PENDAHALUAN
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban
setiap warga negara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Salah
satu kewajiban yang dimiliki rakyat Indonesia adalah membayar pajak. Perpajakan
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pibadi atau badan yang bersifat
Dilihat dari pengertian pajak itu sendiri, dapat disimpulkan bahwa kontribusi
pendidikan, sektor industri dan juga perbankan. Kontribusi penerimaan pajak sendiri
dapat ditingkatkan sejalan dengan peningkatan kepatuhan dari para wajib pajak itu
sendiri dalam membayarkan pajak mereka. Menurut Restu dalam (Susmita & Supadmi,
2016) kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai perilaku dari seorang wajib pajak
1
Salah satu perwujudan dari modernisasi perpajakan atau yang lebih dikenal
yaitu pegawai pajak yang diangkat pada sesi pengawasan dan konsultasi di Kantor
Representative (AR) merupakan penghubung antara Dirjen Pajak dengan wajib pajak,
misalnya apabila usaha anda diperiksa oleh pemeriksa pajak maka AR dapat membantu
menyampaikan maksud dan tujuan dari pemeriksaan tersebut (Ketut & Jati, 2016).
transaksi untuk mendapatkan keuntungan pajak, manfaat atau pengurangan dengan cara
yang dimaksudkan oleh hukum pajak (Brown, 2012) dalam (Ibnu Wijayav, 2014). Untuk
(tax evasion), dimana penggelapan pajak terkait dengan penggunaan cara-cara yang
yang terdapat dalam peraturan perpajakan yang ada untuk menghindari pembayaran
pajak, atau melakukan transaksi yang tidak memiliki tujuan selain untuk menghindari
pajak. Penghindaran pajak sering dikaitkan dengan perencanaan pajak (tax planning),
dimana keduanya sama-sama menggunakan cara yang legal untuk mengurangi atau
sesuatu yang secara umum dianggap sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Batas
antara penghindaran pajak dengan perencanaan pajak sering kali tidak jelas. Diskusi
terkait sejauh mana batas yang diperkenankan untuk membedakan praktik perencanaan
pajak yang dapat diterima dengan penghindaran pajak yang tidak dapat diterima
2
merupakan subjek debat yang berkepanjangan dan sering diselesaikan melalui proses
Walaupun secara literal (tepat) tidak ada hukum yang dilanggar, semua pihak
sepakat bahwa penghindaran pajak merupakan sesuatu yang secara praktik tidak dapat
diterima. Hal ini dikarenakan penghindaran pajak secara langsung berdampak pada
dibutuhkan oleh negara. Dari sudut pandang kebijakan pajak, pembiaran terhadap praktik
transaksi yang kompleks yang dirancang secara sistematis dan umumnya hanya dapat
dilakukan oleh korporasi besar. Hal inilah yang menimbulkan persepsi ketidakadilan, di
mana korporasi besar tampaknya membayar pajak yang lebih sedikit. Hal ini pada
ujungnya dapat menimbulkan keengganan wajib pajak yang lain untuk membayar pajak
Hal ini sangat berpengaruh, salah satunya dapat terlihat pada tabel berikut tentang tingkat
3
Tabel 1.1. Tingkat Penerimaan Pajak KPP Pratama Ambon Tahun 2015 -2018
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa penerimaan pajak masih mengalami
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kondisi masyarakat tidak patuh seperti tabel
tersebut, salah satunya kasus tentang peran account representative (AR) dan
penghindaran pajak. “Disini saksi (APJ) selaku Direktur Jendral Pajak menjelaskan,
setelah menerima dan meneliti pelaporan wajib pajak, pihaknya menemukan adanya
ketidakpatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak di wilayah KPP Pratama Ambon”. (
Contohnya pada kasus Angin Timur dengan kepala Kantor Pajak Pratama
Ambon. Yaitu petugas pajak (Account Representative) bersama dengan Kepala kantor
pajak bekerja sama melakukan penghindaran pajak dengan cara mengurangkan beban
pajak milik Direktur CV. Angin Timur (AL) dari jumlah yang seharusnya dibayar. Ada
beberapa saksi yaitu (UW) dan (DS) turut dihadirkan dalam persidangan kasus ini karena
mereka merupakan mantan Account Representative pada KPP Pratama Ambon, yang
pernah melakukan pengawasan pajak terhadap Direktur CV Angin Timur (AL) (salah
4
Yang menjadi perbincangan adalah bagaimana peran AR sebagai seorang yang
mengawasi, mengedukasi dan melakukan pendampingan untuk para wajib pajak, agar
para wajib pajak dapat patuh dan mengerti mengenai pajak yang harus dibayarkan untuk
negara. Tetapi peran dari AR masih belum mampu untuk melakukan hal tersebut, terlihat
dari kasus di atas dimana para AR belum mampu mengawasi, mengedukasi, dan
mendampingi 13 wajib pajak agar dapat patuh dalam pembayaran pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Dan juga memang ada niat dari wajib pajak sendiri untuk
melakukan penghindaran pembayaran pajak karena mungkin pajak yang begitu besar
dilakukan oleh Amilin dan Anisah (2008) yang berjudul Pengaruh Pengawasan dan
Peran Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini
terhadap kepatuhan wajib pajak. Hantoyo et al. (2016) juga melakukan penelitian yang
Wajib Pajak (studi pada wajib pajak di kantor pelayana pajak Pratama Tegal) hasil
penelitian ini menunjukan bahwa variable bebas penghindaran pajak dan sanski
wajib pajak.Adapun penelitian yang dilakukan oleh Danar Kiswara yang berjudul
Otoritas Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini penerapan system e-
wajib pajak.
5
Peneliatian ini merupakan pengembangan dari penelitian Febry Alfiansyah
(2015) yang berjudul Pengaruh Account Representative terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
wajib pajak orang pribadi. Pengembangan penelitian ini dapat dilihat juga dari penelitian
Shinung Sakti Hantoyo (2016) dengan judul Pengaruh Penghindaran Pajak dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil penelitian ini secara simultan
penelitian Febry Alfiansyah (2015) peneliti menambahkan satu variabel bebas yaitu
karena pada penelitian dari Shinung Sakti Hantoyo (2016) penghindaran pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhaan wajib pajak jadi peneliti ingin tau apakah
penghindaran pajak di KPP Pratama Ambon berpengaruh atau tidak pada kepatuhan
Jadi pada penelitian ini peneliti menggunakan dua variable bebas yaitu Account
Representative dan Penghindaran Pajak dan variable terikat yaitu Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak karena dari penelitian sebelumnya peran Account
Representative dan penghindaran pajak ada yang berpengaruh dan ada yag tidak
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Ambon)
6
2.1. Rumusan Masalah
pribadi?
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Akademis
2. Manfaat Praktis
para wajib pajak orang pribadi tanpa terkecuali sehingga dapat meningkatkan
perpajakannya.
b. Bagi Peneliti
teori yang diperoleh dengan kenyataan atau kondisi yang sebenarnya terjadi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seorang Wajib Pajak dilihat dari sisi psikologis. Model TPB menyebutkan bahwa niat
(intention) dapat mempengaruhi perilaku individu untuk menjadi patuh atau tidak patuh
terhadap aturan perpajakan. Planed Behaviour theory menjelaskan bahwa sikap terhadap
subjektif serta mengukur control periliaku persepsian orang tersebut. Bila ada yang
positif , dukungan dari orang sekitar serta adanya persepsi kemudahan karena tidak ada
hambatan untuk berperilaku maka niat seseorang untuk berperilaku akan semakin
tinggi(Ajzen, 2005). Kaitan teori ini terdapat pada variable penghindaran pajak karena
berdasarkan dengan fenomena yang ada bahwa wajib pajak bekerja sama dengan petugas
pajak (AR) untuk menurunkan beban pajak seperti sudah dijelaskan diatas teori planned
behavior menyatakan bahwa niat dapat mempengaruhi sikap sesorang untuk menjadi
patuh atau tidak, jadi dari fenomena yang ada wajib pajak dan petugas pajak (AR) tidak
memiliki niat atau sikap yang baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara dan petugas yang baik dalam mentaati peraturan perpajakan.
Teori atribusi pertama kali dikembangkan oleh Fritz Heider (1958) dalam
Mindarti dkk. (2016) yang beragumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
9
kombinasi antara kekuatan internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang seperti kemampuan atau usaha yang dilakukannya. Kekuatan eksternal yaitu
faktor-faktor yang berasal dari luar pribadi seseorang, seperti kesulitan dalam pekerjaan
seseorang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh faktor internal misalnya sifat, karakter
dan sikap atau disebabkan oleh faktor eksternal situasi atau keadaan tertentu yang
memaksa seseorang melakukan perbuatan yang kurang baik. Dengan demikian atribusi
diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari
perilaku orang lain atau dari dalam dirinya sendiri. Berdasarkan teori atribusi, dinyatakan
internal yang dapat mempengaruhi persepsi wajib pajak dalam membuat keputusan
dan Rohman, 2015). Masyarakat yang paham tentang perpajakan berarti wajib pajak mau
membayar pajak karena merasa tidak adanya kerugian dalam pemungutan pajak yang
seringkali diartikan salah oleh masyarakat, karena masyarakat merasa terbebani dengan
teori atribusi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
dalam membayar pajak. Ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar pajak dapat
disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti beranggapan bahwa kinerja account representative, self assessment system, dan
sanksi pajak merupakan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak.
10
2.1.3 Pengertian Pajak
Definisi pajak ada beberapa pengertian dari pajak yang dikemukakan oleh para
ahli dibidang perpajakan. Menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2013:1) “pajak adalah
iuran kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tidak mendapat jasa timbal balik (kontra prestasi) yang langsung dapat ditujukan, dan
(2005:13) menyatakan bahwa “Pajak adalah kontribusi langsung maupun tidak langsung
yang pelaksanaannya dapat dipaksakan oleh kekuasaan publik baik terhadap masyarakat
maupun atas barang untuk pembiayaan belanja negara”. Feldmann dalam Judisseno
(2005:13) menyatakan bahwa “Pajak adalah utang, prestasi kepada pemerintah yang
dapat dipaksakan berdasarkan norma-norma umum, tanpa adanya kontra prestasi, dan
yang digunakan untuk menutupi pengeluaran pemerintah”. Dari definisi tersebut, dapat
2. Berdasarkan undang-undang.
3. Tanpa jasa timbal balik atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung
dapat ditunjuk.
a. Fungsi anggaran (budgetair). Pajak berfungsi untuk menutup biaya yang harus
11
dan sekali-kali tidak dibelokkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang
fungsi fiskal masukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan undang-
tujuan tertentu. Disamping usaha untuk memasukkan uang untuk kegunaan kas
negara, pajak juga sebagai usaha pemerintah untuk ikut andil dalam hal
inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan
d. Fungsi redistribusi pendapatan. Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan
Ada beberapa jenis pajak yang dipungut pemerintah dari masyarakat atau wajib
pajak, yang dapat digolongkan berdasarkan sifat, instansi pemungut, objek pajak serta
12
a. Jenis Pajak Berdasarkan Golongan. Berdasarkan golongannya, pajak
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan pajak langsung.
1) Pajak Langsung (direct Tax). Pajak langsung, yaitu pajak yang dipikul
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan
2) Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax). Pajak tidak langsung, yaitu pajak
yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
b. Menurut sifat
pajak penghasilan.
1) Pajak pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
2) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
atas : a). Pajak provinsi, contoh: pajak kendaraan bermotor dan pajak
warga negara sebagai wajib pajak, serta menjadi bukti adanya peran aktif dari
ditujukan bagi kesejahteraan bangsa dan negara serta diatur dalam undang-
undang dan peraturan pemerintah (Waluyo, 2008 dalam Rachdianti dkk, 2016).
satunya adalah the four maxims yang dikemukan oleh Adam Adam Smith pada
pemungutan pajak tersebut adalah sebagai berikut: a). Asas Equality (asas
dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib
pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak, b). Asas
UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hokum, c). Asas
Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas
kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pakak (saat
yang paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya
e. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
lebih besar dari hasil pemungutan pajak.e.Wajib Pajak Pasal 1 UU No. 28 Tahun
2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan dalam Kaunang
(2016), menyatakan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
14
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Wajib pajak dibagi menjadi 2, antrara lain: a).Wajib Pajak
Orang Pribadi, Adalah setiap orang pribadi yang memiliki penghasilan di atas
pendapatan tidak kena pajka. b).Wajib Pajak Badan, Adalah setiap perusahaan
yang didirikan di Indonesia dan sudah memiliki Nomor pokok Wajib Pajak
(NPWP) serta mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam ketentuan
Murti dkk (2014) perpajkan kita dapat memberikan pengertian bahwa kepatuhan
dari katapatuh, yang menurut kamus umum bahasa Indonesia, patuh berarti suka
kepatuhan adalah sifat patuh, ketaatan, tunduk atau patuh pada ajaran atau
aturan. Jadi kepatuhan adalah sebuah sikap taat dan patuh yang berasal dari
dalam diri wajib pajak guna menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai wajib
pajak.
Nomor 98/PMK.01/2008 adalah petugas yang berada di Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
melaksanakan bimbingan dan melaksanakan himbauan kepada Wajib Pajak (WP). Setiap
Account Representative (AR) mempunyai beberapa Wajib Pajak (WP) yang harus
15
jenis usaha sehingga meningkatkan profesionalisme dan meningkatkan produktivitas
penghubung antara KPP dan wajib pajak yang bertanggung jawab untuk menyampaikan
informasi perpajakan secara efektif dan profesional. Mereka dilatih untuk memberikan
respon yang efektif atas pertanyaan dan permasalahan yang diajukan oleh wajib pajak
pemahaman tentang bisnis serta kebutuhan wajib pajak dalam hubungannya dengan
dikembangkan untuk melayani secara prima wajib pajak dengan memenuhi kebutuhan
akan fasilitas yang diharapkan dan memberikan kenyamanan kepada wajib pajak
(Denziana, 2015). Berdasarkan ulasan dan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
fungsi Account Representative yang berhubungan langsung dengan wajib pajak secara
1. Edukasi
263). Edukasi pajak menurut Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor
SPT.
16
2. Pendampingan
3. Pengawasan
pajak. Fungsi pengawasan ini sangat penting karena wajib pajak akan terus
17
2.1.7 Penghindaran Pajak
pajak (tax avoidance) adalah salah satu cara untuk menghindari pajak secara legal yang
bagian dari manajement pajak. Penghindaran pajak bukan merupakan kegiatan yang
melanggar hukum, tetapi terlihat seperti sesuatu yang negatif karena perusahaan mencoba
untuk mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkan. Penghindaran pajak berbeda
dengan penggelapan pajak (tax evasion) karena penghindaran pajak mencari celah-celah
peraturan perpajakan yang dapat digunakan untuk memperkecil beban pajak, sedangkan
penggelapan pajak merupakan mengurangi beban pajak dengan cara melanggar keentuan
perpajakan yang berlaku. Penghindaran pajak merupakan investasi yang beresiko untuk
manajemen. Pengukuran tax avoidance dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang
pertama dengan total accrual untuk memisahkan book-tax different yang disebabkan oleh
manajemen laba (Desai dan Dharmapala, 2006) dan dengan penggunaan Cash Effective
a. Menahan Diri
Yang dimaksud dengan menahan diri yaitu wajib pajak tidak melakukan sesuatu
Tidak menggunakan ikat pinggang dari kulit ular atau buaya agar terhindar dari
18
b. Pindah Lokasi
Memindahkan lokasi usaha atau domisili dari lokasi yang tarif pajaknya tinggi
Namun, pindah lokasi tidak semudah itu dilakukan oleh wajib pajak. Mereka
fasilitas yang menunjang usaha mereka. Hal ini harus sesuai dengan keuntungan
yang akan mereka dapatkan dan keringanan pajak yang mereka peroleh.
Biasanya, hal ini jarang terjadi. Yang terjadi hanya pada pengusaha yang baru
membuka usaha, atau perusahaan yang akan membuka cabang baru. Mereka
sederet kursi gratis di barisan terdepan khusus untuk wartawan. Dengan asumsi,
setelah menonton wartawan tersebut akan menulis review tentang film tersebut
gratis. Maka dari itu, diterapkanlah pajak untuk kursi gratis tersebut. Pemilik
bioskop menghindari pengenaan pajak ini dengan cara mengenakan tarif masuk
undang-undang yang berlaku, hal ini tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
dapat beras dan hal itu dibebankan sebagai biaya sehingga pajaknya berkurang.
Safri Nurmantu dalam Siti Kurnia Rahayu (2010:138) adalah: “Kepatuhan Wajib Pajak
dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua
tulang punggung sistem self assessment, dimana Wajib Pajak bertanggung jawab
menetapkan sendiri kewajiban perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu
Adapun jenis-jenis kepatuhan Wajib Pajak dalam buku Siti Kurnia Rahayu
(2010:138) yaitu:
20
sudah benar atau belum. Yang penting Surat Pemberitahuan (SPT) PPh sudah
sesuai isi dan jiwa undang-undang pajak kepatuhan material juga dapat meliputi
2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali telah
yaitu:
21
1. Wajib Pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap dan benar Surat
terhadap kepatuhan wajib pajak dapat dilihat dari beberapa penelitian terdahulu (Tabel
22
6 Suyanto (2017) Pengaruh kinerja AR, self Menunjukan bahwa kinerja AR,
assessment system, dan system penilaian mandiri, dan audit
pemeriksaan pajak terhadap pajak secara parsial dan simultan
tingkat kepatuhan wajib pajak berpengaruh postif terhadap
kepatuhan wajib pajak
9 Ayu Tiara Kusuma Pengaruh peran Account Menunjukan bahwa hanya factor
(2018) Representative, sanksi pajak, peran Account Rerpresentative
persepsi kemudahan sanksi pajak dan penerapan system
penggunaan e-feling, dan e-feling berpengaruh positif
penerapan system e-feling terhadapn kepatuhan wajib pajak
terhadap kepatuhan wajib orang pribadi . Sedangkan variabel
pajak orang pribadi presepsi kemudahan penggunaan e-
feling tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak orang
pribadi
10 VF Christianto (2014) Pengaruh Pemahaman tindak Smenunjuan bahwa pemahaman
pidana korupsi dan tindak pidana korupsi dan
pemahaman penghindaran penghindran pajak berpengaruh
pajak terhadap tingkat terhadap kepatuhan wajib pajak
kepatuhan wajib pajak
itu disebabkan oleh faktor internal misalnya sifat, karakter, dan sikap atau disebabkan
oleh faktor eksternal yaitu situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang
melakukan perbuatan yang kurang baik. Jadi Agar wajib pajak patuh dalam menjalankan
pelayanan yang berkualitas, yaitu dimana Wajib Pajak merasa puas terhadap pelayanan
yang diberikan dan tetap dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat
Account Representative hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Danar Kiswara (2016) Pengaruh penerapan e-feling dan peran account representative
terhadap pencitraan otoritas pajak dan kepatuhan wajib pajak yang melihat hasil
signifikan terhadap pencitraan otoritas pajak dan kepatuhan pajak. Dapat dilihat juga
penelitian dari Suyanto (2017) Pengaruh Kinerja AR, Self Assesment, dan Pemeriksaan
Pajak terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. dengan hasil penelitian menunjukan
bahwa kinerja AR, Sistem penilaian mandiri, dan audit pajak secara parsial dan simultan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Adapun penelitian Febri Alfiansyah
(2015) terhadap Pengaruh account representative terhadap kepatuhan wajib pajak orang
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan uraian di atas, dapat
24
H1 : Account Representative Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak.
Penghindaran Pajak. Pengertian Teori Planned Behaviour yaitu niat (intention) dapat
mempengaruhi perilaku individu untuk menjadi patuh atau tidak patuh terhadap aturan
pengumpulan pajak dari masyarakat karena banyak yang melakukan penghindaran pajak,
maka Kesadaran wajib pajak atas perpajakan amatlah diperlukan guna meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Secara empiris juga telah dibuktikan bahwa makin tinggi
kesadaran perpajakan wajib pajak maka makin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisyahyusanti (2019)
yang melihat pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hasil
penelitian tersebut menunjukan bahwa Variabel bebas penghindaran pajak dan sanksi
pajak sebagai variable terikat. Penelitian ini juga dilihat dari penelitian Fahreza Utama
(2019) dengan judul Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Biaya Hutang dan
institusional tidak dapat memoderasi hubungan antra penghindaran pajak dan biaya
hutang.
pemikiran teoritis yang didasarkan pada daftar pustaka dan penelitian terdahulu yang
Y
Penghindaran Pajak
X2
26
BAB III
METODE PENELITIAN
memuat banyak angka-angka mulai dari pengumpulan, pengolahan, serta hasil yang
didominasi angka. Penelitian ini berlokasi pada KPP Pratama Ambon. Objek penelitian
3.2.1. Populasi
dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
penelitian ini adalah Semua wajib pajak orang pribadi yang terdaftar pada KPP Pratama
Ambon.
3.2.2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2012: 62) merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah
Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Ambon. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
dengan menentukan terlebih dahulu karakteristik yang akan dijadikan sampel (Sugiyono,
2013: 158). Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang berada di KPP Pratama
Kota Ambon dengan ketentuan bahwa responden yang bersangkutan minimal telah
27
menjadi Wajib pajak selama satu tahun. Perhitungan penentuan sampel pada penelitian
N
n=
Ne 2 1
dimana :
N = jumlah populasi wajib pajak di Kota Ambon, yaitu sebanyak 14.098 orang
e = margin of error = 10 % atau 0.01
14098
n= = 99,295 dibulatkan menjadi 100 orang
14098(0.01) 2 1
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang, dimana kuesioner disebarkan kepada
Sumber data yang digunakan dalam peneilitian ini adalah data primer. Menurut
Sugiyono (2018:213) data primer adalah data yang didapatkan langsung dari pengumpul
data. Data diperoleh dari kuisioner yang dibagikan kepada semua wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Ambon. Responden akan menjawab pertanyaan
secara sistematis, dimana pilihan jawaban juga telah tersedia. Responden memilih
telah disusun secara terstruktur dan mengacu pada variabel penelitian. Hal ini
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data yang akan digunakan untuk
objek penelitian.
28
3.5. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
Variable independen: Peran Pegawai yang diangkat dan 1. Menguasi ketentuan Likert
Account Representative ditetapkan sebagai account perpajakan
X1 representative pada kantor 2. Mengawasi pemenuhan
pelayanan pajak. Account kewajiban perpajakan
Representative yang wajib pajak
menjalakan fungsi 3. Memberikan pelayanan
pengawasan dan penggalian prima
potensi wajib pajak. 4. Berkomunikasi dengan
baik dengan wajib pajak.
Variable independen: Hambatan-hambatan yang 1. Wajib pajak atau Likert
Penghindaran Pajak terjadi dalam pemungutan perusahan berusaha
X2 pajak sehingga membayar pajak lebih
mengakibatkan berkurang-nya sedikit atau kurang dari
penerimaan kas negara yang seharusnya
terutang dengan
memanfaatkan
kewajaran interpretasi
hokum pajak
2. Wajib pajak berupaya
melakukan penundaan
pembayaran pajak
3. Wajib pajak berusaha
agar pengenaan pajak
buakn atas keuntungan
sebenarnya yang
diperoleh
Variabel Dependen: Suatu keadaan dimana wajib 1. Kepatuhan wajib pajak Likert
Kepatuhan wajib pajak pajak memenuhi semua dalam mendaftarkan diri
Y kewajiban perpajakan dan 2. Kepatuhan wajib pajak
melaksanakan hak untuk menyetorkan
perpajakannya kembali SPT secara
tepat waktu
3. Kepatuhan wajib pajak
dalam perhitungan dan
pembayaran terutang
atas penghasilan yang
diperoleh
4. Kepatuhan wajib pajak
dalam pembayran
tunggakan pajak(SPT
atau SKP)sebelum jatuh
tempo.
29
3.5.2 Pengukuran Variabel
Penghindaran pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak. Dengan menggunakan skala likert,
variabel dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk
No Pertanyaan Skor
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RR) 3
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan SPSS 22.0. Metode analisis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis).
menggambarkan data yang telah dikumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud untuk
menarik kesimpulan yang berlaku secara generalisasi. Dalam statistik deskriptif, hasil
30
jawaban responden akan dideskripsikan menurut masing-masing variabel penelitian,
tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono, 2010:21).
Kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergatung pada kualitas data yang
dipakai dalam penelitian tersebut. Kualitas dan penelitian ditentukan oleh instrument
yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berlaku, adapun uji yang digunakan
untuk menguji kualitas data dalam penelitian ini adalah uji validitas dan uji reabilitas.
(Iskandar, 2010:68)
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah/valid atau tidaknya suatu kuesioner
sebagai suatu instrumen penelitian. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dalam
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
moment pearson yang kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel diperoleh dari
degree of freedom = n-k, di mana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah
variabel. Apabila nilai korelasinya lebih besar dari r tabel, maka pernyataan tersebut
dianggap valid. Jika nilai korelasinya lebih kecil dari nilai r tabel, maka pernyataan
indikator dari variabel yang diteliti (Sunyoto, 2011:67). Pertanyaan dalam kuesioner
dikatakan handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten. Uji
alpha dengan bantuan software SPSS 20.0. Koefisien cronbach`s alpha yang lebih dari
nilai r table disebut reliabel. Ada juga yang berpendapat reliabel jika cronbach alpha
31
>0,60 (Sunyoto, 2011:68). Nilai cronbach`s alpha yang semakin mendekati 1
Model regresi harus memenuhi beberapa asumsi yang disebut asumsi klasik. Uji
asumsi klasik dimaksudkan untuk menghindari perolehan yang bias. Adapun uji asumsi
Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y)
pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi
tidak normal (Sunyoto, 2011:84). Uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada variabel
residual dan PP plot standardized residual. Ghozali (2001) menyatakan bahwa uji
normalitas data dilihat dari kedua hal tersebut, apabila histogram standardized residual
membentuk kurva normal dan PP plot standardized residual mendekati garis diagonal
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat sama atau tidak varians dari
residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varians yang sama, disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya
Sementara homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data
32
menyebar di bawah maupun di atas titik orgin (angka nol) pada sumbu Y dan tidak
Uji asumsi klasik ini digunakan untuk analisis regresi berganda yang terdiri dari
minimal dua variabel bebas, di mana akan diukur tingkat asosiasi (keeratan) hubungan
atau pengaruh antarvariabel bebas tersebut melalui besaran koefisien korelasi (r). Dalam
1. Jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0.6.
2. Nilai tolerance adalah besarnya tingkat kesalahan yang dibenarkan secara statistik.
3. Nilai variance inflation factor (VIF) adalah faktor inflasi penyimpangan baku
kuadrat.
Salah satu cara untuk menguji multikolinearitas adalah dengan melihat nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance harus di antara 0,0 – 1 atau
tidak kurang dari 0,1, sementara untuk VIF nilainya harus lebih rendah dari angka 10
(Sufren, 2013:110). Semakin tinggi nilai VIF maka semakin rendah tolerance.
Pengujian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh secara parsial dari
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu dengan membandingkan t-tabel dan t-
hitung. Masing-masing t hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan tabel yang
diperoleh dengan menggunakan taraf kesalahan 0,05. Berikut ini rumus uji t secara
33
(Sumber: Sugiyono, 2013:250)
Keterangan:
r : koefisien korelasi
n : jumlah data
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) (Sugiyono, 2013:235). Adapun langkah-
responden dan k adalah jumlah variabel. Taraf nyata 5 % dapat dilihat dengan
menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t.
Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga dilakukan berdasarkan
probabilitas.
34
3.6.5.2 Uji Persamaan Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda merupakan suatu teknik statistika yang digunakan
untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk meramal nilai variabel
kesalahan dan menganalisa hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau
independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun
Keterangan:
b0 = Bilangan Konstanta
Koefisien determinasi (R2) pada intinya bermakna untuk memprediksi atau melihat
bebas (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Nilai koefisien determinasi
36
BAB IV
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang
terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Ambon. Jumlah keseluruhan kuesioner yang
disebar kepada responden sebanyak 100 kuesioner dalam waktu satu minggu. Data
distribusi kuesioner yang disebar ke seluruh responden dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Pada Tabel 4.1. terlihat bahwa dari sebanyak 100 kuesioner yang disebarkan
kepada responden ternyata ada 2 kuesioner (6,67%) yang tidak kembali dan sebanyak 98
kuesioner (93,33%) kuesioner yang kembali dan terisi jawaban dengan lengkap.
37
Seluruh responden dalam penelitian ini memiliki empat (4) karakteristik, yaitu
jenis kelamin, umur, dan tingkat pendidikan. Jumlah responden didominasi oleh jenis
perempuan sebanyak 36 responden (36,73%), seperti terlihat pada Tabel 4.2. Jumlah
responden yang berumur 20-30 tahun sebanyak 36 orang (36,74%), responden yang
berumur 31-40 tahun sebanyak 33 orang (33,67%), responden yang berumur 41-50 tahun
sebanyak 17 orang (17,35%) dan responden yang berumur lebih dari 50 tahun sebanyak
2 Perempuan 36 36,73
Jumlah 98 100,00
Sumber : Data Primer yang diolah
(X1), variabel penghindaran pajak (X2) dan variabel kepatuhan wajib pajak (Y) dapat
dilihat pada Lampiran 2a, 2b dan 2c. Hasil analisis statistik deskriptif untuk variabel
peran account representative (X1), Variabel penghindaran pajak (X2) dan variabel
kepatuhan wajib pajak (Y) dengan menggunakan SPSS#22 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 98
39
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, variabel peran account representative (X1)
memiliki nilai minimum sebesar 22, nilai maksimum sebesar 30, nilai rata-rata sebesar
26,00, standar deviasi sebesar 1,969 dan keragaman sebesar 3,876. Variabel
penghindaran pajak (X2) memiliki nilai minimum sebesar 10, nilai maksimum sebesar
20, nilai rata-rata sebesar 15,01, standar deviasi sebesar 2,357 dan keragaman sebesar
5,557. Variabel kepatuhan wajib pajak (Y) memiliki nilai minimum sebesar 69, nilai
maksimum sebesar 82, nilai rata-rata sebesar 75,46, standar deviasi sebesar 3,060 dan
keragaman sebesar 9,364. Dari data di atas, maka variabel kepatuhan wajib pajak (Y)
memiliki standar deviasi dan keragaman yang lebih besar dibandingkan dengan variabel
berikut :
5 1
C= = 0,8
5
Kisaran rentang skala variabel dibagi dalam 5 kategori seperti tertera pada Tabel
4.5.
40
Representative (X1) Pajak (X2). Pajak (Y)
Variabel peran account representative (X1) yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas 6 pertanyaan. Hasil tabulasi data terkait frekuensi jawaban responden untuk
Pada tabel di atas terlihat bahwa dari 98 responden, nilai rata-rata (mean) jawaban
pertanyaan untuk variabel peran account representative adalah 4,36 (rentang skala sangat
tinggi). Nilai ini mengandung makna bahwa persepsi responden terhadap peran account
41
representative sudah sangat baik dalam melaksanakan tugasnya untuk memberikan
Variabel penghindaran pajak (X2) yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas 4 pertanyaan. Hasil tabulasi data terkait frekuensi jawaban responden untuk variabel
Item Frekuensi
Sum Mean
Pertanyaan STS TS RR S SS
PP-1 - 23 12 55 8 342 3,49
PP-2 - 19 24 36 19 349 3,56
PP-3 - 4 20 58 16 380 3,88
PP-4 - - 8 71 19 403 4,11
Rata-rata Keseluruhan 3,76
untuk variabel penghindaran pajak adalah 3,76 (rentang skala tinggi). Nilai ini
tergolong baik.
Variabel kepatuhan wajib Pajak (Y) yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
atas 19 pertanyaan. Hasil tabulasi data terkait frekuensi jawaban responden untuk
variabel kepatuhan wajib pajak disajikan pada Tabel 4.7. Pada Tabel 4.7 terlihatkan
42
bahwa nilai rata-rata jawaban pertanyaan responden untuk variabel kepatuhan wajib
pajak adalah 4,04 (rentang skala tinggi). Nilai ini menunjukkan bahwa kepatuhan wajib
Frekuensi
Item Sum Mean
Pertanyaan STS TS RR S ST
43
KWP-14 - - 8 82 8 392 4,00
a. Uji Validitas
Uji validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan
dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak valid. Kuesioner dikatakan
valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur
mempunyai r-hitung lebih besar dari r-tabel, dan item pernyataan dinyatakan tidak valid
apabila pernyataan mempunyai r-hitung lebih kecil dari r-tabel. Dalam penelitian ini
jumlah sampel (n) sebanyak 98 responden dan besarnya df dapat dihitung 98-2 = 96 dan
alpa 0,05 didapat nilai r-tabel sebesar 0,199. Jadi, item pernyataan yang valid jika
Dasar pengambilan keputusan dalam uji validitas dapat pula dilakukan dengan
Jika nilai Sig. (2-tailled) < 0.05 dan Pearson Correlation bernilai positif, maka item
44
Jika nilai Sig. (2-tailled) < 0.05 dan Pearson Correlation bernilai negatif, maka item
Jika nilai Sig. (2-tailled) > 0.05, maka item soal angket tersebut Tidak Valid.
Hasil uji validitas untuk variabel peran account representative (X1), variabel
penghindaran pajak (X2) dan variabel kepatuhan wajib pajak (Y) dengan SPSS#22 dapat
dilihat pada Lampiran 7a, 8a dan 9a. Rekapitulasi hasil uji varibel peran account
representative (X1), variabel penghindaran pajak (X2) dan variabel kepatuhan wajib
pajak (Y) disajikan pada Tabel 4.8. Berdasarkan hasil uji validitas, ternyata keenam item
pernyataan Peran Account Representative (X1) dinyatakan valid. Hasil uji validitas
terhadap keempat pernyataan pada variabel Penghindaran Pajak (X2) ternyata valid juga.
Adapun hasil uji validitas terhadap kesembilan belas pernyataan pada variabel kepatuhan
wajib pajak (Y), ternyata pernyataan nomor 2,4,7,9 dan 13 tidak valid. Oleh karena itu,
dikeluarkan atau tidak digunakan untuk pengujian reliabilitas. Dengan demikian jumlah
item penyataan variabel kepatuhan wajib pajak yang dilakukan pengujian reliabilitas
45
No Variabel Item r-hitung Sig. (2-tailed) Keterangan
b. Uji Reliabilitas
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu, Uji
dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60.
pajak (X2) dan variabel kepatuhan wajib pajak orang pribadi dengan menggunakan
SPSS#22 dapat dilihat pada Lampiran 7b. 8b dan 9b. Rekapitulasi hasil uji reliabilitas
untuk variabel peran account representative (X1), variabel penghindaran pajak (X2) dan
Cronbach’s Batas
No Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas
Account Representative
1 0,675 >0,60 Reliabel
(X1)
47
(X2)
Pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha variabel peran account
representative (X1) sebesar 0,675 dan lebih besar dari 0,60, maka dapat disimpulkan
bahwa ke-6 item pertanyaan dalam kuesioner peran account representative (X1)
dinyatakan reliabel atau konsisten. Nilai Cronbach’s Alpha variabel penghindaran pajak
(X2) sebesar 0,794 dan lebih besar dari 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa ke-4 item
konsisten. Nilai Cronbach’s Alpha variabel kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,697 dan
lebih besar dari 0,60, maka dapat disimpulkan bahwa ke-14 item pertanyaan dalam
a. Uji Normalitas
(X2) dan variabel kepatuhan wajib pajak (Y) yang akan dilakukan uji normalitas data
Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan analisis data atau
uji asumsi klasik. Dengan demikian, sebelum kita melakukan analisis statistik untuk uji
hipotesis, yakni analisis regresi berganda, maka data penelitian tersebut harus diuji
kenormalan distribusi data. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal.
48
Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan histogram standardized
residual dan PP plot standardized residual. Ghozali (2001) menyatakan bahwa uji
normalitas data dilihat dari kedua hal tersebut, apabila histogram standardized residual
membentuk kurva normal dan PP plot standardized residual mendekati garis diagonal,
maka data terdistribusi normal. Hasil uji normalitas data (Gambar 4.1 dan 4.2)
PP plot standardized residual mendekati garis diagonal, maka data terdistribusi normal.
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Data Dengan Histogram Standardized Residual
49
Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas Data Dengan Normal P-P Plot
b. Uji Multikolinearitas
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi (hubungan yang erat) antar variabel
bebas (X). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
bebas atau tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini, uji
factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai tolerance lebih besar dari
0,01 dan nilai VIF lebih besar dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas dalam model
regresi, Hasil uji multikolinearitas data penelitian disajikan pada tabel 4.12.
50
Tabel 4.12. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Bebas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, terlihat bahwa nilai tolerance variabel peran
account representative (X1) dan variabel penghindaran pajak (X2) sebesar 0,920 lebih
besar dari 0,01, sedangkan nilai VIF variabel peran account representative (X1) dan
variabel penghindaran pajak (X2) sebesar 1,087 dan lebih kecil dari 10. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji
dimana gangguan heteroskedastisitas akan tampak dengan adanya pola tertentu pada
grafik. Apabila tidak terdapat pola yang teratur, maka model regresi tersebut bebas dari
51
Berdasarkan grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik
diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
digunakan untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak (Y) berdasarkan peran account
individual (parsial) terhadap variabel dependen (kepatuhan wajib pajak). Hasil uji Parsial
dengan menggunakan program aplikasi SPSS#22 disajikan pada pada Tabel 4.13.
52
Tabel 4.13. Hasil Uji Parsial (Uji t) Varibel Independen
Coefficient
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
a. Dependent Variable: Y
Hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel peran account representative (X1)
terhadap variabel kepatuhan wajib pajak (Y) menunjukkan bahwa nilai Sig. (0,000)
lebih kecil dari 0,05, ini berarti variabel peran account representative (X1)
Hasil pengujian parsial (uji T) antara variabel penghindaran pajak (X2) terhadap
variabel kepatuhan wajib pajak (Y) menunjukkan bahwa nilai Sig. (0,538) lebih besar
dari 0,05, ini berarti variabel penghindaran pajak (X2) tidak berpengaruh signifikan
Berdasarkan kepada nilai koefisien regresi yang diperoleh pada Tabel 4.13, maka
dapat dituliskan kembali persamaan regresi antara variabel kepatuhan wajib pajak (Y)
sebagai varibel terikat dengan variabel peran account representative (X1) dan variabel
53
Dari persamaan regresi linear berganda di atas dapat dijelaskan beberapa hal sebagai
berikut :
Nilai konstanta (a) sebesar 42,059 memiliki arti bahwa jika variabel independen
peran account representative (X1) dan penghindaran pajak (X2) dinyatakan konstan
pada angka nol, maka kepatuhan wajib pajak akan terjadi sebesar 42,059.
bahwa setiap kenaikan satu satuan variabel penghindaran pajak akan meningkatkan
Dari hasil regresi tersebut menunjukkan bahwa variabel peran account representative
(X1) dan variabel penghindaran pajak (X2) mempunyai tanda positif artinya kedua
variabel tersebut mempunyai hubungan searah dengan tingkat kepatuhan wajib pajak.
Artinya jika peran account representative dan penghindaran pajak meningkat maka
b. Uji Simultan ( F )
terhadap variabel dependen (kepatuhan wajib pajak). Pengujian ini dilakukan dengan
membandingkan f-hitung dengan f-tabel atau nilai Sig. lebih kecil dari 0,05. Hasil
54
ANOVAa
Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
Total 722.204 97
Berdasarkan hasil Uji F di atas terlihat bahwa nilai Sig. 0,000 lebih kecil dari nilai
(peran account representative dan penghindaran pajak) secara simultan atau bersama-
pajak). Dapat disimpulkan bahwa model regresi ini layak digunakan untuk penelitian ini.
Menurut Ghozali (2011:97), uji kelayakan model dilakukan untuk mengukur ketepatan
fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secara statistik. Uji kelayakan model
dapat diukur dari nilai statistik F yang menunjukkan apakah semua variabel independen
variabel dependen. Kriteria pengujian: jika P value < 0,05 menunjukkan bahwa uji model
ini layak untuk digunakan pada penelitian, dan jika P value > 0,05 menunjukkan bahwa
55
c. Uji Koefisien Determinasi ( R2 )
variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel dependen (Y). Nilai koefisien
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil uji
Model Summary
Pada tabel 4.15 terlihat bahwa, nilai R- Square sebesar 0,160 atau 16,0 %. Angka
ini mengandung arti bahwa peran account representative (X1) dan penghindaran pajak
sedangkan sisanya 84,0% dipengaruhi oleh variabel lain diluar persamaan regresi ini atau
56
4.2. Pembahasan
Wajib Pajak
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) pada Tabel 4.13 antara variabel peran
account representative (X1) terhadap variabel kepatuhan wajib Pajak (Y) menunjukkan
bahwa nilai Sig. (0,000) lebih kecil dari 0,05, ini berarti variabel peran account
(Y) atau terima H1 tolak H0. Pada Tabel 4.13 terlihat juga variabel peran account
representative (X1) memiliki nilai koefisien regresi dengan tanda positif sebesar 0,521.
Hasil uji ini menunjukkan bahwa semakin baik peran account representative, maka para
wajib pajak lebih termotivasi untuk membayar pajak sehingga akan berdampak positif
pada tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang ada di KPP Pratama Kota
Ambon. Selain itu, dapat diartikan pula bahwa peran account representative di KPP
Pratama Kota Ambon sudah melakukan tugasnya dengan baik dalam membantu
mengenai perpajakan kepada wajib pajak yang ingin membayar pajak di KPP Pratama
Kota Ambon.
variabel peran account representative (Tabel 4.6) memperlihatkan bahwa nilai rata-rata
jawaban pertanyaan responden sebesar 4,36 yang artinya rentang skala sangat tinggi.
Hasil ini mengindikasikan bahwa fungsi atau peran account representative dalam
57
melakukan sosialisasi peraturan-peraturan pajak baru kepada wajib pajak orang pribadi di
Account representative adalah penghubung antara KPP dan wajib pajak yang
profesional. Selain itu, account representative merupakan petugas pajak yang melakukan
pemenuhan hak-hak wajib pajak, melayani wajib pajak dalam rangka konsultasi jika
wajib pajak memerlukan informasi atau hal lain yang terkait hak dan kewajiban
itu disebabkan oleh faktor internal misalnya sifat, karakter, dan sikap atau disebabkan
oleh faktor eksternal yaitu situasi atau keadaan tertentu yang memaksa seseorang
melakukan perbuatan yang kurang baik. Kaitannya dengan fenomena yang penulis pakai
yaitu Account Representative yang diharuskan memiliki integritas yang tinggi tetapi
tidak menjalanknnya dengan baik karena mudah terpengaruh dari factor luar yaitu berupa
tawaran yang diajukan dari wajib pajak dengan tujuan untuk bekerja sama dalam upaya
melakukan penurunan beban pajak miliknya. Sehingga petugas pajak (AR) bersedia
otoritas pajak dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak sehingga target peneriman
pajak dapat tercapai. Menurut Supadmi (2009), pelayanan yang berkualitas adalah
pelayanan dimana Wajib Pajak merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan dan tetap
58
dalam batas memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertangungjawabkan serta harus
meningkatkan kepatuhan wajib Pajak. Hasil penelitian Danar Kiswara (2016) dan Febry
Seorang account representative harus memahami kondisi wajib pajak dan dapat
menemukan jalan keluar yang terbaik bagi wajib pajak sehingga dapat memberikan
kepuasan dan kenyaman bagi wagi wajib pajak. Pengawasan merupakan salah satu kunci
yang ditekankan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib
pajak. Semakin tinggi fungsi pengawasan yang dilakukan oleh account representative
Hasil pengujian parsial (uji t) pada Tabel 4.13 antara variabel penghindaran pajak
(X2) terhadap variabel kepatuhan wajib pajak (Y) menunjukkan bahwa nilai Sig. (0,538)
lebih besar dari 0,05, ini berarti variabel penghindaran pajak (X2) tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel kepatuhan wajib pajak (Y) atau terima H0 tolak H2 alasan
Penghindaran Pajak tidak berpegaruh dalam penilitian ini karena penghindaran pajak
masih saja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang tidak patuh
dalam membayar pajak dan mengurangi jumlah pajak yang harus dibayarkannya, karena
merasa penghindaran pajak wajar saja untuk dilakukan. Sebagai wajib pajak harus
mematuhi dan sadar akan pentingnya pajak. Dengan adanya pembayaran pajak yang
59
benar maka akan digunakan untuk membantu pembiayaan serta pembangunan yang ada
di indonesia. Dari penelitian yang dilakukan oleh Shinung Sakti Hantoyo (2016), bahwa
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Pada Tabel 4.13 terlihat juga variabel penghindaran pajak (X2) memiliki nilai
koefisien regresi dengan tanda positif sebesar 0,064. Hasil uji ini menunjukkan bahwa
pengaruh variabel penghindaran pajak terhadap variabel kepatuhan wajib pajak orang
pribadi adalah positif namun tidak berpengaruh signifikan. Koefisien regresi variabel
penghindaran pajak (X2) sebesar 0,064 mengindikasikan bahwa setiap kenaikan satu
satuan variabel penghindaran pajak akan meningkatkan kepatuhann wajib pajak sebesar
0,064.
Pada Tabel 4.6. terlihat bahwa distribusi frekuensi jawaban responden terhadap
pertanyaan penghindaran pajak (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 3,76 atau rentang
skala tinggi. Hasil ini mengindikasikan bahwa persepsi responden terhadap variabel
perpajakan atau mengerti perihal pajak. Suyatmin (2004) menyatakan bahwa penilaian
positif masyarakat wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh pemerintah akan
60
Teori Planned Behaviour merupakan teori yang berkaitan dengan variable
Penghindaran Pajak. Pengertian Teori Planned Behaviour yaitu niat (intention) dapat
mempengaruhi perilaku individu untuk menjadi patuh atau tidak patuh terhadap aturan
berdasarkan dengan fenomena yang ada bahwa wajib pajak bekerja sama dengan petugas
pajak (AR) untuk menurunkan beban pajak seperti sudah dijelaskan diatas teori planned
behavior menyatakan bahwa niat dapat mempengaruhi sikap sesorang untuk menjadi
patuh atau tidak, jadi dari fenomena yang ada wajib pajak dan petugas pajak (AR) tidak
memiliki niat atau sikap yang baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai warga negara dan petugas yang baik dalam mentaati peraturan perpajakan.
kemungkinan disebabkan karena wajib pajak lebih mematuhi pembayaran pajak akibat
dari sanksi denda akan lebih banyak merugikannya. Semakin banyak sisa tunggakan
pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, maka akan semakin berat bagi wajib pajak
61
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Kota Ambon. Ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi peran account representative maka makin tinggi
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Kota Ambon. Ini
yang terjadi dalam variabel terikat adalah sebesar 16,0%, sementara 84,0%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam persamaan regresi ini.
62
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki beberapa kelemahan atau
keterbatasan, yaitu :
pajak sebagai variabel bebas, sedangkan variabel terikat adalah kepatuhan wajib
pajak orang pribadi dengan jumlah sampel sebanyak 98 wajib pajak di Kantor Pajak
2. Penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk semua wajib pajak secara umum
karena responden dalam penelitian ini hanya wajib pajak orang pribadi yang berada
Penelitian ini masih belum sempurna, sehingga masih banyak yang harus
pajak orang pribadi. Ada beberapa saran yang dikemukakan kepada peneliti selanjutnya,
yaitu:
perpajakan bagi wajib pajak dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi wajib
pajak sehingga timbul kesadaran untuk patuh dan taat terhadap kewajiban
perpajakan.
63