Minggu 7
Essay
Bribery atau penyuapan adalah bagian dari korupsi yang didefinisikan sebagai
penawaran, atau memberikan sesuatu untuk mempengaruhi keputusan/proses yang resmi.
Sementara Questionable payment adalah pemberian yang tidak jelas dan dicuragai adalah
penyuapan.
2. Memberikan gift atau bribery mengundang pro dan kontra. Jelaskan beberapa alasan yang
pro dan kontra!
Pemberian hadiah menjadi pro dan kontra di masyarakat. Alasan mengapa masih banyak dari
kita yang dengan sukarela memberikan hadiah (pro) adalah etika berterima kasih dan
mempererat jalinan relasi antara pemberi dan yang diberi. Dilansir dari Laman BNN, Hadiah
merupakan pemberian yang bersifat wajar kekeluargaan, dan tidak terkait sama sekali dengan
jabatan. Namun, jika hadiah tersebut diterima oleh Penyelenggara Negara atau Pegawai
Negeri bisa disebut sebagai gratifikasi. Hadiah tersebut berevolusi dari yang awalnya bersifat
netral menjadi pemberian yang ilegal. Gratifikasi dapat dianggap ilegal jika yang diterima
oleh Penyelenggara Negara atau Pegawai Negeri berhubungan dengan Jabatan dan
berlawanan dengan tugasnya seperti suap dan pemerasan.
3. Jelaskan empat startegi utama yang dapat membantu Multi National Company (MNC)
menjalankan bisnis secara global dengan tetap menjaga etika!
1. Melakukan Riset di negara tujuan terutama tentang etika yang berlaku di negara
tersebut
1. Komitmen
2. Perencanaan
Perusahaan perlu memahami aturan pemindanaan korporasi, resiko korupsi, dan peta
resiko korupsi.
3. Pelaksanaan
4. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, korporasi akan mengecek kembali tahapan yang telah dilakukan,
dari perencanaan hingga pelaksanaan.
5. Perbaikan
Fokus pada tahapan ini adalah fungsi korektif. Jika tahapan-tahapan sebelumnya
dilaksanakan dengan baik, maka siklusnya perencanaanpelaksanaan-evaluasi dapat
diulang.
6. Respon
Respon menjadi tahapan penting dari siklus ini karena menjadi pilihan solusi atas
tantangan persaingan bisnis yang tidak kompetitif yang dihadapi oleh korporasi yang
telah menjalankan seluruh siklus pencegahan korupsi ini.
Kasus
Pada puncak Peringatan Hakordia Kemenkeu Tahun 2021 ini, Inspektorat Jenderal
Kemenkeu bersama Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK melakukan
penandatanganan Perjanjian Kerja Sama terkait integrasi ALPHA dan LHKPN oleh
Inspektur Jenderal Kemenkeu dan Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK.
Perjanjian kerja sama ini sebagai pedoman bagi para pihak dalam rangka kerja sama
pelaksanaan integrasi ALPHA dan LHKPN, mendukung kegiatan pengawasan internal,
serta sebagai penyederhanaan administrasi pelaporan kewajiban dari pejabat dan/atau
pegawai di Kementerian Keuangan.
Dengan adanya perjanjian kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
integritas data, serta memberikan manfaat optimal bagi Kementerian Keuangan. “Namun
saya akan menekankan, compliance terhadap sikap tranparansi dalam bentuk laporan
harta dan kekayaan seluruh penyelenggara negara harus dilakukan. Nah, upaya untuk
men-simplify menjadi sangat bagus. Jadi saya senang dengan inisiatif ini, antara KPK
dengan Kementerian Keuangan,” ujar Menkeu.
Salah satu akar masalah dari korupsi adalah rendahnya nilai integritas individu maupun
secara organisasi. Rangkaian tindakan pencegahan korupsi telah dikembangkan,
diantaranya melalui implementasi Survei Penilaian Integritas (SPI) yang pertama kali
diselenggarakan oleh KPK pada tahun 2007 dengan metode telah diterapkan secara luas
di beberapa negara dengan nama integrity assessment dan diakui secara internasional.
Survei Penilaian Integritas bermanfaat untuk memotret kondisi integritas dan capaian
upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan kementerian, lembaga, dan
pemerintah daerah, serta sebagai early warning system yang dapat membantu memetakan
area rentan KKN.
Kementerian Keuangan yang merupakan salah satu institusi yang dipercaya KPK untuk
menyelenggarakan survei secara mandiri terus berupaya menjaga interitas para
pegawainya. Sesuai dengan hasil Survei Penilaian Integritas yang dilakukan selama tiga
tahun terakhir, pada tahun 2020 Kementerian Keuangan memperoleh skor 88.96. Hasil
skor tersebut menunjukkan bahwa Kementerian Keuangan termasuk institusi yang
berpredikat risiko rendah.
Di Kementerian Keuangan, integritas merupakan core value dan landasan awal pertama
dari kelima nilai Kemenkeu, yakni integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan
kesempurnaan. Kementerian Keuangan berkomitmen membangun sistem yang lebih
tahan terhadap kemungkinan perilaku korupsi, selanjutnya budaya dan perilaku, yang
seluruhnya dibangun dengan pondasi integritas sebagai pondasi utama.
Pada kesempatan baik ini, Menteri Keuangan juga mengajak seluruh peserta webinar
untuk bersama menjaga integritas. “Selama bertahun-tahun dalam kita memperingati hari
antikorupsi selalu saya menekankan betapa pentingnya integritas. Ini adalah identik
dengan kehormatan Anda, dengan harga diri Anda. Kalau Anda punya kehormatan dan
identitas, seharusnya itu adalah harta yang paling penting. Jadi seharusnya tidak di
kompromikan atau dijual belikan. Makanya saya selalu mengatakan jaga integritas.
Karena itu adalah dignity Anda. Kehormatan Anda. Jaga integritas karena itu adalah
identik dengan marwah Anda,” tegas Menkeu.
Sumber: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-pers-hakordia-2021-
budaya-antikorupsi-menjaga-pengelolaan-keuangan-negara/
Pertanyaan:
a. Bagaimana tindakan pencegahan korupsi yang dilakukan Kementrian Keuangan?
b. Jelaskan yang dimaksud dengan integritas dalam paparan tersebut diatas, mengapa
integritas penting dalam pencegahan korupsi!
Integritas yang ada bukan hanya tidak korupsi tetapi juga accountable, berkompetensi
dan memiliki etika. Integritas penting dalam pencegahan korupsi karena core value
dari integrity akan membawa transparansi sehingga meminimalisir terjadinya korupsi.
Referensi :
https://www.great.gov.uk/advice/manage-risk-bribery-corruption-and-abuse-human-
rights/bribery-and-corruption-understand-risks/
https://persi.or.id/wp-content/uploads/2019/04/buku_panduangkpk.pdf