PENDAHULUAN
salah satu sumber penerimaan negara, pajak memberikan kontribusi terbesar pada
APBN yaitu mencapai 80%. Direktorat Jenderal Pajak sebagai bagian dari
Keuangan Negara, pendapatan negara dan hibah adalah semua penerimaan negara
yang berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta
Indonesia, pada dasarnya telah melakukan berbagai cara dalam upaya peningkatan
penerimaan negara melalui sektor pajak, dibutuhkan partisipasi aktif dari Wajib
1
2
Indonesia ialah sebesar 112.761.072 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah WP yang
yang ada.
Tabel 1.1
kemauan membayar pajak tersebut antara lain adalah asas perpajakan, yaitu
bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak langsung dinikmati oleh para wajib
pajak. Upaya pendidikan, penyuluhan dan sebagainya tidak banyak berarti dalam
(Hardiningsih dan Nila, 2011). Masyarakat sendiri dalam kenyataanya tidak suka
3
membayar pajak. Hal ini disebabkan masyarakat tidak pernah mengetahui wujud
konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak (Widayati dan
Nurlis, 2010).
telah dilakukan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak untuk
system, fiskus diberi wewenang untuk menetapkan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak (WP). Sedangkan untuk self-assessment, sistem ini memberikan
kewajibannya (Tarjo dan Kusumawati, 2006). Dengan kata lain, wajib pajak
wajib pajak menjadi faktor yang sangat penting dalam hal untuk mencapai
memberikan wewenang kepada pihak lain atau pihak ketiga untuk memotong dan
memungut besarnya pajak yang terhutang oleh wajib pajak. Pihak ketiga disini
kewajiban wajib pajak dapat dilaksanakan secara baik dan benar, harus
Pada akhirnya akan meningkatkan tax ratio dan sekaligus penerimaan pajak.
Namun pada kenyataan yang ada sekarang ini, negara Indonesia menunjukkan
bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak masih rendah. Fakta tersebut terbukti setelah
dari tax gap dan tax ratio belum dapat dimaksimalkan (Pongtuluran, 2010).
Selain itu, masalah lain yang berkaitan dengan kepatuhan pajak adalah
tingkat kepatuhan wajib pajak yang sudah terdaftar pun masih rendah. Seperti
dalam tabel dibawah ini, yang menunjukan tingkat kepatuhan penyampaian SPT
Tahunan antara tahun 2009-2013, dimana rasio kepatuhan relatif rendah, bahkan
kenaikan kembali pada tahun selanjutnya. Berdasarkan laporan DJP terhadap rasio
Tabel 1.2
penyampaian SPT Tahunan wajib pajak, masih terdapat kesenjangan yang cukup
signifikan terhadap wajib pajak terdaftar dan kepatuhan dalam penyampaian SPT
Tahunan.
(behavior beliefs) dimana kepercayaan ini dimiliki oleh individu akan hasil dari
suatu dari perilaku dan evaluasi atas hasil yang dilakukan (Jogiyanto, 2007).
6
perilaku. Sikap mendorong individu sesuai dengan evaluasi positif atau negatif
kurang sesuai, dalam penelitian ini sikap wajib pajak memberikan hubungan
negatif.
Hubungan antara sikap wajib dengan kepatuhan wajib pajak telah diteliti
oleh Troutman (1993) dalam Salman, Kautsar R, dan Mochammad Farid (2009).
Bukti empiris menunjukkan hubungan yang signifikan antara sikap wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib pajak. Variabel sikap wajib pajak sendiri merupakan
menguntungkan mengenai obyek, orang atau peristiwa. Sikap wajib pajak dapat
dikaitkan dengan sikap wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, sikap wajib
pajak terhadap kebijakan pajak, dan sikap wajib pajak terhadap sistem
administrasi pajak.
yang dapat mempengaruhi niat dan perilaku. Kewajiban moral merupakan salah
satu faktor selain dari model TPB yang dapat mempengaruhi niat dan
7
bahwa model TPB masih memungkinkan untuk ditambahi variabel prediktor lain,
moral merupakan norma inividu yang melekat pada diri seseorang, namun
Kepatuhan wajib pajak sangat dipengaruhi oleh moralitas wajib pajak. Hal
ini disebabkan karena membayar pajak adalah suatu aktivitas yang tidak lepas dari
kondisi behavior wajib pajak itu sendiri. Aspek moral dalam bidang perpajakan
menyangkut dua hal, yaitu (1) kewajiban moral dari wajib pajak dalam
menjalankan kewajiban perpajakannya sebagai warga negara yang baik dan (2)
menyangkut kesadaran moral wajib pajak atas alokasi penerimaan pajak oleh
hubungan yang signifikan antara moralitas wajib pajak dengan kepatuhan wajib
Wajib pajak yang mempunyai kesadaran moral yang baik sebagai warga
aspek moralitas dari wajib pajak akan menungkatkan kecenderungan dari wajib
Selain itu, wajib pajak juga harus dihadapkan oleh risiko yang harus
peningkatan kepatuhan wajib pajak antara lain adalah, risiko keuangan, risiko
menghadapi risiko-risiko yang terjadi setiap wajib pajak harus memiliki suatu
kepatuhan pajak seperti teori rasionalitas dan teori prospek. Dasar teori yang
faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak orang pribadi untuk membayar
pajak di Kota Semarang yang dimoderasi dengan kondisi keuangan dan preferensi
perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Selain itu,
merupakan sarana untuk mewujudkan rasa nasionalisme, cinta kepada bangsa dan
negara dimana uang dari hasil pajak tersebut digunakan untuk pembangunan dan
wajib pajak orang pribadi dalam membayar pajak dengan preferensi risiko sebagai
variabel moderating.
kewajiban perpajakannya. Variabel tersebut adalah sikap wajib pajak dan moral
wajib pajak. Selain itu penelitian ini pun hanya menggunakan preferensi risiko
terdapat 2 (dua) variabel moderating yaitu kondisi keuangan dan preferensi risiko
wajib pajak.
independen penelitian yaitu sikap wajib pajak dan moral wajib pajak serta 1 (satu)
10
analisis perilaku yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam bentuk skripsi
MODERATING”
antara sikap wajib pajak dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi?
antara moral wajib pajak dengan tingkat kepatuhan wajib pajak orang
pribadi?
11
1. Untuk menguji secara empiris pengaruh sikap wajib pajak terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WP OP) dalam membayar pajak.
tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi (WP OP) dalam membayar
pajak.
3. Untuk menguji secara empiris pengaruh preferensi risiko wajib pajak dapat
4. Untuk menguji secara empiris pengaruh preferensi risiko wajib pajak dapat
1. Kegunaan Akademis
2. Kegunaan Operasional
12
c. Bagi Pihak Lain, diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana
para wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan
bebas di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi. Penelitian ini