Abstract
This study is entitled Contribution of Rural and Urban Land and Building Tax (PBB-P2) to
Bengkalis Regency's Original Revenue in 2015 – 2019. Land and Building Tax in Rural and Urban
Areas (PBB-P2) is part of the regional tax, has an important role and is a new potential for the receipt
of Local Revenue (PAD). This study aims to determine the acceptance of PBB-P2 in Bengkalis Regency,
the factors causing the PBB-P2 target in Bengkalis Regency. This research was conducted at the
Bapenda Bengkalis Regency office. The object of this research is the report on the receipt of PBB-P2
in Bengkalis Regency from 2015 to 2019. This type of research used is qualitative research using
descriptive qualitative methods. Based on the research results the Bengkalis Regency PBB-P2
acceptance within 5 years in general the Bengkalis Regency PBB-P2 revenue never reached the target
set by the Bengkalis Regency Government. The cause of not achieving the PBB-P2 target Bengkalis
Regency are the lack of understanding and awareness of taxpayers of the important of the role of taxes
for regional development, mistakes of the tax apparatus in entering taxpayers data at SPPT, unstable
income level of taxpayers, and lack of concrete evidence of taxes paid in improving people’s welfare.
1. Pendahuluan
Otonomi daerah menjadi hal yang merupakan sektor pendapatan yang
sangat penting dalam pelaksanaan berpotensi yang harus di gali dan diperluas
pembangunan di daerah, dikarenakan di pengelolaanya. Pajak merupakan sumber
setiap daerah harus mampu menggali dan penerimaan pendapatan yang dapat
mengelola sumber-sumber pendapatan memberikan peranan dan sumbangan yang
daerah yang potensial untuk membiayai berarti melalui penyediaan sumber dana
pengeluaran pemerintah daerah (Reza, bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran
2013). Maka dari itu, untuk mewujudkan pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah
otonomi daerah tersebut pemerintah daerah daerah berupaya untuk mengelola sektor
perlu meningkatkan pendapatan daerah pajak untuk mengoptimalkan PAD.
dengan menggali sumber-sumber dana Kabupaten Bengkalis merupakan
yang ada guna dapat menyelenggarakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi
pemerintahan, pembangunan, dan Riau yang memiliki potensi yang cukup
meningkatkan pelayanan masyarakat. besar dalam Pendapatan Asli Daerahnya.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun Pendapatan daerah Kabupaten Bengkalis
2004 Pasal 5 menyebutkan bahwa yang selama ini mengandalkan sektor
pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan minyak dan gas (Migas), terus mengalami
Asli Daerah (PAD), Dana perimbangan, penurunan seiring dengan menurunnya
dan Lain-lain pendapatan daerah yang sah. produksi dan fluktuasi harga minyak dunia,
PAD bersumber dari pajak daerah, retribusi dampak dari terus menurunnya pendapatan
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah daerah, tidak membuat Kabupaten
yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan Bengkalis pasrah dan berdiam diri.
asli daerah yang sah. Maka dari itu, untuk Berbagai strategi dan langkah-langkah
meningkatkan PAD sektor pajak daerah telah dipersiapkan dalam meningkatkan
104
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
pendapatan daerah guna mempercepat bensin, tangki minyak dan gedung sekolah.
pembangunan di negeri junjungan. Basri Kemudian yang tergolong objek pajak
dan Hamidi (2007) menyatakan bahwa bangunan di dalamnya terdapat Kontruksi,
Kabupaten Bengkalis, sebagai daerah yang Atap, Dinding, Lantai, dan Langit-langit.
telah melaksanakan otonomi, memiliki Sedangkan fasilitas objek pajak bangunan
beberapa hambatan dalam pelaksanaan tersebut yaitu AC, AC Sentral, Kolam
otonomi daerah yakni rendahnya porsi PAD Renang, Perkerasan Halaman, Lapangan
dan besarnya ketergantungan Anggaran Tenis, Lift, Tangga Berjalan, Pagar,
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemadam Kebakaran, Saluran Pes.Pabx,
pada Bagian Sumbangan dan Bantuan serta dan Sumur Artesis.
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak. Badan Untuk memperkuat pengelolaan
Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten PBB-P2, pemerintah daerah kemudian
Bengkalis selaku leading sector yang mengeluarkan Peraturan Daerah untuk
bertanggungjawab terhadap pundi-pundi mengatur penarikannya. Salah satu upaya
pemasukan daerah, melihat masih banyak dari pemerintah daerah dalam mening-
sumber-sumber pemasukan daerah yang katkan pajak daerah adalah mengefektifkan
selama ini belum dikelola dengan sektor pendapatan PBB-P2. Dengan
maksimal. Oleh sebab itu. dalam upaya efektifnya pengelolaan PBB-P2 maka
untuk mengoptimalkan PAD Bapenda dihasilkan pendapatan PBB-P2 yang
berusaha untuk memaksimalkan maksimal (Ngantung, 2016). Hal tersebut
pendapatan daerah salah satunya dengan diharapkan dapat memberikan kontribusi
melakukan pengelolaan dengan baik di yang tinggi terhadap PAD sehingga
sektor pajak. pendapatan asli daerah dapat ditingkatkan
Sejak disahkan Undang-undang agar dapat membiayai pembangunan
nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak daerah secara maksimal. Namun, masih
Daerah dan Retribusi Daerah, telah resmi banyak ditemui rendahnya partisipasi
dialihkanya Pajak Bumi dan Bangunan masyarakat dalam pembayaran Pajak PBB-
Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya P2 disebabkan oleh banyak faktor seperti
disingkat PBB-P2 menjadi pajak daerah. kurang pahamnya masyarakat terhadap arti
Oleh sebab itu, pemerintah daerah terus dari PBB-P2 dalam pembiayaan pem-
berupaya semaksimal mungkin untuk bangunan, kurangnya bukti nyata dari pajak
meningkatkan pengelolaan terhadap PBB- yang dibayarkan dalam meningkatkan
P2. Adapun yang menjadi objek PBB-P2 kesejahteraan masyarakat, kurang giatnya
yaitu bumi dan/atau bangunan yang aparat dalam melakukan penagihan dan
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan sikap apatis masyarakat untuk membayar
oleh orang pribadi atau badan, kecuali pajak, selain dari itu kadang kala wajib
kawasan yang digunakan untuk kegiatan pajak sulit dijangkau karena tidak
usaha perkebunan, perhutanan dan berdomisili di daerah tersebut.
pertambangan. Objek pajak yang di kelola Selain itu juga, Amelia (2016)
oleh Bapenda Kabupaten Bengkalis yaitu menyatakan bahwa fenomena yang terjadi
tanah dan bangunan. Objek pajak tanah di lapangan yaitu tidak terkumpulnya
tersebut meliputi Tanah dan Bangunan, sumber-sumber penerimaan PBB-P2 secara
Tanah Kavling Siap Bangun, Tanah keseluruhan oleh petugas dilapangan,
Kosong, dan Fasilitas Umum. Sedangkan sehingga ditemui beberapa wajib pajak
yang tergolong objek pajak bangunan keseluruhan yang ada di Kabupaten
seperti perumahan, perkantoran swasta, Bengkalis ini belum terdaftar dan terdata
pabrik, toko/apotik/pasar/ruko, rumah oleh petugas dengan optimal. Masih
sakit/klinik,olahraga/rekreasi, hotel/wisma, ditemui wajib pajak yang tidak mematuhi
bengkel/gudang/pertanian, gedung peme- kewajiban membayar pajak baik dari segi
rintah, bangunan parkir, apartemen, pompa jumlah maupun batas waktu yang telah
105
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
ditentukan dengan baik, sehingga mem- 1.2 Asumsi dan Batasan Masalah
pengaruhi kurang lancarnya proses
Hal yang membatasi penelitian ini yaitu
administrasi perpajakan (Amelia, 2016).
Adapun realisasi penerimaan PBB-P2 penelitian ini di lakukan pada Badan
Kabupaten Bengkalis tahun 2015 sampai Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten
tahun 2019 disajikan pada Tabel 1 berikut: Bengkalis yang bertujuan untuk menge-
tahui efektivitas dan kontribusi Pajak Bumi
Tabel 1 dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
Realisasi Penerimaan PBB-P2 Kab. Bengkalis (PBB-P2) terhadap Pendapatan Asli Daerah
Tahun Realisasi Penerimaan PBB-P2 (Rp) (PAD) di Kabupaten Bengkalis.
2015 6.300.303.821 Pembatasan ini memiliki tujuan agar
2016 6.741.601.729 penelitian tidak mengalami penyimpangan,
2017 6.864.855.995
dan keluar dari pembahasan yang terlalu
2018 10.132.952.875
2019 10.195.465.135 luas, dengan harapan pembahasan yang
Sumber : Bapenda Kab. Bengkalis ingin dicapai sesuai dengan tujuan
penelitian.
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat 1.3 Tujuan Penelitian
dilihat realisasi penerimaan PBB-P2
Kabupaten Bengkalis dari tahun 2015 Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian
sampai tahun 2019 terus mengalami ini adalah:
peningkatan. Tentu saja hal tersebut tidak 1. Untuk mengetahui penerimaan Pajak
terlepas dari kepatuhan wajib pajak dalam Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
membayar PBB-P2. Kepatuhan wajib pajak Perkotaan (PBB-P2) Kabupaten
dapat didefinisikan dari kewajiban wajib Bengkalis tahun 2015 sampai tahun
pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan 2019.
untuk menyetorkan kembali Surat 2. Untuk mengetahui faktor penyebab
Pemberitahuan, kepatuhan dalam tidak tercapainya target Pajak Bumi
perhitungan dan pembayaran pajak terutang dan Bangunan Perdesaan dan
dan kepatuhan dalam pembayaran Perkotaan (PBB-P2) Kabupaten
tunggakan (Komaroelah, 2017). Bengkalis tahun 2015 sampai tahun
2019.
1.1 Rumusan Masalah 3. Untuk mengetahui kontribusi Pajak
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
maka yang menjadi rumusan masalah Perkotaan (PBB-P2) Kabupaten
dalam penelitian ini adalah: Bengkalis tahun 2015 sampai tahun
2019
1. Bagaimana penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Per- 2. Landasan Teori
kotaan (PBB-P2) Kabupaten Bengkalis 2.1 Pengertian Pajak
tahun 2015 sampai tahun 2019? Menurut Undang-Undang Republik
2. Apakah faktor penyebab tidak Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 tentang
tercapainya target Pajak Bumi dan Perubahan Ketiga atas Undang-Undang
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
(PBB-P2) Kabupaten Bengkalis tahun Umum Perpajakan, Pajak adalah kontribusi
2015 sampai tahun 2019? wajib pajak kepada Negara yang terutang
oleh pribadi atau badan yang bersifat
3. Bagaimana kontribusi Pajak Bumi dan memaksa berdasarkan Undang-Undang,
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan dengan tidak mendapatkan imbalan secara
(PBB-P2) Kabupaten Bengkalis tahun langsung dan digunakan untuk keperluan
2015 sampai tahun 2019?
106
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
107
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
P2) adalah pajak atas bumi dan/atau d. Merupakan hutan lindung, hutan suaka
bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau alam, hutan wisata, taman nasional,
dimanfaatkan oleh orang pribadi atau tanah penggembalaan yang dikuasai
badan, kecuali kawasan yang digunakan oleh desa, dan tanah negara yang
untuk kegiatan usaha perkebunan, belum dibebani suatu hak;
perhutanan dan pertambangan. e. Digunakan oleh perwakilan diplo-
Objek Pajak Bumi dan Bangunan matik, konsulat berdasarkan asas per-
Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) lakuan timbal balik; dan
Berdasarkan peraturan Pajak Bumi dan f. Digunakan oleh badan atau perwakilan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- organisasi internasional yang
P2) menyebutkan bahwa yang menjadi ditentukan oleh Menteri Keuangan.
objek Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan (PBB-P2) adalah bumi 2.3 Subjek Pajak dan Wajib Pajak Bumi
dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan Bangunan Perdesaan dan
dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi Perkotaan (PBB-P2)
atau badan, kecuali kawasan yang Menurut Undang-Undang Nomor
digunakan untuk kegiatan usaha 28 Tahun 2009 subjek pajak adalah orang
perkebunan, perhutanan dan pertambangan. atau badan yang secara nyata mempunyai
Menurut Mardiasmo (2018) Yang suatu hak atas bumi, dan/atau memperoleh
termasuk dalam pengertian bangunan manfaat atas bumi, dan/atau memiliki,
adalah: menguasai, dan/atau memperoleh manfaat
a. Jalan lingkungan yang teletak dalam atas bangunan. Wajib pajak bumi dan
suatu kompleks bangunan seperti hotel, bangunan perdesaan dan perkotaan adalah
pabrik, dan emplasemenya, yang orang pribadi atau badan yang secara nyata
merupakan satu kesatuan dengan mempunyai suatu hak atas bumi dan atau
kompleks bangunan tersebut; memperoleh manfaat atas bumi, dan atau
b. Kolam renang; memiliki, menguasai, dan memperoleh
c. Galangan kapal, dan dermaga; manfaat atas bangunan.
d. Jalan tol;
e. Pagar mewah; 2.4 Tarif Pajak Bumi dan Bangunan
f. Taman mewah ; Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)
g. Tempat penampungan/kilang minyak, Berdasarkan Peraturan Daerah
air dan gas, pipa minyak; Kabupaten Bengkalis Nomor 02 tahun 2013
h. Tempat olah raga; dan Tentang Pajak Bumi dan Bangunan
i. Menara. Perdesaan dan Perkotaan tarif pajak
Sedangkan Objek Pajak yang tidak ditetapkan sebesar:
dikenakan Pajak Bumi dan Bangunan a. 0,1 % (nol koma satu persen) untuk
Perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) adalah NJOP sampai dengan
objek pajak yang: Rp.1.000.000.000 (satu miliar rupiah)
a. Digunakan oleh pemerintah dan daerah dan
untuk penyelenggaraan pemerintahan; b. 0,2 % (nol koma dua persen) untuk
b. Digunakan semata-mata untuk mela- NJOP diatas Rp. 1.000.000.000 (satu
yani kepentingan umum di bidang miliar rupiah).
ibadah, sosial, kesehatan, pendidikan 2.5 Dasar Perhitungan Pajak Bumi dan
dan kebudayaan nasional, yang tidak Bangunan Perdesaan dan perkotaan
dimaksudkan untuk memperoleh (PBB- P2)
keuntungan; Dasar perhitungan Pajak Bumi dan
c. Digunakan untuk kuburan, pening- Banguna Perdesaan dan perkotaan (PBB-
galan purbakala, atau yang sejenis P2) adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).
dengan itu; Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
108
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
Bengkalis Nomor 2 Tahun 2018 NJKP PBB-P2. Data sekunder merupakan sumber
adalah harga rata-rata yang diperoleh dari data penelitian yang diperoleh dari catatan,
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, buku, dan majalah berupa laporan
dan bilamana tidak terjadi transaksi jual keuangan publikasi perusahaan, laporan
beli, NJOP ditentukan melalui pemerintah, artikel, buku-buku sebagai
perbandingan harga dengan objek lain yang teori, majalah dan lain sebagainya
sejenis atau nilai perolehan baru atau NJOP (Sujarweni, 2015). Adapun yang menjadi
pengganti. Besarnya NJOP ditetapkan data sekunder padapenelitian ini yaitu
setiap 3 tahun sekali, kecuali untuk objek Laporan Penerimaan PBB-P2 Kabupaten
pajak tertentu dapat ditetapkan setiap tahun Bengkalis dan Realisasi Penerimaan
sesuai dengan perkembangan wilayahnya. Pendapatan Daerah Kabupaten Bengkalis.
2.6 Kontribusi Pajak Bumi dan Ba- 3.3 Teknik Pengumpulan Data
ngunan Perdesaan dan Perkotaan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
(PBB P2) ini adalah sebagai berikut:
Kontribusi merupakan sumbangan 1. Wawancara
yang diberikan oleh Pajak Bumi dan Wawancara adalah proses memperoleh
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- penjelasan untuk mengumpulkan
P2) terhadap tingkat Pendapatan Asli informasi dengan menggunakan cara
Daerah (Rahmah, 2017). Kontribusi tanya jawab bisa sambil bertatap muka
digunakan untuk mengetahui sejauh mana ataupun tanpa tatap muka yaitu melalui
Pajak bumi dan Bangunan Perdesaan dan media telekomunikasi antara
Perkotaan (PBB-P2) berperan terhadap pewawancara dengan orang yang
Pendapatan Asli Daerah (Ngantung, 2016). diwawancarai, dengan atau tanpa
Dapat disimpulkan bahwa Kontribusi menggunakan pedoman (Sujarweni,
adalah suatu alat untuk mengukur besar 2015). Tujuan dari wawancara ini
atau kecil hasil yang diberikan oleh Pajak adalah untuk memperoleh informasi
bumi dan Bangunan Perdesaan dan yang relevan sebagai data primer.
Perkotaan (PBB-P2) terhadap Pendapatan Wawancara yang dilakukan oleh
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bengkalis peneliti akan dibantu oleh alat perekam
tahun 2015 sampai tahun 2019. (recorder).
2. Dokumentasi
3. METODE PENELITIAN Menurut Hikmawati (2017) dokumen-
3.1 Objek Penelitian tasi merupakan catatan peristiwa yang
Objek penelitian dalam penelitian sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan,
ini yaitu penerimaan Pajak Bumi dan gambar atau karya-karya monumental
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB- dari seseorang. Dokumen yang diguna-
P2) di Kabupaten Bengkalis tahun 2015 kan pada penelitian ini yaitu Laporan
sampai tahun 2019. Penerimaan PBB-P2 dan Realisasi
3.2 Jenis dan Sumber Data Penerimaan Pendapatan Daerah
Jenis dan sumber data yang Kabupaten Bengkalis yang telah
digunakan adalah data primer dan data didokumentasikan oleh Bapenda
sekunder. Menurut Sujarweni (2015), data Kabupaten Bengkalis.
primer adalah data yang diperoleh dari
responden melalui kuesioner, kelompok 3.4 Metode Analisis Data
fokus, dan panel, atau juga data hasil Metode analisis data dalam
wawancara peneliti dengan narasumber. Di penelitian ini yaitu analisis deskriptif
dalam penelitian ini sumber data primer kualitatif. Himakwati (2017) menyatakan
diperoleh melalui wawancara dengan pihak bahwa analisis deskriptif kualitatif adalah
yang bersangkutan dengan pengelolaan analisis yang menggunakan tolok ukur.
109
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
110
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
111
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
112
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
Buleleng tahun 2015 sampai tahun 2018 PBB-P2 setelah tanggal jatuh tempo.
sangat berpengaruh positif terhadap PAD. Sebagaimana yang telah diatur pada
Dimana besarnya rata-rata prosentase PBB- Peraturan Daerah (PERDA) Kabu-
P2 Kabupaten Buleleng tahun 2015 sampai paten Bengkalis No 02 tahun 2013
tahun 2018 sebesar 99,70% dengan kriteria tentang PBB-P2 dengan sanksi bunga
sangat baik. Strategi yang dilakukan oleh sebesar 2% dari pajak pokok PBB-P2;
pihak Badan Keuangan Derah Kabupaten dan
Buleleng agar para wajib pajak dapat 4. Bapenda Kabupaten Bengkalis mem-
mentaati dan dapat membayar pajak, buat kebijakan untuk tidak menge-
diantaranya melakukan sosialisasi kepada luarkan sertifikat tanah bagi masya-
masyarakat tentang PBB-P2, memberikan rakat yang belum melunasi PBB-P2.
roadshow di setiap kecamatan, sosialisasi Karena bukti pembayaran pajak
kepada aparat desa, membuat event-event berfungsi sebagai dasar kepemilikan
yang dapat menyemangati masyarakat sebidang tanah. Melalui upaya-upaya
dalam membayar PBB-P2 dan melakukan yang dilakukan oleh Bapenda Kabu-
gebyar PBB-P2. paten Bengkalis, diharapkan untuk
Berdasarkan hasil wawancara di tahun-tahun berikutnya realisasi pene-
atas dapat disimpulkan bahwa terdapat rimaan PBB-P2 dapat mencapai
beberapa upaya yang dilakukan Bapenda ataupun melebihi target penerimaan
Kabupaten Bengkalis dalam meningkatkan PBB-P2 yang telah di tetapkan.
kontribusi PBB-P2 terhadap PAD Dengan adanya peningkatan tersebut,
Kabupaten Bengkalis. Adapun upaya- maka akan meningkatkan PAD yang
upaya yang dilakukan oleh Bapenda bersumber dari PBB-P2 dengan
Kabupaten Bengkalis yaitu: meningkatnya PAD akan meningkat-
1. Memberikan kemudaham kepada kan pula pendapatan daerah Kabupaten
masyarakat dalam melakukan pemba- Bengkalis. sehingga hal tersebut dapat
yaran PBB-P2. Pembayaaran tersebut mendukung pelaksanaan pemba-
dapat dilakukan di mana saja dengan ngunan di daerah Kabupaten Beng-
memanfaatkan teknologi dengan apli- kalis.
kasi E-commerce. E-commerce adalah
proses pembelian maupun penjualan 5. SIMPULAN
produk secara elektronik. Dengan
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian ini
memanfaatkan aplikasi E-commerce
metode pembayaran pajak PBB-P2 yaitu:
dapat dilakukan melalui Mobile 1. Penerimaan PBB-P2 Kabupaten
Banking, Bank Riau Kepri, BNI, Link Bengkalis dalam kurun waktu 5 (lima)
Aja, Tokopedia, BukaLapak, Indo- tahun terakhir (tahun 2015 sampai
tahun 2019) secara umum penerimaan
maret dan Traveloka;
PBB-P2 Kabupaten Bengkalis tidak
2. Memberikan Reward kepada masya- pernah mencapai target yang telah
rakat yang taat membayar pajak ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten
PBBP2. Reward diberikan kepada Bengkalis.
masyarakat yang telah melunasi Surat 2. Faktor penyebab tidak tercapainya
target PBB-P2 Kabupaten Bengkalis
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
sebelum tanggal jatuh tempo; tahun 2015 sampai 2019 yaitu
3. Memberikan sanksi administrasi kurangnya pemahaman dan kesadaran
kepada masyarakat yang terlambat wajib pajak terhadap pentingnya peran
membayar pajak PBB-P2. Sanksi pajak bagi pembangunan daerah,
kesalahan dari pihak aparatur pajak
administrasi akan diberikan kepada
masyarakat yang membayar pajak dalam memasukan data wajib pajak di
113
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
114
Jurnal IAKP, Vol. 2, No. 1, Juni 2021 E-ISSN 2723-0309
115