaksanaan penagihan pajak PBB dan BPHTB.

d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan piutang pajak PBB dan

BPHTB.

62
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
50

e. Pengumpulan dan pengolahan data hasil penagihan PBB dan BPHTB.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

2. Sub Bidang Penagihan Pajak Daerah lainnya

Sub bidang penagihan pajak daerah lainnya mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan pada sub bidang penagihan pajak daerah lainnya.

Sub bidang penagihan pajak daerah lainnya mempunyai fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja sub bidang penagihan pajak daerah lainnya.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis sub bidang penagihan pajak

daerah lainnya.

c. Pelaksanaan penagihan pajak daerah lainnya.

d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan piutang pajak daerah

lainnya.

e. Pengumpulan dan pengolahan data hasil penagihan pajak daerah lainnya.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

3. Sub Bidang Penyelesaian Piutang, Keberatan dan Banding

Sub bidang penyelesaian piutang, keberatan dan banding mempunyai

tugas pokok menyelenggarakan urusan pada sub bidang penyelesaian piutang,

keberatan dan banding. Sub bidang penyelesaian piutang, keberatan dan

banding mempunyai fungsi:63

a. Penyusunan rencana kerja sub bidang piutang, keberatan, dan banding.

b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis sub bidang piutang,

keberatan, dan banding.

63
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
51

c. Pelaksanaan penagihan dan penyelesaian piutang, keberatan, dan banding.

d. Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan piutang, keberatan, dan

banding.

e. Pengumpulan dan pengolahan data hasil penagihan piutang, keberatan,

dan banding.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

G. Bidang Aset

Bidang aset mempunyai tugas pokok menyusun dan melaksanakan

perencanaan program pengendalian dan pemberdayaan aset/BMD. Dalam

melaksanakan tugas pokok bidang aset mempunyai fungsi:64

a. Penyusunan pelaksanaan kegiatan perencanaan, pengendalian dan

pemberdayaan aset.

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengendalian dan

pemberdayaan aset/BMD.

c. Pelaksanaan Badan perencanaan, pengendalian dan pemberdayaan

aset/BMD.

d. Pelaksanaan pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporanaset / BMD.

dan

e. Pelaksanaan tugas lain di bidang pengendalian dan pemberdayaan aset

yang diberikan oleh Kepala Badan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya bidang aset membawahi 3 (tiga)

Sub bidang yang meliputi:

64
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
52

1. Sub Bidang Perencanaan Kebutuhan dan Pemanfaatan Aset

Sub bidang perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan aset mempunyai

tugas pokok menyelenggarakan urusan pada sub bidang perencanaan

kebutuhan dan pemanfaatan aset. Sub bidang perencanaan kebutuhan dan

pemanfaatan aset mempunyai fungsi :

a. Penyiapan bahan program perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan

aset/BMD.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis perencanaan kebutuhan dan

pemanfaatan aset/BMD.

c. Penyiapan bahan fasilitasi dan melakukan koordinasi perencanaan

kebutuhan dan pemanfaatan aset/BMD.

d. Penyusunan Str Harga Barang dan Jasa (SHBJ).

e. Pelaksanaan verifikasi penyerahan hasil pengadaaan aset/BMD.

f. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan kebutuhan

dan pemanfaatan aset/BMD.dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2. Sub Bidang Inventarisasi, Penatausahaan dan Pelaporan Aset

Sub bidang inventarisasi, penatausahaan dan pelaporan

asetmempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pada sub bidang

inventarisasi, penatausahaan dan pelaporan aset. Sub bidang inventarisasi,

penatausahaan dan pelaporan aset mempunyai fungsi:65

65
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
53

a. Penyiapan bahan perencanaan program kegiatan inventarisasi,

penatausahaan dan pelaporan aset/BMD.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis inventarisasi, penatausahaan

dan pelaporan aset/BMD

c. Penyiapan bahan fasilitasi penatausahaan dan pelaporan aset/BMD.

d. Penyiapan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan

aset/BMD.

e. Pelaksanaan fasilitasi, konsolidasi dan pengkoordinasi an administrasi

penatausahaan dan pelaporan aset/BMD.

f. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap penatausahaan

dan pelaporan aset/BMD.dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

3. Sub Bidang Penilaian, Pengamanan dan Penghapusan Aset.

Sub bidang penilaian, pengamanan dan penghapusan asetmempunyai

tugas pokok menyelenggarakan urusan pada sub bidang penilaian,

pengamanan dan penghapusan aset. Sub bidang penilaian, pengamanan dan

penghapusan aset mempunyai fungsi:66

a. Penyiapan bahan perencanaan program kegiatan penilaian, pengamanan

dan pengahapusan aset/BMD.

b. Penyiapan bahan rumusan kebijakan teknis penilaian, pengamanan dan

penghapusan aset/BMD

66
Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Tahun 2023
54

c. Penyiapan bahan fasilitasi penilaian, pengamanan dan penghapusan

aset/BMD.

d. Pelaksanaan fasilitasi, penyimpanan dan pengamanan surat

berharga/dokumen kepemilikan aset/BMD.

e. Pelaksanaanverifikasi usulan penghapusan aset/BMD.

f. Pelaksanaan fasilitasi, konsolidasi dan pengkoordinasi an penilaian,

pengamanan dan penghapusan aset/BMD. dan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

H. UPTD. dan

I. Jabatan Fungsional

B. Penyajian Data

1. Efektifitas e-Filling terhadap Pendapatan Asli Daerah di Badan

Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis

Berdasarkan dokumentasi yang ada di Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Bengkalis tahun 2022-2022, dapat diketahui target pajak yang

dipungut secara elektronik yang akan diperoleh sebagai berikut :

Tabel IV.1
Target Pajak Secara elektronik Di Badan Pendapatan Daerah
Tahun 2022-2022
Tahun Anggaran Realisasi %
2022 Rp46.259.925.308 Rp57.534.534.392,53 191,75%
2019 Rp48.825.970.000 Rp51.035.362.940,42 104,53%
2020 Rp54.580.000.000 Rp47.854.327.923,41 87,68%
2021 Rp77.000.000.000 Rp71.781.060.155,74 93,22%
2022 Rp155.995.000.000 Rp65.992.135.999,25 42,30%
Sumber: Dokumentasi Badan Pendapatan Daerah Kab. Bengkalis tahun 2022
55

Berdasarkan data tabel IV.1 di atas, pada tahun pada tahun 2018 realisasi

penerimaan sebesar 191,75%, pada tahun 2019 penerimaan sebesar 104,53%,

pada tahun 2020 realisasi penerimaan sebesar 87,68%, pada tahun 2021 realisasi

penerimaan sebesar 93,22%, pada tahun 2022 realisasi penerimaan sebesar

42,30%.

Adapun dokumentasi yang digunakan sehubungan dengan pajak yang ada

di Kabupaten Bengkalis diantaranya adalah surat izin gangguan, Surat

Keterangan Retribusi Daerah, dan Nota perhitungan retribusi daerah. Transaksi

penerimaan terdiri dari jumlah yang harus di bayar, jumlah bunga/denda dan

kenaikan yang dikenakan kepada pemilik usaha.67

Untuk melakukan pengurusan izin usaha home industri, maka terlebih

dahulu home industri harus melakukan pengurusan izin gangguan. Di dalam

surat izin gangguan yang menjadi dasar adalah undang-undang nomor 32 tahun

2004, undang-undang No 33 Tahun 2004, Perda Kabupaten Bengkalis no 27

tahun 1997, peraturan Kabupaten Bengkalis No 4 Tahun 1998, serta surat

rekomendasi Kepala Desa dan berkas permohonan yang akan mengurus izin

gangguan. Sistem Pengendalian internalnya adalah alamat dan identitas pemohon

izin gangguan, nama usaha, jenis usaha dan alamat usaha. Selain itu

pengendalian internalnya berupa nomor surat izin Bupati Bengkalis.

Saat ini Surat Izin Gangguan di keluarkan oleh Dinas Perizinan Domisili

Usaha di daerah tingkat dua atau setingkat Kabupaten dan Kotamadya. Hal ini

67
Wawancara, Ilham Maulana, Kepala Bidang Pendapatan Bapenda Kabupaten Bengkalis,
tanggal 12 Juni 2023
56

sesuai dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, jadi di tiap –

tiap daerah dapat mempunyai aturan yang berbeda dalam mengeluarkan Surat

Izin Gangguan. Biasanya untuk mendapatkan Surat Izin Gangguan ini,

kelembagaan tidak mencemari lingkungan dan atau tidak ada dampak negatif

terhadap lingkungan dari usaha yang dilakukan. Surat Izin Gangguan wajib di

miliki bagi pengusaha atau badan usaha yang akan menjalankan usahanya di

suatu daerah dan juga sebagai syarat untuk mendapatkan Surat Izin Usaha

lanjutan seperti : izin Mendirikan Apotek Dan Toko Obat, Surat Izin Usaha 9-

Perdagangan, Izin Impor Barang Moda9-l Bukan Baru (Bekas) dan Surat Izin

Usaha Hiburan dan perizinan lainnya.68

Untuk mendapatkan Surat Izin Gangguan HO bisa dengan mendatangi

Dinas Perizinan Domisili Usaha di tingkat Kabupaten atau Kotamadya dengan

melengkapi persyaratan.69

a. Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku,

b. Dokumen untuk mengelola lingkungan hidup. Dikecualikan bagi usaha

yang menimbulkan gangguan kecil atau tidak mempunyai limbah buangan

c. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sesuai peruntukan/fungsi,

sedang bagi bangunan yang belum ber-IMB dilampirkan surat pernyataan

kesanggupan mengurus IMB bermeterai Rp. 6000

d. Fotokopi bukti kepemilikan atau sertifikat tanah atau surat keterangan lain

yang sah,

68
Wawancara, Ilham Maulana, Kepala Bidang Pendapatan Bapenda Kabupaten Bengkalis,
tanggal 12 Juni 2023
69
Ibid,
57

e. Fotokopi Akta pendirian atau cabang kelembagaan bagi usaha yang

berbadan hukum,

f. Surat pernyataaan persetujuan atau tidak keberatan dari pemilik tempat

atau bukti sewa bagi tempat usaha yang bukan milik sendiri

g. Denah letak domisili tempat usaha dan gambar situasi atau site plan tempat

usaha yang jelas

h. Izin Gangguan lama asli atau SK dan T Izin bagi yang mengajukan

permohonan perpanjangan

i. Surat kuasa bagi pemohon yang tidak dapat mengurus sendiri Surat Izin

Gangguan

j. Persetujuan dari tetangga sekitar tempat usaha yang diketahui oleh pejabat

setempat (RT, RW, Lurah dan Camat),

k. Stopmap snelhelter warna kuning.

l. Lama Proses : 11 hari

Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kabupaten Bengkalis

tahun 2018-2022, dapat dilihat pada tabel berikut ini :


58

Tabel IV.2
Anggran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Bengkalis tahun 2020-2022

No Uraian 2018 2019 2020 2021 2022

1 Pendapatan Rp253.702.220.754,24 Rp257.943.710.718,18 Rp173.442.673.854,85 Rp134.127.545.393,53 Rp229.804.015.058,47


Asli
Daerah
1.1 Pajak
Daerah
Rp88.705.114.523,19 Rp51.035.362.940,42 Rp47.854.327.923,00 Rp71.781.060.155,74 Rp65.992.135.999,25
1.2 Retribusi
Daerah
Rp75.207.904.171,52 Rp58.850.617.361,03 Rp31.188.717.151,95 Rp14.560.802.467,79 Rp14.689.253.182,22
1.3 Hasil
Pengelolaan
Rp32.254.667.667,00 Rp37.902.960.213,00 Rp21.238.125.981,00 Rp31.492.480.950,00 Rp31.369.321.102,00
Kekayaan
Daerah
1.4 Lain-Lain
Pendapatan
Rp57.534.534.392,53 Rp110.154.770.203,73 Rp73.161.502.798,90 Rp16.293.201.820,00 Rp117.753.304.775,00
daerah yang
sah
Sumber : Dokumentasi Bapenda Kabupaten Bengkalis

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa pendapatan asli daerah di Kabupaten Bengkalis pada tahun 2018

berjumlah Rp253.702.220.754,24, pada tahun 2019 berjumlah Rp257.943.710.718,18, pada tahun 2020 berjumlah Rp

Rp173.442.673.854,85, pada tahun 2021 berjumlah Rp134.127.545.393,53 dan pada tahun 2022 berjumlah

Rp229.804.015.058,47
Berdasarkan hasil wawancara, tentang pembayaran pajak secara online,

diketahui bahwa Pajak menjadi salah satu kewajiban bagi seluruh warga negara

Indonesia, termasuk juga di antaranya para pelaku usaha baik itu yang bergerak di

bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) atau sebuah perusahaan besar. Para pelaku

usaha ini memiliki kewajiban untuk membayar pajak usaha.70

Pajak sendiri merupakan sumber utama pendapatan suatu negara, oleh

karena itu peran masyarakat dalam ketertiban membayar pajak menjadi sangat

penting sebagai salah satu langkah membantu perkembangan negaranya. Ada

beberapa macam pajak yang harus dibayar masyarakat, di antaranya pajak

penghasilan, pajak bumi dan bangunan, serta jenis pajak lainnya yang sudah diatur

pemerintah.

Mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), e-filling pajak

merupakan metode pembayaran pajak secara elektronik dengan menggunakan kode

billing atau ID billing sebagai cara untuk bayar pajak online. Billing System adalah

sistem yang menerbitkan kode billing untuk pembayaran atau penyetoran penerimaan

negara secara elektronik, tanpa perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB)

manual, yang digunakan pada e-filling DJP. E-Filling berbasis MPN-G2

memfasilitasi wajib pajak untuk membayarkan pajaknya dengan lebih mudah, lebih

cepat dan lebih akurat.71

70
Wawancara, Ilham Maulana, Kepala Bidang Pendapatan Bapenda Kabupaten Bengkalis,
tanggal 12 Juni 2023
71
www.djp.go.id

58
59

Dari hasil wawancara juga diketahui bahwa dengan menggunakan e-filling

Pajak atau bayar pajak online, banyak manfaat yang bisa dapatkan di antaranya

sebagai berikut:72

a. Bayar pajak online menjadi lebih mudah. Dengan membuat ID Billing, dapat

bayar pajak online di mana saja dan kapan saja.

b. Menghindari kesalahan dari pencatatan transaksi karena tidak jarang dalam

pembayaran secara manual terdapat beberapa kesalahan pencatatan yang

mungkin terjadi. e-filling bisa meminimalisir terjadinya kesalahan tersebut

yang bisa saja terjadi saat membayar pajak secara manual.

c. Transaksi real time. Data dan hasil transaksi akan langsung tersimpan di

sistem DJP sehingga mengurangi risiko kehilangan data akibat kelalaian dan

penyebab lainnya.

d. Kemunculan DJP Online memudahkan Wajib Pajak yang hendak melaporkan

SPT atau membayar pajak sehingga tak perlu lagi mengantre di kantor pajak.

Dengan koneksi internet pembayaran dan pelaporan pajak menjadi lebih

efisien dan cepat dilakukan.

Sebelumnya untuk mulai menggunakan sistem bayar pajak online,

harus memasuki layanan aplikasi Billing DJP SSE1 (https://sse.pajak.go.id) dan

SSE3 (https://sse3.pajak.go.id). Namun, sejak 1 Januari 2020 sistem ini berhenti

beroperasi sebagai wujud integrasi sistem e-Billing dan e-Filing dalam satu

72
Wawancara, Ilham Maulana, Kepala Bidang Pendapatan Bapenda Kabupaten Bengkalis,
tanggal 12 Juni 2023
60

tautan guna memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakannya.73

Selanjutnya layanan mandiri pembuatan kode billing melalui aplikasi

billing DJP akan dilayani pada menu e-filling DJP Online. Pembuatan kode

billing selain melalui DJP Online, juga bisa lakukan melalui ASP, laman portal

penerimaan negara, bank atau kantor pos persepsi, atau melalui petugas DJP.

Namun untuk menggunakan aplikasi tersebut harus lebih dulu datang

ke kantor pajak untuk membuat dan mengaktifkan e-FIN (Electronic Filing

Identification Number). Untuk mendapatkan e-FIN ini masih harus

melakukannya secara manual karena belum bisa secara online.

Cara Mendapatkan Kode e-FIN Pajak:

a. Kunjungi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di kota dengan membawa fotokopi

KTP dan fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Jika belum

memiliki kartu NPWP, minta ke kantor tempat bekerja.

b. Mengisi formulir pembuatan e-FIN di loket yang telah disediakan.

c. Selanjutnya, aktivasi e-FIN dengan tautan yang dikirimkan ke alamat email .

Nomor e-FIN selanjutnya bakal berguna untuk membuat akun DJP Online.

Cara Membuat Akun DJP Online:74

a. Kunjungi laman https://djponline.pajak.go.id/account/.

b. Isi data dengan nomor NPWP dan kode e-FIN yang telah miliki.

73
www.djp.go.id
74
Ibid,
61

c. Pastikan juga kode e-FIN telah diaktivasi di loket yang ada di KPP. Setelah

itu isi kode keamanan sesuai yang telah disediakan. Jika sudah klik Verifikasi.

d. Setelah semuanya beres, masuk ke akun dan tuliskan email, nomor HP yang

aktif, dan kode keamanan. akan diminta membuat password yang digunakan

untuk login DJP Online. Klik Simpan setelah selesai membuat password.

e. Cek email yang daftarkan. Klik tautan yang dikirimkan oleh

DJP Online untuk mengaktifkan akun. akan mendapatkan pemberitahuan

Aktivasi Akun Berhasil. Klik Ok untuk masuk ke menu log in.

f. Langkah selanjutnya adalah masuk ke akun DJP Online dengan mengisi

NPWP dan password. Jika berhasil log in berarti akun telah berhasil

diaktifkan.

g. Akun DJP Online tersebut bisa gunakan untuk lapor SPT tahunan (e-Filing)

dan membayar pajak (e-Billing).

h. Cara Bayar Pajak Online dengan e-filling DJP Online:

i. Log in ke laman djponline.pajak.go.id.

j. Masukkan NPWP, password, dan kode keamanan untuk login ke akun .

k. Selanjutnya pilih menu e-filling System.

l. Pilih pada menu Isi SSE.

m. Kemudian akan mendapat form Surat Setoran Elektronik (SSE) yang harus

isi.

n. Data pada formulir tersebut akan terisi otomatis. Yang perlu ubah hanya pada

kolom Jenis Pajak, Jenis Setoran, Masa Pajak, Tahun Pajak, Uraian Pajak

yang dibayarkan, dan Jumlah Setoran.


62

o. Setelah merampungkan pengisian, klik Simpan.

p. Klik pada pilihan Kode Billing.

q. Klik Cetak Kode Billing.

r. Setelah mendapatkan Kode Billing, bayar pajak online lewat bank, kantor pos,

atau ATM yang gunakan. Bisa juga melalui internet banking jika

menggunakan fasilitas tersebut.

Manfaat Pajak baik yang disetor secara online ataupun secara langsung

melalui bank rekanan yaitu:75

a. Uang pajak yang disetor masyarakat melalui bayar pajak online maupun manual

akan digunakan pemerintah untuk membiayai segala pengeluaran negara yang

bersifat self liquidating atau hal lainnya. Contohnya adalah pengeluaran untuk

biaya proyek produksi barang ekspor

b. Uang pajak yang disetor masyarakat melalui bayar pajak online maupun manual

untuk membiayai pengeluaran yang bersifat produktif, seperti membangun

infrastruktur, anggaran pendidikan, kesehatan, pertanian, dan lainnya

c. Uang pajak yang disetor masyarakat melalui bayar pajak online maupun manual

dipakai untuk biaya pengeluaran non-produktif dan non-self liquidating, tetapi

memiliki manfaat untuk masyarakat. Contohnya biaya pengeluaran untuk objek

rekreasi atau pembangunan monumen bersejarah

d. Uang pajak digunakan untuk pembiayaan atau pengeluaran yang bersifat tidak

produktif, tetapi diperlukan negara. Contohnya adalah pengadaan persenjataan

75
Wawancara, Ilham Maulana, Kepala Bidang Pendapatan Bapenda Kabupaten Bengkalis,
tanggal 12 Juni 2023
63

dan penguatan pertahanan negara atau pengeluaran untuk warga yatim piatu dan

yang membutuhkan.

e. Dengan membayar pajak secara jujur, benar, dan sesuai aturan, akan ikut

merasakan manfaat tersebut. Artinya uang pajak yang setor ke negara,

dikembalikan lagi untuk rakyat. Contohnya saja, fasilitas umum memadai,

infrastruktur (jalan, sekolah, dan jembatan), pertahanan dan keamanan (senjata,

pelatihan), subsidi, transportasi massal, dan masih banyak lainnya.

Dari hasil wawancara, dapat diketahui bahwa selain bisa bayar pajak

online melalui DJP Online, juga bisa membayar pajak lainnya seperti Pajak

Kendaraan Bermotor dan Pajak Bumi & Bangunan melalui OCTO Clicks dari

CIMB Niaga.76

Bayar pajak online di CIMB Niaga dengan OCTO Clicks memberi

berbagai keuntungan di antaranya lebih efisien dan aman serta proses yang

cepat. Untuk informasi lebih lanjut mengenai bayar pajak online melalui OCTO

Clicks CIMB Niaga.77

2. Perspektif ekonomi Islam terhadap penerimaan pajak dan retribusi

menggunakan e-filling

Pajak yang dipungut secara elektronik memberikan dampak terhadap

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkalis. Hal ini karena menurut analisa

penulis, terdapat dua faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak yang

76
Wawancara, Ilham Maulana, Kepala Bidang Pendapatan Bapenda Kabupaten Bengkalis,
tanggal 12 Juni 2023
77
Ibid,
64

dipungut secara elektronik dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkalis,

yaitu wajib pajak dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis.

a. Faktor Wajib Pajak

Penurunan penerimaan pajak yang dipungut secara elektronik

dikarenakan wajib pajak yang tidak melakukan pendaftaran. Pendaftaran yang

dimaksud adalah melakukan pengurusan izin pendirian bangunan dan izin

gangguan. Sehingga keberadaan rumah yang dipungut secara elektronik tidak

diketahui oleh Pemerintah. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya

pendapatan pajak yang dipungut secara elektronik di Kabupaten Bengkalis.

Hal ini bertentangan dengan ayat Al-Qur`an surat An-Nisa ayat 59

yang berbunyi:

 
  
 
   
   
  
  
 
  
  
 
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan
ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
65

kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya.78
Pada ayat tersebut bisa ditarik makna bahwa ketaatan tersebut juga

memiliki batas yakni pada hal yang bersifat ma’ruf saja, bukan pada hal yang

tidak ma’ruf. Hal lain yang menjadi pertimbangan akan pngan ini ialah bahwa

pajak tersebut alangkah baiknya dibayarkan sesuai dengan hukumnya

dikarenakan pajak pada akhirnya akan dinikmati masyarakat dalam bentuk

layanan-layanan yang diberikan oleh negara.

Selain itu adanya sistem self assesment dalam pemungutan pajak juga

menjadi salah satu indikator terbukanya peluang wajib pajak untuk tidak

melaporkan pajak terutangnya kepada Pemerintah, sehingga sumber

pendapatan negara khususnya pajak yang dipungut secara elektronik juga

akan menurun. Dengan demikian, maka wajib pajak hendaknya sadar akan

kewajiban sebagai warga negara, dimana salah satu kewajibannya yaitu

membayar pajak.

Selama pajak tersebut masih berjalan sesuai dengan asas keadilan

adalah hal yang sah-sah saja bagi kita untuk membayar pajak sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Tanpa adanya pajak, maka pemerintahan pun tidak

akan bisa berjalan dengan semestinya dan tentunya hal itu juga akan berimbas

kepada masyarakat. Jikalau ada perilaku korupsi dalam pajak, itu merupakan

sesuatu yang akan ditanggung oleh pribadi yang melakukannya dan tentunya

ia akan berhadapan dengan Yang Maha Kuasa di akhirat kelak.

78
Q.S An-Nisa ayat 59
66

b. Faktor Pemerintah

Pendirian rumah yang dipungut secara elektronik harus mendapat izin

dari Pemerintah khususnya yang ada di Kabupaten Bengkalis. Bagi pemilik

rumah yang dipungut secara elektronik yang tidak memiliki izin usaha

hendaknya ditindak tegas oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Hal ini

bertujuan untuk menertibkan pajak yang dipungut secara elektronik sesuai

dengan peraturan Daerah Kabupaten Bengkalis.

Satuan kerja perangkat daerah yang telah diberikan manah hendaknya

menjalankan amanah dengan baik, sebagaimana firman Allah dalam surat Al-

Anfal ayat 27:

  


   
 
  

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati


Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”79

Ketidaktahuan pemerintah terhadap keberadaan rumah yang dipungut

secara elektronik merupakan salah satu indikator kinnerja pemerintahan yang

kurang baik, terutama dalam pemungutan pajak yang dipungut secara

elektronik. Hal ini akan menyebabkan pendapatan pajak juga akan menurun.

Selain itu bagi wajib pajak yang tidak membayar pajak yang dipungut secara

79
Q.S Al-Anfal ayat 27
67

elektronik, sesuai dengan Perda Kabupaten Bengkalis Nomor 8 tahun 2002,

hendaknya pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis memberikan surat

teguran atau surat peringatan yang dikeluarkan setelah tujuh hari saat jatuh

tempo pembayaran. Hal ini sesuai dengan pasal 15 ayat 1 Perda Kabupaten

Bengkalis Nomor 8 tahun 2002.

Apabila telah diberikan surat teguran dan wajib pajak tidak melunasi

pajak terutangnya, maka pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis hendaknya

menerbitkan surat paksa setelah 21 hari surat teguran di berikan. Jika tidak di

tanggapi oleh wajib pajak, maka dalam waktu 2 x 24 jam harus dilakukan

penyitaan sesuai dengan pasal 18 Perda Kabupaten Bengkalis Nomor 8 tahun

2002.

Namun demikian, dalam menjalankan fungsinya pemerintah juga

diingatkan mengenai denda keterlambatan pembayaran pajak, terutama dalam

pembayaran denda pajak yang dipungut secara elektronik , dalam Al-Qur`an

surat Al-Baqarah ayat 188:

  


 
  
 
  
 
  
Artinya: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang
lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu
membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan
68

sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
Padahal kamu mengetahui”80
Ayat ini mengisyaratkan bahwa jika wajib pajak dikenakan denda atas

keterlambatan pembayaran pajak, maka besarnya pajak hanya 2% sesuai

dengan perda Nomor 8 tahun 2002 dan tidak lebih dari 2%. Karena jika denda

diambil lebih, maka Pemerintah Daerah sudah memakan harta orang lain

dengan jalan yang bathil.

C. Analisa Data

1. Efektifitas pemungutan pajak menggunakan e-filling Pendapatan Asli

Daerah di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis

Surat Keterangan Retribusi Daerah merupakan surat keterangan yang

dikeluarkan oleh Badan Pendapatan Daerah untuk pembayaran retribusi sesuai

dengan izin usaha. Perhitungan meliputi tempat izin gangguan, jumlah

pembayaran retribusi, dan nomor kohir, No NPWRD dan tanggal jatuh tempo.

Selanjutnya adalah verifikasi dari Kepala Badan Pendapatan Daerah.

Retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan Retribusi

Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis, kupon,

dan kartu langganan. Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat

pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa

bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang

tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan

Retribusi Daerah (STRD). Penagihan Retribusi terutang sebagaimana didahului

80
Q.S Al-Baqarah 188
69

dengan Surat Teguran. Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan

dengan Peraturan Kepala Daerah.

Retribusi Perizinan Tertentu, didasarkan pada tujuan untuk menutup

sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang

bersangkutan. Yang dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin di sini

meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum,

penatausahaan, dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut.

Nota perhitungan retribusi daerah berisi alamat lokasi izin usaha, dasar

pengenaan pajak dan retribusi yaitu Perda No 4 tahun 2011, tarif retribusi

berdasarkan klasifikasi jenis usaha, jumlah yang akan dibayarkan, dan juga

berisi index gangguan. Pengendalian internalnya dilakukan dengan menentukan

perhitungan, NPWRD dan alamat pemilik serta alamat lokasi usaha.

Setelah dilakukan pelaksanaan pendapatan, untuk pencatatan,

penatausahaan, akuntansi, dan pelaporan keuangan, dokumen sumber

digunakan sebagai bukti yang sah untuk menatausahakan transaksi keuangan

pemda. Penatausahaan penerimaan ini dapat dilakukan oleh bendahara

penerimaan maupun bendahara penerimaan pembantu. Sedangkan bukti-bukti

tersebut dapat berupa Surat T Setoran (STS), Surat Ketetapan Pajak Daerah

(SKP) Daerah dan/atau Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dan Surat Bukti

Pembayaran dan/atau Bukti Lain yang sah.

Berdasarkan dokumen tersebut, maka dilakukanlah penatausahaan

penerimaan oleh bendahara penerimaan maupun bendahara penerimaan


70

pembantu, yang nantinya akan menghasilkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)

Penerimaan.

Dalam mekanisme ini, pihak-pihak yang terlibat diantaranya adalah:

a. PPKD, yang bertugas menyerahkan SKP (Surat Ketetapan Pajak)-Daerah

kepada Wajib Pajak/Retribusi dan Bendahara Penerimaan.

b. Pengguna Anggaran, yang bertugas menyerahkan SKR (Surat Ketetapan

Retribusi) kepada Wajib Pajak/Retribusi dan Bendahara Penerimaan,

menerima SPJ Penerimaan dari PPK-SKPD, serta mengesahkan SPJ

penerimaan.

c. Bank yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan, dan/atau

Kantor Pos, yang berfungsi untuk menerima pembayaran sejumlah uang

yang tertera pada SKP-Daerah/SKR dari Wajib Pajak/Retribusi,

menerbitkan Slip Setoran/Bukti Setoran Lain yang sah dan Nota Kredit,

menyerahkan Slip Setoran/bukti lain yang sah kepada Wajib

Pajak/Retribusi dan Nota Kredit kepada BUD.

d. Bendahara Penerimaan yang bertugas menerima Slip Setoran/Bukti lain

yang sah dari Wajib Pajak/Retribusi, melakukan penatausahaan penerimaan

berdasarkan dokumen SKP Daerah, SKR, STS, dan Surat T Bukti

Pembayaran/Bukti lain yang sah, membuat SPJ Penerimaan dan lampiran-

lampirannya yaitu BKU, Buku Pembantu per rincian objek penerimaan,

Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian, Bukti Penerimaan lain yang sah,

menyerahkan SPJ Penerimaan kepada Pengguna Anggaran melalui PPK-


71

SKPD (pertanggungjawaban administratif) dan kepada BUD

(pertanggungjawaban fungsional).

e. PPK-SKPD yang bertugas untuk menerima dan memverifikasi SPJ

Penerimaan dari Bendahara Penerimaan, dan menyerahkan SPJ Penerimaan

tersebut pada Pengguna Anggaran.

f. Bendahara Penerimaan Pembantu yang bertugas melakukan penatausahaan

penerimaan berdasarkan dokumen SKP Daerah, SKR, STS, dan Surat T

Bukti Pemabayaran/Bukti lain yang sah, menghasilkan dokumen BKU

Penerimaan Pembantu dan Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian

Pembantu, membuat SPJ Penerimaan Pembantu, menyerahkan SPJ

Penerimaan Pembantu pada Bendahara Penerimaan.

g. Bendahara Umum Daerah yang memiliki tugas sebagai penerima SPJ

Penerimaan SKPD dari Bendahara Penerimaan, pemverifikasi,

pengevaluasi, dan penganalisis SPJ Penerimaan dalam rangka rekonsiliasi

penerimaan, serta bertugas untuk mengesahkan SPJ Penerimaan.

Cara Badan Pendapatan Daerah mengotorisasi transaksi tersebut

dengan cara memvalidasi lewat pen tanganan Kepala Badan Pendapatan Daerah

Kabupaten Bengkalis. Pengendalian internal dalam permohonan izin gangguan,

maka beberapa ketentuan dalam rangka pengendalian diantaranya adalah :

1) Setiap pemohon mengisi formulir izin sesuai dengan tujuan

2) Pemohon membayar biaya retribusi sesuai dengan ketentuan yang ada.

3) Pemohon menunggu surat izin dari Badan Penanaman Modal


72

Besarnya pendapatan pajak yang dipungut secara elektronik terlalu

kecil jika dibandingkan dengan sumber pendapatan daerah lainnya, misalnya

dari bagi hasil minyak bumi dan gas, pendapatan pajak dan retribusi. Sehingga

pendapatan pajak yang dipungut secara elektronik terlalu kecil, maka secara

tidak langsung hanya memberikan dampak yang sangat kecil atau dapat

dikatakan kurang efektif, karena keterbatasan sumber daya manusia dan sikap

wajib pajak itu sendiri.

2. Pemungutan Pajak yang dipungut secara elektronik terhadap Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Bengkalis ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam

Fatwa DSN MUINomor 17/DSN-MUI/IX/2000 tentang sanksi atas

keterlambatan pembayaranyang sangat jelas menegaskan bahwa Sanksi yang

disebut dalam fatwa ini adalah sanksi yang dikenakan kepada seseorang yang

mampu membayar, tetapi menunda-nunda pembayaran dengan disengaja.

Wajib pajak yang tidak/belum mampu membayar disebabkan force majouur

tidak boleh dikenakan sanksi.Nasabah mampu yang menunda-nunda

pembayaran dan/atau tidak mempunyai kemauan dan itikad baik untuk

membayar hutangnya boleh dikenakan sanksi. Sanksi didasarkan pada prinsip

ta'zir, yaitu bertujuan agar nasabah lebih disiplin dalam melaksanakan

kewajibannya.Sanksi dapat berupa denda sejumlah uang yang besarnya

ditentukan atas dasar kesepakatan dan dibuat saat akad dittangani.


73

Dengan demikian, penulis memberikan argumentasi bahwa Pemerintah

Kabupaten Bengkalis hendaknya dapat menjalankan tugas dengan baik

terutama dalam pemungutan pajak yang dipungut secara elektronik, mulai dari

pengawasan pendirian usaha yang dipungut secara elektronik, pemungutan

pajak dan memberikan sanksi yang tegas kepada wajib pajak yang dengan

sengaja tidak membayar pajak, karena pajak memberikan dampak terhadap

pembangunan dan kemaslahatan bersama.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyajian dan analisa data, maka dapat diketahui

bahwa :

1. Pendapatan pajak yang dipungut secara elektronik kurang efektif terhadap

pendapatan asli daerah di Kabupaten Bengkalis tahun 2018-2022. Hal ini

karena kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak, kemampuan dalam

menghitung pajak serta beberapa data usaha yang tidak terdaftar di Kantor

Pajak. Selain itu kemampuan sumber daya manusia yang masih belum

maksimal dalam menghitung dan melaporkan pajak.

2. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak yang dipungut

secara elektronik dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bengkalis, yaitu

wajib pajak dan Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Pajak diperbolehkan

dalam Islam, hal ini sesuai dengan surat An-Nisa ayat 59. Dalam

menjalankan fungsinya pemerintah juga diingatkan mengenai denda

keterlambatan pembayaran pajak, terutama dalam pembayaran denda pajak

yang dipungut secara elektronik , dalam Al-Qur`an surat Al-Baqarah ayat

188.

73
74

B. Saran

Saran di dalam penelitian ini adalah :

1. Kepada pihak Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis agar

dapat meningkatkan pendapatan dan pelayanan dalam pengurusan izin

usaha tertentu.

2. Kepada penulis lain disarankan untuk meneliti perbandingan kontribusi

terbesar pada Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis dalam hal

pendapatan biaya retribusi.

3. Penulis menyarankan tetap memberlakukan denda, karena denda akan

memberikan efek jera kepada wajib pajak dalam membayar pajak.


75

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta : Kencana Prenada Media,


2005)

Department Agama RI, Al-Qur`an danTerjemahan, (Semarang : PT. Toha, 2010)

Dian Mutiah Hanggaraningrum, 2010, Kontribusi Retribusi Pemakaian Kekayaan


Daerah Kota Surakarta TahunAnggaran 2007-2009,diakses padatanggal 16
maret 2020 melalui http.//core.ac.uk/download/file/478/12348135

Dokumentasi Badan Pendapaterah Kabupaten Bengkalis

Djoko Muljono, Akuntansi Pajak, (Yogyakarta : 2006, Andi Yogyakarta)

FatmaWati, AplikasiAkuntansi Dana Talangan Haji Pada PT. Bank Muamalat


Indonesia CabangTanjungpinang, (Bengkalis: SekolahTinggi IlmuEkonomi
(STIE) Syariah Bengkalis, 2013)

Gusfahmi, Pajak Menurut Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007)

Himawan Estu Bagijo, Pajak Dan Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan
Daerah (Studi Kasus Di Kabupaten/ Kota Dan Pemerintah Propinsi Di Jawa
Timur, Balitbangda Bidang Hukum dan Konstitusi Propinsi Jawa Timur

Iskr, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta, GP Press, 2009)

IwanTriyuwono, AkuntansiSyari’ah. (Jakarta : Raja Grafindo, 2006)

Jaka Isgiyarta “Teori Akuntansi dan Laporan Keuangan Islami” Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang. 2012

Jusuf Haryono, Dasar-dasarAkuntansi,(Yogyakarta : STIE YKPN,2003)


Lili M. Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi,(Jakarta :BumiAksara, 2011)

Mardiasmo, Perpajakan, (Penerbit C.V ANDI OFFSET, EdisiRevisitahun 2009)

NoviatiPutriWardhani, Pengaruh Penerimaan Retribusi Daerah Terhadap


Pendapatan Daerah, (Skripsi,Universitas Pembangunan Nasional,
(VETERAN) JawaTimur, 2010)

Permendagri Nomor 212 Tahun 2011, Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan


Daerah
76

Rahman, KamusBesarBahasa Indonesia, (Jakarta :Trimedia, 2005)

Retn Kreshna Wardan, kontribusi Retribusi Pemakaian kekayaan Daerah


Dibandingkan Dengan Retribusi Rumah potong Hewan Terhadap Pendapatan
Asli Daerah Kota Surakarta,2010

Riki Afrianto, Upaya Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam meningkatkan


Pendapatan Asli Daerah(Pad)Dari SektorPajak Restoran/Rumah Makan,
Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negerisultan Syarif
Kasim Pekanbaru, 2012

Rocham, PajakdanKontribusinyaTerhadap Pembangunan Daerah, Jurnal Online Vol


3 ISSN 201.311, FakultasEkonomidanBisnis, JurusanAkuntansiUniversitas
Sam Ratulangi Manado.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010)

Supramono, Perpajakan Indonesia, (Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2010)

Suw Dadang, Kebijakan Akuntansi Berbasis Akrual Berpedoman pada SAP,


(Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2018)

SofyanSyafriHarahap, Akuntansi Islam, (BumiAksara, Jakarta, 2006)

Syofiarti, (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dalam rangka meningkatkan Otonomi Daerah). (Jakarta: Salemba
Empat, 2013)

UU No 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah


Pembimbing : Sri Wahyuningsih, ME
77
Tanggal :

Tanda Tangan:
DAFTAR WAWANCARA

Nama Responden : ...........................................


Jabatan : ...........................................
Tanggal wawancara : ...........................................

1. Bagaimana mekanisme pembayaran pajak secara online?

2. Apa tujuan dilaksanakan pembayaran pajak secara online?

3. Apa manfaat yang akan diperoleh dengan pembayaran pajak secara online?

4. Berapa target dan realisasi pembayaran pajak secara online?

5. Apa yang menjadi penghambat pembayaran pajak secara online?

6. Bagaimana peran Pemerintah terhadap pelaksanaan pembayaran pajak secara

online?

7. Apa yang menjadi persyaratan wajib pajak agar dapat membayar pajak secara

online?

8. Pajak dan retribusi apa saja yang dapat dibayarkan secara online?

Anda mungkin juga menyukai