Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No.

1, Hal: 39-51 • Juli 2020


JAK

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak Dan


Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi

Rita J. D. Atarwaman
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program Studi akuntansi, Universitas
Pattimura
*(rita.atarwaman72@gmail.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kesadaran WajbPajak,
Sanksi Pajak dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak di KPP Pratama Ambon. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Ambon. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan rumus slovin. Data dalam penelitian ini diperoleh dari
kuesioner (primer) dengan sampel sebanyak 75 orang responden.Teknik
analisis data menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian membuktikan bahwa, kesadaran wajib pajak tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang ditunjukan
dengan nilai t hitung sebesar -0.543 dan nilai signifikannya sebesar 0.590.
sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak yang ditunjukan dengan nilai t hitung sebesar 4.899 dan nilai
signifikannya sebesar 0.000 dan kualitas pelayanan pajak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang ditunjukan
dengan nilai t hitungsebesar 2.765 dannilaisignifikannyasebesar 0.007.

Kata Kunci: Kesadaran WajibPajak, Sanksi Pajak, Kualitas Pelayanan


Pajak, Kepatuhan Wajib Pajak.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of taxpayer awareness, tax sanctions
and quality of tax services on taxpayer compliance at Ambon Pratama KPP.
The population in this study were individual taxpayers at Ambon Tax Office.
Sampling was done using the Slovin formula. The data in this study were
obtained from a questionnaire (primary) with a sample of 75 respondents. The
data analysis technique used multiple linear regression analysis. The results
prove that taxpayer awareness does not have a positive and significant effect
on taxpayer compliance as indicated by the t value of -0.543 and a significant
value of 0.590. Tax sanctions have a positive and significant effect on taxpayer
compliance as shown by the t value of 4,899 and a significant value of 0,000
and the quality of tax services has a positive and significant effect on taxpayer
compliance as shown by the t value of 2,765 and a significant value of 0.007.

Keywords: Taxpayer Awareness, Tax Sanctions, Quality of Tax Service,


Taxpayer Compliance.

39
Atarwaman – Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak

1. PENDAHULUAN perpajakan dan kualitas pelayanan


Pajak merupakan aspek yang pajak.
penting dalam proses pembangunan Kesadaran wajib pajak merupakan
suatu Negara khusunya di Indonesia, faktor yang datang dari dalam diri wajib
maka pembangunan bertujuan untuk pajak untuk memenuhi kewajiban
mewujudkan serta meningkatkan perpajakannya dengan ikhlas dan
kesejahteraan suatu bangsa, dalam hal tanpa paksaan. Masyarakat harus
ini peranan pajak sebagai sumber menyadari bahwa pajak yang
pembiayaan dalam pembangunan dibayarkannya akan digunakan untuk
disuatu Negara. Jadi dapat membiayai pengeluaran pemerintah
disimpulkan tanpa penerimaan pajak dalam rangka meningkatkan
yang optimal maka proses kesejahteraan rakyat. Sanksi
pembangunan tidak akan berjalan Perpajakan merupakan jaminan bahwa
dengan baik, untuk mengoptimalkan ketentuan peraturan perundang-
penerimaan pajak tentunya diperlukan undangan akan ditaati, dengan kata
peranan yang penting baik dari lain sanksi perpajakan merupakan alat
pemerintah maupun dari wajib pajak pencegah agar wajib pajak tidak
itu sendiri. melanggar norma perpajakan
Penerimaan pajak merupakan (Mardiasmo, 2011). Demi terciptanya
salah satu penerimaan negara yang keteraturan dan ketertiban perpajakan,
memberikan kontribusi yang terbesar maka dibentuk suatu sanksi
untuk pembiayaan pengeluaran dan perpajakan bagi para pelanggar
pembangunan negara sebagaimana pajak.Sanksi tersebut juga berfungsi
yang terutang dalam Anggaran sebagai dasar bagi pemerintah untuk
Pendapatan Belanja Negara (APBN). menentukan wajib pajak yang
Saat ini sistem pemungutan pajak melanggar peraturan. selain itu salah
yang berlaku di Indonesia berdasarkan satu upaya untuk meningkatkan
peraturan perundang-undangan kepatuhan wajib pajak dengan
perpajakan menggunakan Self memberikan pelayanan yang baik
Assessment System dimana kepada wajib pajak. Pelayanan yang
pemenuhan kewajiban perpajakan diberikan kepada wajib pajak
dilakukan oleh wajib pajak sendiri, merupakan pelayanan publik yang
dimana kondisi tersebut menuntun lebih diarahkan sebagai suatu cara
peran aktif dan kepatuhan wajib pajak pemenuhan kebutuhan masyarakat
dalam melaksanakan kewajiban dalam rangka pelaksanaan peraturan
perpajakannya (Siti Kurnia Rahayu, perundang–undangan yang berlaku.
2010:137. Kepatuhan wajib pajak Pelayanan pada wajib pajak bertujuan
dapat didefinisikan sebagai suatu untuk menjaga kepuasan wajib pajak
sikap atau perilaku seorang wajib yang nantinya diharapkan dapat
pajak yang melaksanakan semua meningkatkan kepatuhan wajib pajak
kewajiban perpajakannya dan dalam memenuhi kewajiban
menikmati semua hak perpajakannya perpajakannya. Jika pelayanan
sesuai dengan ketentuan peraturan terhadap wajib pajak baik maka akan
perundangan yang berlaku. Ada berdampak kepada penerimaan pajak
beberapa faktor yang dapat untuk tahun–tahun berikutnya.
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak Kepatuhan wajib pajak dalam
dalam memenuhi kewajiban memenuhi kewajibannya tergantung
perpajakannya, diantaranya adalah pada bagaimana petugas pajak dalam
kesadaran wajib pajak, sanksi memberikan suatu pelayanan kepada
wajib pajak. Pelayanan sendiri pada
sektor perpajakan dapat diartikan

40
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 39-51 • Juli 2020
JAK

sebagai pelayanan yang diberikan Pajak memenuhi kewajiban


kepada Wajib Pajak oleh Direktorat perpajakannya.
Jenderal Pajak untuk membantu Wajib

Table 1.1 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Ambon Tahun 2016-2018
Wajib Pajak Orang
Tahun Pajak SPT Tahunan
Pribadi yang terdaftar
2016 18.681 15.234
2017 18.322 16.621
2018 20.199 18.876
2019 19.489 16.932
Sumber : KPP Pratama Ambon

Dari tabel di atas bisa dilihat


bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak 2.1.3. Fungsi Pajak
orang pribadi di KPP Pratama Ambon Menurut Siti Resmi (2017:3)
masih mengalami ketidakstabilan terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi
dilihat dari tingkat pengembalian SPT budgetair dan fungsi regularend.
dari tahun ke tahun. a. Fungsi Budgetair (Sumber
Keuangan Negara)
2. TELAAH LITERATUR DAN b. Fungsi Regularend (Pengatur)
PERUMUSAN
2.1. Telaah Literatur Dan 2.1.4. Kesadaran Wajib Pajak
Perumusan Hipotesis Menurut Kamus Umum Bahasa
2.1.1. Teori Atribusi Indonesia, kesadaran adalah keadaan
Teori atribusi diperkenalkan oleh tahu, mengerti dan merasa. Kesadaran
Heider pada tahun 1958 dan untuk mematuhi ketentuan (hukum
kemudian dikembangkan oleh Weiner pajak) yang berlaku tentu menyangkut
dan rekan pada tahun 1974.Teori faktor – faktor apakah ketentuan
atribusi adalah sebuah percobaan tersebut telah diketahui, diakui,
untuk menentukan apakah perilaku dihargai, dan ditaati.
seorang individu disebabkan secara Jatmiko (2006) menguraikan
internal atau eksternal beberapa bentuk kesadaran membayar
Teori atribusi sangat relevan pajak yang mendorong wajib pajak
sebab melihat perilaku seseorang untukmembayar pajak. Pertama,
dalam memenuhi kewajiban kesadaran bahwa pajak merupakan
perpajakan ditentukan oleh suatu bentuk partisipasi dalam menunjang
keadaan, baik dari faktor internal yang pembangunan negara.
dalam hal ini adalah kesadaran wajib Kedua, kesadaran bahwa
pajak. penundaan pembayaran pajak dan
pengurangan beban pajak sangat
2.1.2. Pajak merugikan negara.
Menurut Prof. Dr. Rochmat
Soemitro, S.H : Menyatakan bahwa 2.1.5. Sanksi Perpajakan
pajak adalah iuran rakyat kepada kas Sanksi adalah suatu tindakan
Negara berdasarkan undang-undang berupa hukuman yang diberikan
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak kepada orang yang melanggar
mendapat jasa timbal balik peraturan. Menurut Mardiasmo (2003:
(kontraprestasi) yang langsung dapat 39) “Sanksi perpajakan merupakan
ditunjukkan dan yang digunakan jaminan bahwa ketentuan peraturan
untuk membayar pengeluaran umum. perundang-undangan perpajakan

41
Atarwaman – Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak

(norma perpajakan) akan 2.2. Pengembangan Hipotesis


dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa 2.2.1. Pengaruh Kesadaran Wajib
dengan kata lain sanksi perpajakan Pajak terhadap Kepatuhan
merupakan alat pencegah (preventif) Wajib Pajak
agar Wajib Pajak tidak melanggar Kesadaran wajib pajak adalah
norma perpajakan”. kondisi di mana seseorang mengetahui,
mengakui, serta mematuhi ketentuan
2.1.6. Kualitas Pelayanan perpajakan yang berlaku dan memiliki
Perpajakan kesungguhan serta keinginan dalam
Pengertian Pelayanan Pajak memenuhi dan menjalankan kewajiban
Menurut Keputusan Menteri Negara perpajakan. Semakin tinggi kesadaran
Pendayagunaan Aparatur Negara pajak yang dimiliki maka wajib pajak
(Men-Pan) No.81 Tahun 1993. Menurut akan mengerti fungsi dan manfaat
Boediono “Pelayanan adalah suatu pajak, dengan demikian wajib pajak
proses bantuan kepada orang lain secara sukarela tanpa paksaan oleh
dengan cara-cara tertentu yang siapapun akan membayar pajak. Wajib
memerlukan kepekaan dan hubungan Pajak yang sadar akan kewajiban
interpersonal agar tercipta kepuasan perpajakannya diharapkan akan
dan keberhasilan”. Pelayanan yang meningkatkan angka kepatuhan wajib
berhubungan dengan pajak dapat pajak.
dimaksudkan sebagai pelayanan yang Menurut penelitian Anita (2015)
diberikan oleh aparatur pajak dalam yang menemukan adanya pengaruh
hal ini Ditjen Pajak kepada masyarakat signifikan kesadaran wajib pajak
untuk membantu masyarakat dalam terhadap kepatuhan wajib pajak di KPP
memenuhi kewajiban dan hak dalam Surabaya Sawahan. Berdasarkan
perpajakan. Siti Kurnia Rahayu (2006) uraian diatas maka diajukan hipotesis
menyatakan bahwa “pelayanan pertama sebagai berikut:
perpajakan merupakan produk H1 : Kesadaran Wajib Pajak
pelayanan dari instansi pemerintah berpengaruh terhadap kepatuhan
yang khusus berwenang mengurusi wajib pajak.
masalah pajak yaitu Direktorat
Jenderal Pajak. 2.2.2. Pengaruh Sanksi Pajak
terhadap Kepatuhan Wajib
2.1.7. Kepatuhan Wajib Pajak Pajak
Kamus Besar Bahasa Indonesia Sanksi perpajakan diartikan
seperti dikutip oleh Rahayu sebagai alat preventif agar wajib pajak
(2010:138), istilah Kepatuhan berarti tidak melanggar norma perpajakan
tunduk atau patuh pada ajaran dan (Rezan Abdi,2017). Sanksi perpajakan
aturan. Menurut Siti Kurnia Rahayu dapat menjadi pengendali wajib pajak
(2010: 139) “mengatakan bahwa dalam membayar pajak sehingga dapat
kepatuhan wajib pajak adalah pada mengurangi keinginan wajib pajak
prinsipnya kepatuhan wajib pajak untuk tidak melaporkan SPT pajaknya,
adalah tindakan wajib pajak dalam semakin tegas sanksi yang diberikan
pemenuhan kewajiban perpajakannya kepada wajib pajak yang melanggar
sesuai dengan ketentuan peraturan peraturan maka akan semakin banyak
perundang-undangan dan peraturan wajib pajak yang patuh untuk
pelaksanaan perpajakan yang berlaku memenuhi kewajiban perpajakannya.
dalam suatu Negara. Pada penelitian sebelumnya
(Muliari dan Setiawan, 2016)
menunjukan bahwa sanksi pajak
berpengaruh signifikan terhadap

42
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 39-51 • Juli 2020
JAK

kepatuhan wajib pajak.Berdasarkan perhitungan, penyetoran dan pelaporan


uraian diatas maka diajukan hipotesis yang dilakukan oleh wajib pajak
pertama sebagai berikut: sehingga wajib pajak merasa senang,
H2 : Sanksi Pajak berpengaruh semakin mengerti dan memahami akan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. kewajiban pajaknya yang harus
dipenuhi.
2.2.3. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada penelitian Indah Lestari
Pajak terhadap Kepatuhan (2018) menunjukan bahwa kualitas
Wajib Pajak pelayanan pajak berpengaruh terhadap
Pelayanan pajak dapat kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan
dimaksudkan sebagai pelayanan yang uraian diatas maka diajukan hipotesis
diberikan oleh aparatur pajak dalam pertama sebagai berikut:
hal ini Ditjen Pajak kepada masyarakat H3 : Kualitas pelayanan pajak
untuk membantu masyarakat dalam berpengaruh terhadap Penerimaan
memenuhi kewajiban dan hak dalam Pajak Penghasilan.
perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2006).
Pelayanan yang baik dapat membantu 2.2.4. Model Penelitian
wajib pajak saat kesulitan terkait

Kesadaran Wajib Pajak


(X1)

Sanksi Pajak (X2) Kepatuhan Wajib Pajak


(Y)
Kuatlitas Pelayanan Pajak
(X3)
Gambar 2.1 Model Penelitian

3. METODE PENELITIAN pajak orang pribadi (KPP Pratama


3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Ambon) sehingga presentase
Pengambilan Sampel kelonggaran yang digunakan adalah
3.1.1. Populasi 10% dan hasil perhitungan dapat
Populasi dalam penelitian ini dibulatkan untuk mencapai
wajib pajak orang pribadi pada KPP kesesuaian. Maka untuk mengetahui
Pratama Ambon. Jumlah populasi sampel penelitian dengan perhitungan
wajib pajak orang pribadi tahun 2019 sebagai berikut :
adalah 19.489. 19.489
n=
1 + 19.489(0,1) 2
3.1.2. Sampel
19.489
Sampel adalah bagian dari jumlah n=
dan karakteristik yang dimiliki oleh 195,89
populasi (Sugiono 2010). Penentuan n = 100 responden.
sampel dengan menggunakan rumus Berdasarkan perhitungan diatas
Slovin sebagai berikut: sampel yang menjadi responden dalam
N penelitian ini disesuaikan menjadi 100
n= responden.
1 + N (e) 2
Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 19.489 wajib

43
Atarwaman – Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak

3.1.3. Teknik Pengambilan Sampel diteliti (Cooper dan Emory, 1995).


Teknik sampling yang digunakan Sumber data primer pada penelitian ini
untuk pengambilan sampel adalah diperoleh langsung dari wajib pajak
insidental sampling yaitu teknik yang orang pribadi di KPP Pratama Ambon
digunakan untuk pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan 3.2. Variabel Penelitian dan Defenisi
Operasional Variabel
3.1.4. Sumber data Variable Penelirtian adalah segala
Jenis data yang digunakan dalam sesuatu yang bertindak apa saja yang
penelitian ini, yaitu data primer. Data ditetapkan oleh peneliti untuk
primer adalah data yang dikumpulkan dipelajari sehingga diperoleh informasi
secara khusus dan berhubungan tentang hal tersebut, kemudian ditarik
langsung dengan permasalahan yang kesimpulannya.

Tabel 2.1 Tabel Devenisi Oprasional Variabel


Variabel Defenisi Variabel Indikator Pertanyaan Pengukuran
Kesadaran Kesadaran Wajib Pajak • Pengetahuan wajib 5 poin skala
Wajib Pajak didefinisikan sebagai pajak terhadap Likert, 1
keadaan suatu sikap risiko pengindaran untuk STS
sadar mengetahui atau pajak hingga 5
mengerti, terhadap fungsi • Kegunaan pajak, untuk SS
pajak yang menimbulkan • Pentingnya
konsekuensi untuk membayar pajak
membayar pajaknya
dengan benar
Sanksi yaitu suatu bentuk • Pengenaan sanksi 5 poin skala
Pajak hukuman yang diberikan harus Likert, 1
kepada wajib pajak yang dilaksanakan untuk STS
melakukan pelanggaran dengan tegas hingga 5
terhadap kewajiban • Sanksi untuk SS
perpajakan yang bisa diberlakukan
dikenakan berupa sanksi kepada semua
denda sedangkan yang wajib pajak yang
menyangkut tindak melakukan
pidana perpajakan pelanggaran.
dikenakan sanksi • Sanksi dalam SPT
kurungan badan. sangat diperlukan
• Sanksi pajak
sangat diperlukan
agar tercipta
kedisiplinan wajib
pajak dalam
memenuhi
kewajiban
perpajakannya
• Sanksi yang
diberikan kepada
wajib pajak harus
sesuai dengan
besar kecilnya

44
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 39-51 • Juli 2020
JAK

pelanggaran yang
sudah dilakukan.
• Sanksi pajak
dihitung sesuai
keterlambatan
pembayaran.
Kualitas Pelayanan perpajakan • Pelayanan fiskus 5 poin skala
Pelayanan didefinisikan sebagai yang memadai dan Likert, 1
Pajak suatu cara fiskus memiliki skill untuk STS
melayani, membantu • knowledge dan hingga 5
mengurus atau experience untuk SS
menyiapkan segala • keramahan
keperluan yang pelayanan fiskus
dibutuhkan wajib pajak (service excelent)
sebagai pelayan
publiK
• fasilitas yang
memadai.
Kepatuhan Kepatuhan Wajib Pajak • melaporkan 5 poin skala
Wajib Pajak didefinisikan sebagai seluruh Likert, 1
suatu kepatuhan dimana penghasilan untuk STS
masyarakat sebagai wajib • mengisi formulir hingga 5
pajak berada dalam pajak dengan benar untuk SS
keadaan tahu, mengerti, • mengetahui
bertanggung jawab dan prosedur pelaporan
tidak merasa dipaksa • peraturan pajak
dalam melaksanakan yang seimbang
kewajiban membayar • tarif sesuai
pajak kemampuan wajib
pajak

3.3. Metode Analisis Data 3.5. Uji Hipotesis


Metode analisis data yang Pada tahap akhir akan
digunakan dalam penelitian ini adalah dilakukan pengujian hipotesis. Dalam
analisis statistik dengan menggunakan pengujian analisis ini menggunakan
SPPS 20.0. Metode analisis data yang metode regresi linier berganda yang
digunakan pada penelitian ini adalah digunakan untuk mengetahui
regresi linier berganda (Multiple presentase sumbangan pengaruh
regression Analysis). variabel independen secara serentak
terhadap variabel dependen. Model
3.4. Analisis Deskriptif hubungan variabel dalam penelitian ini
Ghozali (2013) menjelaskan disusun dalam persamaan atau fungsi
bahwa statistik deskriptif memberikan sebagai berikut:
gambaran atau deskripsi suatu data Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
yang dilihat dari nilai rata-rata dan Dalam Uji Hipotesis dilakukan
standar devisiasi hasil dari analisis melalui:
digunakan untuk memberikan dekripsi 1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
atas variabel-variabel penelitian. Koefisien Determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam

45
Atarwaman – Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak

menerangkan variasi variabel masing variabel independen


dependen (Sugiyono, 2011). secara individual terhadap
2. Uji F dependen digunakan tingkat
Uji F digunakan menunjukkan signifikasi α = 5 % (persen).
apakah semua variabel
independen yang dimasukkan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam model mempunyai 4.1. Uji Deskriptif
pengaruh secara bersama-sama Statistik deskriptif memberi
terhadap variabel dependen gambaran mengenai variabel-variabel
(Ghozali, 2006). penelitian yang digunakan dalam
3. Uji Koefisien Regresi Secara penelitian ini yaitu Kesadaran Wajib
Parsial (Uji-t) Pajak (X1), Sanksi Pajak (X2), Kualitas
Uji statistik t digunakan untuk Pelayanan (X3), dan Kepatuhan Wajib
mengetahui masing-masing Pajak (Y). Gambaran mengenai
hubungan variabel independen karakteristik variabel yang digunakan
secara individual terhadap secara rici dapat dilihat pada tabel
dependen. Untuk mengetahui ada sebagai berikut :
atau tidaknya pengaruh masing-

Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif


Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KSWP(X1) 75 12 18 15,63 1,383
SP(X3) 75 14 19 16,61 1,207
KPP(Y) 75 14 18 16,28 1,203
KWP(Y) 75 24 29 26,47 1,417
Valid N (listwise) 75
Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Tabel diatas menjelaskan bahwa, tiap variabel lebih besar dari standar
pada Kesadaran Wajib Pajak jawaban deviasi tiap variabel.
minimum responden 12 dan
maksimum 18, dengan rata-rata total 4.2. Uji Deskriptif
jawaban 15,63 dan standar deviasi Untuk mengetahui adanya
1,383. Variabel Sanksi Pajak jawaban pengaruh Kesadaran Wajib Pajak (X1),
minimum responden 14 dan maximum Sanksi Pajak (X2), dan Kualitas
19 dengan rata-rata total jawaban Pelayanan Pajak (X3) terhadap
16,61 dan standar deviasi 1,207. KepatuhanWajib Pajak (Y) dilakukan
Variabel Kualitas Pelayanan jawaban analisis regresi linear berganda dengan
minimum responden 14 dan bantuan software SPSS versi 20.0.
maksimum18, dengan rata-rata total pengujian terhadap hipotesis yang
jawaban 16,28 dan standar deviasi dirumuskan dilakukan baik secara
1,203. Variabel Kepatuhan Wajib Pajak parsial maupun simultan. Hipotesis
jawaban minimum responden 24 dan null (Ho) adalah hipotesis yang
maximum 29, dengan rata-rata total menyebutkan antara variabel
jawaban 26,47 dan standar deviasi independen tidak berpengaruh
1,417. Dari penjelasan tersebut dapat terhadap variabel dependen. Hipotesis
disimpulkan bahwa variabel yang alternatif (Ha) adalah hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini menyebutkan adanya pengaruh antara
terbilang baik, karena jumlah rata-rata variabel independen terhadap variabel

46
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 39-51 • Juli 2020
JAK

dependen. Pengambilan keputusan pengujian yang dilakukan diperoleh


dalam penelitian ini akan hasil sebagai berikut :
menggunakan probabilitas signifikan
berdasarkan nilai alpa yaitu 5%, 4.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
apabila probabilitas signifikan < 0,05 Koefesien determinasi (R kuadrat)
maka Ho ditolak dan Ha diterima. pada intinya mengukur seberapa jauh
Demikian pula sebaliknya, apabila kemampuan model dalam
probabilitas signifikan > 0,05 maka Ho menerangkan variabel-variabel
diterima dan Ha ditolak. Jika Ha dependen.Nilai koefesien determinasi
diterima maka variabel independen adalah antara nol dan satu.Nilai R
berpengaruh terhadap variabel kuadrat yang kecil berarti kemampuan
dependen, sedangkan jika Ha ditolak variabel-variabel independen dalam
maka tidak ada pengaruh antara menjelaskan variasi variabel dependen
variabel independen terhadap variabel amat terbatas.
dependen. Berdasarkan hasil

Tabel 4.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)


Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Estimate
Square
1 ,580a ,347 ,385 1,384
a. Predictors: (Constant), KPP(X3), SP(X2), KSWP(X1)
b. Dependent Variable: KWP(Y)
Sumber : Data Primer Diolah, 2020

Dari tabel diatas dapat dilihat maka nilai variabel dependen juga naik.
bahwa, Kofisien Determinasi (Adjusted
R Square) sebesar 0,847 yang memiliki 4.4. Uji Signifikansi Simultan (Uji
arti bahwa pengaruh Kesadaran Wajib Statistik F)
Pajak (X1), Sanksi Pajak (X2), dan Uji Statistik F digunakan untuk
Kualitas Pelayanan Pajak (X3) mengetahui ada tidaknya pengaruh
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y) simultan variabel-variabel independen
adalah sebesar 38,5 % dan sisanya terhadap variabel dependen. Kriteria
36,5 % dipengaruhi oleh variabel lain pengujian yang digunakan adalah jika
diluar model penelitian ini. Nilai probability value (p value) < 0,05, maka
Koefisien R yang positif menunjukan Ha diterima dan jika p value > 0,05,
pengaruh hubungan yang searah atau maka Ha ditolak.
jika nilai variabel independen naik

Tabel 5.1. Hasil Uji Statistik F


ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 12,677 3 4,226 2,206 ,015b
1 Residual 135,990 71 1,915
Total 148,667 74
a. Dependent Variable: KWP(Y)
b. Predictors: (Constant), KPP(X3), SP(X2), KSWP(X1)
Sumber : Data Primer Diolah, 2020

47
Atarwaman – Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak

Dari tabel diatas dapat dilihat Kepatihan Wajib Pajak (Y).


bahwa, berdasarkan nilai statistik
pada tabel hasil analisis regresi linear 4.5. Uji Signifikansi Simultan (Uji
berganda, dapat dilihat bahwa nilai F Statistik F)
hitung sebesar 2,206 dengan Uji Statistik t digunakan untuk
signifikansi 0,15 karena nilai mengetahui pengaruh masing-masing
signifikasi lebih kecil dari 0.05 maka variabel independen terhadap variabel
dapat disimpulkan bahwa variabel dependen. Kriteria pengujian yang
Kesadaran Wajib Pajak (X1), Sanksi digunakan adalah jika p value < 0,05,
Pajak (X2), dan Kualitas Pelayanan maka Ha diterima dan jika p value >
Pajak (X3) secara simultan (bersama- 0,05, maka Ha ditolak
sama) berpengaruh terhadap

Tabel 6.1 Hasil Uji Statistik T


Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 17.746 3.770 4.707 .000
Kesadaran Wajib
Pajak -.042 .076 -.078 -.543 .590

Sanksi Pajak .443 .090 .682 4.899 .000


Kualitas
Pelayanan Pajak .394 .143 .299 2.765 .007

a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak


Sumber : Data Primer Diolah,2020

Dari tabel diatas dapat dilihat signifikansi 0.000 < 0.05 maka Ho
bahwa model regresi linear berganda ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
dalam penelitian ini adalah : Y = H2 diterima atau terbukti signifikan,
17,746 + -0,042 X1 + 0,443X2 + 0.394 yang berarti bahwa Sanksi Pajak (X2)
X3. Secara parsial untuk variabel berpengaruh positif dan signifikan
Kesadaran Wajib Pajak (X1) diperoleh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y).
nilai signifikan 0.590 > 0.05 dan Dan yang terakhir Untuk variabel
Kofisien regresi -0,042 karena nilai Kualitas Pelayanan Pajak (X3) diperoleh
signifikansi 0.590 > 0.05 maka Ho nilai signifikan 0.007 < 0.05 dan
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti Kofisien regresi 0.394. Karena nilai
H1 ditolak atau terbukti tidak signifikansi 0.007< 0.05 maka Ho
signifikan, yang berarti bahwa diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
Kesadaran Wajib Pajak (X1) tidak H3 diterima atau terbukti signifikan,
berpengaruh positif dan signifikan yang berarti bahwa Kualitas Pelayanan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pajak (X3) berpengaruh positif dan
(Y).Untuk variabel Sanksi Pajak (X2) signifikan terhadap Kepatuhan Wajib
diperoleh nilai signifikan 0.000 < 0.05 Pajak (Y).
dan Kofisien regresi 0.443. Karena nilai

48
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 39-51 • Juli 2020
JAK

4.6. Pembahasan signifikan positif terhadap kepatuhan


4.6.1. Pengaruh Kesadaran Wajib WPOP dalam membayar pajak.
Pajak Terhadap Kepatuhan Hubungan antara sanksi pajak dengan
Wajib Pajak Kepatuhan Wajib Pajak membayar
Hasil uji penelitian ini pajak searah. Maknanya, semakin
menunjukkan bahwa variabel berat sanksi pajak yang diberikan
Kesadaran Wajib Pajak tidak kepada wajib pajak yang melanggar
berpengaruh signifikan terhadap peraturan maka semakin patuh wajib
Kepatuhan Wajib Pajak. pajak tersebut dalam membayar pajak
Penelitian ini sejalan dengan kepada negara.Semakin rendah sanksi
penelitian yang dilakukan oleh pajak yang diberikan maka semakin
Primasari (2016) yang menyatakan rendah kepatuhan wajib pajak dalam
bahwa kesadaran wajib pajak tidak membayar pajak kepada Negara.
berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak. 4.6.3. Pengaruh Kualitas Pajak
Kesadaran wajib itu timbul dari Terhadap Kepatuhan Wajib
beberapa faktor yaitu faktor internal Pajak
dan faktor eksternal. Faktor Hasil uji penelitian ini
internalnya adalah dari dalam diri menunjukkan bahwa variabel Kualitas
wajib pajak itu sendiri, sedangkan Pajak berpengaruh signifikan terhadap
faktor eksternalnya yaitu merupakan Kepatuhan Wajib Pajak.
program yang dilakukan oleh Hasil penelitian ini mendukung
pemerintah dimana pemerintah juga hasil penelitian Indah Lestari (2018)
mengeluarkan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa Kualitas
pajak terhutang. Semakin tinggi pelayanan berpengaruh positif
tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
mengenai perpajakan maka tingkat pribadi.
kepatuhan pajak juga semakin Hasil penelitian ini memberikan
meningkat, karena kesadaran itu bukti adanya pengaruh positif dari citra
timbul dari diri wajib pajak. Namun baik yang ditampilkan oleh pihak fiskus
jika dilihat dari pendapat wajib pajak pajak. Mulai dari teknologi yang
mereka masih belum mempunyai memadai dan cepat menindaklanjuti
kesadarannya untuk melakukan keluhan yang disampaikan sehingga
kewajibannya dalam urusan wajib pajak akan cendrung untuk
perpajakan. patuh dalam membayar kewajiban
perpajakannya.Hal ini menunjukkan
4.6.2. Pengaruh Sanksi Pajak bahwa semakin baik pelayanan yang
Terhadap Kepatuhan Wajib diberikan kepada wajib pajak maka
Pajak semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib
Hasil uji penelitian ini pajak.
menunjukkan bahwa variabel Sanksi
Pajak berpengaruh signifikan terhadap 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Kepatuhan Wajib Pajak. 5.1. Kesimpulan
Hasil penelitian ini konsisten Berdasarkan hasil penelitian dan
dengan penelitian yang telah pembahasan, maka penulisan dapat
dilakukan oleh Savitri (2017), yang menarik kesimpulan sebagai berikut :
menyatakan bahwa sanksi pajak 1. Kesadaran Wajib Pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan berpengaruh positif dan signifikan
wajib pajak. terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil penelitian ini membuktikan Hasil penelitian ini konsisten
bahwa sanksi pajak berpengaruh dengan Primasari (2016) yang

49
Atarwaman – Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Pajak

membuktikan bahwa kesadaran eksperimen sebagai pengganti


wajib pajak tidak berpengaruh metode kuesioner.
terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Sanksi Pajak berpengaruh positif 5.4. Implikasi Penelitian
dan signifikan terhadap Implikasi dari penelitian ini adalah
Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil sebagai berikut :
penelitian ini konsisten dengan Penelitian ini dapat memberikan
penelitian Savitri (2017), yang pemahaman demi mengetahui
menyatakan bahwa sanksi pajak pentingnya Kesadaran Wajib Pajak,
berpengaruh terhadap kepatuhan Sanksi Pajak dan Kualitas Pelayanan
wajib pajak. Pajak sehingga dapat meningkatkan
3. Kualitas Pelayanan Pajak Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
berpengaruh positif dan KPP Pratama Ambon. Berikut implikasi
signifikan terhadap Kepatuhan pada masing-masing variabel :
Wajib Pajak. Hasil penelitian ini 1. Kesadaran wajib pajak atas fungsi
konsisten dengan penelitian perpajakan sebagai pembiayaan
Indah Lestari (2018) yang negara sangat diperlukan untuk
menyatakan bahwa Kualitas meningkatkan kepatuhan wajib
pelayanan berpengaruh positif pajak. Jadi masyarakat harus
terhadap kepatuhan wajib pajak sadar akan keberadaannya
orang pribadi. sebagai warga negara yang sealalu
menjunjung tinggi Undang
5.2. Keterbatasan Undang Dasar 1945 sebagai dasar
Penelitian ini mempunyai hukum penyelenggaraan negara.
keterbatasan-keterbatasan yang Jadi dapat didefinisikan,
mungkin memberikan gangguan pada kesadaran wajib pajak adalah
hasil penelitian yaitu : suatu kondisi dimana wajib pajak
Data dalam penelitian ini diperoleh mengetahui, mengakui,
dengan metode survei, yaitu dengan menghargai, dan menaati
cara pemberian kuesioner pada ketentuan perpajakan yang
responden dan tidak melakukan berlaku serta memiliki
wawancara langsung sehingga kesungguhan dan keinginan
kesimpulan yang diperoleh didasarkan untuk memenuhi kewajiban
pada data yang terkumpul melalui pajaknya.
penggunaan instrumen yang tersedia. 2. Sanksi perpajakan merupakan
jaminan bahwa ketentuan
5.3. Saran peraturan perundang-undangan
Saran yang bisa diberikan perpajakan (norma perpajakan)
penelitian untuk penelitian akan dituruti/ditaati/dipatuhi.
selanjutnya adalah sebagai berikut : Penerapan sanksi perpajakan
1. Penelitian selanjutnya bertujuan untuk memberikan efek
diharapkan dapat jera kepada wajib pajak yang
mengembangkan model yang melanggar norma perpajakan
lebih baik dengan menggunakan sehingga tercipta kepatuhan wajib
variabel-variabel lain yang pajak dalam melaksanakan
mungkin berpengaruh terhadap kewajiban perpajakannya
Kepatuhan Wajib Pajak. 3. Kualitas Pelayanan yang
2. Sebaiknya untuk penelitian berhubungan dengan pajak dapat
selanjutnya, dilakukan dengan dimaksudkan sebagai pelayanan
menggunakan wawancara dan yang diberikan oleh aparatur pajak
menggunakan metode dalam hal ini Ditjen Pajak kepada

50
Jurnal Akuntansi • Vol. 6 No. 1, Hal: 39-51 • Juli 2020
JAK

masyarakat untuk membantu terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


masyarakat dalam memenuhi Orang Pribadi. Tax and Accounting
kewajiban dan hak dalam Review, Universitas Muhamadyah,
perpajakan. Surakarta.
Mardiasmo 2009. Perpajakan, Edisi
DAFTAR PUSTAKA Revisi, Andi, Yokyakarta, 2009.
Anita Majid 2015.Pengaruh Sosialisasi, Maryati, Eka 2014. Pengaruh Sanksi
Pemeriksaan dan Penagihan Aktif Pajak, Motivasi Dan Tingkat
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pendidikan Terhadap Kepatuhan
Pajak Badan dengan Kesadaran Wajib Pajak Studi Pada Wilayah
Wajib Pajak sebagai variabel Kantor Pelayanan Pajak Pratama
intervening,Universitas Negeri, Bintan.Jurnal Ekonomi dan
Gorontalo. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.4. No.1.
Bisnis. Vol.5. No.1. Ni Ketut Nuari Shanti (2016). Pengaruh
Ananda, Pasca Rizki Dwi, Srikandi Kualitas Pelayanan dan
Kumadji dan Achmad Husaini Pemahaman Peraturan Perpajakan
2015. Pengaruh Sosialisasi terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Perpajakan, Tarif Pajak, Dan Orang Pribadi. Jurnal Ilmiah
Pemahaman Perpajakan Terhadap Akuntansi. Vol.1 No.1.
Kepatuhan Wajib Pajak Studi Pada Primasari2016. Faktor-faktor yang
Umkm Yang Terdaftar Sebagai mempengaruhi wajib pajak orang
Wajib Pajak. Jurnal Perpajakan. pribadi Yangmelakukan pekerjaan
Vol. 6 No. 2. bebas. Jurnal akuntansdi dan
Fitri Wilda 2015.Pengaruh Kesadaran keuangan vol. 5 no. 2.
Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Septarini, Dina Fitri 2015. Pengaruh
dan Sanksi Pajak terhadap Pelayanan, Sanksi, Dan Kesadaran
Kepatuhan Wajib Pajak orang Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
pribadi di Kota Padang. Tax and Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
Accounting Review, Universitas Ilmu Ekonomi &Sosial. Vol. VI No.
Muhamadyah, Padang. 1.
Herryanto, Marisa dan Agus Arianto Sugiyono. 2011. Metode penelitian
Toli 2013. Pengaruh Kesadaran bisnis kuantitatif kualitatif, dan
Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi R&D. Bandung: Alfabeta
Perpajakan, dan Pemeriksaan Tansuria, Billy Ivan 2010. Pokok-Pokok
Pajak terhadap Penerimaan Pajak Ketentuan Umum Perpajakan (KUP)
Penghasilan, Tax and Accounting Cetakan Pertama, Graha Ilmu,
Review, Vol.1, No.1. Yogyakarta, 2010.
Indah Lestari 2018. Pengaruh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi tentang Ketentuan Umum dan
Pajak, Sosialisasi Pajak dan Tata Cara
Kualitas Pelayanan Pajak Perpajakan.

51

Anda mungkin juga menyukai