PENDAHULUAN
(Suherman et al., 2015). Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target
penerimaan negara yang diharapkan dari sektor pajak (Wogo et al., 2023).
Kota Gunungsitoli sebagai daerah otonom baru (UU RI Nomor 47, 2008)
pendapatan daerah dari sektor pajak juga meningkat 1. Hingga akhir September
2023 UMKM yang terdaftar di Kantor Dinas Perindustrian dan Koperasi, UKM,
Kota Gunungsitoli berjumlah 965 buah yang tersebar di enam kecamatan (Daeli,
2023).
sebagai wajib pajak masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini tergambar pada
pendapatan asli daerah (PAD) Kota Gunungsitoli pada tahun 2022 dianggarkan
percakapan dengan2 diperoleh informasi bahwa pajak yang diterima dari sektor
1
Wawancara dengan Kepala Dinas Perindusterian dan Koperasi, 10 Oktober 2022, via telepon
selular)
2
Wawancara dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapat Daerah Kota Gunungsitoli,
16 Oktober 2023 via telepon seluler.
1
memprihatinkan. Para pemilik UMKM melalaikan kewajibannya sebagai wajib
wajib pajak, pemahaman atau pengetahuan wajib pajak, kualitas pelayanan pajak,
kondisi keuangan wajib pajak dan sosialisasi perpajakan merupakan variabel yang
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak (simak juga Hamilah & Fricilia, 2023).
perpajakan wajib pajak UMKM di kota Gunungsitoli. Hal yang sama ditemukan
peneliti lain di sejumlah kota di Indonesia (Agustina, 2016; Deo et al., 2022;
kepatuhan wajib pajak di Builsa Utara , Distrik Wilayah Timur Atas, Ghana.
terletak pada (a) variabel bebas, lokasi penelitian, dan objek kajian. Dengan
demikian tugas akhir ini diberi judul, “Pengaruh Pendidikan Perpajakan terhadap
Gunungsitoli.”
2
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan
Kota Gunungsitoli?”
Rumusan masalah yang telah dikemukakan pada butir 1.2 terlalu luas.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembatasan. Batasan masalah yang dimaksud
(b) Lokasi Kota Gunungsitoli dibatasi pada tiga kelurahan yakni Kelurahan
(c) Pengusaha UMKM dibatasi pada pengusaha mikro yang memiliki modal 50
3
1. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi literatur ilmu Akuntansi,
4
BAB II
LANDASAN TEORI
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung
(2016:1) : “Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-
norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
unsur pokok yang terdapat pada pengertian pajak yaitu: pajak dipungut
5
undangundang dan digunakan untuk kepentingan rakyat serta manfaatnya tidak
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dibayar atau menjadi kewajiban wajib
pajak yang bersangkutan. Pajak yang tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada pihak lain. Contohnya adalah Pajak Penghasilan yang harus dibayar
b. Pajak Tidak Langsung, pajak yang dapat dibebankan kepada orang lain atau
pihak ketiga. Contohnya adalah Pajak Pertmabahan Nilai yang dibayarkan oleh
produsen atau pihak yang menjual barang namun pada akhirnya pajak tersebut
6
timbulnya kewajiban membayar pajak. Contohnya adalah Pajak Pertambahan
Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Bumi dan Bangunan.
macam yaitu :
a. Pajak Negara (Pajak Pusat), pajak yang dipunggut oleh pemerintah pusat dan
adalah Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
b. Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik daerah tingkat
adalah Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Hiburan, dan masih banyak lagi.”
Fungsi pajak adalah kegunaan atau manfaat pokok dari pajak yang
untuk membangun suatu negara demi kemakmuran rakyat. Menurut Siti Resmi
yang artinya adalah pajak merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah
7
yang digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran. Contohnya adalah Pajak
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan sosial serta mencapai tujuan
nasional. Contohnya yaitu: - Pajak atas barang mewah dikenakan dengan tarif
yang cukup tinggi. Semakin mewah barangnya maka tarifnya pun akan semakin
tinggi.
yang mewah). - Tarif ekspor 0%. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar para
2.2.1 Hakikat
segala sesuatu yang diketahi berkenaan dengan hal (Badan Bahasa, Kementerian
merupakan isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia
untuk tahu.
8
Dalam kaitannya dengan perpajakan dapat diartikan sebagai pemahaman
wajib pajak untuk mengetahui dengan cara mempelajari baik-baik supaya paham
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) sebagai wajib pajak
pajak adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang wajib pajak atau
melalui pendidikan formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap
pajak yang dimaksud adalah mengerti tentang ketentuan umum dan tata cara
dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun jika wajib
9
Indikator pengetahuan perpajakan adalah sebagai berikut
a. Mengetahui batas waktu pelaporan SPT. Batas waktu pelaporan SPT Tahunan
PPh orang pribadi paling lama 3 bulan setelah batas akhir tahun pajak, yakni
hingga 31 maret. Sedangkan batas waktu pelaporan SPT Tahunan PPh badan
dilakukan melalui online banking, menyetor lewat teller atau kantor pos, dan
online pajak.
c. Mengetahui batas waktu membayar pajak Batas waktu membayar pajak PPh
negara menetapkan sanksi bagi wajib pajak yang tidak membayar pajak.
Pemberian sanksi terkait perpajakan bisa dalam bentuk surat teguran maupun
sanksi administrasi yang di dapat wajib pajak yang tidak membayar pajak
dapat berupa sanksi bunga, sanksi denda, sanksi kenaikan, dan sanksi pidana.
g. Mengetahui sanksi jika terlambat melaporkan SPT Bagi wajib pajak yang telat
lapor SPT, maka akan dikenakan sanksi berupa denda. Setiap wajib pajak harus
memastikan terlebih dahulu denda yang harus dibayarkan. Denda telat lapor
10
SPT bagi wajib pajak 13 Orang Pribadi sebesar Rp 100.000, sedangkan untuk
h. Mengetahui tata cara mendapatkan NPWP i. Mengetahui tarif pajak yang akan
dibayarkan Tarif pajak yang berlaku tahun 2019 sendiri masih mengacu pada
pasal yang selama ini digunakan, yakni Pasal 17 Ayat 1 Huruf a Undang-
yang berlaku adalah 5%, 15%, 25%, 30% untuk wajib pajak yang memiliki
NPWP. Sedangkan untuk wajib pajak tanpa NPWP tarifnya 20% lebih tinggi.
pendapat (Irnawati et al., 2021; Pardiat, 2010; Pratiwi & Hidayati, 2020)
tentang jenis pajak yang harus mereka bayar (seperti pajak penghasilan, pajak
penjualan, atau pajak properti) serta cara menghitung dan membayar pajak
tersebut.
bisnis dapat mencari cara legal untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
11
c. Penghematan Keuangan: Mengetahui cara mengelola dan mengoptimalkan
Ini bisa berarti lebih banyak uang tersedia untuk diinvestasikan, disimpan, atau
perpajakan dapat membantu dalam perencanaan bisnis yang lebih baik. Ini
publik dan pemerintah. Hal ini memungkinkan mereka untuk merancang sistem
pajak yang adil dan efisien serta memastikan penerimaan pajak yang cukup
infrastruktur.
dapat melakukan perencanaan keuangan pribadi yang lebih baik. Mereka dapat
12
hak dan kewajiban mereka dalam hal pajak lebih siap untuk menghindari
penipuan pajak.
sendiri dengan lebih baik tanpa perlu bergantung pada profesional perpajakan.
pengetahuan perpajakan yang baik adalah aset berharga bagi individu dan
tanggung jawab kepada Tuhan, bagi pemerintah dan rakyat sebagai Wajib Pajak
dimana seseorang taat pada perintah dan aturan yang diberikan. Berdasarkan
13
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak ialah suatu sikap
wajib pajak yang didasari oleh kerelaan dan kesediaan dalam memenuhi
tepat waktu.
pajak yang memiliki rasa tanggung jawab sebagai warga negara bukan hanya
sekedar takut akan sanksi dari hukum pajak yang berlaku, serta wajib pajak yang
menyampaikan surat pemberitahuan dengan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan
lain (a) pemahaman terhadap self assesment system dan ketepatan membayar
pajak, (b) kualitas pelayanan pajak, (c) tingkat pendidikan dan (d) presepsi wajib
pajak terhadap sanksi perpajakan. Selain itu besaran modal dan hasil penjualan
(Gberegbe & Umoren, 2017) sering menjadi faktor kepatuhan wajib pajak. Dalam
hal ini, hasil penjualan yang rendah berpengaruh pada tingkat kepatuhan wajib
14
Kepatuhan membayar pajak adalah suatu aspek penting dalam sistem
perpajakan suatu negara. Ini mengacu pada kewajiban warga negara, perusahaan,
dan entitas hukum lainnya untuk melaporkan dan membayar pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami dan
c. Pelaporan Pajak: Pajak biasanya harus dilaporkan kepada otoritas pajak setiap
tahun. Pelaporan ini dapat berupa pengisian formulir pajak atau penyampaian
d. Sistem Pajak: Sistem pajak bisa bervariasi dari satu negara ke negara lain.
pajak warisan, dan lain-lain. Pemahaman tentang jenis-jenis pajak ini penting
e. Pajak Penghasilan: Pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak yang
15
perlu melaporkan penghasilan mereka, mengklaim potongan pajak yang sesuai,
g. Sanksi dan Denda: Jika seseorang atau perusahaan melanggar hukum pajak
dengan sengaja atau karena kelalaian, mereka dapat menghadapi sanksi, denda,
atau layanan konsultasi pajak bagi wajib pajak untuk membantu mereka
memberikan insentif seperti potongan pajak atau insentif pajak kepada warga
memeriksa kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga
dengan baik.
pajak adalah bagian penting dalam menjaga stabilitas fiskal suatu negara dan
16
keseluruhan, sementara kepatuhan yang baik dapat mendukung pertumbuhan
kepatuhan membayar pajak dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang yang
penting. Wajib pajak atau perusahaan yang membayar pajak tepat waktu
ditetapkan.
b. Kesesuaian Laporan Pajak: Laporan pajak yang akurat dan lengkap adalah
indikator kepatuhan pajak. Kesalahan atau kelalaian dalam laporan pajak dapat
juga untuk tidak menggunakan metode atau strategi penghindaran pajak yang
17
d. Kepatuhan terhadap Peraturan Perpajakan: Kepatuhan terhadap peraturan dan
hukum perpajakan yang berlaku adalah hal yang sangat penting. Ini mencakup
e. Audit dan Penyelidikan: Jika wajib pajak atau perusahaan sering mengalami
pemeriksaan pajak atau penyelidikan oleh otoritas pajak, ini dapat menjadi
indikasi kepatuhan yang kurang baik. Kepatuhan yang baik dalam hal
perpajakan.
perpajakan yang sah sesuai dengan hukum perpajakan adalah indikator positif
kepatuhan pajak.
g. Kerjasama dengan Otoritas Pajak: Kerjasama yang baik antara wajib pajak atau
yang baik.
ukuran yang digunakan untuk menilai apakah pajak yang dibayarkan wajib
18
j. Kepatuhan dalam Pembayaran Pajak Properti dan Pajak Lainnya: Selain pajak
Penting untuk diingat bahwa kepatuhan pajak adalah tanggung jawab yang
yang baik tidak hanya menghindari sanksi perpajakan tetapi juga mendukung
pajak (Anggraeni & Ramayanti, 2023; Deo et al., 2022; Hamid et al., 2022;
dampak atas kepatuhan wajib pajak bagi masyarakat salah satunya ialah
pengetahuan wajib pajak yang baik perihal peraturan pajak, dapat berdampak pada
19
kepatuhan membayar pajak. Tidak hanya itu, penelitian Dyan & Venusita (2013)
pada mekanisme perpajakan, mutu penyajian pada wajib pajak serta kesediaan
proses pembayaran pajak. Le et al. (2020) dan Pratama (2017) memperoleh hasil
temuan bahwa kepatuhan untuk membayar pajak mampu dipengaruhi oleh faktor
pajak warga negara New Zealand dipengaruhi oleh pengetahuan pajak mereka.
aturan negara yang rumit yang akhirnya menyebabkan mereka tidak patuh
membayar pajak. Ada gap penelitian terkait dengan hasil penelitian lain yang
pengaruh pengetahuan perpajakan atas kepatuhan wajib pajak pelaku usaha kecil
pajak tidak mampu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pengetahuan pajak. Para
pelaku usaha hanya mengalami kesulitan untuk memahami hukum pajak, tetapi
mereka juga menunjukkan pengetahuan yang buruk tentang tarif pajak dan konsep
dasar perpajakan.
20
Di Indonesia, definisi UMKM diatur di dalam UU tentang UMKM (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 20, 2008). Dalam bab 1, pasal 1 dinyatakan
bahwa usaha mikro (UMI) adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria. Usaha kecil (UK)
adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
usaha menengah (UM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari UMI, UK, atau UB yang
tersebut.
mendefinisikan UMKM adalah nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan
kriteria ini menurut Undang-Undang itu, UMI adalah unit usaha yang memiliki
nilai atau yang paling banyak Rp 50 juta, atau dengan hasil jualan tahunan paling
besar Rp 300 juta; UK dengan nilai aset lebih dari Rp 50 juta sampai dengan
paling banyak Rp500 juta, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
dengan nilai kekayaan bersih lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10
21
miliyar, atau memiliki hasil penjualan tahunan di atas Rp 2 milyar lima juta
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
penting dalam ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa peran utama
Noorman, 2018):
pengangguran.
dan kreativitas. Mereka dapat menciptakan produk atau layanan baru dan
22
e. Peningkatan Keterampilan dan Kapasitas: UMKM memberikan peluang bagi
lain.
UMKM mungkin memiliki skala yang lebih kecil, jumlah besar UMKM secara
praktik bisnis yang berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku yang ramah
lingkungan atau produksi yang lebih efisien dalam hal energi. Hal ini dapat
wilayah.
finansial, dan bantuan teknis adalah beberapa bentuk dukungan yang biasanya
23
Manajemen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melibatkan berbagai
aspek yang harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan kesuksesan dan
pertumbuhan bisnis tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang terkait dengan
yang penting. Ini mencakup penetapan visi, misi, tujuan, dan strategi bisnis,
e. Sumber Daya Manusia: Mengelola tenaga kerja adalah bagian penting dari
manajemen konflik.
standar (SOP) yang jelas untuk memastikan efisiensi dalam pelaksanaan tugas
pelanggan.
24
g. Perizinan dan Regulasi: Memahami perizinan dan regulasi yang berlaku dalam
industri dan wilayah tertentu sangat penting. UMKM harus memastikan bahwa
atau layanan baru atau meningkatkan yang ada dapat membantu UMKM untuk
sesuai dan akses keuangan untuk mendukung pertumbuhan adalah hal penting.
Ini bisa termasuk pinjaman, modal ventura, atau program bantuan pemerintah.
mereka.
n. Kepatuhan dan Etika Bisnis: Mematuhi etika bisnis dan praktik bisnis yang
25
Dari gambaran tersebut, manajemen yang baik dalam semua aspek ini dapat
membantu UMKM mengatasi tantangan dan tumbuh menjadi bisnis yang sukses
dan berkelanjutan.
dipaparkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJM Nasional Tahun
2020-
2024. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM saat ini berkaitan dengan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang rendah, peran sistem pendukung yang kurang
optimal, serta kebijakan dan peraturan yang kurang efektif. Tantangan SDM
MKM
memiliki
kapasitas kewirausahaan yang memadai. Hal ini tampak dari pola bisnis UMKM
kompleksitas dalam akses UMKM terhadap sumber daya (bahan baku dan
26
mencakup lembaga penyedia/pemasok bahan baku, lembaga pembiayaan,
lembaga
sistem pendukung UMKM juga tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur serta
tantangan yang beragam. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama yang
a. Akses Terbatas ke Modal: Salah satu tantangan utama bagi UMKM adalah
c. Biaya Produksi yang Tinggi: Biaya produksi yang tinggi, terutama dalam hal
energi, bahan baku, dan tenaga kerja, dapat menghambat pertumbuhan UMKM
dan membuat mereka sulit bersaing dengan bisnis yang lebih besar.
27
d. Persaingan yang Ketat: Persaingan dalam pasar UMKM Indonesia sering kali
sangat ketat, terutama di sektor-sektor yang penuh dengan pesaing. Hal ini
dapat membuat sulit bagi UMKM untuk mencapai keuntungan yang stabil.
regulasi yang rumit dan birokrasi yang memperlambat proses perizinan dan
pertumbuhan bisnis.
i. Perubahan Iklim dan Bencana Alam: UMKM di Indonesia sering kali rentan
terhadap perubahan iklim dan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi,
bergantung pada pasar lokal, dan ketika pasar lokal mengalami penurunan,
sebagian besar tantangan ini dengan berbagai program dan inisiatif, seperti
28
produk dan layanan UMKM. Namun, masih ada banyak pekerjaan yang perlu
29
BAB III
METODE PENELITIAN
adalah sebanyak 101 desa/kelurahan dengan rincian jumlah desa sebanyak 98 desa
(a) kelurahan Pasar, (b) kelurahan Ilir, dan (c) kelurahan Saombȏ. Alasan utama
pemilihan lokasi ini dilatari oleh domisili UMKM. Artinya, para pengusaha
Gunungsitoli.
30
Gambar Lokasi Penelitian (Kelurahan Pasar, kelurahan Ilir, dan Kelurahan
Saombo)
studi kasus. Pemilihan desain ini didasarkan begitu banyaknya temuan penelitian
yang sama pada beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang sama dan ternyata hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan, maka
31
Populasi penelitian ini adalah pengusaha mikro pada tiga kelurahan berjumlah
sebanyak 89 unit usaha. Oleh karena populasi ini dapat dijangkau, maka
Data penelitian ini adalah (a) pengetahuan perpajakan dan (b) kepatuhan
Untuk mendapatkan data ini diperoleh dengan kuesioner skala Likert (Wahyuni,
2020). Indikator kedua kuesioner dimaksud dapat dilihat pada tabel berikut
dan reliabilitas yang tinggi sehingga layak digunakan sebagai alat pengumpulan
data penelitian. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
32
Tabel 2 Validitas Instrumen Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Membayar
Pajak
Variabel dan Item (p) sig Kesimpulan
Pengetahuan
Perpajakan (PP)
PP1 0.740 0,05 valid
PP2 0,543 0,05 valid
PP3 0,348 0,05 valid
PP4 0,634 0,05 valid
PP5 0,816 0,05 valid
PP6 0,578 0.05 valid
PP7 0,615 0,05 valid
PP8 0,619 0,05 valid
PP9 0,661 0,05 valid
PP10 0,664 0,05 valid
PP11 0,657 0,05 valid
PP12 0,512 0.05 valid
PP13 0,534 0,05 Valid
PP14 0,651 0.05 Valid
PP15 0,432 0.05 valid
Kepatuhan
Membayar Pajak
(KMP)
KMP1 0,513 0.05 valid
KMP2 0,421 0,05 valid
KMP3 0,345 0,05 valid
KMP4 0,451 0,05 valid
KMP5 0,342 0,05 valid
KMP6 0,355 0,05 valid
KMP7 0,432 0.05 valid
KMP8 0,456 0,05 valid
KMP9 0,433 0,05 valid
KMP10 0,342 0,05 valid
KMP11 0,322 0,05 valid
KMP12 0,232 0,05 valid
KMP13 0,333 0.05 Valid
KMP14 0,457 0,05 Valid
KMP15 0,456 0.05 valid
33
Tabel 3 Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Membayar
Pajak
Variabel (p) sig Kesimpulan
Pengetahuan
0,844 0.60 Reliabel
Perpajakan
Kepatuhan
0,758 0.60 Reliabel
Membayar Pajak
(b) Melakukan pengujian keabsahan data yakni uji normalitas, homogentitas, dan
linearitas
Data kedua variabel dianalisis dengan memanfaatkan IBM SPSS versi 26.
34
BAB IV
tahun pajak 2022 dipaparkan berikut ini. Sebelum pengujian hipotesis diawali
dengan pengujian data sebagai syarat menentukan uji statistik Hasi pengujian
normalitas, homogenitas, dan linearitas tersebut disajikan pada tabel berikut ini.
89 > 50 sampel. Hasi pengujian kedua variabel dapat dilihat pada tabel 4 berikut
bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sehingga
35
4.1.2 Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel 5 berikut diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,487. Nilai ini
lebih besar dari 0,05, dengan ini disimpulkan bahwa kelompok data kemampuan
Berdasarkan uji linearitas, data, diperoleh hasil sebesar 0.381 yang lebih besar
dari 0,05. Nilai ini menunjukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang
linear. Dengan kata lain variabel kepatuhan membayar pajak dapat disestimasi
36
Setelah proses pengolahan selesai dilakukan, dalam analisis regresi linear
sederhana diperlukan dua tabel utama yaitu Model Summary (simpulan model)
pengetahuan perpajakan ini secara nyata tidak berarti. Dengan kata lain,
Kepatuha
n
membayar -.054 0.188 -0.49 -0.458 0.648
pajak
37
Berdasarkan tabel 8 dapat disusun persamaan regresi dengan nilai
Constant dan coefficient variabel X pada kolom B serta dianalisis nilai sig
Y = 48.141 - 0,054X
Didapat nilai constant sebesar 48.141 artinya secara statistik tanpa adanya X
0.054 artinya tidak ada pengaruh X terhadap Y karena sangat lemah berada di
bawah ≤ 19,99%.
Setelah hasil model summary dan koefisien regresi sederhana dianalisis, berikut
ini dilakukan pengujian hipotesis. Agar lebih jelas, hipotesis yang telah
membayar pajak
pajak
Nilai sig variabel kepatuhan membayar pajak sebesar 0,648 lebih besar dari
alpha 0,05. Peroleh ini menunjukan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya
pajak.
38
4.2 Pembahasan
Temuan penelitian ini relevan dengan penelitian Areo et al. (2020) yang
tinggi rendahnya pengetahuan pajak. Demikian juga penelitian Nadia (2019) yang
terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
yaitu 0,984. Hal serupa ditemukan oleh (Hantono & Sianturi, 2022) bahwa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di daerah lain. Penelitian Arianto &
terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Demikian juga penelitian Mansur et al.,
(2022) menunjukkan bahwa bahwa pengetahuan pajak, kesadaran pajak dan tarif
39
pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal serupa ditemukan
oleh (Asyhari & Ttitik Aryati, 2023) pada UMKM di Jakarta menunjukkan bahwa
yang baru saja disebutkan dapat didekati dari perspektif letak geografis dan daya
menjadi terkendala.
mengisi kuesioner. Tidak dapat dimungkiri bahwa sikap “asal menjawab” dapat
saja terjadi. Perilaku ini berdampak pada data yang dianalisis. Kendati syarat
40
penggunaan analisis regresi sederhana telah terpenuhi (normalitas, homogenitas,
dan linearitas).
yang terdapat dalam penelitian ini. Keterbatasan utama berkaitan dengan variabel
yang hanya melibatkan dua variabel, yaitu variabel pengetahuan perpajakan (X)
intervening atau moderator, temuan penelitian bisa saja berbeda dengan temuan
ini. Kedua, kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang disiapkan sendiri
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kepatuhan membayar pajak. Kendati para wajib pajak memiliki pengetahuan yang
tidak serta merta memotivasi wajib pajak untuk mematuhi kewajiban mereka
membayar pajak.
5.2 Saran
dijabarkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
edukasi tentang peraturan perpajakan dan tata cara pembayaran serta pelaporan
pajak secara rutin dan detail kepada wajib pajak karena terdapat wajib pajak
42
b. Bagi masyarakat yaitu diharapkan untuk terus aktif dalam belajar dan
43
DAFTAR PUSTAKA
44
gunungsitoli. Pemerintah Kota Gunungsitoli.
https://perizinan.gunungsitolikota.go.id/gambaran-umum-kota-gunungsitoli
Direktorrat Jenderal Pajak. (2013). Pajak Penghasilan. Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Gberegbe, F. B., & Umoren, A. O. (2017). The Perception of Tax Fairness and
Personal Income Tax Compliance of Smes in Rivers State. Quest Journals
Journal of Research in Business and Management, 5(2), 2347–3002.
www.questjournals.org
Hamid, N. A., Ismail, I. S., Yunus, N., Jali, M. N., & Rosly, A. S. (2022).
Taxpayer Perceptions of Tax Awareness, Tax Education, and Tax
Complexity among Small and Medium Enterprises in Malaysia: A Quadrant
Analysis Approach. Universal Journal of Accounting and Finance, 10(1),
231–242. https://doi.org/10.13189/ujaf.2022.100124
Hamilah, & Fricilia. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing, 10(1), 49–60.
https://doi.org/10.55963/jraa.v10i1.523
Hanim, L., & Noorman, M. (2018). UMKM (Usaha Mikro, Kecil, & Menengah)
& Bentuk-Bentuk Usaha (Pertama). Unissula Press.
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat
Hantono, H., & Sianturi, R. F. (2022). Pengaruh Pengetahuan pajak, sanksi pajak
terhadap kepatuhan pajak pada UMKM kota Medan. Owner: Riset & Jurnal
Akuntansi, 6(1), 747–758. https://doi.org/10.33395/owner.v6i1.628
Hidayati, B., Hermanto, F. Y., & Nnamdi, A. O. (2023). Tax education and tax
compliance: A multi-ethnic analysis. JIFA (Journal of Islamic Finance and
Accounting), 6(1), 34–44. https://doi.org/10.22515/jifa.v6i1.6231
Hura, A., & Kakisina, S. M. (2022). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jurnal
Akuntansi, Manajemen Dan Ekonomi, 1(1), 174–181.
https://doi.org/10.56248/jamane.v1i1.31
Irnawati, J., Moridu, I., Yunia, D., Masripah, Zunaidi, A., Rahayu, H. A., Sari, P.
N., Soerono, A. N., Machfuzhoh, A., Sarra, H. D., Katman, M. N., Kalbuana,
N., & Rahmadani. (2021). Perpajakan : Konsep, Teori, dan Praktik. In
Widina Bhakti Persada Bandung.
Mansur, F., Maiyarni, R., Prasetyo, E., & Hernando, R. (2022). Pengaruh
pengetahuan pajak, kesadaran pajak dan tarif pajak terhadap kepatuhan pajak
wajib Pajak UKM Kota Jambi. E-Jurnal Perspektif Ekonomi Dan
Pembangunan Daerah, 11(1), 69–82.
https://doi.org/10.22437/pdpd.v11i1.17432
Pardede, A. (2022). Pengaruh Pengatahuan Perpajakan, Tarif Pajak, dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Medan [Universitas Sari
Mutiara Indonesia Medan]. https://doi.org/10.35870/jemsi.v9i4.1398
Pardiat. (2010). Akuntansi Pajak. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. (2022). APBD Kota Gunungsitoli Tahun
2022.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, (2008).
UU RI Nomor 47, Pub. L. No. 47 (2008).
Pratiwi, A. P., & Hidayati, W. N. (2020). Akuntansi Perpajakan. In Akuntansi
Perpajakan (Vol. 1, Issue AKUNTANSI PERPAJAKAN).
45
Prianutama, S. B., & Alexander, N. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing,
2(2), 49–60. https://doi.org/10.55963/jraa.v10i1.523
Purwanto. (2014). Diklat Teknis Substantif Dasar Pajak I (Issue 1). Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pajak.
Ratnawati, V., Sari, R. N., & Sanusi, Z. M. (2019). Education, service quality,
accountability, awareness, and taxpayer compliance: Individual taxpayer
perception. International Journal of Financial Research, 10(5), 420–429.
https://doi.org/10.5430/ijfr.v10n5p420
Saefullah, E., Rohaeni, N., & Tabroni. (2022). MANAJEMEN Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah. EUREKA MEDIA AKSARA.
Sri, M., & Ahmad, Y. (2017). Peluang dan Tantangan Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dari Berbagai Aspek Ekonomi. Jurnal
Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 181–197.
https://journal.undiknas.ac.id/index.php/manajemen/article/view/155
Suherman, M., Almunawwaroh, M., & Marlina, R. (2015). Wajib Pajak Dalam
Penyampaian Surat Pemberitahuan ( Spt ) Tahunan Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama. Media Riset AKuntansi, AUditing & Informasi, 15, 49–64.
Sunyoto, D. (2016). Metode Penelitian Akuntansi.
Wahyuni, S. (2020). Metode Penelitian Akuntansi. Qiara Media Partner.
Weber, T. O., & Fooken, J. (2014). Behavioural Economics and
Taxation_taxation (Paper No 41). https://doi.org/10.2778/32009
Wogo, P. P., Fadjarenie, Ag., & Tarmidi, D. (2023). Tax Socialization For
Corporate Taxpayer, Is It Important? Jurnal Akuntansi E-JA, 27(2), 218–241.
https://doi.org/10.24912/ja.v27i2.1364
Zendrato, R. H. (2022). Pengaruh Keadilan, Sosialisasi, Dan Pemahaman
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Kota Gunungsitoli.
Suparyanto Dan Rosad (2015, i–7
46