OLEH
YUSRIL ABDUL RAHMAN
NIM. B1C1 19 175
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
nasional tersebut diambil dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dan
sumber daya lainnya. Yang mana semuanya itu merupakan ketersediaan dana
pembangunan baik diperoleh dari sumber pajak maupun non pajak (Nugroho,
2016).
adalah tingkat kepatuhan wajib pajak masyarakat didaerah tersebut. Salah satu
masalah yang paling serius bagi para pembuat kebijakan ekonomi adalah
mendorong tingkat kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak yang tidak
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan mengkaji secara intensif tentang faktor-
Terencana, perilaku yang ditampilkan oleh individu timbul karena adanya niat
1
2
penentu, yaitu: behavioral beliefs, normatif beliefs, dan control beliefs. Secara
niat terhadap perilaku positif atau negatif, normatif beliefs menghasilkan norma
tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Seorang
individu akan melakukan suatu perilaku tertentu yang dilakukan orang lain
apabila persepsi orang lain terhadap perilaku tersebut bersifat positif (Alvin,
perilaku tertentu, karena perasaan ini sifatnya subjektif maka dimensi ini disebut
perilaku individu, dengan adanya pengaruh lingkungan karena banyak wajib pajak
pemahaman wajib pajak terhadap fungsi pajak dan kesungguhan wajib pajak
masih kurang percaya terhadap keberadaan pajak karena masih merasa sama
Wajib pajak patuh yaitu wajib pajak yang taat akan peraturan pajak dengan
Tingkat kepatuhan wajib pajak tidak hanya bersumber dari dalam diri individu
lingkungan yang berada disekitar wajib pajak, yang dapat disebut dengan norma
DPPAD Provinsi Sulawesi Tenggara, Kepolisian RI, dan Asuransi Jasa Raharja.
kendaraan bermotor yang semakin tinggi dari tahun ke tahun (Chasanah, 2016).
Konawe terus bertambah, Kendaraan bermotor bukan lagi menjadi barang mewah
untuk masyarakat saat ini, karena di tiap rumah sudah ada bahkan kadang lebih
dari 1 yang dimiliki. Semakin meningkat jumlah kendaraan yang ada, maka
semakin meningkat pula jumlah wajib pajak kendaraan bermotor tiap tahunnya.
Hal ini akan sangat dirasakan oleh pemerintah daerah, karena dengan jumlah yang
pajak. Namun karena tidak sedikitnya penunggakan yang dilakukan oleh wajib
karena norma subjektif berkaitan dengan perilaku seorang wajib pajak untuk
patuh atau tidak akan kewajiban perpajakan karena pengaruh orang sekitarnya.
Berikut adalah tabel wajib pajak aktif dan wajib pajak yang bayar pajak:
Tabel 1. 1
tahun terakhir ini masih bersifat Dinamis hal ini dikarenakan jumlah wajib pajak
kendaraan bermotor Yang Menunggak Bayar Pajak yaitu untuk tahun 2018
sejumlah 3.040 atau 46,58% tahun 2019 sejumlah 949 Atau 14,54% tahun 2020
sejumlah 2.538 atau 38,88% seharusnya yang membayar wajib pajak sesuai
kewajibannya dalam membayar pajak dapat dipengaruhi oleh lain seperti norma
subjektif.
Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Empiris pada
Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah maka tujuan yang
dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Norma
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Peneliti.
Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat belajar mengenai penulisan karya
ilmiah yang sesuai, dan dapat membantu peneliti untuk lebih memahami
lingkup dalam penelitian ini agar tidak begitu luas dan tidak menimbulkan banyak
persepsi, maka Ruang lingkup masalah dalam penelitian ini hanya terbatas pada
Kabupaten Konawe).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keempat atas No 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi,
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun pada dasarnya berbagai macam
definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut mempunyai inti atau tujuan
yang sama. Berikut ini beberapa definisi pajak yang dikemukakan oleh para ahli.
negara (yang dapat di paksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
7
8
mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan yang di gunakan untuk
Negara yang bersifat memaksa berdasarkan dengan tidak mendapatkan jasa timbal
balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi kemakmuran
Pajak berfungsi sebagai salah satu sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
1. Keadilan, Pemungutan pajak harus adil Sesuai dengan tujuan hukum, yaitu
2. Syarat yuridis, Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2
Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi
4. Syarat efisien, pemungutan pajak harus efisien Sesuai fungsi budgetair, biaya
pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil
pemungutannya.
anggapan.
pajak yang terutang wajib pajak. Adapun ciri-ciri sistem ini sebagai berikut:
2. Self Assessment System Sistem tersebut adalah sistem pemungutan pajak yang
b. Wajib pajak bersifat Aktif. Mulai dari menghitung, menyetor dan melapor
3. With Holding System. Sistem tersebut adalah sistem pemungutan pajak yang
yang dipotong/dipungutnya.
1. Menurut Golongannya:
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
2. Menurut Sifatnya:
a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
atas.
2009 terbagi menjadi dua, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
adalah pungutan wajib atas orang pribadi atau badan yang dilakukan oleh
pembangunan daerah.
kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
kemakmuran rakyat.
1. Pajak daerah merupakan setoran sebagian kekayaan individu atau badan untuk
secara langsung.
5. Pajak rokok
1. Pajak hotel
2. Pajak restoran
3. Pajak hiburan
4. Pajak reklame
7. Pajak parkir
Bermotor yang selanjutnya disingkat PKB adalah pajak daerah yang di pungut
jenis jalan darat, dan di gerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau
peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi
digunakan disemua jenis jalan darat, dan digerakan oleh peralatan teknik
berupa motor atau peralatan lainnya atau berfungsi mengubah suatu daya
termasuk alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor
dioperasikan diair.
16
ini dapat menyatu, yaitu satu peraturan daerah untuk PKB, tetapi dapat
adalah orang pribadi atau badan yang memiliki atau menguasai kendaraan
bermotor. Dalam hal wajib pajak badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh
pengurus atau kuasa badan tersebut. Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah
bulldozer, excavator, dan lainlain yang tidak digunakan sebagai alat angkutan
perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga lembaga
pemerintah.
Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan
pajaknya diwakili melalui pengurus atau kuasa hukum badan tersebut. Dengan
demikian, pajak kendaraan bermotor berlaku pada orang pribadi atau badan yang
bawah ini:
perpajakan yang tercermin dalam situasi dimana Wajib Pajak paham berusaha
mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas, menghitung jumlah pajak yang
terutang dengan benar dan membayar pajak tepat pada waktunya (Siti Kurnia
Rahayu, 2017:41).
dimana dari hasil pemeriksaan pajak akan diketahui tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak. Bagi Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah (minim),
positif agar menjadi lebih baik untuk kedepannya (Siti Kurnia Rahayu 2017:41).
1. Kepatuhan formal
c. Tepat waktu dalam melaporkan pajak yang sudah dibayar dan perhitungan
perpajakannya.
2. Kepatuhan material
perpajakan.
perpajakan.
pihak ketiga).
Pribadi
harus dibayarkan tanpa ada campur tangan aparatur pajak (fiskus). Sistem
ini akan berjalan efektif apabila wajib pajak memiliki kesadaran pajak,
telah dipahami.
2. Kualitas Pelayanan. Adanya instansi pajak, sumber daya aparat pajak, dan
usaha untuk memberikan pelayanan bagi wajib pajak akan berjalan dengan
lebih baik, lebih cepat, dan lebih menyenangkan bagi wajib pajak untuk
terkait dengan tingkat pendidikan yaitu adanya peluang wajib pajak yang
diartikan sebagai cara yang dilakukan oleh aparat pajak (fiskus) untuk
pajak. Sanksi yang diberikan bersifat memaksa untuk setiap wajib pajak
pidana.
sebagai berikut:
1. Pemenuhan Kewajiban
2. Ketiadaan Tunggakan
4. Pemenuhan Syarat
dipengaruhi oleh niat perilakunya, yang secara bersama-sama ditentukan pula oleh
dari kemauan seseorang untuk mengerahkan usaha pada saat melakukan perilaku
tertentu. Azjen melakukan revisi dengan menambahkan satu faktor yang dapat
mempengaruhi intensi dan perilaku. Selain dari sikap (attitude towards behavior)
dan norma subjektif (subjective norms), ditambahkan satu variabel yaitu kontrol
penambahan variabel, maka teori yang telah diperbaharui ini dikenal dengan
belief) maka norma subjektif adalah fungsi dari keyakinan individu yang
diperoleh atas pandangan orang orang lain terhadap objek sikap yang
melakukan sebuah perilaku, maka lebih besar kontrol yang mereka rasakan
maka suatu perilaku akan dilakukan setelah memandang positif perilaku tersebut.
buruk atau positif negatif suatu perilaku dilakukan, secara logika seseorang akan
perilaku tertentu.
sosial tempat individu hidup dan berkembang mampu mempengaruhi intensi dan
perilaku individu tersebut. Hal ini terkait dengan norma-norma subjektif yang
secara tidak langsung memberikan batasan bagi individu untuk melakukan dan
tidak melakukan, suka atau tidak menyukai perilaku tertentu. Ketika pandangan-
bagaimana dia berpikir orang lain akan menilainya jika dia melakukan perilaku itu
pengharapannya.
tidak menyetujui untuk melakukan suatu perilaku dengan melibatkan atau tidak
orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya (Normative Belief). Jadi kalau
individu merasa itu adalah hak pribadinya untuk menentukan apa yang
akandilakukan, bukan ditentukan oleh orang lain disekitarnya, maka dia akan
indikator yang dapat diturunkan dalam bentuk kuesioner penelitian.” Dua aspek
lain yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan
tersebut apakah subyek harus melakukan atau tidak suatu perilaku tertentu.
tersebut.
Ketika satu pihak mempunyai keyakinan bahwa pihak lain yang terlibat
tindakan sosial. wajib pajak sebagai anggota keluarga yang sering berinteraksi
27
dengan anggota keluarga yang sering interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
Perilaku secara tidak langsug di pengaruhi oleh hasil dari interaksi keluarga.
pajak ditentukan juga oleh subjective norm (norma subjektif) yang merupakan
orang terdekat terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Salah satu yang
fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu atau lebih orang di
sekitarnya (misalnya, saudara, teman sejawat, media cetak atau petugas pajak)
mereka.
Norma subyektif yang terjadi di tehadap wajib pajak dapat berupa teman
yang baik membayar pajak Jika seseorang merasa itu adalah hak pribadinya untuk
menentukan apa yang akan dia lakukan dan dapat ditentukan oleh orang lain
disekitarnya, maka dia akan merasa bahwa pandangan orang tentang perilaku
yang akan dilakukannya adalah sesuai, sehingga akan menimbulkan niat untuk
berikut:
1. Pengaruh keluarga
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan
sederhana, uji koefisien determinasi (R), dan uji t dengan bantuan SPSS 17.0 for
Sanita, I Nyoman Putra Yasa adalah sama sama meneliti variabel norma subjektif
dan kepatuhan wajib Pajak. Adapun perbedaan penelitian ini terletak pada
responden penelitian Ni Made Mira Sanita, I Nyoman Putra Yasa yaitu wajib
perpajakan, Dan Persepsi Tentang Kondisi Keuangan Wajib Pajak Orang Pribadi
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Ilir Barat
orang pribadi terhadap kepatuhan Wajib Pajak orang pribadi. Penelitian ini
Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pratama Ilir Barat Palembang,
dengan jenis data adalah data primer dengan sampel sebanyak 100 responden.
terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Persepsi tentang kondisi keuangan Wajib Pajak
dan persepsi tentang kondisi keuangan Wajib Pajak orang pribadi berpengaruh
penelitian ini dengan penelitian Ni ketut Desta Budiarti adalah sama sama
meneliti variabel norma subjektif dan kepatuhan wajib Pajak. Adapun perbedaan
penelitian ini terletak pada responden penelitian dimana responden penelitian ini
terhadap kepatuhan wajib pajak yang membayar pajak kendaraan bermotor pada
kuantitatif atau data primer. Data penelitian diperoleh dari hasil penyebaran
Kebumen yang merupakan populasi dari penelitian ini. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyak 100 wajib pajak. Teknik analisis data menggunakan analisis
regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS 15. Hasil pengujian
sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. (2) Hasil
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. (3) Hasil pengujian hipotesis ketiga
penelitian Yoshinta Lintang Mustika adalah sama sama meneliti variabel norma
subjektif dan kepatuhan wajib Pajak. Adapun perbedaan penelitian ini terletak
pada responden dan variabel penelitian dimana responden penelitian ini yaitu
sedangkan responden penelitian Yoshinta Lintang Mustika yaitu wajib pajak yang
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
pendapatan dalam sektor ini sangat di perlukan. Kapatuhan wajib pajak dapat
terjadi karna adanya beberpa faktor dari dalam maupun dari luar. Norma subjektif
tidak melalukan perilaku. Kepatuhan wajib pajak tidak hanya bersumber dari
dalam diri individu seseorang saja, melainkan juga dipengaruhi oleh individu atau
berikut ini.
34
Skema 2. 1
Rumusan Masalah
Hipotesis
Analisis Deskriptif
Analisis Regresi Sederhana
variabel terikat yaitu Kepatuhan wajib Pajak. Dimana penelitian ini akan menguji
Skema 2. 2
Kerangka Konseptual
X : Norma Subjektif
: Variabel
Parsial :
Seseorang yang percaya terhadap orang lain yang memotivasi mereka untuk
tersebut. Sebaliknya, apabila seseorang percaya bahwa orang lain yang membuat
mereka termotivasi untuk menaatinya tetapi tidak setuju melakukan suatu perilaku
subjektif dalam penelitian ini berarti sebagai faktor sosial dalam kepatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak. Semakin tinggi pengaruh dari individu lain seperti
orang-orang terdekat wajib pajak maka akan semakin tinggi pula tingkat
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian (Ni Made Mira Sanita,
positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak. Berdasarkan uraian di atas, maka