Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KONSULTASI,

PENGAWASAN, DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP


KEPATUHAN WAJIB PAJAK
Hanan Devana Safitri1, Diana Fajarwati2
Email : hanandevanasafitri@icoud.com1,
(Akuntansi,Universitas Islam 45 Bekasi)
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan, Konsultasi,
Pengawasan Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama
Bekasi Utara. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan
sumber data yang diperoleh menggunakan data primer, populasi pada penelitian ini adalah
Wajib Pajak Badan yang terdaftar pada KPP Pratama Bekasi Utara, teknik pengambilan sample
dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive sampling yaitu pengambilan sample
berdasarkan kriteria tertentu dari populasi yang dibutuhkan. Teknik pencarian data yaitu dengan
menyabarkan kuesioner secara langsung. Data yang sudah terkumpul lalu diolah dengan
menggunakan program computer SPSS 22. Berdasarkan hasil uji statistik, variabel kualitas
pelayanan berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak, variabel konsultasi
berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak, variabel pengawasan
berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak, dan variabel pemeriksaan pajak
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kata Kunci: Kualiitas Pelayanan, Konsultasi, Pengawasan, Pemeriksaan Pajak, Kepatuhan Wajib
Pajak.

PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber penerimaan Pendapatan daerah berasal dari PAD
negara yang digunakan untuk membiayai (pendapatan asli daerah) ditambah dengan
pembangunan nasional sehingga dapat dana perimbangan dan pendapatan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. lainnya yang sudah terealisasi dari sektor
Sektor pajak memberikan kontribusi lebih pajak.
dari 80% dari seluruh penerimaan negara Tabel 1. 1
dan jumah tersebut harus tercapai. Data WP Badan Terdaftar, WP Badan
Tingkat kepatuhan para wajib pajak dalam Efektif dan Realisasi Penerimaan PPh
menjalankan kewajibannya kepada negara Badan
dimana saat ini masih relatif rendah. WP Realisasi
WP Badan
Menurut data Kementerian Keuangan Tahun Badan Penerimaan
Terdaftar
mencatat realisasi penerimaan pajak Efektif PPH Badan
sepanjang 2019 mencapai Rp 1.332,1 2019 13.998 7.618 34.469.182.675
2020 13.820 7.227 36.811.964.627
triliun. Pemerintah Kota Bekasi mencatat
2021 25.187 14.039 45.230.210.210
realisasi pendapatan daerah pada Sumber : KPP Pratama Bekasi Utara
desember 2020 sudah masuk sebesar
Rp27,56 triliun atau 82,87% sumber total
1
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa (KPP) Pratama Bekasi Utara berguna

KPP Pratama Bekasi Utara wajib pajak untuk memberi peningkatan kepatuhan

badan yang efektif selama tiga tahun wajib pajak denan cara menerapkan

terakhir mengalami ketidakstabilan, dari modernisasi perpajakan merubah system

tahun 2019 sampai tahun 2021 dan jumlah pelayanan, meningkatkan Sumber Daya

WP Badan terdaftar tidak semuanya Manusia (SDM) serta penyempurnaan

efektif. Hal ini disebabkan oleh organisasi dengan memberikan pelayanan

banyaknya wajib pajak badan yang belum prima dan pengawasan yang sangat

memenuhi kewajiban perpajakannya intensif terhadap wajib pajak maka

terkait dengan ketidaktahuan wajib pajak dibentuklah Account Representative di

badan dalam pengisian SPT, bahwa masih setiap Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang

banyak wajib pajak badan yang belum sudah mengimplementasi organisasi

mengetahui batas akhir pembayaran SPT modern. Account Representative adalah

dan melanggar peraturan perpajakannya apparat pajak tugasnya intensifikasi

yang sudah ditetapkan sehingga perpajakan dengan cara pemberian

berdampak penerimaan pajak menurun. bimbingan atau himbauan dintaranya

Untuk menjaga agar wajib pajak badan pelayanan, konsultasi, pengawasan

tetap menaati peraturan maka terhadap wajib pajak.

dilakukannya pelayanan yang semakin Berdasarkan latar belakang yang telah


berkualitas, pembinaan atau konsultasi, diuraikan diatas, maka peneliti tertarik
pengawasan dan pemeriksaan pajak untuk untuk melakukan penelitian yang berjudul
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. “Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Fenomena bahwa Direktorat Jenderal Konsultasi, Pengawasan dan
Pajak telah melakukan reformasi di Pemeriksaan Pajak Terhadap
bidang perpajakan tetapi kepatuhan wajib Kepatuhan Wajib Pajak”
pajak badan dalam melakukan
kewajibannya masih belum meningkat
secara signifikan, yaitu dalam laporan
APBN KITA Februari 2021, tingkat
kepatuhan WPOP Karyawan sebesar
85,42% sedangkan tingkat kepatuhan
wajib pajak badan hanya sebesar 60,17%.

Berbagai upaya yang sudah


dilakukan Kantor Pelayanan Pajak
2
TINJAUAN PUSTAKA Perpajakan

Teori Atribusi (Attribution Theory)


Pajak menrut Undang-Undang Nomor 16
Attribution Theory dikembangkan oleh tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Fritz Heider pada tahun 1985 yakni Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat (1) adalah
menekankan seseorang berupaya untuk sebagai iuran wajib kepada negara yang harus

menelaah atau mengkaji, menilai dan dibayar oleh orang perseorangan atau badan
hukum yang bersifat memaksa menurut
menyimpulkan apa yang menjadi
Undang-Undang, tanpa menerima imbalan
penyebab dari suatu kejadian menurut
secara langsung dan digunakan untuk
persepsi individu. Mengemukakan bahwa
keperluan negara untuk sebesar-besarnya
perilaku seorang ditentukan oleh
kemakmuran rakyat. Definisi pajak menurut
kombinasi diantaranya faktor internal
Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., dalam
perilaku yang dipengaruhi dari dalam diri (Mardiasmo 2018) pajak merupakan iuran
individu. Perilaku ini sama halnya dengan rakyat kepada kas negara berdasarkan
kesadaran atau persepsi waib pajak yang Undang-Undang yang sifatnya bisa
berada dalam diri sendiri terhadap dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal
membayar kewajiban pajak, sedanngkan balik yang langsung bisa ditunjukan dan bisa

perilaku disebabkan oleh eksternal berarti digunakan untuk membayar pengeluaran


umum.
perilaku yang berada dan dipengaruhi dari
luar individu, yakni individu akan
Account Representative
bertingkah bukan karena keinginannya
Menurut Peraturan Menteri Keuangan
sendiri, tetapi karena suatu desakan atau
Indonesia Nomor 79/PMK.02/2015 pada
keadaan yang tidak bisa terkontrol.
Kantor Pelayanan Pajak, Account
Misalnya wajib pajak yang melakukan
Representative yaitu ujung tombak dalam
kewajiban perpajakannya karena keadaan
menggali potensi penerimaan Negara di
paksaan atau terpaksa dimana wajib pajak
bidang perpajakan yang ditugaskan untuk
mau tidak mau harus membayar pajak
mengemban intensifikasi perpajakan
karena sifat membayar pajak adalah
diantaranya meliputi pemberian pelayanan,
paksaan. Apabila ada seorang individu
bimbingan/himbauan, konsultasi, analisis
mengamati perilaku seseorang, maka
dan pengawasan terhadap wajib pajak.
mereka akan mencoba untuk menenukan
Kualitas Pelayanan Petugas Pajak
apakah perilaku ditimbulkan oleh faktor
internal atau eksternal. (Antika et al., Cara petugas pajak atau Account
2020) Representative (AR) dalam membantu,
3
Mengurus, dan menyiapkan segala sesuatu Kepatuhan Wajib Pajak

keperluan yang dibutuhkan wajib pajak.


Penyelenggaraan kualitas pelayanan Suatu keadaan dimana wajib pajak bersedia

apparat pajak yang bisa memberi kepuasan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya

optimal bagi wajib pajak. sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu
dilakukan pemeriksaan, investigasi,
Konsultasi
peringatan, atau ancaman serta penerapan
Account Representative memberikan sanksi (Listiyowati et al. 2021)
konsultasi kepada wajib pajak guna
membantu wajib pajak dalam menghadapi KERANGKA PEMIKIRAN
persoalan pajaknya. Sarana bagi fiskus Kualitas
dalam mengatasi permasalahan dan Pelayanan(X1) H1 +

hambatan yang sedang dialami wajib pajak H2 +


Konsultasi (X2) Kepatuhan
setelah adanya himbauan ataupun Wajib Pajak (Y)
Pengawasan (X3) H3 +
klarifikasi data. (Susanto et al. 2020) +v
Pemeriksaan pajak
Pengawasan (X4) H4 +

Fungsi pengawasan dari Account


Representative yakni bertugas membuat
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
profil wajib pajak, memuktahirkan data,
menganalisis performa serta mengawasi HIPOTESIS PENELITIAN
kepatuhan dalam melaksanakan pajaknya H1 : Kualitas Pelayanan Berpengaruh Positif
sehingga jika ada ketidaksesuaian bisa Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
H2 : Konsultasi Berpengaruh Positif
memberi himbauan kepada wajib pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajibannya. (Mimi & H3 : Pengawasan Berpengaruh Positif
Mulyani 2022) Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
H4 : Pemeriksaan Pajak Berpengaruh Positif
Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kegiatan penghimpunan serta pengolahan METODE PENELITIAN


data, informasi, dan bukti yang sesuai
Penelitian ini menggunakan pendekatan
dengan peraturan perundangan-undangan kuantitatif, popoulasi dalam penelitian ini
yang bertujuan memastikan kepatuahan adalah wajib pajak badan yang terdaftar dan
dalam melaksanakan kewajban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Bekasi Utara. Jumlah angka WP Badan di
sesuai dengan undang-undang pajak yang Bekasi Utara berjumlah 25.817. Teknik
berlaku. sampling yang digunakan dalam penelitian
4
Ini adalah Non-Probability Sampling 10% dari kesalahan yang dapat ditoleransi.
dengan metode purposive sampling dalam
penelitian ini untuk menentukan sampel
menggunakan ketentuan Slovin dengan
ketidaktelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


METODE ANALISIS DATA
Statistik Deskriptif

Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Kualitas Pelayanan 100 18 40 32,68 4,15089
Konsultasi 100 16 32 26,19 3,49804
Pengawasan 100 8 20 16,90 2,77252
Pemeriksaan Pajak 100 5 20 16,36 2,91468
Kepatuhan Wajib Pajak 100 25 36 30,53 3,26430

Sumber: SPSS ver22 dan data yang


diolah,2022
Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji statistic mempunyai nilai rata-rata (mean)
deskriptif pada penelitian ini, terlihat sebesar 16,36 dengan standar deviasi
bahwa dari jumlah 100 responden yang 2,91468. Kemudian untuk variabel
menjadi sampel penelitian. Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki nilai
kualitas pelayanan memiliki nilai minimum 25 dan nilai maximum 36
minimum sebesar 18 dan nilai maximum mempunyai nilai rata-rata (mean)
sebesar 40 mempunyai nilai rata-rata sebesar 30,53 dengan standar deviasi
(mean) sebesar 32,68 dengan standar 3,26430.
deviasi 4,15089. Variabel konsultasi Uji validitas yang sudah dilakukan pada
memiliki nilai minimum 16 dan nilai lima variabel yaitu kualitas pelayanan,
maximum sebesar 32 mempunyai konsulasi, pengawasan dan
nilai rata-rat (mean) sebesar pemeriksaan pajak terhadap kepauhan
26,19 dengan standar deviasi wajib pajak semuanya memiliki rhitung
3,49804. Variabel pengawasan lebih besar dari rtabel 0,1966.
memiliki nilai minimum 8 dan nilai Kemudian hasil uji reabilitas yang
maximum 20 mempunyai nilai rata-rata dilakukan menghasilkan nilai
(mean) sebesar 16,90 dengan standar Cronbach Alpha > 0,60. Maka dapat
deviasi 2,77252. Pada variabel disimpulkan bahwa kuesioner untuk
pemeriksaan pajak memiliki nilai seluruh variabel dikatakan baik dan
minimum 5 dan nilai maximum 20 reliable.

5
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov-S mirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Test Statistic ,049
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance
Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sumber: SPSS ver22 dan data yang diolah 2022


Berdasarkan tabel 4.16 didapat nilai signifikansi dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi
dengan normal.
sebesar 0,200c,d dimana angka tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga

Uji Multikolinieritas
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Kualitas Pelayanan ,353 2,833
Konsu tasi ,363 2,751
Pengawasan ,181 5,526
Pemeriksaan Pajak ,178 5,627
2
a. Dependent Variable: Kepatuhan Pajak

Berdasarkan tabel 4.17, menyatakan nilai tolerance untuk seluruh


variabel lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10,00, maka
dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini tidak terjadi gejala
multikolonieritas. Jadi, jika tidak terjadi gejala multikolonieritas maka
penelitian tersebut dapat dilanjutkan ke pengujian
selanjutnya.

2
Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas

Standardize
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients t Sig.
Std.
B Beta
Model Error
1 (Constant) 3,374 1,631 2,068 ,041
Kualitas Pelayanan ,068 ,061 ,189 1,114 ,268
Konsultasi -,118 ,072 -,276 -1,651 ,102
Pengawasan -,071 ,128 -,132 -,557 ,579
Pemeriksaan Pajak ,036 ,123 ,069 ,290 ,773

a. Dependent Variable: Abs_RES Sumber : Hasil output SPSS 22,2022

Berdasarkan tabel 4.18 dihasilkan bahwa disimpulkan seluruh variabel memiliki nilai
signifikansi untuk variabel kualitas pelayanan signifikansi lebih dari 0,05 maka pada penelitian ini
sebesar 0,268, variabel konsultasi sebesar 0,102, dapat disimpulkan tidak ada gejala
variabel pengawasan sebesar 0,579 dan heterokedastisitas pada penelitian ini.
pemeriksaan pajak sebesar 0,773. Dapat

Analisis Regresi Berganda


Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11,508 2,678 4,297 ,000
Kualitas Pelayanan ,314 ,100 ,399 3,128 ,002
Konsultasi ,280 ,117 ,300 2,381 ,019
Pengawasan ,245 ,210 ,208 2,166 ,004
Pemeriksaan Pajak -,165 ,202 -,147 -,819 ,415
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Berdasarkan hasil uji analisis regresi berganda pada tabel 4.19 diatas dihasilkan persamaan

3
regresi sebagai berikut :
Y= 11,508 + 0,314 (X1) + 0,280(X2)
+0,245(X3) - 0,165(X4)
Adapun penjelasan persamaan analisis regresi c. Nilai koefisien regresi pada variabel
berganda tersebut dapat djelaskan melalui Konsultasi yaitu bernilai positif sebesar
pernyataan sebagai berikut : 0,280. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
a. Berdasarkan hasil uji analisis regresi linier terjadi peningkatan pada konsultasi sebesar
berganda nilai konstanta yang diperoleh satu satuan maka akan terjadi peningkatan
bernilai positif sebesar 11,508 artinya jika pada kepatuhan wajib pajak sebesar 0,280.
pada variable independent dalam keadaan d. Nilai koefisien regresi pada variabel
konstanta atau 0 maka nilai pengaruh Pengawasan yaitu bernilai positif sebesar
kepatuhan wajib pajak adalah 11.508. 0,245. Hal ini menunjukkan bahwa apabila
terjadi peningkatan pada pengawasan sebesar
b. Nilai koefisien regresi pada variabel satu satuan maka akan terjadi peningkatan
Kualitas Pelayanan yaitu bernilai positif pada kepatuhan wajib pajak sebesar 0,245.
sebesar 0,314. Hal ini menunjukkan bahwa e. Nilai koefisien regresi pada variabel
apabila terjadi peningkatan pada kualitas Pemeriksaan pajak yaitu bernilai negatif
sebesar -0,165. Hal ini menunjukkan bahwa
pelayanan sebesar satu satuan maka akan apabila terjadi peningkatan pada pemeriksaan
terjadi peningkatan pada kepatuhan wajib pajak sebesar satu satuan maka akan terjadi
pajak sebesar 0,314. peningkatan pada kepatuhan wajib pajak
sebesar -0,165.

Uji Koefisien Determinasi


Tabel 4 1 Hasil Uji Koefesioen Determinasi atau Uji R Square (R2)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square
Square the Estimate
1 ,673a ,453 ,430 2,46373
a. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Konsultasi,
Kualitas Pelayanan, Pengawasan

Berdasarkan tabel 4.20 di atas, diketahui nilai oleh Kualitas Pelayanan, Konsultasi,
adjusted R Square yang diperoleh adalah Pengawasan dan Pemeriksaan Pajak. dan
0,430 atau 43% yang mempunyai arti bahwa sisanya sebesar 57% (100%-43%) dapat
variabel dependen atau Kepatuhan Wajib diartikan bahwa dipengaruhi oleh faktor atau
Pajak dalam penelitian ini dapat dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam
penelitian ini.

4
Uji signifikan parsial (Uji t)
Tabel 4.2 Hasil Uji T

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1(Constant) 11,508 2,678 4,297 ,000
Kualitas Pelayanan ,314 ,100 ,399 3,128 ,002
Konsultasi ,280 ,117 ,300 2,381 ,019
Pengawasan ,245 ,210 ,208 2,166 ,004
Pemeriksaan Pajak -,165 ,202 -,147 -,819 ,415
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak

Berdasarkan tabel 4.22 maka diperoleh


bahwa untuk variabel pemeriksaan pajak 0,05 sedangkan untuk variabel kualitas
tidak terdapat pengaruh signifikan pelayanan, konsultasi, dan pengawasan
dengan tingkat signifikansi > memiliki pengaruh positif dengan tingkat
signifikansi < 0,05.

Uji Goodness of Fit (Uji F)


Tabel 4 2 Hasil Uji Goodness of Fit
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 478,261 4 119,565 19,698 ,000b


1 Residual 576,649 95 6,070
Total 1054,910 99
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
b. Predictors: (Constant), Pemeriksaan Pajak, Konsultasi, Kualitas Pelayanan,
Pengawasan Sumber : hasil output SPSS 22, 2022

5
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Pratama and

Berdasarkan tabel 4.21 diatas,menunjukkan Mulyani 2019) yang mengatakan bahwa kualitas

bahwa nilai F hitung sebesar 19,698 dengan pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

nilai signifikan 0,000, jika membandingkan wajib pajak dan penelitian yang dilakukan oleh (Antika

dengan nilai f tabel maka rumus yang et al., 2020) juga mengatakan bahwa kualitas

digunakan df 1 = k-1 = 4 dan df pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan

2 = n-k = 96 yang menghasilkan t tabel wajib pajak bahwa semakin berkualitas pelayanan

sebesar 2,47. Maka dapat disimpulkan pajak yang diberikan, maka tingkat kepatuhan pajak

bahwa kualitas pelayanan, konsultasi, juga akan semakin tinggi.

pengawasan dan pemeriksaan pajak


berpengaruh terhadap kepatuhan pajak. Pengaruh Konsultasi Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak

PEMBAHASAN
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap konsultasi berpengaruh positif terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak kepatuhan wajib pajak. Hal ini karena dengan adanya
konsultasi adalah sarana bagi fiskus dalam
Variabel kualitas pelayanan berpengaruh
menjembatani permasalahan yang sedang dialami oleh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal
wajib pajak. Kegiatan konsultasi juga sebagai sarana
ini dikarenakan dengan adanya kualitas
untuk mewujudkan transparasi dalam proses
pelayanan menjadi kunci bagi aparat untuk
pengawasan dan pemanfaatan data bagi semua pihak
meningkatkan penerimaan pajak dan
dan salah satu bentuk untuk meningkatkan kepatuhan
kepuasan wajib pajak terhadap kinerja
karena konsultasi bisa memberikan informasi tentang
Account Representative. Kualitas
bagaimana seharusnya pajak dibayarkan. Hasil
Pelayanan memiliki hubungan yang erat
penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang
dengan kepatuhan formal wajib pajak,
dilakukan oleh (Agus Mulyadi Nasution 2018) yang
kualitas memberikan suatu dorongan
mengatakan bahwa konsultasi berpengaruh positif
kepada wajib pajak untuk menjalin suatu
terhadap kepatuhan wajib pajak Juga penelitian
hubungan yang dinamis dengan Kantor
yang
Pelyanan Pajak (KPP).
Hasil penelitian tersebut konsisten

6
dilakukan oleh (Syahputra & Simanjuntak Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap

2018) yang mengatakan semakin baik Kepatuhan Wajib Pajak

konsultasi yang diberikan petugas pajak Pemeriksaan pajak tidak berpengaruh terhadap

maka akan semakin meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Hal ini karena pemeriksaan

kepatuhan wajib pajak dan akan berdampak yang menurun dan tanpa didukung adanya sanksi

baik juga terhadap penerimaan pajak. dan penyelidikan pajak wajib pajak tetap tidak takut
dan akan tetap melalaikan tanggung jawabnya

Pengaruh Pengawasan terhadap terhadap pajaknya dan dianggap pemeriksaan pajak

Kepatuhan Wajib Pajak tidak efektif. Peran Pemerintah untuk mendongkrak

pengawasan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak mengharuskan adanya

kepatuhan wajib pajak. Hal ini karena pemeriksaan yang efektif tujuannya meredam

pengawasan merupakan bentuk pengamatan kecurangan yang dilakukan dalam meminimalkan

dan perhatian yang diberikan oleh petugas pajaknya harus dilakukan pemeriksaan rutin kepada

pajak kepada wajib pajak. Dengan wajib pajak. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

pengawasan wajib pajak akan dimonitoring (Joman et al.,2020) mengatakan bahwa pemeriksaan

dan diingatkan lagi tentang kewajiban pajak tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib

pajaknya. Hasil penelitian tersebut pajak. Hal ini menunjukan semakin menurunnya

konsisten dengan penelitian yang dilakukan pemeriksaan pajak yang diterapkan pemerintah,

oleh (Susanto et al. 2020) yang mengatakan maka akan semakin menurunnya pemeriksaan

bahwa pengawasan berpengaruh positif pajak. Penelitian juga dilakukan (Arifin & Syafii

terhadap kepatuhan wajib pajak karena 2019) Pemeriksaan tidak berpengaruh dikarenakan

dengan pengawasan maka wajib pajak akan pemeriksaan yang dilakukan KPP tidak

lebih patuh, Juga penelitian yang dilakukan menimbulkan efek jera bagi wajib pajak yang tidak

oleh (Deli & Murtani 2019) yang mengatakan memenuhi kewajiban perpajakan.

pengawasan berpengaruh positif terhadap


kepatuhan wajib pajak karena bisa KESIMPULAN
1. Kualitas Pelayanan berpengaruh
meningkatkan wajib pajak untuk pelaporan
positif terhadap Kepatuhan Wajib
pajak karena diawasi oleh petugas pajak. Pajak
2. Konsultasi berpengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak.
3. Pengawasan berpengaruh positif
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
4. Pemeriksaan Pajak tidak
berpengaruh terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.

7
Keterbatasan Penelitian 1. Terdapat dalam penelitian ini yaitu kualitas
pelayanan, konsultasi, pengawasan, dan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang
pemeriksaan pajak sehingga dapat ditermukan
diharakan dapat diperbaiki pada penelitian
variabel baru yang akan mempengaruhi tingkat
selanjutnya. Keterbatasan penelitian ini
kepauhan wajib pajak.
antara lain :
2. Wajib Pajak hendaknya lebih meningkatkan
1. Variabel yang digunakan dalam
pemahaman mengenai pentingnya membayar
penelitian ini masih belum menjelaskan
pajak untuk pembangunan negara, dengan lebih
dengan baik tentang kepatuhan wajib
memahami pentingnya membayar pajak maka
pajak. Masih banyak variabel diluar
wajib pajak akan memenuhi kewajiban pajaknya
penelitian ini yang dapat diteliti.
dengan baik sehingga kepatuhan wajib pajak
2. Penelitian ini mengalami kesulitan dalam
akan meningkat.
penyebaran dan pengambilan kuesioner.
Hal ini disebabkan adanya kesibukan 3. Petugas pajak harus lebih baik dalam

wajib pajak badan dan memerlukan memberikan pelayanan serta informasi

waktu yang cukup lama. mengenai pajak sehingga meningkatkan

3. Adanya kendala pada saat permintaan kesadaran wajib pajak pentingnya membayar

permohonan izin penelitian dan pajak untuk pembangunan negar

permintaan data statistic populasi wajib


pajak badan yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara
melalui website e-riset, sehingga
terbitnya surat persetujuan izin
membutuhkan waktu yang lama.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, penelitian


memiliki saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan
hasil penelitian ini digunakan sebagai
acuan penelitian selanjutnya. Untuk
mengembangkan penelitian ini peneliti
selanjutnya dapat mempertimbangkan
variabel-variabel diluar variabel yang
8
Deli, L., & Murtani, A. (2019). Dampak Kualitas
DAFTAR PUSTAKA
Pelayanan Dan Pengawasan Terhadap
Agus Mulyadi Nasution, M. (2018). Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kpp Pratama
Pelayanan Konsultasi Dan Pengawasan Medan. 7597(1), 16–22.
Oleh Account Representative (Ar)
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan. Dengan Program Ibm Spss 25 (Ke-9).
Jurnal Riset Akuntansi Universitas Diponegoro

Alshrouf, M. (2019). The Effect Of Tax Audit Handayani, T. F., & Subardjo, A. (2019). Jurnal
Using The Computer On Tax Non- Ilmu Dan Riset Akuntansi E-Issn : 2460-0585.
Compliance In Palestine. International
Journal Of Academic Research In Hardianti, D. (2019). Pengaruh Pelayanan, Konsultasi
Business And Social Sciences, 9(3). Dan Pengawasan Account Representative ( Ar )
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kota
Jambi. Skripsi, 1–9.
Amanah, L., & Novitasari, L. (2018). Pengaruh
Motivasi, Pengetahuan Perpajakan,
Inayati, E. K. (2019). Pengaruh Kondisi Keuangan,
Kualitas Pelayanan Dan Sanksi
Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Ilmu
Dan Riset Akuntansi
Antika, F. N., Budiman, N. A., & Mulyani, S.
(2020). Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Daulay. (2018). Management.
Kabupaten Kudus Selama Pandemi Covid-
19. Seminar Nasional Manajemen,
Joman, J. M. C. De, Sastri, I. I. D. A. M. M., &
Ekonomi, Dan Akuntansi, September,
Datrini, L. K. (2020). Pengaruh Biaya
408–417.
Kepatuhan, Pemeriksaan Pajak Dan
Penerapan E-Spt Terhadap Kepatuhan WP
Arifin, S. B., & Syafii, I. (2019). Penerapan E-
Badan Kpp Pratama Denpasar Barat. Jurnal Riset
Filing, E-Billing Dan Pemeriksaan Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Di Kpp Pratama Medan Polonia. Kbbi. (2020). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jurnal Akuntansi Dan Bisnis : Jurnal In Arti Kata Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Program Studi Akuntansi, 5(1), 9.
Lesmana, A. L., & Setyadi, B. (2020). Pengaruh
Assa, J. R., Kalangi, L., & Pontoh, W. (2018). Pemeriksaan, Pengetahuan Wajib Pajak,
Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Sanksi, Dan Moral Terhadap Kepatuhan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Wajib Pajak Umkm.
Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Manado. Going Concern : Jurnal Listiyowati, L., Indarti, I., Setiawan, F. A., Wijayanti,
Riset Akuntansi, 14(1), 516–522. F., & Setiawan, F. A. (2021). Kepatuhan
Wajib Pajak Umkm Di Pandemi Covid-19
Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi
Pendekatan Kuantitatif. Salemba Empat. Mardiasmo. (2018). In Perpajakan Edisi Revisi. Andi
9
Murjana, I. M. H. E. F. U. A. (2021). Jurnal Soelistijo. (2018). Pengaruh Pelayanan Dan
Kompetitif : Media Informasi Ekonomi Pengawasan Wajib Pajak Terhadap
Pembangunan , Manajemen Dan Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Akuntansi. 7(1), 81–97. Pribadi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nugrahanto, A., Nasution, S. A., Pajak, D. J., & Suandy. (2018). Perencanaa Pajak. Salemba Empat.
Ri, K. K. (2019). Kepatuhan Wajib Pajak
Badan Di Indonesia. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D).
Pratama, R. A., & Mulyani, E. (2019). Pengaruh
Kualitas Pelayanan Petugas Pajak, Sanksi Susanto, E., Ekonomi, F., Bisnis, D., & Indonesia,
Perpajakan, Dan Biaya Kepatuhan Pajak U. M. (2020). Perpajakan Oleh Account
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Representatif Terhadap. 2, 65–72.
Di Kota Padang. Jurnal Eksplorasi
Akuntansi, 1(3), 1293–1306. Syahputra, H. E., & Simanjuntak, O. De P. (2018).
Pengaruh Pelayanan, Konsultasi, Dan
Prihastini, R. N., & Fidiana, F. (2019). Pengaruh Pengawasan Account Representative
Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan, Dan (Ar) Terhadap Kepatuhan WP (Di Kpp)
Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pratama Medan Belawan). 3(1).
Wajib Pajak. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi. Wahda, N. S. R., Bagianto, A., & Yuniati. (2018).
Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap
Safitri, D., & Silalahi, S. P. (2020). Pengaruh Kepatuhan WP Dan Dampaknya Terhadap
Kualitas Pelayanan Fiskus, Pemahaman Efektivitas Penerimaan Pajak Penghasilan
Peraturan Perpajakan Dan Penerapan Badan. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi,
Sistem E-Filling Terhadap Kepatuhan & Akuntansi (Mea), 2(2), 115–143.
Wajib Pajak: Sosialisasi Perpajakan
Sebagai Pemoderasi. Jurnal Akuntansi Widayati, I. A., & Adjis, D. O. K. (2020). Pengaruh
Dan Pajak, 20(2), 145–153. Pelayanan Account Representative (Ar)
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal
Mimi, & Mulyani, Susi Dwi. (2022). Pengaruh Ilmiah Administrasi Bisnis Dan Inovasi, 3(2)
Pelayanan, Pengawasan Dan
Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Widomoko & Nofryanti. (2017). Pengaruh Kualitas
Wajib Pajak Badan Yang Dimoderasi Pelayanan ,Pengawasan Dan Konsultasi
Digitalisasi Administrasi Perpajakan. Oleh Account Representative ( Ar ) Terhadap
9(1), 37–54. Kepatuhan WP ( Studi Kasus Pada Kpp
Menteng Satu Jakarta Pusat ). 2(01), 132–146.
Cezzabella, Yessica Febbina. (2022). Pengaruh
Kesadaran Wajib Pajak Dan Fungsi Yanto, Y. (2020). Pengaruh Pemeriksaan Pajak,
Account Representative: Konsultasi Dan Omset, Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Pengawasan Terhadap Kepatuhan Wajib Kepatuhan Wajib Pajak Hotel Dan Restoran
Pajak (Studi Pada Kpp Pratama Malang Di Kabupaten Jepara. Jurnal Akuntansi
Utara). Angewandte Chemie International Dan Perpajakan, 6(1), 39–51.
Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
10
11

Anda mungkin juga menyukai