Anda di halaman 1dari 9

Tugas Personal ke-1

1. Lyonda anak pertama dari Tuan Toga adalah seorang penyanyi remaja berusia 16
tahun, memperoleh penghasilan Rp 500.000.000 setelah memenangkan sebuah
kompetisi bernyanyi populer di tanah air.
Pertanyaan:
a. Apakah Lyonda adalah wajib Pajak? Jelaskan beserta dasar hukumnya! (8%)
Wajib Pajak dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 (UU PPh) adalah
sebagai berikut;
Wajib Pajak Orang Pribadi:
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Mempunyai Penghasilan Dari Usaha
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Mempunyai Penghasilan Dari Pekerjaan Bebas
Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Mempunyai Penghasilan Dari Pekerjaan

Wajib Pajak Badan:


Badan milik Pemerintah (BUMN dan BUMD)
Badan milik Swasta (PT, CV, Koperasi, Lembaga dan Yayasan)

Berdasarkan penjelasan diatas, Lyonda bukan termasuk wajib pajak


dikarenakan penghasilan yang didapat bukan berasal dari pekerjaan yang
dimana mendapat pendapatan rutin setiap bulan. Jadi lyonda bukan
termasuk wajib pajak.

b. Apakah penghasilan yang diperoleh Lyonda adalah Objek Pajak? Jelaskan


beserta dasar hukumnya! (8%)
Objek pajak adalah penghasilan atau disebut juga setiap tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dikonsumsi
atau meningkatkan harta kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan
nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk :

1. Penghasilan karena pekerjaan / jasa, gaji, upah, tunjangan, honorarium,


komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun dan imbalan lainnya terkecuali
ditentukan lain dalam Undang-undang.

2. Hadiah undian, hadiah dari pekerjaan atau kegiatan dan hadiah


penghargaan

3. Laba usaha

4. Keuntungan penjualan atau keuntungan dari pengalihan harta

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
Berdasarkan pengertian diatas, hadiah yang diterima lyondra termasuk objek
pajak karena mendapatkan dari suatu penghargaan

c. Siapa yang akan melaporkan penghasilan atas hadiah yang diproleh dan
bagaimana caranya? Jelaskan beserta dasar hukumnya! (8%)
Kewajiban perpajakan tidak hanya melekat bagi pemenang kuis.
Penyelenggara undian wajib menyetor PPh yang telah dipotong dengan
menggunakan SPP ke bank persepsi atau kantor pos paling lambat tanggal 10
bulan takwim berikutnya setelah bulan terutangnya pajak.

Selain itu, penyelenggara undian juga wajib menyampaikan SPT Masa ke KPP
atau ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan tempat
pemotong terdaftar paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah
dibayarkan atau diserahkannya hadiah undian tersebut.

2. Bapak Armand merupakan seorang karyawan yang NPWP-nya terdaftar di KPP


Kramat jati. Pada tanggal 31 Maret 2020, Bapak Armand sedang melakukan
pekerjaan dinas di Surabaya, padahal hari itu adalah batas terakhir untuk
menyampaikan SPT Tahunan Orang Pribadi untuk tahun pajak 2019. Bapak Armand
memiliki semua data perpajakan dalam notebook yang dibawanya.

Bapak Armand merupakan staf pajak di PT Raksa sejak tahun 2015. Pada saat itu, PT
Raksa juga sedang dalam proses menyiapkan SPT Tahunan Badan untuk tahun pajak
2019. PT Raksa diketahui telah memiliki konsultan pajak Perusahaan, yaitu Bapak
Martogi Marojahan.

Pertanyaan:

1. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh Bapak Armand sehingga beliau dapat
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan tepat sebagai wajib pajak orang
pribadi? Jelaskan disertai dengan dasar hukumnya! (8%)
Dijaman sekarang sudah ada pelaporan SPT secara online , pengisian formulir
SPTnya tergolong sama , tinggal mengisi formulir sesuai data – data yang
dibutuhkan melalui e- filling.
Bisa juga dengan cara lain yaitu mengirimkan kelengkapan surat STP dengan
kantor pos yang dikirimkan ke KPP tempat domisili.
2. Apabila diasumsikan pajak kurang bayar Bapak Armand adalah Rp 50 juta dan
beliau baru melakukan pembayaran dan pelaporan pajak tersebut pada bulan
Agustus 2020, berapa besarnya sanksi pajak yang dikenakan atas keterlambatan
pembayaran dan pelaporan pajak Bapak Joshua Timothy? Jelaskan disertai
dengan dasar hukumnya! (8%)

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
Batas penyampaian SPT sudah disebutkan dengan jelas dalam Undang-Undang
Ketentuan Umum Perpajakan, yaitu pada pasal 3 ayat (3):
- Batas akhir penyampaian SPT Masa adalah paling lama 20 hari setelah akhir
Masa Pajak.
- Batas akhir penyampaian SPT Pajak Penghasilan wajib pajak orang pribadi
adalah paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun pajak.
- Batas akhir penyampaian SPT Pajak Penghasilan wajib pajak badan adalah
paling lambat 4 bulan setelah akhir tahun pajak.

Jika melewati batas akhir yang telah ditentukan, wajib pajak akan dikenakan
sanksi seperti yang dijelaskan pada pasal 7:
- Wajib pajak badan yang telat menyampaikan SPT Tahunan PPh akan
dikenakan sanksi administrasi sebesar Rp1.000.000 (satu juta rupiah)
- Wajib pajak orang pribadi yang telah menyampaikan SPT Tahunan PPh akan
dikenakan sanksi administrasi sebesar Rp100.000 (seratus ribu rupiah)
Perhitungan :
- Pajak kurang bayar = Rp. 50.000.000,-
- Maret 2019 -> agustus 2020 = 15 bulan
- Sanksi keterlambatan pasal 9 ayat (2) UU KUP = 2% / bulan dari nilai pajak
kurang bayar
2 % x 15 x Rp 50.000.000,- = Rp 15.000.000,-
- Sanksi keterlambatan pelaporan pasal 7 UU KUP = Rp. 100.000,-
- Total yang harus dibayar = Rp. 50.000.000,- + Rp. 15.000.000,- + Rp. 100.000,-
= Rp. 65.100.000,-

3. Dahlan seorang akuntan, sampai saat ini belum memiliki NPWP dan tidak
melaksanakan kewajiban perpajakan. Pada bulan Januari 2021 saat petugas KPP
mengadakan sensus dalam rangka pengawasan kepatuhan Wajib Pajak Dahlan
ditetapkan secara jabatan memiliki NPWP dan dari hasil penelitian petugas pajak
diketahui penghasilan kena pajak dari profesi yang diperoleh:
Tahun 2014 = Rp 400.000.000
Tahun 2015 = Rp 500.000.000
Tahun 2016 = Rp 600.000.000
Tahun 2017 = Rp 700.000.000
Tahun 2018 = Rp 800.000.000
Tahun 2019 = Rp 900.000.000
Tahun 2020 = Rp 1.000.000.000

Diminta:
a. Hitunglah nilai pokok PPh terhutang dari Dahlan. (8%)

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
b. Hitunglah nilai sanksi PPh terhutang dari Dahlan. (8%)

48% dari jumlah pajak yang


UU KUP 2007 Pasal 13 Ayat (5) Penerbitan SPT setelah 5 tahun
tidak/kurang dibayar

48 % x Rp. 1.425.000.000 = Rp. 684.000.000,-

c. Jika Dahlan kesulitan melakukan pembayaran saat STP diterbitkan upaya apa yang
dapat dilkukan? (8%)
Dengan mengajukan permohonan angsuran pajak dengan melakukan
permohonan pengangsuran pajak STP atau pengajuan banding pajak . Jika
disetujui maka bisa melakukan pengangsuran selama maksimal 12 bulan sebelum
STP selanjutnya muncul.

4. CV. Antara pada tanggal 1 Jaunari 2021 melakukan review atas kewajiban perpajakan
PPh Badan yang telah diselenggarakan untuk 3 tahun terakhir. Hasil dari review
adalah sebagai berikut:
Tahun Pajak Terhutang
SPT Review
2017 Rp 300.000.000 Rp 350.000.000
2018 Rp 400.000.000 Rp 450.000.000
2019 Rp 500.000.00 Rp 550.000.00
Diminta:
a. Jelaskan apa yang harus dilakukan oleh CV. Antara. (8%)
Berdasarkan hasil pemeriksaan pajak, PPh badan termasuk melakukan
‘kecurangan’ dan selisih dari review tax dan hasil lapor SPT bisa dimasukkan
kedalam kurang bayat SPT dan yang harus dilakukan CV. Antara adalah
melunasi pajak yang belum terbayar.

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
b. Berapa potensi Sanksi Pajak yang akan ditanggung CV. Antara jika diperiksa
dan diterbitkan SKP pada tanggal 30 Juni 2020. (8%)
Kurang bayar STP 2017 – 2019 = Rp. 150.000.000,-
2017 – juni 2020 =
Sanksi = 2% x Rp.150.000.000 x 42 = Rp. 126.000.000,-

5. CV OLAH (selanjutnya disebut “Perusahaan”) adalah perusahaan manufaktur yang


memproduksi spare part kendaraan dari bahan plastik. Berdasarkan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak tanggal 10 Juni 2020, Kantor Pajak melakukan pemeriksaan
lapangan di bidang perpajakan terhadap Perusahaan untuk tahun pajak 2018.
Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, Pemeriksa memberitahukan hasil
pemeriksaannya kepada Perusahaan pada tanggal 4 November 2020 dalam bentuk
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP). Dalam SPHP tersebut, Perusahaan
dinyatakan Kurang Bayar PPh Badan sebesar Rp 800 juta, yang disebabkan oleh
adanya perbedaan perlakuan atas biaya-biaya yang tidak boleh dikurangkan menurut
ketentuan perpajakan.

Perusahaan menyampaikan tanggapan atas SPHP tersebut dan setelah pembahasan


akhir, Perusahaan hanya menyetujui Kurang Bayar PPh Badan sebesar Rp 300 juta,
sementara dari pihak Pemeriksa tetap pada keputusan awal dan menerbitkan SKPKB
pada tanggal 20 November 2020. Karena tidak setuju dengan hal tersebut,
Perusahaan mengajukan keberatan pada tanggal 15 Februari 2020. Adapun atas
kekurangan pajak yang telah disepakati, Perusahaan telah membayarnya pada
tanggal 12 Februari 2020, yaitu sebesar Rp 300 juta.

Fiskus kemudian mengeluarkan Surat Keputusan Keberatan tanggal 2 Juni 2018 dan
menyatakan bahwa keberatan Kurang Bayar PPh Badan diterima sebagian, sehingga
Kurang Bayar PPh Badan menjadi Rp 600 juta. Karena masih belum puas dengan
keputusan keberatan ini, Perusahaan memutuskan untuk mengajukan Banding. Pada
tanggal 15 November 2018, Pengadilan Pajak menerbitkan Surat Keputusan Banding
dengan hasil sebagai berikut: “menerima sebagian banding yang diajukan sehingga
Kurang Bayar PPh Badan menjadi Rp 350 juta”.

Pertanyaan:

a. Kapan paling lambat Perusahaan dapat mengajukan keberatan? Apakah keputusan


Perusahaan untuk hanya membayar Rp 300 juta sebelum mengajukan keberatan dan
tidak membayar pajak terutang sebelum mengajukan banding dapat diperkenankan? Jika
tidak diperkenankan, adakah sanksi yang dikenakan terkait hal tersebut? Jelaskan disertai
dengan dasar hukumnya! (5%)
Dasar hukum mekanisme pengajuan keberatan sendiri telah diatur dalam Pasal 25 UU
KUP dan aturan pelaksananya, yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
202/PMK.03/2015 tentang Perubahan atas PMK No. 9/PMK.03/2013 tentang Tata Cara
Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan (PMK 9/2013 s.t.d.d. PMK 202/2015). Terdapat

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh wajib pajak sebelum mengajukan
keberatan.

Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) PMK 9/2013 s.t.d.d. PMK 202/2015, ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi ketika wajib pajak mengajukan keberatan pajak, antara lain:

 Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia;


 Mengemukakan jumlah pajak terutang, jumlah pajak yang dipotong/dipungut atau
jumlah rugi menurut penghitungan wajib pajak disertai dengan alasan yang menjadi
dasar penghitungan;
 Satu keberatan diajukan hanya untuk satu surat ketetapan pajak, satu pemotongan
atau satu pemungutan pajak (hal ini disesuaikan dengan kasus keberatan yang
diajukan oleh wajib pajak yang bersangkutan);
 Wajib pajak sudah melunasi pajak yang harus dibayar paling sedikit sesuai dengan
jumlah yang disetujui oleh wajib pajak dalam pembahasan hasil akhir, sebelum surat
keberatan pajak disampaikan (persyaratan ini hanya berlaku apabila keberatan
diajukan atas kasus pajak kurang bayar);
 Dapat diajukan dalam jangka waktu tiga bulan sejak surat ketetapan pajak dikirim
atau sejak terjadi pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Kondisi ini tidak
berlaku apabila wajib pajak dapat menunjukan bahwa jangka waktu tersebut tidak
dapat dipenuhi karena kondisi yang terjadi di luar kekuasaan wajib pajak
bersangkutan;
 Surat keberatan pajak harus ditandatangani oleh wajib pajak. Jika Surat Keberatan
ditandatangani oleh bukan wajib pajak maka keberatan pajak tersebut harus
dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana tercantum dalam Pasal 32 ayat (3)
UU KUP; dan
 Wajib pajak tidak mengajukan permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
UU KUP.
Namun demikian, berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (2) PMK 9/2013 s.t.d.d. PMK
202/2015, apabila wajib pajak masih melakukan kesalahan dalam pembuatan surat
pengajuan keberatan, Ditjen Pajak tidak serta merta akan menolak pengajuan keberatan.
Dalam hal ini, wajib pajak akan diberikan kesempatan untuk melakukan perbaikan.
Adapun perbaikan tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan sebagaimana
disebutkan dalam persyaratan. Oleh sebab itu, wajib pajak sebaiknya mengajukan
keberatan lebih awal agar mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan. Lebih
lanjut, sesuai Pasal 4 ayat (3) PMK 9/2013 s.t.d.d. PMK 202/2015, tanggal penyampaian
surat keberatan yang telah diperbaiki merupakan tanggal surat keberatan diterima.
Berdasarkan Pasal 4 ayat (4) PMK 9/2013 s.t.d.d. PMK 202/2015, dalam hal wajib pajak
mengajukan keberatan, jangka waktu pelunasan pajak yang masih harus dibayar yang
tidak disetujui dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil
verifikasi –sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) – dan belum dibayar pada
saat pengajuan keberatan, tertangguh sampai dengan satu bulan sejak tanggal
penerbitan surat keputusan keberatan.

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
Berdasarkan penjelasan dasar hukum pengajuan keberatan, Hal tersebut diperkenankan
dengan menyertai semua persyaratan yang mendukung.

b. Jika diasumsikan PT Adidaya Plastik menerima hasil keputusan keberatan, berapa pajak
yang masih harus dibayar (termasuk sanksi pajak, jika ada) oleh Perusahaan? Kapan
Perusahaan harus membayarnya? Berikan penjelasan (dan perhitungan) disertai dengan
dasar hukumnya! (5%)
 STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan,
Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak
yang harus dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak
tanggal diterbitkan. (Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 28 TAHUN 2007).

 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan dan tidak mengajukan permohonan
banding, pelunasan atas jumlah pajak yang belum dibayar dilakukan paling lama 1
(satu) bulan sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 48 ayat (1) PP
74 TAHUN 2011)
 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan keberatan atas SKPKB atau SKPKBT untuk Tahun
Pajak 2008 dan sesudahnya, jangka waktu pelunasan untuk jumlah pajak yang belum
dibayar pada saat pengajuan keberatan sebesar pajak yang tidak disetujui dalam
pembahasan akhir hasil pemeriksaan, tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak
tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan. (Pasal 6 ayat (2) PMK-
242/PMK.03/2014)
 Dikecualikan dari ketentuan ini, untuk jumlah pajak yang tidak disetujui dalam hasil
pembahasan akhir hasil pemeriksaan baik sebagian atau seluruhnya, namun tidak
diajukan keberatan, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan SKPKB atau SKPKBT untuk Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya. (Pasal 6 ayat
(3) PMK-242/PMK.03/2014)
 Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam
jangka waktu ini, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih
dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal 48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)
 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, pelunasan atas jumlah pajak
yang belum dibayar dilakukan paling lama 1 (atu) bulan sejak tanggal penerbitan
Putusan Banding. (Pasal 48 ayat (2) PP 74 TAHUN 2011)
 Dalam hal Wajib Pajak mengajukan banding atas Surat Keputusan Keberatan
sehubungan dengan SKPKB atau SKPKBT untuk Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya,
jangka waktu pelunasan tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Putusan Banding. (Pasal 6 ayat (4) PMK-242/PMK.03/2014)
 Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam
jangka waktu ini, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih
dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal 48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)
 Dalam hal Wajib Pajak menyetujui seluruh jumlah pajak yang masih harus dibayar
dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan atau Pembahasan Akhir Hasil Verifikasi,
pelunasan atas jumlah pajak yang masih harus dibayar dilakukan paling lama 1 (satu)

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
bulan sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak. (Pasal 48 ayat (3) PP 74 TAHUN
2011)
 Dalam hal Wajib Pajak tidak melunasi jumlah pajak yang masih harus dibayar dalam
jangka waktu ini, pajak yang masih harus dibayar tersebut ditagih dengan terlebih
dahulu menerbitkan Surat Teguran. (Pasal 48 ayat (5) PP 74 TAHUN 2011)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka perusahaan harus membyara pajak kurang bayar paling
lama 1 bulan sejak surat keputusan keberatan dikeluarkan dan diterima.

BERDASARKAN Pasal 18 ayat (1) PMK 9/2013 sttd PMK 202/2015, dalam hal pengajuan
keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi
administrasi berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan
dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (9) Undang-Undang KUP.
Perhitungan :
Sanksi administasi = 50% x Rp. 350.000.000 = Rp. 175.000.000
Pajak kurang bayar = Rp. 300.000.000
Total yang harus dibayar : Rp 475.000.000,-

c. Kapan paling lambat Perusahaan dapat mengajukan banding? Apakah syarat-syarat yang
harus dipenuhi Perusahaan untuk pengajuan banding tersebut? Jelaskan disertai dengan
dasar hukumnya! (5%)
SYARAT PENGAJUAN BANDING
 Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan
peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan.
 Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang
jelas paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan
dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan tersebut.
 Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

PIHAK YANG MENGAJUKAN BANDING


 Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli, warisnya, seorang pengurus, atau
kuasa hukumnya.
 Apabila selama proses Banding, pemohon Banding meninggal dunia, Banding
dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya, kuasa hukum dari ahli warisnya, atau
pengampunya dalam hal pemohon Banding pailit.
 Apabila selama proses Banding pemohon Banding melakukan penggabungan,
peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi, permohonan dimaksud
dapat dilanjutkan oleh pihak yang menerima pertanggungjawaban karena
penggabungan, peleburan, pemecahan/pemekaran usaha, atau likuidasi
dimaksud.
Waktu paling lambat untuk mengajukan banding adalah paling maksimal 3 bulan sejak
tanggal diterima surat keputusan banding.

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
d. Berdasarkan hasil keputusan banding, berapa besarnya pajak yang masih harus dibayar
(termasuk sanksi pajak, jika ada) oleh Perusahaan? Kapan Perusahaan harus
membayarnya? Berikan penjelasan (dan perhitungan) disertai dengan dasar hukumnya!
(5%)
STP, SKPKB, SKPKBT, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan
Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus
dibayar bertambah, harus dilunasi dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan. (Pasal 9 ayat (3) UU Nomor 28 TAHUN 2007).

Berdasarkan penejasan dasar hukum diatas, perusahaan harus membayar sisa pajak paling
lamnbat 1 bulan sejak surat banding di setujui.

Perhitungan :
Sanksi administasi = 50% x Rp. 350.000.000 = Rp. 175.000.000
Pajak kurang bayar = Rp. 300.000.000
Total yang harus dibayar : Rp 475.000.000,-
Yang sudah dibayar = Rp. 300.000.000,-
Sisa yang harus dibayar : Rp. 175.000.000,-

This study source was downloaded by 100000830488965 from CourseHero.com on 04-18-2022 03:45:55 GMT -05:00
TAXN6042 - Introduction to Taxation
https://www.coursehero.com/file/96063193/20210228120415-W2-TP1-TAXN6042docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai