Oleh :
MARDAWINDI
15110036
1. Kepada kedua orang tua penulis yaitu ayahanda (Yonaidi) dan Ibunda
Tercinta (Satrawana) yang telah mendidik, membesarkan, memberikan kasih
sayang yang tak ternilai dengan materi apapun di dunia ini, dan mencintai
penulis, serta memberikan do’a disetiap langkah penulis. Dan kepada kedua
adek kandung penulis yang selalu memberikan dukungan kepada penulis.
i
2. Ibu Murniati, S. Kom, M.pd., selaku pembimbing yang telah membantu
penulisan dan penyusunan LKP ini.
3. Kepada Ibu Yurnalesti, SH selaku kepala dinas yang telah menerima kami
untuk melaksanakan Kerja Praktek (KP) di DP3AKB
4. Seluruh staf DP3AKB yang telah banyak membantu selama penulis
pelaksanakan Kerja Praktek (KP)
penulis yang sangat terbatas. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis,
Mardawindi
ii
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
DAFTAR TABEL..................................................................................................IV
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................6
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................7
1.3 BATASAN MASALAH............................................................................................................7
1.4 TUJUAN KERJA PRAKTEK.....................................................................................................7
1.5 MANFAAT KERJA PRAKTEK.................................................................................................7
1.6 TEMPAT KERJA PRAKTEK.....................................................................................................8
1.7 WAKTU KERJA PRAKTEK.....................................................................................................8
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................9
2.1 KONSEP DASAR SISTEM.......................................................................................................9
2.2 PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA.....................................................................................9
2.3 UPAYA PERLINDUNGAN ANAK DI INDONESIA....................................................................10
2.4 ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM....................................................................11
2.4.1 Anak yang Berkonflik dengan Hukum.....................................................................13
2.4.2 Narapidana Anak......................................................................................................15
2.5 KONSEP DASAR DAD (DIAGRAM ARUS DATA)................................................................19
2.6 GAMBARAN UMUM DP3AKB KABUPATEN SIMEULUE.....................................................22
2.6.1 Visi dan Misi............................................................................................................23
2.6.2 Struktur Organisasi DP3AKB Kabupaten Simeulue................................................24
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................26
3.1 METODE PENGUMPULAN DATA..........................................................................................26
3.2 TAHAP HASIL ANALISA......................................................................................................26
3.2.1 Diagram Konteks......................................................................................................27
3.2.2 Diagram Berjenjang..................................................................................................28
3.2.3 Digram Arus Data....................................................................................................30
BAB IV PENUTUP...............................................................................................33
4.1 KESIMPULAN......................................................................................................................33
4.2 SARAN................................................................................................................................33
iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
iv
DAFTAR TABEL
dengan hukum........................................................................................................11
Tabel 2.2 jumlah narapidana dan tahanan menurut kelompok usia dan jenis
kelamin...................................................................................................................14
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
jati diri serta karakteristik dan ambang menuju kedewasaan. Pada tahap inilah
data Unicef pada tahun 2016 menunjukkan bahwa kekerasan pada sesama remaja
Republik Indonesia 2017, terdapat 3,8 persen pelajar dan mahasiswa yang
sehingga cara yang ditempuh adalah melalui proses rehabilitasi atau bimbingan
konseling.
tempat rehabilitasi atau konsling bagi para pelaku kenakalan remaja. Maka dari itu
1
2
Penulis membatasi permasalahan yang akan di bahas pada laporan kerja praktek
ini hanya sebatas tentang Sistem pelaporan kasus kenakalan remaja yang
rehabilitasi.
kenakalan remaja .
mengenai dunia kerja khususnya di subbagian SDM dan Umum & TI.
(DP3AKB), pada Bagian Umum. Yang beralamat di Jl. Baru Desa Air Dingin,
Telp. (0650) 32627, Fax. (0650) 21166. Adapun alasan penulis memilih bagian
Umum, sebagai bahan penulis mengambil data untuk di jadikan LKP ini.
mulai dari tanggal, 07 Januari 2019 sampai dengan tanggal, 07 Maret 2019.
Dalam jangka waktu dua bulan tersebut penulis ditempatkan pada bagian Umum
mengetik surat, mengetik laporan, serta membantu pekerjaan pegawai yang ada di
dinas tersebut.
Praktek (LKP) ini berdasarkan hasil pengalaman kerja yang penulis dapatkan
selama penulis menjalani kerja praktek (KP). Peraturan jam kerja yang telah di
yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. gabungan obyek
yang memiliki hubungan secara fungsi dan hubungan antara setiap ciri obyek,
kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat,
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Adapaun
5
6
dilakukan oleh individu yang berusia di bawah 18 tahun. Dalam masa ini anak
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.[4]
yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. tingkah
laku yang dilakukan oleh seseorang remaja baik secara sendirian maupun secara
kelompok yang sifatnya melanggar ketentuan- ketentuan hukum, moral, dan sosial
dasarnya telah dimulai sejak tahun 1990. Pada tahun tersebut, pemerintah
maupun bekerja sama dengan lembaga PBB yang memiliki mandat untuk
Undang Undang No. 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak berupa undang-
undang khusus yang mengatur masalah anak yang berhadapan dengan hukum.
hak anak yang dilakukan negara. KPAI juga berkewajiban memberikan saran,
anak.[7]
8
Atas prakarsa dan perhatian khusus dari Presiden R.I., pada awal tahun
merupakan salah satu mandat dari Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 dalam
upaya perlindungan anak. Untuk mengatur masalah anak yang berhadapan dengan
Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, yang selanjutnya diganti
Anak.[8]
dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang menjadi
korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana.[8]
sistem peradilan anak dalam upaya perlindungan khusus anak, melalui perubahan
Proses penyelesaian perkara anak menjadi lebih baik, ada alternatif tidak hanya
perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.[8]
dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang
Dalam sistem peradilan pidana anak, yang dimaksud dengan Anak yang
Berkonflik dengan Hukum (ABH) adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas)
tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan
tindak pidana. Pengambilan keputusan perkara anak yang belum berumur 12 (dua
belas) tahun yang melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, dilakukan
kesejahteraan sosial, baik di tingkat pusat maupun daerah paling lama 6 (enam)
bulan.[8]
mencapai angka lebih dari 40 persen, dan dominan pada proses diversi kembali ke
orang tua. Meski demikian, masih tedapat sekitar 30 persen penyelesaian ABH
penjara terhadap anak hanya digunakan sebagai upaya terakhir. Atas dasar
setiap anak dalam proses peradilan pidana berhak tidak ditangkap, ditahan,
11
atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan dalam waktu yang
tahun keatas dan diancam pidana penjara 7 (tujuh) tahun keatas yang
mental maupun sosial. Selain itu juga harus dipertimbangkan dari segi
dan ahli lain yang diperlukan, sehingga penyidik anak tidak salah
dua kriteria anak, yaitu anak didik pemasyarakatan (anak pidana) dan tahanan
pidana, anak negara, dan anak sipil. Anak pidana adalah anak yang berdasarkan
putusan pengadilan menjalani pidana di lapas anak paling lama sampai berumur
18 (delapan belas) tahun. Anak negara yaitu anak yang berdasarkan putusan
pengadilan diserahkan pada negara untuk dididik dan ditempatkan di lapas anak
paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. Dan anak sipil adalah anak
dididik di lapas anak paling lama sampai dengan berumur 18 (delapan belas)
tahun.[8]
anak, cabang rumah tahanan anak dan tempat-tempat tertentu masih harus
penuntut umum dan hakim (hakim pengadilan, hakim banding dan hakim kasasi)
dan pemeriksaan.[8]
1.010 anak atau 29 persen masih berstatus sebagai tahanan dan sebanyak
2.469 anak atau 71 persen telah berstatus narapidana atau anak didik. Baik
Tabel 2.2 jumlah narapidana dan tahanan menurut kelompok usia dan jenis
kelamin
Pada Tabel 2.3 dibawah ini memperlihatkan bahwa pada tahun
2017 sebagian besar narapidana anak yang berada di lapas adalah napi
anak pidana, dengan rata-rata sebanyak 2.714 orang atau sekitar 99,3
status napi anak negara dan napi anak sipil menunjukkan persentase yang
selama tahun 2016–2017. Pada tahun 2016, jumlah narapidana anak masih
kurang dari angka 2.500 orang, tetapi pada tahun 2017 jumlahnya
2016.
1. Tawuran
biasanya disebabkan oleh konflik perorangan yang akhirnya mengajak teman lain
untuk membantu dengan dasar kesetiakawanan dan apabila tidak ikut dianggap
2. Memakai Narkoba
istilah obat “berbahaya” dalam ilmu kedokteran adalah obat-obatan yang tidak
boleh dijual bebas, karena pemberiannya dapat membahayakan bila tidak melalui
pertimbangan medis.[10]
3. Balapan Liar
Balapan liar adalah kegiatan beradu cepat kendaraan, baik sepeda motor
maupun mobil, yang dilakukan diatas lintasan umum. Artinya kegiatan ini sama
sekali tidak digelar dilintasan balap resmi, melainkan di jalan raya. Biasanya
kegiatan ini dilakukan pada tengah malam sampai menjelang pagi saat suasana
4. Membolos Sekolah
sekolah dan tanpa izin yang jelas, dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.[11]
5. Peredaran Pornografi
tingkah laku yang erotik seperti di dalam buku-buku, gambar-gambar, dan film-
memahami keterkaitan antara subsistem yang satu dengan subsistem yang lainnya
pengguna.[13]
kesatuan diluar lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi,
17
Kesatuan luar ini kebanyakan adalah salah satu dari berikut ini.
1. Suatu kantor, departemen atau divisi dalam perusahaan tetapi di luar sistem
2. Orang atau sekelompok orang di organisasi tetapi di luar sistem yang sedang
dikembangkan.
3. Suatu organisasi atau orang yang berada di luar organisasi seperti misalnya
langganan, pemasok.
Arus data pada DAD diberi simbol suatu panah. Arus data ini
(External Entity). Arus data ini menunjukkan arus dari data yang dapat
berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem. Arus data
sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti. Nama dari arus data
Nama arus
Nama arus
perusahaan perusahaan
5. Komunikasi ucapan
c. Proses (Process)
oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam
proses untuk dihasilkan arus data yang keluar dari proses. Suatu proses harus
identifikasi
Nama Atau
proses
Nama Proses
Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat
berdasarkan Qanun Nomor 5 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah, dan Lembaga Daerah Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.
20
1. Kepala Dinas
a. Sekretaris
b. Kasubbag Keuangan
dan Kader KB
hanya menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu teknik observasi
oleh penulis. Dengan observasi, penulis telah mengamati secara langsung apa
yang sedang dikerjakan oleh bagian umum. Penulis juga mengamati studi gerak
dan waktu untuk dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan. Setelah data awal sudah
data awal.
dengan tujuan tertentu untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
23
24
penulis rancang terdiri dari beberapa tahapan yaitu, Diagram Konteks, Diagram
data ke dalam dan keluar sistem atau keluar entitas eksternal yang terletak
Laporan_kasus Melaporkan
Pelapor Kepolisian RI 0
Dinas Pemberdayaan
Perermpuan,
Perlindungan Anak
diputuskan dan Keluarga
Berencana (DP3AKB)
Kejaksaan Menerima laporan
Negeri kenakalan remaja
Disetujui
Laporan_hasil_bimbingan
Kepala Dinas
jelas dan terstruktur. Secara garis besar dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
27
0
Dinas Pemberdayaan
Perermpuan,
Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana
(DP3AKB) Menerima
laporan kenakalan
remaja dari kepolisian
3.1p
Menerima
Konseling
Remaja
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat tiga sub peroses
sistem. Proses pertama yaitu menerima laporan, kedua memerikasa laporan dan
yang terakhir yaitu tahap keputusan. Pada proses menerima laporan tidak ada
yang dipecahkan. Sedangkan pada memeriksa laporan terdapat tiga proses yaitu
pencatatan, pengarahan, dan penerusan. Dan pada proses tahap keputusan ada satu
Proses pada diagram berjenjang dapat kita pecahkan lagi menjadi proses
yang terkecil, pada jenjang diagram arus data level 0 sistem pelaporan kasus
ini:
29
Pelapor Kepolisian
1.0
Penerimaan
Laporan
2.0
Pencatatan D1
Pengarahan D2
D1 Pemeriksaan
Penerusan D3 Laporan
Penerusan 3.0
Laporan_Hasil_Bimbingan Penerimaan_Konseling
Kepala Dinas
Pada Gambar 3.3 diatas dapat dijelaskan bahwa pelapor kenakalan remaja
remaja untuk dapat di bimbimg konseling, setelah itu laporan diterima oleh pihak
tentang penerimaan konseling yang diputuskan oleh kepala dinas, Setelah itu
Berdasarkan pada hasil Analisis dan pembahasan yang telah penulis uraikan pada
dan Keluarga Berencana yang mana merupakan bagian penulis ditempatkan dalam
kegiatan kerja praktek sudah mempunyai kinerja yang cukup baik. Namun, masih
terdapat kurangnya kinerja dan sumber daya manusia pada bagian Perlindungan
pada dinas DP3AKB, padahal ini sangat di perlukan untuk menjalin kerjasama
IV.2 Saran
3. Perlu kiranya membuat sebuah sistem informasi atau layanan pengaduan yang
berbasis internet.
Daftar Pustaka