Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB

PAJAK TERHADAP PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN


PERDESAAN DAN PERKOTAAN
(Studi kasus pada Kecamatan Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat tahun 2018)
Dina Nugraheni1, Elmanizar2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas YARSI
E-mail :1Nugrahenidina30@gmail.com, 2Elmanizar@yarsi.ac.id

ABSTRACT

Land and building tax is the largest taxpayer than other taxes because its object the entire
covering of the earth and the building that is in the Indonesia. PBB-P2 objects as referred to
in general concerning factors, for example, physical, environmental, and village land changes
into apartment area. The study aimed to identify factors influencing the taxpayer in the payment
of tax compliance land and building in kemayoran. The problem formulated in this study is the
knowledge of taxpayers, income and the selling value determination of tax objects on the land
and building tax compliance in Kemayoran. This study uses descriptive statistical methods. In
this study using primary data, namely questionnaires. Sampling in this study used the
accidential sampling method and the sample obtained received 63 taxpayers. The analytical
method used is multiple linear regression with the SPSS 25.0 application. The results of this
study indicate that the variable knowledge of taxpayers, income, and the selling value
determination of tax objects affect positvely to taxpayer compliance Land and building tax

Keywords : Knowledge Taxpayer, Income, The selling value determination of tax objects,
Taxpayer Compliance.

ABSTRAK
Pajak Bumi dan Bangunan merupakan wajib pajak terbesar dibandingkan pajak- pajak lainnya
tidak lain karena objeknya meliputi seluruh bumi dan bangunan tersebut yang berada di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk objek-objek PBB-P2 tersebut pada
umumnya dipengaruhi banyak faktor, misalnya, perubahan fungsi lahan dari tanah kosong
menjadi kawasan apartemen ,perumahan mewah atau real estate. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Kemayoran. Masalah yang dirumuskan dalam
penelitian ini adalah apakah pengetahuan, pendapatan, dan ketetapan nilai jual objek pajak
berpengaruh terhadap kepatuhan pembayaran PBB di Kecamatan Kemayoran. Penelitian ini
menggunakan metode statistik deskriptif dan menggunakan data primer yaitu kuisioner.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidential sampling dan
didapat sampel 63 wajib pajak. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda
dengan aplikasi SPSS 25.0. Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan wajib pajak, pendapatan dan ketetapan nilai jual objek pajak berpengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak PBB-P2.

Kata kunci: Pengetahuan wajib pajak, Pendapatan wajib pajak, Ketetapan NJOP, Kepatuhan
wajib pajak PBB-P2.

1
Pendahuluan Pajak Bumi dan Bangunan ( Kurnia. F, dkk.
Pajak yang merupakan suatu 2017).
penerimaan Daerah dalam Anggaran Tabel 1.1
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
memiliki peranan yang penting dalam di Unit Pelayanan Pajak Retribusi
menunjang penyelenggaraan Daerah. Daerah Kecamatan Kemayoran
Sumber penerimaan Daerah berasal dari Tahun 2015-2018
berbagai sektor, baik sektor internal Tahun Jumlah Target Realisasi
maupun eksternal. Salah satu sumber WP (Dalam (Dalam
Rupiah) Rupiah)
penerimaan Daerah dari sektor internal
2015 46.389 86.621.0 86.197.87
adalah pajak, sedangkan sumber
00.000 7.953
penerimaan eksternal misalnya pinjaman
2016 44.744 83.702.0 86.846.
luar negeri. Dalam upaya untuk 00.000 676,316
mengurangi ketergantungan sumber 2017 52.372 95.280.0 97.706.48
penerimaan eksternal, pemerintah terus 00.000 7.297
berusaha untuk memaksimalkan 2018 52.234 107.791. 119.508.5
penerimaan internal. Dewasa ini, pajak 000.000 59.789
menjadi sumber penerimaan internal yang Sumber: Unit Pelayan Pajak Kecamatan
terbesar dalam APBD. Salah satu pajak Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat.
yang mempengaruhi pendapatan daerah Pada tahun 2015 Gubernur
adalah Pajak Bumi dan Bangunan. mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor
(http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_ti 259 Tahun 2015 tentang Pembebasan Atas
m/buku-tim-public-78.pdf). Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan
Meskipun Pajak Bumi dan Perkotaan (PBB-P2) Atas Rumah, Rumah
Bangunan memiliki nilai rupiah kecil Susun Sederhana Sewa Dan Rumah Susun
dibandingkan dengan pajak pusat lainnya, Sederhana Milik Dengan Nilai Jual Objek
tetapi memiliki dampak luas sebab hasil Pajak Sampai Dengan Rp1.000.000.000,00
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (Devita,2019).
dikembalikan untuk pembangunan daerah Ketentuan umum dan tata cara
yang bersangkutan. Pada dasarnya, Pajak peraturan perpajakan telah diatur dalam
Bumi dan Bangunan merupakan Wajib Undang-Undang, tak terkecuali mengenai
Pajak (WP) terbesar dibandingkan pajak- sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan untuk
pajak lainnya tidak lain karena objeknya memberikan pelajaran bagi pelanggar
meliputi seluruh bumi dan bangunan pajak. Dengan demikian, diharapkan agar
tersebut yang berada di wilayah Negara peraturan perpajakan dipatuhi oleh para
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). wajib pajak. Wajib pajak akan memenuhi
Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib kewajiban perpajakan bila memandang
pajak merupakan faktor penting bagi bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak
peningkatan penerimaan pajak, maka perlu merugikannya. Pada pemungutan pajak
secara intensif dikaji tentang faktor-faktor bumi dan bangunan masih dilakukan
yang mempengaruhi kepatuhan wajib Official Assessment System, dimana sistem
pajak, khusus wajib pajak dalam membayar ini merupakan “suatu sistem pemungutan

2
yang memberi wewenang kepada kota/kabupaten. Hasil penerimaan Pajak
pemerintah (fiskus) untuk menentukan Bumi dan Bangunan diarahkan kepada
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib tujuan untuk kepentingan masyarakat di
Pajak (Muntuan,2016). daerah yang bersangkutan. Penggunaan
Penerimaan pajak dapat meningkat pajak tersebut kepada daerah diharapkan
jika tingkat kepatuhan masyarakat sebagai merangsang masyarakat untuk memenuhi
wajib pajak melaksanakan kewajibannya kewajibannya untuk membayar pajak yang
dalam membayar pajak tinggi. Dengan sekaligus mencerminkan sifat kegotong-
tingkat kepatuhan yang tinggi dalam royongan rakyat akan pembiayaan
membayar pajak maka pembangunan dapat pembangunan”.
terlaksana dengan baik dan tentu saja target Hardiningsih (2011) mengatakan
penerimaan dari sektor pajak dapat bahwa wajib pajak yang tidak memahami
tercapai. Untuk dapat meningkatkan peraturan perpajakan secara jelas akan
kepatuhan wajib pajak (Suharyadi, 2019). cenderung menjadi wajib pajak yang tidak
Rumusan Masalah patuh. Hal ini yang menjadi dasar adanya
Berdasarkan uraian latar belakang dugaan bahwa pemahaman wajib pajak
di atas maka dapat dibuat rumusan masalah tentang peraturan perpajakan berpengaruh
sebagai berikut: 1) Apakah faktor terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin
Pengetahuan berpengaruh terhadap tinggi tingkat pemahaman wajib pajak
kepatuhan wajib pajak dalam membayar mengenai peraturan perpajakan maka
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan kepatuhan wajib pajak juga akan semakin
Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat. 2) meningkat.
Apakah faktor Pendapatan berpengaruh Pendapatan Wajib Pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam Yusnindar (2015:3) mengatakan
membayar Pajak Bumi dan Bangunan di tingkat penghasilan akan mempengaruhi
Kecamatan Kemayoran Kotamadya Jakarta kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Pusat. 3) Apakah Ketetapan Nilai Jual pajak tepat pada waktunya. Kemampuan
Objek Pajak berpengaruh terhadap Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban
kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak terkait erat dengan besarnya
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan penghasilan, maka salah satu hal yang di
Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat. 4) pertimbangkan dalam pemungutan pajak
Apakah Pengetahuan, Pendapatan dan adalah penghasilan.
Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak
berpengaruh secara simultan terhadap (NJOP)
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Menurut Sihombing (2014) NJOP
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan yang dimaksud adalah harga rata-rata yang
Kemayoran Kotamadya Jakarta Pusat. di peroleh dari transaksi jual-beli.
Tinjauan Pustaka Penyesuaian NJOP tidak dapat dihindari
Menurut Samudra (2016:260) karena dipengaruhi oleh proyeksi Investasi
“Pajak Bumi dan Bangunan sebelum tahun tanah sebagai dampak perubahan fisik
2014 adalah termasuk dalam jenis pajak lingkungan lahan dan pembangunan
pusat, akan tetapi berdasarkan Undang- infrastruktur serta nilai tanah dimasa depan.
Undang nomor 28 Tahun 2009, Pajak Bumi Kenaikan NJOP juga disebabkan perluasan
dan Bangunan telah diserahkan kepada lahan yang sebelumnya di zona dalam

3
menjadi zona luar. Ada lahan yang dilewati tingkat kepatuhan pembayaran Pajak Bumi
jalan tol atau proyek sehingga dari segi dan Bangunan.
nilainya ada pertambahan secara signifikan. Pengaruh Pendapatan wajib pajak
Kenaikan NJOP merupakan upaya Terhadap Kepatuhan wajib pajak PBB-P2.
penyesuaian yang belum dilakukan Dilihat dari hasil penelitian Kusuma
ditahun-tahun sebelumnya. (2014), Pendapatan adalah semua
Kepatuhan Wajib Pajak penghasilan yang diterima oleh orang yang
Menurut Rahayu (2017:194) berupa uang atau barang sebagai balas jasa
kepatuhan wajib pajak adalah tindakan dari faktor-faktor produksi. pendapatan
wajib pajak dalam memenuhi kewajiban seseorang mempengaruhi kepatuhan wajib
perpajakannya sesuai dengan ketentuan pajak dalam membayar pajak karena pajak
peraturan perundang-undangan dan yang dibayarkan oleh wajib pajak berasal
peraturan pelaksanaan perpajakan yang dari pendapatan wajib pajak itu sendiri.
berlaku dalam suatu negara. Predikat wajib Ha2 : Pendapatan berpengaruh signifikan
pajak patuh dalam arti disiplin dan taat. positif terhadap kepatuhan wajib pajak
Menurut Undang-Undang Nomor dalam membayar PBB- P2.
28 Tahun 2009 Pajak Daerah adalah Pengaruh Ketetapan NJOP pajak
kontribusi wajib kepada Daerah yang Terhadap Kepatuhan wajib pajak PBB-P2.
terutang oleh orang pribadi atau badan yang Dilihat dari hasil penelitian Zebua
bersifat memaksa berdasarkan Undang- (2015), NJOP berpengaruh positif dan
Undang, dengan tidak mendapatkan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
imbalan secara langsung dan digunakan bumi dan bangunan di kecamatan
untuk keperluan Daerah bagi sebesar- Gunungsitoli Utara. Apabila NJOP sesuai
besarnya kemakmuran rakyat. harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi
Hipotesis Penelitian jual beli yang terjadi secara wajar, maka
Pengaruh Pengetahuan wajib pajak kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Terhadap Kepatuhan wajib pajak PBB-P2. Namun sebaliknya apabila NJOP tidak
Dilihat dari hasil penelitian sesuai harga rata-rata yang diperoleh dari
Wulandari & Suyanto (2014), menunjukan transaksi jual beli yang teijadi secara wajar,
bahwa variabel pengetahuan perpajakan maka kepatuhan wajib pajak akan menurun.
secara signifikan mampu mempengaruhi Ha3 : Ketetapan NJOP berpengaruh positif
kepatuhan pembayaran PBB-P2 di dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
Kabupaten Sleman. Pengetahuan pajak PBB-P2.
merupakan sesuatu yang penting untuk Pengaruh Pengetahuan wajib pajak,
dimiliki oleh wajib pajak. Apabila wajib Pendapatan wajib pajak, dan Ketetapan
pajak sadar dan mengetahui mengenai arti NJOP pajak Terhadap Kepatuhan wajib
penting, manfaat dan tujuan dari pajak PBB-P2.
pembayaran pajak yang dilakukan kepada Dilihat dari hasil penelitian Ananda
negara, maka wajib pajak dengan sukarela (2015), secara simultan pelayanan, sanksi,
melakukan pembayaran pajak secara tertib NJOP, pengetahuan dan pendapatan wajib
dan tepat waktu. pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
Ha1 : Pengetahuan wajib pajak wajib pajak dalam membayar PBB-P2.
berpengaruh signifikan positif terhadap Hasil tersebut dibuktikan dengan hasil

4
signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari yaitu 63 responden wajib pajak PBB-P2 di
0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa Kecamatan Kemayoran.
secara simultan variabel independen Analisis Data
(pelayanan, sanksi, NJOP, pengetahuan dan Untuk menguji hipotesis dalam
pendapatan wajib pajak) berpengaruh penelitian ini menggunakan analisis regresi
terhadap variabel dependen yaitu linier berganda karena terdapat lebih dari
kepatuhan wajib pajak PBB-P2. dua variabel independen (X). Persamaan
Ha4 : Pengetahuan wajib pajak, pendapatan regresi untuk penelitian ini adalah:
dan ketetapan NJOP berpengaruh positif
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
PBB-P2. keterangan:
Metode Penelitian Y = Kepatuhan Wajib Pajak
Jenis penelitian ini adalah penelitian
a = Konstanta
kuantitatif. Sugiyono (2017:7)
mengungkapkan bahwa penelitian b1, b2, b3 = Koefisien regresi
kuantitatif merupakan metode penelitian
X1 = Pengetahuan Wajib Pajak
yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, dengan data penelitian berupa X2 = Pendapatan Wajib Pajak
angka-angka dan analisis menggunakan
X3 = Ketetapan NJOP
statistik. Jenis penelitian ini disebut sebagai
e = Error
metode discovery, karena dengan metode
Pembahasan Hasil Penelitian
ini dapat ditemukan dan dikembangkan
Penelitian ini bertujuan untuk
berbagai iptek baru. Teknik pengumpulan
mengetahui bagaimana pengaruh dari
data dalam penelitian ini adalah kuesioner
pengetahuan wajib pajak, pendapatan wajib
yang diberikan kepada masyarakat
pajak dan ketetapan NJOP terhadap
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
kepatuhan wajib Pajak Bumi dan Bangunan
Populasi dalam penelitian ini adalah
di kecamatan Kemayoran. Populasi yang
seluruh Wajib Pajak Pajak Bumi dan
digunakan dalam penelitian ini adalah
Bangunan yang berada di wilayah
seluruh wajib pajak Pajak Bumi dan
Kecamatan Kemayoran yang berjumlah
Bangunan di Kecamatan Kecamyoran.
52.234. Metode pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam
menggunakan teknik accidental sampling.
penelitian ini adalah accidential sampling
menurut Sugiyono (2010:85) accidental
dimana jumlah sampel yang didapatkan
sampling yaitu teknik penentuan sampel
yaitu berjumlah 63 wajib pajak
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak
yang secara kebetulan bertemu dengan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
Membayar PBB
bila dipandang orang yang kebetulan
Berdasarkan hipotesis Ha1 yang
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
mengatakan Pengetahuan wajib pajak
Karena pengambilan sampel menggunakan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
teknik accidential sampling serta mengacu
kepatuhan wajib pajakdalam membayar
pada norma yang ditentukan oleh Sugiyono
PBB-P2, Hasil pengujian hipotesis
variabel a karena adanya keterbatasan
menunjukkan nilai t hitung > t tabel yaitu
waktu,dana dll maka sampel yang diperoleh

5
(2271) > (2001) ttabel artinya pengetahuan Hasil penelitian ini sejalan dengan
wajib pajak berpengaruh terhadap penelitian yang dilakukan oleh Wulandari
kepatuhan wajib pajak, koefisien sebesar dan Suyanto (2014) serta Pangestika &
0,270 menunjukkan arah positif, atau Darmawan (2018) di daerah Sleman yang
dengan kata lain setiap kenaikan variabel mengatakan pengetahuan berpengaruh
pengetahuan tentang perhitungan PBB-P2 positif signifikan terhadap kepatuhan wajib
maka akan menaikan kepatuhan wajib pajak Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2).
pajak sebesar 0,270 dalam membayar PBB- Pengaruh Pendapatan Wajib Pajak
P2. Nilai signifikan sebesar 0,027 < 0,05 terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
artinya pengetahuan wajib pajak signifikan Membayar PBB.
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak Berdasarkan hipotesis Ha2 yang
dalam membayar PBB-P2. Berdasarkan mengatakan Pendapatan wajib pajak
hasil statistik tersebut memperlihatkan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengetahuan wajib pajak berpengaruh kepatuhan wajib pajak dalam membayar
positif dan signifikan terhadap kepatuhan PBB-P2, Hasil pengujian hipotesis
wajib pajak dalam membayar PBB-P2 yang menunjukkan nilai t hitung > t tabel yaitu
berarti Ha1 diterima dan H01 ditolak. (2890) > (2001) ttabel artinya pendapatan
Artinya apabila wajib pajak semakin wajib pajak berpengaruh terhadap
memiliki pengetahuan tentang aturan PBB- kepatuhan wajib pajak, koefisien sebesar 0,
P2 baik itu menghitung jumlah PBB-P2 371 menunjukkan arah positif, atau dengan
terutang dan yang harus dibayar, maupun kata lain setiap kenaikan variabel
tanggal jatuh tempo pembayaran atau batas pendapatan wajib pajak maka akan
waktu pembayaran yang tidak dikenakan menaikan kepatuhan wajib pajak sebesar
denda, serta keterangan PBB-P2 dapat 0,371 dalam membayar PBB-P2. Nilai
disetor di berbagai bank yang telah signifikan sebesar 0,005 < 0,05 artinya
ditentukan oleh pemda DKI Jakarta, pendapatan wajib pajak signifikan
semuanya ini dengan mudah dibaca dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
formulir SPPT PBB-P2 untuk setiap wajib dalam membayar PBB-P2. Berdasarkan
pajak. SPPT PBB-P2 dibuat oleh hasil statistik tersebut memperlihatkan
pemerintah provinsi DKI Jakarta yaitu pendapatan wajib pajak berpengaruh positif
Badan Pajak Retribusi Daerah (BPRD). dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
Kemudian di distribusikan ke setiap pajak yang artinya Ha2 diterima dan H02
kelurahan dan petugas kelurahan akan ditolak. Penghasilan wajib pajak dapat
menyampaikan kepada ketua RW untuk diperoleh dari pekerjaan tetap dan
disampaikan kepada warga atau wajib pajak pekerjaan tidak tetap, bagi wajib pajak yang
yang mempunyai objek PBB-P2 di memiliki pekerjaan tetap berarti memiliki
kelurahan nya. Dengan demikian informasi penghasilan yang teratur sedangkan wajib
yang terkandung di SPPT PBB-P2 menjadi pajak yang memiliki pekerjaan tidak tetap
pengetahuan bagi setiap wajib maka dapat dikatakan memiliki
pajaksehingga pengetahuan tersebut akan penghasilan yang tidak teratur. Jumlah
mempengaruhi secara positif dan signifikan penghasilan dan keteraturan penerimaan
kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pendapatan akan sangat menentukan
PBB-P2. apakah wajib pajak tersebut dapat

6
memenuhi kewajiban membayar PBB-P2 artinya ketetapan NJOP berpengaruh
tepat waktu atau tidak, mengingat tagihan terhadap kepatuhan wajib pajak, koefisien
PBB-P2 setahun sekali dirasa cukup berat sebesar 0, 371 artinya menunjukkan arah
bagi wajib pajak yang memiliki positif atau dengan kata lain menaikkan
penghasilan kecil atau tidak teratur. Pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar
umumnya wajib pajak akan PBB-P2 sebesar 0,371 dengan arah yang
memprioritaskan penggunaan penghasilan positif. Nilai signifikan sebesar 0,037 <
nya untuk memenuhi kebutuhan pokok nya 0,05 artinya ketetapan NJOP signifikan
seperti sandang, pangan, pendidikan, mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
komunikasi, dan transportasi. Pemenuhan dalam membayar PBB-P2. Berdasarkan
kebutuhan pokok akan lebih di prioritaskan hasil statistik tersebut memperlihatkan
dibandingkan pembayaran PBB-P2. Jika ketetapan NJOP berpengaruh positif dan
semua kebutuhan pokok tersebut telah signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
terpenuhi maka wajib pajak akan mematuhi yang artinya Ha3 diterima dan H03 ditolak.
pembayaran PBB-P2 sebelum waktu jatuh Hal ini menunjukkan ketetapan NJOP yang
tempo yang telah ditentukan di SPPT PBB. sekarang ini sudah sesuai serta cukup
Jumlah pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh masyarakat yang menjadi
melampaui jumlah kebutuhan pokok nya sampel dalam penelitian ini dimana NJOP
wajib maka penghasilan tersebut dapat yang ditetapkan tersebut tidak terlalu
digunakan untuk melunasi tagihan PBB-P2 tinggi. Nilai Jual Objek Pajak ditentukan
dan wajib pajak akan dapat mematuhi berdasarkan kelas atau kelompok letak
kewajiban nya dalam membayar PBB P2. tanah dan bangunan, kemudian pemda
Hasil penelitian ini sejalan oleh menetapkan NJOP/m2 dikalikan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kusuma luas tanah dan luas bangunan, setelah
(2014) yang mengatakan pendapatan dijumlahkan NJOP bumi ditambah NJOP
berpengaruh postitif signifikan terhadap bangunan sama dengan total NJOP lalu
kepatuhan wajib pajak dalam membayar dikurangkan dengan NJOP yang tidak kena
PBB-P2. Sedangkan penelitian yang tidak pajak, pemda menetapkan sejumlah Rp.
sejalan disebabkan oleh faktor-faktor lain 15.000.000,-. NJOP dikurangi NJOPTKP
dalam penelitian ini yang dilakukan oleh sama dengan NJOP Kena Pajak dikalikan
Rahman (2018) yang mengatakan dengan tarif 0,1% sama dengan jumlah
pendapatan wajib pajak berpengaruh positif PBB terutang. Kebijakan Gubernur Nomor
tetapi tidak signifikan terhadap kepatuhan 259 Tahun 2015 yang berlaku sampai
wajib pajak PBB. dengan tahun 2019 memberikan
Pengaruh Ketetapan NJOP terhadap pembebasan pembayaran PBB untuk wajib
Kepatuhan Wajib Pajak dalam pajak yang memiliki NJOP PBB nya
Membayar PBB. dibawah 1 milyar, jadi wajib pajak yang
Berdasarkan hipotesis Ha3 yang harus membayar PBB hanya yang memiliki
mengatakan Ketetapan NJOP berpengaruh NJOP diatas 1 milyar. Berikutnya
positif dan signifikan terhadap kepatuhan dikeluarkan lagi Peraturan Gubernur baru
wajib pajak dalam membayar PBB-P2. Nomor 42 Tahun 2019 yang menetapkan
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan untuk wajib pajak tertentu diberikan
nilai thitung yaitu (2,134) > (2001) ttabel pembebasan pembayaran PBB, yaitu
kepada Guru dan Tenaga Pendidikan

7
Perguruan Tinggi, Veteran RI, Perintis dalam membayar PBB-P2. Serta dalam
Kemerdekaan,Penerima Gelar Pahlawan penelitian ini 63 wajib pajak yang menjadi
Nasional, Penerima Tanda Kehormatan, sampel terdapat 6 wajib pajak yang lalai
Manatan Presiden, dan Mantan Wakil untuk mematuhi pembayaran PBB-P2 hal
Presiden, Mantan Gubernur dan Wakil ini bisa disebabkan karena wajib pajak
Gubernur,Purnawirawan TNI/Kepolisian tidak mempunyai penghasilan yang teratur
RI dan Pensiunan PNS lebih jelasnya dapat atau tidak mempunyai penghasilan yang
dilihat pada lampiran 14. Ketetapan pemda cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok
dalam menetapkan jumlah NJOP akan keluarga nya. Sehingga wajb pajak belum
sangat mempengaruhi kepatuhan wajib sanggup untuk membayar PBB-P2 secara
pajak dalam memenuhi kewajiban PBB tepat waktu.
nya. Dengan kata lain ketepatan untuk Hasil penelitian ini sejalan dengan
menentukan ketetapan NJOP dan berbagai penelitian yang dilakukan oleh Ananda
kebijakan pemda dan Gubernur akan sangat (2015), dengan judul “Faktor – faktor yang
mempengaruhi terhadap kepatuhan wajib Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
pajak dalam membayar PBB. dalam Membayar Pajak Bumi dan
Hasil penelitian ini sejalan oleh Bangunan” yang menyatakan bahwa secara
penelitian yang dilakukan oleh Zebua simultan pelayanan, Sanksi, NJOP,
(2015) di Sitoli Utara, dengan judul Pengetahuan, dan Pendapatan berpengaruh
“Pengaruh NJOP, Pengetahuan, Pelayanan, terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
Kesadaran dan Pendapatan terhadap membayar pajak bumi dan bangunan.
Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Kesimpulan
Bangunan” yang mengatakan Ketatapan Penelitian ini bertujuan untuk
NJOP berpengaruh positif signifikan mengetahui pengaruh Pengetahuan wajib
terhadap kepatuhan wajib Pajak Bumi dan pajak, Pendapatan wajib pajak dan
Bangunan. ketetapan tentang NJOP terhadap
Pengaruh Pengetahuan, Pendapatan Wajib kepatuhan wajib pajak dalam membayar
Pajak, dan Ketetapan NJOP terhadap Pajak Bumi dan Bangunan. Berdasarkan
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar data yang telah dikumpulkan dan hasil
PBB pengujian yang telah dilakukan terhadap
Berdasarkan hipotesis Ha4 yang permasalahan, maka dapat diambil
menyatakan pengetahuan, pendapatan kesimpulan sebagai berikut :
wajib pajak dan ketetapan NJOP 1. Pengetahuan wajib pajak berpengaruh
berpengaruh bersama-sama terhadap positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar kepatuhan wajib pajak dalam
PBB-P2 diterima, hal ini dapat dibuktikan membayar Pajak Bumi dan Bangunan
dengan hasil penelitian melalui perhitungan di Kecamatan Kemayoran. Hal ini
secara simultan diperoleh nilai signifikansi menunjukkan bahwa semakin
0,000 < 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.20. masyarakat memiliki pengetahuan
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa tentang Pajak Bumi dan Bangunan
secara simultan terdapat pengaruh maka akan meningkatkan kepatuhan
signifikan antara pengetahuan wajib pajak, wajib pajak dalam membayar Pajak
pendapatan wajib pajak dan ketetapan Bumi dan Bangunan. Sebaliknya
NJOP terhadap kepatuhan wajib pajak

8
apabila pengetahuan tentang PBB kecil dengan kata lain dapat dikatakan
maka kepatuhan akan turun. bahwa pengetahuan wajib pajak,
2. Pendapatan wajib pajak berpengaruh pendapatan wajib pajak, dan ketetapan
positif dan signifikan terhadap NJOP mempunyai pengaruh secara
kepatuhan wajib pajak dalam bersama-sama terhadap kepatuhan
membayar Pajak Bumi dan Bangunan wajib pajak dalam membayar Pajak
di Kecamatan Kemayoran. Pada Bumi dan Bangunan.
umumnya wajib pajak akan Saran
menggunakan penghasilan nya untuk Dalam penyusunan penelitian ini
memprioritaskan kebutuhan pokoknya, didasari banyak sekali keterbatasan di
wajib pajak yang memiliki penghasilan dalamnya. Untuk itu terdapat beberapa
lebih dari jumlah kebutuhan pokoknya saran yang dapat digunakan untuk semua
akan mematuhi pembayaran PBB pihak, diantaranya :
sebelum waktu jatuh tempo. 1. Bagi pemerintah untuk menetapkan
3. Ketetapan Nilai Jual Objek Pajak ketetapan Nilai Jual Objek Pajak harus
berpengaruh positif dan signifikan mempertimbangkan jumlah
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam pendapatan rata-rata penduduk.
membayar Pajak Bumi dan Bangunan 2. Diharapkan kepada petugas Unit
di Kecamatan Kemayoran. Ketetapan Pelayanan Pajak Retribusi Daerah
NJOP yang berlaku sekarang dapat Kecamatan Kemayoran rutin
dipatuhi oleh wajib pajak, dan melakukan penyuluhan atau sosialisasi
Peraturan Gubernur Nomor 259 tahun pentingnya membayar pajak salah
2015 serta Peraturan Gubernur Nomor satunya yaitu Pajak Bumi dan
42 Tahun 2019 kebijakan ini sangat Bangunan.
meringankan wajib pajak sehingga 3. Untuk penelitian selanjutnya, sampel
ketetapan NJOP PBB dapat dipatuhi yang digunakan dapat ditambah
oleh kebanyakan penduduk DKI sehingga pengujian hipotesis dapat
Jakarta. lebih akurat, dan meneliti faktor-faktor
4. Berdasarkan hasil uji secara simultan, lain yang mempengaruhi kepatuhan
dapat dsimpulkan bahwa model regresi wajib pajak PBB di Kecamatan
dapat digunakan untuk memprediksi Kemayoran.
kepatuhan wajib pajakPBB. Atau

Daftar Pustaka
Buku
Rahayu, Siti Kurnia, 2017. Perpajakan Konsep dan Aspek Formal. Bandung: Rekayasa Sains.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Samudra, Azhari Aziz, 2016. Perpajakan di Indonesia: Keuangan, Pajak dan Retribusi
Daerah Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

9
Jurnal
Ananda, 2015. “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Pada Wajib Pajak di Kota Medan)”,
Jurnal tidak diterbitkan.
Hardiningsih, Pancawati, 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemauan Membayar
Pajak”, Program Studi Akuntansi, Universitas Stikubank, Dinamika Keuangan dan
Perbankan, Vol. 3, No. 1, Hal: 126–142.
Kusuma , Inka Permata Tri, (2014) “Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan”, Jurnal tidak diterbitkan.
Muntuan, Aily P, 2016. “Analisis Official Assesment System (Penentuan Besarnya
Pajak Terhutang) PBB-P2 di Kelurahan Kendis Tondano Timur”, Jurnal EMBA
Vol.4 No.2 Juni 2016, Hal. 806-813.
Kurnia. F, dkk, 2017. “Pengaruh Jumlah Wajib Pajak, Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
dan Jumlah Bangunan Terhadap Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di
Nagari Aua Kuning Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat”, Jurnal Program
Studi Pendidikan Ekonomi.
Suharyadi, Dedi, 2019. “Analisa Tingkat Kepatuhan WPOP Terhadap Penerimaan
Pajak Penghasilan Pada KPP Pratama Jakarta Duren Sawit”, eJournal, Vol 6 No.1
April 2019.
Wulandari, Tika & Suyanto, 2014. “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Tingkat
Pendidikan, dan Sanksi Administrasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Melakukan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus Pada Kantor Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten Sleman)”, Jurnal Akuntansi VOL.2 No.2 Desember
2014.
Yusnindar, Johan, 2015. “Pengaruh Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Melakukan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan”,JurnalPerpajakan(JEJAK) Vol. 1 No. 1 Januari 2015.
Zebua, Welfrik, 2015. “Pengaruh NJOP, Pengetahuan, Pelayanan, Kesadaran dan
Pendapatan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan
Gunung Sitoli Utara”, Jurnal tidak diterbitkan.
Web
Devita, Irma (2019). Pembebasan atas Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB- P2) Perdesaan Dan
Perkotaan Bagi Warga DKI Jakarta. Artikel [on-line]. Diakses pada tanggal 25
Mei 2019 dari https://irmadevita.com/2019/peraturan-gubernur-tentang-perubahan-
aturan-pembebasan-PBB-P2-dan-wajib-pajak-pribadi-yang-di-gratiskan/
Sihombing , Martin (2014). Kamus Ekonomi: Apa Arti NJOP,Bisnis.com [on-line]. Diakses
pada tanggal 15 Mei 2019 dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20
130808/9/155519/kamus-ekonomi- apa-arti-njop
(2018). Diakses pada tanggal 10 Juni 2019 dari http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/b
uku_tim/buku-tim-public-78.pdf
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No/259/2015. “Pembebasan
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Atas Rumah, Rumah Susun
Sederhana Sewa dan Rumah Susun Sederhana Milik dengan NJOP Sampai dengan Rp.

10
1.000.000.000,-“. Diakses pada tanggal 25 Februari 2019 dari
http://dpp.jakarta.go.id/wp-content/uploads/downloads/2016/01/PERGUB-NOMOR-
259-TAHUN-2015.pdf.
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No/42/2019.
“Pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Kepada Guru
dan Tenaga Pendidikan Perguruan Tinggi, Veteran RI, Perintis Kemerdekaan,
Penerima Gelar Pahlawan Nasional, Penerima Tanda Kehormatan, Manatan Presiden,
dan Mantan Wakil Presiden, Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur,

Purnawirawan TNI/Kepolisian RI dan Pensiunan PNS”. Diakses pada


tanggal 20 Agustus 2019 dari https://bprd.jakarta.go.id/p
/uploads/downloads/2019/04/PER GUB_NO._42_TAHUN_2019.pdf
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009
Tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan Menjadi Undang-Undang diakses
pada tanggal 7 Maret 2019 dari http://www.dpr.go.id/dokjdih/docu
ment/uu/UU_2009_16.pdf

11
Peraturan Gubernur No. 259 Tahun 2015

12
13
14
15
16
17
Peraturan Gubernur No. 42 Tahun 2019

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Anda mungkin juga menyukai