Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SANKSI PERPAJAKAN DENGAN

KEPATUHAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK PBB DI KELURAHAN DURI


PULO

Dwi Asri Julianita


Ati Sumiati
Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT
This research was aimed to obtain valid and reliable data about The Relationship
Between The Perception of the Tax Penalty and Tax Compliance on Taxpayer Land
and Building Tax at Duri Pulo Villages Jakarta. This research was conducted by
survey method with correlational approach. This research was conducted on
February to December 2014. The population in this research were all taxpayer.
Affordable population in this research were taxpayer land and building tax, amount to
71 persons. Total of samples used were 58 persons research. Sampling technique used
simple random sampling. The result from this study partial and simultaneous testing
of consciousness there significantly influence to tax penalty and Tax Compliance on
Taxpayer Land and Building Tax.

Keywords: Tax Penalty, Tax Compliance

PENDAHULUAN dalam kehidupan sehari-hari adalah


1
1. Latar Belakang subsidi BBM.
Rendahnya tingkat kepatuhan Ketidakpatuhan dapat dicermati
mempengaruhi rendahnya penerimaan dari faktor yang membuat masyarakat
pajak. Ketidakpatuhan wajib pajak mematuhi atau tidak mematuhi suatu
dalam melaksanakan perpajakkan kewajiban pajak. Faktor-faktor yang
disengaja atau tidak disengaja sejak mempengaruhi kepatuhan masyarakat
lama menjadi sorotan. dalam membayar pajak di lihat dari
Dalam kegiatan sehari-hari fenomena yang ada sekarang ini.
manfaat pajak sangat terasa. Namun, Dalam suatu kasus, rendahnya
banyak masyarakat yang tidak pengawasan dan sanksi atau denda
menyadari manfaat tersebut yang yang dikenakan terhadap wajib pajak
mengakibatkan mereka enggan yang tidak patuh juga bisa menjadi
membayar pajak atau melaksanakan salah-satu faktor yang perlu
kewajiban pajaknya. Salah satu diperhatikan. Ada salah satu cara yang
manfaat yang dirasakan masyarakat dapat dilakukan oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk mengubah cara

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 1


pandang tentang pajak yang bukan lagi mangkir dari kewajiban membayar
suatu kewajiban tetapi hak dan tentu pajak, kesadaran masyarakat Indonesia
saja akan secara signifikan untuk membayar pajak juga masih
mendongkrak tingkat kepatuhan wajib minim. Dari 238 juta jumlah penduduk
pajak yaitu dengan cara membatasi Indonesia, hanya 7 juta saja yang taat
masa berlaku NPWP bagi wajib pajak pajak. Namun tingkat kesadaran
baik perorangan atau badan (Direktorat masyarakat membayar pajak masih
Jendral Pajak, 1 Maret 2014). belum mencapai tingkat yang
Selanjutnya menurut Kepala diharapkan karena masyarakat masih
Inspektorat Daerah Klaten Eko sinis dan kurang percaya terhadap
Medisukasto, ada sebanyak 178 keberadaan pajak yang dianggap sama
pelanggaran di wilayah ini yang seperti upeti, memberatkan,
berpotensi merugikan negara dari 80 pembayarannya sering mengalami
objek pemeriksaan terehdap kesulitan, dll. Direktur Jendral Pajak
perusahaan milik PemKab Klaten memaparkan masih jutaan yang belum
maupun satuan kerja perangkat daerah bayar pajak berdasarkan data SPT
(SKPD). Temuan yang berpotensi pajak tahun 2010, orang pribadi hanya
merugikan negara terjadi di Obrik 8,5 juta dari total jumlah penduduk
Badan Kredit Kecamatan (BKK) Indonesia sekitar 240 juta jiwa
Jatinom sebelum dimarger dan (Direktorat Jendral Pajak, 24 Februari
pelanggaran terhadap kewajiban setor 2014).
kepada negara terjadi di tubuh Menurut Surya Manurung dalam
sejumlah pemerintah desa yang tidak artikel Kompleksitas Kepatuhan Pajak,
menyerahkan pajak bumi dan persentase tingkat kepatuhan wajb
bangunan (PBB). Penyebab pajak pada tahun 2012 masih
pelanggaran itu sebagian besar tergolong rendah. Menurut Menteri
dikarenakan kelemahan terhadap Keuangan bahwa orang pribadi yang
pembinaan, pencatatan, maupun seharusnya membayar pajak sebanyak
kelemahan pengawaan (Direktorat 60 juta orang, yang mendaftarkan
jendral Pajak, 24 April 2014). dirinya hanya 20 juta orang dan
Menurut Herry Susanto, Selain membayar pajaknya hanya 8,8 juta
banyaknya pengusaha nasional yang orang dengan rasio SPT 14,7 persen.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 2


Sementara badan usaha yang terdaftar atas, penelitian dengan judul,
sebanyak 5 juta, yang mau Hubungan antara Persepsi Sanksi
mendaftarkan dirinya sebagai wajib Perpajakan dengan Kepatuhan
pajak hanya 1,9 juta dan yang Perpajakan menjadi hal yang menarik
membayar pajak/melapor Surat untuk diteliti secara lebih mendalam.
Pemberitahuan (SPT) Pajak 2. Perumusan Masalah
Penghasilannya hanya 520 ribu badan Berdasarkan pemaparan yang
usaha dengan rasio SPT sekitar 10,4 telah dilakukan di atas, maka
persen. Beberapa faktor yang perumusan masalah dalam penelitian
menyebabkan rendahnya kepatuhan adalah:
wajib pajak antara lain ketidakpuasan Apakah terdapat hubungan antara
masyarakat terhadap pelayanan publik, persepsi sanksi perpajakan dengan
pembangunan infrastruktur yang tidak kepatuhan perpajakan?
merata, dan banyaknya kasus korupsi
yang dilakukan pejabat tinggi KAJIAN TEORETIK
(Direktorat Jendral Pajak, 24 Februari 1. Kepatuhan perpajakan
2014). Salah satu faktor tingginya
Kasus lain menurut Ahmad Nur penerimaan pajak adalah kepatuhan
Supit menilai bahwa SDM untuk masyarakat dalam membayar pajak.
memungut pajak karena inisitif Kepatuhan masyarakat dalam
membayar pajak langsung dari membayar pajak dikenal dalam istilah
masyarakat belum dapat diandalkan. perpajakan adalah kepatuhan
Persoalan utamanya tenaga kerja. perpajakan yang merupakan situasi di
Tenaga kerja untuk memungut pajak mana wajib pajak melakukan
karena system self assessment itu kewajibannya sebagai wajib pajak.
belum siap digunakan. Ada 50 juta WP Safri Nurmatu (2005:148)
yang baru terpungut 2 juta dan sisanya mendefinisikan kepatuhan perpajakan
tidak bias begitu saja dipungut karena didefinisikan sebagai suatu keadaan
tenaga kerja yang sedikit (Inilah.com, dimana wajib pajak memenuhi semua
24 April 2014). kewajiban perpajakan dan
Oleh karena itu, berdasarkan melaksanakan hak perpajakan.
pemaparan yang telah dikemukakan di

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 3


Menurut Adrian Sutedi b. Mengisi formulir pajak dengan
(2011:227) pengertian kepatuhan lengkap dan jelas.
perpajakan adalah suatu keadaan c. Menghitung jumlah pajak yang
dimana wajib pajak memenuhi semua terutang dengan benar.
kewajiban perpajakan dan melakukan d. Membayar pajak terutang tepat
hak perpajakan. Menurut Dwikora pada waktunya.
Harjo (2013:67) mendefinisikan Menurut Safri Nurmantu
kepatuhan perpajakan adalah suatu (2005:148-149) ada dua macam
keadaan dimana WP memenuhi semua kepatuhan perpajakan, yaitu
kewajiban perpajakan dan kepatuhan formal dan kepatuhan
melaksanakan hak perpajakannya. material, yaitu kepatuhan formal
Menurut Kamus Umum Bahasa adalah suatu keadaan di mana wajib
Indonesia dalam buku Siti Kurnia pajak memenuhi kewajiban secara
Rahayu (2010:138) tentang kepatuhan formal sesuai dengan ketentuan dalam
perpajakan adalah istilah kepatuhan undang-uandang perpajakan.
berarti tunduk atau patuh pada ajaran Misalnya, ketentuan batas waktu
atau aturan. Dalam perpajakan dalam penyampaian SPT PPh tahunan
memberi pengertian bahwa kepatuhan tangal 31 Maret. Apabila melaporkan
perpajakan merupakan ketaatan, SPT sebelum batas waktu memasukan
tunduk dan patuh serta melaksanakan SPT tanggal 31 Maret, maka wajib
ketentuan perpajakan. pajak dianggap telah memenuhi
Kepatuhan wajib pajak kepatuhan formal. Sedangkan
dikemukakan oleh Norman D. Nowak kepatuhan material adalah suatu
(Sony Devano, 2006) sebagai suatu keadaan di mana wajib pajak secara
iklim kepatuhan dan kesadaran substantive atau hakekatnya
pemenuhan kewajiban perpajakan, memenuhi semua ketentuan material
tercermin dalam situasi di mana: perpajakan, yakni susuai isi dan jiwa
a. Wajib pajak paham atau berusaha Undang-undang perpajakan. Wajib
untuk memahami semua ketentuan pajak yang memetuhi kepatuhan
peraturan perundang-undangan formal adalah wajib pajak yang
perpajakan. mengisi SPT dengan jujur, lengkap
dan benar sesuai dengan ketentuan.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 4


Kepatuhan material dapat meliputi menginterpretasikan dan memahami
kepatuhan formal. sekitar kita. Persepsi merupakan proses
Menurut Dwikora Harjo kognitif yang dialami semua orang
(2013:67) menjelaskan terdapat dua dalam bermasyarakat untuk memahami
macam kepatuhan, yaitu kepatuhan lingkungannya melalui panca indera
formal dan kepatuhan material. yang dimiliki. Persepsi dapat dipahami
Kepatuhan formal adalah suatu melalui suatu penafsiran sesuatu hal
keadaan dimana WP memenuhi terhadap situasi sekitar.
kewajiban perpajakan secara formal Sedangkan menurut McShane
sesuai dengan ketentuan dalam dan Von Glinow dalam buku Wibowo
perundang-undangan perpajakan. (2013:59), persepsi merupakan proses
Contoh: menyampaikan SPT tepat menerima informasi, membuat
waktu. Sedangkan kepatuhan material pengertian tentang dunia disekitar.
adalah suatu keadaan dimana wajib Menurutnya hal tersebut memerlukan
pajak secara substansi (pada pertimbangan informasi mana yang
hakekatnya) memenuhi semua perlu diperhatikan, bagaimana
ketentuan material perpajakan sesuai mengkategorikan informasi, dan
isi dan jiwa perundang-undangan bagaimana menginterpretasikannya
perpajakan. Contoh: mengisis SPT dalam kerangka kerja pengetahuan kita
dengan baik, benar (jujur), dan yang telah ada. Jadi sebuah informasi
lengkap. akan menjadi sebuah keyakinan diri
seseorang apabila informasi tersebut
2. Persepsi Sanksi Perpajakan dibentuk sesuai dengan pengetahuan
a. Pengertian Persepsi yang telah ada.
Persepsi masyarakat terhadap Pendapat lainnya menurut
sanksi perpajakan dalam pembahasan Robbins dalam buku Wibowo
ini akan dibahas menganai pengertian (2013:59), persepsi adalah suatu
atau konsep dari persepsi itu sendiri. proses dimana individu mengorganisir
Persepsi menurut Kreitner dan dan menginterpretasikan tanggapan
Kinickid dalam buku Wibowo kesan mereka dengan maksud
(2013:59) adalah proses kognitif yang memberi makna pada lingkungan
memungkinkan kita mereka. Tetapi apa yang kita rasakan

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 5


dapat berbeda dari realitas objektif. (2013:59) mendefinisikan bahwa
Salah satu faktor yang mempengaruhi sanksi perpajakan merupakan jaminan
persepsi menurut Robbins ialah bahwa ketentuan peraturan perundang-
perilaku persepsi. Bila seorang undangan perpajakan (norma
individu memandang suatu objek dan perpajakan akan
mencoba menafsirkan apa yang dituruti/ditaati/dipatuhi.
dilihatnya, penafsiran itu sangat Menurut Erly Suandy (2011:L1)
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi mendefinisikan sanksi perpajakan
dari perilaku persepsi individu itu. merupakan jaminan ketentuan
Dapat disimpulkan bahwa peraturan perundangan perpajakan
persepsi merupakan suatu rangkaian (norma perpajakan) akan ditaati atau
bagaimana seseorang melihat dengan dipatuhi. Sedangkan menurut Hilarius
indra, memilih sesuai dengan Abut (2010:68) sanksi perpajakan
karakteristik pribadi, dan merenungkan merupakan alat pencegah (preventive)
semua anggapan untuk menciptakan agar wajib pajak tidak melanggar
gambaran sesuai dengan pengetahuan undang-undang atau norma
yang telah ada. perpajakan.
Menurut Diana Sari (2013:272)
b. Pengertian Sanksi Perpajakan mengatakan sanksi perpajakan
Pengenaan sanksi dalam suatu merupakan jaminan bahwa ketentuan
peraturan perundang-undangan adalah peraturan perundang-undangan
suatu alat pencegah pelanggaran yang perpajakan (norma perpajakan) akan
telah ditetapkan oleh ketentuan dituruti atau ditaati atau dipatuhi. Atau
tertentu. Dalam perpajakan, dengan kata lain sanksi perpajakan
kesengajaan dan kelalaian wajib pajak merupakan alat pencegah (preventive)
akan memperoleh sanksi perpajakan. agar tidak melanggar norma
Sanksi perpajakan adalah alat perpajakan.
penjamin akan dituritu/dipatuhi/ditaati
sebuah ketentuan perundang-undangan 3. Macam - Macam Sanksi
perpajakan. Perpajakan
Menurut Mardiasmo dalam buku Dalam undang-undang
yang berjudul Perpajakan Edisi Revisi perpajakan dikenal dua macam sanksi

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 6


perpajakan yang terdapat pada buku Rp9.000.000 dan subjek pajak yang
Mardiasmo ((2013:59), yaitu sanksi bertempat tinggal sesuai dengan objek
administrasi dan sanksi pidana: pajak.
a) Sanksi Administrasi Dalam pengambilan sampel
Sanksi Administrasi merupakan penelitian menggunakan teknik sempel
pembayaran kerugian kepada acak. Merut Suharsimi (2010:177)
Negara, khususnya berupa bunga, mendefinisikan teknik sempel acak
denda, dan kenaikan. adalah teknik pengambilan sempel
b) Sanksi Pidana secara acak yang menganggap semua
Sanksi pidana merupakan suatu alat subjek-subjek dalam populasi sama.
terakhir atau benteng hokum yang Jumlah sempel yang dijadikan
digunakan fiskus agar norma penelitian sampel adalah 58
perpajakan dipatuhi. menggunakan tabel Issac dan Michael
dengan taraf kesalahan 5%.
Denda Pidana Metode yang digunakan dalam
Berbeda dengan sanksi berupa penelitian ini adalah metode survei
administrasi yang hanya dengan pendekatan korelasi. Menurut
diancam/dikenakan kepada wajib pajak Sugiyono (2009:6) menjelaskan bahwa
yang melanggar katentuan peraturan survei digunakan untuk mendapatkan
perpajakan. data dari tempat tertentu yang alamiah
(bukan buatan), tetapi peneliti
METODE PENELITIAN melakukan perlakuan dalam
Populasi dalam penelitian ini pengumpulan data, misalnya dengan
adalah seluruh wajib pajak PBB yang mengedarkan kuesioner, test,
terdaftar pada Kantor Kelurahan Duri wawancara tersetruktur, dan
Pulo Jakarta Pusat. Populasi sebagainya (perlakuan tidak seperti
terjangkau menggunakan metode eksperimen).
purposive sampling dengan jumlah Pendekatan korelasi dipilih karena
wajib pajak sebanyak 71 orang yang dapat memperlihatkan hubungan
tersebar dalam satu kelurahan dengan antara kedua variabel yaitu persepsi
kriteria jumlah objek pajak yang sanksi perpajakan sebagai X dan
berkisaran Rp5.000.000 s.d. kepatuhan perpajakan sebagai Y.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 7


Populasi dalam penelitian ini Mean 78,12 52,26
adalah seluruh wajib pajak PBB di Std. Deviasi 3,50 4,54
Kelurahan Duri Pulo. Adapun populasi Varians 12,28 20,62
terjangkaunya yaitu wajib pajak yang
mempunyai nilai objek pajak yang 1. Uji Persyaratan Analisis
tinggi sebesar 71. Kemudian a. Uji Normalitas
berdasarkan tabel Isaac dan Michael Pengujian normalitas yang
dengan taraf kesalahan 5%, maka digunakan adalah Uji Liliefors. Hasil
jumlah sampel sebanyak 58 siswa. Uji Normalitas terdapat pada tabel 3
Sebelum dilakukan pengujian berikut:
hipotesis, terlebih dahulu dilakukan Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji
pengujian persyaratan analisis, Normalitas
Galat
meliputi Uji Normalitas dan Uji Ltabel
Taksira
N Lhitung = Keterangan
Linearitas Regresi. n
5%
Regresi
Teknik yang digunakan untuk
Y atas X 58 0,0382 0,1163 Normal
melakukan pengujian normalitas data
adalah Uji Liliefors. Data yang
terkumpul kemudian dianalisis dengan b. Uji Linearitas Regresi

regresi dan korelasi. Bentuk persamaan regresi


berbentuk linear. Hal ini dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN dibuktikan dengan hasil penghitungan.

Berikut adalah distribusi data hasil Fhitung = 1,14; sedangkan Ftabel = 1,88.

penelitian. c. Pengujian Hipotesis

Tabel 1. Deskripsi Data Responden Hasil analisis data


Deskripsi Jumlah Presentase menginformasikan bahwa persamaan
Jenis kelamin:
Laki-laki 37 64% regresi pasangan variabel ini adalah Ŷ
Perempuan 21 36% = 65,39 + 0,24X. Hasil pengujian
Total 58 100%
signifikansi dan linearitas persamaan
regresi disajikan pada tabel 4.
Tabel 2. Rangkuman Deskripsi Data
Tabel 4. ANOVA Uji
Nilai Sanksi Kepatuhan
Tendensi Perpajakan Perpajaka Keberartian dan Kelinieran Regresi
Sentral (X) n (Y)
N 58 58

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 8


ANOVA LINIER DAN BERARTI maka kepatuhan perpajakan akan
Sumber Variasi dk JK KT F Hitung F Tabel Keterangan semakin tinggi pula.
Regresi (a) 1 353964.84 353964.84
Koefisien determinasi sebesar
Regresi (ba) 1 68.69 68.69 Ho harus ditolak
Residu (S) n - 2 = (58 - 2 = 56) 631.47 11.28 6.09 4.01 Regresi berarti 0,095 menunjukkan bahwa sebesar
Tuna Cocok (TC) k - 2 = (20 - 2 = 18) 221.72 12.32 Ho tidak harus ditolak9,95% variabel yang terdapat pada
Kekeliruan (G) n - k = (58 - 20 = 38) 409.75 10.78 1.14 1.88 Regresi linier motivasi berprestasi ditentukan oleh
variabel pola asuh orang tua dengan
Berdasarkan tabel di atas, dapat
persamaan regresi Ŷ = 65,39 + 0,24X.
dinyatakan bahwa persamaan regresi
tersebut adalah signifikan dan linear.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
Selanjutnya, tingkat hubungan
SARAN
antarvariabel dihitung melalui korelasi
1. Kesimpulan
Product Moment, kemudian koefisien
Berdasarkan hasil analisis dan
determinasi. Hasil pengujian disajikan
penghitungan, maka dapat disimpulkan
pada tabel 5.
bahwa sanksi perpajakan
mempengaruhi kepatuhan perpajakan
Tabel 5. Pengujian Signifikan Koefisien
wajib pajak pada Kelurahan Duri Pulo
Korelasi
Jakarta. Dengan demikian, dapat

Persamaan Regresi Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi t hitung t tabeldisimpulkan dalam penelitian ini
Ŷ = 65,39 + 0,24X 0,3155 9,95% 2,488 2,003 bahwa semakin baik sanksi perpajakan
maka akan semakin tinggi atau baik
pula kepatuhan perpajakan yang
Berdasarkan hasil pengujian
dimiliki wajib pajak. Begitu pun
signifikansi seperti yang terlihat pada
sebaliknya, semakin buruk sanksi
tabel di atas, diketahui bahwa
perpajakan maka akan semakin rendah
koefisien korelasi antara pola sanksi
kepatuhan perpajakan yang dimiliki
perpajakan (X) dengan kepatuhan
wajib pajak.
perpajakan (Y) termasuk pada kategori
Selain itu, berdasarkan hasil
sedang. Selain itu, berdasarkan uji t
penelitian yang telah dilakukan dapat
yang telah dilakukan, diketahui pula
diketahui bahwa data kepatuhan
bahwa terdapat hubungan yang positif
perpajakan ditentukan oleh sanksi
antar kedua variabel. Dengan kata lain,
perpajakan dan sisanya dipengaruhi
semakin tinggi sanksi perpajakan,

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 9


oleh faktor-faktor lain yang tidak perpajakan. Hal ini menunjukan
terdapat dalam variabel yang diteliti apabila wajib pajak yang tidak
oleh peneliti. dikenakan sanksi administrasi akan
2. Implikasi memiliki tingkat kepatuhan material
Implikasi dari hasil penelitian ini yang rendah, wajib pajak akan
adalah sanksi administrasi saat bersikap tidak baik, benar (jujur), dan
terlambat membayar pajak merupakan lengkap saat mengisi SPOP.
sub indikator terbesar pada variabel 3. Saran
sanksi perpajakan. Ini menunjukkan Berdasarkan kesimpulan dan
bahwa wajib pajak yang mendapat implikasi yang dikemukakan di atas,
sanksi administrasi saat terlambat saran-saran yang dapat diberikan
membayar pajak memiliki tingkat peneliti adalah:
kepatuhan perpajakan yang lebih tinggi a. Kepada wajib pajak agar lebih
dalam hidup dibandingkan wajib pajak memiliki kepatuhan perpajakan
yang mendapat sanksi administrasi saat dengan mengisi SPOP dengan
tidak membayar pajak. baik, benar (jujur), dan lengkap,
Kepatuhan formal merupakan bukan hanya kepatuhan dalam
indikator terbesar dari variabel membayar tepat waktu.
kepatuhan perpajakan. Ini b. Untuk penelitian selanjutnya,
menunjukkan bahwa wajib pajak yang diharapkan mengembangkan
memiliki kepatuhan perpajakan yang penelitian ini dengan cakupan
tinggi akan memilih untuk mengisi populasi yang lebih luas, indikator
SPOP tahunan dengan tepat waktu. yang lebih luas, ataupun dengan
Sementara itu, indikator terendah menambah variabel lain yang juga
dari variabel sanksi perpajakan adalah menjadi faktor yang
sanksi administrasi saat tidak mempengaruhi kepatuhan
membayar pajak. Hal ini menunjukan perpajakan, seperti kesadaran
bahwa wajib pajak cenderung tidak membayar pajak. Selain itu,
ingin membayar pajak tanpa sanksi peneliti juga menyarankan untuk
administrasi. melakukan penelitian secara
Indikator terendah dari variabel khusus pada salah satu jenis sanksi
kepatuhan material adalah kepatuhan perpajakan sehingga dapat

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 10


memperoleh hasil yang lebih
mendalam.
c. Kepada pemerintah untuk dapat
lebih meningkatkan sanksi
perpajakan sesuai dengan aturan
serta memberikan pengetahuan
sanksi perpajakan. Pemerintah
sebaiknya memberikan tarif yang
konsisten kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abut, Hillarius. Perpajakan


Indonesia. Jakarta: Didit
Media, 2010.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 11


Arianto, Aris. Separo Lebih Desa Di pajak#.U4TStnKSzGA
Wonogiri Nunggak PBB. (Diakses tanggal 24 April
2014. 2014).
http://www.timlo.net/baca/5951
1/separo-lebih-desa-di- Manurung, Surya. Kompleksitas
wonogiri-nunggak-pbb/ Kepatuhan Pajak. 2014.
(Diakses tanggal 24 April http://www.pajak.go.id/content/
2014). article/kompleksitas-kepatuhan-
pajak (Diakses tanggal 24
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Februari 2014).
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarat: Rineka Cipta, Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi.
2010. Yogyakarta: ANDI, 2013.

Devano, Sony dan Siti Kurnia Rahayu. Rahayu, Siti Kurnia. Perpajakan
Perpajakan: Konsep, Teori, Indonesia Konsep dan Aspek
dan Isu. Jakarta: Kencana, Formal. Yogyakarta: Graha
2006. Ilmu, 2010.

Eprilianto, Indrato. 178 Kasus Di Rahman, Aidin Fathur. NPWP: valid


Klaten Berpotensi Rugikan date thru?. 2014.
Negara. 2014. http://www.timlo.net/baca/5951
http://www.timlo.net/baca/1449 1/separo-lebih-desa-di-
1/178-kasus-di-klaten- wonogiri-nunggak-pbb/ (
berpotensi-rugikan-negara/ Diakses tanggal 1 Maret 2014).
(Diakses tanggal 24 April
2014). Robbins, Stephen P. Perilaku
Organisasi. Jakarta: PT. Indeks
Fuadi, Arabella Oentari dan Yenni Kelompok Gramedia, 2003.
Mangoting. “Pengaruh Kualitas
Pelayanan Petugas Pajak, Sari, Diana. Konsep Dasar
Sanksi Perpajakan, dan Biaya Perpajakan. Jakarta: Refika
Kepatuhan Pajak Terhadap Aditama, 2013.
Kepatuhan wajib Pajak
UMKM” pada Suandy, Erly. Perencanaan
Tax&Accounting, Perpajakan. Jakarta: Salemba
VOL.1,NO.1, 2013. Empat, 2011.

Harjo, Dwikora. Perpajakan Sugiyono. Metode Penelitian


Indonesia. Jakarta: Mitra Kuantitatif dan R&D.
Wacana Media, 2013. Bandung: Alfabeta, 2009.

Harto, Budi Yuni. DPR Minta Sugiyono. Statistik Untuk Penelitian.


Pemerintah Naikan Setoran Bandung: Alfabeta, 2010.
Pajak. 2014.
http://ekonomi.inilah.com/read/ Supangat, Andi. Statistik dalam
detail/2102401/dpr-minta- Kajian Deskriptif Inferensi
pemerintah-naikkan-setoran-

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 12


dan Nonparametik. Jakarta:
Kencana, 2007.

Susanto, Herry. Membangun


Kesadaran dan Kepedulian
Sukarela Wajin Pajak. 2014.
http://www.pajak.go.id/content/
membangun-kesadaran-dan-
kepedulian-sukarela-wajib-
pajak (Diakses tanggal 24
Februari 2014).

Utami, Renny Sri. “Pengaruh Sanksi


Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak dan Implikasinya
pada Penerimaan Pajak”, pada
e-journal Unikom.

Utami, Thia Dwi dan Kardinal.


“Pengaruh Kesadaran Wajib
Pajak dan Sanksi Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib
pajak Orang Pribadi Pada
Kantor Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Palembang” pada
jurnal STIE MDP

Wibowo. Prilaku Dalam Organisasi.


Jakarta: Rajawali, 2013.

Zain, Mohammad. Manajemen


Perpajakan Edisi 3. Jakarta:
Salemba Empat, 2008.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 13


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi

Volume 11, No.1,Tahun 2016 14

Anda mungkin juga menyukai