Oleh
SELFILIA ANNASTASIA BENARIA TELAUMBANUA
NPM:2022060723
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan penulisan Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Pendidikan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Membayar
Pajak: Studi Kasus Pada Pengusaha UMKM Di Kota Gunungsitoli”. Skripsi
ini disusun guna memenuhi syarat dalam menyelesaikan akademi di Politeknik
Unggul LP3M Program Studi Akuntansi Perpajakan. Dalam proses penulisan
Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan maupun bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Unggul LP3M
Unggul LP3M
Skripsi ini.
ii
8. Egy Andrika Sitepu dan Gabriella Esteofany Purba yang telah memberi
semangat dan motivasi kepada penulis.
9. Last but not least, I wanna thank me for believing in me, for doing all
this hard work, for having no days off, for never quitting, for just being
me at all times.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah ................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5
2.1. Hakikat Pajak ............................................................................ 5
2.1.1. Pengertian Pajak .................................................................. 5
2.1.2. Jenis-jenis Pajak .................................................................. 6
2.1.2.1. Menurut Golongan ................................................... 6
2.1.2.2. Menurut Sifat ........................................................... 6
2.1.2.3 Menurut Lembaga Pemungut Pajak ........................... 7
2.1.3. Fungsi Pajak ........................................................................ 7
2.2. Pengetahuan Pajak ..................................................................... 8
2.2.1. Hakikat ................................................................................ 8
2.2.2. Indikator Pengetahuan Pajak ................................................ 9
2.2.3. Manfaat Pengetahuan Perpajakan ....................................... 11
2.3. Kepatuhan Pembayaran Pajak .................................................. 13
2.3.1. Hal Penting Kebutuhan Pembayaran Pajak ......................... 14
2.3.2. Indikator Kepatuhan Membayar Pajak ............................... 16
2.4. Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Membayar Pajak ....... 18
2.5. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ................................. 20
2.5.1. Hakikat UMKM ................................................................. 20
2.5.2. Peran UMKM dalam Perekonomian ................................... 21
2.5.3. Manajemen UMKM ........................................................... 23
2.5.4. Tantangan UMKM ............................................................. 25
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 29
3.1. Lokasi Penelitian ..................................................................... 29
3.2. Desain Penelitian ..................................................................... 30
3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31
3.4. Teknik Analisis Data ................................................................ 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 34
4.1. Hasil Penelitian ........................................................................ 34
iv
4.1.1. Uji Normalitas Data ........................................................... 34
4.1.2. Uji Homogenitas ................................................................ 35
4.1.3. Uji Linearitas ..................................................................... 35
4.1.4. Uji Hipotesis ...................................................................... 36
4.2. Pembahasan ............................................................................. 38
BAB V PENUTUP .................................................................................... 41
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 41
5.2. Saran ....................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 43
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
(Purwanto, 2014). Negara Indonesia menempatkan pajak pada posisi teratas sebagai
sumber penerimaan utama dalam meningkatkan kas negara (Suherman et al., 2015).
Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang
Kota Gunungsitoli sebagai daerah otonom baru (UU RI Nomor 47, 2008)
pendapatan daerah dari sektor pajak juga meningkat 1. Hingga akhir September 2023
UMKM yang terdaftar di Kantor Dinas Perindustrian dan Koperasi, UKM, Kota
Gunungsitoli berjumlah 965 buah yang tersebar di enam kecamatan (Daeli, 2023).
wajib pajak masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini tergambar pada pendapatan
asli daerah (PAD) Kota Gunungsitoli pada tahun 2022 dianggarkan sebesar
dengan2 diperoleh informasi bahwa pajak yang diterima dari sektor UMKM sekitar
1
Wawancara dengan Kepala Dinas Perindusterian dan Koperasi, 10 Oktober 2022, via telepon
selular)
2
Wawancara dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Pendapat Daerah Kota Gunungsitoli,
16 Oktober 2023 via telepon seluler.
1
perpajakan setiap tahun dilaksanakan. Kelalaian ini berdampak pada kemajuan
Utara.
(Prianutama & Alexander, 2022) menemukan bahwa sanksi pajak, kesadaran wajib
pajak, pemahaman atau pengetahuan wajib pajak, kualitas pelayanan pajak, kondisi
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak (simak juga Hamilah & Fricilia, 2023).
perpajakan wajib pajak UMKM di kota Gunungsitoli. Hal yang sama ditemukan
peneliti lain di sejumlah kota di Indonesia (Agustina, 2016; Deo et al., 2022;
kepatuhan wajib pajak di Builsa Utara , Distrik Wilayah Timur Atas, Ghana.
pada (a) variabel bebas, lokasi penelitian, dan objek kajian. Dengan demikian tugas
2
pendidikan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak oleh pengusaha UMKM di
Kota Gunungsitoli?”
Rumusan masalah yang telah dikemukakan pada butir 1.2 terlalu luas. Oleh
(b) Lokasi Kota Gunungsitoli dibatasi pada tiga kelurahan yakni Kelurahan Pasar,
(c) Pengusaha UMKM dibatasi pada pengusaha mikro yang memiliki modal 50 –
3
2. Secara praktis dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai landasan
membayar pajak.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung untuk
umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat
pemerintah.” Menurut Siti Kurnia Rahayu (2013:23): “ciri-ciri atau unsur pokok
yang terdapat pada pengertian pajak yaitu: pajak dipungut berdasarkan undang-
5
2.1.2 Jenis-jenis Pajak
Seperti yang dikemukakan oleh Siti Resmi (2016:7) terdapat berbagai jenis
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dibayar atau menjadi kewajiban wajib
pajak yang bersangkutan. Pajak yang tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan
kepada pihak lain. Contohnya adalah Pajak Penghasilan yang harus dibayar oleh
b. Pajak Tidak Langsung, pajak yang dapat dibebankan kepada orang lain atau
pihak ketiga. Contohnya adalah Pajak Pertmabahan Nilai yang dibayarkan oleh
produsen atau pihak yang menjual barang namun pada akhirnya pajak tersebut
Pajak Penjualan atas Barang Mewah, serta Pajak Bumi dan Bangunan.
6
2.1.2.3 Menurut Lembaga Pemungut Pajak
yaitu :
a. Pajak Negara (Pajak Pusat), pajak yang dipunggut oleh pemerintah pusat dan
adalah Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
b. Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah, baik daerah tingkat
Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak
Fungsi pajak adalah kegunaan atau manfaat pokok dari pajak yang
dibayarkan kepada negara. Dengan adanya pajak negara memiliki pemasukan untuk
membangun suatu negara demi kemakmuran rakyat. Menurut Siti Resmi (2016:3)
yang artinya adalah pajak merupakan salah satu sumber pendapatan pemerintah
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak
7
b. Fungsi Regularend (Pengatur) Pajak memiliki fungsi pengatur yang artinya
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan sosial serta mencapai tujuan
nasional. Contohnya yaitu: - Pajak atas barang mewah dikenakan dengan tarif yang
cukup tinggi. Semakin mewah barangnya maka tarifnya pun akan semakin tinggi.
atau berlomba-lomba untuk membeli barang mewah (mengurangi gaya hidup yang
mewah). - Tarif ekspor 0%. Pengenaan pajak ini dimaksudkan agar para pengusaha
mau mengekspor hasil produksinya ke luar negri sehingga devisa negara akan
2.2.1 Hakikat
segala sesuatu yang diketahi berkenaan dengan hal (Badan Bahasa, Kementerian
merupakan isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia
untuk tahu.
wajib pajak untuk mengetahui dengan cara mempelajari baik-baik supaya paham
tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan (KUP) sebagai wajib pajak (Deo
adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang wajib pajak atau kelompok
8
wajib pajak dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
formal maupun non formal akan berdampak positif terhadap keoatuhan wajib pajak.
yang dimaksud adalah mengerti tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
pajak, maka wajib pajak dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik dan
sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun jika wajib pajak tidak memiliki
pengetahuan mengenai peraturan dan proses perpajakan, maka wajib pajak tidak
a. Mengetahui batas waktu pelaporan SPT. Batas waktu pelaporan SPT Tahunan
PPh orang pribadi paling lama 3 bulan setelah batas akhir tahun pajak, yakni
hingga 31 maret. Sedangkan batas waktu pelaporan SPT Tahunan PPh badan
9
b. Mengetahui prosedur pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak bisa
dilakukan melalui online banking, menyetor lewat teller atau kantor pos, dan
online pajak.
c. Mengetahui batas waktu membayar pajak Batas waktu membayar pajak PPh
negara menetapkan sanksi bagi wajib pajak yang tidak membayar pajak.
Pemberian sanksi terkait perpajakan bisa dalam bentuk surat teguran maupun
dilakukan selama 6 bulan dan di perpanjang paling lama 6 bulan. Adapun sanksi
administrasi yang di dapat wajib pajak yang tidak membayar pajak dapat berupa
g. Mengetahui sanksi jika terlambat melaporkan SPT Bagi wajib pajak yang telat
lapor SPT, maka akan dikenakan sanksi berupa denda. Setiap wajib pajak harus
memastikan terlebih dahulu denda yang harus dibayarkan. Denda telat lapor SPT
bagi wajib pajak 13 Orang Pribadi sebesar Rp 100.000, sedangkan untuk wajib
h. Mengetahui tata cara mendapatkan NPWP i. Mengetahui tarif pajak yang akan
dibayarkan Tarif pajak yang berlaku tahun 2019 sendiri masih mengacu pada
pasal yang selama ini digunakan, yakni Pasal 17 Ayat 1 Huruf a Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008. Secara sederhana tarif yang berlaku
10
adalah 5%, 15%, 25%, 30% untuk wajib pajak yang memiliki NPWP. Sedangkan
jenis pajak yang harus mereka bayar (seperti pajak penghasilan, pajak penjualan,
atau pajak properti) serta cara menghitung dan membayar pajak tersebut.
bisnis dapat mencari cara legal untuk mengurangi jumlah pajak yang harus
bisa berarti lebih banyak uang tersedia untuk diinvestasikan, disimpan, atau
11
e. Pengembangan Bisnis: Bagi pengusaha dan perusahaan, pengetahuan
perpajakan dapat membantu dalam perencanaan bisnis yang lebih baik. Ini
publik dan pemerintah. Hal ini memungkinkan mereka untuk merancang sistem
pajak yang adil dan efisien serta memastikan penerimaan pajak yang cukup
infrastruktur.
dapat melakukan perencanaan keuangan pribadi yang lebih baik. Mereka dapat
hak dan kewajiban mereka dalam hal pajak lebih siap untuk menghindari
penipuan pajak.
lebih mandiri secara finansial. Mereka dapat mengelola keuangan mereka sendiri
12
Mengingat kompleksitas sistem perpajakan di berbagai negara, memiliki
pengetahuan perpajakan yang baik adalah aset berharga bagi individu dan
tanggung jawab kepada Tuhan, bagi pemerintah dan rakyat sebagai Wajib Pajak
dimana seseorang taat pada perintah dan aturan yang diberikan. Berdasarkan uraian
di atas, dapat disimpulkan bahwa kepatuhan wajib pajak ialah suatu sikap wajib
pajak yang didasari oleh kerelaan dan kesediaan dalam memenuhi kewajiban
semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakan. Sikap wajib pajak
yang memiliki rasa tanggung jawab sebagai warga negara bukan hanya sekedar
takut akan sanksi dari hukum pajak yang berlaku, serta wajib pajak yang
menyampaikan surat pemberitahuan dengan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan
13
pendapat Ratnawati et al., (2019) bahwa kepatuhan membayar pajak merupakan
lain (a) pemahaman terhadap self assesment system dan ketepatan membayar pajak,
(b) kualitas pelayanan pajak, (c) tingkat pendidikan dan (d) presepsi wajib pajak
terhadap sanksi perpajakan. Selain itu besaran modal dan hasil penjualan (Gberegbe
& Umoren, 2017) sering menjadi faktor kepatuhan wajib pajak. Dalam hal ini, hasil
(Dharmayanti, 2023).
perpajakan suatu negara. Ini mengacu pada kewajiban warga negara, perusahaan,
dan entitas hukum lainnya untuk melaporkan dan membayar pajak sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami dan
14
b. Hukum Pajak: Setiap negara memiliki undang-undang perpajakan yang
c. Pelaporan Pajak: Pajak biasanya harus dilaporkan kepada otoritas pajak setiap
tahun. Pelaporan ini dapat berupa pengisian formulir pajak atau penyampaian
d. Sistem Pajak: Sistem pajak bisa bervariasi dari satu negara ke negara lain. Jenis-
jenis pajak termasuk pajak penghasilan, pajak penjualan, pajak properti, pajak
warisan, dan lain-lain. Pemahaman tentang jenis-jenis pajak ini penting untuk
e. Pajak Penghasilan: Pajak penghasilan adalah salah satu jenis pajak yang
g. Sanksi dan Denda: Jika seseorang atau perusahaan melanggar hukum pajak
dengan sengaja atau karena kelalaian, mereka dapat menghadapi sanksi, denda,
15
atau layanan konsultasi pajak bagi wajib pajak untuk membantu mereka
memberikan insentif seperti potongan pajak atau insentif pajak kepada warga
memeriksa kepatuhan wajib pajak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga
dengan baik.
pajak adalah bagian penting dalam menjaga stabilitas fiskal suatu negara dan
kepatuhan membayar pajak dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang yang
digunakan (misalnya, dari perspektif wajib pajak atau pemerintah), tetapi beberapa
16
a. Waktu Pembayaran: Ketepatan waktu dalam membayar pajak adalah indikator
penting. Wajib pajak atau perusahaan yang membayar pajak tepat waktu
ditetapkan.
b. Kesesuaian Laporan Pajak: Laporan pajak yang akurat dan lengkap adalah
indikator kepatuhan pajak. Kesalahan atau kelalaian dalam laporan pajak dapat
juga untuk tidak menggunakan metode atau strategi penghindaran pajak yang
hukum perpajakan yang berlaku adalah hal yang sangat penting. Ini mencakup
e. Audit dan Penyelidikan: Jika wajib pajak atau perusahaan sering mengalami
pemeriksaan pajak atau penyelidikan oleh otoritas pajak, ini dapat menjadi
indikasi kepatuhan yang kurang baik. Kepatuhan yang baik dalam hal
yang sah sesuai dengan hukum perpajakan adalah indikator positif kepatuhan
pajak.
g. Kerjasama dengan Otoritas Pajak: Kerjasama yang baik antara wajib pajak atau
17
diperlukan dan merespons permintaan pajak, dapat mencerminkan kepatuhan
yang baik.
ukuran yang digunakan untuk menilai apakah pajak yang dibayarkan wajib pajak
j. Kepatuhan dalam Pembayaran Pajak Properti dan Pajak Lainnya: Selain pajak
Penting untuk diingat bahwa kepatuhan pajak adalah tanggung jawab yang
yang baik tidak hanya menghindari sanksi perpajakan tetapi juga mendukung
pajak (Anggraeni & Ramayanti, 2023; Deo et al., 2022; Hamid et al., 2022; Hidayati
et al., 2023).
18
Dari sejumlah penelitian terdahulu menghasilkan beberapa temuan terkait
dampak atas kepatuhan wajib pajak bagi masyarakat salah satunya ialah
perpajakan merupakan tingkat sensitivitas serta kesadaran wajib pajak atas undang-
pengetahuan wajib pajak yang baik perihal peraturan pajak, dapat berdampak pada
kepatuhan membayar pajak. Tidak hanya itu, penelitian Dyan & Venusita (2013)
mekanisme perpajakan, mutu penyajian pada wajib pajak serta kesediaan proses
pembayaran pajak. Le et al. (2020) dan Pratama (2017) memperoleh hasil temuan
pajak warga negara New Zealand dipengaruhi oleh pengetahuan pajak mereka.
aturan negara yang rumit yang akhirnya menyebabkan mereka tidak patuh
membayar pajak. Ada gap penelitian terkait dengan hasil penelitian lain yang
membayar pajak. Penelitian oleh Areo et al. (2020) menyebutkan tentang pengaruh
pengetahuan perpajakan atas kepatuhan wajib pajak pelaku usaha kecil dan
19
menengah yang menghasilkan data bahwa kepatuhan proses pembayaran pajak
tidak mampu dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pengetahuan pajak. Para pelaku
usaha hanya mengalami kesulitan untuk memahami hukum pajak, tetapi mereka
juga menunjukkan pengetahuan yang buruk tentang tarif pajak dan konsep dasar
perpajakan.
Undang Republik Indonesia Nomor 20, 2008). Dalam bab 1, pasal 1 dinyatakan
bahwa usaha mikro (UMI) adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria. Usaha kecil (UK) adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
menengah (UM) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian, baik langsung maupun tidak langsung dari UMI, UK, atau UB yang
tersebut.
20
Di dalam Undang-Undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan UMKM adalah nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria ini
menurut Undang-Undang itu, UMI adalah unit usaha yang memiliki nilai atau yang
paling banyak Rp 50 juta, atau dengan hasil jualan tahunan paling besar Rp 300
juta; UK dengan nilai aset lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp500
juta, atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta hingga
bersih lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak Rp 10 miliyar, atau memiliki
hasil penjualan tahunan di atas Rp 2 milyar lima juta sampai paling tinggi Rp 50
miliyar.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat
penting dalam ekonomi suatu negara. Berikut adalah beberapa peran utama UMKM
dalam ekonomi yang dirangkum berdasarkan pendapat (Hanim & Noorman, 2018):
kerja yang signifikan. Mereka mempekerjakan banyak orang, baik dalam sektor
pengangguran.
21
c. Inovasi dan Kreativitas: UMKM seringkali merupakan tempat untuk inovasi dan
kreativitas. Mereka dapat menciptakan produk atau layanan baru dan beradaptasi
lain.
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara. Meskipun setiap UMKM
mungkin memiliki skala yang lebih kecil, jumlah besar UMKM secara kolektif
praktik bisnis yang berkelanjutan, seperti penggunaan bahan baku yang ramah
lingkungan atau produksi yang lebih efisien dalam hal energi. Hal ini dapat
22
terhadap perekonomian nasional. Pemberian pelatihan, akses ke sumber daya
finansial, dan bantuan teknis adalah beberapa bentuk dukungan yang biasanya
aspek yang harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan kesuksesan dan
pertumbuhan bisnis tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang terkait dengan
yang penting. Ini mencakup penetapan visi, misi, tujuan, dan strategi bisnis, serta
e. Sumber Daya Manusia: Mengelola tenaga kerja adalah bagian penting dari
manajemen konflik.
23
f. Administrasi dan Operasional: UMKM perlu memiliki prosedur operasional
standar (SOP) yang jelas untuk memastikan efisiensi dalam pelaksanaan tugas
pelanggan.
g. Perizinan dan Regulasi: Memahami perizinan dan regulasi yang berlaku dalam
industri dan wilayah tertentu sangat penting. UMKM harus memastikan bahwa
atau layanan baru atau meningkatkan yang ada dapat membantu UMKM untuk
dan akses keuangan untuk mendukung pertumbuhan adalah hal penting. Ini bisa
24
m. Evaluasi Kinerja: UMKM perlu secara teratur mengevaluasi kinerja bisnis
mereka.
n. Kepatuhan dan Etika Bisnis: Mematuhi etika bisnis dan praktik bisnis yang baik
Dari gambaran tersebut, manajemen yang baik dalam semua aspek ini dapat
membantu UMKM mengatasi tantangan dan tumbuh menjadi bisnis yang sukses
dan berkelanjutan.
dipaparkan dalam Perpres No. 18 Tahun 2020 tentang RPJM Nasional Tahun 2020-
2024. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM saat ini berkaitan dengan kualitas
sumber daya manusia (SDM) yang rendah, peran sistem pendukung yang kurang
optimal, serta kebijakan dan peraturan yang kurang efektif. Tantangan SDM MKM
pengalaman, serta akses ke informasi. Sebagian besar UMKM juga belum memiliki
kapasitas kewirausahaan yang memadai. Hal ini tampak dari pola bisnis UMKM
25
Selain itu, kurang optimalnya peran sistem pendukung telah meningkatkan
kompleksitas dalam akses UMKM terhadap sumber daya (bahan baku dan
sistem pendukung UMKM juga tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur serta
tantangan yang beragam. Berikut ini adalah beberapa tantangan utama yang
a. Akses Terbatas ke Modal: Salah satu tantangan utama bagi UMKM adalah akses
c. Biaya Produksi yang Tinggi: Biaya produksi yang tinggi, terutama dalam hal
energi, bahan baku, dan tenaga kerja, dapat menghambat pertumbuhan UMKM
dan membuat mereka sulit bersaing dengan bisnis yang lebih besar.
26
d. Persaingan yang Ketat: Persaingan dalam pasar UMKM Indonesia sering kali
sangat ketat, terutama di sektor-sektor yang penuh dengan pesaing. Hal ini dapat
mengadopsi teknologi baru atau berinovasi karena keterbatasan sumber daya dan
pengetahuan teknologi.
regulasi yang rumit dan birokrasi yang memperlambat proses perizinan dan
pertumbuhan bisnis.
i. Perubahan Iklim dan Bencana Alam: UMKM di Indonesia sering kali rentan
terhadap perubahan iklim dan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi, yang
bergantung pada pasar lokal, dan ketika pasar lokal mengalami penurunan, bisnis
besar tantangan ini dengan berbagai program dan inisiatif, seperti memberikan
pelatihan, akses ke modal, dan bantuan dalam meningkatkan kualitas produk dan
27
layanan UMKM. Namun, masih ada banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk
28
BAB III
METODE PENELITIAN
wilayah terbesar (134,78 km2), diikuti oleh Kecamatan Gunungsitoli (109,09 km2),
(60,21 km2), Gunungsitoli Selatan (56,85 km2) dan Kecamatan Gunungsitoli Barat
Penelitian ini berlokasi pada tiga kelurahan di Kota Gunungsitoli, yakni (a)
kelurahan Pasar, (b) kelurahan Ilir, dan (c) kelurahan Saombȏ. Alasan utama
pemilihan lokasi ini dilatari oleh domisili UMKM. Artinya, para pengusaha UMKM
29
Gambar Lokasi Penelitian (Kelurahan Pasar, kelurahan Ilir, dan Kelurahan
Saombo)
studi kasus. Pemilihan desain ini didasarkan begitu banyaknya temuan penelitian
yang sama pada beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang sama dan ternyata hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan, maka
30
Populasi penelitian ini adalah pengusaha mikro pada tiga kelurahan berjumlah
sebanyak 89 unit usaha. Oleh karena populasi ini dapat dijangkau, maka ditetapkan
Data penelitian ini adalah (a) pengetahuan perpajakan dan (b) kepatuhan membayar
mendapatkan data ini diperoleh dengan kuesioner skala Likert (Wahyuni, 2020).
perpajakan dan kepatuhan membayar pajak memiliki bukti validitas dan reliabilitas
yang tinggi sehingga layak digunakan sebagai alat pengumpulan data penelitian.
31
Tabel 2 Validitas Instrumen Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Membayar
Pajak
Variabel dan Item (p) sig Kesimpulan
Pengetahuan
Perpajakan (PP)
PP1 0.740 0,05 valid
PP2 0,543 0,05 valid
PP3 0,348 0,05 valid
PP4 0,634 0,05 valid
PP5 0,816 0,05 valid
PP6 0,578 0.05 valid
PP7 0,615 0,05 valid
PP8 0,619 0,05 valid
PP9 0,661 0,05 valid
PP10 0,664 0,05 valid
PP11 0,657 0,05 valid
PP12 0,512 0.05 valid
PP13 0,534 0,05 Valid
PP14 0,651 0.05 Valid
PP15 0,432 0.05 valid
Kepatuhan
Membayar Pajak
(KMP)
KMP1 0,513 0.05 valid
KMP2 0,421 0,05 valid
KMP3 0,345 0,05 valid
KMP4 0,451 0,05 valid
KMP5 0,342 0,05 valid
KMP6 0,355 0,05 valid
KMP7 0,432 0.05 valid
KMP8 0,456 0,05 valid
KMP9 0,433 0,05 valid
KMP10 0,342 0,05 valid
KMP11 0,322 0,05 valid
KMP12 0,232 0,05 valid
KMP13 0,333 0.05 Valid
KMP14 0,457 0,05 Valid
KMP15 0,456 0.05 valid
32
Tabel 3 Reliabilitas Instrumen Pengetahuan Perpajakan dan Kepatuhan Membayar
Pajak
Variabel (p) sig Kesimpulan
Pengetahuan
0,844 0.60 Reliabel
Perpajakan
Kepatuhan
0,758 0.60 Reliabel
Membayar Pajak
(b) Melakukan pengujian keabsahan data yakni uji normalitas, homogentitas, dan
linearitas
Data kedua variabel dianalisis dengan memanfaatkan IBM SPSS versi 26.
33
BAB IV
tahun pajak 2022 dipaparkan berikut ini. Sebelum pengujian hipotesis diawali
dengan pengujian data sebagai syarat menentukan uji statistik Hasi pengujian
normalitas, homogenitas, dan linearitas tersebut disajikan pada tabel berikut ini.
89 > 50 sampel. Hasi pengujian kedua variabel dapat dilihat pada tabel 4 berikut
signifikansi Shapiro-Wilk lebih besar dari 𝛼 = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Sehingga analisis
34
4.1.2 Uji Homogenitas
Berdasarkan tabel 5 berikut diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,487. Nilai ini
lebih besar dari 0,05, dengan ini disimpulkan bahwa kelompok data kemampuan
Berdasarkan uji linearitas, data, diperoleh hasil sebesar 0.381 yang lebih besar dari
0,05. Nilai ini menunjukan bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang linear.
Dengan kata lain variabel kepatuhan membayar pajak dapat disestimasi oleh
35
4.1.4 Uji Hipotesis
sederhana diperlukan dua tabel utama yaitu Model Summary (simpulan model) dan
Pada tabel 7 di atas didapatkan nilai R Square atau R2 sebesar 0,002 yang
pengetahuan perpajakan ini secara nyata tidak berarti. Dengan kata lain,
Kepatuhan
membayar
pajak -.054 0.188 -0.49 -0.458 0.648
36
a. Dependent Variable: Pengetahuan Perpajakan
dan coefficient variabel X pada kolom B serta dianalisis nilai sig variabel X.
Y = 48.141 - 0,054X
Didapat nilai constant sebesar 48.141 artinya secara statistik tanpa adanya X maka
artinya tidak ada pengaruh X terhadap Y karena sangat lemah berada di bawah ≤
19,99%.
Setelah hasil model summary dan koefisien regresi sederhana dianalisis, berikut ini
dilakukan pengujian hipotesis. Agar lebih jelas, hipotesis yang telah dirumuskan
dikemukakan kembali.
membayar pajak
pajak
Nilai sig variabel kepatuhan membayar pajak sebesar 0,648 lebih besar dari alpha
0,05. Peroleh ini menunjukan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya tidak
37
4.2 Pembahasan
pengetahuan perpajakan tidak serta merta memotivasi wajib pajak untuk mematuhi
Temuan penelitian ini relevan dengan penelitian Areo et al. (2020) yang
tinggi rendahnya pengetahuan pajak. Demikian juga penelitian Nadia (2019) yang
terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu
0,984. Hal serupa ditemukan oleh (Hantono & Sianturi, 2022) bahwa pengetahuan
pajak tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kepatuhan pajak.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan di daerah lain. Penelitian Arianto &
terhadap kepatuhan wajib pajak UMKM. Demikian juga penelitian Mansur et al.,
(2022) menunjukkan bahwa bahwa pengetahuan pajak, kesadaran pajak dan tarif
38
pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal serupa ditemukan
oleh (Asyhari & Ttitik Aryati, 2023) pada UMKM di Jakarta menunjukkan bahwa
yang baru saja disebutkan dapat didekati dari perspektif letak geografis dan daya
dengan perilaku masyarakat atas kewajiban membayar pajak. Artinya, pelaku dunia
menjadi terkendala.
mengisi kuesioner. Tidak dapat dimungkiri bahwa sikap “asal menjawab” dapat saja
terjadi. Perilaku ini berdampak pada data yang dianalisis. Kendati syarat
39
penggunaan analisis regresi sederhana telah terpenuhi (normalitas, homogenitas,
dan linearitas).
yang terdapat dalam penelitian ini. Keterbatasan utama berkaitan dengan variabel
yang hanya melibatkan dua variabel, yaitu variabel pengetahuan perpajakan (X)
intervening atau moderator, temuan penelitian bisa saja berbeda dengan temuan ini.
Kedua, kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang disiapkan sendiri oleh
40
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kepatuhan membayar pajak. Kendati para wajib pajak memiliki pengetahuan yang
merta memotivasi wajib pajak untuk mematuhi kewajiban mereka membayar pajak.
5.2 Saran
dijabarkan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
edukasi tentang peraturan perpajakan dan tata cara pembayaran serta pelaporan
pajak secara rutin dan detail kepada wajib pajak karena terdapat wajib pajak
b. Bagi masyarakat yaitu diharapkan untuk terus aktif dalam belajar dan memahami
41
masyarakat juga harus meningkatkan kesadaran bahwa sangat pentingnya pajak
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Gberegbe, F. B., & Umoren, A. O. (2017). The Perception of Tax Fairness and
Personal Income Tax Compliance of Smes in Rivers State. Quest Journals
Journal of Research in Business and Management, 5(2), 2347–3002.
www.questjournals.org
Hamid, N. A., Ismail, I. S., Yunus, N., Jali, M. N., & Rosly, A. S. (2022).
Taxpayer Perceptions of Tax Awareness, Tax Education, and Tax
Complexity among Small and Medium Enterprises in Malaysia: A Quadrant
Analysis Approach. Universal Journal of Accounting and Finance, 10(1),
231–242. https://doi.org/10.13189/ujaf.2022.100124
Hamilah, & Fricilia. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing, 10(1), 49–60.
https://doi.org/10.55963/jraa.v10i1.523
Hanim, L., & Noorman, M. (2018). UMKM (Usaha Mikro, Kecil, & Menengah)
& Bentuk-Bentuk Usaha (Pertama). Unissula Press.
https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat
Hantono, H., & Sianturi, R. F. (2022). Pengaruh Pengetahuan pajak, sanksi pajak
terhadap kepatuhan pajak pada UMKM kota Medan. Owner: Riset & Jurnal
Akuntansi, 6(1), 747–758. https://doi.org/10.33395/owner.v6i1.628
Hidayati, B., Hermanto, F. Y., & Nnamdi, A. O. (2023). Tax education and tax
compliance: A multi-ethnic analysis. JIFA (Journal of Islamic Finance and
Accounting), 6(1), 34–44. https://doi.org/10.22515/jifa.v6i1.6231
Hura, A., & Kakisina, S. M. (2022). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Jurnal
Akuntansi, Manajemen Dan Ekonomi, 1(1), 174–181.
https://doi.org/10.56248/jamane.v1i1.31
Irnawati, J., Moridu, I., Yunia, D., Masripah, Zunaidi, A., Rahayu, H. A., Sari, P.
N., Soerono, A. N., Machfuzhoh, A., Sarra, H. D., Katman, M. N., Kalbuana,
N., & Rahmadani. (2021). Perpajakan : Konsep, Teori, dan Praktik. In
Widina Bhakti Persada Bandung.
Mansur, F., Maiyarni, R., Prasetyo, E., & Hernando, R. (2022). Pengaruh
pengetahuan pajak, kesadaran pajak dan tarif pajak terhadap kepatuhan pajak
wajib Pajak UKM Kota Jambi. E-Jurnal Perspektif Ekonomi Dan
Pembangunan Daerah, 11(1), 69–82.
https://doi.org/10.22437/pdpd.v11i1.17432
Pardede, A. (2022). Pengaruh Pengatahuan Perpajakan, Tarif Pajak, dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di Kota Medan [Universitas Sari
Mutiara Indonesia Medan]. https://doi.org/10.35870/jemsi.v9i4.1398
Pardiat. (2010). Akuntansi Pajak. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. (2022). APBD Kota Gunungsitoli Tahun
2022.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20, (2008).
UU RI Nomor 47, Pub. L. No. 47 (2008).
Pratiwi, A. P., & Hidayati, W. N. (2020). Akuntansi Perpajakan. In Akuntansi
Perpajakan (Vol. 1, Issue AKUNTANSI PERPAJAKAN).
Prianutama, S. B., & Alexander, N. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset Akuntansi Dan Auditing,
2(2), 49–60. https://doi.org/10.55963/jraa.v10i1.523
Purwanto. (2014). Diklat Teknis Substantif Dasar Pajak I (Issue 1). Pusat
44
Pendidikan dan Pelatihan Pajak.
Ratnawati, V., Sari, R. N., & Sanusi, Z. M. (2019). Education, service quality,
accountability, awareness, and taxpayer compliance: Individual taxpayer
perception. International Journal of Financial Research, 10(5), 420–429.
https://doi.org/10.5430/ijfr.v10n5p420
Saefullah, E., Rohaeni, N., & Tabroni. (2022). MANAJEMEN Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah. EUREKA MEDIA AKSARA.
Sri, M., & Ahmad, Y. (2017). Peluang dan Tantangan Pengembangan Usaha
Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dari Berbagai Aspek Ekonomi. Jurnal
Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(1), 181–197.
https://journal.undiknas.ac.id/index.php/manajemen/article/view/155
Suherman, M., Almunawwaroh, M., & Marlina, R. (2015). Wajib Pajak Dalam
Penyampaian Surat Pemberitahuan ( Spt ) Tahunan Pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama. Media Riset AKuntansi, AUditing & Informasi, 15, 49–64.
Sunyoto, D. (2016). Metode Penelitian Akuntansi.
Wahyuni, S. (2020). Metode Penelitian Akuntansi. Qiara Media Partner.
Weber, T. O., & Fooken, J. (2014). Behavioural Economics and
Taxation_taxation (Paper No 41). https://doi.org/10.2778/32009
Wogo, P. P., Fadjarenie, Ag., & Tarmidi, D. (2023). Tax Socialization For
Corporate Taxpayer, Is It Important? Jurnal Akuntansi E-JA, 27(2), 218–241.
https://doi.org/10.24912/ja.v27i2.1364
Zendrato, R. H. (2022). Pengaruh Keadilan, Sosialisasi, Dan Pemahaman
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Di Kota Gunungsitoli.
Suparyanto Dan Rosad (2015, i–7
45