Anda di halaman 1dari 11

JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 49

PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PAJAK


TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KPP PRATAMA KOTA BOGOR

INFLUENCE OF CONSCIOUSNESS TAXPAYERS, FISKUS SERVICES AND SANCTIONS


AGAINST TAX COMPLIANCE TAXPAYERS IN BOGOR CITY KPP PRATAMA

Leni Samira
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda Bogor
E-mail : leni.samira@unida.ac.id

ABSTRACT

This research is performed in order to test the influence of variabel taxpayer awareness
service tax authorities and tax penalties on tax compliance in Bogor Pratama Tax Office.
The population in this study is the Individual Taxpayer and Agency Income Tax 21, 22 , 23,
24, 25, 26, Value Added Tax, Sales Tax and Luxury Goods Tax on Land and Building Bogor
Pratama Tax Office, with a total population of 183.506 taxpayers. Sampling was carried out
using probability sampling methods, sampling methods can be determined the total sample
99,87 rounded to 100. Primary data collection method used is a survey method using
questionnaires media. The data analysis technique used in this study is multiple regression
analysis techniques. Based on the analysis conducted, it could be concluded that the
taxpayer awareness, service tax authorities, and tax penalties have the effect of partially
and simultaneously on tax compliance in Bogor Pratama Tax Office.

Keywords : Taxpayers Awareness, service tax authorities, tax penalties and tax
compliance.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran Wajib Pajak, pelayanan
fiskus, dan sanksi pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Bogor. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
Pajak Penghasilan 21, 22, 23, 24, 25, 26, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang
Mewah dan Pajak Bumi dan Bangunan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bogor,
dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 183.506 Wajib Pajak. Pengambilan sampel
dilakukan dengan memakai metode probabilitas sampling, dari metode sampling tersebut
dapat ditentukan jumlah sampel sebanyak 99,87 dibulatkan menjadi 100. Metode
pengumpulan data primer yang dipakai adalah dengan metode survey dengan
menggunakan media kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka
diperoleh kesimpulan bahwa kesadaran Wajib Pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak
berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bogor.

Kata kunci : Kesadaran Wajib Pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak, dan kepatuhan Wajib
Pajak.
50 | L. Samira Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus

PENDAHULUAN Kesadaran Wajib Pajak akan


kewajibannya dalam membayar pajak
Penerimaan pajak pada Rencana
sangat diperlukan untuk meningkatkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
kepatuhan Wajib Pajak. Masyarakat harus
(RAPBN) tahun 2013 ditargetkan Rp
sadar akan keberadaannya sebagai warga
1.301,7 trilyun, naik 5,2 persen dari
negara Indonesia serta turut mendukung
rencana APBN 2012, atau meningkat lebih
dan berpatisipasi atas upaya-upaya yang
dari dua kali lipat dibandingkan realisasi
dilakukan oleh pemerintah dalam hal
tahun 2007 (http://www.anggaran.depkeu.go.id).
peningkatan penerimaan pajak. Kualitas
Hal tersebut, menunjukan betapa besarnya
pelayanan fiskus yang baik diharapkan
peran penerimaan pajak dalam APBN,
mampu meningkatkan kepatuhan dan akan
maka upaya untuk meningkatkan
memberikan kenyamanan bagi Wajib
penerimaan pajak terus dilakukan oleh
Pajak.
pemerintah, antara lain dengan perbaikan
Sanksi tentang perpajakan telah
regulasi dan sistem perpajakan,
diatur dalam Undang-undang. Sanksi
peningkatan kualitas pelayanan pajak
diperlukan untuk memberikan efek jera
kepada publik, pembenahan peraturan PPh
bagi pelanggar pajak. Wajib Pajak akan
dan PPN, penggalian potensi pajak,
melaksanakan kewajibannya dalam hal
penegakan hukum yang lebih tegas dan adil
membayar pajak bila memandang bahwa
serta tanpa pandang bulu. Tetapi untuk
sanksi perpajakan akan lebih banyak
memaksimalkan penerimaan pajak tidak
merugikannya. (Jatmiko, 2006:20)
dapat hanya mengandalkan peran dari
Kepatuhan Wajib Pajak dalam
Direktorat Jenderal Pajak maupun petugas
membayar pajak merupakan posisi
pajak, dibutuhkan juga peran aktif dari
strategis dalam hal peningkatan
para Wajib Pajak itu sendiri.
penerimaan pajak. Akan tetapi dalam
Reformasi perpajakan atau yang lebih
kenyataannya, terdapat cukup banyak
dikenal dengan Tax Reform pada tahun
Wajib Pajak yang dengan sengaja
1983, terjadi perubahan yang cukup
melakukan kecurangan dan melalaikan
signifikan pada sistem pemungutan pajak,
kewajiban perpajakannya, sehingga
yaitu Official Assesment System menjadi Self
menyebabkan timbulnya tunggakan pajak.
Assesment System. Dalam Official Assesment
Berikut disajikan tabel yang menjelaskan
System yang lebih banyak untuk berperan
tentang tingkat kepatuhan Wajib Pajak
aktif adalah petugas pajak, dan Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Badan PPh (Pajak
lebih banyak berlaku pasif menunggu
Penghasilan) 21, 22, 23, 24, 25, 26, PPN
tindakan dari petugas pajak, sedangkan
(Pajak Pertambahan Nilai), PPnBM (Pajak
dalam Self Assesment System, Wajib Pajak
Penjualan Barang Mewah) dan PBB (Pajak
yang lebih banyak berlaku aktif.
Bumi dan Bangunan) pada KPP Pratama
Self Assessment System memberikan
Bogor dari tahun 2011 hingga 2013 Tabel 1:
kepercayaan bagi Wajib Pajak untuk Jumlah
menghitung, menyetor, dan melaporkan Jumlah Kepatuhan
No. Tahun Wajib
SPT %
sendiri kewajiban perpajakannya, sehingga Pajak
melalui sistem administrasi perpajakan ini 1. 2011 152.749 170.985 111.94
diharapkan dapat dilaksanakan dengan 2. 2012 179.011 170.622 95.31
rapi, terkendali, sederhana dan mudah 3. 2013 183.506 101.333 55.22
dipahami oleh masyarakat. Self Assessment Berdasarkan tabel di atas dapat
System akan berjalan secara efektif jika dilihat bahwa selama tiga tahun terakhir,
diimbangi dengan upaya penegakan hukum yaitu tahun 2011 hingga 2013, kondisi
dan pengawasan yang ketat atas kepatuhan kepatuhan Wajib Pajak semakin menurun.
Wajib Pajak dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya.
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 51

Kesadaran merupakan unsur dalam dimana Wajib Pajak paham dan berusaha
diri manusia untuk memahami realitas dan untuk memahami semua ketentuan
bagaimana mereka bertindak atau bersikap peraturan perundang – undangan
terhadap realitas. Definisi kesadaran Wajib perpajakan, mengisi formulir pajak dengan
Pajak menurut Nasution (2003:62) yaitu lengkap dan jelas, menghitung jumlah
sikap Wajib Pajak yang telah memahami pajak yang terutang dengan benar dan
dan mau melaksanakan kewajibannya membayar pajak tepat pada waktunya
untuk membayar pajak dan telah
melaporkan semua penghasilannya tanpa Metode Penelitian
ada yang disembunyikan sesuai dengan Penelitian ini meneliti tentang
ketentuan yang berlaku. pengaruh Kesadaran Wajib Pajak,
Pelayanan fiskus yang baik dapat Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak
memberikan kenyamanan dan kemudahan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP
bagi para Wajib Pajak dalam melaksanakan Pratama Bogor yang beralamat di Jalan Ir.
kewajiban perpajakannya. Menurut H. Juanda No 64, Bogor.
Jatmiko (2006:20), pelayanan adalah cara Penelitian ini merupakan penelitian
melayani, membantu, mengurus, atau kuantitatif. Dalam pelaksanaan penelitian
menyiapkan segala kebutuhan yang ini, akan digunakan bentuk penelitian
diperlukan seseorang. Sementara itu, fiskus verifikatif yang dilaksanakan melalui
merupakan petugas pajak. Jadi, pelayanan pengumpulan data di lapangan pada Wajib
fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas Pajak pada KPP Pratama Bogor.
pajak dalam membantu, mengurus, atau
menyiapkan segala keperluan yang Variabel Penelitian dan Operasionali-
dibutuhkan seseorang yang dalam hal ini sasi Variabel
adalah Wajib Pajak. Variabel Independent (variabel
Sanksi dalam kegiatan perpajakan bebas) dalam penelitian ini adalah
sangatlah diperlukan untuk memberikan Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus
efek jera bagi para pelanggarnya dan dan Sanksi Pajak. Variabel Dependent
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak (variabel terikat) adalah Kepatuhan Wajib
dalam melaksanakan kewajibannya dalam Pajak pada KPP Pratama Bogor. Adapun
hal membayar pajak. Menurut Mardiasmo indikator dari Kepatuhan Wajib Pajak pada
(2011:59) sanksi perpajakan merupakan KPP Pratama Bogor, meliputi: memahami
jaminan bahwa ketentuan peraturan undang-undang perpajakan, mengisi
perundang-undangan perpajakan (norma formulir pajak dengan benar, menghitung
perpajakan) akan dituruti, ditaati serta pajak dengan jumlah pajak yang benar dan
dipatuhi. Atau bisa dengan kata lain, sanksi membayar pajak tepat pada waktunya.
perpajakan merupakan alat pencegah Penelitian ini terdiri dari dua
(preventif) agar Wajib Pajak tidak variabel, yaitu variabel bebas terdiri dari
melanggar norma perpajakan. Kesadaran Wajib Pajak (X1), Pelayanan
Fiskus (X2) dan Sanksi Pajak (X3).
Kepatuhan Wajib Pajak Sedangkan variabel terikat yaitu
Kepatuhan Wajib Pajak dalam Kepatuhan Wajib Pajak (Y) pada KPP
melaksanakan kewajibannya membayar Pratama Bogor.
pajak merupakan faktor yang penting
dalam hal upaya pemerintah untuk Populasi, Sampel dan Teknik
meningkatkan penerimaan pajak. Pengambilan Sampel
Pengertian Kepatuhan Pajak menurut Zain Populasi dalam penelitian ini adalah
(2003:31) adalah suatu iklim kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan PPh
dan kesadaran pemenuhan kewajiban (Pajak Penghasilan) 21, 22, 23, 24, 25, 26,
perpajakan yang tercermin dalam situasi PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PPnBM
52 | L. Samira Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus

(Pajak Penjualan Barang Mewah) dan PBB


(Pajak Bumi dan Bangunan) pada KPP
Pratama Bogor. Dimana:
Rumus yang digunakan untuk
r = Koefisien validitas item yang
menentukan sampel yaitu menggunakan
dicari
rumus Slovin:
X = Skor yang diperoleh dari subyek
n= N dalam tiap item
(N.℮ ) + 1
2
Y = Skor total yang diperoleh dari
Dimana : subyek seluruh item
n = jumlah sampel = jumlah skor dalam distribusi X
N = populasi = jumlah kuadrat pada masing-
℮ = persen kelonggaran ketidaktelitian masing X
karena kesalahan pengambilan = jumlah kuadrat pada masing-
sampel yang masih bisa ditolerir atau masing Y
diinginkan, dalam penelitian ini N = jumlah responden
adalah 10%. Table 3: Kriteria Uji Validitas
Berdasarkan rumus tersebut dapat Corrected Item Total
ditentukan bahwa jumlah sampel dalam Keterangan
Correlation
penelitian ini sebanyak 99,87 dibulatkan ≥ 0,3 Valid
menjadi 100, dengan jumlah populasi < 0,3 Tidak valid
sebanyak 183.506 Wajib Pajak di KPP
Sumber: Sugiyono (2007:68)
Pratama Bogor.
Pengujian Reliabilitas
Pengujian Instrumen
Untuk mengukur reabilitas dalam
Berdasarkan pengolahan data dari
penelitian ini menggunakan teknik
hasil kuesioner menurut Ridwan dan
Cronbach (Ghozali, 2011:45), sebagai
Sunarto (2007:69) dapat diukur dengan
berikut:
menggunakan skala Likert yang didata dari
∑σ
skala ordinal dengan cara perhitungan : K
r11 =
Nilai Tertinggi - Nilai 1–σ
Terendah = 5-1 = 0,80 K–1
Banyaknya Kelas 5
Di mana :
Sedangkan tabel dibawah ini
r11 = reliabilitas instrumen
merupakan daftar singkatan penilaian:
k = banyak butir pertanyaan
Table 2: Daftar Keterangan Singkatan
Penilaian σ = varian total
Bobot Nilai Keterangan
I Sangat Tidak Setuju ∑σ = jumlah varian butir
II Tidak Setuju Dengan kriteria bahwa suatu
III Kurang Setuju instrumen dikatakan reliabel apabila
IV Setuju memenuhi standar koefisien alpha
V Sangat Setuju Cronbach lebih besar dari 0,6 (α ≥ 0,6).
Sumber: Sugiyono (2011:94)
Uji Asumsi Klasik
Pengujian Validitas Sebelum melakukan pengujian
Pengujian validitas menggunakan hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
rumus teknik korelasi “Product Moment” asumsi klasik yang mendasari penggunaan
(Sugiyono,2007:55): analisis regresi berganda. Asumsi-asumsi
klasik tersebut menurut Nurgiyantoro dkk
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 53

(2004:118) adalah uji normalitas, uji


multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji Uji Simultan (f-test)
heterokedastisitas. Nugroho (2011:99) menyatakan
bahwa untuk mengetahui bersama-sama
Metode Analisa Data apakah secara simultan variabel bebas P1
Persamaan regresi berganda (X1), variabel bebas P2 (X2) dan variabel
(Nugroho, 2011:92), adalah sebagai bebas P3 (X3) memiliki hubungan yang
berikut : signifikan dengan variabel dependen K (Y),
Y = a + b1 X1 + b 2X2 + b 3X3 + ε maka dapat dilakukan uji signifikansi
Dimana : dengan hipotesis:
Y = Kepatuhan Wajib Pajak a. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang
a = Nilai konstanta signifikan antara variabel bebas (X1, X2
X1 = Kesadaran Wajib Pajak terhadap dan X3) secara bersama-sama terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak variabel terikat (Y).
X2 = Pelayanan Fiskus terhadap b. Ha : terdapat pengaruh yang signifikan
Kepatuhan Wajib Pajak antara variabel bebas (X1, X2 dan X3)
X3 = Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan secara bersama-sama terhadap variabel
Wajib Pajak terikat (Y).
ε = Faktor lain yang tidak diteliti Adapun statistik pengujiannya
b 1 = Koefisian regresi variabel X1 menurut Nugroho (2010:100) yaitu:
b 2 = Koefisian regresi variabel X2 a. Jika Ftabel ≥ Fhitung, maka Ho ditolak dan
b 3 = Koefisian regresi variabel X3 Ha diterima.
b. Jika Ftabel > Fhitung, maka Ho diterima dan
Uji Hipotesis Ha ditolak.
Uji Parsial ( t-test)
Langkah-langkah uji t (Nugroho, 2010: Koefisien Determinasi (R2)
100) sebagai berikut: Koefisien Determinasi merupakan
1) Menentukan formula hipotesis ukuran kesesuaian garis regresi linier
a. Ho : Tidak ada pengaruh yang berganda terhadap suatu data (Ghozali,
signifikan dari variabel bebas (Xn) 2011:270). Nilai koefisien determinasi
terhadap variabel terikat (Y). adalah antara 0 sampai 1. Semakin
b. Ha : Terdapat pengaruh yang mendekati 0 besarnya koefisien
signifikan dari variabel bebas (Xn) determinasi suatu persamaan regresi,
terhadap variabel terikat (Y). semakin kecil pula pengaruh variabel
2) Menentukan level of significant, dengan independen terhadap variabel dependen.
α = 5% Semakin kecil kemampuan model regresi
3) Tingkat pengujian: yang dihasilkan dalam menjelaskan
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan perubahan nilai variabel dependen.
Ha diterima. Sebaliknya, semakin mendekati 1 besarnya
Jika thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima koefisien determinasi suatu persamaan
dan Ha ditolak. regresi, semakin besar pula pengaruh
4) Menentukan nilai thitung dengan variabel independen terhadap variabel
menggunakan SPSS. dependen.
5) Menentukan Ho diterima atau ditolak
Untuk menentukan Ho diterima atau HASIL DAN PEMBAHASAN
ditolak dilihat dari tingkat signifikansi. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Apabila apabila tingkat signifikansi Bogor adalah instansi vertikal Direktorat
dibawah 0,05 maka Ho diterima atau Jenderal Kantor Pelayanan Pajak Pratama
berpengaruh secara signifikan. Bogor adalah instansi vertikal Direktorat
Jenderal Pajak yang berada dibawah dan
54 | L. Samira Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus

bertanggung jawab langsung kepada adalah Sarjana (50%). Latar belakang


Kepala Kantor Wilayah DJP Jawa Barat II setingkat Sarjana menunjukkan bahwa
KPP Pratama Bogor dipimpin oleh seorang mereka kebanyakan memiliki kesadaran
Kepala Kantor. Kantor Pelayanan Pajak dalam melaksanakan kewajiban
Pratama Bogor mempunyai tugas perpajakannya.
melaksanakan pelayanan, pengawasan Berdasarkan hasil jawaban mengenai
administratif, bimbingan dan pemeriksaan karakteristik Wajib Pajak KPP Pratama
terhadap Wajib Pajak, mengelola pajak- Bogor, dapat dilihat rekapitulasi
pajak pusat seperti Pajak Penghasilan karakteristik Wajib Pajak KPP Pratama
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Bogor pada tabel 4:
Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi Tabel 4: Rekapitulasi Karakteristik Wajib
dan Bangunan serta melakukan kegiatan Pajak KPP Pratama Bogor
pemeriksaan pajak. Karakteristik Keterangan Jumlah %
Wilayah kerja KPP Pratama Bogor Jenis Kelamin Laki-Laki 60 60
adalah Kotamadya Bogor yang meliputi
Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Usia 31-40 tahun 43 43
Bogor Utara, Kecamatan Bogor Barat, Pendidikan Sarjana 50 50
Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor Terakhir
Tengah, dan Kecamatan Tanah Sareal. Sumber: Data primer diolah, 2014
jumlah Wajib Pajak yang dijadikan
sampel adalah 100 orang. Wajib Pajak di Kesadaran Wajib Pajak
KPP Pratama Bogor yang menjadi sampel Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib
dalam penelitian ini disajikan dalam tabel Pajak KPP Pratama Bogor Terhadap
berikut: Kesadaran Wajib Pajak adalah :
Berdasarkan jenis kelamin, Tabel 5: Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib Pajak
karakteristik Wajib Pajak KPP Pratama Terhadap Kesadaran
Jawab Ketera
Bogor adalah Karakteristik Wajib Pajak No Indikator
an ngan
KPP Pratama Bogor berdasarkan Jenis 1 Pajak adalah iuran
Sangat
Kelamin menunjukkan bahwa sebagian rakyat untuk dana 4,29
Setuju
besar Wajib Pajak KPP Pratama Bogor pembangunan
berjenis kelamin laki-laki dengan 2 Pajak adalah iuran
rakyat untuk dana
prosentase sebesar 60% atau sebanyak 60 pengeluaran umum 4,33
Sangat
orang, sedangkan sisanya 40% atau Setuju
pelaksanaan fungsi dan
sebanyak 40 orang berjenis kelamin tugas pemerintah
perempuan. 3 Pajak merupakan
Sangat
Berdasarkan usia, karakteristik Wajib sumber penerimaan 4,23
Setuju
negara yang terbesar
Pajak KPP Pratama Bogor menunjukkan Pajak harus dibayar
bahwa Wajib Pajak KPP Pratama Bogor karena pajak Sangat
4 4,29
sebagian besar usia 31-40 tahun dengan merupakan kewajiban Setuju
persentase sebesar 43% atau sebanyak 43 warga negara
orang, kemudian sedangkan usia 18-30 Total 17,14
Nilai Rata-rata Sangat
tahun dengan prosentase 41% atau 41 4,28
Setuju
orang. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sumber: Data primer diolah, 2014
mayoritas Wajib Pajak berada dalam usia
produktif. Pelayanan Fiskus
Berdasarkan pendidikan terakhir, Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib
karakteristik Wajib Pajak KPP Pratama Pajak KPP Pratama Bogor Terhadap
Bogor menunjukkan bahwa pendidikan Pelayanan Fiskus adalah :
Wajib Pajak KPP Pratama Bogor dari Tabel 6: Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib Pajak
tingkat SMA sampai Sarjana, yang dominan Terhadap Pelayanan
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 55

2 Mengisi formulir
No Indikator Jawaban Keterangan pajak dengan 3,95 Setuju
1 Petugas pajak telah benar
memberikan pelayanan 4,09 Setuju 3 Menghitung
pajak dengan baik pajak dengan
2 Penyuluhan yang 4,01 Setuju
jumlah pajak
dilakukan oleh petugas Sangat yang benar
4,21
pajak dapat membantu Setuju
Membayar pajak
pemahaman
3 Petugas pajak
4 tepat pada 4,09 Setuju
senantiasa waktunya
memperhatikan Total 16,13
4,02 Setuju
keberatan Wajib Pajak Nilai Rata-rata 4,03 Setuju
atas pajak yang
dikenakan Sumber: Data primer diolah, 2014
Cara membayar dan
4 melunasi pajak adalah 3,83 Setuju Pengujian Instrumen
mudah/efisien
Total 16,15 Uji Validitas
Nilai Rata-rata 4,03 Setuju Validitas menunjukkan sejauh mana
Sumber: Data primer diolah, 2014 instrumen dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Dalam
Sanksi Pajak penelitian ini uji validitas dilakukan
Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib dengan cara menghitung korelasi antara
Pajak KPP Pratama Bogor Terhadap Sanksi masing-masing pertanyaan (item) yang
Pajak adalah : berhubungan dengan kesadaran Wajib
Tabel 7: Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib Pajak Pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak dan
Terhadap Sanksi kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama
No Indikator Jawaban Keterangan Bogor.
1 Sanksi pajak Hasil perhitungan dengan signifikasi
4,12 Setuju
sangat diperlukan
2 Pengenaan sanksi
diambil, kemudian dibandingkan nilai
harus 4,16 Setuju rhitung dengan nilai rtabel dengan alpha
dilaksanakan tegas sebesar 0,05 maka diperoleh pernyataan
3 Sanksi harus yang berhubungan dengan kesadaran
sesuai besar Wajib Pajak, terdiri dari 4 (empat) item,
kecilnya 4,07 Setuju
pelanggaran yang
Berdasarkan hasil uji validitas untuk
sudah dilakukan variabel kesadaran Wajib Pajak (X1)
Penerapan sanksi memiliki nilai valid karena rhitung > rtabel.
harus sesuai Pernyataan yang berhubungan dengan
4 dengan ketentuan 4,10 Setuju pelayanan fiskus yang terdiri dari 4
dan peraturan
(empat) item, Berdasarkan hasil uji
yang berlaku
Total 16,45
validitas untuk variabel pelayanan fiskus
Nilai Rata-rata (X2) memiliki nilai valid karena rhitung >
4,11 Setuju
rtabel.
Sumber: Data primer diolah, 2014
Berdasarkan hasil uji validitas untuk
Kepatuhan Wajib Pajak variabel sanksi pajak (X3) memiliki nilai
Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib valid karena rhitung > rtabel.
Pajak KPP Pratama Bogor Terhadap Pernyataan yang berhubungan dengan
Kepatuhan Wajib Pajak adalah : kepatuhan Wajib Pajak yang terdiri dari 4
Tabel 8: Rekapitulasi Skor Tanggapan Wajib Pajak (empat) item, berdasarkan hasil uji
Terhadap Kepatuhan validitas untuk variabel kepatuhan Wajib
No Indikator Jawaban Keterangan Pajak (Y) memiliki nilai valid karena rhitung
1 Memahami > rtabel.
Undang-undang 4,08 Setuju Uji Reliabilitas
perpajakan
56 | L. Samira Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus

Berdasarkan Hasil uji reliabilitas 1 tingkat maka akan mengakibatkan


dari setiap pertanyaan tentang kesadaran kenaikan Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Wajib Pajak, pelayanan fiskus dan sanksi sebesar 0,177 tingkat.
pajak reliabilitasnya adalah 0,764 dimana 2. Variabel Pelayanan Fiskus (X2)
nilai tersebut diatas 0,6 sehingga semua memiliki koefisien bertanda positif
pertanyaan dikatakan reliabel. sebesar 0,379. Hal tersebut berarti
perubahan Pelayanan Fiskus sebesar
Hasil dan Pembahasan 1 tingkat maka akan mengakibatkan
Analisa Regresi Berganda kenaikan Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Analisa regresi linier berganda adalah sebesar 0,379 tingkat.
hubungan secara linear antara dua atau 3. Variabel Sanksi Pajak (X3) memiliki
lebih variabel independen dengan variabel koefisien bertanda positif sebesar
dependen. Analisis ini untuk memprediksi 0,323. Hal tersebut berarti perubahan
nilai dari variabel dependen apabila nilai Sanksi Pajak sebesar 1 tingkat akan
variabel independen mengalami kenaikan mengakibatkan kenaikan Kepatuhan
atau penurunan dan untuk mengetahui Wajib Pajak (Y) sebesar0,323 tingkat.
arah hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, apakah Pengujian Hipotesis
berhubungan positif atau negatif. Hasil Untuk menguji apakah bersama-sama
analisis regresi linier berganda dalam (simultan) variabel kesadaran Wajib Pajak,
penelitian ini dapat dilihat pada tabel pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap
berikut: Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama
Tabel 9: Coefficientsa Bogor, maka digunakan statistik uji F
Model Unstandardize Standar t Sig. dengan hipotesis sebagai berikut:
d Coefficients dized Ho : r1 = 0, berarti kesadaran Wajib
Coeffici
ents
Pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak
B Std. Beta tidak berpengaruh secara nyata
Error terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada
(Cons KPP Pratama Bogor.
1.665 1.848 .901 .370
tant) Ha : r1 > 0, berarti kesadaran Wajib
2.05 Pajak, pelayanan fiskus dan sanksi
X1 .177 .086 .178 .043
2
1 pajak Bogor berpengaruh secara nyata
3.95
X2 .379 .096 .362 .000 terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada
2
3.07 KPP Pratama Bogor.
X3 .323 .105 .308 .003
4 Untuk menguji hipotesis statistik diatas
a. Dependent Variable: Y digunakan statistik uji F yang diperoleh
Sumber: Data diolah 2014 melalui tabel Analisis Varians (Anova)
seperti yang tertera pada tabel 10 berikut:
Dari tabel 9 dapat diperoleh persamaan Tabel 10 : ANOVAa
regresi: Model Sum of df Mean F Sig.
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +ε Squares Square
Regres 23.2
288.243 3 96.081 .000b
sion 30
Y = 1,665 + 0,177 X1 + 0,379 X2 + 0,323 X3 1 Residu
+ε 397.067 96 4.136
al
Hasil tersebut dapat dijelaskan sebagai Total 685.310 99
berikut: a. Dependent Variable: Y
1. Variabel Kesadaran Wajib Pajak (X1) b. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
memiliki koefisien bertanda positif Sumber : Data diolah 2014
sebesar 0,177. Hal tersebut berarti
perubahan Kesadaran Pajak sebesar
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 57

Berdasarkan tabel 10 diperoleh nilai Model Unstandardi Standard t Sig.


Ftabel sebesar 2,70 ditentukan dengan zed ized
Coefficients Coefficie
menggunakan tingkat signifikasi sebesar nts
0,5 (α = 5%), menunjukkan bahwa nilai B Std. Beta
Fhitung (23,230) > Ftabel (2,70) maka Ho Error
ditolak dan Ha diterima. Artinya dengan (Cons 1.66
1.848 .901 .370
tingkat kepercayaan 95% dapat tant) 5
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari 1 X1 .177 .086 .178 2.052 .043
kesadaran Wajib Pajak, pelayanan fiskus X2 .379 .096 .362 3.952 .000
dan sanksi pajak terhadap kepatuhan X3 .323 .105 .308 3.074 .003
a. Dependent Variable: Y
Wajib Pajak pada KPP Pratama Bogor.
Sumber: Data diolah 2014
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan
Kesadaran Wajib Pajak
seberapa besar persentase sumbangan
Untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh kesadaran Wajib Pajak,
pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap
pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap
kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama
kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama
Bogor, secara statistik akan diuji hipotesis
Bogor. Besarnya nilai koefisien determinasi
sebagai berikut:
dapat dijelaskan pada Tabel 11:
Ho : r1 = 0, berarti kesadaran Wajib Pajak
Tabel 11: Model Summaryb tidak berpengaruh secara
Mod R R Adjusted R Std. Error of
el Square Square the nyata terhadap kepatuhan
Estimate Wajib Pajak pada KPP Pratama
1 .649a .421 .402 2.034 Bogor.
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 Ha : r1 > 0, berarti kesadaran Wajib Pajak
b. Dependent Variable: Y berpengaruh secara nyata
Sumber: Output Pengolahan Data dengan SPSS 20 terhadap kepatuhan Wajib
Berdasarkan tabel 11 diperoleh nilai Pajak pada KPP Pratama
R2 sebesar 0,421 (42,1%). Hal ini Bogor.
menunjukkan bahwa persentase Hasil perhitungan pada tabel 12
sumbangan pengaruh kesadaran Wajib diperoleh nilai thitung untuk kesadaran
Pajak, pelayanan fiskus dan sanksi pajak Wajib Pajak sebesar 2,052 dan dari ttabel
terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP dengan α = 0,05 dan derajat bebas (db)
Pratama Bogor sebesar 42,1%. Sedangkan untuk pengujian satu sisi diperoleh nilai
57,9% lainnya dipengaruhi faktor lainnya ttabel = 1,671.
yang tidak dimasukkan dalam model Dengan kriteria pengujian satu sisi
penelitian. Faktor-faktor tersebut pihak tangan atau positif adalah “tolak H0
diantaranya adalah: pengetahuan jika thitung > ttabel”, karena nilai thitung untuk
perpajakan Wajib Pajak, kepuasan Wajib koefisien variabel faktor produk lebih
Pajak, penagihan pajak, dll. besar dari ttabel, yaitu thitung 2,052 > ttabel
1,671 maka pada tingkat signifikasi 5% Ho
Uji t ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
Dari perhitungan yang diperoleh hasil disimpulkan bahwa dengan tingkat
pengujian untuk pengaruh kesadaran kepercayaan 95% terdapat pengaruh
Wajib Pajak, pelayanan fiskus dan sanksi positif dari kesadaran Wajib Pajak
pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak terhadap kepatuhan Wajib Pajak pada KPP
pada KPP Pratama Bogor dapat dilihat Pratama Bogor.
pada tabel berikut ini:
Tabel 12 : Coefficientsa Pelayanan Fiskus
58 | L. Samira Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus

Untuk melihat ada atau tidaknya Wajib Pajak pada KPP Pratama
pengaruh pelayanan fiskus terhadap Bogor.
kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Hasil perhitungan pada tabel tersebut
Bogor, secara statistik akan di uji hipotesis diperoleh nilai thitung untuk sanksi pajak
sebagai berikut: sebesar 3,074 dan dari ttabel dengan α =
Ho : r1 = 0, berarti pelayanan fiskus tidak 0,05 dan derajat bebas (db) untuk
berpengaruh secara nyata pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel =
terhadap kepatuhan Wajib 1,671.
Pajak pada KPP Pratama Dengan kriteria pengujian satu sisi
Bogor. pihak tangan atau positif adalah “tolak H0
Ha : r1 > 0, berarti pelayanan fiskus jika thitung > ttabel”, karena nilai thitung untuk
berpengaruh secara nyata koefisien variabel faktor produk lebih
terhadap kepatuhan Wajib besar dari ttabel, yaitu thitung 3,18 > ttabel
Pajak pada KPP Pratama 1,671 maka pada tingkat signifikasi 5% Ho
Bogor. ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
Hasil perhitungan pada tabel tersebut disimpulkan bahwa dengan tingkat
diperoleh nilai thitung untuk pelayanan kepercayaan 95% terdapat pengaruh
fiskus sebesar 3,952 dan dari ttabel dengan α positif dari sanksi pajak terhadap
= 0,05 dan derajat bebas (db) untuk kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama
pengujian satu sisi diperoleh nilai ttabel = Bogor. Uji satu pihak dapat dilihat pada
1,671. gambar berikut ini:
Dengan kriteria pengujian satu sisi Berdasarkan hasil pengujian model
pihak tangan atau positif adalah “tolak H0 regresi secara parsial tersebut, rekapitulasi
jika thitung > ttabel”, karena nilai thitung untuk pengujian model regresi secara parsial
koefisien variabel faktor produk lebih dapat dilihat pada tabel 13:
besar dari ttabel, yaitu thitung 3,952 > ttabel Tabel 13: Rekapitulasi Pengujian Model Regresi
1,671 maka pada tingkat signifikasi 5% Ho secara Parsial
ditolak dan Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa dengan tingkat No Faktor thitung ttabel Kesimpulan
kepercayaan 95% terdapat pengaruh 1
Kesadaran
2,052 1,671 Berpengaruh
positif dari pelayanan fiskus terhadap Wajib Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak pada KPP Pratama Pelayanan
2 3,952 1,671 Berpengaruh
Fiskus
Bogor. Uji satu pihak dapat dilihat pada
gambar berikut ini: 3 Saksi Pajak 3,074 1,671 Berpengaruh
Sumber : Data diolah 2014
Sanksi Pajak Berdasarkan tabel 13, rekapitulasi
Untuk melihat ada atau tidaknya pengujian model regresi secara parsial
pengaruh sanksi pajak terhadap Kepatuhan yaitu kesadaran Wajib Pajak, pelayanan
Wajib Pajak pada KPP Pratama Bogor, fiskus dan sanksi pajak mempunyai
secara statistik akan di uji hipotesis sebagai pengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
berikut: pada KPP Pratama Bogor.
Ho : r1 = 0, berarti sanksi pajak tidak
berpengaruh secara nyata Kesimpulan
terhadap terhadap kepatuhan 1. Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan
Wajib Pajak pada KPP Pratama Fiskus dan Sanksi Pajak berpengaruh
Bogor. secara simultan terhadap Kepatuhan
Ha : r1 > 0, berarti sanksi pajak Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi dan
berpengaruh secara nyata Badan PPh (Pajak Penghasilan) 21,
terhadap terhadap kepatuhan 22, 23, 24, 25, 26, PPN (Pajak
Pertambahan Nilai), PPnBM (Pajak
JURNAL AKUNIDA Volume 1 Nomor 1, Juni 2015 | 59

Penjualan Barang Mewah) dan PBB Sosial, Gadjah Mada University Press,
(Pajak Bumi dan Bangunan) pada KPP Yogyakarta.
Pratama Bogor. Prasetyo, F.D, 2006, Analisis Faktor-faktor
2. Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan yang Mempengaruhi Pemilik Usaha
Fiskus dan Sanksi Pajak berpengaruh Kecil Menengah dalam Pelaporan
secara parsial terhadap Kepatuhan Kewajiban Perpajakan di Daerah
Wajib Pajak Pajak Orang Pribadi dan Yogyakarta (Studi Kasus pada Usaha
Badan PPh (Pajak Penghasilan) 21, Coffeeshop di Daerah Yogyakarta),
22, 23, 24, 25, 26, PPN (Pajak Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi
Pertambahan Nilai), PPnBM (Pajak Universitas Islam Indonesia.
Penjualan Barang Mewah) dan PBB Ridwan dan Sunarto, 2007, Dasar-dasar
(Pajak Bumi dan Bangunan) pada KPP Statistika, Alfabeta, Bandung.
Pratama Bogor. Sugiyono, 2007, Statistika untuk Penelitian,
Alfabeta, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA -----------,2011, Metode Penelitian
Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Multivariate Dengan Program SPSS, Alfabeta,Bandung.
Badan Penerbitan Universitas Zain, Mohammad, 2003, Manajemen
Diponegoro, Semarang. Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.
Jatmiko, A.N, 2006, Pengaruh Sikap Wajib
Pajak pada Pelaksanaan Sanksi
Denda, Pelayanan Fiskus dan
Kesadaran Perpajakan terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
Empiris terhadap Wajib Pajak
Orang Pribadi di Kota Semarang),
Tesis Magister Akuntansi Program
Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi,
Andi, Yogyakarta.
Muliari, N.K. dan P.E. Setiawan, 2010,
Pengaruh Persepsi tentang Sanksi
Perpajakan dan Kesadaran Wajib
Pajak pada Kepatuhan Pelaporan
Wajib Pajak Orang Pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Denpasar Timur, Jurnal Akuntansi
dan Bisnis, Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana.
Munari, 2005, Pengaruh Faktor Tax Payer
terhadap Keberhasilan Penerimaan
Pajak Penghasilan (Studi Kasus KPP
Batu, Malang), Jurnal Eksekutif, Vol.
2, No. 2.
Nugroho, Yohanes Anton, 2011,It’s Easy
Olah Data dengan SPSS, Skripta Media
Creative, Yogyakarta.
Nurgiyantoro, Burhan, 2004, Statistik
Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu

Anda mungkin juga menyukai