ARTIKEL
Oleh :
NILA PUSPITA
2008/02153
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan fiskus, kesadaran
wajib pajak dan keadilan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi
dan bangunan, pada kecamatan padang utara. Jenis penelitian ini digolongkan sebagai
penelitian yang bersifat kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak
bumi dan bnagunan yang berada di Kecamatan Padang Utara Kota Padang. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel secara proportional sampling method, dengan
menggunakan rumus Slovin. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus, kesadaran wajib
pajak dan keadilan pajak berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Saran dalam penelitian ini adalah diperlukan adanya kualitas pelayanan fiskus yang baik,
kesadaran wajib pajak dan keadilan pajak yang tinggi sehingga dengan begitu akan
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Untuk
penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan variabel penelitian diluar model yang
diteliti dalam penelitian ini.
Kata kunci: kualitas pelayanan fiskus, kesadaran wajib pajak, keadilan pajak, kepatuhan wajib
pajak
ABSTRACT
The aim of this study were to determine the impact of the quality of service tax
authorities, taxpayer awareness and tax fairness of the tax compliance in paying taxes on
land and buildings, the District Padang Utara. This type of research study are classified as
causative. The population in this study are all taxpayer land and building located in the sub-
district Padang Utara of Padang City. This study used proportional sampling tehnique
sampling method, using the formula Slovin. The data analysis techique used is multiple
regression.
The test result showed what the quality of service tax authorities, the taxpayer
awareness and tax fairness a significant positive effect on tax compliance. Suggestion in this
study is necessary to have a good quality of service tax authorities, taxpayer awareness and
justice taxes so high that will improve tax compliance in meeting their tax obligations. To
further study the researchers can use the model outside the research variables examined in
this study.
Keywords: quality of service tax authorities, taxpayer awareness, tax fairness, tax compliance
1. Pendahuluan perpajakan berkonsekuensi logis untuk
Kegiatan pembangunan nasional para wajib pajak agar wajib pajak rela
yang dikembangkan oleh pemerintah memberikan kontribusi dana untuk
tidak terlepas dari peran dan fungsi dari pelaksanaan fungsi perpajakan
pajak, keberhasilan pemerintah didalam (Boediono, 1996). Kesadaran wajib pajak
mensosialisasi arti penting pajak menjadi yang rendah seringkali menjadi salah
solusi untuk melakukan pengelolaan dan satu penyebab banyaknya potensi pajak
pembiayaan pembangunan nasional. yang tidak dapat dijaring (Soemarso,
Pajak merupakan tulang punggung 1998). Lerche (1980) juga
Anggaran Pendapatan dan Belanja mengemukakan bahwa kesadaran wajib
Negara (APBN). Tanpa pajak sangat pajak seringkali menjadi kendala dalam
mustahil suatu negara dapat melakukan masalah pengumpulan pajak dari
pembangunan. masyarakat.
Pemanfaatan tanah bumi dan Kebijakan atau kegiatan yang
bangunan tentu berkaitan dengan adanya bisa menimbulkan persepsi, bahwa pajak
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). PBB itu adil bagi semua orang akan sangat
merupakan salah satu pajak pusat yang membantu menyadarkan wajib pajak
wewenangnya dilimpahkan kepada untuk memenuhi kewajiban untuk
daerah. Pernyataan tersebut diperkuat membayar pajak (Mc Mahon, 2001).
oleh Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Oleh karena itu, perlakuan yang dapat
tentang Pajak Daerah dan Retribusi mengarahkan kepada kepatuhan untuk
Daerah, PBB sektor perdesaan dan membayar pajak sangat penting
perkotaan dialihkan menjadi pajak dilakukan dengan tujuan untuk
daerah. Dengan dijadikannya PBB meningkatkan jumlah wajib pajak yang
perdesaan dan perkotaan menjadi pajak patuh (Cords, 2006). Hal ini dapat
daerah, maka penerimaan jenis pajak ini dicapai misalnya dengan melakukan
akan diperhitungkan sebagai pendapatan pemeriksaan dalam penetapan wajib
asli daerah (PAD) yang menambah pajak oleh petugas pemeriksa pajak
sumber pendapatan asli daerah dan untuk menguji pemenuhan kewajiban
meningkatkan kemampuan daerah perpajakan para wajib pajak (Fitriandi,
membiayai kebutuhan daerahnya sendiri Birowo dan Aryanto, 2007).
yang bersumber dari pendapatan asli Hingga saat ini untuk membentuk
daerah. Dengan mengoptimalkan sektor dan meningkatkan kepatuhan yang
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dimiliki wajib pajak tentu merupakan hal
ini, diharapkan pemerintah daerah yang relatif sulit, banyaknya kendala
mampu berbuat banyak untuk untuk meningkatkan kepatuhan wajib
kepentingan masyarakat dan pajak tentu menjadi permasalahan utama,
menyukseskan pembangunan. kurangnya kepatuhan dapat terlihat dari
Selain faktor kualitas pelayanan adanya kesengajaan untuk menunda
fiskus, kepatuhan wajib pajak dalam pembayaran pajak, banyak wajib pajak
memenuhi kewajiban perpajakannya juga yang terkena sanksi administratif atau
dipengaruhi oleh kesadaran wajib pajak pun bentuk sanksi lain serta banyak
(Suhardito, 1999). Faktor kesadaran kasus baik kecil maupun besar yang
wajib pajak dapat berpengaruh terhadap berhubungan dengan pajak. Rendahnya
keberhasilan penerimaan perpajakan. kesadaran masyarakat akan perpajakan
Kesadaran wajib pajak akan perpajakan mempengaruhi kepatuhannya dalam
adalah rasa yang timbul dari dalam diri memenuhi kewajiban perpajakannya, hal
wajib pajak atas kewajibannya tersebut dapat dilihat masih belum
membayar pajak dengan ikhlas tanpa optimalnya realisasi penerimaan PBB
adanya unsur paksaan. Kesadaran wajib pajak orang pribadi di Kecamatan
Padang Utara. Untuk melihat realisasi Penelitian yang dilakukan saat ini
penerimaan PBB di Kecamatan Padang adalah penelitian empiris, yang hanya
Utara, dapat dilihat pada Tabel realisasi menggunakan tiga variabel yaitu kualitas
PBB tahun 2011 dan 2012 terlihat bahwa pelayanan fiskus, kesadaran wajib pajak
jumlah realisasi PBB pada tahun 2011 dan keadilan pajak sebagai variabel yang
sebesar 1.191.689.530 dari jumlah wajib mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.
pajak 11.252 orang. Pada tahun 2012 Penelitian tersebut dilakukan pada
jumlah realisasi PBB sebesar berbagai wilayah yang berada didalam
1.544.502.257 dari jumlah wajib pajak ruang lingkup Kota Padang. Penelitian
11.134 orang. Disana terlihat tingginya yang dilaksanakan saat ini berjudul
jumlah wajib pajak yang tidak efektif “Pengaruh Kualitas Pelayanan Fiskus,
sehingga realisasi PBB pada kecamatan Kesadaran Wajib Pajak, dan Keadilan
padang utara tidak maksimal. Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Menurut data dari pihak Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi
kecamatan, diperoleh perkembangan dan Bangunan di Kecamatan Padang
jumlah wajib pajak pribadi diwilayah Utara”.
Padang Tahun 2011 jumlah wajib pajak
orang pribadi sebanyak 12.643 orang, 2. Kajian Teori, Kerangka
realisasi PBB hanya 89%, terdapat 1.391 Konseptual, dan Hipotesis
wajib pajak orang pribadi non efektif. 2.1 Pajak Daerah
Pada Tahun 2012, jumlah wajib pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Daerah
orang pribadi meningkat menjadi 12.798 Soemahamidjaja menyatakan
orang, sementara realisasi penerimaan pajak adalah iuran wajib berupa uang
PBB hanya sebesar 87%, terdapat 1.664 atau barang yang dipungut oleh penguasa
wajib pajak orang pribadi non efektif. berdasarkan norma-norma hukum, guna
Jumlah ini meningkat dibandingkan menutup biaya produksi barang-barang
tahun 2011 sebanyak 273 wajib pajak dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai
non efektif. Dikatakan non efektif karena kesejahteraan umum (Waluyo, 2011: 2).
tidak melakukan pemenuhan kewajiban Menurut Priantara (2009) pajak diartikan
perpajakannya berupa pembayaran sesuai sebagai iuran partisipasi seluruh anggota
dengan ketentuan perundang-undangan masyarakat kepada negara. Atas
perpajakan yang berdampak pada pungutan tersebut negara tidak
penerimaan PBB. (Sumber : Kecamatan memberikan kontraprestasi langsung
Padang Utara) kepada si pembayar pajak. Dengan kata
Witono (2008) menemukan bukti lain pajak merupakan iuran yang
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dibayarkan ke negara berdasarkan
pengetahuan pajak dan persepsi keadilan peraturan perundang-undangan yang
pajak terhadap tingkat kepatuhan pajak. berlaku.
Albari (2008) menyimpulkan bahwa Dari pengertian di atas, ciri-ciri
adanya pengaruh positif dan langsung yang melekat pada pengertian pajak
maupun tidak langsung dari keadilan adalah sebagai berikut:
pajak terhadap kepatuhan melalui 1) Pajak dipungut berdasarkan undang-
variabel antara kepuasan. Hasil yang undang serta aturan pelaksanaannya
diperoleh oleh beberapa penelitian yang sifatnya dapat dipaksakan.
terdahulu menunjukan bahwa semakin 2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat
tinggi pengetahuan dan semakin positif ditunjukkan adanya kontraprestasi
persepsi masyarakat tentang pajak akan individual oleh pemerintah.
meningkatkan kepatuhan wajib pajak 3) Pajak dipungut oleh negara baik
pribadi. pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah.
4) Pajak diperuntukkan bagi official assessment system, yaitu sistem
pengeluaran-pengeluaran pemerintah, pemungutan pajak yang memberi
yang bila dari pemasukannya masih wewenang kepada pemungut pajak
terdapat surplus, dipergunakan untuk (fiskus) untuk menentukan besarnya
membiayai public investment. pajak yang harus dibayar (pajak terutang)
5) Pajak dapat pula mempunyai tujuan oleh seseorang. Dalam sistem ini,
selain budgeter, yaitu mengatur. keberhasilan pengumpulan pajak sangat
2.1.2 Fungsi Pajak Daerah tergantung pada kinerja dan integritas
Secara teoritis fungsi pajak aparat pajak.
daerah hampir sama dengan fungsi pajak Wajib pajak memiliki kewajiban
secara umum. Fungsi pajak berkaitan erat membayar PBB yang terutang setiap
dengan manfaat yang diperoleh dari tahunnya. PBB harus dilunasi paling
pemungutan pajak, setidaknya ada dua lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal
fungsi pajak, yaitu: diterimanya SPPT oleh WP. Surat
1) Fungsi penerimaan (Budgeter) Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT)
Pajak berfungsi sebagai sumber merupakan surat yang digunakan oleh
dana yang diperuntukkan bagi Dirjen pajak untuk memberitahukan
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran besarnya pajak terutang kepada wajib
pemerintah. Sebagai contoh, pajak. Sedangkan surat yang digunakan
dimasukkannya pajak dalam APBN oleh wajib pajak untuk melaporkan data
sebagai penerimaan dalam negeri. objek pajaknya disebut Surat
Sebagai fungsi penerimaan, pajak Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP).
merupakan sumber penerimaan 1) Penghitungan PBB
pemerintah yang dominan karena Dasar pengenaan pajak (DPP)
persentase penerimaan dari sektor ini adalah Nilai Jual Objek Pajak, menurut
cukup besar jika dibandingkan dengan Tjahjono (2005) NJOP adalah harga rata-
penerimaan dari sektor-sektor lainnya. rata yang diperoleh dari transaksi jual
2) Fungsi mengatur (Reguler) beli yang terjadi secara wajar. Apabila
Pajak berfungsi sebagai alat tidak terdapat transaksi secara wajar,
untuk mengatur atau melaksanakan NJOP ditentukan melalui perbandingan
kebijakan di bidang sosial dan ekonomi. harga dengan objek lain yang sejenis,
Sebagai fungsi mengatur, pajak bukan atau nilai perolehan baru, atau NJOP
saja merupakan alat untuk mengurangi pengganti. NJOP ditetapkan setiap tiga
kesenjangan sosial tetapi juga mengarah tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali
pada pemerataan dalam masyarakat, untuk daerah tertentu ditetapkan setiap
karena secara tidak langsung pajak dapat tahun sesuai perkembangan daerahnya.
merupakan pembebanan pada barang Pajak terutang juga harus diperhatikan,
publik. pajak terutang ditentukan per 1 Januari
pada tahun pajak bersangkutan. Jika
2.2 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terjadi perubahan maka diakui atau
Pajak Bumi dan Bangunan diperhitungkan pada tahun pajak
menurut UU No. 28 Tahun 2009 adalah berikutnya.
pajak atas bumi dan/atau bangunan yang Dengan demikian besanya PBB yang
dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan terutang dapat dirumuskan:
oleh orang pribadi atau badan, kecuali PBB = tarif pajak x NJKP
kawasan yang digunakan untuk kegiatan = 0,2% x (NJOP-NJOPTKP**)
usaha perkebunan, perhutanan, dan Keterangan :
pertambangan. Pajak bumi dan bangunan * = untuk NJOP dibawah
berbeda dengan pajak lainnya. Pajak 1.000.000.000 ditetapkan 0,1%
bumi dan bangunan menggunakan sistem
** = untuk NJOP mulai dengan menyetorkan ke Bank/Kantor Pos
1.000.000.000 ditetapkan tarif dan Giro tempat pembayaran.
0,2% 5) Pengurangan Pajak
Sumber : Perda Kota Padang No. 7 Th Menurut Mardiasmo (2003) besarnya
2011 PBB dapat dimintakan pengurangan
2) Penilaian Objek PBB dalam hal:
Untuk menilai objek PBB dapat a) Karena kondisi tertentu objek pajak
dilihat dari beberapa pendekatan: yang ada hubungannya dengan
a) Pendekatan data pasar subjek pajak dan karena sebab-sebab
b) Pendekatan biaya tertentu lainnya.
c) Pendekatan pendapatan b) Objek pajak terkena:
3) Penagihan Pajak (1) Bencana alam, seperti: gempa
Tindakan pelaksanaan penagihan bumi, banjir, dan tanah longsor.
diawali dengan pengeluaran surat teguran (2) Sebab lain yang luar biasa,
sampai pelaksanaan lelang. Tindakan seperti: kebakaran, kekeringan,
pelaksanaan penagihan sejak tanggal wabaha penyakit tanaman dan
jatuh tempo pembayaran, sampai dengan hama tanaman.
pengajuan permintaan penetapan tanggal Untuk mendapatkan pengurangan
dan tempat pelelangan meliputi jangka pajak, wajib pajak tidak perlu
waktu paling cepat 39 hari. mengajukan permohonan sendiri karena
4) Tata Cara Pembayaran Pajak Bumi pemerintah daerah setempat yang akan
dan Bangunan segera mengurusi/memberitahukan
a) Pembayaran langsung ke tempat secara tertulis tetapi tidak menutup
pembayaran kemungkinan bagi wajib pajak yang
Wajib pajak membayar PBB bersangkutan untuk mengajukan
terutang ketempat yang ditunjuk pengurangan pajak.
sebgaimana tercantum pada Surat 6) Sanksi Perpajakan PBB
Pemberitahuan Pajak Terutang Apabila wajib pajak PBB tidak
(SPPT) / Surat Tagihan Pajak melunasi pembayaran PBB sesuai
(STP) PBB. dengan batas waktu yang telah ditetapkan
b) Pembayaran melalui maka wajib pajak dapat dikenai sanksi
pemindahbukuan/transfer denda administrasi sebesar 2% perbulan
Wajib pajak meminta maksimal selama 24 bulan berturut-turut
Bank/Kantor Pos dan Giro untuk atau total denda administrasi sebesar
memindahbukukan uang 48%. Media pemberitahuan pajak
ketempat pembayaran dengan terutang melewati batas waktu yang telah
mencantumkan nama, letak objek ditetapkan adalah dengan Surat Tagihan
pajak nomor seri sesuai yang Pajak (STP). Jika dalam waktu 30 hari
tercantum dalam SPPT/SKP/STP. setelah STP terbit belum ada pembayaran
Pembayaran dengan cara ini akan dari WP, maka dapat diterbitkan Surat
dianggap sah apabila telah Paksa (SP).
dilakukan kliring.
c) Pembayaran melalui petugas 2.2 Kepatuhan Wajib Pajak
pemungut 2.2.1 Pengertian Kepatuhan
Wajib pajak yang bertempat Devano dan Rahayu (2006)
tinggal jauh/sulit sarana dan menyatakan kepatuhan perpajakan
prasarana dari tempat merupakan ketaatan, tunduk dan patuh
pembayaran yang ditunjuk, dapat serta melaksanakan ketentuan
menyetorkan PBB melalui perpajakan. Wajib pajak yang patuh
petugas pemungut. Selanjutnya adalah wajib pajak yang taat dan
memenuhi serta melaksanakan kewajiban 5) Wajib pajak yang laporan
perpajakan sesuai dengan ketentuan keuangannya untuk dua tahun
perundang-undangan dan peraturan terakhir diaudit oleh akuntan publik
pelaksanaan perpajakan yang berlaku dengan pendapat wajar tanpa
dalam suatu negara. Wajib pajak yang pengecualian, atau pendapat dengan
patuh adalah wajib pajak yang taat dan pengecualian sepanjang tidak
patuh serta tidak memiliki tunggakan mempengaruhi laba rugi fiskal.
atau keterlambatan penyetoran pajak. Kepatuhan wajib pajak adalah
2.2.2 Jenis-Jenis Kepatuhan masalah penting, karena jika wajib pajak
Ada dua jenis kepatuhan, yaitu: tidak patuh maka akan menimbulkan
1) Kepatuhan formal adalah suatu keinginan untuk melakukan tindakan
keadaan dimana wajib pajak penghindaran, penyelundupan, dan
memenuhi kewajiban secara formal pelalaian pajak. Yang pada akhirnya
sesuai dengan ketentuan perundang- menyebabkan penerimaan pajak negara
undangan perpajakan. akan berkurang. UU No. 28 Tahun 2007
2) Kepatuhan material adalah suatu tentang Ketentuan Umum Perpajakan
keadaan dimana wajib pajak secara menyatakan wajib pajak yang patuh
substantif atau hakikatnya memenuhi dilihat dari: kepatuhan dalam
semua ketentuan material perpajakan, mendaftarkan diri, kepatuhan dalam
yakni sesuai isi dan jiwa undang- perhitungan dan pembayaran pajak
undang perpajakan. Kepatuhan terutang dan tidak pernah dijatuhi
material dapat juga meliputi hukuman karena melakukan tindakan
kepatuhan formal. pidana.
2.2.3 Indikator Kepatuhan Wajib
Pajak 2.3 Kualitas Pelayanan Fiskus
Sesuai dengan keputusan Menteri 2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Keuangan Nomor 235/KMK.03/2003 Menurut keputusan Menteri
tanggal 3 Juni 2003, wajib pajak dapat Pemberdayaan Aparatur Negara (MEN-
ditetapkan sebagai WP patuh apabila: PAN) No. 63/MenPan/2003 Tanggal 10
1) Tepat waktu dalam menyampaikan juli 2003 kualitas layanan adalah: “segala
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) bentuk layanan umum yang dilaksanakan
untuk semua jenis pajak dalam 2 oleh instansi pemerintah pusat dan
(dua) tahun terakhir. daerah dan lingkungan Badan Umum
2) Tidak mempunyai tunggakan pajak Milik Negara dalam bentuk barang
untuk semua jenis pajak, kecuali maupun dalam jasa baik dalam rangka
telah memperoleh izin untuk upaya pemenuha kebutuhan masyarakat
mengangsur atau menunda meupun dalam rangka pelaksanaan
pembayaran pajak. ketentuan perundang-undangan”.
3) Tidak pernah dijatuhi hukuman Kualitas layanan dapat diartikan sebagai
karena melakukan tindak pidana di pembanding antara layana yang
bidang perpajakan dalam jangka dirasakan konsumen dengan kualitas
waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir. layanan yang diharapkan konsumen
4) Dalam dua tahun terakhir (Parasuraman, 1985). Jika kualitas yang
menyelenggarakan pembukuan dan dirasakan sama atau melebihi kualitas
dalam hal terhadap wajib pajak pelayanan yang diharapkan, maka
pernah dilakukan pemeriksaan, pelayanan dikatakan berkualitas dan
korelasi pada pemeriksaan yang memuaskan, begitu juga sebaliknya.
terakhir untuk masingmasing jenis Dari definisi tersebut dapat
pajak yang terutang paling banyak disimpulkan kualitas pelayanan adalah
5%. ukuran citra yang diakui masyarakat
mengenai pelayanan yang diberikan, 5) Emphaty (empati), yaitu para
apakah masyarakat puas atau tidak puas. perhatian yang diperlihatkan oleh
Kualitas jasa/pelayanan sebagai ukuran petugas fiskus kepada wajib pajak.
seberapa bagus tingkat layanan yang
diberikan mampu sesuai dengan 2.4 Kesadaran Wajib Pajak
ekspektasi pelanggan. 2.4.1 Pengertian Kesadaran
Ahli psikologi menyamakan
2.3.2 Indikator Kualitas Pelayanan kesadaran dengan pemikiran (mind).
Fiskus Kesadaran merupakan tingkat kesiagaan
Pelayanan yang diberikan fiskus individu pada saat ini terhadap stimulasi
terhadap wajib pajak PBB diantaranya eksternal dan internal, artinya terhadap
dalam menentukan PBB, penetapan peristiwa-peristiwa lingkungan dan
SPPTnya telah adil sesuai dengan yang sensasi tubuh, memori dan pikiran
seharusnya, fiskus memperhatikan (Atkinson, 1994 dalam Kurniawan
terhadap keberatan terhadap pengenaan 2009). Kesadaran menurut Gozali dalam
pajaknya, memberikan penyuluhan (Utomo 2002) adalah rasa rela untuk
kepada wajib pajak di bidang perpajakan melakukan sesuatu yang sebagai
khususnya PBB dan kemudahan dalam kewajiban dalam kehidupan
pembayaran PBB (Suyatmin, 2004). bermasyarakat. Jadi kesadaran wajib
Menurut Suyatmin dan Rully pajak akan perpajakan adalah dimana
(2009) untuk mengukur kualitas rasa yang timbul dari dalam diri wajib
pelayanan digunakan model Serqual pajak atas kewajibannya membayar pajak
yang terdiri dari lima dimenensi yaitu dengan ikhlas tanpa adanya unsur
sebagai berikut: paksaan.
1) Tangibles (wujud pelayanan), yaitu 2.4.2 Indikator Kesadaran Wajib
bukti fisik dan menjadi bukti awal Pajak
yang bisa ditunjukkan oleh organisasi Kesadaran wajib pajak adalah
penyedia layanan yang ditunjukkan sikap mengerti wajib pajak badan atau
oleh tampilan gedung, fasilitas fisik perorangan untuk memahami arti, fungsi
pendukung, perlengkapan, dan dan tujuan pembayaran pajak. Kesadaran
penampilan kerja dari kantor dan wajib pajak merupakan faktor terpenting
fiskus. dalam sistem perpajakan modern
2) Realibility (keandalan), yaitu (Harahap, 2004: 43). Meningkatkan
konsistensi yang diperlihatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar
petugas fiskus dalam memberikan pajak juga tergantung dari cara pajak
pelayanan dibidang perpajakan pada agar kesan dan pandangan yang keliru
wajib pajak. tentang arti dan fungsi pajak dapat
3) Responsiveness (ketanggapan), yaitu dihilangkan (Tunggal, 1995:8).
kemampuan dari petugas pajak untuk Kesadaran membayar pajak tentu
memperlihatkan pelayanan yang juga dapat muncul ketika wajib pajak
cepat, tepat dan akurat kepada wajib memiliki pengetahuan yang kuat tentang
pajak. bidang perpajakan. Menurut Manik dan
4) Assurance (jaminan), yaitu layanan Asri (2009) kesadaran membayar pajak
perpajakan yang diberikan kepada dapat diukur dengan beberapa indikator
wajib pajak dengan menggunakan yaitu:
standar dan prosedur perpajakan, a. Mengertahui adanya undang
pelayanan tersebut diberikan kepada undang dan ketentuan perpajakan.
setiap wajib pajak. b. Mengetahui fungsi pajak untuk
pembiayaan negara.
c. Memahami bahwa kewajiban 2.5.2 Indikator Keadilan Pajak
perpajakan harus dilaksanakan Salah satu desain sistem
sesuai dengan ketentuan perpajakan adalah keadilan. Keadilan
berprilaku. mengacu pada sikap yang tidak
d. Memahami fungsi pajak untuk sewenang-wenang atau tidak berat
pembiayaan negara. sebelah terhadap perilaku yang tidak
e. Memahami fungsi pajak untuk sesuai dari individu tentang pajak. Agar
pembiayaan negara peraturan perpajakan dapat dipatuhi,
f. Menghitung, membayar, maka beban pajak harus sesuai dengan
melaporkan pajak dengan kewajibannya. Prinsip keadilan dalam
sukarela perundang-undangan diantaranya
Berdasarkan uraian ringkas mengenakan pajak secara umum dan
beberapa teori yang telah dijekaskan merata, serta disesuaikan dengan
menunjukan bahwa kesadaran wajib kemampuan masing-masing, sedang adil
pajak dapat diukur dengan pengetahuan dalam pelaksanaannya yakni
tentang perpajakan, pemahaman tentang memberikan hak bagi wajib pajak untuk
fungsi pajak dan pembiayaan negara, mengajukan keberatan dan penundaan
memahami arti penting dari perpajakan, dalam pembayaran pajak.
memahami perhitungan, dan adanya Indikator yang digunakan untuk
keinginan secara sukarela untuk mengukur wajib pajak menurut
memenuhi kewajiban pajak. Richardson (2006) dalam Andarini
(2010) yaitu:
2.5 Keadilan Pajak a) Keadilan Umum dan Distribusi
2.5.1 Pengertian Keadilan Beban Pajak
Pengertian keadilan merupakan Pajak yang dikenakan kepada wajib
pengertian yang sangat luas dan pelik. pajak harus sebanding dengan
Dalam hubungan ini dikemukakan kemampuan wajib pajak dalam
pengertian secara khusus, yaitu membayar pajak. Semakin tinggi
pengertian keadilan dalam hukum pajak. kemampuan membayar pajak
Salah satu sendi keadilan dalam hukum seseorang maka semakin besar porsi
pajak ialah “perlakuan yang sama” pajak yang dibayarkan. Dimensi ini
kepada wajib pajak, yang tidak terkait dengan keadilan menyeluruh
membedakan kewarganegaraan, baik atas sistem perpajakan dan distribusi
pribumi, maupun asing, dan tidak pajak.
membedakan agama, aliran politik, dan b) Timbal Balik Pemerintah
sebagainya. Timbal balik pemerintah merupakan
Adil menurut Kamus Besar timbal balik yang diberikan
Bahasa Indonesia dapat diartikan dalam pemerintah sebagai kompesasi
tiga pemahaman yaitu sama berat, pembayaran pajak. Dimensi ini
maksudnya adalah tidak berat sebelah, terkait dengan timbal balik yang
menurut istilah kedua adil juga berarti secara tidak langsung diberikan
tidak memihak atau berpihak kepada pemerintah atas pajak yang
yang benar, sepatutnya, tidak sewenang- dibayarkan oleh wajib pajak.
wenang. Sedangkan keadilan adalah sifat c) Kepentingan Pribadi
(perbuatan atau perlakuan) yang adil. Dimensi ini terkaitdengan jumlah
Jadi dapat disimpulkan bahwa pajak yang dibayar secara pribadi
keadilan pajak adalah sifat (perbuatan terlalu tinggi dibandingkan dengan
atau perlakuan) yang tidak sewenang- orang lain.
wenang atau tidak berat sebelah atas d) Ketentuan-Ketentuan Khusus
sistem perpajakan yang berlaku.
Perilaku kepatuhan ini timbul karena hasil bahwa pelayanan fiskus
adanya ketentuan-ketentuan yang berpengaruh signifikan positif terhadap
tidak memihak pada wajib pajak tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
tertentu, sehingga mengedepankan memenuhi kewajiban perpajakannya.
unsur keadilan. Undang-undang Kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi
pajak dan peraturan pelaksanaannya kewajibannya membayar pajak
tidak memuat jenis penghargaan bagi tergantung bagaimana petugas pajak
wajib pajak yang taat dalam memberikan mutu pelayanan yang
melaksanakan kewajiban perpajakan terbaik kepada wajib pajak. Dengan
baik berupa prioritas untuk memberikan palayanan yang berkualitas
mendapatkan pelayanan publik. maka wajib pajak akan senang dalam
Walaupun wajib pajak tidak membayar pajak dan patuh dalam
mendapatkan penghargaan atas membayar pajak.
kepatuhannya dalam melaksanakan Semakin bagus kualitas
kewajiban perpajakan, wajib pajak pelayanan yang diberikan fiskus, maka
akan dikenakan banyak hukuman wajib pajak akan semakin patuh dalam
apabila alfa atau tidak sengaja tidak membayar pajak (PBB). Sebaliknya jika
melaksanakan kewajiban pelayanan yang diberikan fiskus tidak
perpajakannya. memuaskan maka wajib pajak akan lalai
e) Struktur Tarif Pajak dalam membayar pajak PBB.
Perilaku kepatuhan pajak ini timbul
karena adanya suatu kemampuan 2.6.2 Pengaruh Kesadaran Wajib
untuk membayar pajak lebih besar. Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
2.6 Hubungan Antar Variabel Kepatuhan dalam melaksanakan
2.6.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan pembayaran pajak tentu tidak terbentuk
Fiskus dengan Kepatuhan Wajib dengan sendirinya akan tetapi dbentuk
Pajak oleh sebuah proses, didalam membentuk
Sebagai warga negara yang baik, kepatuhan harus terlebih dahulu
Penelitian Firman (2012) menguji didahului oleh adanya kesadaran.wajib
pengaruh kualitas pelayanan terhadap pajak. Menurut Priantara (2012)
kepatuhan wajib pajak orang pribadi kesadaran wajib pajak merupakan
pada Kantor Pelayanan Pajak Blitar, pernyataan moral untuk secara sukarela
hasilnya menunjukkan bahwa kualitas memenuhi kewajiban pajak. Kesadaran
pelayanan berpengaruh terhadap wajib pajak terbentuk karena adanya
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. pemahaman dan pengetahuan yang
Penelitian yang dilakukan oleh Andriana dimiliki wajib pajak tentang bidang
(2011) menunjukkan bahwa pengaruh perpajakan. Peneliti meyakini bahwa
kualitas pelayanan pajak berpengaruh semakin meningkat kesadaran wajib
positif terhadap kepatuhan waib pajak, pajak dalam membayar pajak akan
namun penelitian yang dilakukan Putra mendorong tingkat kepatuhan yang lebih
(2010) menunjukkan variabel kualitas tinggi.
pelayanan berpengaruh negatif terhadap Penelitian Karsimiati (2009)
kepatuhan wajib pajak. menguji pengaruh pelayanan fiskus,
Penelitian yang dilakukan sanksi denda, dan kesadaran perpajakan
Karsimiati (2009) tentang pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
pelayanan fiskus, sanksi denda dan membayar pajak bumi dan bangunan di
kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan kecamatan Gabus-Pati, hasilnya
wajib pajak dalam mambayar PBB di menunjukkan pelayanan fiskus dan
Kecamatan Gabus-Pati, menunjukkan kesadaran perpajakan berpengaruh
signifikan positif terhadap kepatuhan menunjukkan ketidakkonsistenan hasil
wajib pajak, sanksi denda berpengaruh penelitian. Penelitian yang dilakukan
negatif dan tidak signifikan. Sedangkan oleh Witono (2008) menguji pengaruh
uji secara simultan bahwa variabel peranan pengetahuan pajak pada
independen berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak, menemukan bukti
kepatuhan wajib pajak. bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
Kepatuhan merupakan antara pengetahuan pajak dan persepsi
perwujudan sikap manusia yang timbul keadilan pajak terhadap tingkat
karena adanya interaksi manusia dengan kepatuhan pajak. Penelitian lain yang
objek tertentu. Kesadaran wajib pajak dilakukan oleh Ferdyanto Dharmawan
akan perpajakan sangat diperlukan guna (2012) tentang pengaruh keadilan pajak
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak,
Wajib pajak yang memiliki kesadaran menunjukkan bahwa keadilan pajak
tinggi akan melaksanakan kewajiban secara simultan maupun parsial
perpajakannya sesuai dengan peraturan berpengaruh signifikan terhadap perilaku
perpajakan yang berlaku. Sedangkan kepatuhan wajib pajak.
wajib pajak yang memiliki kesadaran Kebijakan atau kegiatan yang
yang rendah akan cenderung untuk tidak bisa menimbulkan persepsi, bahwa pajak
melaksanakan kewajiban perpajakannya itu adil bagi semua orang akan sangat
atau melanggar peraturan perpajakan membantu menyadarkan wajib pajak
yang berlaku. Sehingga semakin tinggi untuk memenuhi kewajiban untuk
tingkat kesadaran wajib pajak maka akan membayar pajak. Oleh karena itu,
semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib perlakuan yang dapat mengarahkan
pajak dalam membayar pajak bumi dan kepada kepatuhan untuk membayar pajak
bangunan. sangat penting dilakukan dengan tujuan
untuk meningkatkan jumlah wajib pajak
2.6.3 Pengaruh Keadilan Pajak yang patuh. Sehingga semakin tinggi
Terhadap Kepatuhan Wajib tingkat keadilan perpajakan di suatu
Pajak daerah maka akan semakin tinggi pula
Keadilan mengacu pada sikap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
yang tidak sewenang-wenang atau tidak membayar pajak.
berat sebelah terhadap perilaku yang
tidak sesuai dari individu tentang pajak. 2.7 Kerangka Konseptual
Agar peraturan perpajakan dapat Untuk lebih jelasnya pengaruh
dipatuhi, maka beban pajak harus sesuai antara variabel independen dengan
dengan kewajibannya. Persepsi variabel dependen dapat dilihat pada
masyarakat mengenai keadilan sistem gambar kerangka konseptual berikut:
perpajakan yang berlaku di suatu daerah
Kualitas Pelayanan
sangat mempengaruhi pelaksanaan
Fiskus
perpajakan yang baik di daerah tersebut.
Persepsi masyarakat ini akan
mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak Kesadaran Wajib Kepatuhan Wajib Pajak
dan perilaku penghindaran pajak. Pajak Dalam Membayar PBB
Masyarakat akan cenderung tidak patuh
dan menghindari kewajiban pajak jika
merasa sistem pajak yang berlaku tidak Keadilan Pajak
adil.
Penelitian-penelitian sebelumnya Kerangka Konseptual
mengenai pengaruh keadilan pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak
Hipotesis sampel ditentukan dengan menggunakan
Berdasarkan perumusan masalah rumus berikut:
dan kajian teori yang telah diuraikan n= N
diatas, dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut: 1 + N (moe)2
H1 Kualitas pelayanan fiskus Keterangan :
berpengaruh signifikan positif N = populasi
terhadap kepatuhan wajib pajak Moe = margin for error max yaitu
dalam membayar PBB. tingkat kesalahan maksimum
H2 Kesadaran wajib pajak yang masih dapat ditoleransi
berpengaruh signifikan positif (ditentukan 5%)
terhadap kepatuhan wajib pajak Dengan menggunakan rumus
dalam membayar PBB. diatas dapat ditentukan jumlah sampel
H3 Keadilan pajak berpengaruh dalam penelitian sebagai berikut:
signifikan positif terhadap 12798
kepatuhan wajib pajak dalam n
1 12798 x ( 5 %) 2
membayar PBB.
12798
n
3. Metode Penelitian 33
3.1 Jenis Penelitian
n = 388
Berdasarkan rumusan masalah
dan tujuan yang ingin dicapai, maka jenis Dengan diketahui jumlah sampel
penelitian ini tergolong penelitian dan populasi penelitian maka pembagian
kausatif. Penelitian ini dimaksudkan sampel dilakukan secara proporsional per
untuk mengetahui pengaruh kualitas kelurahan berdasarkan jumlah WP nya
pelayanan fiskus, kesadaran perpajakan 3.3 Jenis dan Sumber Data
dan keadilan pajak terhadap kepatuhan 3.3.1 Jenis Data
wajib pajak dalam membayar pajak bumi Jenis data dalam penelitian ini
dan bangunan di Kecamatan Padang adalah data subjek. Data subjek adalah
Utara. jenis data penelitian yang berupa opini,
sikap, pengalaman, atau karakteristik
3.2 Populasi dan Sampel sekelompok orang/seseorang yang
Populasi adalah keseluruhan menjadi subjek penelitian (responden).
elemen yang dijadikan objek dalam 3.3.2 Sumber Data
penelitian. Populasi dalam penelitian ini Sumber data dalam penelitian ini
adalah wajib pajak yang terdaftar di adalah data primer. Data primer
Kecamatan Padang Utara. Wajib pajak di merupakan data yang diperoleh langsung
Indonesia terbagi menjadi dua jenis, dari sumber asli (tidak melalui media
yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi (WP perantara). Data primer diperoleh dengan
OP) dan Wajib Pajak Badan (WP menggunakan daftar pertanyaan yang
Badan). telah terstruktur dengan tujuan untuk
Sampel dalam penelitian ini adalah wajib mengumpulkan informasi dari para
pajak orang pribadi. Dalam penarikan responden.
sampel penulis menggunakan metode
proportional sampling method. Menurut 3.4 Metode Pengumpulan Data
Kantor Kecamatan Padang Utara 2013 Pengumpulan data dilakukan
jumlah wajib pajak bumi dan bangunan dengan menyebarkan kuesioner tertutup
yang terdaftar di Kecamatan Padang kepada wajib pajak. Kuesioner diberikan
Utara pada tahun 2012 adalah sebanyak secara langsung kepada wajib pajak
12.798 wajib pajak. Penentuan jumlah selaku responden dan untuk
pengembaliannya akan dijemput sendiri (2010). Instrumen ini telah digunakan
oleh peneliti pada waktu yang telah secara luas dan telah teruji validitasnya
ditentukan dan kuesioner harus diisi dalam riset akuntansi.
sendiri oleh responden yang
bersangkutan. 3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.1 Uji Validitas
3.5 Variabel Penelitian Uji validitas dimaksudkan untuk
Variabel-variabel penelitian yang mengetahui ketetapan instrumen dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah mengukur apa hendak diukur. Sebelum
sebagai berikut: kuesioner dibagikan kepada responden,
3.5.1 Variabel Dependen terlebih dahulu diadakan uji pendahuluan
Variabel dependen (variabel terhadap kuesioner. Uji pendahuluan
terikat) adalah variabel yang menjadi penelitian ini dilakukan pada 30 orang
perhatian utama dalam sebuah mahasiswa akuntansi FE UNP yang telah
pengamatan. Variabel dependen dalam mengambil mata kuliah perpajakan dan
penelitian ini adalah kepatuhan wajib perpajakan lanjutan, karena tanpa
pajak dalam membayar pajak bumi dan memahami tentang perpajakan tersebut,
bangunan di Kecamatan Padang Utara. responden tidak akan mampu mengisi
3.5.2 Variabel Independen kuesioner dengan benar. Menurut
Variabel independen (variabel Arikuntoro, untuk uji pendahuluan
bebas) adalah variabel yang dapat (validitas) ini digunakan rumus product
mempengaruhi perubahan dalam variabel moment sebagai berikut:
dependen dan mempunyai pengaruh nXY(X)(Y)
positif atau negatif bagi variabel rxy
dependen nantinya. Variabel independen nX (X) nY (Y)
2 2 2 2
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Nugroho, Agus. 2006. Pengaruh sikap
Multivariate dengan Program wajib pajak pada pelaksanaan
SPSS. Semarang: Badan Penerbit sanksi denda, pelayanan fiskus dan
Universitas Diponegoro. kesadaran perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Tesis:
Harahap, Abdul Asri. 2004. Paradigma Magister Akuntansi Program
Baru Perpajakan Indonesia. Pascasarjana Universitas
Penerbit BPFE Yogyakarta. Diponegoro
Parasuraman, Zeihaml dan Berry. 1985. Perpajakan Indonesia. Vol. XLVI
A Conceptual Model of Service No. 3, hal 333-368
Quality and Its Implications for
Future Research. Journal of Soetrisno, Loekman. 1994. Optimalisasi
Marketing. Vol 49, hal 41-50 Pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan di Perkotaan : Suatu
Priantara, Diaz. 2009. Kupas Tuntas Perspektif Sosiologis. Jakarta :
Pengawasan, Pemeriksaan, dan Direktorat Jendral Pajak. Diskusi
Penyidikan Pajak. Jakarta: Malta terbatas “Penyempurnaan Undang-
Printindo Undang Pajak Bumi dan Bangunan
serta Pemungutan Kembali Bea
Pris, K. Andarini. 2010. Dampak Balik Nama Atas Perolehan Hak
Dimensi Keadilan Pajak Terhadap Atas Tanah dan Bangunan”
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Badan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Supriyono, Bambang. 2002. Peranan
Universitas Diponegoro. Pemerintah Daerah Dalam
Peningkatan Kualitas Pelayanan
Piliang, Wenedi. 2012. Mafia Pajak Publik. Jurnal Administrasi
Merajarela. Pada Expres Edisi 13 Negara. Vol. II No. 2
Maret 2012.
www.padang.expres.com Suyatmin. 2004. Pengaruh Sikap Wajib
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Purnama, Nursya’bani. 2006. Pajak Dalam Pembayaran Pajak
Manajemen Kualitas Perspektif Bumi dan Bangunan. Tesis: Pasca
Global. Yogyakarta: Ekonesia Sarjana UNDIP