Anda di halaman 1dari 14

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib

Pajak Restoran di Kabupaten Magelang

Andika Hamam Arifin


Universitas Islam Indonesia
andhikahammam@gmail.com

Abstrak
Pendapatan Asli Daerah merupakan sektor penerimaan yang sangat penting bagi
penyelenggaraan pemerintahan. Semakin tinggi penerimaan pendapatan asli daerah
semakin besar kemampuan daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah. Pendapatan
asli daerah bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah. Salah satu sektor yang
berkontribusi dalam pendapatan asli daerah adalah pajak restoran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan pajak, kualitas
pelayanan dan pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak restoran di
Kabupaten Magelang. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan accident
sample dan menggunakan rumus slovin. Penggunaan data primer diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner sebanyak 163 Responden. Hasil dari penelitian ini digunakan untuk
mendeteksi faktor yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
restoran Di Kabupaten Magelang. Harapannya penelitian ini dapat digunakan Pemerintah
Kabupaten Magelang sebagai pertimbangan perumusan kebijakan yang berkaitan dengan
pajak daerah khususnya pajak restoran.

Kata Kunci: Pengetahuan, Kualitas Pelayanan, Pemeriksaan dan Kepatuhan Pajak

Original local Government revenue is the one of important revenue for an


operasional Government. More income from original local government revenue can increase
the competence of a region to bring out its establishmet. The source of original local
Government revenue is come from local taxes and local retribution. One thing that
contributes of the originallocal government revenue isrestaurant tax.
This study aims to examine the influence of knowledge taxation, serve quality, and
taxes audit affect about obedience to taxpayer in district of Magelang. Method of sample
collection is accidental sample method by used slovin formulas. The primary data get from
the spread of the questionnaire to 163 respondents. Result of this research is detecting the
influence factores of obedience restaurant taxpayer in district of Magelang. Hopefully this
research will be used the Government of district Magelang as a consideration of policy
related to local Taxes, especially restaurant taxes.

Key Word: Tax Knowledge, Service Quality, Tax Examination and Tax Compliance

1|Page
PENDAHULUAN
Untuk terciptanya pembangunan yang merata pemerintah memberlakukan kebijakan
otonomi daerah dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Otonomi daerah menuntut
pemerintah daerah untuk dapat membiayai keperluan rumah tangganya sendiri dalam rangka
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Untuk itu pemerintah daerah
membutuhkan sumber pembiayaan guna menunjang keberhasilan pembangunan daerah.
Keberhasilan dapat dicapai dengan adanya penerimaan dalam negeri salah satunya adalah
penerimaan pajak (Soraya, 2010).
Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah daerah yang
digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum, peningkatan saran dan
prasarana dan pembangunan nasional. Pemerintah daerah dituntut memaksimalkan
penerimaan daerah dengan melihat potensi yang dimiliki oleh daerah. Penerimaan daerah
dialokasikan untuk mewujudkan pembangunan dan menunjang keperluan pemerintah daerah
itu sendiri (Ismail, 2011).
Kabupaten Magelang sebagai daerah yang sedang mengembangkan sektor wisata
berupa air terjun, candi dan hutan wisata memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan
baik lokal maupun mancanegara. Dengan peningkatan potensi wisata di Kabupaten Magelang
maka bisnis kuliner ikut berkembang. Perkembangan bisnis kuliner dapat memicu adanya
peningkatan jumlah penerimaan pajak daerah yaitu pajak restoran.
Pajak restoran di Kabupaten Magelang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. Di Peraturan Daerah
(Perda) disebutkan bahwa setiap pelayanan yang disediakan restoran dengan dipungut
bayaran, pelayanan yang disediakan restoran meliputi pelayanan penjualan makanan dan/atau
minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik dikonsumsi ditempat pelayanan maupun
tempat lain. Pajak restoran mencakup rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar dan
sejenisnya termasuk jasa boga/catering. Konsumen dalam hal ini menjadi subjek pajak
sedangkan pemilik resto sebagai pihak yang wajib memungut pajak dari konsumen dan
disetorkan kepada pemerintah.
Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah telah menerapkan Self
Assessment System dalam penetapan pajak restoran. Penerapan Self Assessment System
membawa misi dan konsekuensi perubahan sikap yang terjadi pada masyarakat untuk
membayar pajak dengan sukarela. Self Assessment System dinilai berhasil ketika tingkat
2|Page
kepatuhan membayar pajak tinggi (Marihot, 2010). Kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya kondisi sistem perpajakan suatu Negara, tingkat pengetahuan
masyarakat, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan dan
tarif pajak (Supadmi, 2010).
Penerimaan pajak restoran di Kabupaten Magelang memiliki potensi untuk
meningkatkan penerimaan daerah. Tabel 1 menunjukan jumlah penerimaan pajak restoran
dan jumlah wajib pajak dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
Tabel 1
Penerimaan Pajak Restoran dan Jumlah Wajib Pajak Restoran di Kabupaten Magelang
Tahun 2012-2016

No Tahun Anggaran Pajak Restoran Jumlah Wajib Pajak

1. 2012 3.135.782.354 325

2. 2013 3.593.410.841 355

3. 2014 4.828.337.167 394

4. 2015 6.643.370.556 1303

5. 2016 8.672.916.769 1780


Sumber: Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Penerimaan pajak restoran dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang


berbanding lurus dengan peningkatan jumlah wajib pajak restoran di Kabupaten Magelang.
Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan pajak restoran di Kabupaten Magelang mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013, kenaikan jumlah penerimaan dari pajak
restoran sebesar 14,59%, tahun 2014 meningkat menjadi 34,37%, tahun 2015 kembali
mengalami kenaikan yaitu sebesar 37,59% dan di tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar
30,55%. Dilihat dari jumlah wajib pajak yang mendaftar dari tahun 2012 sampai dengan
2016 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 9,23% di tahun 2013, 10,99% di tahun 2014.
Di tahun 2015 mengalami kenaikan tajam yaitu sebesar 230,71% namun di tahun 2016
kenaikan hanya mencapai 36,61%.
Faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pajak adalah pengetahuan pajak yang
menumbuhkan perilaku patuh, masyarakat tidak akan patuh jika tidak mengetahui apa itu
pajak dan pentingnya pajak serta bagaimana peraturan perpajakan yang berlaku. Tingkat
kepatuhan wajib pajak juga dipengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan fiskus. Wajib
pajak akan meningkatkan kepatuhan membayar pajak ketika wajib pajak mendapatkan

3|Page
kepuasan akan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah selama mengurus pajaknya
(Purwono, 2011). Kepatuhan pajak juga dipengaruhi oleh pemeriksaan pajak. Peningkatan
penerimaan pajak restoran akan terjadi bila dilakukan pemeriksaan. Menurut Descalaya
(2013) fluktuasi pemeriksaan terjadi karena sanksi yang diterima wajib pajak yang terbukti
melakukan perlawanan pajak. Denda yang diberikan kepada wajib pajak yang melakukan
perlawanan pajak akan berpengaruh pada tingkat kepatuhan wajib pajak, serta perbaikan
kinerja pegawai untuk lebih fokus memeriksa wajib pajak tanpa tebang pilih, sehingga akan
lebih sulit bagi wajib pajak melakukan perlawanan pajak tanpa diketahui. Apabila dalam
pemeriksaan ditemukan adanya pajak terutang yang jatuh tempo maka wajib pajak akan
dikenakan sanksi berupa denda sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan, maka penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis apakah pengetahuan pajak, kualitas pelayanan, dan pemeriksaan pajak
berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak
restoran di Kabupaten Magelang.

TINJAUAN LITERATUR
Teori Atribusi
Teori Atribusi pertama kali dikemukakan oleh Frizt Heider pada tahun 1958 yang
kemudian dikembangkan lagi oleh Harrold Kelley tahun 1972. Teori atribusi merupakan teori
yang digunakan untuk menjelaskan mengenai karakteristik individu, yaitu perilaku orang lain
tau bahkan dirinya sendiri (Kelley, 1972). Adanya penyebab seorang individu memilih suatu
perilaku dapat berasal dari faktor internal (dispositional attributions) dan faktor eksternal
(situational attributions).

Pengetahuan Pajak
Pengetahuan pajak merupakan kemampuan wajib pajak dalam mengetahui peraturan
perpajakan baik itu soal tarif pajak yang akan mereka bayar berdasarkan undang-undang
(Mardiasmo, 2011). Pengetahuan akan peraturan pajak dapat diperoleh masyarakat dari
pendidikan formal maupun non formal yang akan berdampak positif terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar pajak.
Konsep pengetahuan pajak atau pemahaman pajak menurut Rahayu (2010) yaitu
wajib pajak harus mengetahui:
A. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
B. Pengetahuan mengenai sistem perpajakan di Indonesia
4|Page
C. Pengetahuan mengenai fungsi perpajakan

Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah ukuran seberapa bagus tingkat pelayanan yang diberikan
fiskus mampu membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan tentang perpajakan
dari pelanggan dalam hal ini wajib pajak. Pada umumnya harapan pelanggan dibentuk oleh
pengalaman, informasi lisan dan iklan (Tjiptono, 2014). Kualitas pelayanan digunakan
sebagai pembanding antara pelayanan yang sudah diberikan oleh fiskus dengan apa yang
diinginkan oleh pelanggan atau wajib pajak.

Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan pajak adalah suatu kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah
data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Mardiasmo, 2011). Definisi lain dari pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh kantor pajak terhadap wajib pajak untuk mencari dan mengumpulkan data
atau keterangan lainnya guna penetapan besarnya pajak terhutang dan/atau tujuan lain dalam
rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan (Soemarso, 2010).

Kepatuhan Pajak
Kepatuhan pajak merupakan kesediaan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa perlu adanya pemeriksaan,
investigasi seksama, peringatan maupun ancaman dan sanksi administrasi (Gunadi, 2010).
Kepatuhan dalam perpajakan berarti sikap tunduk dan patuh dalam melaksanakan ketentuan
perpajakan. Pada hakikatnya kepatuhan wajib pajak dipengaruhi olehn kondisi sistem
administrasi perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement (Alfian, 2012).

Kerangka Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori atribusi. Berdasarkan teori atribusi
perilaku sosial manusia berdasarkan faktor internal dan eksternal. Wajib pajak akan patuh
ketika ada faktor yang mempengaruhi wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajak. Teori
atribusi menjadi relevan digunakan dalam penelitian ini karena mampu menjelaskan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak. Persepsi dalam diri
maupun kesan yang terbentuk dari lingkungan sekitar kepada instansi perpajakan tentu akan
5|Page
mempengaruhi penilaian pribadi terhadap pajak itu sendiri. Yang kemudian kesan tersebut
akan diwujudkan seseorang melalui tindakan apakah menjadi patuh atau tidak.

Terkait dengan kepatuhan pajak yang dipandang menurut teori pemungutan yang
dilakukan oleh Negara (pemerintah) yang bertujuan mengembangkan potensi yang ada
dinegara khususnya disetiap daerah. Dalam pelaksanaannya daerah harus lebih mandiri dalam
mengelola berbagai bentuk penerimaan dan pengeluaran. Dipandang dari teori atribusi bahwa
untuk mencapai hal tersebut perlu adanya kepatuhan yang dilakukan oleh wajib pajak untuk
membayar pajak. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan dari wajib pajak
yaitu Pengetahuan Pajak, Kualitas Pelayanan dan Pemeriksaan Pajak.

Berdasarkan hasil uraian kerangka penelitian dapat digambarkan konsep sebagai


berikut:

Gambar 1
Kerangka Penelitian

Pengetahuan Pajak

Kualitas Pelayanan
Kepatuhan Pajak

Pemeriksaan Pajak

Penurunan Hipotesis

A. Pengetahuan Pajak
Wajib pajak akan mematuhi peraturan perpajakan, apabila wajib pajak mengerti akan
pentingnya membayar pajak. Pada penelitian sebelumnya milik Rachmawati (2013) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa adanya pengaruh pengetahuan pajak terhadap kepatuhan
membayar pajak. Wajib pajak yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya membayar
pajak cenderung taat membayar pajak (Yogatama, 2014). Penelitian yang dilakukan oleh
Rahayu (2017) menemukan bukti bahwa pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib untuk berperilaku patuh. Bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan Rosaline (2013) yang menyatakan pengetahuan pajak tidak berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak untuk berperilaku patuh.

6|Page
Berdasarkan konsep tersebut dan hasil penelitian terdahulu maka pengembangan hipotesis
sebagai berikut:
H¹: Pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

B. Kualitas Pelayanan
Adanya kinerja pelayanan yang baik dalam bentuk kecepatan dan kemudahan administrasi
perpajakan, rasa nyaman dan aman dalam pemberian pelayanan akan membangun sikap
patuh dari wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya. Pada penelitian sebelumnya
dilakukan oleh Notohatmodjo (2017) menemukan bahwa pengaruh kualitas pelayanan
berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk berperilaku patuh. Berbeda
dengan penelitian Tulenan (2017) yang menyimpulkan bahwa tingkat kualitas pelayanan
perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak untuk berperilaku patuh.
Berdasarkan konsep tersebut dan hasil penelitian terdahulu maka pengembangan hipotesis
sebagai berikut:
H²: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

C. Dengan dilakukannya pemeriksaan pajak, wajib pajak dapat mengetahui kesalahan-


kesalahan yang dilakukan pada saat pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Pemeriksaan
pajak biasanya diikuti dengan adanya sanksi perpajakan yang akan merugikan wajib pajak
ketika ketahuan melakukan penghindaran pajak. Adanya pemeriksaan pajak bisa
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Riyanto
(2012) menyatakan bahwa tindakan pemeriksaan memiliki pengaruh positif terhadap
peningkatan kepatuhan wajib pajak. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fitria
(2013) menunjukan bahwa pemeriksan pajak tidak berpengaruh terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak untuk berperilaku patuh.
Berdasarkan konsep tersebut dan hasil penelitian terdahulu maka pengembangan hipotesis
sebagai berikut:
H³: Pemeriksaan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui
besarnya pengaruh antara variabel-variabel penelitian secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai persepsi wajib pajak tentang pengetahuan pajak, kualitas pelayanan dan
pemeriksaan pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak.
7|Page
1. Populasi dan sampel
Populasi merupakan seluruh subjek penelitian (Ferdinand, 2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah wajib pajak restoran di Kabupaten Magelang. Sampel merupakan
bagian dari populasi yang akan diteliti (Sugiyono, 2014). Sampel yang akan diteliti dalam
penelitian ini yaitu wajib pajak restoran yang terdaftar di Badan Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Magelang. Metode pemilihan sampel yang akan
digunakan dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh populasi.
2. Jenis dan sumber data
Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang didapatkan dari
survey lapangan dengan menggunakan seluruh data asli. Sumber data dari penelitian ini
adalah skor total yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah diisi oleh responden.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data
penelitian. Peneliti menggunakan kuesioner yang merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara tertulis kepada responden untuk
menjawabnya.

4. Variabel penelitian
A. Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat adalah tipe variabel yang dipengaruhi oleh variabel
dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan pajak. Kepatuhan
pajak diukur dengan tujuh pertanyaan dan menggunakan skala likert mempunyai skor
1-5. Pertanyaan kuesioner yang diadaptasi berdasarkan kuesioner dalam penelitian
Notohatmodjo (2017).
B. Variabel Independen
1) Pengetahuan Pajak
Pengetahuan pajak merupakan seberapa besar pemahaman tentang perpajakan yang
dimiliki oleh wajib pajak. Pengetahuan perpajakan mengukur kefahaman wajib
pajak mengenai tarif pajak, hak dan kewajiban wajib pajak, peraturan perpajakan
yang berlaku, sanksi perpajakan dan perhitungan serta pencatatan pajak testoran di
Kabupaten Magelang. Responden diharapkan menjawab tentang bagaimana persepsi
mereka dengan memilih satu dari lima jawaban mulai dengan sangat setuju sampai
sangat tidak setuju.

8|Page
2) Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan merupakan penilaian kinerja aktual dari penyediaan pelayanan
perpajakan di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Magelang yang diukur dengan tingkat kepuasan wajib pajak. Responden diharapkan
menjawab tentang bagaimana persepsi mereka dengan memilih satu dari lima
jawaban mulai dengan sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
3) Pemerikaan Pajak
Pemeriksaan pajak merupakan suatu kegiatan mengumpulkan dan mengolah data
yang digunakan untuk kepentingan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan. Responden diharapkan menjawab tentang
bagaimana persepsi mereka dengan memilih satu dari lima jawaban mulai dengan
sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Analisis Data
Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam rangka
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, instrument penelitian yang digunakan dalam
kuesioner mencakup: 1) Pengetahuan Pajak, 2) Kualitas Pelayanan, 3) Pemeriksaan Pajak,
dan 4) Kepatuhan Pajak. Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang menggunakan
skala likert dengan lima alternatif jawaban.

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu pertanyaan
dalam mendefinisikan suatu variabel (Sujarweni, 2014). Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur kuesioner tersebut.

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi
suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner (Sujarweni, 2014). Uji reliabilitas
bertujuan untuk memastikan apakah data yang telah terukur dengan tepat tidak mengandung
kesalahan material.

9|Page
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
model regresi dengan distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas dapat
dideteksi dengan menggunakan uji statistik one-simple Kolmogrov Smirnov.

Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independent). Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak orthogonal.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Teknik Analisis Data

Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan proses pengolahan data yang telah didapatkan kembali oleh
peneliti dari para responden, untuk memastikan apakah responden telah menjawab seluruh
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner.

Metode Analisis
Metode analisis yang untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi
liniear berganda. Model ini digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen.

Koefisien Determinan
Koefisien determinan digunakan untuk mengukur tinggi derajatnya hubungan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.

Uji Simultan (Uji F)


Uji f digunakan dengan tujuan untuk menguji keseluruhan variabel independen memiliki
pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016)
10 | P a g e
Uji Parsial (Uji t)
Digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial
berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Dengan asumsi α
= 5% jika nilai t hitung lebih besar dari 0,05 maka hipotesis diterima. Demikian pula apabila
nilai t lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan
bahwa :

a. Hasil pengujian pada hipotesis pertama menemukan bahwa variabel pengetahuan


perpajakan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini selaras dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2017) yang menemukan bukti bahwa
pengetahuan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib untuk berperilaku
patuh.
b. Hasil pengujian pada hipotesis kedua secara parsial membuktikan bahwa variabel
pelayanan fiskus berpengaruh terhadap kepathan wajib pajak. Hal ini didukung oleh
hasil penelitian dari Notohatmodjo (2017) menemukan bahwa pengaruh kualitas
pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak untuk berperilaku patuh.
c. Hasil pengujian hipotesis ketiga secara parsial membuktikan bahwa variabel
pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini
selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyanto (2012) yang menyatakan bahwa
tindakan pemeriksaan memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kepatuhan wajib
pajak.
d. Seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini berpengaruh positif signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak restoran di Kabupaten Magelang

SARAN
Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika menambahkan variabel independen yang dapat
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak seperti keadilan perpajakan, tingkat ekonomi, sanksi
pajak dan biaya kepatuhan pajak. Perlu ditambahkan jumlah sampel agar dapat lebih
menambah keterwakilan hasil penelitian wajib pajak restoran di Kabupaten Magelang.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, R. (2012). Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Penerimaan
Pajak di KPP Pratama Surabaya Krembangan. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.

Badan Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPPKAD) Kabupaten


Magelang, (2017), Daftar Penerimaan Pajak Daerah dan Daftar Jumlah WP
Restoran Kabupaten Magelang, Tahun 2012 – 2016

Descalaya. Vita, M. Topowijono. (2013). Efektivitas Pemeriksaan Pajak Terhadap Wajib


Pajak yang Melakukan Perlawanan Pajak Ditinjau dari Sisi Fiskus (studi pada KPP
Pratama Batu). Malang: Universitas Brawijaya

Ferdinand. (2011). Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk Penulisan


Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: AGF Books

Fitria. Dena, V. (2013). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas Pelayanan,


Pemeriksaan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT). Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.

Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Semarang:
BPFE Universitas Diponegoro

Gunadi. (2010). Keberhasilan Pajak Tergantung Partisipasi Masyarakat, Dalam Perspektif


Baru. Diakses dari http://www.perspektif.net/articles.

Heider, F. (1958). The Psychology of Interpersonal Relations. New York: Wiley

Ismail. (2011). Pengaturan Pajak Daerah Di Indonesia. Jakarta: PT Yellow Mediatama

Kelley, H. (1972). Attribution Theory in Social Psychology. Nebraska Symposium on


Motivation, Vol 15. 192-238

Mardiasmo. (2011). Perpajakan Edisi Revisi 2011 Hal 1 dan 12. Yogyakarta: Andi

12 | P a g e
Marihot, P. S. (2010) Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Notohatmodjo, B. S. (2017). Pengaruh Pemahaman, Kesadaran Pajak, Pelayanan Fiskus


dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi di Wilayah
Kerja KPP Pratama Tigaraksa). Jurnal Ilmiah. Politeknik Sawunggalih Aji Purworejo

Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 13 Tahun 2010, Tentang Pajak Daerah

Purwono, H. (2011). Dasar-Dasar Perpajakan dan Akuntansi Pajak. Surabaya: Erlangga

Rachmawati, A. (2013). Pengaruh Account Representative Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak


Di KPP Pratama Tarakan. Tarakan: Universitas Kristen Petra

Rahayu, S. K. (2010). Konsep dan Aspek Formal Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha
Ilmu

Rahayu, N. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Ketegasan Sanksi Pajak dan Tax
Amnesty Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Akuntansi Dewantara vol. 1, No. 1
April 2017. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Riyanto, T. H. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Di KPP


Jakarta Tahun 2009-2011. Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Univeritas Indonesia.

Rosaline. Riessa. (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib


Pajak Orang Pribadi. Bali: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Soemarso. (2010). Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Soraya. (2010). Persepsi Pegawai Pajak terhadap Pemanfaatan Teknologi Informasi pada
Kinerja Individual. Universitas Diponegoro Semarang

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sujarweni. (2014). Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah Difahami. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press

13 | P a g e
Supadmi. (2010). Meningkatkan Kepatuhan Pajak Melalui Kualitas Pelayanan. Denpasar:
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana

Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi

Tulenan, A. Sondakh, J. Pinatik, S. (2017). Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas


Pelayanan dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP
Pratama Bitung. Jurnal Riset Akuntansi 296-303. Manado: FEB Universitas Sam
Ratulangi

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004. Tentang Perimbangan Keuangan Antara


Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Yogatama, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak


Orang Pribadi (Studi Wilayah KPP Pratama Semarang Candisari). Semarang:
Universitas Diponegoro

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai