Anda di halaman 1dari 13

Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No.

01,Januari 2016

ANALISIS PENGARUH PELAKSANAANPEMERIKSAAN PAJAK


DAN PENERAPAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KPP DI WILAYAH
KOTA BANDAR LAMPUNG
1
Indri Erani, 2Reva Meiliana
1,2
Jurusan Akuntansi Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 93 Labuhan Ratu-Bandar Lampung-Indonesia 35142
1
indri.erani@gmail.com, 2reva_meiliana@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to empirically demonstrate the influence of the


implementation of tax audit and tax penalties application on corporate tax payers
compliance at KPP regional offices in Bandar Lampung. The variables in this research
consisted of the dependent variable corporate taxpayers compliance (Y) and the
independent of variables, tax audit (X1) and tax penalties (X2).The population of this
research is functional tax officials and tax inspectors listed in KPP regional offices in
Bandar Lampung as 48 tax employees. The sample was taken by purposive sampling
method that was as 45 tax officials. Method of data collection was structured
questionnaires, and method of analysis of this research is multiple regression. The validity
test were performed using an analysis of product moment and calculations using SPSS
version 20.The results of this research are that the implementation of tax audit and
application, tax penalties have an effect on corporate taxpayers compliance at KPP
regional offices in Bandar Lampung

Keywords:tax audit, tax penalties, corporate taxpayers compliance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pelaksanaan pemeriksaan pajak dan
penerapan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak badan pada KPP Wilayah
Kota Bandar Lampung.Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Pemeriksaan Pajak (X1), Sanksi Perpajakan (X2) dan Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y).
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Pajak bagian fungsional dan pemeriksaan
pajak yang terdaftar di KPP Wilayah Kota Bandar Lampung yang berjumlah sebanyak 48
pegawai pajak, besarnya sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive
sampling yaitu sebanyak 45 pegawai pajak. Metode pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penyebaran kuesioner yang telah disusun
secara terstuktur. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan alat analisis Product
Moment dan perhitungannya menggunakan program SPSS versi 20.0. Hasil penelitian ini
adalah pelaksanaan pemeriksaan pajak dan penerapan sanksi perpajakan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Wilayah
Kota Bandar Lampung.

Kata kunci: Pemeriksaan Pajak, Sanksi Perpajakan, Kepatuhan Wajib Pajak Badan

Informatics & Business Institute Darmajaya 21


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

Informatics & Business Institute Darmajaya 22


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

I. PENDAHULUAN Berdasarkan tabel tersebut dapat kita


Pajak merupakan sektor yang lihat bahwa kepatuhan Wajib Pajak
memberikan banyak kontribusi terhadap Badan dalam menyampaikan SPT
penerimaan negara untuk membiayai Tahunan PPh Badan belum terlaksana
pembangunan dan fasilitas-fasilitas umum dengan baik.Jumlah diatas menunjukkan
bagi kepentingan masyarakat. bahwa pada tahun 2011 persentasi
Pemungutan pajak juga dapat dipaksakan jumlah Wajib Pajak Badan patuh dalam
menurut Undang-Undang, hal ini menjalankan kewajiban penyampaian
dipertegas dalam UUD 1945 pasal 23A SPT sekitar 19% dari jumlah Wajib Pajak
menyatakan bahwa pajak dan pungutan Badan yang terdaftar. Tahun 2012
lain yang bersifat memaksa untuk Persentasi jumlah Wajib Pajak Badan
keperluan negara diatur dengan Undang- patuh dalam menjalankan kewajiban
Undang (Republik Indonesia, 2009). penyampaian SPT Tahunan Badan sekitar
Apabila dalam suatu negara tingkat 21% dari jumlah Wajib Pajak Badan yang
kepatuhan wajib pajak dalam membayar terdaftar. Tahun 2013 Persentasi jumlah
pajak sangat tinggi dengan sendirinya Wajib Pajak Badan patuh dalam
tentu akan meningkatkan penerimaan menjalankan kewajiban penyampaian
pajak. Dengan demikian, pertanyaan SPT Tahunan Badan sekitar 23% dari
kuncinya adalah bagaimana jumlah Wajib Pajak Badan yang terdaftar.
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan jumlah Wajib Pajak Badan
Tentunya dengan cara memaksimalkan dalam proses pemeriksaan pada periode
alokasi anggaran yang berasal dari pajak 2011-2012, wajib pajak badan dalam
tersebut untuk sebesar-besarnya bagi proses pemeriksaan menurun, ini
kemakmuran wajib pajak. Selain itu, menyatakan bahwa kepatuhan semakin
sebagai bentuk penghargaan kepada wajib meningkat pada periode 2012-2013
pajak yang telah membiayai jumlah Wajib Pajak Badan dalam proses
pembangunan negara, sudah sepantasnya pemeriksaan meningkat dan kepatuhan
wajib pajak harus diberikan pelayanan pun meningkat, ini disebabkan karena
sebaik mungkin dalam memenuhi banyak Wajib Pajak Badan yang
kewajiban perpajakannya (Daniel, 2014). melakukan penggabungan maupun
Tabel 1 likuidasi (Suparto, 2014). Sedangkan total
Kepatuhan SPT Tahunan PPh Badan
Di Wilayah Kota Bandar Lampung Wajib Pajak Badan dalam proses
Periode 2011-2013 pemeriksaan periode 2011-2013 sebesar
Jumlah Jumlah Jumlah WP 1.377 Wajib Pajak Badan.
Tahun WP WP dalam proses
terdaftar patuh Pemeriksaan Permasalahan yang dihadapi oleh
2011 15.738 2.928 424 KPP di atas merupakan fakta bahwa
2012 18.132 3.736 324
masih kurangnya kepatuhan Wajib Pajak
2013 17.996 4.159 629
dalam melaksanakan kewajiban
Total 51.866 10.823 1.377
perpajakannya yang menjadi salah satu
Sumber: KPP di Wilayah Kota Bandar Lampung, 2014
faktor yang menyebabkan target
kepatuhan pajak tidak tercapai.

Informatics & Business Institute Darmajaya 23


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

Kepatuhan pajak sangat berperan 03/2013 Pasal 1 angka 2 menyatakan


khususnya dalam perpajakan Indonesia bahwa pemeriksaan adalah serangkaian
yang menganut self assessment system. kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
Self assessment system adalah sistem di dan mengolah data atau keterangan
mana Wajib Pajak diberi kepercayaan lainnya untuk menguji kepatuhan
oleh undang - undang untuk menghitung, pemenuhan kewajiban perpajakan.
menyetor, dan melaporkan sendiri jumlah Pemeriksaan pajak yang bertujuan
pajak terutang sesuai dengan peraturan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perundang - undangan perpajakan yang perpajakan dalam rangka memberikan
berlaku (Waluyo,2011). Self assessment kepastian hukum, keadilan, dan
system yang diterapkan saat ini pun pembinaan kepada Wajib Pajak.
secara langsung maupun tidak langsung Sedangkan yang melaksanakan
akan mempengaruhi ketaatan Wajib Pajak pemeriksaan atau disebut pemeriksa pajak
dalam melaksanakan kewajiban adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
perpajakannya. Sistem ini memiliki lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
kelemahan yang memungkinkan Wajib (DJP) atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh
Pajak melakukan kecurangan - Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak, yang
kecurangan atau kemungkinan terjadinya diberi tugas, wewenang, dan tanggung
kelalaian yang menyebabkan kerugian jawab untuk melaksanakan pemeriksaan.
bagi negara. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Sejalan dengan pernyataan salah seorang Republik Indonesia Nomor 17/PMK.
Kepala Seksi Pengolahan Data dan 03/2013 Pasal 2 Pemeriksaan dilakukan
Informasi Kantor Pelayanan Pajak dengan tujuan untuk menguji kepatuhan
Pratama di Wilayah Kota Bandar pemenuhan kewajiban perpajakan dan
Lampung (2014) yang mengatakan bahwa atau untuk tujuan lain dalam rangka
kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi melaksanakan ketentuan peraturan
kewajiban perpajakannya masih kurang. perundang-undangan perpajakan.
Sebagai contoh yaitu masih banyak Wajib Salah satu bentuk pengawasan dan
Pajak yang terlambat dan tidak pembinaan bagi wajib pajak adalah
menyampaikan SPT Tahunan padahal melalui pemeriksaan pajak. Pemeriksaan
telah dilakukan himbauan kepada Wajib pajak merupakan sistem pengimbang dari
Pajak untuk menyampaikan SPT Tahunan kepercayaan penuh yang diberikan
sebelum batas waktu penyampaian kepada Wajib Pajak untuk menghitung,
berakhir. Oleh karena itu, Direktorat melaporkan dan membayar sendiri pajak
Jenderal Pajak (DJP) berkewajiban terutang tersebut. Karena dari penelitian
melakukan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan para ahli pajak,
terhadap kepatuhan Wajib Pajak baik ditemukan indikasi bahwa Wajib Pajak
melalui pengawasan administratif melakukan penghindaran dan
maupun melalui pemeriksaan pajak. penyelundupan pajak dengan beberapa
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan sebab, yaitu : tarif pajak yang tinggi,
Republik Indonesia Nomor 17/PMK. kurangnya pemahaman untuk menghitung

Informatics & Business Institute Darmajaya 24


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

pajak, dan pengisian formulir perpajakan membebani Wajib Pajak dan usahanya.
yang sulit (Suparto, 2014). Masih banyak Wajib Pajak yang dibebani
Pelaksanaan pemeriksaan seringkali dengan sanksi perpajakan yang justru
menimbulkan keluhan dari Wajib Pajak lebih memberatkan seperti: bunga, denda
yang diperiksa. Wajib Pajak sering dan kenaikan. Wajib Pajak seharusnya
merasa pemeriksa terlalu sewenang– berupaya memahami keseluruhan
wenang dalam melaksanakan Undang-Undang Perpajakan dan
pemeriksaan. Wajib Pajak juga ketentuan peraturan pelaksanaannya agar
mengeluhkan prosedur pemeriksaan yang dapat melaksanakan hak dan kewajiban
yang tidak jelas dan hanya mencari-cari perpajakan dengan baik dan benar,
kesalahan, seakan-akan tidak diberi termasuk dalam hal kewajiban
kepercayaan. Adapun sebaliknya bagi menyelenggarakan pembukuan,
pemeriksa itu sendiri kadang banyak juga pencatatan, kewajiban menyetor dan
ditemui Wajib Pajak yang tidak memiliki melaporkan pajak yang terutang.
indikasi yang baik dalam melaksanakan Maka permasalahan dalam penelitian ini
kewajiban perpajakannya, sehingga sulit adalah: Apakah pelaksanaan pemeriksaan
sekali bagi pemeriksa untuk hanya pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
menemui Wajib Pajak ataupun meminjam Wajib Pajak Badan pada KPP Pratama di
dokumen – dokumen guna mendukung Wilayah Kota Bandar Lampung dan
lancarnya pemeriksaan (Samidi, 2014). Apakah penerapan sanksi perpajakan
Menurut Dirjen Pajak (Rahmany, 2013) berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib
selain pemeriksaan pajak, penegakan Pajak Badan pada KPP Pratama di
hukum diwujudkan dengan memberikan Wilayah Kota Bandar Lampung.
sanksi perpajakan kepada wajib pajak
yang melanggar peraturan perpajakan. Bangunan Hipotesis
Seharusnya wajib pajak aktif mempelajari 1. Pengaruh Pelaksanaan Pemeriksaan
Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
dan memahami semua ketentuan
Pajak Badan
peraturan yang berlaku, terutama
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
berkaitan dengan kegiatan dunia usaha
Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal 1 angka 2
yang dijalankannya, mulai dari Undang -
menyatakan Pemeriksaan adalah
Undang sampai dengan petunjuk teknis
serangkaian kegiatan menghimpun dan
pelaksanaannya berupa Peraturan Dirjen
mengolah data, keterangan, dan atau bukti
Pajak.Wajib Pajak yang sudah memahami
yang dilaksanakan secara objektif dan
aturannya pun bisa keliru. Dalam
profesional berdasarkan suatu standar
berbagai kegiatan melaksanakan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
kewajiban pajak sering terjadi beda
pemenuhan kewajiban perpajakan atau
persepsi, karena tidak mengikuti
untuk tujuan lain dalam rangka
perubahan peraturan, atau sebab lainnya.
melaksanakan ketentuan peraturan
Apalagi jika Wajib Pajak tidak berupaya
perundang-undangan perpajakan. Dengan
memahami, sudah pasti timbul
adanya pemeriksaan pajak sebagai
permasalahan yang akhirnya justru
pembinaan dan pengawasan aparat pajak
Informatics & Business Institute Darmajaya 25
Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

terhadap wajib pajak diharapkan mampu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota
meningkatkan penerimaan pajak dengan Bandar Lampung. Populasi penelitian ini
menjalankan perannya sebagai pengawas berjumlah 48 pemeriksa pajak pada Kantor
kepatuhan pajak para wajib pajak. Maka Pelayanan Pajak Pratama di Wilayah Kota
dapat disimpulkan hipotesisnya bahwa: Bandar Lampung.

H1 :Pemeriksaan Pajak berpengaruh


signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Sampel Penelitian

Pajak Teknik sampling yang digunakan adalah


sampel jenuh. Menurut (Sugiyono, 2012)

Pengaruh Penerapan Sanksi Sampel jenuh adalah teknik sampel bila

Perpajakan terhadap Kepatuhan semua anggota populasi digunakan

Wajib Pajak Badan sebagai sampel. Dalam penelitian ini


sampel yang diambil yaitu seluruh
Mardiasmo (2011) mengatakan Sanksi populasi pemeriksa pajak pada KPP
perpajakan merupakan jaminan bahwa Pratama di Wilayah Kota Bandar
ketentuan peraturan perundang-undangan Lampung yang berjumlah 48 orang. Hal
perpajakan (norma perpajakan) akan ini sesuai dengan pendapat Arikunto
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan (2006), yang menyatakan bahwa: “Jika
kata lain sanksi perpajakan merupakan jumlah populasi penelitian dibawah 100
alat pencegah (preventive) agar Wajib maka sebaiknya diambil semua, tetapi
Pajak tidak melanggar norma perpajakan. jika jumlah populasinya diatas 100 maka
Apabila kewajiban perpajakan tidak jumlah sampelnya dapat diambil 10-15%
dilaksanakan, maka ada konsekuensi atau 20–25 % atau lebih tergantung dari
hukum yang bisa terjadi karena pajak ketersediaan waktu, tenaga, dan dana
mengandung unsur pemaksaan. serta kemampuan peneliti termasuk
Konsekuensi hukum tersebut adalah sempit luasnya wilayah penelitian.
penerapan sanksi perpajakan. Penerapan
sanksi perpajakan bertujuan untuk Metode Pengumpulan Data
memberikan efek jera kepada wajib pajak Metode pengumpulan data yang
yang melanggar norma perpajakan digunakan dalam penelitian ini dengan
sehingga tercipta kepatuhan wajib pajak dua cara, yaitu Penelitian Lapangan
dalam melaksanakan kewajiban (Field Research) dan studi kepustakaan
perpajakannya. (Library Research). Pengumpulan data
H2 :Sanksi perpajakan berpengaruh primer dan sekunder dilakukan dengan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. cara:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
II. METODE PENELITIAN a. Metode pengamatan (Observasi),
Populasi Penelitian yaitu teknik pengumpulan data
Populasi penelitian ini adalah pemeriksa dengan cara melakukan pengamatan
pajak yang melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap objek yang sedang
pajak pada Seksi Pemeriksaan dan diteliti, diamati atau kegiatan yang
Kelompok Jabatan Fungsional Pemeriksa sedang berlangsung. Dalam
Informatics & Business Institute Darmajaya 26
Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

penulisan laporan ini, penulis Variabel Independen dan Dependen


mengadakan pengamatan langsung a. Variabel independen penelitian ini
pada Kantor Pelayanan Pajak diwakili oleh Pemeriksaan Pajak (X1)
Pratama di Wilayah Kota Bandar dan Sanksi pajak (X2).
Lampung b. Variabel dependen penelitian ini
b. Wawancara (Interview), yaitu teknik adalah Kepatuhan Perpajakan Wajib
pengumpulan data yang diperoleh pajak (Y).
dengan cara tanya jawab langsung
dengan pihak - pihak yang terkait Definisi Operasional Variabel
langsung dan berkompeten dengan variabel Dimensi Indikator

permasalahan yang penulis teliti. Pemeriksa- Pedoman 1.Pendidikan,


an Pajak Umum pelatihan, dan
c. Kuesioner, teknik kuesioner yang (X1) Pemeriksa- keterampilan
an pemeriksa pajak.
penulis gunakan adalah kuesioner 2. Sikap jujur,
tanggung
tertutup, suatu cara pengumpulan jawab,sopan,
objektif, dan
data dengan memberikan atau profesional
menyebarkan daftar pertanyaan pemeriksa pajak.
3.Pemeriksa pajak
kepada responden dan yang menjadi menyusun
Laporan
responden dalam penelitian ini Pemeriksaan
Pajak berdasarkan
adalah pegawai Kantor Pelayanan temuan hasil
pemeriksaan yang
Pajak Pratama di Wilayah Kota dituangkan ke
Bandar Lampung dengan harapan dalam Kertas
Kerja
mereka dapat memberikan respon Pemeriksaan
1.Melakukan
atas daftar pertanyaan tersebut. persiapan yang
baik sesuai
2. Penelitian kepustakaan (Library dengan tujuan
pemeriksaan
Research) sebelum
Penelitian ini dilakukan melalui studi Pedoman melakukan
pelaksana pemeriksaan
kepustakaan atau studi literatur dengan an
pemeriksa 2.Melakukan
cara mempelajari, meneliti, mengkaji an pencocokan data,
pengamatan, dan
serta menelah literatur berupa buku-buku tanya jawab untuk
menentukan luas
(text book), peraturan perundang - pemeriksaan
undangan perpajakan, surat kabar, artikel, 3.Memberikan
pendapat dan
situs web dan penelitian - penelitian kesimpulan
berdasarkan pada
sebelumnya yang memiliki hubungan temuan yang kuat.

dengan masalah yang diteliti. Studi


1.Laporan
kepustakaan ini bertujuan untuk Pemeriksaan
Pajak disusun
memperoleh sebanyak mungkin teori secara ringkas dan
jelas, memuat
yang diharapkan dapat menunjang data ruang lingkup
sesuai dengan
yang dikumpulkan dan pengolahannya tujuan
lebih lanjut dalam penelitian ini. pemeriksaan
2.Laporan
Pedoman
Pemeriksaan
laporan
Pajak dalam
Variabel Penelitian pemeriksa-
pengungkapan
an pajak
penyimpangan

Informatics & Business Institute Darmajaya 27


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

SPT 17. Umum


disusundengan 18. Pelaksanaan
memperhatikan pemeriksaan
Kertas Kerja 19. Hasil
Pemeriksaan pemeriksaan
3.Laporan 20. Kesimpulan
Pemeriksaan dan usul
Pajak didukung pemeriksaan
oleh daftar yang Peraturan
lengkap dan rinci Menteri
sesuai dengan Keuangan
tujuan Nomor
pemeriksaan. 17/PMK.03/2013

1. Mempelajari Sanksi Sanksi 1. Sanksi denda


berkas wajib Perpajakan (pasal 7 (1))
pajak /berkas data (X2) 2. Sanksi bunga
2. Menganalisis (pasal 8 (2), pasal
SPT dan laporan 8 (2a), pasal 9
Tahapan keuangan wajib (2a), pasal 9 (2b))
Pemeriksa- pajak 3. Sanksi
an 3. Mengidentifikas kenaikan (pasal 8
i masalah (5))
4.Melakukan 4. Sanksi denda
pengenalan lokasi pidana (pasal 39
wajib pajak (1), pasal 39 A,
5.Menentukan pasal 41 A, pasal
ruang lingkup 41 B41, pasal 41
pemeriksaan C (1), (2), (3))
6.Menyusun 5. Sanksi
program kurungan (pasal
pemeriksaan 41 A, pasal 41 C
7. Menentukan (1), (2), (4)
buku-buku dan 6. Sanksi penjara
dokumen yang (pasal 39 (1),
akan dipinjam pasal 39 A, pasal
8. Menyediakan 4, pasal 41B.
sarana Undang-undang
pemeriksaan Republik
9. Memeriksa di Indonesia Nomor
tempat Wajib 28 Tahun 2007
Pajak Kepatuhan 1. Patuh 1. Wajib Pajak
10. Melakukan Wajib terhadap melaporkan SPT
penilaian atas Pajak kewajiban Masa PPN dengan
Sistem Badan interim tepat waktu.
Pengendalian (Y) 2. Wajib Pajak
Intern melaporkan SPT
11. Memutakhirk Masa PPh dengan
an ruang lingkup tepat waktu.
dan program 3. Wajib Pajak
pemeriksaan membayar
12. Melakukan angsuran pajak
peminjaman setiap bulan
buku, catatan, dan dengan tepat
dokumen wajib waktu.
pajak
13. Melakukan 1. Wajib Pajak
pemeriksaan atas aktif menghitung
buku-buku, pajak berdasarkan
2. Patuh
catatan-catatan, sistem self
terhadap
dan dokumen- assessment.
kewajiban
dokumen 2. Untuk SPT PPh
tahunan
14. Melakukan tahunan Wajib
konfirmasi kepada Pajak badan
pihak ketiga melakukan
15. Memberitahu pelaporan pajak
kan hasil paling lambat 4
pemeriksaan bulan setelah
kepada Wajib akhir tahun pajak.
Pajak 3. Wajib Pajak
16. Melakukan tidak memiliki
sidang penutup tunggakan pajak
(Closing atau melunasi
Conference) pajak terutang.

Informatics & Business Institute Darmajaya 28


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

Reliabilitas adalah ukuran yang


1. Mendaftarkan menunjukkan konsistensi dari alat ukur
diri sebagai Wajib
Pajak. dalam mengukur gejala yang sama di lain
2. Mengisi SPT
dengan lengkap kesempatan. Untuk mengetahui tingkat
dan benar sesuai
dengan besarnya reliabilitas instrumen dari ketiga variabel
pajak terutang
yang sebenarnya. penelitian ini, jika dari hasil uji
3. Patuh
3. Wajib Pajak memberikan nilai alpha>0,6
terhadap
membayar atau
ketentuan
menyetor pajak (Ghozali,2011).
material
yang dipotong
dan
atau dipungut.
yuridis
4. Wajib Pajak
formal Perumusan Model
melakukan
perpajakan
pembukuan sesuai
dengan ketentuan Metode analisis yang digunakan dalam
yang telah penelitian ini adalah analisis regresi linier
ditetapkan.
5. Wajib Pajak berganda dengan menggunakan program
melakukan
pemungutan dan SPSS (statistical package for social
pemotongan
pajak. science) versi 20. Model regresi yang
Wajib Pajak
mentaati digunakan dalam penelitian ini adalah:
pemeriksaan
Y = α + β1X1 + β2 X2+e
pajak

Peraturan Menteri Keterangan:


Keuangan Republik
Indonesia
Nomor
Y : variabel dependen (kepatuhan
123/PMK.03/2006
wajib pajak badan hukum)
α : konstanta
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas β1,β2 : koefisien arah garis
Validitas adalah ukuran yang X1 : variabel independen
menunjukkan sejauh mana instrument (pemeriksaan pajak)
pengukur mampu mengukur apa yang X2 : variabel independen (sanksi
ingin diukur. Uji validitas ditujukan perpajakan)
untuk mengukur seberapa nyata suatu e : error
pengujian atau instrument. Pengukuran
dikatakan valid jika mengukur tujuannya Pengujian Hipotesis
dengan nyata atau benar. Pengujian Pengujian hipotesis yang diajukan
validitas data dalam penelitian ini dengan melihat nilai probabilitas
dilakukan secara statistik yaitu kesalahan estimasi (p-value). Penelitian
menghitung korelasi antara masing - ini menggunakan level signifikansi 95%
masing pertanyaan dengan skor total (α=0,05). Apabila p-value lebih tinggi
dengan menggunakan metode Product dari pada tingkat signifikansi (α) yang
Moment Pearson Correlation. Data dipilih, maka keputusan menerima
dinyatakan valid jika nila r-hitung yang hipotesis. Sebaliknya apabila p-value
merupakan nilai dari Corrected Item- lebih rendah dari pada tingkat
Total Correlation> dari r-tabel pada signifikansi (α) yang dipilih maka
signifikansi 0.05 (5%)(Ghozali,2011). keputusan menerima hipotesis. Untuk
mengetahui kekuatan model dalam
Informatics & Business Institute Darmajaya 29
Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

Item Item Item


memprediksi maka dilihat dari koefisien Pertanyaan
Nilai
Validitas
Pertanyaan
Nilai
Validitas
Pertanyaan
Nilai
Validitas
X1 X2 Y
1 0,676 1 0,599 1 0,747
determinasi (R²). Semakin mendekati nol 2 0,572 2 0,827 2 0,728
3 0,844 3 0,802 3 0,771
besarnya koefisien determinasi suatu 4
5
0,779
0,779
4
5
0,813
0,911
4
5
0,564
0,528
6 0,957 6 0,909 6 0,698
regresi, maka semakin kecil pula 7 0,887 7 0,786 7 0,592
8 0,773 8 0,786 8 0,810
9 0,908 9 0,834
pengaruh variabel bebas terhadap nilai 10 0,679 10 0,834
11 0,800 11 0,664
variabel terikat. Sebaliknya, semakin 12
13
0,660
0,957
12 0,834

14 0,818
mendekati satu besarnya koefisien 15 0.818
16 0.800
17 0.885
determinasi suatu persamaan regresi, 18 0,768
19 0,647
maka semakin besar pula pengaruh 20
21
0,649
0,818
22 0,818
variabel independen terhadap variabel 23 0,699
24 0.585
25 0.586
dependen. 26 0,800
27 0,586
28 0,587
29 0,779

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil perhitungan dengan


Pengumpulan Data menggunakan SPSS, nilai uji validitas
Berikut ini adalah data responden yang diperoleh dari perhitungan SPSS
pegawai pemeriksa pajak pada KPP ternyata semua pertanyaan pada masing -
Pratama di Wilayah Kota Bandar masing variabel dinyatakan memiliki
Lampung yang berjumlah 48 orang. tingkat validitas yang baik karena nilai r-
Tabel 2 hitung > nilai r-tabel (0,514) pada n = 15
Profil Responden
dan taraf signifikan 95%, serta tingkat
Kategori Jumlah Persentasi kesalahan (σ = 5%).
Jenis Kelamin
Laki-laki 37 86% Uji reliabilitas digunakan untuk
Perempuan 8 14%
mengukur konsistensi konstruk atau
Umur
<25 Tahun 2 2,2% variabel penelitian. Untuk mengukur uji
26 – 30 11 24,4%
Tahun reliabilitas dilakukan dengan
31 – 35 10 37,8% menggunakan uji statistik Cronbach
Tahun
36 – 40 14 28,9% Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel
Tahun
>40 Tahun 8 6,7% dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Pendidikan koefisien Alpha lebih besar daripada 0,60
D3 6 13,3%
S1 12 40% (Ghozali, 2011). Hasil uji reliabilitas
S2 27 46,7%
keseluruhan variabel dalam penelitian ini
Sumber : data diolah
dapat dilihat sebagai berikut:
Statistik Deskriptif
Tabel 4
Berikut hasil statistik deskriptif masing -
Hasil Uji Reliabilitas Seluruh Variabel
masing variabel:
Cronbach Batas
Variabel Keterangan
Tabel 3 Alpha Reliabilitas
Hasil Uji Validitas pada Variabel X1, Pemeriksa Pajak (X1) 0,972 0,60 Reliabel
X2 dan Y Sanksi Perpajakan (X2) 0,918 0,60 Reliabel
Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Y) 0,903 0,60 Reliabel

Hasil pengujian reliabilitas pada tabel di


atas menunjukkan bahwa nilai koefisien
Alpha dari variabel - variabel yang
Informatics & Business Institute Darmajaya 30
Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

diteliti menunjukkan hasil yang beragam Tabel 6


dan variabel menghasilkan nilai Uji Kelayakan Model
a
ANOVA
Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Dengan demikian dapat disimpulkan b
Regression 280.360 2 140.180 13.622 .000
bahwa alat ukur yang digunakan dalam 1 Residual 432.218 42 10.291

penelitian ini adalah reliabel. Total 712.578 44


a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Badan
Tabel 5
b. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pemeriksaan Pajak
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil pengujian ini pada table 6 dapat
b
Model Summary
dilihat pada nilai signifikansi sebesar
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate 0,000 lebih kecil dari 0.05. Dengan
a
1 .627 .393 .365 3.20794 2.067 melihat tingkat signifikansi tersebut,
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pemeriksaan Pajak maka model ini dapat digunakan untuk
b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Badan
memprediksi Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan tabel 5 diatas dapat
Badan (Y),dengan demikian persamaan
diartikan bahwa nilai R sebesar 0,627
model ini bersifat fit atau layak
artinya variabel dependen yang dapat
digunakan.
dijelaskan oleh variabel independen
Uji Statistik t
adalah sebesar 62,70% sehingga dapat
Pengujian dilakukan untuk menjawab
ditarik suatu kesimpulan bahwa
model kelayakan hipotesis penelitian.
kemampuan varians variabel terikat
Pengujian dilakukan dengan
adalah tinggi. R square (R²) diperoleh
menggunakan uji F pada tingkat
sebesar 0,393 yang berarti bahwa 39,3%
kepercayaan 95% atau α sebesar 0,05 dari
kepatuhan wajib pajak badan (Y)
hasil output SPSS yang diperoleh, apabila
dipengaruhi oleh variabel pemeriksaan
Fhitung > Ftabel Maka model dinyatakan
pajak (X1) dan sanksi perpajakan (X2).
layak digunakan dalam penelitian ini dan
Sedangkan sebesar 60,70% dipengaruhi
sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel Maka
oleh variabel lain yang tidak diteliti
Model dikatakan tidak layak, atau dengan
dalam penelitian ini.
signifikan (Sig) < 0,05 maka model
Uji Statistik F dinyatakan layak digunakan dalam
penelitian ini dan sebaliknya apabila
Uji kelayakan model dilakukan untuk
signifikan (Sig) > 0,05 maka model
mengetahui apakah model regresi layak
dinyatakan tidak layak digunakan.
atau tidak untuk digunakan. Pada
Tabel 7
pengujian ini ditetapkan nilai signifikan
Uji Statistik t
sebesar 5%. Hal ini menunjukkan jika
nilai signifikansi kurang atau sama
dengan 0,05 maka model pengujian ini
layak digunakan dan jika nilai
signifikansi lebih dari 0,05 maka model
pengujian ini tidak layak digunakan.
Berikut hasil pengujian kelayakan model
dengan uji statistik F:

Informatics & Business Institute Darmajaya 31


Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat melaksanakan ketentuan peraturan


persamaan regresi linier berganda sebagai perundang undangan perpajakan. Hasil
berikut : penelitian menunjukan bahwa
Y = 3,909 + 0,147 X1 + 0,353X2+ e pelaksanaan pemeriksaan pajak
Dari hasil persamaan regresi linier berpengaruh signifikan terhadap
berganda tersebut dapat dilihat konstanta Kepatuhan Wajib Pajak Badan.Artinya
bertanda positif sebesar 3,909 pemeriksaan pajak yang dilakukan dapat
menyatakan, bahwa jika tidak ada meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
kegiatan dari kedua variabel bebas Badan pada Kantor Pelayanan Pajak
tersebut yang mempengaruhi Kepatuhan Pratama di Wilayah Kota Bandar
Wajib pajak Badan (Y), maka Kepatuhan Lampung.
Wajib pajak Badan (Y) adalah positif. Hipotesis kedua (H2) yang
Koefisien regresi X1 bertanda postif menyatakan bahwa “Sanksi perpajakan
sebesar 0,147 menyatakan, bahwa berpengaruh signifikan terhadap
variabel Pemeriksaan Pajak (X1), Kepatuhan Wajib Pajak Badan”
memiliki pengaruh yang positif terhadap diterima.Sanksi perpajakan merupakan
Kepatuhan Wajib pajak Badan (Y). jaminan bahwa ketentuan peraturan
Koefisien regresi X2 bertanda positif perundang-undangan perpajakan (norma
sebesar 0,353 menyatakan, bahwa perpajakan) akan dituruti atau ditaati atau
variabel Sanksi Perpajakan(X2) memiliki dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi
pengaruh yang positif terhadap perpajakan merupakan alat pencegah
Kepatuhan Wajib pajak Badan (Y). (preventif) agar Wajib Pajak tidak
melanggar norma perpajakan
Tabel 8
(Mardiasmo, 2011). Hasil penelitian
Hasil Penelitian
menunjukan bahwa penerapan sanksi
perpajakan berpengaruh signifikan
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan.

Pembahasan Artinya sanksi perpajakan yang


Hipotesis pertama (H1) yang diterapkan dapat meningkatkan kepatuhan
menyatakan bahwa “Pemeriksaan wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan
Pajakberpengaruh signifikan terhadap Pajak Pratama di wilayah kota Bandar
Kepatuhan Wajib Pajak Badan” Lampung.
diterima.Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.03/2013 Pasal IV. SIMPULAN
1 angka 2Pemeriksaan adalah serangkaian Simpulan secara keseluruhan dari
kegiatan menghimpun dan mengolah penelitian ini adalah tingkat kepatuhan
data, keterangan, dan/atau bukti yang wajib pajak badan pada Kantor Pelayanan
dilaksanakan secara objektif dan Pajak Pratama wilayah kota Bandar
profesional berdasarkan suatu standar Lampung dipengaruhi oleh pelaksanaan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan
pemenuhan kewajiban perpajakan sebesar 39,3% dan sisanya 60,7%
dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
Informatics & Business Institute Darmajaya 32
Indri Erani, Reva Meiliana Jurnal Bisnis Darmajaya, Vol. 02 No. 01,Januari 2016

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor
dimasukkan dalam penelitian ini seperti
123/PMK.03/2006 Tentang
sistem administrasi perpajakan, Perubahan atas Keputusan
Menteri Keuangan Nomor
pelayanan, penegakan hukum perpajakan,
545/KMK.04/2000 Tentang Tata
dan tarif pajak. Cara Pemeriksaan Pajak.
1. Pelaksanaan pemeriksaan pajak pada
---------------------------------
Kantor Pelayanan Pajak Pratama di .2013.Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia
wilayah Kota Bandar Lampung harus
Nomor 17/PMK.03/2013 Tentang
mempertahankan kualitas dan Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
Jakarta.
pelayanan dalam melaksanakan
tahapan – tahapan yang harus ---------------------------------
.2013.Peraturan Direktur Jenderal
dilakukan sebelum melakukan
Pajak Nomor PER-23/PJ/2013
pemeriksaan, seperti mempelajari Tentang Standar Pemeriksaan.
Jakarta.
company profile, perusahaan sejenis
dan laporan keuangan perusahaan Rahmany, Fuad. 2013. Pemberian sanksi
Terhadap Wajib Pajak.
yang akan diperiksa. Hal ini perlu
http://bisnis.news.viva.co.id.
dilakukan agar pemeriksaan berjalan
Republik Indonesia. 2009. Undang-
lancar, fokus dan terarah sehingga
Undang Dasar 1945 dan
tujuan utama pemeriksaan tercapai. amandemennya Pasal 23A tentang
pungutan pajak. Sendang Ilmu.
2. Penerapan sanksi perpajakan pada
Solo.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama di
Samidi. 2014. Seksi Fungsional dan
wilayah kota Bandar Lampung harus
Pemeriksa Pajak. Bandar
lebih tegas dalam memberikan sanksi Lampung.
terhadap wajib pajak yang tidak
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
patuh, sehingga wajib pajak enggan Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
untuk melanggar aturan-aturan yang
Suparto.2014.Seksi Bagian Umum Kantor
telah ditetapkan dalam undang- Pelayanan Pajak. Bandar
Lampung.
undang perpajakan.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2007
DAFTAR PUSTAKA
TentangPerubahan Ketiga Atas
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodologi Undang-Undang Nomor 6 Tahun
penelitian.Yogyakarta: Bina 1983 Tentang Ketentuan Umum
Aksara. dan Tata Cara Perpajakan.

Daniel.2014.Seksi Fungsional dan Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia


Pemeriksa Pajak. Bandar Buku I. Salemba Empat. Jakarta.
Lampung.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis


Multivivariate dengan Program
SPSS.Badan Penerbit Universitas
Diponegoro edisi kelima. Semarang.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Edisi


Revisi. Andi offset. Yogyakarta.

Informatics & Business Institute Darmajaya 33

Anda mungkin juga menyukai