LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Prinsip Dasar Akuntansi Pajak
a. Definisi Akuntansi Pajak
Peristiwa yang dapat mengakibatkan berubahnya posisi
keuangan perusahaan merupakan sebuah proses akuntansi yang
dimulai dengan adanya transaksi. Transaksi inilah yang dapat menjadi
atensi pemerintah dalam mengeluarkan peraturan-peraturan
perpajakan agar dapat memungut pajak atas transaksi untuk
pembangunan di Indonesia. Dalam pertemuan antara akuntansi
dengan pajak, perusahaan condong menerapkan akuntansi yang
sudah sesuai dengan peraturan pajak. Dengan demikian akuntansi
pajak merupakan proses menyiapkan dan melaporkan perhitungan
pajak terutang serta melakukan perencanaan pajak.
b. Prinsip Dasar Akuntansi Pajak
Akuntansi pajak tercipta karena adanya suatu prinsip dasar yang
diatur dalam Undang-Undang Perpajakan dan pembentukannya
dipengaruhi oleh fungsi perpajakan dalam mengimplementasikan
sebagai kebijakan pemerintah. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan
dalam akuntansi komersial bersifat tidak memihak terhadap produk-
produk yang dihasilkan oleh akuntansi sehingga terdapat karakteristik
dan tujuan pelaporan keuangan fiskal yang berbeda. Kewajiban
pembukuan, seperti telah dijelaskan merujuk pada penjelasan Pasal
13 Undang-Undang Pajak Penghasilan dengan prinsip dasar
pembukuan, haruslah diselenggarakan dengan cara atau sistem lazim
dipakai di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan kecuali
perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
6
7
2) Mengatur (Regulator)
Fungsi mengatur (regulator) dibuat oleh pemerintah untuk
kepentingan masyarakat yang menitikberatkan kepada
pengeluaran yang diperuntukkan pada kebijakan-kebijakan baik di
bidang ekonomi maupun sosial.
3) Pendistribusian Pendapatan (Retribusi)
Fungsi pendistribusian pendapatan (retribusi) secara
ekonomi dapat membuat inflasi maupun deflasi menjadi rendah
maupun tinggi dalam penekanannya agar masyarakat sejahtera
dengan membuat berbagai kegiatan yang mendatangkan
penghasilan atas pekerjaannya.
4) Stabilitas
Fungsi stabilitas lebih menitikberatkan pada upaya
membuat kestabilan suatu negara yang berkaitan dengan
mengurangi keresahan yang dialami oleh masyarakat dapat
dilakukannnya pengalokasian pembiayaan kepada daerah malalui
alokasi khusus daerah.
e. Objek Pajak
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, yang menjadi objek
pajak adalah penghasilan. Penghasilan dapat diartikan sebagai
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau menambah kekayaan wajib pajak bersangkutan dengan nama
atau bentuk apapun. Adapun yang termasuk penghasilan sebagai
berikut:
1) Imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan atau jasa seperti upah,
gaji, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun, atau dalam bentuk lainnya.
2) Hadiah yang berasal dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan
penghargaan.
3) Laba usaha.
11
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa referensi penelitian terdahulu yang menjadi acuan
penulis dalam melaksanakan penelitian yakni sebagai berikut:
Tabel II-2.
Penelitian Terdahulu
Nama Judul
No. Hasil Penelitian Perbedaan
Peneliti Penelitian
Lambidju Koreksi Hasil Penelitian Penelitian
dan Elim Fiskal menunjukkan bahwa terdahulu
(2021) Laporan jumlah laba dalam dilakukan pada
Keuangan laporan keuangan perusahaan
Komersial komersial dengan manufaktur,
Dalam jumlah laba dalam sedangkan
Perhitungan laporan keuangan Penelitian ini
Pajak fiskal berbeda, hal ini dilakukan pada
Penghasilan disebabkan karena lembaga
Terutang terdapat biaya/ keuangan yaitu
Pada Pt. pendapatan yang BPR. Penelitian
Xyz tidak sesuai dengan terdahulu
1
peraturan perpajakan menggunakan
yaitu biaya metode deskriptif
perjalanan dinas, kualitatif,
biaya telepon/internet sedangkan
dan biaya penelitian ini
pemeliharaan menggunakan
kendaraan serta metode deductif
pendapatan jasa giro data analysis,
dan pajak jasa giro. unitizing, dan
categorizing dan
deskriptif
komparatif.
28
dengan selisih Rp
103.199.472,9,
dari selisih jumlah
PPh Badan pada
tahun sebelumnya
sehingga
perusahaan
melakukan
rekonsiliasi akan
menghasilkan
pajak penghasilan
final atas selisih
lebih penilaian
kembali
(Revaluasi).
Dariansyah Analisa Hasil penelitian Penelitian
(2020) Penerapan menunjukkan terdahulu
Perhitungan bahwa perhitungan dilakukan pada
Rekonsiliasi Rekonsiliasi Fiskal wilayah kerja
Fiskal dalam perhitungan kantor pelayanan
Terhadap Pajak belum sesuai pajak,
Laporan Undang Undang sedangkan
5 Keuangan Pajak yang belaku Penelitian ini
Komersial Pt saat ini. Karena dilakukan pada
Xyz Pada sesuai tarif pajak bidang
Wilayah yangberlaku perbankan yaitu
Kerja Kantor berdasarkan BPR. Penelitian
Pelayanan peredaran bruto terdahulu
Pajak Pulo perusahaan dan menggunakan
Gadung dengan pendekatan
32
C. Kerangka Pemikiran
PT Bank Perkreditan Rakyat Bali Dewata merupakan perusahaan yang
kegiatan operasionalnya bergerak di bidang perbankan. Sebagai perusahaan
yang terus mengalami perkembangan, PT Bank Perkreditan Rakyat Bali
Dewata tentu harus menyajikan laporan keuangan yang diberikan kepada
pihak-pihak berkepentingan. Dalam menjalankan aktivitasnya maka PT Bank
Perkreditan Rakyat Bali Dewata perlu melakukan perhitungan PPh Badan
untuk mengetahui PKP.
33
Gambar II-1.
Kerangka Pemikiran Analisis Penerapan Laporan Rekonsiliasi Fiskal
Terhadap Laporan Keuangan Komersial
di PT Bank Perkreditan Rakyat Bali Dewata
34
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang sementara terhadap permasalahan
mengenai apa saja yang sedang diamati dalam usaha untuk memahaminya.
Dari latar belakang masalah dan pokok permasalahan yang telah diuraikan di
atas maka hipotesis yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Adanya pemicu terhadap perbedaan antara laporan keuangan yang
dihasilkan oleh akuntansi komersial dan akuntansi perpajakan serta apa
saja pos-pos yang perlu di koreksi.
2. Adanya dampak atau pengaruh rekonsiliasi atau koreksi terhadap
besarnya Pajak Penghasilan (PPh) terutang.
E. Definisi Operasional
1. Rekonsiliasi Fiskal dan PPh Badan
Koreksi atau rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian PT Bank
Perkreditan Rakyat Bali Dewata atas laba komersial yang berbeda dengan
ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan neto atau laba yang
sesuai dengan ketentuan pajak. PPh Badan adalah pajak atas
penghasilan PT Bank Perkreditan Rakyat Bali Dewata yang diperoleh
terutang bergantung pada jumlah besarnya laba sebelum pajak diketahui
secara akurat jika pembukuan yang dilakukan telah sesuai dengan
ketentuan prinsip akuntansi berlaku umum. Adapun variabel perhitungan
PPh Badan PT Bank Perkreditan Rakyat Bali Dewata dapat diukur
berdasarkan perhitungan dan Pasal 29.
2. Laporan Keuangan Komersial
Laporan keuangan komersial adalah suatu alat informasi yang dapat
digunakan untuk mengkomunikasikan kondisi keuangan dan kinerja PT
Bank Perkreditan Rakyat Bali Dewata kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data keuangan PT Bank Perkreditan Rakyat Bali
Dewata.