Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UJIAN AKHIR SEMESTER


Mata Kuliah : Perpajakan
Sifat : Take home

Kerjakan soal di bawah ini dan jawaban Dikumpulan lewat email ke


achmaddahlan@unigamalang.ac.id paling lambat Tanggal 20 Desember 2020

SOAL I (Bobot 20%)

1. Jelaskan definisi pajak danapa perbedaannya dengan retribusi.


2. Jelaskan fungsi pajak serta kalau dilihat dari sisi pemungutnya pajak dikelompokkan menjadi
berapa? Jelaskan disertai contoh
3. Apa saja yang menjadi obyek dan Sobyek Pajak Penghasilan dan bagaimana tatacara
perhitungannya Jelaskan sertai dengan contoh!.

SOAL II (Bobot 40%)

Tn. Subur seorang Notaris di Malang dan sudah PKP pada masa Desember 2019 dia melakukan
transaksi sebagai berikut:
a. Menerima uang sebesar Rp. 50.000.000 (uang fee termasuk PPN dan pajak-pajak
terkait) atas pembuatan akta Jual beli dari transaksi penjualan tanah dan bangunan
antara Tuan Amir dan Tn Ali dengan harga jual beli sebesar Rp. 400.000.000,- dan
NJOP PBB Rp. 450.000.000
b. Menerima Fee atas pembuatan Akta Pendirian perusahaan PT Maju Mundur sebesar
Rp.5.500.000,- (termasuk PPN)
c. Membayar sewa kantor pada PT. Property untuk bulan Desember sebesar Rp.
16.500.000 (termasuk PPN).
d. Membayar Gaji Pegawai tetap untuk bulan Januari yaitu Tn. Amir (K/2) dan Nyonya.
Ida masing-masing sebesar Rp. 12.000.000 dan Rp. 8.000.000,- belum dipotong
pajak
e. Membayar servis AC kantor kepada Tn. Budi (Tukang AC ber NPWP) Rp. 2.000.000,-
f. Membayar sewa mesin foto copy bulan Desember kepada CV Indocopy sebear Rp.
1.100.000 (termasuk PPN)
Dari transaksi di atas diminta:
a. Identifikasi dan hitung pajak yang terkait dengan transaksi.
b. Apa kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi Tn. Subur yang terkait dengan transaksi
c. Hitung PPN yang harus dibayar Tn Ali untuk masa Desember 2019
Catatan: akan mendapatkan nilai lebiih jika disertai pengisian/penerbitan formulir pajak baik
SPT, Bukti Potong, SSP. jika diperlukan boleh membuat asumsi

SOAL III (Bobot 40%)

AMIR adalah Akuntan yang membuka kantor di Kota Malang. Status pada tanggal 1 Januari 2017
adalah menikah dan mempunyai 1 orang tanggunggan. Isteri Tn. Amir adalah Ibu Rumah Tangga, Tn.
Amir sudah terdaftar sebagai WP sejak 10 Juni 2015. Selama tahun 2017, Berdasarkan catatan yang
dibuat Tn. Amir diperoleh data dan informasi sebagai berikut:
g. Peredaran usaha/pendapatan dr jasa notaris Rp. 1.250.500.000,-
h. Dalam peredaran usaha tersebut ada sejumlah peredaran usaha kepada klien utama yaitu;
PT. Indah Permai , serta PT Pondok Permai Indah dengan masing2 penerimaan Tahun 2015

1
sebesar Rp. 650.000.000,- dan Rp. 600.000.000. mereka telah melakukan pemotongan pph
pasal 21
i. Selain Pendapatan di atas Tn Amir Juga memperoleh Penghasilan dari menyewakan sebagian
bangunan kantornya sebesar Rp. 50.000.000 dan sudah dipotong PPh sama penyewanya
j. Biaya yang dikeluarkan selama tahun 2015 adalah sebessar Rp. 850.000.000
k. Dalam catatan biaya yang dikeluarkan tahun 2015 terdapat pengeluaran untuk pembayaran
angsuran PPh Pasal 25 mulai januari sd desember 2015 sebesar Rp. 60.000.000,- dan
pengeluaran untuk sumbangan sebesar Rp. 10.000.000,- dan juga untuk rekreasi keluarga
sebesar Rp. 20.000.000,-
l. Dalam catatan biaya ada pembayaran Gaji Kepada Tn. Ali Pegawai Tetap Tn Amir dengan Gaji
Bulanan Rp. 10.000.000 dan juga tunjangan Keluaraga sebesar 10 % dari gaji serta Tn . Amir
mengikutkan pegawainya ke Program Jamsostek dengan program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dengan Premi 2 % dari gaji ditanggung Tn Amir dan Jaminan Hari Tua (JHT) dengan
iuran sebesar 5 % dari Gaji (iuran JHT 2 % ditanggung Tn.Amir dan 3% ditanggung Tn Ali)

Diminta :
a. Hitunglah berapa PPh Terutang dan PPh kurang (lebih) bayar tahun 2017 dan PPh
Pasal 25 tahun 2018 yang seharusnya dibayar oleh Tn.Amir jika Tn. Amir
Menyelenggarakan pembukuan.
b. Hitunglah berapa PPh Terutang dan PPh kurang (lebih) bayar tahun 2017 dan PPh
Pasal 25 tahun 2018 yang seharusnya dibayar oleh Tn. Amir jika Tn. Amir
MennggunakanNorma Penghitungan Penghasilan Netto.
c. Hitung PPh pasal 21 yang harus dipotong Tn. Amir atas Gaji Tn. Ali setiap bulannya!

Nama : Viki Wahyu Susanto

2
Nim : 19110031
Dosen : Achmad Dahlan
UAS Perpajakan

JAWAB
SOAL I

1. Definisi Pajak
 Dipungut berdasarkan undang-undang
 Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi
 Dipungut Negara baik pemerintah pusat dan daerah
 Diperuntukkan pengeluaran pemerintah( public investment
 Mempunyai tujuan lain (regular)
sedangkan pungutan retribusi hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu yang
menggunakan jasa pemerintah dan Retribusi mendapat kontraprestasi langsung
Perbedaan Pajak dan Retribusi
Ditinjau dari dasar hukum
Untuk pajak, dasar hukumnya adalah undang-undang seperti tercantum
pada UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, atau UU No. 7 Tahun 1983

UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, sebagai
pengganti dari UU No. 18 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan UU
No. 34 Tahun 2000, lebih mempertegas pengertian retribusi dalam tataran
pemerintahan yang lebih rendah, sebagai berikut:

“Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau Badan.”

2. Fungsi pajak
Fungsi Anggaran (Budgetair)

3
 Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin
negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya
ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.

Fungsi anggaran (Regular)

 fungsi mengatur disebut juga fungsi tambahan yaitu suatu fungsi dalam


mana pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai
tujuan tertentu. Disebut sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini sebagai

pelengkap dari fungsi utama pajak, yakni fungsi budgetair.

Fungsi Redistribusi

 Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai


semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan
sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat.

Fungsi Demokrasi

 suatu fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem


gotong royong dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi
kemaslahatan manusia. Fungsi demokrasi pada masa sekarang ini sering
dikaitkan dengan hak seseorang dalam memperoleh pelayanan dari
pemerintah.

Jenis pajak menurut lembaga pemungutan

Pajak menurut lembaga pemungutan terbagi menjadi 2 jenis pajak yaitu


adalah Pajak pusat yang biasanya dikelola oleh pemerintah pusat dalam hal
ini adalah Direktorat jendral pajak yang dibawah naungan Kementrian
keuangan. Yang kedua adalah pajak daerah. Pajak daerah adalah jenis pajak
yang dipungut dan dikelola oleh dinas pendapatan daerah.
Contoh dari Pajak pusat adalah sebagai berikut:
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

3. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)


4
4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

5. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

6. Bea Materai.

Sedangkan unttuk Pajak daerah adalah sebagai berikut:

1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)


2. Pajak Hotel dan Restoran

3. Pajak Hiburan dan tontonan

4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB)

3 Subjek dan Objek Pajak Penghasilan

Orang Pribadi. Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau


berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia.

Warisan belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

Badan.

Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Pajak Subyektif
Pajak Subyektif ( Pajak yang Bersifat Perorangan ) yaitu jenis pajak yang dalam
pengenaannya memperhatikan keadaan atau kondisi pribadi wajib pajak ( status
kawin atau tidak kawin, mempunyai tanggungan keluarga atau tidak ). Jadi pada
dasarnya setiap orang yang menghuni wilayah di Indonesia memiliki kewajiban
untuk membayar pajak tersebut. Mulai dari anak kecil hingga orang dewasa.
Sementara bagi warga negara asing yang tinggal di Indonesia dikenakan wajib
pajak jika memiliki keterikatan ekonomis dengan Indonesia, Contohnya jika WNA
tersebut memiliki usaha di Indonesia maka akan dikenakan wajib pajak. Contoh
pajak subyektif adalah Pajak Penghasilan (PPh)

5
Pajak objektif

pajak Obyektif ( Pajak yang Bersifat Kebendaan ) yaitu jenis pajak yang dalam
pengenaannya hanya memperhatikan sifat obyek pajaknya saja, tanpa
memperhatikan keadaan atau kondisi diri wajib pajak. Lebih tepatnya pajak
objektif dikenakan pada seorang warga negara Indonesia jika penghasilan yang
dimiliki sudah memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Ada beberapa golongan warga negara Indonesia yang terkena wajib pajak jenis
ini. Pertama, adalah mereka yang menggunakan benda atau alat yang menurut
ketentuan dikenai pajak. Kedua, pajak yang diambil terkait kekayaan yang
dimiliki, kepemilikan barang-barang mewah dan pemakaiannya. dan yang
terakhir adalah jika seseorang melakukan pemindahan harta dari Indonesia ke
suatu negara lain, maka aktivitas tersebut akan dikenai wajib pajak. Untuk
contoh pajak objektif sendiri adalah : Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

Jenis pajak menurut golongannya

Pengelompokan jenis pajak menurut golongan dibagi menjadi dua yaitu pajak
langsung dan pajak tidak langsung, berikut penjelasannya :

 Pajak Langsung

Jenis pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh
wajib pajak yang bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
Dengan kata lain, pajak langsung harus dibayar sendiri oleh wajib pajak
bersangkutan. Pajak langsung biasanya melekat pada orang pribadi si wajib
pajak, sehingga hak dan kewajibannya  tidak dapat dialihkan ke pihak lain. Pajak
yang termasuk dalam pajak langsung di antaranya adalah pajak:

 Pajak penghasilan (PPh).


 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

 Pajak Kendaraan Bermotor.

 Pajak tidak langsung


Jenis ajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan atau
digeser kepada pihak lain. Dengan kata lain, pembayarannya dapat diwakilkan

6
kepada pihak lain. Pajak tidak langsung tidak memiliki surat ketetapan pajak,
sehingga pengenaannya tidak dilakukan secara berkala melainkan dikaitkan
dengan tindakan perbuatan atas kejadian.

Ada tiga unsur untuk mengenali pajak tidak langsung:

1. Penanggung jawab pajak yaitu orang yang secara formal yuridis diharuskan
melunasi pajak, bila padanya terdapat faktor atau kejadian yang menimbulkan
sebab untuk dikenakan pajak.
2. Penanggung pajak yaitu orang yang dalam faktanya memikul beban pajak.

3. Pemikul beban pajak, yakni orang yang menurut maksud pembuat undang-
undang harus memikul beban pajak.

Pajak yang termasuk pajak tidak langsung di antaranya:

 Pajak Pertambahan Nilai (PPN).


 Pajak bea masuk.

 Pajak ekspor.

Contoh perhitungan
Mistoyo adalah Seorang kepala keluarga yang memiliki seorang anak
perempuan.Beliau mulai bekerja sejak tahun 2017 bekerja dibagian staff di
Kantor Pertanian.Penghasilan bersih yang terdiri dari gaji,tunjangan,dan
pembayaran lain adalah sejumlah Rp.
100.000.000.Mistoyo membayar iuran pensiun dan JHT senilai
Rp.2.000.000 setiap bulan.Berapakah PPh yang harus dibayar oleh Joko

1.Hitung penghasilan bersih(Penghasilan bruto-beban


tanggungan) Rp.100.000.000 – Rp.2.000.000
=Rp.98.000.000
2.Hitung PTKP (PTKP=Pribadi+Istri+anak)

* Rp.54.000.000+Rp.4.500.000+Rp.4.500.000=Rp 63.000.000

3.Hitung PKP 9PKP=(Penghasilan bersih-PTKP)

7
* Rp.98.000.000-Rp.63.000.000=Rp.35.000.000

4.Hitung PPh (PKP x persentase PPh)

* Karena PKP Mistoyo kurang dari Rp.50.000.000,Maka pajak yang harus dia
bayarkan adalah 5% dari PKP-nya

Rp.35.000.000 x 5 % =Rp.1.750.000

Maka PPh yang harus dibayar Mistoyo selama setahun adalah sebesar
Rp.1.750.000.

Anda mungkin juga menyukai