Anda di halaman 1dari 131

“ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PEMBAYARAN

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KOTA BANDAR LAMPUNG


DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
PERIODE 2014-2016”

(STUDI PADA WAJIB PAJAK PBB-P2 KECAMATAN SUKABUMI


KOTA BANDAR LAMPUNG)

DISUSUN OLEH :

Nama : Rangga Kemala Intan

NPM : 1351010096

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)


JURUSAN EKONOMI SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG
1438/2017 M
“ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP PEMBAYARAN
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN KOTA BANDAR LAMPUNG
DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
PERIODE 2014-2016”

(STUDI PADA WAJIB PAJAK PBB-P2 KECAMATAN SUKABUMI


KOTA BANDAR LAMPUNG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Mendapat Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.)

Oleh

Rangga Kemala Intan

NPM: 1351010096

Program Studi :Ekonomi Syariah

Pembimbing I : H. Supaijo.S.H.,M.H
Pembimbing II :Yulistia Devi, M.S.Ak

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTANLAMPUNG
1437/2017 M
ABSTRAK

Penelitian ini dilator belakangi oleh Pajak sebagai sumber pendapatan negara
untuk menjalani pembangunan sosial. Pada era otonomi daerah atau desentralisasi
pajak merupakan pendapatan penting untuk menunjang pembangunan daerah, salah
satu penerimaan pajak daerah adalah Pajak Bumi dan Bangunan, pada tahun 2014
jumlah wajib pajak PBB berjumlah 218.562 orang dengan pesentase penerimaan PBB
sebesar 55.06%, pada tahun 2015 wajib pajak PBB berjumlah 223.161 orang dengan
persentase pembayaran 32.11%, dan pada tahun 2016 jumlah wajib pajak PBB
berjumlah 233.662 orang dengan persentase pembayaran 55.06% wajib pajak bumi
dan bangunan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan tetapi tidak sama dengan
penerimaan pajak bumi dan bangunan dari tahun ke tahun, dan penerimaan pajak
bumi dan bangunan menjadi sumber yang berperan penting dalam merealisasikan
penerimaan Daerah yang dibutuhkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengan
teknik kuesioner yang diambil secara purposive sampling kepada wajib pajak PBB-
P2 Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung. Responden yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah 100 orang. Sumber data yang digunakan adalah data
primer dan data sekunder. Untuk proses analisis data penelitian ini menggunakan
analisis regresi berganda dengan Variabel Kesadaran (X1), Pengetahuan (X2), Sikap
(X3), danVariabel Y yaitu Kepatuhan Wajib Pajak PBB-P2.
Berdasarkan hasil penelitian. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel
kesadaran terhadap kepatuhan membayar pajak PBB-P2 dengan hasil Uji T yang
menunjukan Probabiliti sebesar 0.0006, dikatakan berpengaruh jika probability
dibawah 0,05. Sedangkan variabel pengetahuan dan sikap tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan
bangunan karena dari hasil Uji T menunjukan nilai probabiliti diatas 0,05
yaituvariabelpengetahuansebesar 0.5281 dan variabel sikap sebesar 0.1719. Data hasil
koefisien determinasi menunjukan 0.657693 atau 65% berarti variabel kesadaran,
pengetahuan, dan sikap merupakan faktor kepatuhan, dan 35% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Pendapatan negara yang masuk
ke negara dalam Islam bersumber pada pendapatan negara yang dikumpulkan pada
waktu yang telah ditentukan yaitu Zakat. Pajak dalam perpspektif Ekonomi Islam
bertujuan untuk kemasalahatan umat, hasil penerimaan pajak yang dilakukan oleh
negara digunakan untuk infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan yang
lainya.
MOTTO



....Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...


ii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT dan dari hati yang

terdalam, penulisan skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tua saya Bapak Drs.Malik Umar, S.Sos (Alm) dan Ibu Maysaroh

(Almh). Yang saya hormati dan saya banggakan. Selalu menguatkan saya sepenuh

jiwa raga, merawat saya, memotovasi saya dengan nasehat-nasehat yang luar biasa,

dan mendoakan saya agar selalu ada dalam jalan-Nya

Saudara-saudara saya Dwi Fajri Kemala Intan, Mutiara Ayu Pengukir Kemala Intan,

Rizki Putra Kemala Intan, Aprilia Putri Kemala Intan, Farid Adinata Ramadhan

Kemala Intan, Bang Bobby, kak Ongki, kak Toni. Serta seluruh keluarga besar Kakek

Hi.Syarmawie (Alm), Kakek Umar Toyib (Alm). Berkat doa, dukungan dan senyum

semangatnya saya mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Sahabat seperjuangan Ekonomi Syariah angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam, UIN Raden Intan Lampung.

Seseorang yang selalu membantu dikehidupan saya Ade Yulia Putri, Sahabat-Sahabat

saya Albi, Pandi, Hendra, Aji, Dani, Sherly, Tessya, Sulastri, Winda, Yunan, Rieo,

Melya, Linggar, Ibnu, Tofan, Rama, Nurul, Anida, Kukuh, Euis, dll yang tidak bisa

saya sebutkan satu persatu terima kasih atas energy postif yang kalian berikan selama

ini.
iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dia nugrahi nama Rangga Kemala Intan oleh ibu dan bapak yang

merupak anak pertama dari enam bersaudara. Dilahirkan pada tanggal 4 November

1995 DI Kota Bandar Lampung Kecamatan Sukabumi. Riwayat Pendidikan Penulis

sebagai berikut:

1. Pada tahun 2000 menempuh pendidikan TK Padjajaran dan selesai tahun

2001

2. Pada Tahun 2001 melanjutkan pendidikan di SDN 02 Sukabumi dan

diselesaikan pada tahun 2007

3. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 24 Bandar

Lampung dan diselesaikan pada tahun 2010

4. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidkan di SMA Perintis 2

Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2013

5. Pada tahun yang sama 2013 penulis melanjutkan pendidikan pada

Perguruan Tinggi Universitas Islam Negerei Raden Intan Lampung pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Syariah.


iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan dan petunjuk,
sehingga skripsi dengan judul ”Analisis Kepatuhan Wajib Pajak terhadap
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Kota Bandar Lampung dalam Perspektif
Ekonomi Islam Periode 2014-2015” dapat diselesaikan. Shalawat serta salam
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikut-pengikutnya
yang setia.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikana studi
pada program Strata Satu (S1) Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Binis
Islam UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam
(SE) dalam bidang ilmu Ekonomi Islam.
Atas bantuan semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini, tak lupa
dihaturkan terima kasih sedalam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terima kasih itu
disampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor UIN Raden Intan
Lampung. Yang selalu memotivasi mahasiswa untuk menjadi peribadi
yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islami.
2. Dr. Moh. Bahrudin, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap
kesulitan mahasiswa.
3. Madnasir, S.E., M.Si, dan Any Eliza, S.E., M.Ak, selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Ekonomi Islam yang senantiasa sabar dalam memberi
arahan serta selalu motivasi dalam penyelesaian sekripsi ini.
4. H.Supaijo,S.H.,M.H dan Yulistia Devi, M.S.Ak. selaku pembimbing I dan
II yang telah mengarahkan penulis hingga penulisan skripsi ini selesai.
v

5. Terima kasih kepada tim Munaqasyah

6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN raden Intan Lampung yang telah memberikan motivasi serta
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis hingga dapat
menyelesaikan studi. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam dan Institut yang telah memberikan informasi,
data, referensi, dan lain-lain.

7. Sahabat-sahabatku almamater tahun 2013 yang selama ini menjadi teman


yang baik dalam bertukar informasi, berbgai keluh kesah serta keceriaan

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan akan tetapi
diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya dalam bidang khasanah Ekonomi
Islam.

Bandar Lampung,November 2017

Penulis,

Rangga Kemala Intan


vi

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul............................................................................................. i
Abstrak.......................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan .................................................................................... iii
Lembar Pengesahan..................................................................................... iv
Motto ............................................................................................................ v
Lembar Persembahan.................................................................................. vi
Riwayat Hidup.............................................................................................. vii
Kata Pengantar ............................................................................................ viii
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Tabel.................................................................................................. xiii
Daftar Gambar ............................................................................................. xiv
Daftar Lampiran .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ............................................................................ 1
B. Alasan Memilih Judul ................................................................... 2
1. Alasan Obyektif ....................................................................... 2
2. Alasan Subyektif ...................................................................... 3
C. Latar Belakang Masalah ............................................................... 3
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................... 12
1. Tujuan Penelitian....................................................................... 12
2. Manfaat Penelitian..................................................................... 13
vii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Gambaran Umum Perpajakan ..................................................... 15
1. Pengertian Pajak....................................................................... 15
2. Fungsi Pajak ............................................................................. 16
3. Jenis-jenis Pajak ....................................................................... 17
4. Tata Cara Pemungutan ............................................................. 18
5. Kaldaluarsa Penagihan Pajak ................................................... 18
B. Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan .......................................... 19
1. Definisi Wajib Pajak ................................................................ 19
2. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak ............................................. 19
3. Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).......................... 21
4. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)............................ 22
5. Cara Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).......... 22
6. WP yang Wajib Mendaftarkan dan Mendapatkan NPWP ....... 23
C. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ............................................... 24
1. Dasar Hukum ........................................................................... 24
2. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan..................................... 24
3. Asas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) ................................... 25
4. Yang Termasuk Pengertian Bangunan Menurut Undang-Undang
No.12 Tahun 1994.................................................................... 25
5. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) ........................ 25
6. Nilai Jual Objek Pajak.............................................................. 26
7. Objek Pajak .............................................................................. 27
8. Subjek Pajak............................................................................. 29
9. Tarif Pajak................................................................................ 30
10. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan ........................ 30
11. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan........................ 30
12. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan................................... 31
13. Kepatuhan Wajib Pajak.......................................................... 32
14. Sikap Wajib Pajak .................................................................. 33
15. Kesadaran Wajib Pajak .......................................................... 33
16. Penerimaan Pajak ................................................................... 34
17. Pajak dalam Perspektif Ekonomi Islam................................. 34
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ........................................... 37
E. Penelitian Terdahulu ................................................................... 39
F. Kerangka Berfikir ........................................................................ 41
G. Hipotesis....................................................................................... 42
viii

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian .......................................... 44
1. Jenis Penelitian ....................................................................... 45
2. Sifat Penelitian........................................................................ 45
B. Sumber Data .............................................................................. 45
C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 46
D. Populasi dan Sampel .................................................................. 49
1. Populasi .................................................................................. 49
2. Sampel .................................................................................... 49
E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 50
1. Uji Validasi dan Reliabilitas Instrumen.................................. 51
2. Statistik Deskriptif.................................................................. 53
3. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 53
4. Uji Model Regresi .................................................................. 54

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA


A. Gambaran Umum Kecamatan Sukabumi .................................. 56
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 57
1. Karakteristik Responden......................................................... 57
2. Deskripsi Jawaban Responden ............................................... 59
C. Analisa Data .............................................................................. 64
1. Uji Kuesioner.......................................................................... 64
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 68
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 73
D. Pembahasan ............................................................................... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ................................................................................ 77
B. Saran .......................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 1.1. Banyaknya Kawasan Perumahan menurut Kecamatan.................. 7
Tabel 1.2. Persentase penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan ....................... 9
Tabel 2.1. Definisi Operasional Variabel........................................................ 35
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 37
Tabel 4.1. Batas Wilayah Kecamatan Sukabumi ............................................ 53
Tabel 4.2. Distribusi Responden berdasarkan Umur ...................................... 54
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ...................... 55
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarakan Lamanya Bangunan ............. 55
Tabel 4.5. Rasio kepatuhan Wajib Pajak PBB................................................. 60
Tabel 4.6. Tingkat Kepatuhan WP PBB Kecamatan Sukabumi ...................... 60
Tabel 4.7. Distribusi Jawaban Responden Kesadaran Wajib Pajak (X1) ...... 61
Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Pengetahuan Perpajakan (X2)...... 62
Tabel 4.9. Distribusi Jawaban Responden Sikap Wajib Pajak (X3) ............... 63
Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Responden KepatuhanWajib Pajak dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Y) ...................................................... 64
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Uji Validitas Kesadaran (X1) ........................... 66
Tabel 4.12. Ringkasan Hasil Uji Validitas Pengetahuan (X2)........................ 66
Tabel 4.13.Ringkasan Hasil Uji Validitas Sikap (X3) .................................... 67
Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Uji Validitas Kepatuhan (Y)............................. 68
Tabel 4.15. Ringkasan Uji Reliabilitas ........................................................... 69
Tabel 4.16.Uji Normalitas............................................................................... 70
Tabel 4.17. Uji Autokolerasi........................................................................... 72
Tabel 4.18. Uji Heteroskedastisitas................................................................. 73
Tabel 4.19. Uji T ............................................................................................. 74
Tabel 4.20.Uji F ............................................................................................... 76
Tabel 4.21.Uji R-Squared ................................................................................ 77
x

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Fikir............................................................................. 39


xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Kuisioner
2. Lampiran 2 : Data Jawaban Kuisioner
3. Lampiran 3 : Karakteristik Responden
4. Lampiran 4 : Output Uji Validatas
5. Lampiran 5 : Output Uji Reabilitas
6. Lampiran 6 : Output Uji Asumsi Klasik
7. Lampiran 7 : Surat Keputusan Pembimbing
8. Lampiran 8 : Surat Konsultasi Pembimbing Akademik
9. Lampiran 9 : Surat Izin Riset Kecamatan Sukabumi
10. Lampiran 10 : Surat Izin Riset Kesbangpol Kota Bandar Lampung
11. Lampiran 11 : Surat Izin Riset Kesbangpol Provinsi Lampung
12. Lampiran 12 : Surat Izin Pra-Riset FEBI UIN Lampung
13. Lampiran 13 : Surat Izin Riset FEBI UIN Lampung
BAB I
PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Untuk mendapatakan gambaran yang jelas dan terhindar dari

kekeliruan dalam memahami judul yang dimaksud oleh penulis, maka kiranya

judul skripsi ini perlu adanya ulasan terhadap penegasan arti dan maksud dari

beberapa istilah yang terkait dengan judul ini. Berdasarkan penegasan tersebut

diharapka tidak terjadi kesalahfahaman terhadap pemaknaan judul dari beberapa

istilah ytang digunakan. Judul proposal skripsi ini “Analisis Kepatuhan Wajib

Pajak terhadap Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kota Bandar Lampung

dalam Perspektif Ekonomi Islam Periode 2014-2016”.Untuk Menghindari

kesalahfahaman dan memahami maksud judul skripsi, terlebih dahulu diperlukan

penegasan terhadap kata-kata dalam judul yang dianggap perlu sebagai berikut :

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap sesuatu peristiwa (karangan, perbuatan

dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.1

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

1
Peyusunan Kamus Pusat dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011). Hal. 58
2

3. Perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.2

4. Perspektif adalah cara pandang yang muncul akibat kesadaran seseorang

terhadap sesuatu yang akan menambah wawasan atau pengetahuan seseorang

dapat melihat segala sesuatu yang terjadi dengan pandangan yang luas.3

5. Ekonomi Islam

Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi islam sebagai ilmu yang mempelajari

segala sesuatu yang mengendalikan dan mengatur aktivitas ekonomi sesuai

dengan pokok-pokok islam.4

Berdasarkan penjelasan diatas, maka yang dimaksud dengan judul ini

adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana ketaatan wajib pajak dalam

membayar pajak bumi dan bangunan menurut perspektif ekonomi islam.

B. Alasan Memilih Judul

1. Alasan Obyektif

Alasan memilih judul ini adalah ingin mengungkapkan secara real

menganalisis kepatuhan wajib pajak terhadap pembayaran pajak bumi dan

bangunan. Dan juga pembangunan daerah mempunyai tujuan untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah. Selain itu penelitian ini sesuai dengan

2
http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak,diakses tanggal 10 april 2017
3
Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, (Bandung: Pusaka Seti, 2013), h.249
4
Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, (Bandung: Erlangga, 2012), h.10
3

disiplin ilmu yang dipelajari selama menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi

Dan Bisnis Islam dengan konsentrasi pada jurusan Ekonomi Syariah.

2. Alasan Subyektif

a. Judul yang diajukan sesuai dengan bidang keilmuan yang sedang penulis

geluti saat ini yakni berkenaan dengan Ekonomi Islam.

b. Ketersediaan data-data dan literatur yang dibutuhkan dalam penelitian

sehingga cukup mendukung untuk menyelesaikan penelitian ini.

C. Latar Belakang Masalah

Pajak yang merupakan suatu penerimaan Daerah dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) memiliki peranan yang penting dalam

menunjang penyelenggaraan Daerah. Sumber penerimaan Daerah berasal dari

berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber

penerimaan Daerah dari sektor internal adalah pajak, sedangkan sumber

penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Dalam upaya untuk

mengurangi ketergantungan sumber penerimaan eksternal, pemerintah terus

berusaha untuk memaksimalkan penerimaan internal. Dewasa ini, pajak menjadi

sumber penerimaan internal yang terbesar dalam APBD.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000

Tentang Pembagian Hasil Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Antara

Pemerintah Pusat Dan Daerah Pasal 1 Hasil penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan merupakan penerimaan Negara. Pasal 2 ayat 1 Hasil penerimaan Pajak


4

Bumi dan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dibagi untuk

Pemerintah Pusat dan Daerah dengan imbangan sebagai berikut :

a. 10% (sepuluh per seratus) untuk Pemerintah Pusat.

b. 90% (sembilan puluh per seratus) untuk Daerah.

Ayat 2 Jumlah 90% (sembilan puluh per seratus) yang merupakan

bagian Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, diperinci sebagai

berikut :

a. 16,2% (enam belas koma dua per seratus) untuk Daerah Propinsi yang

bersangkutan.

b. 64,8% (enam puluh empat koma delapan per seratus) untuk Daerah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

c. 9% (sembilan per seratus) untuk Biaya Pemungutan.

Pasal 3 ayat 1 Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan bagian

Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a dibagikan

kepada seluruh Daerah Kabupaten/Kota. Ayat 2 Pembagian sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 didasarkan atas realisasi penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan Tahun Anggaran berjalan. Ayat 3 Alokasi pembagian sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 ditentukan sebagai berikut :

a. 65% (enam puluh lima per seratus) dibagikan secara merata kepada seluruh

Daerah Kabupaten/Kota.
5

b. 35% (tiga puluh lima per seratus) dibagikan sebagai insentif kepada Daerah

Kabupaten/Kota yang realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor

pedesaan dan perkotaan pada Tahun Anggaran sebelumnya

mencapai/melampaui rencana penerimaan yang ditetapkan.

Pasal 4 Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan bagian Daerah

Propinsi dan Daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat

2 huruf a dan huruf b dan Pasal 3 ayat 2 merupakan pendapatan Daerah dan

setiap tahun anggaran dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.5

Ketentuan umum dan tata cara peraturan perpajakan telah diatur dalam

Undang-Undang, tak terkecuali mengenai sanksi perpajakan. Sanksi diperlukan

untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Dengan demikian, diharapkan

agar peraturan perpajakan dipatuhi oleh para wajib pajak. Wajib pajak akan

memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan

lebih banyak merugikannya.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dalam negeri dari

sektor pajak, antara lain dengan merubah sistem pemungutan pajak dari official

assessment system menjadi self assessment system yang mulai diterapkan sejak

reformasi sistem perpajakan tahun 1983 yang sangat berpengaruh bagi wajib

pajak dengan memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung,

5
http://ketentuan.pajak.go.id/index.php?r=aturan/rinci&idcrypt=pJU%3D, diakses tanggal 7
Juni 2017
6

membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang.

Langkah pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari sektor perpajakan

dimulai dengan melakukan reformasi perpajakan secara menyeluruh pada tahun

1983, dan pada saat itulah, Indonesia menganut sistem self assessment

penerapan self assessment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela

(voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk.6

Pertumbuhan penduduk merupakan unsur penting yang dapat memacu

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Penduduk yang besar akan menggerakkan

berbagai kegiatan ekonomi dan merangsang tingkat output atau produksi agregat

yang lebih tinggi, danpada alchimya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

yang didorong oleh pendapatan nasional. Insukindro menyatakan bahwa

peningkatan pendapatan nasional akan menaikkan NJOP, sehingga semakin

tinggi beban PBB yang harus ditanggung oleh wajib pajak. Kenaikan NJOP juga

dapat menciptakan wajib pajak-wajib pajak baru, dimana masyarakat yang

sebelumnya tidak ditetapkan sebagai wajib pajak pada akhirnya menjadi wajib

pajak baru.

Oleh sebab itu, Insukindro menyimpulkan bahwa pertumbuhan jumlah

wajib pajak berpengaruh positif dalam meningkatkan penerimaan PBB. Dengan

penjelasan tersebut nampak jelas bahwa pertumbuhan penduduk bila ditangani

secara serius akan menambah jumlah wajib pajak yang membayar pajak.7

6
Mardiasmo, ,perpajakan, Edisi Revisi 2011, , (Yogyakarta : Andi Offset, 2011),h.7
7
Insukindro, Penerimaan Pajak, (Bandung:Djambatan, 1994)Hal.53
7

Tabel 1.1
Banyaknya Kawasan Perumahan menurut Kecamatan
di Kota Bandar Lampung Tahun 2015
Kecamatan Jumlah
Subdistrict Total
(1) (2)
Teluk Betung Barat 3
Teluk Betung Timur 14
Teluk Betung Selatan 2
Bumi Waras 1
Panjang -
Tanjung Karang Timur 5
Kedamaian 8
Teluk Betung Utara 2
Tanjung Karang Pusat 4
Enggal -
Tanjung Karang Barat 7
Kemiling 8
Langkapura 18
Kedaton 2
Rajabasa 24
Tanjung Senang 23
Labuhan Ratu 17
Sukarame 26
Sukabumi 40
Way Halim 16
Jumlah 2015 220
Sumber : Dinas Tata Kota Bandar Lampung

Perumahan merupakan objek yang efektif untuk mengukur PBB-P2

dikarenakan bangunan yang masih baru sehingga data yang didapat lebih

diperbarui, dari data diatas kecamatan sukabumi memiliki perumahan yang

paling banyak dibandingkan kecamatan yang lain sehingga mampu mewakili

untuk dijadikan objek penelitian.


8

Meskipun Pajak Bumi dan Bangunan memiliki nilai rupiah kecil

dibandingkan dengan pajak pusat lainnya, tetapi memiliki dampak luas

sebab hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan dikembalikan untuk

pembangunan daerah yang bersangkutan. Pada dasarnya, Pajak Bumi dan

Bangunan merupakan Wajib Pajak (WP) terbesar dibandingkan pajak- pajak

lainnya dan merupakan satu-satunya pajak property di Indonesia yang

mengalami naik turun dari tahun ke tahun. Mengingat kesadaran dan

kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan

pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak, khusus wajib pajak.

Sebagaimana tercantum dalam pasal 1 UU Pajak Bumi dan Bangunan,

yang dimaksud dengan bumi adalah permukaan bumi, (perairan) dan tubuh bumi

yang berada di bawahnya. Permukaan bumi itu sebetulnya tidak lain daripada

tanah. Jadi yang menjadi objek PBB itu adalah tanah (perairan) dan tubuh bumi.

Nasucha (1997) mengungkapkan bahwa PBB merupakan pajak

objektif, di mana pengenaan pajak didasarkan pada objek dari PBB, yaitu bumi

dan / atau bangunan, sehingga otomatis yang menjadi objek pajaknya adalah

bumi dan bangunan. Dapat dilihat disini, secara otonomus penerimaan PBB

dipengaruhi oleh luasan (seberapa besar luas lahan) dan bangunan yang terkena

pajak.8

8
Chaizi Nasucha, 1997, " Peranan Informasi Pertanahan Dalam Pengelolaan PBB ",
JurnalSurvei dan Properti Vol. 009 Oktober.
9

Tabel 1.2
Persentase penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Kota Bandar Lampung 2014-2016

Sumber : Data diolah dari Dinas Pendapatan Kota Bandar Lampung

Dari data di atas menjelaskan bahwa wajib pajak bumi dan bangunan

dari tahun ke tahun mengalami kenaikan tetapi tidak sama dengan penerimaan

pajak bumi dan bangunan dari tahun ke tahun, dan penerimaan pajak bumi dan

bangunan menjadi sumber yang berperan penting dalam merealisasikan

penerimaan Daerah yang dibutuhkan. Untuk merealisasikan penerimaan daerah

yang sesuai target diinginkan, maka harus ada usaha yang dilakukan oleh

pemerintah, khususnya dalam bidang pajak bumi dan bangunan. Karena pajak

merupakan sumber dana dalam mengisi penerimaan kas daerah.

Target penerimaan pajak yang besar seharusnya tidak sulit dicapai jika

kepatuhan masyarakat sebagai pembayar pajak lebih tinggi. Kepatuhan pajak

dapat diidentifikasi sebagai suatu keadaaan ketika wajib pajak memenuhi semua

kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Secara sederhana

tingkat kepatuhan wajib pajak tercermin dalam persentase pelaporan surat

pemberitahuan (SPT).

Dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang ketentuan umum

dan tata cara perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
10

Undang-undang nomor 16 tahun 2009, pada pasal 1 ayat 20 menjelaskan bahwa

Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi

administrasi berupa bunga dan/atau denda. Pada pasal 14 ayat 1 UU KUP Nomor

16 tahun 2009 juga menjelaskan penerbitan surat taguhan pajak, dan banyak juga

pasal lainya yang terkait dengan penerbitan surat tagihan pajak tersebut.

Islam juga mengatur mengenai pengeluaran belanja masyarakat pada

Negara yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat dan juga untuk dana

pembangunan. Artinya Islam berkecendrungan untuk membagi kekayaan di

kalangan masyarakat dan tidak membiarkan tertumpuknya harta segolongan

kecil. Karena setiap harta yang dimiliki itu ada hak-hak orang lain, di sisi agama

juga mengajarkan untuk saling tolong menolong antar sesamanya.

Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT (Q.S At- Taubah : 103) :

                

 
Artinya : Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman di jiwa mereka. Dan Allah

Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S : 9 : 103)

Pendapatan yang masuk ke Negara dalam Islam bersumber pada

pendapatan Negara yang dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan sebagai

contoh zakat, kharaz, jizyah dan pendapatan yang isidentel yang dikumpulkan
11

pada waktu tidak tertentu datangnya bisa ada bisa tidak sebagai contoh ‘usyur,

fa’i dan ghanimah dan lain sebagainya.9

Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas lebih rentan terhadap pelanggaran pajak daripada wajib pajak

orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.Hal

tersebut dikarenakan mereka melakukan pembukuan atau pencatatan sendiri atas

usaha mereka.Pembukuan atau pencatatan yang dilakukan dapat dilaksanakan

sendiri maupun mempekerjakan orang yang ahli dalam akuntansi. Namun

kebanyakan dari pelaku kegiatan usaha dan pekerjaan bebas tersebut

beranggapan bahwa akan kurang efisien apabila mempekerjakan orang untuk

melakukan pembukuan atau pencatatan, terutama dalam hal biaya. Dengan

demikian, yang bersangkutan lebih memilih untuk menyelenggarakan

pembukuan atau pencatatan sendiri, sehingga menimbulkan kemungkinan

kesalahan maupun ketidakjujuran dalam pelaporan pajaknya.

Mengingat sudah banyak dibangun perumahan khususnya daerah

Bandar Lampung yang pasti terdapat rumah-rumah baru di dalamnya.

Peningkatan penerimaan pajak dapat diidentifikasi melalui beberapa aspek,

diantaranya kepatuhan wajib pajak dan jumlah Surat ketetapan Pajak yang

dikeluarkan. Kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini dilihat dari jumlah

wajib pajak dengan jumlah pendapatan PBB. Penelitian ini bertujuan untuk

9
Zarkasji Abdussalam, Siayasah Maliyah, h.3
12

mengetahui pengaruh kepatuhan wajib pajak, jumlah wajib pajak terhadap

jumlah penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

Dari latar belakang permasalahan di atas maka, penulis menarik

dilakukan suatu penelitian dengan judul “ANALISIS KEPATUHAN WAJIB

PAJAK TERHADAP PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

PERIODE 2014-2016” (Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2 Kecamatan

Sukabumi Kota Bandar Lampung).

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap pembayaran PBB-P2 di

Kota Bandar Lampung ?

2. Bagaimana Islam memandang kepatuhan wajib pajak dalam membayar

pajak?

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini betujuan untuk menemukan

bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

terhadap pembayaran PBB-P2 di Kota Bandar Lampung.


13

b. Untuk mengetahui bagaimana Islam memandang kepatuhan dalam

membayar pajak.

2. Manfaat Penelitian

a. Kontribusi Teoritis

1) Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk

menambah ilmu pengetahuan.

2) Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang Pendapatan Asli Daerah

(PAD) khususnya Pajak Bumi Dan Bangunan dengan memberikan

bukti empiris tentang analisis ketaatan wajib pajak terhadap

pembayaran pajak bumi dan bangunan dalam perspektif ekonomi

islam.

3) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

4) Penulis, sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah

referensi mengenai pajak bumi dan bangunan, terutama ketaatan wajib

pajak sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis di masa yang

akan datang.

b. Kontribusi Praktis

1) Wajib pajak, sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan

informasi untuk meningkatkan kesadaran membayar pajak bumi dan

bangunan.
14

2) Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung, diharapkan dapat

bermanfaat meningkatkan kinerjanya dalam hal pendapatan asli

daerah terutama dari pajak bumi dan bangunan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Ada bermacam-macam definisi tentang pajak menurut para ahli, diantaranya

adalah :10

a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

Pajak adalah Iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan

Undang-Undang dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat

ditunjuk dan yang digunakan untuk membiayai pengeluaran umum.

b. Dr. Soeparman Soemahamidjaja

Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut

oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutupi biaya

produksi barang-barang dan jasa kolektip dalam mencapai kesejahteraan

umum.

c. Prof. S.I. Djajadiningrat

Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada

kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan

perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta

10
Munawir, Pokok-Pokok Perpajakan, (Yogyakarta : Liberty,1985), h.1
16

dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung,

untuk memelihara kesejahteraan umum.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pajak

dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah berdasarkan

dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaanya,serta pajak

dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang

memberikan kedudukan tertentu pada seseorang.

2. Fungsi Pajak

Pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai

pengeluaran pembangunan negara, ada dua fungsi pajak, yaitu fungsi

budgetair dan fungsi mengatur (regulerend).Fungsi budgetair maksudnya

adalah pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaranya, sedangkan fungsi mengatur dapat diartikan

pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan

pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.11

Jadi kesimpulannya adalah fungsi pajak yaitu sebagai sumber dana

bagi pemerintah yang berfungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran

pemerintah dan mengatur kebijaksaan pajak untuk mencapai tujuan

pemerintah.

11
Mardiasmo, Perpajakan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), h.1
17

3. Jenis-Jenis Pajak

Pemerintah telah menetapkan bagi hasil pajak antara pusat dan

daerah, bagi hasil tersebut dalam APBD dapat diketahui dan jenis-jenis pusat

pungutanya dibagi dengan daerah, diantaranya sebagai berikut :

a. Pajak Pusat/ Pajak Negara adalah pajak yang wewenang pemungutanya

ada pada pemerintah pusat yang pelaksanaanya dilakukan oleh

departemen keuangan melalui direktorat jendral pajak.12 Yang tergolong

jenis pajak ini adalah Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik

Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan

Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.13

b. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang

dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan

langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan

perundang undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah,

diantaranya Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Pajak Penerangan Jalan,

12
Erly Suandy, Hukum Pajak, (Jakarta:Salemba Empat), h.38
13
Mardiasmo, Perpajakan, (Yogyakarta: Andy Offset, 2011), h.13
18

Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak parkir, Pajak Sarang

Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

(PBB PP), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.14

4. Tata Cara Pemungutan

Pemungutan pajak dilarang diborongkan. Setiap Wajib Pajak wajib

membayar pajak berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh

Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang undangan perpajakan. Wajib

Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan kepala

daerahdibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD)

atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan.

Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar

dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat

ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau Surat Ketetapan

Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT).15

5. Kadaluarsa Penagihan Pajak

Hak untuk melakukan penagihan pajak menjadi kadaluarsa setelah

melampaui waktu 5 tahun terhitung sejak saat terutangnya pajak, kecuali

apabila Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan daerah.16

14
Ibid
15
Ibid, h.15
16
Ibid
19

B. Ketentuan dan Tata Cara Perpajakan

1. Definisi Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan ditentukan untuk

melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak, atau pemotong

pajak tertentu.17Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk

melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut pajak atau pemotong

pajak tertentu.18

Berdasarkan definisi wajib pajak diatas dapat disimpulkan bahwa

wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan untuk

memenuhi kewajiban perpajakannya yang meliputi pemungut pajak,

pemotong pajak, dan pembayar pajak berdasarkan ketentuan peraturan

perundan-undangan perpajakan yang berlaku.

2. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak

a. Kewajiban wajib pajak antara lain sebagai berikut19 :

1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.

2. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

3. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.

17
Anastasia Diana, Perpajakan Indonesia, , (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h.1
18
Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 Pasal 1 angka 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan
19
Opcit, h.56
20

4. Mengisi dengan benar SPT, dan memasukan ke kantor pelayanan

pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan.

5. Menyelenggarakan pembukuan/pencatatan.

6. Jika diperiksa wajib :

a) Memperihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan,

dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang

berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,

pekerjaan bebas wajib pajak, atau objek tentang pajak.

b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan

yang dipandang perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran

pemeriksaan.

7. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau

dokumen serta keterangan yang diminta, wajib pajak terikat oleh

suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk

merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan keperluan pemeriksaan.

b. Berikut ini adalah Hak Wajib Pajak20

1. Mengajukan keberatan dan surat banding.

2. Menerima tanda bukti pemasukan SPT.

3. Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukan.

4. Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT.

20
Mardiasmo, Perpajakan, Edisi Revisi 2011, ( Yogyakarta: Andi Offset,2011) h.57
21

5. Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran pembayaran

pajak.

6. Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan dalam

surat ketetapan pajak.

7. Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

8. Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan sanksi,

serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah.

9. Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban

pajaknya.

10. Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak.

11. Mengajukan kenberatan dan banding.

3. Definisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah Nomor yang diberikan

kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakanya.21

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah Nomor yang diberikan

kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakanya yang berfungsi untuk

21
Anastasia Diana, Perpajakan Indonesia, (Yogyakarta:Andi Offset, 2004) h.3
22

menjaga ketertiban dan pembayaran pajak dan dalam pengawasan

administrasi perpajakan.22

Berdasarkan beberapa definisi diatas Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP) adalah nomor untuk wajib pajak sebagai tanda pengenal untuk

melakukan sarana administrasi perpajakan.

4. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) berfungsi sebagai tanda

pengenal diri atau identitas wajib pajak. Untuk menjaga ketertiban dalam

pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan.

Oleh karena itu kepada setiap wajib pajak hanya diberikan satu Nomor

Pokok Wajib Pajak (NPWP).23

5. Cara Memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan

objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

berdasarkan sistem self assessment, wajib mendaftarkan diri pada kantor

Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat sebagai wajib pajak dan sekaligus

untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan

ketentuan subyek pajak dalam Undang-Undang pajak penghasilan 1984 dan

perubahannya.

22
Waluyo, Perpajakan Indonesia, (Jakarta:Salemba Empat,2008), h.24
23
Mardiasmo, Perpajakan, Edisi Revisi ,(Yogyakarta:Andi Offset,2011), h.26
23

Persyaratan objektif adalah bagi subjek pajak yang menerima atau

memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan

pemugutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang pajak penghasilan

1984 dan perubahannya.Tempat Pendaftaran dilakukan pada kantor

Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal dan

kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat

kegiatan usaha dilakukan, bagi wajib pajak orang pribadi pengusaha

tertentu.24

6. Wajib Pajak yang Wajib Mendaftarkan dan Mendapatkan NPWP

Bagi wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas dan wajib pajak badan, wajib mendaftarkan diri paling

lambat 1(satu) bulan setelah usaha atau bekerja dijalankan. Wajib pajak

orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan

bebas apabila jumlah penghasilannya sampai dengan suatu bulan yang

disetahunkan telah melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), wajib

mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.

Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan

NPWP akan dikenakan sanksi perpajakan.25

24
Ibid, h.26
25
Ibid, h.27
24

C. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

1. Dasar Hukum

Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-

Undan No.12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

No.12 tahun 1994.26

2. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di

bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman serta

laut wilayah Republik Indonesia.Bangunan adalah konstruksi teknik yang

ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.27

Dalam Undang-Undang no.12 tahun 1994 yang disebut dengan

Pajak Bumi dan Bangunan adalah yang bersifat kebendaan dalam arti

besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumi/tanah dan

atau bangunan.

Sedangkan menurut Waluyo Pajak Bumi dan Bangunan adalah

pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan

oleh keadaan objek pajak yaitu buni dan bangunan, keadaan subjek tidak

ikut meenentukan besarnya jumlah pajak yang terutang.28

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak Bumi

dan Bangunan adalah pungutan pajak yang dikenakan terhadap bumi yang

26
Ibid, h.311
27
Ibid, h.312
28
Waluyo, Perpajakan Indonesia,(Jakarta:Salemba Empat,2008), h.196
25

meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Republik Indonesia

dan atau bangunan yang meliputi konstruksi teknik yang ditanam atau

dilekatkan tetap pada tanah dan atau perairan.

3. Asas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

a. Memberikan kemudahan dan kesederhanaan.

b. Adanya kepastian hukum.

c. Mudah dimengerti dan adil.

d. Menghindari pajak berganda.29

4. Yang termasuk Pengertian Bangunan menurut Undang-Undang No.12

tahun 1994

a. Jalan Lingkungan dalam satu kesatuan dengan komplek bangunan.

b. Jalan tol, galangan kapal, dermaga.

c. Tempat olahraga, kolam renang.

d. Pagar mewah, taman mewah.

e. Tempat penampungan kilang minyak, air, gas, dan pipa minyak.

f. Fasilitas lain yang memberikan manfaat.

5. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT)

Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1994 Pasal 10 ayat 1 Surat

Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) adalah surat yang digunakan oleh

Direktorat Jendral Pajak untuk membantu memberitahukan besarnya pajak

terutang kepada wajib pajak.


29
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2011, (Yogyakarta:Andi Offset,2011), h.311
26

6. Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang

diperoleh dari transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana

tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui

perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan

baru, atau Nilai Jual Objek Pajak pengganti.30

Yang dimaksud dengan :

a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu

pendekatan atau metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan

cara membandingkannya dengan objek pajak lain yang sejenis, yang

letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diakui harga jualnya.

b. Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan atau metode penentuan

nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian

dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik

objek tersebut.

c. Nilai jual pengganti adalah suatu pendekatan atau metode penentuan

nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek

pajak tersebut.

Besarnya NJOP ditentukan berdasarkan klarifikasi :

1. Objek Pajak Sektor Pedesaan dan Perkotaan.


30
Ibid, h.312
27

2. Objek Pajak Sektor Perkebunan.

3. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan, Hak

Pengusahaan Hasil Hutan, Izin Pemanfaatan Kayu serta Izin Sah Lainya

Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri.

4. Objek Pajak Sektor Kehutanan atas Hak Pengusahaan Hutan Tanaman

Industri.

5. Objek Pajak Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.

6. Objek Pajak Sektor Pertambangan Energi Panas Bumi.

7. Objek Pajak Sektor Pertambangan Non Migas Selain Pertambangan

Energi Panas Bumi dan Galian C.

8. Objek Pajak Sektor Pertambangan Galian C.

9. Objek Pajak Sektor Pertambangan yang Dikelola Berdasarkan Kontrak

Karya atau Kontrak Kerjasama.

10. Objek Pajak Sektor Usaha Bidang Perikanan Laut.

11. Objek Pajak Sektor Usaha Bidan Perikanan Darat.

12. Objek Pajak yang Bersifat Khusus.

7. Objek Pajak

Yang menjadi objek pajak adalah bumi dan atau bangunan. Yang

dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan


28

bumi dan bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman,

serta untuk memudahkan perhitungan pajak yang terutang.31

Dalam menentukan klasifikasi bumi/tanah diperhatikan faktor-

faktor sebagai berikut :

a. Letak

b. Peruntukan

c. Pemanfaatan

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain

Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperhatikan faktor-faktor

sebagai berikut :

a. Bahan yang digunakan

b. Rekayasa

c. Letak

d. Kondisi lingkungan dan lain-lain

Objek pajak yang dikecualikan dan digunakan semata-mata

melayani kepentingan umum dan tidak untuk mencari keuntungan, antara

lain :

a. Di bidang ibadah seperti masjid, gereja, vihara

b. Di bidang kesehatan seperti rumah sakit

c. Di bidang pendidikan seperti sekolah atau pesantren

31
Ibid,h.313
29

d. Di bidang kebudayaan nasional seperti museum, candi

e. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau sejenis dengan

itu.

f. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional,

tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang

belum dibebani suatu hak.

g. Digunakan untuk perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas

perlakuan timbal balik.

h. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang

ditentukan oleh menteri keuangan.

Besarnya NJOPTKP yang ditetapkan untuk masing-masing

Kabupaten/Kota dengan besar setinggi-tingginya Rp. 12.000.000,00 (dua

belas juta rupiah) untuk setiap wajib pajak. Apabila wajib pajak mempunyai

beberapa objek pajak yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu objek

pajak yang nilainya terbesar, sedangkan objek pajak lainya tetap dikenakan

secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.

8. Subjek Pajak

Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan yang secara

nyata mempunyai suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas

bumi, dan atau memiliki, menguasai, dan ataumemperoleh manfaat atas


30

bangunan. Dengan demikian tanda pembayaran/pelunasan pajak bukan

merupakan bukti pemilikan hak.32

9. Tarif Pajak

Berdasarkan Pasal 5 UU No.12 tahun 1985 jo. UU No.12 tahun

1994 tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 0,5%.

10. Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan

Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP),

besarnya nilai NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Kepala Kantor

Wilayah Direktorat Jendral Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan

mempertimbangkan pendapat Gubernur/Bupati/Walikota (Pemerintah

Daerah) setempat. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-

rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100% dari Nilai Jual Objek Pajak

(NJOP). Besarnya persentase ditetapkan dengan peraturan pemerintah

dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional.33

11. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan

Untuk perekonomian sekarang ini, terutama untuk tidak terlalu

membebani wajib pajak di daerah pedesaan, tetapi tetap pada

memperhatikan penerimaan, khususnya bagi pemerintah daerah, maka telah

ditetapkan besarnya persentase untuk menentukan besarnya NJKP,34 yaitu :

1. Sebesar 40% dari NJOP untuk :

32
Ibid,h.316
33
Ibid
34
Ibid, h.318
31

a. Objek pajak perkebunan.

b. Objek pajak kehutanan.

c. Objek pajak lainya, yang wajib pajaknya perorangan dengan NJOP

atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

2. Sebesar 20% dari NJOP untuk :

a. Objek pajak pertambangan.

b. Objek pajak lainya yang NJOP-nya kurang dari Rp. 1.000.000.000,00

(satu milyar rupiah).

12. Tata Cara Pembayaran dan Penagihan

Pajak yang terhutang berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak

Terutang (SPPT) harus dilunasi selambat-lambatnya 6 bulan sejak tangga

diterimanya SPPT oleh wajib pajak. Pajak yang terutang pada saat jatuh

tempo tidak dibayar atau kurang bayar, dikenakan sanksi administrasi

sebesar 2% sebulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari

pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 bulan. Pajak yang terutang

bisa membayarkan pajak di Bank, Kantor Pos dan Giro, dan tempat lain

yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.


32

13. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan wajib pajak sebagai iklim kepatuhan dan kesadaran

pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam situasi dimana35:

a. Wajib pajak paham atau berusaha untuk memenuhi semua ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan

b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas

c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar

d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya

Jadi bisa disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak adalah suatu

keadaan dimana wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan dan

melaksanakan hak perpajakanya sesuai dengan peraturan yang berlaku tanpa

perlu diadakan pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan ataupun

ancaman dan penerapan sanksi hukum maupun administrasi.

Akan tetapi untuk mengetahui tingkat kepatuhan wajib pajak dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya penulis melihat dari pencapaian target

dan realisasi penerimaan. Jika target penerimaan belum terealisasi, maka hal

ini disebabkan karena masih ada wajib pajak yang belum mengetahui akan

pemahaman perpajakan sehingga mereka masih melalaikan kewajibannya

dalam membayar pajak dan kurangnya sosialisasi dari Kantor Pelayanan

Pajak.

35
Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi 2008,(Yogyakarta:Andi Offset,2008).h.32
33

14. Sikap Wajib Pajak

Sikap adalah pernyataan evaluatif baik yang menguntungkan atau

tidak tentang objek, orang atau peristiwa.36 Berdasarkan pengertin tersebut

sikap wajib pajak dapat diartikan sebagai pernyataan atau pertimbangan

evaluatif dari wajib pajak, baik menguntungkan maupun tidak

menguntungkan mengenai objek, orang, atau peristiwa.37

Apabila wajib pajak merasa keadilan pajak telah diterapkan kepada

semua wajib pajak dengan tidak membedakan perlakuan wajib pajak badan

dengan perorangan. Wajib pajak besar dengan wajib pajak kecil dalam artian

bahwa semua wajib pajak diperlakukan secara adil maka setiap wajib pajak

cenderung untuk menjalankan kewajibannya.

15. Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan

perpajakan adalah perihal pajak. Sehingga kesadaran perpajakan adalah

keadaan mengetahui atau mengerti perihal pajak. Kesadaran perpajakan

adalah kerelaan memenuhi kewajibannya, termasuk rela memberikan

kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi pemerintah dengan cara membayar

pajaknya.

36
Robbinson Stephen. P.”Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi,Aplikasi”.(Jakarta
:Prehalindo,2001), h.11
37
Hardika, “Pengaruh Lingkungan dan Moral Wajib Pajak terhadap Sikap dan Kepatuhan
Wajib Pajak pada Hotel Berbintang di Provinsi Bali, Disertasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
34

Kesadaran Perpajakan berkonsekuensi logis untuk wajib pajak, yaitu

kerelaan wajib pajak memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi

perpajakan, dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu

dan tepat jumlah.38

16. Penerimaan Pajak

Realisasi penerimaan pajak adalah penerimaan yang berasal dari

wajib pajak yang berhasil dihimpun oleh Dinas Pendapatan Daerah.

Pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian kewajiban dan

peran serta wajib pajak yang secara langsung dan bersama-sama

melaksanakan kewajiban perpajakan yang diperlukan untuk pembiayaan

negara dan pembangunan nasional.

Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan penerimaan negara yang

digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan,

Pajak sebagai motor penggerak kehidupan ekonomi masyarakat.39

17. Pajak dalam Perspektif Ekonomi Islam

Zakat pada fase mekah, ketika rasul belum hijrah, tidak ada batasan

besaran harta yang wajib untuk dikeluarkan zakatnya. Semuanya

dikembalikan kepada kesadaran dan kerellaan orang islam itu sendiri.

38
Tarjo dan sawarjuwono tjiptohadi. “Kepercayaan Wajib Pajak terhadap Fiskus, Kesadaran
Wajib Pajak terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa Akuntansi dan Kepatuhan Wajib
Pajak”. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan Bisnis Volume 3 Nomor 2, Agustus 2005.
39
Waluyo. Perpajakan Indonesia, (Jakarta:Salemba Empat,2002), h.5
35

Baru pada tahun kedua hijrah ditetapkan besaran dan jumlah harta,

serta jenis harta yang harus dikeluarkan zakatnya.40

Seperti halnya zakat yang merupakan rukun Islam, umat Islam

mengenal pajak dengan sebutan Kharaz (pajak bumi atau

tanaman),Usyur (pajak perdagangan), Jizyah (pajak jiwa terhadap non-

muslim yang hidup dalam naungan negara Islam). Seperti dalam

halnya ayat Al-Quran surat At Taubah ayat 29 :

          

         

        

29. perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak

(pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa

yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan

agama yang benar (agama Allah), (Yaitu orang-orang) yang diberikan

Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan

patuh sedang mereka dalam Keadaan tunduk.

Berbicara Kharaj di era modern, model pemungutan seperti yang

dicontohkan Nabi SAW dan para sahabat meskipun berbeda, pajak

bersumber dari kebijakandan Ijtihad pemerintah (Uli al-amri). Dan

40
Sabiq,Fikih Sunnah.(Bandung : PT. Al-Ma;rif),1990
36

tentunya jika keputusan pemerintah tersebut tidak bertentangan dengan

ajaran agama seperti tertera pada surat An-Nisa ayat 59 :

        

           

         

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya),
dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang
sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Ulil Amri mempunyai wewenang untuk mengatur dan menentukan


kewajiban pajak tersebut. Di saat pemerintah tidak membutuhkan dana dari
rakyat karena ekonomi negara yang cukup stabil, maka pemerintah bisa saja
tidak memungut pajak kecuali seperlunya saja. Namun lain halnya jika kondisi
bangsa sangat tertinggal dan memerlukan dana besar demi lancarnya
pembangunan, maka wajib bagi negara itu untuk menerapkan pajak demi
kemaslahatan bangsa secara keseluruhan.
37

Dan pada ayat lain yang menjelaskan tentang pendistribusian pajak


kepada yang berhak yaitu pada surat At- Taubah ayat 60 :

          

               

60. Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-


orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dalam hadist pula disebutkan tentang pembayaran zakat serta


pendistribusiannya yaitu, Bahwa Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya Allah
telahmewajibkan zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya
diantara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir diantara mereka” H.R
Bukhari.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian

suatu penelitian. Sesuai dengan judul yang ada maka dalam penelitian ini

terdapat dua variabel, untuk lebih jelasnya perhatikan tabel definisi operasional

variabel di bawah ini :


38

Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Pengertian Indikator

Kesadaran Wajib Wajib pajak yang 1. Kesadaran wajib


Pajak (X1) menjalankan perpajakan pajak terhadap
sesuai ketentuan perpajakan kewajiban
yang berlaku. membayar pajak
2. Kesadaran wajib
pajak terhadap
tujuan pemungutan
pajak.
3. Kesadaran wajib
pajak terhadap
kebijakan pajak.
4. Kesadaran wajib
pajak untuk
memberikan
informasi.

Pengetahuan Pengetahuan tentang tata cara 1. Pengetahuan wajib


Perpajakan (X2) membayar pajak pajak terhadap
fungsi pajak.
2. Pengetahuan wajib
pajak terhadap
peraturan pajak.
3. Pengetahuan wajib
pajak terhadap
pendaftaran
sebagai wajib
pajak.
4. Pengetahuan wajib
pajak terhadap tata
cara pembayaran
pajak.
5. Pengetahuan wajib
pajak terhadap tarif
pajak.

Sikap wajib pajak Reaksi terhadap peraturan 1. Sikap wajib pajak


(X3) pajak terhadap pelayanan
pajak.
39

2. Sikap wajib pajak


terhadap sanksi
pajak.
3. Sikap wajib pajak
terhadap peraturan
pajak yang
berlaku.
4. Sikap wajib pajak
terhadap
administrasi pajak.

Kepatuhan wajib Kepatuhan dalam membayar 1. Membayar pajak


pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan. tepat pada
membayar pajak waktunya.
bumi dan bangunan 2. Membayar pajak
(Y) tanpa adanya
pemaksaan.
3. Kewajiban
terhadap kepatuhan
wajib pajak.
4. Kepatuhan
terhadap sanksi
pajak.
5. Melaporkan
informasi yang
diperlukan.41

E. Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dari dalam

tabel di bawah ini.

41
Bayu Ageng Wahyu Purnomo, “Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak,dan Pengetahuan
perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Memabayar Pajak Bumi dan Bangunan”. (Skripsi
program S1 UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011) h. 69
40

Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Penelitian Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan
Suryadi Model Variabel 1. Objek Kesadaran dan
(2006) Hubungan independen penelitian pelayanan tidak
Kausal terkait tentanng Wajib Pajak berpengaruh
Kesadran, kepatuhan wajib di Wilayah secara
Pelayaran, pajak. Jawa Timur. signifikan,sedang
Kepatuhan 2. Teknik kan kepatuhan
Wajib Pajak analisis wajib pajak
dan structural berpengruh
Pengaruh equation terhadap kinerja
Terhadap modeling penerimaan.
Kinerja (SEM) dan
Penerimaan Uji Beda Dua
Pajak Rata-rata
(t-Test)

Zakiyah M. Pengaruh 1. Variabeindep 1.Variabel Tentang pengaruh


Sahab Penghasilan enden terkait independen secara signifikan
dan Pajak dan tentang penagihan antara Penaagihan
Hantoro Surat Paksa penagihan pajak dan Pajak dan Surat
Arief Terhadap pajak. surat paksa Paksa Pajak
Gisijanto Penerimaan 2. Variabel pajak. dengan
(2008) Pajak dependen 2. Metode Penerimaan Pajak
Penghasilan penerimaan penelitian Penghasilan
Badan pajak. dengan Badan di KPP
survey di Pratama Kanwil
KPP Pratama DJP Jakarta
DKI Jakarta Pusat.
Pusat.
3. Uji hipotesis
dengan
analisis
taksiran
koefisien
jalur.

Nur Pengaruh 1. Penghasilan 1. Metode 1. Penghasilan


Imaniyah Penghasilan Wajib Pajak penelitian Wajib Pajak
dan dan 2. Pengetahuan hukum berpengaruh
Bestari Dwi Pengetahuan Perpajakan empiris terhadap
Handayani Perpajakan 3. Kepatuhan dengan cara kepatuhan
(2008) Terhadap Membayar observasi dan membayar
Kepatuhan PBB wawancara. PBB
41

Wajib Pajak 2. Metode 2. Pengetahuan


dalam analisis perpajakan
Membayar secara berpengaruh
PBB di kualitatif . terhadap
Kelurahan kepatuhan
Tegalrejo membayar
Kota PBB
Pekalongan

Astri Fika Pengaruh 1. Variabel 1. Variabel Terdapat


Agusti Tingkat independen kontrol pengaruh yang
dan Kepatuhan maupun penghasilan positif dan
Vinola Wajib Pajak dependen. kena pajak signifikan antara
Herawati Badan 2. Menggunakan (PKP). kepatuhan Wajib
(2009) terhadap analisis 2. Objek Pajak Badan
penerimaan regesrasi penelitian terhadap
wajib pajak berganda. Uji wajib pajak peningkatan
yang asumsi pada KPP penerimaan pajak
dimoderasi Klasik uji t Pratama pada KPP.
oleh dan uji f. Grogol. Namun
pemeriksaan Petamburan. pemeriksaan tidak
pajak pada 3. Menggunakan dapat membuat
KPP Pratama uji hubungan antara
autokolerasi kepatuhan Wajib
dalam Pajak Badan dan
pengujian peningkatan
asumsi pemeriksaan
klasik. pajak semakin
4. Menggunakan baik.
uji BLUE.

Sumber : diolah dari berbagai referensi 2017

F. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir dimaksudkan untuk menjelaskan, mengungkapkan

dan menentukan persepsi-persepsi keterkaitan antara variabel yang akan diteliti.


42

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Kesadaran Wajib
Pajak(X1) Kepatuhan Wajib
Pajak dalam
Pengetahuan
Membayar Pajak
Perpajakan(X2)
Bumi dan Bangunan
Sikap Wajib (Y)
Pajak(X3)

Keterangan :

X1 (Variabel Independen) : Kesadaran Wajib Pajak

X2 (Variabel Independen) : Pengetahuan Wajib Pajak

X3 (Variabel Independen) : Sikap Wajib Pajak

Y (Variabel Dependen) : Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar

Pajak Bumi dan Bangunan

G. Hipotesis

Berdasarkan dari penelitian tersebut, maka tingkat kepatuhan wajib pajak

berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan pajak. Sehingga dalam penelitian

ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

pembayaran pajak bumi dan bangunan.


43

Ha : Pengetahuan Perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

pembayaran pajak bumi dan bangunan.

Ha : Sikap Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

pembayaran pajak bumi dan bangunan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian


1. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field

rerserch) yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan dalam kancah yang

sebenarnya.42Hakikatnya penelitian lapangan adalah penelitian yang

dilakukan dengan menggali data yang bersumber dari lokasi atau lapangan

penelitian.Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang bersifat

induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka-angka

(score nilai) atau pertanyaan-pertanyaan yang dinilai dan dianalisis dengan

analisis statistic. Untuk menjawab persoalan yang dirumuskan, dibutuhkan

suatu metode penelitian, karna merupakan aspek yang penting dalam

penelitian. Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data atau informasi

dengan cara membaca, mengutip, dan menyusun nya berdasarkan dengan

data-data yang telah diperoleh dalam penelitian. Data yang dibutuhkan dapat

diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya yakni pihak-pihak yang terkait

dengan wajib pajak.

42
Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Riset Sosial, (Jakarta: Mandar Maju, 1996), h. 3
45

Selain penelitian lapangan tersebut data juga didukung oleh

penelitian pustaka (liberali research) untuk mengumpulkan data-data dan

informasi yang dibutuhkan yang dapat berasal dari buku, ataupun referensi-

referensi lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.

2. Sifat Penelitian

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif yaitu jenis

penelitian survei yang mana sifat penelitian ini untuk menggambarkan atau

mengambil data sesuai keadaan yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian

ini, pengertian deskriptif yang penulis maksudkan adalah suatu penelitian

yang mengambarkan bagaimana perkembangan pendapatan pajak bumi dan

bangunan di kota Bandar Lampung.

B. Sumber Data

Dalam penulisan skripsi ini data yang penulis peroleh berasal dari data

primer dan data skunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dalam

penelitian yang dilakukan di lapangan guna mendapatkan data secara

langsung dari Kuesioner yang dibagikan kepada wajib pajak PBB kota

Bandar Lampung Kecamatan Sukabumi.


46

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau yang digunakan oleh

organisasi bukan pengelolanya.43 Data sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari buku-buku terkait

tentang pajak terutama pajak bumi dan bangunan, serta data lainnya yang

dapat membantu ketersediaan data yang relevan dengan tema penelitian ini,

Dalam hal ini yang menjadi data sekunder adalah pihak Dinas Pendapatan

Daerah Kota Bandar Lampung.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menghimpun data dilokasi penelitian penulis mengunakan

beberapa metode diantara nya adalah sebagai berikut :

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki.44 Dalam observasi penelitian melakukan penelitian langsung pada

objek yang akan diteliti yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar

Lampung.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara (interview) adalah metode atau cara

pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung

43
Soeratno,Lincolin Arsyad, Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis, (Yogyakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN, 2008), h. 71
44
Ibid, h. 52
47

dengan responden) .45bentukan wawancara yang dipakai adalah wawancara

bebas dan wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas adalah proses

wawancara dimana interview tidak secara langsung mengarahkan tanya

jawab pada pokok-pokok persoalan dari fokus penelitian.46Sedangkan

wawancara bebas terpimpin adalah kombinasi dari wawancara bebas dan

wawancara terpimpin. Jadi proses wawancara hanya pokok-pokok masalah

dari yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung

mengikuti situasi.47Penulis menggunakan metode ini sebagai metode pokok

untuk memperoleh data dari lokasi penelitian terutama yang berkaitan

dengan pajak bumi dan bangunan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah kumpulan fakta dan data yang tersimpan

dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan berupa catatan harian, sejarah kehidupan,

cerita biografi, peratuan, kebijakan. Dokumen gambar berupa foto, gambar

hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya dapat berupa

gambar, patung, film, dan sebagainya. Studi dokumen merupakan metode

pelengkap dari penggunaan metode observasi wawancara. Hasil penelitian

45
Ibid, h. 83
46
Igusti Bagus Rai Utama Dan Ni Made Eka Mahadewi, Metodelogi Penelitian Pariwisata
DanPerhotelan,(Yogyakarta: Cv Andi Offset), h. 64
47
Ibid, h. 65
48

observasi dan wawancara akan kredibel jika didukung oleh adanya

dokumentasi.

d. Kuesioner

Dalam penelitian ini penulis memberikan kuesioner kepada

masyarakat kota Bandar Lampung kecamatan sukabumi. Pengukuran

kuesioner variabel independen (X) yaitu kepatuhan wajib pajak, pada

penelitian ini menggunakan skala linkert dimana sub variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

menjadi tolak ukur untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Jawaban dari setiap item yang menggunakan

skala linkert mempunyai gradiasi positif hingga sangat negatif. Sementara

untuk keperluan analisis kuantitatif diberikan skor sebagai berikut:48

1. Sangat setuju (SS) diberi skor 5

2. Setuju (S) diberi skor 4

3. Ragu-Ragu (RR) diberi skor 3

4. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

5. Sangat Tidak Setuju (TSS) diberi skor 1

48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ; Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung : Alfabeta, 2013) h. 93
49

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.49 Populasi dalam penelitian ini keseluruhan wajib pajak

PBB-P2 Kecamatan Sukabumi yakni berjumlah 18.412 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian wakil populasi yang diteliti.50 Menurut

Arikunto, “apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka

sampel yang diambil adalah semuanya,namun apabila populasi penelitian

berjumlah lebih dari 100 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-

25% atau lebih”. Dalam menetapkan besarnya sampel (sample size) dalam

penelitian ini didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh Slovin

dan Husein Umar sebagai berikut:51

n=
1+ ( )
.
n= ( , )
.

.
n= . ( . )

49
Ibid, h. 117
50
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, (Jakarta :
Rineka Cipta, 2010), h. 174
51
Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi 11, (Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada, 2013), h. 78
50

.
n= ,

.
n= = 99,45 = 100
,

Jadi, jumlah sampel yang di gunakan dalam penelitian ini

berjumlah 100 orang. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel

penelitian ini adalah Simple Random Sampling yaitu teknik penentuan

sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada

dalam populasi itu.52

E. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

Setelah keseluruhan data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah

penulis menganalisis data tersebut agar dapat ditarik kesimpulan. Analisis data

merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil interview,

observasi dan sebagainya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang

kasus yang diteliti dan menyajikan sebagai temuan orang lain. Dalam

manganalisis data penulis menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan

penelitian studi kasus yang dipergunakan untuk mengumpulkan, mengolah, dan

kemudian menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah

mendapat gambaran mengenai objek dari penelitian tersebut. Deskriptif

kuantitatif dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu menganalisis

pengaruh antar variabel.

52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ; Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung : Alfabeta, 2016), h. 120
51

Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian, peneliti

melakukan uji coba instrumen terhadap 30 responden untuk mendapatkan item

pertanyaan yang valid dan reliabel dalam mengukur variabel penelitian. Data

hasil uji coba tersebut selanjutnya diuji dengan menggunakan Uji Validitas dan

Uji Reliabilitas.

Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan melihat nilai koefisien

korelasi Pearson Product Moment, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan

melihat nilai Crombachs Alpha masing-masing instrumen.Selanjutnya, setelah

diperoleh data penelitian, data dianalisis secara deskriptif maupun

kuantitiatif.Selanjutnya, setelah diperoleh data penelitian, data dianalisis secara

deskriptif maupun kuantitatif.

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara

deskriptif dan inferensial. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui

gambaran Ketaatan Wajib Pajak terhadap Pembayaran Pajak Bumi dan

bangunan, sedangkan analisis inferensial yang berupa analisis regresi linear

berganda akan digunakan untuk mengetahui pengaruh Ketaatan Wajib Pajak

terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a. Validitas

Dalam uji validitas dengan menggunakan korelasi Pearson

Product Moment, jika r hitung > r tabel dan nilai positif maka butir atau

pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Jika r hitung < r


52

tabel maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan tidak

valid.53

Jumlah sampel dalam uji coba instrumen penelitian ini adalah

sebanyak 100 responden, sehingga nilai R tabel yang akan

diperbandingkan dengan nilai R hitung masing-masing item pertanyaan

adalah sebesar 0,1946 (R tabel pada n = 100 dan taraf signifikan 0,05.54

b. Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah instrumen untuk mengukur ketepatan,

keterandalan, cinsistency, stability, atau dependability terhadap alat ukur

yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan reliabilitas atau dapat

dipercaya, apabila alat ukur yang digunakan stabil, dapat diandalkan,

dan dapat digunakan dalam peramalan. Artinya, data yang dikatakan

reliabilitas adalah alat ukur yang digunakan bisa memberikan hasil yang

sama walaupun digunakan berkali-kali oleh peneliti yang berbeda.

Dalam penelitian ini digunakan uji reliabilitas dengan rumus

Crombacs Alpha.Dalam Uji Reliabilitas dengan Crombachs

Alpha,instrumen penelitian dinyatakan reliabel jika memiliki nilai

crombach’s alpha> 0,6.55

53
Imam Ghozali,Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat
(Semarang : Universitas Diponegoro : 2009), h. 85
54
Moh. Pabundu Tika, Metode Riset Bisnis, (Yogyakarta : Bumi Aksara, 2006), h. 65
55
Imam Ghozali,Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Cetakan Keempat
(Semarang: Universitas Diponegoro : 2006)
53

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriftif digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskrifsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi

(tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriftif

dalam analisisnya.

3. Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan

asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas yaitu bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal.56 Residual berdistribusi normal bila tingkat signifikannya lebih

besar dari 0,05 model regresi yang baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah model regresi

ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode

56
Ibid,h. 110
54

sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak adanya

masalah autokorelasi.57

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedistisitas merupakan uji yang bertujuan apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari rersidual satu

pengamatan ke pengamatan yang disebut homokedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang

homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.58

4. Uji Model Regresi

a. Uji T

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh parsial

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.t-test bertujuan

untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen.59

b. Uji F

Uji hipotesis (F- test) bertujuan untuk mengetahui bersama-sama

variabel independen terhadap variabel dependen).60Dalam pengujian ini

dilakukan untuk menguji linieritas atau keabsahan persamaan regresi.

Hasil uji F menunjukan tingkat signifikan < 0,05, artinya apabila

57
Duwi Priyatno, SPSS Handbook, Cetakan Pertama(Yogyakarta : Mediakom : 2016). h.133
58
Ibid, hlm. 105
59
Agung Nugroho Bhuono, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS.(Yogyakarta: ANDI), h. 54
60
Ibid, h. 53
55

signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima. Apabila terdapat pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Sebaliknya,

jika tingkat signifikan F atu F signifikan > 0,05 maka hipotesis di tolak.

Melakukan perhitungan sesuai dengan pendekatan statistika yang

dipergunakan, yaitu dengan menggunakan analysis of variance

(ANOVA) pada program SPPS.

c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menjelaskan besar pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi merupakan

nilai RSquare yang terdapat pada tabel Model Summary hasil analisis

regresi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Kecamatan Sukabumi

Kecamatan Sukabumi adalah salah satu kecamatan yang berada di

Kota Bandar Lampung. Kecamatan Sukabumi didirikan pada tanggal 27 Agustus

1990, berdasarkan keputusan Kepala Daerah TK I Provinsi Lampung

No.G/305/B.II/HK/1990 tentang pembentukan Kecamatan Pembantu Daerah TK

I Provinsi Lampung. Pada tahun 1991 Kecamatan Sukabumi mendapat pinjaman

bangunan dengan luas bangunan 3x6 meter. Melalui dana APBD TK I Provinsi

Lampung tahun 1994 kemudian dibangun kantor dengan luas bangunan 10x20

meter dan pada tanggal 2 Januari tahun 1995 gedung Kecamatan Sukabumi

diresmikan. Berdasarakan data yang ada Luas wilayah Kecamatan Sukabumi saat

ini 271 Hektar dan berbatasan dengan beberapa Kecamatan yang ada di Kota

Bandar Lampung.

Tabel 4.1
Batas Wilayah Kecamatan Sukabumi

Sumber: Kantor Kecamatan Sukabumi


57

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dibahas mengenai gambaran karakteristik

responden yang Umur, Pekerjaan, Berapa lama responden tinggal di

kediaman rumahnya . Gambaran umum responden dalam penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Umur

Umur disini adalah berapa usia responden tersebut. Berikut tabel

distribusi responden menurut umur.

Tabel 4.2
Distribusi Responden berdasarkan Umur
Umur Frekuensi Presentase
20-30 Tahun 9 9%
31-40 Tahun 22 22%
41-50 Tahun 49 49%
>50 Tahun 20 20%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden pada

penelitian ini terbagi dengan beberapa tingkat usia dengan tingkat usia

tertinggi pada usia 41-50 tahun sebanyak 49 orang atau 49% . Untuk

umur 20-30 tahun sebanyak 9 orang, 31-40 Tahun 22 orang dan

responden yang berumur >50 tahun sebanyak 20, dengan demikian dapat

diketahui bahwa responden dengan umur terbanyak adalah 41-50 tahun

berjumlah 49 orang.
58

b. Pekerjaan

Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah golongan tenaga kerja

yaitu angkatan kerja yang bekerja dan mempunyai penghasilan.

Tabel 4.3
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Presentase
Wiraswasta 64 64%
Buruh 14 14%
PNS 22 22%
Total 100 100%
Sumber : Data Primer 2017 (Diolah)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 100 orang yang

menjadi responden sebanyak 64 orang atau 64% bekerja sebagai

Wiraswasta, menjadi Buruh sebanyak 14 orang atau 14% dan untuk

pekerjaan sebagai PNS sebanyak 22 orang atau 22%, dengan demikian

dapat diketahui bahwa pekerjaan wiraswasta adalah pekerjaan yang

paling banyak dalam penelitian berjumlah 64 orang.

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarakan Lamanya Bangunan
Rumah Frekuensi Presentase
5 Tahun 7 7%
6-10 Tahun 29 29%
>10 Tahun 64 64%
Total 100 100%
Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 100 responden

yang diteliti tentang seberapa lamanya bangunan rumah maka dapat

disimpulkan bahwa 64% atau sebanyak 64 orang dari responden telah


59

menempati rumah berumur lebih dari 10 tahun, dan untuk responden yang

menempati rumah berumur 5 tahun sebanyak 7 orang atau 7%. Untuk

responden yang telah menempati rumah berumur 6-10 tahun sebanyak 29

orang atau 29%, dengan demikian jumlah terbanyak adalah rumah

berumur lebih dari 10 tahun dengan jumlah 64 orang.

2. Deskripsi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden sebelum mengalami pengolahan data,

penulis akan menyampaikan hasil ditribusi jawaban responden berdasarkan

pembagiannya: variabel Kesadaran, variabel Pengetahuan, Variabel Sikap,

Variabel Kepatuhan Wajib Pajak.

Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya dalam

penelitian ini menggunakan skala linkert dan untuk keperluan analisis

kuantitatif diberikan skor sebagai berikut:

a. Sangat setuju (SS) diberi skor 5


b. Setuju (S) diberi skor 4
c. Ragu-ragu (R) diberi skor 3
d. Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
60

Tabel 4.5
Rasio kepatuhan Wajib Pajak PBB
Kepatuhan Wajib Pajak Rasio (%)
Sangat Patuh >100
Patuh 90-100
Cukup Patuh 80-90
Kurang Patuh 60-80
Tidak Patuh <60

Dari tabel diatas rasio dibutuhkan untuk sebuah pengukuran seberapa

patuh Wajib Pajak dalam pembayaran PBB

Tabel 4.6
Tingkat Kepatuhan WP PBB Kecamatan Sukabumi Tahun 2014-2016

Tahun Target Realisasi Persentase


Penerimaan Penerimaan
PBB (Rp) PBB (Rp)
2014 502.155.631 391.394.870 77.94
2015 536.474.441 460.135.616 85.77
2016 682.952.700 589.738.885 86.43

Sumber : Kantor Kecamatan Sukabumi (2017)

Pada tabel diatas menunjukan bahwa Wajib Pajak PBB pada tahun

2015-2016 dinilai cukup patuh dalam membayar pajak PBB dengan

persentase pada tahun 2015 sebesar 85.77% dan pada tahun 2016 sebesar

86.43%,
61

Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Kesadaran Wajib Pajak (X1)

Sumber : Data primer 2017 (Diolah)

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa tanggapan responden


sebagian besar setuju. Untuk tanggapan pernyataan X1.1 yaitu saya
membayar pajak karena sadar merupakan kewajiban saya sebagai warga
negara yang baik 41% mengatakan sangat setuju, pada pernyataan X1.4
yaitu Pajak Bumi dan Bangunan dipergunakan sebagai sumber pendapatan
daerah 34% mengatakan sangat setuju, pada pernyataan X1.2 yaitu Saya
62

berkeyakinan pemungutan pajak hasilnya akan kembali ke masyarakat 25%


mengatakan setuju.
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Pengetahuan Perpajakan (X2)

Sumber : Data primer 2017 (Diolah)

Berdasarkan diatas diatas dapat disimpulkan beberapa

pernyataan responden Dengan membayar pajak maka fasilitas umum

menjadi lebih baik. Sebanyak 53 orang atau sebesar 53% dari jumlah

responden mengatakan setuju untuk pernyataan X2.2 lalu Saya mengerti

bagaimana mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, Untuk pertanyaan X2.5

sebanyak 52% mengatakan setuju, lalu Saya paham dan mengerti tarif pajak
63

yang akan saya bayar X2.7 sebesar 52% dari jumlah responden mengatakan

setuju dan untuk pernyataan X2.3 yaitu Dengan membayar pajak, saya bisa

menikmati sarana dan prasarana sebagai kebutuhan umum sebanyak 50

orang atau 50% mengatakan setuju.

Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Sikap Wajib Pajak (X3)

Sumber : Data primer 2017 (diolah)

Dari Tabel diatas tentang pendapat responden. Pada pernyataan

X3.5 tentang. Saya membayar pajak berdasarkan tarif pajak sebanyak 66


64

orang atau sebesar 66% mengatakan setuju. Pada pernyataan X3.4

tentang Saya melunasi pajak bumi dan bangunan tepat pada waktunya

untuk menghindari sanksi denda 54 orang atau 54% mengatakan setuju.

Pada pernyataan X3.3 tentang Saya membayar pajak karena adanya

sanksi dan denda 52 orang atau 52% mengatakan setuju.

Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar
Pajak Bumi dan Bangunan (Y)

Sumber : Data primer 2017 (Diolah)


65

Berdasarkan tabel diatas, untuk pernyataan Y1.5 tentang

Keterlambatan dalam membayar pajak bumi dan bangunan akan

dikenakan sanksi sebanyak 65 orang atau 65% mengatakan setuju. Untuk

pernyataan Y1.1 tentang Saya membayar pajak bumi dan bangunan

dengan tepat waktu 53 orang atau 53% mengatakan setuju. Untuk

pernyataan Y1.4 yaitu Sanksi denda pajak bumi dan bangunan memacu

saya untuk membayar pajak tepat waktu sebanyak 53 orang atau 53%.

C. Analisis Data

1. Uji Kuisioner

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur ketetapan suatu item

dalam kuesioner atau skala yang ingin diukur. Dalam penentuan valid

atau tidaknya item digunakan, kegatan yang harus dilakukan adalah

dengan membandingkan rhitung dengan rtabel dimana tarif signifikansi yang

digunakan adalah 0,05 dengan N=100. Untuk mengetahui tingkat

validitas tersebut, maka akan dilakukan terlebih dahulu uji statistik

dengan menggunakan SPSS 23, adapun hasil outputnya dapat dilihat dari

tabel dibawah ini:


66

1) Kesadaran

Tabel 4.11
Ringkasan Hasil Uji Validitas Kesadaran (X1)

No R Hitung R Tabel Keterangan


(0.05)
1 0.813 0.1946 Valid
2 0.773 0.1946 Valid
3 0.807 0.1946 Valid
4 0.659 0.1946 Valid
5 0.757 0.1946 Valid
6 0.743 0.1946 Valid
Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)
Dapat dilihat bahwa berdasarkan diatas, secara keseluruhan

item pertanyaan pada variabel X1 dapat dinyatakan valid karena

seluruh item pernytaaan memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari rTabel

yaitu sebesar 0.1946.

2) Pengetahuan

Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Uji Validitas Pengetahuan (X2)

No R Hitung R Tabel Keterangan


(0.05)
1 0.762 0.1946 Valid
2 0.716 0.1946 Valid
3 0.694 0.1946 Valid
4 0.758 0.1946 Valid
5 0.692 0.1946 Valid
6 0.725 0.1946 Valid
7 0.685 0.1946 Valid
Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)
67

Dapat dilihat bahwa berdasarkan tabel diatas, secara

keseluruhan item pertanyaan pada variabel X2 dapat dinyatakan valid

karena seluruh item pernytaaan memiliki nilai rhitung yang lebih besar

dari rTabel yaitu sebesar 0.1946.

3) Sikap

Tabel 4.13
Ringkasan Hasil Uji Validitas Sikap (X3)

No R Hitung R Tabel Keterangan


(0.05)
1 0.690 0.1946 Valid
2 0.654 0.1946 Valid
3 0.674 0.1946 Valid
4 0.707 0.1946 Valid
5 0.699 0.1946 Valid
6 0.473 0.1946 Valid

Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)


Selanjutnya dapat dilihat berdasarkan tabel diatas, secara

keseluruhan item pertanyaan pada variabel X3 dapat dinyatakan valid

karena seluruh item pernytaaan memiliki nilai rhitung yang lebih besar

dari rTabel yaitu sebesar 0.1946.


68

4) Kepatuhan

Tabel 4.14
Ringkasan Hasil Uji Validitas Psikologi (Y)

No R Hitung R Tabel Keterangan


(0.05)
1 0.629 0.1946 Valid
2 0.794 0.1946 Valid
3 0.681 0.1946 Valid
4 0.645 0.1946 Valid
5 0.532 0.1946 Valid
6 0.526 0.1946 Valid
Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)

Untuk Variabel X4 dinyatakan bahwa keseluruhan variabel

penelitian mempunyai nilai Rhitung>Rtabel seihngga dapat dikatakan

bahwa seluruh variabel X4 dinyatakan lulus uji Validitas.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat

ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukurannya diulang. Dalam hal ini uji reabilitas

dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan

kriteria bahwa tingkat alpa dihitung lebih besar dari koefisien Alpha

Cronbach’s sebesar 0,60 maka data yang diujikan memiliki tingkat

reabilitas yang baik. Adapun pengukuran tingkat alpha dilakukan dengan


69

menggunakan program SPSS 23. Adapun hasil dari perhitungannya dapat

terlihat pada tabel hasil output SPSS 23 dibawah ini:

Tabel 4.15
Ringkasan Uji Reabilitas

Cronbach
Cronbach
No Variabel Alfa yang Keterangan
Alpa
diisyaratkan
1 Kesadaran 0.790 < 60% Reliabel
2 Pengetahuan 0.778 < 60% Reliabel
3 Sikap 0.758 < 60% Reliabel
4 Kepatuhan 0.755 < 60% Reliabel
Sumber: Data diolah dari responden 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach

Alpha < 60 maka setiap variabel yang diujikan memiliki tingkat reabilitas

yang baik. Sehingga dapat diambil keputusan bahwa instrumen tersebut

reabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistik harus dipenuhi

pada analisis berganda dalam hal ini penulis mengambil sistem pengolahan

datanya menggunakan Eview- 8 untuk mengolah data. Tujuan uji asumsi

klasik adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang

didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.

Hal ini juga merupakan salah satu keilmuan yang diperoleh penulis dalam
70

perkuliahan. Adapun uji asumsi klasik yang penulis maksud sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak. Untuk itu data yang telah ada

sebenarnya harus memenuhi persyaratan normalitas, alat uji yang

digunakan adalah uji Jarque-Bera. Dalam uji Normalitas menggunakan

metode Jarque-Bera untuk melihat apakah niali residual variabel

mempunyai sebaran distribusi yang normal atau tidak adalah dengan

membandingkan probabiliti jarque-bera yang harus lebih besar

dibandingkan dengan nilai alpha yaitu 0.05 atau 5%. Hasil analisi

terhadap asumsi normalitas disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.16
Uji Normalitas

12
Series: RESID
Sample 1 100
10 Observations 100

8 Mean -8.17e-16
Median 0.743497
Maximum 7.048997
6 Minimum -8.540897
Std. Dev. 3.323489
Skewness -0.451190
4
Kurtosis 2.917745

2 Jarque-Bera 3.421065
Probability 0.180770
0
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6

Data: Data Primer 2017 (Diolah)


71

Dalam uji Normalitas ini yang kita lihat untuk menentukan

suatu variabel lulus uji Normalitas atau tidak adalah dengan

membandingkan nilai Probability JB dengan nilai alpha 0.05 (5%). Dari

hasil uji dapat kita lihat pada tabel diatas bahwa nilai Probability JB

bernilai 0.1807 (18.07%). Hal tersebut mengartikan bahwa nilai

probability JB diatas 0.05(5%) yang berarti bahwa nilai residual variabel

terdistribusi normal. Sehingga model regresi dapat digunakan untuk

pengujian hipotesis.

b. Uji Autokolerasi

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada

periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Autokorelasi dapat

dideteksi dengan menggunakan nilai Durbin Witson dan metode

Brusch-Godfrey atau LM (Lagrange Multiplier) Test. Namun dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode Breusch-Godfrey. Hasil

analisis terhadap asumsi Autokorelasi disajikan dalam tabel berikut :


72

Tabel 4.17
Uji Autokolerasi

Sumber Data: Data Primer 2017 (Diolah)


Dari Tabel diatas dapat kita lihat bahwa nilai prob. F 2,94

yang berarti lebih tinggi dari nilai alpha 0.05(5%) yang berarti tidak

terjadi korelasi

c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengematan kepengamatan yang lain. Jika variance dari

residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisit atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Ada beberapa metode uji heteroskedastisitas yang

dimiliki oleh EViews, seperti : Breusch-Pagan-Godfrey, Harvey,


73

Glejser, ARCH, White dan lain-lain. Namun dalam penelitian ini

digunakan metode ARCH. Dinyatakan lulus uji Heteroskedesitisitas

apabila nilai Prob. F hitung lebih besar dari tingkat alpha 0,05 (5%)

artinya tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan apabila nilai Prob. F

hitung lebih kecil dari dari tingkat alpha 0,05 (5%) terjadi

heteroskedastisitas. Hasil analisis terhadap asumsi Heteroskedastisitas

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.18
Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)


74

Dapat dilihat dari masing-masing variabel prob.F 1,97

memiliki probability diatas 0,05 maka dari uji ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji T Statistik

Uji t merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel

bebas secara parsial. Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi

dari veriabel bebas secara individu dalam mempengaruhi variasi dari

variabel terikat. Berikut ini merupakan tabel hasil uji statistic t.

Tabel 4.19
Uji T

Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)

Dari hasil output pengujian data uji t menggunakan aplikasi

Eviews tersebut dapat kita lihat nilai probabiliti masing masing variabel

Kesadaran (X1) sebesar 0.0006, Pengetahuan (X2) sebesar 0.5281, dan


75

Variabel Sikap (X3) sebesar 0.1719. Suatu variabel X berpengaruh

terhadap variabel Y jika nilai probabilitinya dibawah 0,05 (5%). Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel Kesadaran (X1) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak karena

memiliki probabiliti 0.0006, sedangkan Pengetahuan (X2) dan sikap

(X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.

b. Uji F

Pengujian terhadap pengaruh semua variabel independen di

dalam model dapat dilakukan dengan uji simultan (uji F). Uji statistik F

pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Apabila nilai prob. t hitung (ditunjukkan pada

Prob.) lebih kecil dari tingkat kesalahan (alpha) 0,05 (yang telah

ditentukan) maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikatnya, dan sebaliknya. Berikut ini

merupakan tabel hasil uji statistik f.


76

Tabel 4.20
Uji F

Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)


Dari tabel diatas menampilkan asil uji f sehingga kita dapat

mengetahui apakah variabel variabel yang dimasukan dalam

penelitian memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak yaitu

dengan melihat nilai Prob. (F-Statistic). Nilai (F-Statistic) memiliki

nilai sebesar 0.000000 atau dibawah 0.05 sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel Kesadaran, Pengetahuan, dan Sikap secara bersama-

sama dapat mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak.

c. Uji R-Square (Uji R)

Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Atau dapat pula dikatakan

sebagai proporsi pengaruh seluruh variable bebas terhadap variabel

terikat. Semakin besar nilai R-Squared maka semakin besar pula

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini

merupakan tabel hasil uji R-Square.


77

Tabel 4.21
Uji R-Squared

Sumber: Data Primer 2017 (Diolah)


Dari tabel diatas dapat dilihat jika nilai R-Squared nya

mencapai 0,653047 atau sebesar 65%. Jadi kepatuhan wajib pajak

yang berasal dari kesadaran, pengetahuan, dan sikap 65% dan 35%

lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan didalam

penelitian.

D. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

memengaruhi kepatuhan Wajib Pajak terhadap pembayaran pajak bumi dan

bangunan.

1. Hasil Uji Statistik

Dari hasil output pengujian data uji t menggunakan aplikasi Eviews

tersebut dapat kita lihat nilai probablitity masing masing variabel Kesadaran,

Pengetahuan, dan Variabel Sikap. Suatu variabel X berpengaruh terhadap

variabel Y jika nilai probabilitynya dibawah 0,05(5%). Maka dapat


78

disimpulkan bahwa variabel Kesadaran dengan nilai probability 0.0006

dibawah 0,05 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan, sedangkan

Pengetahuan dan sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak.

2. Pajak dalam perspektif Ekonomi Islam

Membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi

merupakan hak dari setiap warga negara untuk ikut berpartisipasi dalam

bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan nasional.

Pendapat yang dikemukakan oleh Qadhi Abu Bakar Ibn al-Aarabi, Imam

Malik, Imam Qurtubi, Imam Syatibi, Mahmud Syaltut, dan lain-lain.

Diperbolehkannya memungut pajak menurut para ulama tersebut di atas,

alasan utamanya adalah untuk kemaslahatan umat, karena dana pemerintah

tidak mencukupi untuk membiayai berbagai “Pengeluaran”, yang jika

pengeluaran itu tidak dibiayai, maka akan timbul kemudaratan. Sedangkan

mencegah kemudaratan adalah juga suatu kewajiban. Sebagaimana kaidah

ushul figh: Ma Layatimmul Wajib illa bihi fahuwa wajib oleh karena itu pajak

tidak boleh dipungut dengan cara paksa dan kekuasaan semata, melainkan

karena ada kewajiban kaum muslimin yang dipikulkan kepada negara, seperti

memberi rasa aman, pengobatan, dan pendidikan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor apa saja yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan

bangunan. Berdasarkan data yang telah terkumpul dan pengujian yang telah

dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel kesadaran terhadap kepatuhan

membayar pajak PBB-P2 dengan hasil Uji T yang menunjukan Probabiliti

sebesar 0.0006, dikatakan berpengaruh jika probability dibawah 0,05.

Sedangkan variabel pengetahuan dan sikap tidak beroengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan

karena dari hasil Uji T menunjukan nilai probabiliti diatas 0,05 yaitu

variabel pengetahuan sebesar 0.5281 dan variabel sikap sebesar 0.1719. Data

hasil koefisien determinasi menunjukan 0.657693 atau 65% berarti variabel

kesadaran, pengetahuan, dan sikap merupakan faktor kepatuhan, dan 35%

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini.

2. Pendapatan negara yang masuk ke negara dalam Islam bersumber pada

pendapatan negara yang dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan

sebagai contoh Zakat, Kharaz, dan Jizyah. Pajak dalam perpspektif Ekonomi

Islam bertujuan untuk kemasalahatan umat, sebagai contoh hasil penerimaan


80

pajak yang dilakukan oleh negara digunakan untuk infrastruktur, pendidikan,

kesehatan, dan pembangunan yang lainya, sehingga dapat dikatakan bahwa

sistem pajak hampir sama dengan zakat yang pendistribusiannya kembali ke

masyarakat.

B. Saran

Implikasi dari hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa

tingkat kepatuhan wajib pajak PBB-P2 didasarkan pada kesadaran, pengetahuan,

dan sikap. Saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis sebagai berikut :

1. Bagi masyarakat bahwa tingkat kesadaran dalam membayar pajak dengan

jujur, transparan, tepat waktu tanpa melampaui batas jatuh tempo

pembayaran, sehingga dapat meningkatkan Realisasi dan target penerimaan

PBB-P2.

2. Dalam Islam pajak bisa dikaitkan dengan zakat karena sistem pemungutan

dan pendistribusian yang hampir sama, maka dari itu bagi wajib pajak sudah

seharusnya sadar akan pembayaran pajak karena merupakan hal yang wajib

untuk dibayar.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat melakukan penelitian yang

lebih dalam lagi masalah sumber keuangan daerah dalam pembangunan

ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan PBB, agar kedepannya semakin

meningkat lagi. Dan diharapkan dapat memberikan hasil yang berkualitas

dengan melakukan data tahun pengamatan yang lebih panjang sehingga hasil
81

penelitian dapat memperluas perkembangan tentang ekonomi pembangunan,

melakukan pengamatan dengan sumber pajak lain yang berpotensi.

4. Penulis, sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi

mengenai pajak bumi dan bangunan, terutama kepatuhan wajib pajak.


DAFTAR PUSTAKA

Abdussalam, Zarkasji Siayasah Maliyah,

Arikunto. Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teori Dan


Praktek. Jakarta: Renika Cipta

Arsyad, Lincolin dan Soeratno. 2008. Metode Penelitian Untuk Ekonomi Dan Bisnis.
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Bayu Ageng Wahyu Purnomo, “Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak,dan


Pengetahuan perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Memabayar Pajak Bumi dan Bangunan”. (Skripsi program S1 UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2011)

Chaizi Nasucha, 1997, "Peranan Informasi Pertanahan Dalam Pengelolaan PBB",


Jurnal Survei dan Propeti Vol. 009 Oktober.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat Semarang : Universitas Diponegoro.

Hakim, Lukman. 2012. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. Bandung: Erlangga

Hardika, “Pengaruh Lingkungan dan Moral Wajib Pajak terhadap Sikap dan
Kepatuhan Wajib Pajak pada Hotel Berbintang di Provinsi Bali, Disertasi,
Universitas Airlangga, Surabaya
Husein,Umar, 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Edisi 11,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Insukindro, 1994, Penerimaan Pajak, Djambatan, Bandung

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodelogi Riset Sosial. Jakarta: Mandar Maju
Mardalis. 2004. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi
Aksara.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta: Andi Offset

Nugroho Bhuono. Agung, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Priyatno, Duwi, 2016, SPSS Handbook, Cetakan Pertama. Yogyakarta : Mediakom

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan ; Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D Bandung : Alfabeta

Supriadi, Dedi. 2013. Ekonomi Mikro Islam. Bandung: Pusaka Setia


Stephen, P. Robbinson. 2001, perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi,
Jakarta : Prehalindo

Tarjo dan sawarjuwono tjiptohadi. “Kepercayaan Wajib Pajak terhadap Fiskus,


Kesadaran Wajib Pajak terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa
Akuntansi dan Kepatuhan Wajib Pajak”. Jurnal Manajemen, Akuntansi, dan
Bisnis Volume 3 Nomor 2, Agustus 2005.

Tika, Moh. Pabundu, 2006. Metode Riset Bisnis, Yogyakarta : Bumi Aksara.

Utama, Igusti Bagus Rai dan Ni Made Eka Mahadewi. Metodelogi Penelitian
Pariwisata Dan Perhotelan. Yogyakarta: Cv Andi Offset

Waluyo,2008,Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba Empat

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Sistem Informasi Akuntansi Pencatatan Pendapatan Daerah – Dinas Pendapatan


Daerah Kota Bandar Lampung

http://www.pajak.go.id/content/belajar-pajak, diakses tanggal 10 april 2017

http://ketentuan.pajak.go.id/index.php?r=aturan/rinci&idcrypt=pJU%3D, diakses
tanggal 7 Juni 2017.
KEMENTRIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


Alama Jln. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung 35131 Telp/Fax. (0721) 703289

BLANGKO KONSULTASI

Nama : Rangga Kemala Intan


NPM : 1351010096
Pembimbing Akademik I : H. Supaijo, S.H,.M.H.
Pembimbing Akademik II : Yulistia Devi, M.S.Ak.
Judul Skripsi : Analisis Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Pembayaran Pajak
Bumi dan Bangunan Kota Bandar Lampung dalam Perspektif Ekonomi Islam Periode 2014-2016
(Studi pada Wajib Pajak PBB-P2 Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung).

No Tanggal Konsultasi Masalah yang dikonsultasikan Paraf


PA I PA II
1

6
7
8
9

10

11
12

13

14

15

16

17

19

20

Bandar Lampung. November 2017.

Pembimbing I Pembahas II

H. Supaijo, S.H.,M.H Yulistia Devi, M.S.Ak.

NIP. 196503121994031002
KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


Alamat : Jl.Letkol H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung 35131 Telp/Fax : (0721) 704030

SURAT PERNYATAAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Rangga Kemala Intan


NPM : 1351010096
Prodi : Ekonomi Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menytakan bahwa skripsi yang berjudul “ Analisis Kepatuhan Wajib Pajak terhadap
Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Kota Bandar Lampung Dalam Perspektif
Ekonomi Islam Periode 2014-2016 (Studi Kasus Wajib Pajak PBB-P2 Kecamatan
Sukabumi Kota Bandar Lampung)” adalah benar-benar merupakan hasil karya
penyusun sendiri, bukan duplikasi ataupun saduran karya orang lain kecuali pada
bagian yang telah dirujuk dan disebutkan didalam Footnote atau daftar pustaka.
Apabila dilain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam karya ini, maka tanggung
jawab sepenuhnya ada pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dapat dimaklumi.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, November 2017

Penyusun

Rangga Kemala Intan

1351010096
1. Uji Validitas

a. Tabel Kesadaran (X1)


Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 TOTAL X1


** ** ** ** ** **
X1.1 Pearson Correlation 1 .641 .590 .559 .510 .437 .813

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
X1.2 Pearson Correlation .641 1 .510 .410 .613 .384 .773

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
X1.3 Pearson Correlation .590 .510 1 .341 .494 .636 .807

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
X1.4 Pearson Correlation .559 .410 .341 1 .406 .417 .659

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
X1.5 Pearson Correlation .510 .613 .494 .406 1 .441 .757

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
X1.6 Pearson Correlation .437 .384 .636 .417 .441 1 .743

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
TOTAL X1 Pearson Correlation .813 .773 .807 .659 .757 .743 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

b. Tabel Pengetahuan (X2)


Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 TOTAL X2


** ** ** ** ** ** *
X2.1 Pearson Correlation 1 .428 .378 .378 .574 .687 .319 .762

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** *
X2.2 Pearson Correlation .428 1 .455 .495 .275 .421 .562 .716

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000


N 100 100 100 100 100 100 100 100
** ** ** ** ** ** *
X2.3 Pearson Correlation .378 .455 1 .589 .411 .347 .357 .694

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** *
X2.4 Pearson Correlation .378 .495 .589 1 .460 .355 .565 .758

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** *
X2.5 Pearson Correlation .574 .275 .411 .460 1 .421 .382 .692

Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** *
X2.6 Pearson Correlation .687 .421 .347 .355 .421 1 .316 .725

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** *
X2.7 Pearson Correlation .319 .562 .357 .565 .382 .316 1 .685

Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** ** **
TOTAL X2 Pearson Correlation .762 .716 .694 .758 .692 .725 .685 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

c. Tabel Sikap (X3)


Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 TOTAL X3


** ** ** ** ** **
X3.1 Pearson Correlation 1 .299 .271 .358 .368 .304 .690

Sig. (2-tailed) .003 .006 .000 .000 .002 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** * ** **
X3.2 Pearson Correlation .299 1 .563 .214 .335 .083 .654

Sig. (2-tailed) .003 .000 .032 .001 .409 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** **
X3.3 Pearson Correlation .271 .563 1 .361 .461 -.065 .674

Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .519 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** * ** ** ** **
X3.4 Pearson Correlation .358 .214 .361 1 .525 .357 .707

Sig. (2-tailed) .000 .032 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** **
X3.5 Pearson Correlation .368 .335 .461 .525 1 .190 .699

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .058 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** **
X3.6 Pearson Correlation .304 .083 -.065 .357 .190 1 .473

Sig. (2-tailed) .002 .409 .519 .000 .058 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
TOTAL X3 Pearson Correlation .690 .654 .674 .707 .699 .473 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

d. Tabel Kepatuhan (Y)


Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 TOTAL Y


** ** * ** **
Y1.1 Pearson Correlation 1 .384 .366 .239 .263 .173 .629

Sig. (2-tailed) .000 .000 .016 .008 .086 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
Y1.2 Pearson Correlation .384 1 .513 .384 .387 .294 .794

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** * **
Y1.3 Pearson Correlation .366 .513 1 .391 .213 .048 .681

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .034 .636 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


* ** ** * ** **
Y1.4 Pearson Correlation .239 .384 .391 1 .202 .276 .645

Sig. (2-tailed) .016 .000 .000 .043 .005 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** * * **
Y1.5 Pearson Correlation .263 .387 .213 .202 1 .148 .532

Sig. (2-tailed) .008 .000 .034 .043 .143 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** **
Y1.6 Pearson Correlation .173 .294 .048 .276 .148 1 .526

Sig. (2-tailed) .086 .003 .636 .005 .143 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
TOTAL Y Pearson Correlation .629 .794 .681 .645 .532 .526 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 TOTAL Y


** ** * ** **
Y1.1 Pearson Correlation 1 .384 .366 .239 .263 .173 .629

Sig. (2-tailed) .000 .000 .016 .008 .086 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
Y1.2 Pearson Correlation .384 1 .513 .384 .387 .294 .794

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .003 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** * **
Y1.3 Pearson Correlation .366 .513 1 .391 .213 .048 .681

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .034 .636 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


* ** ** * ** **
Y1.4 Pearson Correlation .239 .384 .391 1 .202 .276 .645

Sig. (2-tailed) .016 .000 .000 .043 .005 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** * * **
Y1.5 Pearson Correlation .263 .387 .213 .202 1 .148 .532

Sig. (2-tailed) .008 .000 .034 .043 .143 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** **
Y1.6 Pearson Correlation .173 .294 .048 .276 .148 1 .526

Sig. (2-tailed) .086 .003 .636 .005 .143 .000

N 100 100 100 100 100 100 100


** ** ** ** ** **
TOTAL Y Pearson Correlation .629 .794 .681 .645 .532 .526 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 100 100 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


2. Reliabilitas

a. Kesadaran (X1)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.790 7

b. Pengetahuan (X2)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.778 8

c. Sikap (X3)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.758 7

d. Kepatuhan (Y)
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.755 7
Variabel Kesadaran
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 Total
1 4 5 3 4 4 3 23
2 4 4 4 4 4 4 24
3 4 4 4 4 4 4 24
4 2 4 2 4 4 2 18
5 4 4 3 4 2 2 19
6 2 4 4 2 2 2 16
7 4 4 2 4 4 2 20
8 3 3 3 4 4 4 21
9 1 1 1 1 1 1 6
10 2 2 2 4 4 2 16
11 4 4 4 4 4 4 24
12 4 4 4 4 4 4 24
13 4 2 2 4 2 2 16
14 4 4 3 4 4 3 22
15 4 3 4 4 4 4 23
16 4 4 4 3 4 4 23
17 5 5 5 4 4 4 27
18 5 5 5 4 4 4 27
19 4 4 5 5 4 5 27
20 5 5 5 5 2 5 27
21 5 4 4 5 4 4 26
22 4 4 2 4 4 2 20
23 5 4 2 5 5 5 26
24 4 4 3 4 4 2 21
25 4 4 3 4 4 3 22
26 4 2 2 2 2 4 16
27 2 2 1 4 2 1 12
28 1 1 1 3 1 3 10
29 1 1 1 3 1 3 10
30 4 3 2 4 4 2 19
31 5 4 2 4 3 3 21
32 4 4 4 4 5 4 25
33 3 2 2 4 1 2 14
34 5 4 5 5 5 3 27
35 4 4 4 5 5 5 27
36 3 3 4 3 3 3 19
37 4 4 4 4 4 4 24
38 4 4 4 4 4 4 24
39 4 5 5 5 5 5 29
40 4 4 4 4 4 4 24
41 5 4 3 5 4 4 25
42 5 4 3 5 2 4 23
43 5 3 3 4 2 3 20
44 5 5 3 4 4 3 24
45 5 5 5 5 4 4 28
46 2 4 2 2 4 2 16
47 5 4 5 5 5 5 29
48 5 5 4 5 5 5 29
49 5 4 5 5 4 4 27
50 5 5 5 5 4 4 28
51 5 5 3 5 4 4 26
52 4 5 3 5 4 4 25
53 5 5 5 4 5 4 28
54 5 4 3 4 4 2 22
55 5 4 4 5 5 4 27
56 5 4 5 5 5 4 28
57 5 5 5 5 4 5 29
58 5 4 5 5 3 5 27
59 5 5 5 5 5 5 30
60 4 4 2 4 4 2 20
61 5 4 3 5 4 4 25
62 5 3 4 5 3 3 23
63 4 4 2 4 3 3 20
64 3 3 3 3 4 4 20
65 4 4 3 4 4 4 23
66 4 4 4 4 4 4 24
67 5 5 5 4 4 5 28
68 4 4 5 5 5 5 28
69 5 4 4 5 5 4 27
70 5 5 4 5 4 4 27
71 5 4 4 5 4 4 26
72 5 2 4 4 4 5 24
73 3 3 3 4 4 4 21
74 5 5 5 3 5 5 28
75 4 4 2 4 4 2 20
76 4 4 4 4 4 5 25
77 4 4 4 5 5 5 27
78 5 5 4 3 5 5 27
79 4 4 4 3 3 3 21
80 3 3 3 4 4 4 21
81 4 4 2 4 4 4 22
82 5 4 5 4 5 4 27
83 4 4 4 4 5 3 24
84 5 5 5 5 5 4 29
85 4 4 2 4 4 2 20
86 4 4 2 5 4 4 23
87 4 5 2 5 4 4 24
88 5 4 4 5 5 3 26
89 5 4 4 2 4 2 21
90 5 5 3 4 4 2 23
91 4 4 3 4 4 4 23
92 3 3 3 4 3 3 19
93 4 4 2 4 4 4 22
94 5 5 5 3 5 5 28
95 4 5 3 4 4 3 23
96 5 4 4 5 4 3 25
97 4 3 5 4 3 5 24
98 4 3 5 4 4 5 25
99 5 5 4 5 4 5 28
100 3 5 3 4 4 5 24
Jumlah
Variabel Pengetahuan
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7
4 4 4 3 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
2 4 2 2 2 2 2
2 4 4 2 2 4 2
2 2 2 2 2 2 2
2 4 4 2 2 2 2
4 3 4 4 4 2 2
1 1 1 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 2 3 2 3
4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 2 2 2 2
4 3 3 3 4 3 4
4 2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5
4 5 4 4 4 5 4
5 5 5 4 5 4 3
4 4 5 5 4 4 4
4 4 5 5 5 2 4
2 4 5 5 4 5 5
2 3 4 4 4 2 4
4 3 3 3 4 2 4
2 2 5 5 5 2 2
2 2 3 2 3 1 3
3 3 2 2 3 4 3
3 3 2 3 3 4 3
2 4 4 5 4 2 4
3 2 4 4 3 3 4
5 5 4 4 3 4 4
2 4 4 2 3 1 2
4 4 3 3 3 4 3
5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 3 3 5 5
4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 3 4
3 4 5 4 2 2 4
2 4 4 2 4 2 4
3 4 5 5 3 3 4
5 4 4 5 4 5 5
4 4 3 2 4 2 4
5 5 3 4 4 4 5
4 4 4 4 5 4 5
5 5 3 5 5 5 5
4 4 3 1 5 5 5
2 5 2 4 4 4 5
2 4 2 3 4 1 4
5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 2
3 4 4 4 3 2 5
1 5 4 5 3 2 5
4 4 5 5 4 4 5
5 5 5 5 5 4 5
2 4 5 4 4 2 5
4 4 2 4 4 2 4
3 4 4 4 4 2 5
4 4 3 5 5 5 5
3 2 2 4 4 2 4
3 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4
5 5 5 5 5 5 5
4 5 5 5 3 3 5
4 4 4 5 4 4 5
4 4 4 5 4 3 4
4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 3 4
3 5 4 4 5 2 5
2 4 4 4 4 2 4
4 4 3 4 4 4 4
5 5 5 5 5 4 4
2 5 4 4 2 2 5
3 3 3 3 3 3 3
4 4 4 4 4 4 4
2 4 2 4 2 2 4
5 5 4 5 3 3 5
4 3 3 3 4 3 3
4 5 5 5 3 5 5
4 4 2 4 4 2 4
2 2 4 4 4 2 4
2 2 4 4 4 2 4
5 4 4 4 4 3 4
4 2 4 2 4 2 4
3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4
2 4 2 4 2 2 4
3 5 4 4 5 2 5
4 4 4 3 4 3 4
4 5 4 4 4 4 5
4 3 3 2 5 4 2
5 2 3 3 5 4 3
5 4 4 3 4 5 4
5 4 5 5 5 5 2
Jumlah
LEMBAR JAWABAN RESPONDEN
Variabel Sikap
Total X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
2 2 5 5 4 4
2 2 4 4 4 4
2 2 2 2 2 2
2 2 2 4 4 2
2 2 4 4 4 4
1 1 2 1 1 1
2 2 2 2 2 2
2 3 3 2 2 4
4 4 4 4 4 4
2 2 2 3 3 4
4 3 4 3 3 3
2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 4 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 3 4 5
3 3 4 2 4 4
5 5 4 4 5 4
4 4 4 4 3 3
5 3 3 2 4 5
3 3 2 4 4 2
3 3 4 3 4 3
2 5 4 4 4 4
1 1 1 5 4 5
4 4 3 4 3 4
4 4 3 4 2 3
4 2 4 2 4 5
5 4 2 3 4 5
5 3 4 4 4 4
1 1 1 5 4 4
2 4 4 4 5 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 3 5 4 5 3
4 3 4 4 4 3
4 3 4 4 4 2
4 3 5 4 4 3
5 1 1 3 4 5
2 2 2 3 4 4
5 1 1 4 4 5
5 1 1 3 4 4
2 4 5 4 5 5
5 5 4 4 5 5
3 1 2 4 4 3
3 1 1 1 3 2
4 4 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 2
5 3 5 5 5 3
4 3 3 4 5 3
3 3 4 5 5 3
5 3 5 4 5 3
2 4 4 2 4 2
5 3 5 5 4 5
3 4 4 5 5 4
2 4 4 2 4 2
4 4 4 4 5 4
4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 4 4 4 4
4 3 5 5 5 2
5 4 5 5 4 3
4 3 5 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 4
4 4 5 5 5 3
2 4 2 4 2 4
4 4 2 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 5 2
2 2 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
2 4 4 2 4 2
5 3 5 5 4 3
2 4 4 4 4 4
5 3 5 5 5 3
2 4 4 2 4 2
2 4 4 2 4 2
2 4 4 2 4 1
4 3 5 4 4 4
2 4 5 4 5 2
4 4 4 2 4 2
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
2 4 4 2 4 2
4 4 5 5 5 3
2 4 4 4 4 4
3 4 4 5 4 4
4 4 5 4 4 3
4 5 3 3 5 3
5 4 3 5 5 5
4 4 3 5 5 5
Jumlah
Variabel Kepatuhan
Total Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Total
4 4 4 4 4 4
3 3 2 2 3 4
3 3 3 4 3 3
2 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5
5 4 4 4 4 5
5 5 4 5 4 4
4 5 5 4 5 4
4 5 5 5 3 3
4 5 5 4 4 5
3 4 4 4 4 2
3 3 3 4 4 3
2 5 5 5 4 4
2 3 2 3 4 5
3 2 2 3 3 4
3 2 3 3 2 3
4 4 5 4 4 5
2 4 4 3 4 5
5 4 4 3 4 4
4 4 2 3 4 4
4 3 3 3 5 4
5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 5 3
4 5 4 2 4 3
4 4 2 4 4 2
4 5 5 3 4 3
4 4 5 4 4 5
4 3 2 4 4 4
5 3 4 4 4 5
4 4 4 5 4 4
5 3 5 5 5 5
4 3 1 5 5 5
5 2 4 4 4 3
4 2 3 4 3 2
5 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 5 2
5 4 5 3 5 3
4 5 5 4 5 3
5 5 5 5 5 3
4 5 4 4 5 3
4 2 4 4 4 2
4 4 4 4 4 5
4 3 5 5 5 4
2 2 4 4 4 2
3 3 3 3 5 4
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4
5 5 5 5 4 4
5 5 5 3 5 2
4 4 5 4 4 3
4 4 5 4 4 4
4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 4
5 4 4 5 5 3
4 4 4 4 2 4
4 3 4 4 4 4
5 5 5 5 4 4
5 4 4 2 5 2
3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4
4 2 4 2 4 2
5 4 5 3 4 3
3 3 3 4 4 4
5 5 5 3 5 3
4 2 4 4 4 2
2 4 4 4 4 2
2 4 4 4 4 1
4 4 4 4 4 4
2 4 2 4 5 2
3 3 3 3 4 2
4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4 2 4 2 4 2
5 4 4 5 5 3
4 4 3 4 4 4
5 4 4 4 4 4
5 5 2 4 5 5
4 4 2 3 4 4
4 4 4 3 3 3
2 2 2 2 5 5
4 2 2 2 3 2
3 1 3 3 2 2
3 1 3 3 2 3
4 4 2 4 4 5
4 3 3 2 4 4
4 5 5 5 4 4
4 1 2 4 4 2
5 5 4 4 3 3
5 5 5 5 5 5
3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
Jumlah
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuisioner

   

KUISIONER PENELITIAN

Assalamua’laikum Wr.Wb

Responden yang terhormat

Saya adalah mahasiswa jurusan ekonomi islam pada Fakulltas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri Lampung. Dalam hal ini yang sedang melakukan
penelitian. Saat ini saya sedangan melakukan penlitian yang berjudul “Analisis Kepatuhan
Wajib Pajak terhadap Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Kota bandar Lampung
dalam Perspektif Ekonomi Islam Periode 2014-2016 (Studi Pada Wajib Pajak PBB-P2
Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung)”

Sehubungan hal tersebut saya membutuhkan partisipasi anda untuk mengisi


kuisioner ini. Sebelum mengisi kuisioner penelitian ini, dimohon untuk membaca petunjuk
pengisian kuisioner ini terlebih dahulu.

Atas kerjasama dan bantuan anda dalam meluangkan waktu untuk mengisi
kuisioner ini saya ucapkan terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr.Wb

Bandar Lampung, Oktober 2017 .

Rangga Kemala Intan


1351010096
I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : …………………………….....

2. Umur :

a. 20-30 Tahun

b. 31-40 Tahun

c. 41-50 Tahun

d. >50 Tahun

3. Pekerjaan :

a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

b. Karyawan Swasta

c. Buruh

5. Lamanya bangunan rumah :

a. 5 tahun

b. 6-10 tahun

c. >10 tahun
II. PETUNJUK PENGISIAN

Isilah pernyataan kuesioner berikut ini sesuai dengan jawaban yang tersedia dan

diberi tanda checklist ( √ ) pada kolom yang tersedia. Anda dapat memilih salah satu

jawaban yang menurut anda paling tepat dengan keterangan sebagai berikut :

SS (5) : Sangat Setuju

S (4) : Setuju

RG (3) : Ragu-Ragu

TS (2) : Tidak Setuju

STS (1) : Sangat Tidak Setuju


Kesadaran Wajib Pajak (X1)
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Saya membayar pajak karena sadar merupakan
kewajiban saya sebagai warga negara yang baik
2 Saya berkeyakinan pemungutan pajak hasilnya akan
kembali ke masyarakat
3 Saya memahami betapa pentingnya pajak bagi
pembangunan nasional
4 Pajak Bumi dan Bangunan dipergunakan sebagai sumber
pendapatan daerah
5 Saya membayar pajak bumi dan bangunan dengan
senang hati dan sukarela sesuai kebijakan pajak

Saya melaporkan detail perubahan tanah dan bangunan


6 saya

Pengetahuan Perpajakan (X2)


No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Saya mengetahui fungsi atas pajak yang saya bayar

2 Dengan membaya pajak maka fasilitas umum menjadi


lebih baik
3 Dengan membayar pajak, saya bisa menikmati sarana dan
prasarana sebagai kebutuhan umum
4 Pajak merupakan pendapatan negara yang sangat penting

5 Saya mengerti bagaimana mendaftarkan diri sebagai wajib


pajak
6 Saya mengerti tata cara membayar pajak bumi dan
bangunan
7 Saya paham dan mengerti tarif pajak yang akan saya bayar
Sikap Wajib Pajak (X3)
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Pelayanan di kantor pajak memudahkan saya dalam
membayar pajak
2 Sistem pelayanan di kantor pajak sudah berjalan dengan
baik
3 Saya membayar pajak karena adanya sanksi dan denda
4 Saya melunasi pajak bumi dan bangunan tepat pada
waktunya untuk menghindari sanksi denda
5 Saya membayar pajak berdasarkan tarif pajak.
6 Tarif pajak yang sesuai UU perpajakan memudahkan saya
dalam membayar pajak

Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Y)
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 Saya membayar pajak bumi dan bangunan dengan tepat
waktu
2 Saya menjalankan kewajiban sebagai wajib pajak karena
ada paksaan dari pihak fiskus.
3 Saya sudah melaksanakan kewajiban sebagai wajib pajak
secara benar.
4 Sanksi denda pajak bumi dan bangunan memacu saya
untuk membayar pajak tepat waktu
5 Keterlambatan dalam membayar pajak bumi dan bangunan
akan dikenakan sanksi
6 Saya bersedia melaporkan informasi tentang pajak jika
fiskus membutuhkan informasi tersebut
Lampiran 3 Karakteristik Responden

No Lama
Bertempat
Nama Umur Pekerjaan Tinggal
1 Bakti 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
2 Sodiqin 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
3 gunadi 31-40 tahun PNS 6-10 tahun
4 Sajuri 41-50 tahun PNS >10 tahun
5 Budi 41-50 tahun Buruh >10 tahun
6 Kristianto 20-30 tahun Wiraswasta 5 tahun
7 Maidani 31-40 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
8 Firdaus 31-40 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
9 Albert 41-50 tahun Buruh 6-10 tahun
10 Dirman 31-40 tahun Buruh >10 tahun
11 Indra 31-40 tahun PNS 6-10 tahun
12 Afrizal >50 tahun PNS >10 tahun
13 Didi 41-50 tahun PNS >10 tahun
14 Zainuri 31-40 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
15 Ibnu 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
16 Tarmin >50 tahun Buruh >10 tahun
17 Harwalis >50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
18 M. Nasir >50 tahun PNS 6-10 tahun
19 Hendriyanto 31-40 tahun Buruh >10 tahun
20 Bobby 20-30 tahun Wiraswasta >10 tahun
21 Maulana 41-50 tahun PNS 6-10 tahun
22 Aditya 20-30 tahun PNS 5 tahun
23 Ridho 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
24 Surbakti 31-40 tahun PNS >10 tahun
25 Hermanto 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
26 Wadiman >50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
27 Putra 20-30 tahun Wiraswasta 5 tahun
28 Muhadi 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
29 Bambang 31-40 tahun PNS 6-10 tahun
30 Sulaiman 31-40 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
31 Maulana 31-40 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
32 Fajri 20-30 tahun PNS 5 tahun
33 Abdul Malik >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
34 Zulkarnaen 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
35 Kurniawan 41-50 tahun Buruh 6-10 tahun
36 Aldi 20-30 tahun PNS 5 tahun
37 Haris Fadillah >50 tahun Buruh >10 tahun
38 Hambali 31-40 tahun PNS 6-10 tahun
39 Sarkoni 31-40 tahun Buruh >10 tahun
40 Affandi 31-40 tahun PNS 6-10 tahun
41 Hendra Wijaya 31-40 tahun PNS 6-10 tahun
42 Albiyansah 20-30 tahun PNS 5 tahun
43 Murdani 41-50 tahun PNS >10 tahun
44 Tatang >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
45 Okta Nopriansyah 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
46 Wahyu 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
47 Ardi Purnomo 41-50 tahun Buruh >10 tahun
48 Ahmad 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
49 Bunyamin >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
50 Gatot 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
51 Ferly 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
52 Thaufik 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
53 Faisal 20-30 tahun Wiraswasta 5 tahun
54 Irawan 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
55 Raden 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
56 Hidayat 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
57 Supriadi 41-50 tahun Buruh 6-10 tahun
58 Fatur rahman 41-50 tahun Buruh >10 tahun
59 Riyan Ismawan 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
60 Hendi Pamungkas 20-30 tahun Wiraswasta >10 tahun
61 Anas Nur Hidayat >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
M. Hendri
62 Kurniawan 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
63 M. Ikshan 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
64 Fadillah 41-50 tahun PNS >10 tahun
65 Ahmad Darori >50 tahun Buruh >10 tahun
66 Indra Setiawan >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
67 Roy Satrio 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
68 Gunawan 41-50 tahun PNS >10 tahun
69 Rizki 41-50 tahun PNS >10 tahun
70 Rio Susanto 41-50 tahun Buruh >10 tahun
71 Munawir >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
72 Faizullah >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
73 Samsul 41-50 tahun Buruh >10 tahun
74 Sahrul >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
75 Otto Iskandar 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
76 Suwarno 41-50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
77 Haikal >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
78 Cahyono 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
79 Prasetyo >50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
80 Pajri >50 tahun Wiraswasta 6-10 tahun
81 Arsoni 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
82 Zulkarnaen >50 tahun PNS >10 tahun
83 Ismail 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
84 Surya Ramadhan 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
85 Ade Tevin 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
86 Mahrez 31-40 tahun Wiraswasta >10 tahun
87 Sudirman >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
88 Soleh 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
89 Rizaldi 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
90 Hamdani 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
91 Robert 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
92 Robby Roberto 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
93 Tarno >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
94 Sueb >50 tahun Wiraswasta >10 tahun
95 Triyono 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
96 Jamal 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun
97 Hengki Setiawan 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun

98 Ponirin 41-50 tahun PNS >10 tahun

99 Guntur 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun

100 Iqbal Riyadi 41-50 tahun Wiraswasta >10 tahun


Uji Normalitas
12
Series: RESID
Sample 1 100
10 Observations 100

8 Mean -8.17e-16
Median 0.743497
Maximum 7.048997
6 Minimum -8.540897
Std. Dev. 3.323489
Skewness -0.451190
4
Kurtosis 2.917745

2 Jarque-Bera 3.421065
Probability 0.180770
0
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6

Uji Autokorelasi

F-statistic 4.250990 Prob. F(2,94) 0.0171

Obs*R-squared 8.294454 Prob. Chi-Square(2) 0.0158

Test Equation:

Dependent Variable: RESID

Method: Least Squares

Date: 10/30/17 Time: 21:35

Sample: 1 100

Included observations: 100

Presample missing value lagged residuals set to zero.


Uji Heterokedastisitas

Heteroskedasticity Test: ARCH

F-statistic 7.162970 Prob. F(1,97) 0.0087


Obs*R-squared 6.807928 Prob. Chi-Square(1) 0.0091

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/30/17 Time: 21:30
Sample (adjusted): 2 100
Included observations: 99 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 8.153080 1.836671 4.439052 0.0000


RESID^2(-1) 0.261921 0.097864 2.676372 0.0087

Anda mungkin juga menyukai